Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kata Pengantar
Ada kata bijak kuno dari Italia mengenai nature dari terjemahan: “Traddutore, traditore!” Artinya,
“Translators—traitors! / Penerjemah – penghianat” Anda bisa melihat ada yang hilang dalam terjemahan
ekspresi ini: ada banyak persamaan dalam kedua pengucapan dan pengejaan dari kata-kata aslinya, tapi
keduanya menjadi tercemar saat diterjemahkan dalam bahasa Inggris atau Indonesia. Bahkan terjemahan
dari kata bijak ini sendiri mengilustrasikan kebenarannya! Diktum Italia lainnya menunjukan sentimen
yang mirip: “Seluruh terjemahan adalah kebohongan yang sopan!”
Suatu perkataan yang tidak kurang pesimis tentang nature dari terjemahan adalah satu baris puisi
Yahudi dari Hayyim Nachman Bialik, “Dia yang membaca terjemahan Alkitab adalah seperti seseorang
yang mencium pengantinya melalui cadar.” 1 Disatu sisi hal ini benar, tapi seperti yang dikatakan
MacGregor dalam Literary History of the Bible 2, “Tetap, saat cadar harus disitu, tugas penerjemah adalah
membuat cadar itu sebaik mungkin. Wajah wanita yang paling cantik bisa semakin cantik oleh cadar, jika
cadar itu sesuai dengan kecantikannya.” 3
Bisa anda mengerti dari kata-kata diatas, alasan mengapa ada halangan besar menerjemahkan
Alkitab kedalam bahasa lain. Salah satunya, penerjemah yang mengenal bahasa Yunani dan Ibrani, tidak
perlu melakukan penerjemahan bagi dirinya. Dia melakukan itu untuk orang lain. Kedua, dia mungkin
merasa pekerjaannya sudah hancur dari pertama. Terjemahannya tidak pernah bisa seperti dokumen asli.
Standar perbandingan itu hanya menunjukan kekurangan usahannya. Ketiga, karena dia menerjemahkan
Firman Tuhan, beban rohani untuk melakukan hal ini dengan benar sering menjadi beban yang berat.
Setiap penerjemah tahu kalau dia juga adalah seorang penafsir, karena tidak ada terjemahan tanpa
tafsiran. Dan penerjemah Alkitab tahu bahwa sebagai seorang penafsir dia adalah seorang guru, dan
(seperti kata Yakobus), “Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru;
sebab kamu tahu bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.” 4 Bagi
penerjemah “hukuman berat” ini berasal dari manusia bukan Tuhan—karena setiap terjemahan Alkitab
1
Seperti yang dikutip oleh C. C. Ryrie in Formatting the Word of God (Dallas: Bridwell Library,
1998) 11.
2
Geddes MacGregor, A Literary History of the Bible (Nashville: Abingdon, 1968) 190.
3
Seperti yang dikutip oleh Ryrie, Formatting, 11.
4
Suatu kalimat dari Jas 3.1, menangkap semangat pernyataan ini.
Pendahuluan
Sejarah Protestantism sangat terkait dengan Alkitab dalam tiga hal:
1. Protestantism mengajarkan bahwa Alkitab adalah otoritas tertinggi kita, bukan tradisi atau
pribadi atau pengalaman—hanya Alkitab;
2. Protestantism mengajarkan bahwa semua orang percaya memiliki keimaman, artinya, setiap
orang Kristen memiliki hak istimewa dan tanggung jawab untuk mengenal Tuhan dan
kehendakNya yang dinyatakan dalam Alkitab;
3. Perkembangan dari kedua prinsip ini adalah setiap orang Kristen perlu memiliki akses pada
Alkitab dalam bahasanya masing-masing. Maka dari itu, Protestants—lebih dari kelompok
agama lainnya—telah menerjemahkan Alkitab dan berkeinginan kuat agar semua orang bisa
memiliki akses kepada Firman Tuhan. Singkatnya, kita adalah orang dari Kitab.
Alkitab harus ada bagi iman kita. Tidak hanya secara teoritis, tapi juga prakteknya. Tidak hanya
melalui kotbah dan pengajaran, tapi melalui pembacaan dan mempelajarinya secara pribadi. Karena
Alkitab adalah wahyu Allah kepada kita, kita tidak bisa mengenalNya tanpanya. Tanpa Alkitab, Tuhan
yang anda puja adalah allah imajinasi semata.
Saat ini saya akan berbicara mengenai sejarah Alkitab bahasa Inggris. Ini merupakan sejarah yang
menakjubkan dan juga berdarah. Ini adalah drama yang tinggi—suatu cerita politik dan juga pribadi,
literature juga religius. “Tidak ada karya literature yang memiliki pengaruh begitu besar terhadap bahasa
Inggris daripada penerjemahan Alkitab. Tapi, harga untuk menyediakan Alkitab berbahasa Inggris harus
dibayar dengan darah manusia yang berusaha menerjemahkannya.” 8
Saat ini, kita akan melihat masa paling awal, dari Wycliffe sampai kepada King James.
5
Setelah saya menulis kata-kata ini, saya membaca perlakuan Bruce Metzger terhadap Vulgata
dalam Early Versions of the New Testament. Saya terkejut dan senang, saat membaca kembali sentimen
Jerome yang ditujukan kepada Paus Damasus dalam kata pengantar revisi keempat kitab Injil (p. 333 in
Versions), menggemakan maksud yang sama.
6
Demikian kata Dr. Abdullah Ibn Saleh Al-‘Ubaid dalam kata pengantarnya Interpretation of the
meanings of the Noble Qu’rân in the English Language, Summarized in One Volume (Riyadh, Saudi
Arabia: Dar-us-Salam Publications, 1995) 11: “Terakhir, Saya ingin menegaskan bahwa terjemahan ini
hanyalah terjemahan dari penafsiran arti Al Quran dan tidak bisa dianggap sebagai Al Quran atau
dikatakan sebagai Al Quran tapi hanya penafsiran maksudnya, untuk membawanya lebih dekat kepada
pikiran non Arab, dengan harapan Allah mungkin merangkul mereka kedalam Belas KasihanNya dengan
membuka hati mereka, dan agar mereka bisa masuk kedalam agama Allah.”
7
Ada perdebatan apakah Luther benar-benar memaku ke 95 tesis dipintu gereja, karena terbukti
kalau tesisnya itu kemudian dicetak dan disebarkan keseluruh Eropa.
8
Pendahuluan [oleh Donald Brake] dari The Wycliffe New Testament (an Exact Facsimile of
Rawlinson 259 in the Bodleian Library of Oxford University; John Purvey’s revision; Portland, OR:
International Bible Publications, 1986) v.
Latar Belakang
Bayangkan, jika bisa, bagaimana hidup diabad keempat belas di Inggris. Anda kemungkinan besar
adalah orang biasa, seorang petani yang berusaha keras memberikan panen yang layak bagi pemilik
tanah. Seperti orang lain, anda menganggap diri Kristen, tapi bergumul untuk mengerti kehendak Tuhan.
Didalam abad ini, ditahun 1348, the Bubonic Plague atau Black Death/kematian hitam menghantam
Inggris, dan setidaknya salah satu dari empat teman anda dan saudara anda mati dalam beberapa bulan.
