Você está na página 1de 57

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Gorontalo, Oktober 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 2
1.3. TUJUAN .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
KONSEP MEDIK.......................................................................................................... 3
2.1. PENGERTIAN ....................................................................................................... 3
2.2. ETIOLOGI.................................................................................................................. 3
2.3. MANIFESTASI KLINIS ........................................................................................... 4
2.4. PATOFISIOLOGI...................................................................................................... 4
2.5. PENATALAKSANAAN MEDIS .............................................................................. 7
KONSEP KEPERAWATAN............................................................................................ 8
1. Pengkajian.................................................................................................................. 8
2. Diagnosa keperawatan ........................................................................................... 10
3. Intervensi Keperawatan.......................................................................................... 11
4. Implementasi keperawatan..................................................................................... 42
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 54
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 54
3.2. Saran ...................................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 55

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin
itu mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan
untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam
sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah,
peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak,
atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).
Dimana insidennya 30 % pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi
terutama tinggi di negara berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau
kehilangan darah akibat infeksi parasit gastrointestinal.
Umumnya anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl,
tetapi sudah dapat menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya
Anemia yang sangat parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ
tubuh lain, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama
di negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan

1
sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).
Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya
zat gizi, karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi,
terutama anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12. Setelah
menentukan diagnosis terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu disimpulkan tipe
anemia itu sendiri. Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai dengan etiologi dan
klasifikasinya dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan anemia ?


2. Apakah yang menyebabkan terjadinya penyakit anemia ?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit anemia ?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit anemia ?
5. Bagaimana Prognosis penyakit anemia ?
6. Bagaimana bentuk penatalaksanaan pada penyakit anemia ?
7. Bagaimana Pathway penyakit Anemia?
8. Bentuk asuhan keperawtan pada klien dengan penyakit anemia ?

1.3. TUJUAN

1. Dapat mengetahui yang di maksud dengan anemia


2. Dapat mengetahui etiologi terjadinya penyakit anemia
3. Dapat mengetahui manifestasi klinis dari penyakit anemia
4. Dapat mengetahui patofisiologi penyakit anemia
5. Dapat mengetahui Prognosis penyakit anemia
6. Dapat mengetahui bentuk penatalaksanaan pada penyakit anemia
7. Dapat mengetahui Pathway penyakit Anemia
8. Dapat mengetahui Bentuk asuhan keperawtan pada klien dengan penyakit
anemia

2
BAB II PEMBAHASAN
KONSEP MEDIK
2.1. PENGERTIAN

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22).
Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai
normal (Emma, 1999).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada
pria atau Hb < 12 g/dL dan Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 1999:547).
Klasifikasi anemia dibagi menjadi 5 yaitu Anemia mikrositik hipokrom
(anemia defisiensi besi, anemia penyakit kronis), Anemia makrositik (defisiensi
vitamin B12, defisiensi asam folat), Anemia karena perdarahan, Anemia hemolitik,
Anemia aplastik (Mansjoer, 1999:547).

2.2. ETIOLOGI
Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Penyebab lain yaitu :
1. Diet yang tidak mencukupi.
2. Absorbsi yang menurun.
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan
4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.
5. Hemoglobinuria.
6. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.

3
2.3. MANIFESTASI KLINIS

Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pusing,


mudah berkunang-kunang, lesu aktivitas kurang, rasa mengantuk susah
konsentrasi, cepat lelah prestasi kerja fisik/pikiran menurun, takikardi, sakit dada,
dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, kelemahan, tinitus, penderita defisiensi yang
berat mempunyai rambut rapuh dan halus, kuku tipis rata mudah patah, atropi
papila lidah mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging
meradang dan sakit (Guyton, 1997)
Manifestasi khusus pada anemia
a) Anemia karena pendarahan: muka tampak pucat, erytrocit dan Ilb di bawah
normal, mata berkunang-kunang, telinga berdenging. jantung berdebar-debar,
lekas lelah dan pusing, trombosis meninggi
b) Anemia defisiensi:
a) Anemia defisiensi besi papitasi (berdebar-dabar), cep elah, pucat, sakit
kepala, defisiensi besi yang berat akan mengakibatkan penubahan kulit
dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang halus, dan didapatkan
tanda-tanda malnutrisi.
b) Anemia pernisiosa anoreksia diare, lidah licin, pucat, nyeri lambung. mual
dan muntah, cepat lelah. pusing, jantung berdebar debar, mata berkunang-
kunang, telingn berdengung
c) Anemia defisiensi asam folatampak pucat, mudah lelah, palpitasi, sakit
kepala, insomnia, depresi mental.
c Anemia aplastik: ptekie, ratropenic, demam, anemis, pucat, elah, akikardi.
d) Anemia hemolitik lemah, pucat, mungkin timbul purpura.

