Você está na página 1de 11

AGAMA ISLAM

KELOMPOK 04
“ LINGKUNGAN DAN KESEHATAN DALAM ISLAM “

Disusun Oleh :
1. Ajeng Putri M. W
2. Fahrani Ayu Khasanah ( 20180301069)
3. Sugianti
4. Septi Rahayu

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu- Ilmu Kesehatan
Universitas Esa Unggul
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah agama islam dengan
judul " Lingkungan dan Kesehatan dalam islam" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta Barat, 20 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang ............................................................................................................ 1
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 6
I.3 Tujuan............................................................................................................................9
BAB II PEMBAHASAN
2. 1 Tujuan ...................................................................................................................... 11
2.2 Landasan Teori.......................................................................................................... 12
2.3 Pelaksanaan Praktikum ............................................................................................. 13
2.3.1 Alat dan bahan ....................................................................................................... 13
2.3.2 Langkah Kerja ........................................................................................................ 14
BAB III ISOLASI BAKTERI DAN JAMUR
3.1 Tujuan ....................................................................................................................... 16
3.2 Landasan Teori.......................................................................................................... 16
3.3 Pelaksanaan Praktikum ............................................................................................. 17
3.3.1 Alat dan bahan ....................................................................................................... 17
3.3.2 Langkah Kerja ........................................................................................................ 18
3.4 Hasil dan Pembahasan .............................................................................................. 19
3.5 Kesimpulan ............................................................................................................... 20
BAB IV PEREMAJAAN BAKTERI DAN JAMUR
4.1 Tujuan ....................................................................................................................... 21
4.2 Landasan Teori.......................................................................................................... 22
4.3 Pelaksanaan Praktikum ............................................................................................. 23
4.3.1 Alat dan bahan ....................................................................................................... 23
4.3.2 Langkah Kerja ........................................................................................................ 23
4.4 Hasil dan Pembahasan ............................................................................................. 24
4.5 Kesimpulan ............................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu keadaan yang sangat penting bagi manusia. Setiap manusia
sangat mendambakan kesehatan, mulai dari anak baru lahir sampai yang sudah berusia tua,
kesehatan selalu mereka butuhkan. Oleh karena itu pencarian Ilmu Kesehatan sudah dimulai
sejak manusia purba, karena manusia sudah diserang oleh penyakit-penyakit sejak dilahirkan.
Kita tidak perlu heran bagaimana susahnya seorang ibu atau seorang bapak kalau anaknya di
timpa penyakit yang tidak sembuh-sembuh, lebih-lebih lagi kalau yang terkena penyakit itu
adalah dirinya sendiri.
Ilmu Kedokteran mulai didapat oleh sarjana - sarjana Islam seperti Ibnu Sina dan lain-
lain, yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hanya saja mulai abad 16, penemuan-
penemuan Ilmu Kedokteran tersebut beralih ke tangan sarjana-sarjana barat.
Namun Islam yang merupakan Dinullah juga berisi pokok-pokok Kedokteran Ilmu Kesehatan
yang sumbernya adalah Al- Qur’an dan as-Sunnah. Bahkan pencegahan penyakit yang
ditunjuki oleh Al-Qur’an itu jauh lebih luas, lengkap dan sempurna karena kesehatan yang
dianjurkan meliputi pencegahan penyakit manusia di dunia dan juga diakhirat nanti.
Kebersihan merupakan salah salah satu pokok dalam memelihara kelangsungan
eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali berusaha untuk membersihkan
dirinya. Bersih adalah kondisi sesuatu yang bebas dari hal yang kotor. Jadi benda yang di
katakan bersih apabila tidak ada kotoran berupa apa pun. Maka dari pengertian ini dapahi
diketahui bahwa kondisi bersih berarti sesuatu hal yang harus dijaga dan dirawat dari hal-hal
yang kotor yang dapat dihinggapi oleh kuman serta menjadi sarang penyakit. Dalam
membangun konsep kebersihan, Islam menetapkan berbagai macam peristilahan tentang
kebersihan.
Yaitu istilah thaharah, nazhafah, tazkiyah, dan fitrah. Thaharah biasa digunakan untuk
menyebut kebersihan badani sebagai syarat untuk melaksanakan ibadah. Nazhafa biasanya
gunakan untuk menyebut lingkungan sekitar yang bersih. Tazkiyah digunakan untuk menyebut
kebersihan sesuatu yang tidak tampak. Sedangkan fitrah biasa digunakan untuk menyebut
kebersihan holistik umat manusian berkenaan dengan keyakinan dan jiwa.
Semua mengandung makna bersih zahir dan batin. Dalam ajaran Islam, bersih zahir tidak cukup
tetapi dalamnya pun harus suci.
Karenanya sesuatu yang tampak luarnya bersih masih harus juga disucikan batinnya.
Contoh, orang yang hendak melaksanakan shalat tidak cukup hanya bersih, tetapi juga harus