Satu dari empat! Duka anda bagi yang terkasih ditambah dengan ketidakpastian tujuan kekal anda. Anda
juga meragukan nasib anda. Ketakutan akan purgatory mendorong dedikasi anda. Anda kurang mendapat
penghiburan dalam gereja; sebaliknya, anda terlibat dalam pemuasan diri. Gereja hanya tertarik pada
uang dan harta anda. Anda ingin kehidupan yang lebih baik.
Sementara itu, Kepemimpinan menjadi krisis utama: Paus hampir tiga perempat abad diasingkan ke
Avignon, Prancis yang disebut “Babylonian Captivity/penawanan Babilon.” Bagaimana orang Inggris bisa
menghormati dan mentaati seorang Paus yang hidup di Prancis—musuh Inggris!
Diatas semua ini, Gereja Inggris sedang kacau. Kedudukan pemerintahan yang terbaik sering
diberikan kepada pelayan (pendeta/pastor), tapi ini menyebabkan kegelisahan dalam orang bangsawan
yang ingin kedudukan itu. Seperti partai Demokrat dan Republik, Inggris memiliki partai pro-pelayan dan
anti-pelayan. Jika anda ingin mempertanyakan struktur otoritas keagamaan, sekarang waktunya. Banyak
yang kelihatannya salah! Tapi jika anda berani bicara kepada biarawan lokal tentang menemukan
kehendak Tuhan dalam Alkitab, anda akan ditegur karena menanyakannya! Selain itu, dia memang tidak
mengetahui jawabannya. Dia hanya membaca Alkitab dalam bahasa Latin, dan hanya bagian – bagian
penting bagi liturgy. Dia tidak pernah membaca Alkitab secara keseluruhan—seumur hidupnya. Selain
itu, keahlian bahasa Latinnya tidak begitu baik—hanya menghafal beberapa doa untuk kepentingan
pelayanan di gereja. Hidup—secara fisik, social, keuangan, rohani—terlihat cukup kelam di Inggris abad
keempatbelas.
Kedalam suasana inilah masuknya “bintang pagi Reformasi,’ seorang bernama John Wycliffe.
Wycliffe dilahirkan diantara tahun 1325 dan 1330; dia dididik di Oxford, mendapat doctor dalam
bidang Teologi diumur 40an, ditahun 1372. Dia adalah seorang teolog Oxford yang menonjol dimasanya.
Walaupun dia adalah seorang pendeta Katolik Roma, dia tidak ragu untuk berbicara melawan Gereja.
Wycliffe tidak menganggap pelayan memiliki hak istimewa—walaupun dia termasuk didalamnya. Dan
pandangannya memiliki dasar kuat dalam Alkitab.
Dia mulai mengorek praktek dan kepercayaan yang tidak sesuai Alkitab dalam gereja. Dia tidak
hanya menolak doktrin transubstantiation—ajaran Katolik bahwa roti dan anggor perjamuan kudus
memang menjadi tubuh dan darah Kristus—tapi dia juga menolak seluruh hirarki gereja, termasuk
otoritas kepausan. Bagi Wycliffe, Alkitablah yang memiliki otoritas tertinggi bukan Paus.
Teks
Teks yang diterjemahkan Wycliffe dan rekannya adalah dari Vulgata Latin bukan dari teks asli
Yunani dan Ibrani. Sekarang, jarang orang berbicara mengenai Vulgata Latin karena itu sangat penting
kita melihat Alkitab bahasa Inggris.
Vulgata adalah Alkitab resmi di Eropa Barat dari akhir abad keempat. Itu merupakan terjemahan
dari Jerome atas perintah Paus Damasus. Karena bahasa Yunani mulai menghilang diEropa Barat setelah
Konstantin memindahkan ibukota ketimur, bahasa Latin secara alami menjadi bahasa umum orang
dibarat. Diabad pertengahan, bahasa Yunani sama sekali tidak dikenal di Eropa Barat. (Bahasa ini tidak
dipelajari diuniversitas manapun sampai tahun 1458, di University of Paris.) Seluruh pelayan di barat
sepanjang seribu tahun telah belajar bahasa Latin, bukan Yunani atau Ibrani. Jika ukurannya lamanya
waktu, Vulgata Latin adalah terjemahan Alkitab paling berpengaruh dalam sejarah.
Kembali ke Wycliffe: Seperti yang telah saya katakan, Wycliffe tidak menerjemahkan dari teks asli
Yunani dan Ibrani. Sebaik apapun Vulgata Latin, pasti ada kekurangan dalam penerjemahannya. Satu hal,
bahasa Latin tidak memiliki definite article. Itu merupakan hadiah yang diberikan bahasa Yunani bagi
Eropa. Tapi article ini muncul dalam PB Yunani hampir 20,000 kali—mengerti penggunaannya sangat
penting bagi ratusan bagian Alkitab. Tapi, Wycliffe sama sekali tidak mengetahui hal ini, karena dia
hanya menggunakan teks Latin sebagai dasar terjemahan.
Terjemahan
Alkitab Wycliffe sampai ke edisi kedua—edisi pertama ditahun 1382 dan yang kedua ditahun 1395,
oleh asisten Wycliffe, John Purvey.11 Walaupun revisi Purvey merupakan peningkatan yang sangat berarti,
kita tidak bisa mengatakan kedua edisi itu adalah suatu karya agung prosa Inggris. Tapi edisi pertama
9
John Wycliffe, Speculum Secularium Dominorum, Opera Minora, ed. John Loserth (London:
Wycliff Society, 1913) 74; mengutip dalam Pendahuluan dari Wycliffe New Testament, vii.
10
Ron Minton, The Making and Preservation of the Bible (n.p.; November, 2000) 216.
Arti Pentingnya
Apa arti penting dari terjemahan Wycliffe?
1. Merupakan Alkitab bahasa Inggris pertama yang lengkap—faktanya, Alkitab lengkap pertama
dalam tiap bahasa Eropa manapun!
2. Secara tidak langsung menghancurkan kekuatan struktur politik-agama dari gereja Roma
Katolik. Orang awam tidak perlu bergantung pada pendeta untuk menghadap Tuhan. Mereka
bisa mengetahui kehendakNya dan menantang pemimpin rohani mereka. Tidak heran ditahun
1408 membaca Alkitab bahasa Inggris adalah pelanggaran hukum. 13 Orang yang memilikinya
membahayakan kebebasan dan hidupnya. Begitu kuatnya pengaruh Wycliffe sehingga ditahun
1415 Paus mengumumkan tulangnya harus digali, dibakar, dan abunya disebar di aliran
Sungat. 14
3. Terjemahannya diselesaikan lebih dari enam tahun sebelum penemuan cetakan yang bisa
dipindah-pindah. Seluruh Alkitab Wycliffe merupakan tulisan tangan. Hal ini mengurangi
pengaruhnya. Walaupun satu Alkitab bisa memakan waktu sampai satu tahun, ribuan salinan
telah dibuat.
Latar Belakang
Tidak ada terjemahan baru yang muncul diantara Alkitab Wycliffe dan Tyndale. Seratus tigapuluh
tahun lewat tanpa perkembangan. Salah satu alasannya adalah hukum Inggris tahun 1408 tentang Alkitab
bahasa Inggris masih berlaku. Masih beresiko membuat salinan Alkitab Wycliffe!