2.4. PATOFISIOLOGI
Sel darah merah (eritrosit) tidak memiliki inti sel, mitokondria, atau ribosom.
Sel darah merah tidak dapat bereproduksi atau melakukan fosforilasi oksidatif sel
atau sintesis protein. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin, yang

4
mengangkut sebagian besar oksigen dari paru ke sel-sel diseluruh tubuh.
Hemoglobin menempati sebagian besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah merah
diproduksi di dalam sumsum tulang yang berespon terhadap faktor pertumbuhan
hemopoietik, terutama eritropoietin, dan memerlukan zat besi, asam folat serta
vitamin B12 untuk melakukan sintesis. Pada saat sel darah merah hampir matang,
sel akan dilepas keluar dari sumsung tulang, dan mencapai fase matang di dalam
aliran darah, dengan masa hidup sekitar 120 hari. Selanjutnya, sel ini akan
mengalami disintegrasi dan mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti sel-sel yang
baru yang dihasilkan dari sumsum tulang. Jika sel darah merah yang mati dalam
jumlah berlebih, sel darah merah yang belum matang akan dilepas dalam jumlah
yang lebih banyak dari normal, akibatnya meningkatkan kadar retikulosit yang
bersirkulasi yang dikenali sebagai salah satu jenis anemia. Anemia akibat gangguan
pembentukan sel darah merah terjadi jika jumlah besi tidak adekuat atau tidak dapat
diakses, atau kekurangan asam folat, vitamin B12, atau globulin. Produksi sel
darah merah juga dapat tidak mencukupi jika mengalami penyakit sumsum tulang
lainya. Defisiensi eritropoetin, yang dapat terjadi pada gagal ginjal, juga dapat
menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Anemia akibat gangguan
pembentukan sel darah merah berukuran terlalu kecil (mikrositik) atau terlalu
besar (makrositik), dan kandungan hemoglobin yang secara abnormal rendah
(hipokromik) (Corwin, 2009).
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misal berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor,
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis(destruksi). Pada kasus yang disebut
terakhir, masalahnya dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor di luar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini, bilirubin yang
terbentuk dalam fagosit, akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi

5
sel darah merah (hemolisis) segera direflesikan dengan peningkatan bilirubin
plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang, kadar di atas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sklera). Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai kelainan
hemolitik, maka hemoglobin akan muncul pada plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat
untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya (misal apabila jumlahnya lebih
dari sekitar 100mg/dl), hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urine (hemoglobinuria). Jadi ada atau tidak adanya hemoglobinemia dan
hemoglobinuria dapat memberikan informasi mengenai lokasi penghancuran sel
darah merah abnormal pada pasien dengan hemolisis dan dapat merupakan
petunjuk untuk mengetahui sifat proses hemolitik tersebut. Kesimpulan mengenai
apakah suatu anemia pada pasien tertentu disebabkan oleh penghancuran sel darah
merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi, biasanya dapat
diperoleh dengan dasar hitung retikulosit dalam sirkulasi darah, derajat proliferasi
sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematanganya, seperti
terlihat pada biopsi, dan ada atau tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia
(Smeltzer, 2002).
Anemia yang terkait dengan kehilangan darah dapat menjadi akut dan kronis,
anemia akut adalah mempunyai peredaran RBC dalam jumlah besar. Pada orang
dewasa dapat kehilangan darah sebanyak 500 ml (di luar jumlah yang 6000 ml)
tanpa berakibat yang seluas, tetapi bila kehilangan sebanyak 1000 ml atau lebih
maka dapat menyebabkan konsentrasi akut. Macam gejalanya tergantung pada
hilangnya darah dan pada tingkat akibat hypoxiannya (kurangnya oksigen pada
jaringan), bila jumlah RBC-nya menurun maka sedikit oksigen yang bisa dikirim
ke jaringan. Kehilangan volume darah sebanyak 30% atau lebih akan menimbulkan
gejala seperti diaphoresis, gelisah, tacycardia, tersengal-sengal dan shock.
Respon kompensasi tubuh terhadap hypoxia antara lain :
1.Tingkat out cardial dan pernafasan akan memperbanyak jumlah oksigen yang
dikirim ke jaringan.