4
suci. Suci zahir saja tidak cukup tetapi juga harus suci dari najis yang sifatnya batin, yaitu suci
dari hadats kecil dan hadats besar. Bahkan seorang hamba yang hendak menyempurnakan
beribadah kepada Allah harus bersih dari perbuatan dosa, maka ia harus bertaubat, beristighfar
dan berbuat baik.
Karenanya, makna bersih amat holistik yang menyangkut berbagai persoalan
kehidupan, baik dunia dan akhirat. Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat
hubungannya dengan kesehatan. Karenanya tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan
sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rohani, dan sosial
sehingga mampu menjadi umat pilihan dan khalifah Allah untuk memakmurkan bumi.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia”. Karena kesehatan merupakan hak
asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya
kesehatan untuk menjalankan agama secara sempurna.

I.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalahnya adalah menjelaskan tentang lingkungan dan kesehatan dalam islam.

I.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan maka tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan mengenai lingkungan dan kesehatan dalam islam, memahami prinsip
– prinsip dalam mengelola lingkungan hidup serta memahami konsep islam menjaga
kesehatan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lingkungan
Lingkungan dalam pandangan islam, ditinjau dari beberapa aspek antara lain :
a. Agama Islam
Agama dalam surat Al Mu’minum 23:52 merupakan sumber nilai yang dapat
merubah alam menjadi suatu sumber kehidupan yang positif maupun negatif ( mudarat)
: surat An Nahl 16:123. Islam sebagai sistem nilai dan norma untuk memecahkan
masalah kehidupan seluruh makhluk di bumi ini sebagai ungkapan rasa tanggung jawab
( QS. An Nur 24:41). Agama ( QS.Ar- Rum 30:43) sebagai sumber nilai, moralitas dan
spiritual bagi masyarakat pendukungnya, merupakan salah satu faktor strategis yang
turut mempengaruhi pandangan masyarakat tentang lingkungan hidup. Karena itum
konsep- konsep dan ajaran agama pada gilirannya mempunyai arti penting bagi
pengembangan kesadaran kelestarian lingkungan hidup bagi masyarakat. Kaitan islam
sebagai agama akan ikut mempengaruhi konsep pandangan tentang lingkungan hidup.
Alam dan kehidupan merupakan lingkungan hidup manusia dalam sistem alam
semesta menurut QS. Taha’ 20:53. Sistem nilai dan norma tertentu, manusia dapat
merubah alam menjadi suatu sumber kehidupan yang positif maupun negatif ( mudarat),
yang akan memiliki dampak pada alam. Dampak tersebut akan membawa manusia pada
kebahagiaan, kesejahteraan atau kemuliaan, sedang dampak mudaratnya bisa
menyebabkan kehancuran kehidupan manusia itu sendiri : QS. Al – Isra’ 17:37. Dengan
sistem nilai dan norma islam dapatlah mendekati adanya berbagai aspek kehidupan dan
lingkungan hidup serta dimensi alam semesta. Keterikatan sepenuhnya secara kuat
terhadap sistem nilai ilahiyah maka manusia tidak akan cenderung antroposentris,
artinya bila ia melakukan sesuatu untuk mempertahankan, memelihara,
mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya tidak hanya terarah kepada diri
manusia sendiri. Manusia yang demikian selalu mengingat ( “dzikir” : QS. Taha 20:33)
Allah dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring dan memikirkan (fikir) tentang
penciptaan langit dan bumi. Dan akhirnya ia menghayati rasa tanggung jawab terhadap
mutu kehidupan dan menyerahkan penilaiannya kepada Allah.