Sementara itu, ada tanda baik diseluruh Eropa. Alkitab bahasa Italia, Prancis, Spanyol, dan Belanda
bermunculan didalam tahun 1400-an, sepertinya terinspirasi oleh usaha awal dari Wycliffe. Hal Ini
menjadi latar belakang munculnya penerjemah Alkitab tunggal paling berpengaruh sepanjang masa.
Beberapa peristiwa besar terjadi diantara masa Wycliffe dan Tyndale.
1. Hampir empat puluh tahun—1378-1417—the “Great Schism” menghancurkan otoritas agama di
Eropa: dimasa ini ada dua Paus yang bersaing—satu di Avignon dan yang kedua di Rome!15
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya yang menjadi wakil Kristus dibumi!
2. Penemuan mesin cetak yang bisa berpindah-pindah (c. 1454). Buku tebal pertama Gutenberg:
Latin Vulgate Bible.
3. 1453: Turki menginvasi Byzantium, disana Emperor Constantine 1100 tahun sebelumnya
memindahkan ibukotanya. Selama 1100 tahun, pelajaran Yunani hilang dari Eropa Barat. Tapi
11
Oxford MS dalam Bodleian Library, 959 E, kemungkinan edisi pertama asli dari Wycliffe
Bible. Gaya bahasanya sangat kaku.
12
Bruce, History, membuat perbandingan yang baik dari kedua edisi dalam Heb 1.1-4, dengan
diskusi (15-16).
13
Dikenal sebagai Constitutions of Oxford. See Bruce, History, 20-23.
14
Keputusan ini tidak dijalankan sampai tahun 1428, 43 tahun setelah kematian Wycliffe.
15
F. F. Bruce, History of the Bible in English, 3rd ed. (New York: Oxford University Press, 1978)
12, mencatat bahwa “Prestise dari kepausan sudah turun demikian jauh, sebagian alasannya adalah
‘Babylonian Captivity/pembuangan Babilon’ dari Paus di Avignon, disana mereka menetap dari tahun
1309 sampai 1378, dibawah kontrol raja Prancis, musuh bebuyutan Inggris; alasan lain adalah ‘Great
Schism’ yang mengikutinya, dimana hampir selama empat puluh tahun (1378-1417) ada dua Paus yang
bersaing, satu di Roma dan lainnya di Avignon, Paus yang satu diakui oleh sebagian kekuatan Eropa dan
yang lainnya oleh sebagian Eropa lainnya.”
16
Lebih jauh, ditahun 1523, bishop London, Cuthbert Tunstall, menolak mengijinkan karyanya
diselesaikan.
17
“Jika Tuhan menyelamatkan hidupku, selama bertahun-tahun aku akan membuat seorang anak
laki-laki yang menarik bajak itu bisa mengenal Alkitab lebih dari sebelumnya” katanya kepada seorang
pria beragama ditahun 1523.
18
Salinan ini ditemukan ditahun 1996. Cf. Minton, Making, 226.
19
Cf. Minton, Making, 223.
20
Suatu surat yang ditemukan diabad terkahirnya dari Tyndale sendiri saat dia dipenjara menanti
eksekusi. Dia meminta pakaian hangat pada yang menangkapnya karena dia cukup kedinginan, terutama
kepalanya. Dia juga meminta apakah bisa mendapat Alkitab bahasa Ibrani dan kamus Ibrani untuk
menghabiskan waktu dengan baik. Seperti Paulus (2 Tim 4:13), kita tidak tahu apakah permintaan itu
pernah dikabulkan.
Teks
Walaupun Tyndale melihat terjemahan bahasa Jermannya Luther dan Vulgata Latin untuk menolong
dia menghadapi bagian yang sulit, terjemahan Pbnya didasarkan pada teks Yunani. Dia banyak
menggunakan edisi ketiga Erasmus. 24
Terjemahan
Edisi tahun 1534 meninggalkan edisi tahun 1526. Ini merupakan bahasa Inggris yang luar biasa dan
terjemahan yang sangat baik dimasa itu. Tyndale mengenal bahasa asli Alkitab lebih dari orang Inggris
21
Kenyataannya, mereka takut kehilangan kontrol. Sekali orang biasa mendapat Alkitab, para
pemimpin tidak bisa lagi menafsirkan kehendak Tuhan bagi mereka tanpa perdebatan.
22
Tyndale memang merubah beberapa hal yang jelas menganggu pelayan Katolik: kata
“congregation” dari “church”; “elder” dari “priest.” Walau kata ejkklhsiva biasanya dipakai untuk
nuansa teksnis dalam PB, Tyndale, dengan beberapa alasan, menerjemahkan itu sebagai
“congregation/jemaat.” Ini karena “church/gereja” disaat itu sangat melekat artinya dengan struktur
Roma Katolik yang sangat menolak teks itu. Beberapa saat didalam periode Reformasi, saat Gereja
Protestan mampu berakar dengan kuat, pembaca bisa melihat kata “gereja” tanpa berpikir tentang
Catholicism.
Terjemahannya terhadap kata presbuvtero" sebagai “elder/penatua” cukup akurat (cf. Titus
1:5) dan lebih baik daripada “priest” (sacerdos).
23
Bruce, History, 52.
24
Sayangnya, edisi Tyndale tahun 1534 menaruh Comma Johanneum dari edisi ketiga Erasmus
tanpa komentar atau catatan, hal ini mungkin juga mempengaruhi KJV khususnya dalam hal ini.
Arti Pentingnya
Tidak mungkin terlalu melebihkan arti penting terjemahan Tyndale.
1. Perjanjian Baru berbahasa Inggris pertama setelah zaman ditemukannya percetakan.
2. Perjanjian Baru berbahasa Inggris pertama yang secara langsung diterjemahkan dari bahasa asli
Yunani.
3. Terjemahan pertama yang menggunakan italics untuk kata-kata yang tidak ada dalam teks
aslinya. (Praktek ini menariknya, berlanjut sampai sekarang dalam NASB, selain itu fakta bahwa
italics sekarang secara umum digunakan dalam penulisan untuk penekanan, bukan untuk
ketiadaan.)
4. Amat sangat mempengaruhi KJV: Ditahun 1940, Prof. J. Isaacs menulis tentang pencapaian
Tyndale: “Ketepatannya, kesederhanaan frasenya, musiknya yang baik, memberikan otoritas
pada kata-kata terjemahannya yang berdampak pada versi berikut.… sebagian besar Authorized
New Testament tetap dari Tindale, dan tetap yang terbaik.” 26 Kata pengantar bagi PB Tyndale
menjelaskannya: “Kekaguman tetap disuarakan mereka yang menyiapkan 1611 Authorized
Version bagi Raja James dengan satu suara—seperti suatu keajaiban. Tentu saja mereka
melakukannya: maksudnya adalah (walau tidak pernah diakui oleh mereka) Tyndale.” 27
Didalam kelanjutan yang cepat muncul tiga terjemahan, kualitasnya lebih rendah dari Tyndale, tapi
menjadi latar belakang penting dalam sejarah Alkitab berbahasa Inggris.
