Você está na página 1de 6

BAHAN PEMBELAJARAN

Maya Intan
Bahasa dan Sastra Indonesia , Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
mintan415@gmail.com .1751042003

Abstrak : Tulisan ini mendiskusikan mengenai media pembelajaran sabagai


salah satu komponen pembelajaran yang dapat menentukan keberhasilan sebuah
pembelajaran. Beberapa hal yang dibahas dalam tulisan ini meliputi cara
memilih, kriteria pemilihan, prinsip-prinsip, serta manfaat media pembelajaran.
Kata Kunci : kegiatan belajar mengajar, bahan pembelajaran, sumber bahan
ajar, BIPA, Media Pembelajaran

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, lima komponen yang sangat penting
adalah tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Kelima aspek
ini saling mempengaruhi. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
berdampak pada jenis media pembelajaran yang sesuai, dengan tanpa
melupakan tiga aspek penting lainnya yaitu tujuan, materi, dan evaluasi
pembelajaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi, motivasi, kondisi, dan lingkungan belajar (Hamalik, Oemar.
1990).
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap pebelajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Wiratmojo,P dan
Sasonohardjo, 2002).
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput
dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media
seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian pembelajar dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataanya bagian inilah yang masih
sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara
lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulitnya mencari
media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dll. Hal ini sebenarnya tidak perlu
terjadi jika setiap pembelajar telah membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa banyak

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan bahan pembelajaran ?
2. Apa tujuan Sumber Bahan Ajar ?

B. KAJIAN PUSTAKA

Bahan pembelajaran dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu


komponen yang harus ada, karena bahan pembelajaran merupakan suatu
komponen yang harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan bahan materi
yang akan dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk
mempelajarinya.(Setyawati, Rahayuningsih, & Ahmad, 2013).
Menurut Sungkono dkk (2003:1) Bahan Pembelajaran adalah seperangkat
bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang “didesain” untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan pembelajaran memuat materi,
pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah,
atau teori yang tercakup dalam mata pelatihan sesuai disiplin ilmu serta
informasi lain dalam pembelajaran.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan pembelajaran dalam konteks pembelajaran merupakan salah satu