6
2. Tingkatkan pelepasan oksigen oleh hemaglobin
3. Tambahkan volum plasma dengan cara pengeluarkan cairan dari jaringan
4. Distribusi ulang darah ke organ-organ vital
Vasokontriksi pengganti darah pada organ-organ vital adalah bergantung yang
bertanggung jawab terhadap beberapa tanda gejala anemia, misalnya
kepulatan/kedinginan, atau lembab berlebihan. Cerebral hypoxia menimbulkan gejala
gangguan mental mengantuk, sakit kepala, pusing, dan

finitus (telinga berdengung). Penyebab paling umum anemia kekurangan zat besi terhadap
kehilangan darah adalah merupakan anemia kronis ke dua, tubuh memiliki daya adaptasi
yang luar biasa dan dapat mengatur dengan sangat baik terhadap pengurangan RBC dan
Hb, dengan membentuk kondisi secara perlahan. Seseorang bisa saja tidak menampakan
gejala walaupun jumlah total RBC-nya telah turun. Hampir separuh dari tingkat normal
atau tingkat Hb-nya di bawah 7 gram/ml, bila jumlah kehilangannya darah berlanjut
secara perlahan maka sumsum kurang tidak dapat mengimbangi dengan cara meningkatkan
produksi RBC-nya. Bila penyebab kehilangan darah kronis tidak diketahui dan tidak
segera ditanggulangi, maka lambat laun sumsum tulang tidak dapat mengimbangi
kehilangan tersebut, dan gejala anemia pun akan segera muncul, akibat dari hipoksia
chronis dapat juga terjadi gejala gastrointestinal (anorexia, nausea, contipasi, atau diarhea,
dan stomatitis) (Long, 1996).

2.5. PENATALAKSANAAN MEDIS


Menurut Engram, (1999). penatalaksanaan pada pasien dengan anemia yaitu
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)
3. Transfusi darah.

2.6. PROGNOSIS
Anemia defisiensi zat besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.
Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa pendarahan atau komplikasi lain.
Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan
abortus dan dalam kehamilan tua Partus lama, pendarahan

7
KONSEP KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan diawali dengan mencari data dasar yang akuat berupa hasil
pengkajian. Setelah pengkajian maka ditegakkan diagnose keperawatan lalu menyusun rencana
tindakan (intervensi) sebagai panduan dalam melakukan tindakan keperawatan (implementasi).
Proses keperawatan yang terakhir adalah evaluasi keperawatan untuk menilai keberhasilan dan
asuhan keperawatan yang dilakukan.

1. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA IDENTITAS
PASIEN
Nama : Nn. N
JenisKelamin : Perempuan
Umur : Tidak dikaji
StatusPerkawinan : Tidak dikaji
Agama : Tida dikaji
Pendidikan : Tidak dikaji
Pekerjaan : Tidak dikaji
Alamat : Tidak dikaji
TanggalMasukRS : Tidak dikaji
No.Register : Tidak dikaji
Ruangan/kamar : Tidak dikaji
GolonganDarah : Tidak dikaji
TanggalPengkajian : Tidak dikaji
TanggalOperasi : Tidak dikaji
DiagnosaMedis : Tidak dikaji

Riwayat Kesehatan Sekarangdidapatkan keluhan yang mendadak sakit panas disertai sakit
kepala dan pusing
Keluhan Utama didapatkan riwayat keluhan utama lemah dan sakit kepala, pusing, berkeringat.
Riwayat Kesehatan Yang LaluKlien tidak ada riwayat allergi dan obat-obatan
Riwayat Kesehatan Keluargagenogram 3 generasiTidak ada riwayat keluarga menderita
penyakit yang sama dengan klien
Pola Kehidupan Sehari-harisuka minum kopi
Eliminasi Selama di rumah sakit bab 1 kali dalam 3 hari
Istirahat dan tidur klien Tidur malam jam 23.00 s.d jam 05.00, Tidur siang kadang-kadang,
Klien tidak mudah terbangun, Klien tidak mengalami kesulitan tidur
8
Pemeriksaan Fisik : - keadaan umum baik
: - kesadaran komposmentis
: - Tanda-tanda vital
1. Pemeriksaan Head to toe, pemeriksaan inspeksi palapasi auskultasi dan perkusi