25
Contoh yang menarik tentang hal ini ditemukan dalam 1 Tim 2:12. Dia menerjemahkan
sebagai berikut: “I suffer not a woman to teach, neither to have authority over a man: but for [her] to be in
silence.” KJV menerjemahkannya “But I suffer not a woman to teach, nor to usurp authority over the
man, but to be in silence.” Kunci perbedaannya ada pada penerjemahan aujqentei'n. Tyndale
mengartikulasikan itu dengan “have authority,” sedangkan KJV “usurp authority.” Dari apa yang bisa
saya tangkap, kata kerja itu tidak memiliki kekuatan dari kata “usurp” sampai Chrysostom
memberikannya dalam tafsirannya atas teks ini (cf. Moulton-Milligan, Liddell-Scott-Jones, Knight’s
article in NTS [c. 1984], etc.). Lebih jauh, “usurp” bukan arti yang predominant dari aujqentevw
sampai abad kesembilan A.D. Tapi karena kata itu muncul kurang dari 125 kali diseluruh literatur
Yunani (menurut penelitian TLG database menurut 64 juta kata dari Homer sampai A.D. 1453), para
penerjemah KJV kehilangan hal ini. Maka dari itu, mereka bergantung pada Latinnya Erasmus (yang dia
tempatkan sebagai koreksi atas terjemahan Jerome) usurpare (Oxford Latin Dictionary memberikan
definisi pertama dari kata ini, “mengambil pemilikan (property) dari inisiatif sendiri (dan tanpa klaim
hukum yang ketat)”).” Terjemahan Jerome, secara tidak sengaja, adalah dominare (OLD memberi
definisi pertama kata kerja ini, “melakukan kedaulatan, bertindak sebagai seorang penguasa”). Maka dari
itu, terjemahan Tyndale lebih akurat Yunaninya daripada terjemahan Jerome atau Erasmus (walaupun
Jerome cukup literal, karena tidak ada kata kerja dalam bahasa Latin yang berhubungan dengan potestas
atau auctoris. Maka itu, jika suatu kata kerja harus digunakan, dominare adalah istilah yang paling
netral dan karena itu paling akurat.)
Merupakan hal yang luar biasa kalau sekarang ini orang yang membaca teks ini menganggap
KJV lah yang benar. Banyak pengajar wanita membuka pernyataan mereka dengan, “I am not usurping
anyone’s authority; this authority has been given me by the elders.” Tapi ini bukanlah maksud dari 1 Tim
2:12. Sebagian besar terjemahan modern mengartikan istilah ini secara netral (cf., e.g., RSV, NKJV, NIV
[“have authority”], RV, ASV [“have dominion”], NASB [“exercise authority”], etc. Sangat luar biasa,
bahkan NRSV, dengan kecenderungan kuatnya terhadap gender inklusifnya dan egalitarianism [seperti
dalam 1 Tim 3:2: “married only once” menjadi “husband of one wife”] disini dibaca “have authority”).
Fee, dalam tafsiran singkatnya, mengatakan bahwa kata kerja ini berarti “to domineer” tanpa pembenaran
lebih lanjut. Hal ini jelas terlihat seperti petitio principii.
26
Dikutip dalam Bruce, 44.
27
Tyndale’s New Testament: Translated from the Greek by William Tyndale in 1534. In a
modern-spelling edition and with an introduction by David Daniell . New Haven: Yale University Press,
1989.
“Ini diijinkan sebelum Coverdale Bible (keduanya ditahun 1537) dan melalui pemeliharaan
28
Tuhan, revisi Alkitab Tyndale menjadi yang pertama yang diijinkan oleh raja” (Minton, Making, 235).
29
Seperti Minton, Making, 235. Bruce, History, menganggap Alkitab ini diterjemahkan oleh
Bishop Becke (83-84).
30
Jika Rogers dipenggal, mungkin suatu kasus bisa dibuat dimana catatan pada 1 Pet 3.7 menjadi
sebab kelemahannya, karena catatan lengkapnya berkata “If [the wife] be not obedient and healpfull unto
–her husband, he] endeavoureth to beate the feare of God into her heade, that thereby she maye be
compelled to learne her dutie, and to do it.” Tafsiran Bruce, walau menganggap catatan ini dibuat oleh
Becke, “Kita berpikir apakah editornya menulis bagian kedua dengan bercanda; walaupun benar
demikian, janganlah kita menempatkan humoria ini dalam catatan Alkitab, karena setiap pembaca
disuruh memperlakukan seluruh catatan Alkitab secara serius!” (History, 84).
31
The Great Bible melalui tujuh edisi antara tahun 1539 dan 1541. Edisi kedua ditahun 1540
memiliki pengembangan yang paling banyak dari cetakan pertama, terutama dalam kitab-kitab puisi PL
(Bruce, History, 70).
32
Ditahun 1542, Upper House of Convocation of Canterbury menuntut suatu revisi Great Bible,
agar sesuai dengan Latin Vulgate.
33
Bruce, History, 79.
34
“tidak ada terjemahan Alkitab dibuat saat Edward VI menjadi raja (1547-1553). Edward adalah
anak Henry VIII. Suatu usaha pernah dilakukan untuk mengangkat Lady Jane Gray sebagai penerus
Edward, tapi Mary Tudor, salah satu anak perempuan Henry (dengan Catherine of Aragon) yang dipilih.
Mary meninggal ditahun 1558 dan Elizabeth (saudara tirinya) memulai pemerintahan panjangnya.”
35
Matthew dan Great Bible adalah yang pertama.
36
Tapi, catatan yang secara eksplisit bersifat tafsiran Calvinistic sangat sedikit.
37
Stephanus meletakan angka ayat saat melakukan perjalanan dari Paris ke Lyons. Terkadang
hal ini digunakan untuk menjelaskan mengapa ayat-ayat dibagi secara aneh: Stephanus pasti sedang naik
kereta saat menandai kebawah angka ayatnya, saat kereta melindas halangan dijalan! Tapi petunjuk aneh
ini lebih mungkin dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa dia menulis semua itu saat beristirahat
dipenginapan sepanjang perjalanan.
41
Suatu draft awal dari suatu esay dalam Catholic Biblical Encyclopedia, dibuat oleh tim sarjana
internasional, terlalu melebihkan pengaruh Rheims-Douai pada KJV, dan lalai menyebutkan apapun
pengaruh Tyndale pada KJV! Saya mencacat hal ini dalam pandangan saya tentang draft awal yang
dikirimkan kepada saya oleh editor seniornya; bisa dilihat apakah koreksi telah dibuat.
42
Hal ini bisa berarti lebih: Anglican bishops juga tidak nyaman dengan terjemahan-terjemahan
Protestant.
March 2001
Catatan Editor: Ini adalah bagian kedua dari empat bagian ceramah yang
dibawakan di Lancaster Bible College bulan March, 2001, untuk Staley
Bible Lectureship. Kami harap bisa mendapat ijin untuk semua ceramah
seperti rekaman audio pada Biblical Studies Foundation website. Disini ada
beberapa audio dari serial tentang Textual Criticism series Dr. Wallace. Dr.
Wallace bersedia sebagai pembicara seminar mengenai “Sejarah Alkitab
Bahasa Inggris.” Jika gereja anda tertarik, hubungi dia di email untuk
detailnya.