b. Kejadian Alam
6
Proses kejadian alam pada terjemahan Qur’an maka kita akan mendapati bahwa
proses penciptaan berlangsung selama enam hari. Seperti firman Allah dalam QS.
Al- A’Raaf ayat 54 “Tuhanmu adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam hari”. Sedikit sekali jumlah terjemah atau tafsir Qur’an yang
mengingatkan bahwa kata “hari” harus dipahami sebagai “periode”. Arti yang
paling sering dipakai daripada “yaum” adalah “hari”, karena yang dimaksudkan
adalah terangnya waktu siang dan bukan waktu antara terbenamnya matahari
sampai terbenamnya lagi. Kata jamak “ayyam” dapat berarti beberapa hari tetapi
juga dapat berarti waktu yang tak terbatas. Bahwa kata “yaum” dapat berarti
“periode” yang sangat berbeda dari “hari” telah menarik perhatian ahli tafsir kuno
yang tentu saja tidak mempunyai pengetahuan tentang tahap- tahap terjadinya alam
seperti yang kita miliki sekarang.
Abu saud ahli tafsir abad XVI M, tidak dapat menggambarkan hari yang
ditetapkan oleh astronomi dalam hubungannya dengan berputarnya bumi dan
mengatakan bahwa untuk penciptaan alam diperlukan suatu pembagian waktu,
bukan dalam “hari” yang bisa kita pahami, akan tetapi dalam “peristiwa- peristiwa”
atau dalam bahasa arabnya “naubat”.
Firman Allah dalam QS. Fush Shilat ayat 9-12

‫ب‬ ُّ ‫ون لَهُ أ َ ْندَادًا ذَ ِلكَ َر‬ َ ُ‫ض فِي يَ ْو َم ْي ِن َوت َ ْجعَل‬ َ ‫األر‬
ْ ‫ق‬ َ َ‫ون ِبالَّذِي َخل‬ َ ‫قُ ْل أَئِنَّ ُك ْم لَت َ ْكفُ ُر‬
‫اركَ فِي َها َوقَد ََّر فِي َها أ َ ْق َوات َ َها فِي أ َ ْربَعَ ِة‬ َ َ‫س َي ِم ْن فَ ْوقِ َها َوب‬ ِ ‫) َو َجعَ َل فِي َها َر َوا‬9( ‫ين‬ َ ‫ا ْلعَالَ ِم‬
‫ض‬ ِ ‫ألر‬ْ ‫اء َو ِه َي ُد َخا ٌن فَقَا َل لَ َها َو ِل‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫ست َ َوى ِإلَى ال‬ ْ ‫) ث ُ َّم ا‬10( ‫ين‬ َ ‫سائِ ِل‬
َّ ‫س َوا ًء ِلل‬ َ ‫أَيَّ ٍام‬
‫ت ِفي يَ ْو َم ْي ِن‬ ٍ ‫س َم َوا‬ َ ‫س ْب َع‬ َ ‫ضا ُه َّن‬ َ َ‫) فَق‬11( ‫ين‬ َ ‫اِئْ ِت َيا َط ْوعًا أ َ ْو ك َْر ًها قَالَتَا أَت َ ْينَا َطا ِئ ِع‬
‫يز‬ ُ ‫ظا ذَ ِلكَ ت َ ْقد‬
ِ ‫ِير ا ْلعَ ِز‬ ً ‫صابِي َح َو ِح ْف‬ َّ ‫س َماءٍ أ َ ْم َر َها َو َزيَّنَّا ال‬
َ ‫س َما َء ال ُّد ْنيَا بِ َم‬ َ ‫َوأ َ ْو َحى فِي ك ُِل‬
} )12( ‫ا ْلعَ ِل ِيم‬
Katakanlah, "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan
semesta alam.” Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-
makanan (penghuni)nya dalam empat masa genap. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab, "Kami datang dengan
suka hati.” Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang
cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang
Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.