1. Kepala, Keadaan rambut dan hygiene kepal, Warna rambut hitam, Tidak mudah rontok,
Kebersihan rambut bersih, Tidak teraba adanya massa yang abnormal, Tidak ada nyeri
tekan.
2. Muka, Muka simetris kiri dan kanan, Bentuk wajah lonjong, Ekspresi wajah murung,
Tidak teraba adanya massa abnormal, Tidak ada nyeri tekan.
3. Mata, Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, skelra tidak, ikterik, terdapat
perdarahan sub conjugtiva, keadaan pupil, palpebra, reflex cahaya biasanya tidak ada
kelainan.
4. Hidung, Bentuk hidung simetris kiri dan kanan, Tidak ada sekret pada hidung, Tidak ada
sumbatan pada hidung, Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
5. Telinga, Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
6. Mulut, Keadaan gigi bersih, Tidak memakai gigi palsu, Tidak ada tanda radang pada
gusi, Lidah bersih, Bibir pucatKemampuan bicara kurang baik.
7. Leher, Terdapat pembedaran kelenjar getah bening, thyroid lebih membesar, tidak ada
distensi vena jugularis.
8. Thoraks, Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pengembangan dada simetris, Frekwensi
pernafasan 28 x/menit
9. Jantung, Ictus cordis tidak tampak pada ICS V kiri.
10. Abdomen, Cekung, pembesaran hati, nyeri, bissing usus normal dan juga bias dibawah
normal bias juga meningkat.
11. Genetalia
Laki – laki, testis sudah turun kedalam skrotum
Perempuan : labia minora tertutup labia mayora.
12. Ekstremitas ,Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral dingin.
13. Anus, Keadaana anus, posisinya, anus

9
Diagnosa keperawatan

1) Intoleransi Aktivitas (00092)


2) Resiko Cedera (00035)
3) Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh (0002)
4) Resiko infeksi (00004)
5) Risiko Jatuh (00155)
6) Ketidakfektifan pola nafas (00032)
7) Ketidakefektifan perfusi jaringan (00204)
8) Defisiensi Pengetahuan ( 001260)
9) Nyeri akut (00132)
10) Kerusakan Integritas Kulit (00046)

10
3. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Rasional
O
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
1. Intoleransi Aktivitas (00092) NOC NIC
Domain 4 : Aktivita istirahat Toleransi terhadap Terapi aktivtas
Kelas 4 : Respons Kardiovaskular / aktivitas Perawatan jantung :
Pulmonal rehabilitas menejemen
Kriteria Hasil : energy
Definisi: Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
Ketidakcukupan energy sikologis atau keperawatan selama 3 × 24 jam, 1. Monitor respon emosi, visik 1. Untuk mengetahui
fisiologis untuk mempertahankan atau masalah intoleransi Aktivitas social dan spiritual terhadap keadaan klien terhadap
menyelesaikan aktivatas kehidupan teratasi dengan indicator sebagai aktivitas aktivitas
sehari-hari yang harus atau dilakukan. berikut ; Mandiri :
Batasan karakteristik 1. Satu rasi oksigen ketika Mandiri : 1. Agar klien merasa
1. Dipsnea setelah beraktivitas beraktivitas 1. bantu klien untuk terbantu karena klien
2. Keletihan 2. Kecepatan berjalan mengidentifikasi aktivitas mengalami intoleransi
3. Frekuensi nadi ketika yang di inginkan aktivitas
bernafas

11
3. Ketidaknyamanan setelah beraktivitas Keterangan : 2. bantu klien untuk tetap 2. Agar klien merasa tidak
perubahan EKG (misalnya aritmia 1. Sangat terganggu focus pada kekuatan yang pesimis
upnormalitas konduksi iskemia) 2. Banyak terganggu dimilikinya dibandingkan
4. Respon frekuensi jantung upnormal 3. Cukup terganggu dengan kelemahan yang
terhadap aktivitas 4. Sedikit terganggu dimilikinya
5. Respons terhadap tekanan dara 5. Tidak terganggu Kolaborasi :
upnormal terhadap aktivitas 1. berkolaborasi dengan ahli Kolaborasi :
Faktor yang berhubungan : Daya Tahan terapi fisik, okupasi dan 1. Untuk mendapatkan
1. Gaya hidup kurang gerak Kriteria Hasil : terapis rekreasional dalam penangan ahli dari seorang
2. Imobilitas Setelah dilakukan tindakan perencaan dan kemantaun terapi fisik
3. Ketidakseimbangan antara suplai dan keperawatan selama 3 × 24 jam, program aktivitas jika
kebutuhan oksigen masalah intoleransi aktivitas memang diperlukan
4. Tirah Baring teratasi dengan indicator sebagai
berikut ; Health Education : Health Education :
1. Melakukan aktivitas 1. berikan aktivitas motoric 1. Untuk mengurangi
rutin untuk mengurangi terjadinya resiko terjadinya kejang
2. Aktivitas fisik kejang otot otot
3. Konsentrasi 2. Agar klien tidak merasa
4. Daya tahan otot keterbelakangan