Pengantar: Kita mengakhiri bagian pertama dengan dua terjemahan Alkitab yang
bersaing: the Bishops’ Bible yang digunakan dalam gereja, dan Geneva Bible yang
dibaca dirumah-rumah. Sejauh ini, Geneva Bible lebih popular, dan menciptakan
masalah bagi pelayan: mereka butuh suatu terjemahan dalam gereja yang bisa ditujukan
juga oleh orang banyak.
43
Seperti yang dikutip oleh Bruce, History, 96.
3. Dasar Tekstual
Para penerjemah tidak melihat pada manuscripts Yunani atau Ibrani manapun saat mengerjakan
revisi mereka. Sebaliknya, mereka mendasarkan karyanya pada teks yang sudah diterbitkan. Dasar
tekstual PL tidak terlalu berubah sejak abad keenambelas, tapi teks PB telah melalui begitu banyak
perubahan. Teks yang digunakan para penerjemah King James pada prinsipnya teks Stephanus dari tahun
1550 (edisi ketiga), yang sangat bergantung pada edisi ketiga Erasmus dari tahun 1522—teks Yunani
yang sama yang digunakan Tyndale. Kita sebentar lagi akan berbicara lebih banyak tentang teks Yunani
dibelakang Authorized Version saat kita berbicara tentang masalah yang dihadapi KJV.
4. Pengaruh
KJV bukanlah terjemahan yang benar-benar baru, tapi revisi dari karya sebelumnya. Walau Alkitab
ini dimaksudkan untuk didasarkan pada Bishops’ Bible—hanya beda jika diperlukan—sebenarnya sangat
dipengaruhi oleh banyak terjemahan. Di Oxford University ada suatu manuscript yang memberi kita
gambaran singkat kedalam pekerjaan penerjemahan—hampir ‘behind the scenes/dibelakang layar,’
sebagaimana aslinya. Manuscriptnya adalah salinan dari kitab-kitab Injil dari Bishops’ Bible yang
Yang paling utama adalah Codex Cantabrigiensis (a.k.a. Codex Bezae), yang bisa saya lihat—
44
walaupun prosedurnya perlu tiga minggu untuk mendapat ijin! Peter Head dan saya menghabiskan
setengah hari melihat dokumen-dokumen luar biasa ini, dan menjadi orang pertama yang mendapat ijin
melihatnya dalam empat tahun terakhir karena kondisinya yang rapuh.
45
Ibid. (italics added).
C. Edisi
Salah satu fakta ironis tentang KJV adalah tidak mungkin secara jujur bicara tentang cetakan
pertama, karena tidak ada yang namanya cetakan pertama! “Proses revisi dan koreksi dimulai sejak tahun
1611, … bahkan sebelum edisi pertama selesai dicetak dan disatukan. Halaman-halaman kedua edisi
[edisi pertama dan edisi koreksi kedua]… kelihatannya secara tidak sengaja tercampur sebelum
disatukan.” 56
Maka dari itu, edisi pertama KJV lebih merupakan suatu gabungan edisi pertama dan kedua. Tapi ada
cara untuk mengatakan apakah seseorang memiliki edisi “pertama-kedua” atau edisi keduanya. Saya tidak
ingin mengatakannya secara detil disini. Saya pernah melihat contoh terbaik apa yang bisa disebut edisi
“pertama” KJV yang masih ada sampai sekarang. Edisi itu menjadi bagian dari koleksi pribadi di Texas.
Selain dua edisi ini, Authorized Version melalui setidaknya dua tahun lagi. Didalam tiga tahun
pertama, terjemahan ini melewati empatbelas edisi kecil karena kesalahan yang sering terjadi dalam
proses penerjemahan, revisi, dan pencetakan. Tapi ini bukan revisi seperti standar masa kini. Dua usaha
besar diselesaikan ditahun 1629 dan 1638. Selama limapuluh (50) tahun “kebutuhan dikemukakan dan
usaha dibuat untuk merevisinya secara resmi sekali lagi”—kali ini lebih menyeluruh daripada dua revisi
sebelumnya. Tapi Parlemen memutuskan untuk tidak menjawab dorongan ini saat Charles II naik tahta
tahun 1660. Perpindahan angin politik menandai revisi ketiga KJV. Setelah itu terjemahan ini tidak
melalui revisi besar selama 100 tahun. Ditahun 1762 dan 1769, KJV direvisi untuk ketiga dan keempat
kalinya.
Secara keseluruhan, hampir 100,000 perubahan dibuat terhadap 1611 KJV. Sebagian besar
merupakan koreksi kecil (sebagian besar pada pengkalimatan dan tanda baca), tapi setidaknya fakta ini
menunjukan ketidakmungkinan adanya gereja atau orang Kristen yang mengklaim, “Kita hanya membaca
1611 King James Version yang asli sebagai Kitab Suci”!
54
Bruce, History, 107.
55
Ibid., 106.
56
Minton, Making, 330. Dia juga menambahkan beberapa informasi menarik lainnya!
Tiga tahun kemudian ‘Murderer’s Bible’ dicetak: Alkitab ini disebut seperti ini karena didalam Mark
7.27 Jesus dilaporkan berkata kepada wanita Syro-Phoenician, “Let the children first be killed” bukannya
“Let the children first be filled”!
Ditahun 1807 edisi Oxford mencetak perkataan dalam Heb 9.14, “Purge your conscience from good
works” bukannya “Purge your conscience from dead works.”
Pencetakan KJV ditahun 1964 mengatakan kalau wanita harus “adorn themselves in modern apparel”
bukannya “modest apparel” dalam 1 Tim 2.9.
Tapi tidak satupun kesalahan cetak diatas yang bisa menyamai cetakan Alkitab ini ditahun 1653 atau
1631. Mereka merupakan dua ‘Evil Bible /Alkitab Jahat’ dalam sejarah King James, karena keduanya
mengeluarkan kata “tidak / not” dari kata kunci. Edisi tahun 1653—dikenal sebagai ‘Unrighteous
Bible’—mencetak “the unrighteous shall inherit the kingdom of God” dalam 1 Cor 6.9. Dan edisi tahun
1631, ‘Wicked Bible,’ menuliskan perintah ketujuh dari sepuluh perintah sebagai “Thou shalt commit
adultery”!
Wicked Bible menjadi suatu hal yang begitu memalukan bagi Gereja Anglikan sehingga
archbishopnya memerintahkan untuk dibakar, dan dia mendenda pencetaknya, Robert Barker, sebesar 300
pounds—bukan jumlah kecil dimasa itu. Barker, yang menjadi pencetak raja sejak Authorized Version
muncul, meninggal empat belas tahun kemudian dalam penjara penagih hutang.
Tidak hanya kesalahan pencetakan yang aneh, tapi beberapa kesalahan dalam edisi 1611 tidak
pernah dirubah. Sebagai contoh, didalam Acts 7.45 dan Heb 4.8 nama “Jesus” muncul saat yang
dimaksud adalah Joshua! Hebrews 4.8 dalam Authorized Version dicetak, “For if Jesus had given them
rest, then would he not afterward have spoken of another day.” Bagian ini sebenarnya mengatakan walau
Yosua membawa umatnya ketahan perjanjian, tapi dia tidak bisa memberi mereka tempat kekal yang
mereka butuhkan. Tapi dengan “Jesus” yang dicetak, KJV mengatakan bahwa Jesus tidak cukup, dia tidak
bisa menyelamatkan orang dari dosa mereka. Didalam bahasa Yunaninya, baik ‘Joshua’ dan ‘Jesus’ ditulis
dalam cara yang sama— jIhsou'". Masalahnya bukan variasi tekstual, tapi tidak memperhatikan detil
penafsiran teks.