c. Lingkungan Hidup
7
Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan sistem dan memiliki hubungan yang
sangat banyak dengan penghuni, banyak interaksi dan korelasinya. Lingkungan
hidup dalam pandangan islam tidak terlepas dari proses penciptaan Allah yang
tidak secara kebetulan. Kejadian alam semesta yang sistematik mengarahkan
manusia agar mampu menghayati wujud, keesaan dan kebesaran Allah. Mengingat
karena semua kerusakan atau pencemaran lingkungan disebabkan karena ulah
manusia, maka amar ma’ruf nahi mungkar adalah cara terbaik untuk
menanggulangi hal tersebut dengan tinjauan secara teologis dan fenomenologis.
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesastuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya sebagaimana firman allah (QS. Al-Baqarah
2:164).
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan,
bukan terhadap manusia, tetapi juga makhluk hidup lain, seperti hewan dan
tumbuhan. Oleh karena itu seluruh isi alam di peruntukan bagi kelangsungan hidup
dan kesejahteraan manusia maka fungsinya sebagai pendukung kehidupan, karena
lingkungan mempunyai hubungan yang sangat banyak dengan penghuni, banyak
interaksi dan kolerasinya. Maka perlu diteliti dengan cermat untuk memperoleh
pengetahuan lengkap tentang kerumitan yang terdapat dalam lingkungan hidup ,
agar pengelolaan lingkungan hidup dapat dilaksanakan setepat mungkin.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah pemanfaatan dan peningkatan kualitas
lingkungan hidup yang di beban kan kepada manusia sebab allah telah menciptakan
manusia dari bumi (tanah) dan menjadikan manusia sebagai pemakmurnya. Amant
allah yang di beban kan kepada manusia ialah memakmurkan bumi ini dengan
kemakmuran yang mecakup segala bidang, menegakkan masyarakat insani yang
sehat dan membina peradaban insani yang menyeluruh, mencakup semua segi
kehidupan sehingga dapat mewujudkan keadilan hukum ilahi di bumi tanpa
paksaan dan kekerasan, tapi dengan pelajaran dan kesadaran sendiri.
Proses kejadian alam jika kita menyelidiki kebanyakan terjemahan qur’an maka
kita mendapati bahwa proses penciptaan berlangsung selama enam hari. Seperti
firman Allah dalam Q.S Al- A’Raaf ayat 54 “tuhanmu adalah Allah yang
menciptakan langit dan bumi dalam enam hari...”. Sedikit sekali jumlah terjemah