12
Keterangan : 2. berikan pujian positif
1. Sangat terganggu kareana kesediannya untuk
2. Banyak terganggu terlibat dalam kelompok
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu NIC
Tidak terganggu Perawatan jantung :
rehabilitas

Observasi : Observasi :
1.monitor toleransi pasien 1. Agar mengetahui
terhadap aktivita sampai dimana aktifitas
klien
Mandiri : Mandiri :
1. berikan dukungan harapan 1. Agar klien tidak merasa
yang realistis pada pasien dan pesimis dengan kehidupan
keluarga yang dia jalani

Kolaborasi : Kolaborasi :
- -

13
Health Education : . Health Education :
1. instruksikan pasien dan 1. Agar klien dapat
keluarga mengenai resep yang mengetahui tempat
tepat dan pengobatan diluar pengobatan yang tepat
tempat pasien dirawat. 2. Agar pasien dapat
2.istruksikan pasien menganai mengetahui perawatan
perawatan diri pada saat pada saaat mengalami
mengalami nyeri dada. nyeri dada

2. Resiko Cedera (00035) NOC NIC


Domain 11 : Keamanan / Kejadian Jatuh Manajemen
Perlindungan Lingkungan : Keselamatan
Kelas 2 : Cedera Fisik Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
Definisi: Rentan mengalami cedera fisik keperawatan selama 3 × 24 jam, 1. Monitor lingkungan 1. Agar pasien dapat
akibat kondisi lingkungan yang masalah resiko cedera teratasi terhadap terjadinya menjaga
berinteraksi dengan sumber adaptif dan dengan indicator sebagai berikut perubahan status keselamatannya
; keselamatan dengan baik

14
sumber defensive individu, yang dapat 4. Jatuh saat berdiri (4) Mandiri : Mandiri :
mengganggu kesehatan. 5. Jatuh saat berjalan (4) 1. Bantu pasien saat melakukan 1. Agar pasien merasa
6. Jatuh saat duduk (4) perpindahan kelingkungan aman ketika berada di
Faktor Resiko : 7. Jatuh dari tempat tidur yang lebih aman (mis, instansi kesehatan atau
Eksternal (4) rujukan untuk mempunyai rumah
1. Agens nosokomial asisten rumah tangga) 2. Untuk meminimalisir
2. Gangguan fungsi kognitif Keterangan : 2. Singkirkan bahan berbahaya terjadinya kecelakaan
3. Gangguan fungsi psikomotor 6. 10 dan lebih dari lingkungan jika pada saat bekerja
4. Hambatan fisik (mis., desain, 7. 7 – 9 diperlukan
struktur, pengaturan komunitas, 8. 4 – 6 Kolaborasi : Kolaborasi :
pembangunan, peralatan) 9. 1 – 3 1. Kolaborasikan dengan 1. Pasien mendapat
5. Hambatan sumber nutrisi (mis., 10. Tidak ada lembaga lain untuk perlindungan dari
vitamin, tipe makanan) meningkatkan keselamatan segala pihak sehingga
6. Metode transportasi tidak aman Keparahan Cedera Fisik lingkungan (misalnya dinas lebih aman untuk
7. Pajanan pada kimia toksik Kriteria Hasil : kesehatan, polisi, dan badan mrlakukan
8. Pajanan pada pathogen Setelah dilakukan tindakan perlindungan lingkungan) pekerjaannya
9. Tingkat imunisasi dikomunitas keperawatan selama 3 × 24 jam, 2. Beritahu pada lembaga 2. Agar keselamatan
Internal masalah resiko cedera teratasi yang berwenang untuk pasien bisa lebih
1. Disfungsi biokimia melakukan perlindungan