komponen yang harus ada, karena bahan pembelajaran merupakan suatu
komponen yang harus dikaji, dicermati, dipelajari dan dijadikan bahan materi
yang akan dikuasai oleh siswa dan sekaligus dapat memberikan pedoman untuk
mempelajarinya. Tanpa bahan pembelajaran maka pembelajaran tidak akan
menghasilkan apa-apa. Bahan Pembelajaran merupakan faktor eksternal siswa
yang mampu memperkuat motivasi internal untuk belajar. Salah satu acara
pembelajaran yang mampu mempengaruhi aktivitas pembelajaran adalah
dengan memasukkan bahan pembelajaran dalam aktivitas tersebut. Bahan
pembelajaran yang didesain secara lengkap, dalam arti ada unsur media dan
sumber belajar yang memadai akan mempengaruhi suasana pembelajaran
sehingga proses belajar yang terjadi pada diri siswa menjadi lebih optimal.
Dengan bahan pembelajaran yang didesain secara bagus dan dilengkapi isi dan
ilustrasi yang menarik akan menstimulasi siswa untuk memanfaatkan bahan
pembelajaran sebagai bahan belajar atau sebagai sumber belajar. Bahan
pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berperan sebagai bahan belajar
mandiri, apabila bahan pembelajaran didesain secara lengkap. Bahan
pembelajaran ini dilengkapi dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
akan dicapai, materi pembelajaran yang diuraikan dalam kegiatan belajar,
ilustrasi media, prosedur pembelajaran, latihan yang harus dikerjakan
dilengkapi rambu jawaban, tes formatif dilengkapi dengan kunci jawaban,
umpan balik, daftar pustaka. Misalnya, modul pembelajaran, audio
pembelajaran, video/CD pembelajaran, dan CAI.(Setyawati, Rahayuningsih, &
Ahmad, 2013)
Bahan pembelajaran (learning materials) merupakan seperangkat materi
atau substansi pelajaran yang disusun secara runtut dan sistematis serta
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara
akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh/ terpadu. Untuk
itu sangat penting sorang tenaga pendidik memiliki kompetensi
mengembangkan bahan pembelajaran yang baik sesuai dengan persyaratan dan
kebutuhan yang diperlukan, sehingga materi pembelajaran dapat tersampaikan
dengan baik, serta siswa pun memiliki aktivitas belajar yang cukup baik.
Menurut Biggs dan Tefler (pada Dakir dkk, 2000; 31) di antara motivasi
belajar siswa ada yang diperkuat dengan acara-acara pembelajaran. Motivasi
instrumental, motivasi social, dan motivasi berprestasi siswa yang rendah
misalnya, dapat dikondisikan secara bersyarat agar terjadi peran belajar lebih
tinggi pada diri siswa. Adapun acara-acara pembelajaran yang berpengaruh
pada proses belajar dapat ditentukan oleh tenaga pendidik. Beberapa kondisi
eksternal yang berpengaruh pada relajar. yang terpenting bahwa bahan
pembelajaran tersebut dapat disiapkan/dirancang tenaga pendidik sesuai
dengankebutuhan relajar para siswa.
Menurut Sungkono dkk (2003:1) Bahan Pembelajaran adalah seperangkat
bahan yang memuat materi atau isi pembelajaran yang “didesain” untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Suatu bahan pembelajaran memuat materi,
pesan atau isi mata pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah,
atau teori yang tercakup dalam mata pelatihan sesuai disiplin ilmu serta
informasi lain dalam pembelajaran. Atas dasar batasan tersebut, dapat diketahui
bahwa pengertian bahan pembelajaran adalah “desain” suatu materi atau isi
pelatihan yang diwujudkan dalam bentuk benda atau bahan yang dapat
digunakan untuk belajar siswa dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran
dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi pendidikan tersebut dapat berupa
pengetahuan, perilaku, nilai, sikap dan metode pembelajarannya. Sebagai
ilustrasi, modul HAM adalah salah satu bahan pembelajaran dalam pendidikan
dan pelatihan di sekolah polisi.(Setyawati et al., 2013)
Pelajar BIPA pada umumnya adalah orang dewasa. Yang dimaksud dengan
orang dewasa di sini adalah mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Oleh karena
itu, Sugino (1995:6) menjelaskan bahwa ada beberapa sifat yang harus
diperhatikan dalam pemilihan materi BIPA. Yang pertama, orang dewasa sudah
memiliki cukup banyak pengetahuan dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka
juga kebutuhan orang dewasa bukan lagi kebutuhan anak-anak. Oleh karena itu,
topik aktual yang ingin mereka pelajari adalah topik umum seperti misalnya,
masalah lingkungan, hubungan antarmanusia, peristiwa dunia, dan sebagainya.
Yang kedua, bahwa orang asing (orang Barat) suka mengekpresikan diri
mereka, mempresentasikan sesuatu, mengemukakan pendapat, sehingga tugas di
luar kelas atau membuat proyek sederhana akan sangat menarik. Terakhir, untuk
mengakomodasi minat dan kebutuhan yang mungkin berbeda dari yang satu
dengan yang lain perlu disiapkan materi yang bervariasi. Gambaran(Suyitno,
2015)
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh.
Sedangkan bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis. Bahan ajar yang akan
diberikan kepada peserta didik perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan
peserta didik.11h.(Ii & Ajar, 2009)

Tujuan Sumber Bahan Ajar Menurut Zainuddin, HRL, d.k.k, sebagai


berikut:
1. Meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan:
a. Mempercepat laju belajar dan membantu guru/dosen untuk menggunakan
waktu secara lebih baik.
b. Mengurangi beban guru/dosen dalam menyajikan informasi, sehingga
dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta
didik/mahasiswa.