8
atau tafsir Qur’an yang mengingatkan bahwa kata “hari” harus dipahami sebagai
“periode”.
 Hukum
Lingkungan merupakan satu kesatuan segala makhluk ciptaan allah Allah
dan bukti kebesaranNya. Sesungguhnya salah satu tujuan hidup manusia
adalah mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah SWT, dan salah
satu caranya adalah dengan menjaga lingkungan.
 Dalil
Perintah Al-Qur’an dan Hadist mengenai larangan merusak lingkungan
dan menjaga lingkungan ada didalam (QS. Al Qashash:77)
Rasulullah SAW, bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam
tanaman , kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, ataupun hewan, kecuali
baginya dengan tanaman itu adalah sadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas)
Dari riwayat Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang menebang pepohonan, maka allah akan mencelupkannya ke dalam
neraka”
Abu daud menfsirkan bahwa Rasul melarang penebangan tanpa memikirkan dampaknya
terhadap lingkungan. Penebangan boleh dilakukan apabila di minimalisir dampaknya.
Dan allah telah memberikan banyak kenikmatan pada kita, baik itu dari langit maupun dari
bumi.
Hujan yang turun membuat tanah yang tandus kembali ditumbuhin tanaman-tanaman. Semua
itu adalah tanda kebesaran Allah kepada kita? Sesungguhnya perbuatan merusak alam adalah
perbuatan tercela dan sangat dilarang dalam islam.
Nabi SAW, pernah bepergian bersama sa’ad bin Abi Waqqas. Ketika sa’ad ber wudhu, Nabi
berrkata: “jangan menggunakan air berlebihan”. Sa’ad bertanya: “ Apakah menggunakan air
juga bisa berlebihan?”
Ayat dan hadist di atas menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya dengan
menanam pohon, tapi juga dengan tidak berlebih-lebihan dalam pemakaian sumber daya alam.
IV) prinsip-prinsip dalam mengelola lingkungan hidup
Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi saat manusia berinterksi dengan
lingkungan hidup. Prinsip-prinsip ini terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut. Berikut adalah
alam. Baik perilaku secara langsung maupun tidak secara langsung :
 Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for nature)
Dalam QS. Al Qur’an surat Al-anbiya 107

9
“Tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk rahmat bagi semestas alam”
Rahmatan lil alamin bukanlah sekedar motto islam, tapi merupakan tujuan dari islam
itu sendiri. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka sudah sewajarnya apabila islam menjadi
pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagi manifestasi dan rasa kasi bagi alam
semesta tersebut.
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari
alam semesta seluruhnya.
 Prinsip tanggung jawab (Moral responsibility for nature)
Terkait dengan kedua prinsip hormat terhadap alam di atas adalah tanggung jawab
moral terhadap alam, karena manusia diciptakan sebagai khalifah (penanggung jawab) di muka
bumi dan secara ontologis manusia adalah bagian integral dari alam. sesuai dengan firman
Allah dalam (QS.Al-Baqarah: 30). Melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia
mempunyai tanggung jawab terhadap alam semesta seluruhnya dan intergritasnya, diciptakan
oleh tuhan dengan tujuannya masing-masing.
 Solidaritas kosmis (cosmic solidarity)
Terkait dengan kedua prinsip moral tersebut adalah prinsip solidaritas. Sema halnya
dengan kedua prinsip itu, prinsip solidaritas mucul dari kenyataan bahwa manusia ik
 Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for
nature)
Sebagai sesama anggota komuitas ekologis yang setara, manusia digugah untuk
mencintai , menyayangi, dan melestarikan alam semesta dan seluruh isinya, tanpa
diskriminasi dan tanpa dominasi.
Dari anas radhiyallahu ‘ anhu bahwa Nabi’shallallhu alaihi wasallam bersabda
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman , kemudian tanaman itu dimakan oleh
burung, manusia, ataupun hewan, kecuali baginya dengan tanaman itu adalah sadaqah
untuknya”
 Etika dan akhlak lingkungan dalam islam
Etika sebagai cabang ilmu filsafat tidak bisa hanya dipahami sekedar adat atau sopan
santun .
Etika ialah filsafat moral atau akhlak . Dalam bahasa arab, etika disebut “Ilm al-
akhlaq” Etika antroposentrisme yang memandang manusia sebagai pusat alam semesta,
dan hanya manusaia yang mempunyai nilai , sementara alam dan segala isinya hanya
sekedar alat bagi pemuasan kepentingan dan kebutuhan hidup manusia. Etika
antroposentrisme merupakan cara pandang barat, bermula dari aristoteles hingga filsuf-

10
filsuf modern. Sedangkan menurut islam sebagaimana dalam Al-Qur’an , alam bukan
hanya benda yang tidak berarti apa-apa selain dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia . tapi menurut islam alam adalah tanda (ayat) “keberadaan”Allah.
Allah berfirman dalam QS.Adz-Dzariyat:20

11

Você também pode gostar