15
2. Disfungsi efektor dengan indicator sebagai berikut lingkungan (misalnya dinas terjamin dilingkungan
3. Disfungsi imun ; kesehatan, pelayanan pekerjaan
4. Disfungsi integrasi sensori 1. Lecet pada kulit lingkungan, badan
5. Gangguan mekanisme 2. Memar lingkungan hidup dan
pertahanan primer (mis., kulit 3. Luka Keras polisi)
robek) 4. Eksternitas keseleo Health Education : Health Education :
6. Gangguan orientasi afektif Keterangan : 1. Edukasi individu dan 1. Agar pasien atau orang-
7. Gangguan sensasi (akibat dari 1. Berat kelompok yang beresiko orang sekitar dapat
2. Cukup berat
cidera medulla spinalis, diabetes tinggi terhadap bahan mengetahui bahan-
3. Sedang
mellitus, dll) 4. Ringan berbahaya yang ada bahan yang beresiko
5. Tidak ada
8. Hipoksia jaringan dilingkungan terjadi kecelakaan kerja
9. Malnutrisi 2. Inisiasi atau lakukan 2. Pasien atau individu
10. Profil darah yang abnormal program skring terhadap dapat membedakan
11. Usia ekstrim bahan yang membahayakan jenis-jenis bahan yang
lingkungan (misalnya, membahayakan
logam berat dan radon) lingkungan kerja

16
3. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang NOC NIC
dari kebutuhan tubuh (00002) Status Nutrisi Bayi Manajement gangguan
Domain 2 : Nutrisi makanan
Kelas 1 : Makanan Kriteria Hasil : Observasi Observasi
Setelah dilakukan tindakan 1.Monitor asupan kalori 1.agar tidak kekuranagan
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup keperawatan selama 3 × 24 jam, makanan harian suplay makanan
untuk memenuhi kebutuhan metabolic masalah Ketidakseimbangan 2.Monitor berat badan klien 2.agar pasien
nutrisi:kurang dari kebutuhan sesuai secara rutin. mendapatkan berat badan
Batasan karakteristik : tubuh teratasi dengan indicator ideal
1. Berat Badan 20% atau lebih dibawah sebagai berikut ; Mandiri Mandiri
rentan berat badan ideal. 1. Hidrasi 1. Bantu klien untuk 1.agar pasien dapat
2. Bising usus hiperaktif 2. Toleransi makanan mengembangkan harga diri mengembangkan berat
3. Cepat kenyang setelah makan 3. Glukosa darah yang sesuai dengan berat badan yang ideal
4. Gangguan sensasi rasa Keterangan : badan yang sehat 2.agar pasien tau apa yang
5. Kehilangan rambut berlebihan 1. Berat 2. Berikan dukungan dengan harus dilakukan.
6. Kelemahan otot pengunyah 2. Cukup Berat arahan jika diperlukan.
7. Kelemahan otot untuk menelan 3. Sedang Kolaborasi Kolaborasi
8. Kerapuhan kapiler 4. Ringan 1. Kolaborasi dengan tim 1. Agar rencana
9. Kesalahan informasi 5. Tidak ada kesehatan lain untuk keperawatan lebih

17
10. Kesalahan persepsi Status Nutrisi mengembangkan rencana efektip dengan
11. Ketidakmampuan memakan Kriteria Hasil : perawatan dengan melibatkan klien dan
makanan Setelah dilakukan tindakan melibatkan klien dan orang orang terdekat.
12. Keram abdomen keperawatan selama 3 × 24 jam, orang-orang terdekatnya
13. Kurang informasi masalah Ketidakseimbangan dengan tepat
14. Kurang minat pada makanan nutrisi:kurang dari kebutuhan
15. Membrane mukosa pucat tubuh teratasi dengan indicator Health Education He
16. Nyeri abdomen sebagai berikut ; 1. Ajarkan dan dukung 1. Agar pasien tidak
17. Penurunan berat badan dengan 1. Asuhan gizi konsep nutrisi yang kekurangan nutrisi.
asupan makanan adekuat 2. Asupan makanan baik dengan klien
18. Sariawan rongga mulut 3. Asupan cairan NIC
19. Tonus otot menurun 4. Energi Manajemen Nutrisi
Faktor yang berhubungan Keterangan : Observasi : Observasi
1. Faktor biologis 1. Sangat menyimpang dari - -
2. Faktor ekonomi rentan normal Mandiri : Mandiri
3. Gangguan psikososial 2. Banyak menyimpang dari 1. Bantu pasien 1. Agar pasien tidak
4. Ketidakmampuan makan rentang normal membuka kemasan mengalami kesulitan
5. Ketidakmampuan mencerna 3. Cukup Menyimpang dari makanan, memotong
rentang normal