Atau perhatikan Matt 23.24 dari Authorized Version dicetak, “Ye blind guides, which strain at a gnat,
and swallow a camel.” Teks Yunaninya memiliki arti “strain out a gnat”—bukannya “at a gnat.” Maksud
Yesus sama seperti yang dikatakannya dalam Luke 6.41— “Why do you see the speck in your neighbor’s
eye, but do not notice the log in your own eye?” Para pemimpin agama berfokus pada masalah kecil orang
lain tanpa peduli pada masalah besar dalam hidup mereka. 57
57
Kemungkinan kalau ‘strain at’ dalam edisi 1611 Inggrisnya berarti ‘strain out’ (demikian
dalam OED). Tapi, itu arti yang jarang dan seharusnya sudah dirubah dalam revisi berikutnya. Tapi,
kesalahan ini tetap ada dalam teks dihampir setiap cetakan KJV. (Lihat Minton, Making, 350, untuk
pengecualian.)
58
Kutipan berikut diambil dari catatan kuliah Leland Ryken atas KJV yang diberikan kepada
saya dibulan February 2001.
59
p. 12.
60
Sesuai yang dikutip dalam Bruce, History, 131.
1. Teks
Pertama, masalah dengan teks.
Teks Yunani yang digunakan oleh editornya sangat rendah mutunya daripada terjemahan modern.
Teksnya pada intinya adalah teks Stephanus ditahun 1550 (edisi ketiga), yang sangat bergantung pada
edisi ketiga Erasmus ditahun 1522. Teks Stephanus sedikit dimodifikasi oleh Theodore Beza yang
mengambil teks melalui edisi kesebelas. 62 Edisi ke 9nya Beza digunakan dalam mempersiapkan KJV. Teks
Yunani ini, yang kemudian dikenal sebagai Textus Receptus (TR), kehilangan pengkalimatan asli
Perjanjian Baru disekitar 5000 bagiannya. Sebagian besar bagian ini tidak bisa diterjemahkan, tapi
sebagian darinya cukup substansial. Sekali lagi, seluruh teks Yunani ini—dari Erasmus sampai Beza—
pada intinya sama. Teksnya pada intinya adalah edisi ketiganya Erasmus.
Untuk bisa mengerti sejarah Alkitab bahasa Inggris anda harus sedikit tahu tentang teks Yunani yang
berada dibelakangnya. Disini ada beberapa fakta tentang teks Yunaninya Erasmus.
1. Dengan penemuan mesin cetak dan pelajaran bahasa Yunani kembali ke Eropa, adanya
kebutuhan memiliki PB bahasa Yunani. Usaha cepat dilakukan! Dan hasil pertama pastilah tidak
baik.
61
Ini sejalan dengan apa yang sering dilakukan dalam keilmiahan. Sekali sekelompok besar
sarjana menghasilkan suatu karya, teks yang mirip dengannya tidak bisa bersaing karena akan kurang
dilihat. Robert Funk, chairman of the Jesus Seminar (suatu tim berjumlah 84-anggota yang sebagian besar
sarjana liberal yang menghasilkan The Five Gospels [suatu karya dimana perkataan Yesus diberi warna
merah menunjukan otentisitasnya—e.g., merah berarti Yesus benar-benar mengatakannya, hitam artinya
dia tidak mengatakannya, dll.]) pernah mengatakan pada saya bahwa dia menyukai pelaksanaan besar-
besaran seperti ini karena saingannya tidak bisa dengan mudah muncul dengan sumber-sumber untuk
menghasilkan pandangan yang berlawanan sejumlah sarjana mereka. Masalahnya lebih pada logistical
bukannya keilmiahan, tapi ada ilusi legitimasi hanya karena jumlahnya banyak.
62
Metzger, The Text of the New Testament, mengatakan Beza punya sepuluh edisi. Tapi saya secara
pribadi melihat satu edisi yang penanggalannya sebelum yang pertama (1564 adalah tahun suratnya, seingat saya).
63
Sering dikatakan kalau Erasmus dengan terburu-buru berjanji bahwa jika MS Yunaninya
ditemukan memiliki teks ini didalamnya, dia akan menerbitkan pengkalimatannya dalam PB Yunaninya.
Tapi itu melebih-lebihkan. Erasmus hanya membuat pernyataan negatif bahwa dia tidak mau
meletakannya karena tidak menemukannya di MSS Yunani manapun. Kita bisa merasakan janji
terselubung dalam pernyataan ini, tapi tidak secara eksplisit.
64
MS ini adalah Codex 61 yang terkenal, dan sekarang disimpan di Dublin, Ireland. Comma
Johanneum telah begitu sering dilihat sehingga hampir rusak!
65
Walaupun MSS yang memiliki pembacaan pinggir memiliki penanggalan abad 12 -an, bacaan
pinggir dalam setiap kasus tidak bisa ditanggalkan lebih awal dari abad ke 15 atau 16.
2. Terjemahan
Ada masalah dalam penerjemahan.
Ke 47 sarjana yang mengerjakan KJV mengenal bahasa Latin lebih baik daripada bahasa Yunani atau
Ibrani. Maka dari itu, tidak heran mereka melakukan ratusan kesalahan dalam penerjemahan, terutama
dalam kaitan dengan definite article (karena bahasa Latin tidak memilikinya sama sekali tapi Yunani
punya). Sebagai contoh:
John 4.27 (“Jesus was speaking with the woman”). Maksud dari teks ini bukanlah Yesus
sedang berbicara dengan the woman (wanita itu), tapi dia sedang berbicara dengan a
woman (seorang wanita). Hukum Yahudi abad pertama melarang seorang rabi berbicara
dengan seorang wanita didepan umum; dia bahkan bisa dilarang berbicara dengan
ibunya sendiri didepan umum! Yesus, tentu saja tidak mengikuti aturan seperti itu, tapi
murid-murid barunya tidak peka terhadap fakta ini. Seluruh maksud dari cerita ini
bukanlah wanita seperti apa yang Yesus bicarakan, tapi hanyalah menceritakan dia
sedang berbicara dengan seorang wanita. Sifat wanita yang “nakal” itu sudah cukup
jelas bagi para murid.
1 Tim 2.12 (“I do not permit a woman to usurp authority over a man”). Banyak
pengkhotbah wanita berkata, “I am not usurping any man’s authority; the authority to
preach to you today has been granted to me by the elders of this church.” Itu adalah
pengertian 1 Tim 2.12 yang didasarkan pada KJV, bukanlah terjemahan modern.