2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan


jalan:
a. Mengurangi control guru/dosen yang kaku dan tradisional.
b. Memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berkembang sesuai
dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran dengan jalan:
a. Perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis.
b. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pengajaran dengan jalan:
a. Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi.
b. Penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.
5. Memungkinkan belajar dengan cara seketika, karena dapat
mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan
abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit.
6. Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan
adanya media massa, dengan jalan: pemanfaatan bersama secara lebih luas
tenaga ataupun kejadian yang langka, penyajian yang mampu membuat batas
geografis. 11 h.(Ii & Ajar, 2009)

Media dalam prespektif pendidikan merupakan instrumen yang sangat


strategis dalam ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab
keberadaannya secara langsung dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap
peserta didik. Kata media pembelajaran berasal dari bahasa latin ”medius” yang
secara harfiah berarti ”tengah”, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab,
media perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam
pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.(Murray dan
Fine, 1990)
pendapat Yulastri, Hidayat, Genefri, Islami, dan Edya (2017) yang
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan modul akan lebih menarik bagi
siswa. Lebih lanjut, Prastowo (2014,p.204) menyatakan bahwa modul pada
dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan
bahasa yang mudah dipahami serta sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia
siswa. Selain itu, keberadaan modul juga dapat mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai suatu materi. Pembelajaran dengan modul memungkinkan
siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menyelesaikan satuan atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa
lainnya. Modul dikembangkan menggunakan pendekatan kontekstual.
Johnson(2010,p.67) mengemukakan bahwa pendekatan kontekstual
merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa
melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan
keseharian mereka. Konteks tersebut melingkupi konteks keadaan pribadi,
sosial, dan budaya. Konteks yang disajikan akan membuat siswa memahami dan
memberi makna bagi siswa karena siswa memahami apa yang sedang ia
pelajari.
Menurut Hosnan (2014,p.270), pendekatan kontekstual memiliki tujuh
komponen utama yaitu konstruktivisme (constructivisme), bertanya
(questioning), inkuiri (inquiry), masyarakat belajar (learning community),
permodelan (modelling), refleksi (reflection) penilaian autentik (authentic
assessment). Ketujuh komponen tersebut digunakan dalam penyajian
pembelajaran dalam modul. Selain itu, hakikat pendekatan kontekstual juga
dilaksanakan dengan memilih teks anekdot yang berkaitan dengan siswa atau
dekat dengan kehidupan siswa. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh salah satu
karakteristik teks anekdot yaitu berhubungan dengan seorang tokoh atau
kebiasaan umum dan bersifat menyindir. Çopur (2008,p.38) mengemukakan
bahwa pemilihan topik teks anekdot yang relevan dengan kehidupan, membantu
siswa menikmati pekerjaannya.(Putri, n.d.)
D. KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan
untuk keperluan belajar. Sekali lagi, pembelajar hanya merupakan salah satu
dari sekian banyak sumber belajar yang ada.
Media merupakan salah satu komponen pembelajaran, Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian pembelajar
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Banyak jenis media yang bisa dipilih,
dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun
tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki
karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih
media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, pebelajar akan dapat
banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki pebelajar, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga
merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses
komunikasi. yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar
tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan
adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk
media pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ii, B. A. B., & Ajar, A. S. B. (2009). Nanang Hanafi, 30–67.


Murray dan Fine. (1990). Bab Ii Kajian Teori H. Sarwono, 9–34.
Putri, H. (n.d.). KONTEKSTUAL UNTUK PEMBELAJARAN MENULIS,
241–252.
Setyawati, D. L., Rahayuningsih, M., & Ahmad, T. A. (2013). Pengembangan
Bahan Ajar. Indonesian Journal of Conservation, 2(1), 33–44.
https://doi.org/10.1080/15398285.2016.1201787
Suyitno, I. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing (BIPA) berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar. Wacana,
Journal of the Humanities of Indonesia, 9(1), 62.
https://doi.org/10.17510/wjhi.v9i1.223

Você também pode gostar