Você está na página 1de 2

Analisis kadar protein pada propolis menggunakan metode Kjeldahl.

Proses destruksi diambil


sampel sebanyak 1gram kemudian di tambahkan asam kuat pekat (asam sulfat) ke dalam
sampel dan proses pemanasan pada suhu tinggi, sehingga menghasilkan larutan berwarna
jernih yang mengandung amonium sulfat. Banyaknya sampel yang digunakan pada
proses ini yaitu 1 gram. Tahap destruksi ini dilakukan agar seluruh karbon dan hidrogen
teroksidasi dan nitrogen diubah menjadi amonium sulfat. Untuk mempercepat proses
destruksi, ditambahkan tablet Kjeldahl yang mengandung kalium sulfat, tembaga sulfat, dan
titanium dioksida. Kalium sulfat berfungsi meningkatkan titik didih asam sulfat
sedangkan untuk tembaga sulfat dan titanium.

Analisis kadar protein pada propolis menggunakan metode Kjeldahl yaitu 1 gram ekstrak

propolis dimasukan dalam labu Kjeldahl kemudian di tambahkan tablet Kjeldahl 1 butir dan

larutan asam sulfat pekat 10 mL ke dalam labu Kjeldahl. Semua bahan pada labu Kjeldahl

didestruksi sampai mendidih dan larutan menjadi jernih. 50 mL aquades ditambahkan lalu

larutan didinginkan hingga suhu kamar dan diambil 10 mL filtrat. Kadar nitrogen total

ditentukan menggunakan Spectrodirect dengan mengambil sampel filtrat sebanyak 10 mL

𝑁 ×𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 ×6,25 ×𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝐿 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙


%Protein = × 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Metode Kjeldahl digunakan secara luas di seluruh dunia dan masih merupakan metode standar

yang digunakan untuk penetapan kadar protein. Sifatnya yang universal, presisi tinggi dan

reprodusibilitas baik membuat metode ini banyak digunakan untuk penetapan kadar protein.

Metode Kjeldahl memiliki kekurangan yaitu purina, pirimidina, vitamin-vitamin, asam amino

besar, dan kreatina ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen. Walaupun demikian, cara ini

masih digunakan dan dianggap cukup teliti digunakan sebagai penentu kadar protein (Winarno,

2004)
Metode Kjeldahl merupakan metode untuk menentukan kadar protein kasar karena terikut

senyawa N bukan protein seperti urea, asam nukleat, purin, pirimidin dan sebagainya. Prinsip

kerja metode Kjeldahl adalah mengubah senyawa organik menjadi anorganik (Rosaini dkk.,

2015).

Metode Kjeldahl dipilih karena sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino,

protein, dan senyawa yang mengandung protein.

Você também pode gostar