Dimana KJV mendapat pengertian ini? Bukan dari Tyndale, karena dia menerjemahkan
ayat ini sebagai berikut: “I suffer not a woman to teach, neither to have authority over a
man: but for [her] to be in silence.” Sedangkan KJV “But I suffer not a woman to teach,
nor to usurp authority over the man, but to be in silence.” Perbedaan kunci disini ada
dalam penerjemahan aujqentei'n. Tyndale menerjemahkannya “have authority,”
sedangkan KJV “usurp authority.” Dari apa yang bisa saya kumpulkan, kata kerjanya
tidak memiliki kekuatan “usurp” sampai Chrysostom (abad keempat AD)
memberikannya dalam tafsirannya atas teks ini. Lebih jauh, “usurp” bukanlah arti
predominant dari aujqentevw sampai abad kesembilan A.D. Tapi karena kata itu
muncul kurang dari 125 kali diseluruh literatur Yunani (menurut penelitian TLG
database menurut 64 million kata words dari Homer sampai A.D. 1453), para
66
Keindahan dari terjemahan KJV dibahas dalam bagian kedua seri ini. Perlu disebutkan disini,
berlawanan dengan perkataan sebagian besar orang, saya sangat mendukung KJV dan
merekomendasikannya pada setiap orang yang berbahasa Inggris. Setiap orang Kristen yang berbahasa
Inggris harus memiliki KJV dan dua atau tiga terjemahan lainnya.
Ada juga suatu buku yang bisa menolong, bisa memberikan glossary semua istilah yang tidak
67
dimengerti dalam KJV: Melvin E. Elliott, The Language of the King James Bible: A Glossary Explaining
its Words and Expressions (Garden City, NY: Doubleday, 1967). Buku ini berisi hampir 2000 entries.
Kata-kata umum seperti study, prove, steel, song, substance, translate, yield, liquor, superstitious, and
traffic memiliki arti lain dalam bahasa Inggris tahun 1611 daripada yang kita tahu sekarang. Bahkan a,
3. Tradisi
Terakhir, ada masalah mengenai persepsi dari para pendukung KJB. Mereka sering percaya kalau
terjemahan Alkitab ini sempurna, dan satu-satunya Alkitab yang bisa dengan benar disebut ‘Kitab Suci.’
Didalam bagian ini, saya sebenarnya membela KJV terhadap lawannya dimasa kini. Terjemahan ini
bukan anggota Tritunggal! Bahayanya jika seseorang meletakannya terlalu tinggi, sehingga dinilai lebih
dari seharusnya. Kita harus memiliki penilaian yang positif terhadap KJV tanpa terlalu meninggikannya.
Terkadang sikap pendukung KJ diluar logika dan absurd. Ditahun 1995 saya sedang berada dalam
acaranya John Ankerberg, “What’s the Best Bible Translation?” Ada tiga pendukung KJV. Diawal dari
delapan program acara ini (yang difilmkan dalam satu hari) John Ankerberg bertanya kepada mereka,
“Jika seorang di Rusia menjadi orang Kristen, apakah anda pikir dia perlu belajar bahasa Inggris untuk
bisa membaca satu-satunya Kitab Suci yang benar?” Setelah diam sebentar, pemimpin dari pendukung
KJV berkata, “Ya!” Saya heran mengapa saya diminta ada didalam acara itu setelah mendengar
jawabannya …
Tidak semua pendukung KJV memiliki sikap tidak logis seperti itu. Disini ada beberapa argumen
dasar yang digunakan pendukung KJV terhadap status Alkitab terjemahan mereka sebagai satu-satunya
Kitab Suci, secara singkat:
1. Sempurna. Para penerjemahnya paling baik, sebagian besar orang kudus. Tapi para
penerjemahnya sendiri secara eksplisit menolak kalau KJV sempurna dalam kata pengantar
awalnya (yang sayangnya, tidak lagi dicetak bersama dengan Alkitab KJV). Mereka berkata,
“kesempurnaan tidak pernah bisa dicapai oleh manusia.” Mereka sendiri berkata bahwa hanya
aslinya yang diinspirasi, bahwa tidak ada satu terjemahanpun yang sempurna atau bisa
sempurna.
2. Seluruh terjemahan modern menyebabkan kekacauan karena begitu berbeda. Jika kita semua
menggunakan KJ, ada kepastian tentang pengkalimatan teksnya. Ada kepastian dimanapun. Tapi
hal ini mengabaikan fakta bahwa teks asli KJV tahun 1611 memiliki 8500 bacaan pinggir,
sebagian besar menunjukan keraguan tentang arti atau pengkalimatan teksnya. Pada berbagai
kejadian, mereka hanya meletakan sesuatu dalam teks! Para penerjemahnya adalah orang yang
rendah hati, yang ingin menyadarkan pembaca bahwa mereka tidak yakin apa yang dimaksud
teks Ibrani atau Yunaninya. Hanya tidak adanya bacaan pinggir membuat sebagian orang berilusi
adanya kepastian akan hal ini.
3. Tidak ada terjemahan modern yang layak disebut, “Kitab Suci.” Tapi ini bukan sikap para
penerjemah KJ. Mereka berkata, “firman Tuhan bisa dikenali dalam terjemahan terburuk
sekalipun dari Alkitab.” Ini termasuk terjemahan-terjemahan yang ada sebelumnya dan yang ada
sesudahnya.
4. Tuhan menggunakan KJV selama 270 tahun. Tidak ada terjemahan yang bertahan selama itu
dalam ujian waktu. Tidak ada terjemahan yang bisa terjual begitu banyak. Ini membuktikan
the, dan of tidak selalu memiliki arti yang sama seperti sekarang! Buku ini, bersama dengan Oxford
English Dictionary, merupakan alat bantu yang harus dimiliki untuk mempelajari KJV.
2. Sifat Terjemahan
Terjemahan baru ini dianggap sebagai suatu terjemahan yang sangat akurat. Terjemahan ini baik
dalam menunjukan arti aslinya. Tapi sering terlalu kaku; bukan bahasa Inggris terbaik. Dihasilkan di
Inggris, dengan masukan berarti dari sarjana-sarjana Amerika. Tapi, banyak usulan sarjana Amerika tidak
dihiraukan.
3. Penerimaan
Anda pernah mendengar kata kuno, “Ada yang hilang dalam terjemahan.” Ini selalu menjadi
masalah. Tidak ada aturan yang pasti dalam pengkalimatan, struktur, kekuatan literature, dan dampak
emosi antara dua bahasa. Hal yang dikorbankan KJV adalah akurasi; hal yang dikorbankan RV adalah
keindahan.
Masalahnya, walaupun suatu terjemahan akurat, jika tidak dibaca, tidak akan berdampak pada hidup
seseorang. Kata bijak Itali kuno mengatakan, semakin indah terjemahan, semakin kurang setia; semakin
jelek terjemahan, semakin setia.
KJV indah dan contoh dari keluarga yang melahirkan anak perempuan cantik yang terus menunjuk
kesalahan ibunya! Walaupun RV membuka era baru—Masa Akurasi—RV adalah suatu kegagalan. Tidak
ada yang mau membacanya. KJ tetap aman bertahta selama 20 tahun kedepan, tapi benih pemberontakan
telah ditanam. Kita bisa bersyukur pada Tuhan kalau kita hidup dimasa terjemahan banyak tersedia. Kita
tidak perlu memilih antara terjemahan indah tapi tidak tepat dan terjemahan akurat tapi jelek. Dimasa
yang akan datang, kita akan melihat pilihan kita yang sebenarnya.
Bapa mampukan kami, untuk mengasihi buku ini, mempelajari buku ini, membacanya,
menyelidikinya, mempercayainya. Ampuni kami atas sikap apatis dan kemalasan kami. Berikan kami
keinginan kuat mengenal FirmanMu, Tuhan, agar kami bisa mengenal Engkau.
69
Ibid., 259.
Masalah:
*10 Bukan Alkitab pelajaran yang baik, karena terlalu bebas dalam pengkalimatannya.
*11 Kadang, kehilangan tanda arti teks Yunaninya.
Masalah:
*16 Readability kelihatannya menjadi prioritas tertinggi dari yang lainnya. Menciptakan
kalimat yang lebih singkat, tapi kontinuasi pemikirannya sering hilang. Contoh: 1 Peter
5.6-7: “Humble yourselves, therefore, under God’s mighty hand, that he may lift you up in
due time. Cast all your anxiety on him because he cares for you.” … [penjelasan ‘cast’
adalah sebuah participle—kata ini menunjukan bagaimana merendahkan diri kita, by
casting our cares (melalui memberi tahu masalah kita). Bukan dua pemikiran yang berbeda,
tapi sangat berkaitan. Merendahkan diri anda dihadapan Tuhan bukan suatu tindakan
negatif; anda melakukan itu secara positif dengan memberi tahu Dia masalah anda!
*17 100 sarjana mengerjakannya—terlalu banyak. Tidak semua masuk kualifikasi. Saya
tidak tahu bagaimana pendapat mereka diukur, tapi sebagian besar sarjana ini melakukannya
dengan pemungutan suara. Maksudnya, jika ini dilakukan dengan proses demokrasi,
penerjemahannya sering lebih tidak disukai sebagian daripada disukai. Demokrasi adalah
suatu peningkatan elegansi, menukar literature agung dengan mundane clarity.
*18 Begitu bisa dibacanya sehingga tidak memiliki ekspresi yang bisa diingat, tidak ada
yang tertinggal dalam pikiran. Ini merupakan masalah serius bagi NIV yang tidak selalu
diakui.
2. Prinsip Terjemahan
Kedua, kita telah menelusuri sejarah Alkitab bahasa Inggris dalam tiga periode utama: the period of
elegance, the period of accuracy,dan the period of readability.
NET Bible adalah terjemahan pertama yang berusaha memenuhi seluruh era—accurate, readable,
dan elegant. Tapi sejujurnya, ketiga hal itu sering bertentangan. Tapi, inilah keinginan para editor agar
terjemahan ini bisa seakurat mungkin dalam terjemahan formal equivalent, mudah dimengerti dalam
terjemahan yang dynamic equivalent, dan lebih elegan dari keduanya.
Pertama:
*19 Terjemahan pertama yang di tes dulu sebelum peluncurannya. Dan prosesnya terbuka
bagi semua orang. Anda bisa melakukannya dalam komentar dan usulan. 100,000 orang
telah melakukannya, mengirim usulan dan komentar.
*20 Terjemahan injili pertama yang menerjemahkan Isa 7.14 dengan ‘young woman.’
*21 Terjemahan modern konservatif pertama yang memasukan Apocrypha.
*22 Para penerjemahnya dipilih karena mengajar seluruh kitab dalam bahasa aslinya.
E. Kesimpulan
Mari saya simpulkan. Apakah kita lebih baik dimasa kini karena adanya seluruh terjemahan diatas—
atau lebih buruk? Apa perbedaan utamanya?
Kecuali NKJV, pada umumnya semua terjemahan modern mengikuti MSS tertua. Jadi dasar tekstual
(walau berbeda dalam beberapa bagian tertentu) pada umumnya sama. Bahkan disini, tidak ada doktrin
utama yang dipertaruhkan disetiap perbedaan tekstual. Tuhan memelihata kata-kataNya sehingga
manusia bisa diselamatkan melalui membaca KJV, Tyndale, Bishops’, RSV, NIV, REB atau NET.
Mengenai terjemahan, ada tiga rasa berbeda: accurate, readable, elegant. Setiap orang
Kristen seharusnya memilikinya setidaknya salah satu rasa. Saya merekomendasikan
RSV, ESV, dan NASB untuk akurasi, NIV untuk readable/mudah dibaca, dan REB
untuk elegance. Atau jika ingin menggabungkan ketiganya, the NET. Untuk belajar
Alkitab, NET Bible yang terbaik.
Apakah semua ini mengakibatkan kebingungan? Apakah kita kehilangan Firman Tuhan
yang sebenarnya? Tidak, sama sekali tidak. Realitasnya adalah Alkitab King James bisa
bertahan selama 270 tahun hanya bisa terjadi karena gereja dan negara bersatu, seperti
yang mereka lakukan diInggris tahun 1611. Tapi sekarang berbeda, khususnya Amerika.
Saya kira senat Amerika tidak perlu menentukan Alkitab mana yang harus kita pakai
dalam gereja!
Untuk pertama kalinya dalam 1500 tahun keberadaan gereja, kita hanya memiliki MSS tulisan
tangan. Tapi gereja mampu bertahan dengan itu. Dan MSS itu lebih berbeda satu sama lainnya daripada
terjemahan modern sekarang ini! Hanya karena adanya mesin cetak kita percaya mitos akan
kesempurnaan pengkalimatan Alkitab. Walaupun ada perbedaan nyata dalam pengkalimatan dan gaya
terjemahan dari terjemahan baru, semua menyatakan pesan yang sama.
Kesimpulan akhir: Walaupun dengan banyaknya pilihan terjemahan Alkitab dimasa kini, orang
Kristen semakin kurang membacanya. Saya percaya gereja injili hanya punya sisa 50 tahun masa hidup.
Alasanya terpinggirkannya Firman Tuhan. Kita perlu reformasi lagi! Musuh injil sekarang ini bukan
struktur agama tapi anarki moral, bukan tradisi tapi hiburan. Musuh injil adalah Protestantism yang
rusak; anti-intellectual, anti-pengetahuan, iman yang enak-enak saja yang tidak punya kepuasan dan
kesaksian. Sebagian dari pertobatan menyeluruh yang diperlukan adalah pertobatan terhadap teks. Dan
yang lebih penting lagi, harus ada pertobatan terhadap Kristus Tuhan kita. Seperti Alkitab telah
terpinggirkan, Yesus Kristus telah dikesampingkan. KeilahianNya hanya ditatap, lebih mahal, lebih
indah, dan hidup tanpa kekhawatiran atau kurangnya penghiburan. Dia tidak lagi memakai wajah yang
dikenal para rasul. Atau seperti kata Erasmus, “Saat anda membaca PB Yunani, anda bisa melihat wajah
Yesus lebih jelas seperti anda adalah para muridNya waktu itu”! Sedikit hiperbola, tapi maksudnya patut
digaris bawahi: Tuhan yang kita sembah sekarang ini tidak lagi seperti Tuhan dalam Alkitab. Kecuali kita
kembali kepada Dia melalui pembacaan dan mengerti Firman Tuhan—melalui komitmen terhadap teks
yang benar, gereja injili akan menjadi tidak diperlukan lagi, tidak berguna dan mati.