18
6. Ketidakmampuan mengabsorbsi 4. Sedikit menyimpang dari makanan, dan makan
nutrient rentan normal jika diperlukan.
7. Kurang asupan makanan 5. tidak menyimpang dari rentan Kolaborasi : Kolaborasi
normal - -
Health Education : Health Education
1. Anjurkan pasien untuk 1.agar pasien bisa terlatih
duduk pada posisi tegak dengan posisi tersebut.
dikursi jika memungkinkan 2.karena kebutuhan diet
2. Anjurkan pasien terkait sangat penting.
dengan kebutuhan diet untuk
kondisi.
4. Resiko infeksi (00004) NOC
NIC
Domain 11: Keamanan/ Perlindungan Keparahan Infeksi
Obsevasi:
Kelas 1 : Infeksi Observasi:
1. Obsevasi anak selama
Definisi Kriteria Hasil : 1. Agar anaknya terhindar
beberapa waktu tertentu
Rentan mengalami invasi dan multifikasi Setelah dilakukan tindakan dari virus dan bakteri.
setelah pemberian vaksin
organisme patogenik yang dapat keperawatan selama 3 × 24 jam,
Mandiri:
mengganggu kesehatan masalah resiko infeksi teratasi Mandiri
Faktor Resiko

19
1. Kurang pengetahuan untuk dengan indicator sebagai berikut 1. Berikan injeksi pada 1. Supaya pemberian obat
menghindari pemajanan pathogen ; bayi dibagian paha dengan injeksi lebih
2. Malnutrisi 1. Kemerahan aterolateral,sesuai kebutuhan. cepat diabsorpsi.
3. Obesitas 2. demam 2. Bantu pencatatan 2. Agar dapat mengetahui
4. Penyakit kronis (diabetes mellitus) 3. nyeri secara nasional untuk melacak status imunisasi
5. Prosedur Invasi Keterangan : status status imunisasi. nasional.
6. Gangguan Intregritas kulit 1. Berat Kolaborasi: Kolaborasi:
7. Gangguan Peristaltis 2. Cukup berat - -
8. Merokok 3. Sedang Health education: Health education:
9. Pecah kebutuhan 4. Ringan 1. ajarkan pada orang tua 1. Supaya pemberian
10. Pecah kebutuhan lambat penurunan 5. Tidak ada imunisasi yang imunisasi pada anaknya
kerja sirihalsis Keparahan infeksi baru direkomendasikan bagi anak, tidak terjadi kesalahan.
11. Perubahan PH sekresi lahir cara imunisasinya, alasan dan 2. Supaya
12. Stasis Cairan tubuh Kriteria Hasil : kegunaan dari imunisasi, efek individu/keluarga saat
13. Imuno supresi Setelah dilakukan tindakan samping dan reaksi yang terjadi insiden khusus
14. Leukopenia keperawatan selama 3 × 24 jam, mungkin terjadi. tidak terjadi semakin
15. Penurunan HB masalah resiko infeksi teratasi 2. ajarkan pada buruk
16. Supresi respon infalasi dengan indicator sebagai berikut individu/keluarga mengenai
17. Vaksinasi tidak ade kuat ; vaksinansi yang diperlukan

20
18. Terpajan pada wabah 1. Ketidakstabilan suhu jika ada paparan atau insiden
2. Takikardi khusus.
3. Wajah pucat
4. muntah
Keterangan :
1. berat
2. besar
3. sedang
4. ringan
5. tidak ada
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC NIC
perifer (00204) 1. perfusi jaringan pada Manajemen sensasi perifer
Domain 4 : aktifitas/istirahat perifer Observasi Observasi
Kelas 4: respon kardiovaskuler/ 2. Ambulasi 1. Monitor sensasi tumpul atau 1. Untuk dapat mengetahui
pulmonal tajam dan panas dan dingin adanya daerah yang
Definisi : Kriteria hasil : (yang dirasakan pasien) peka terhadap panas,
Penurunan sirkulasi darah keperifer yang
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor adanya penekanan dingin , tajam dan
dapat mengganggu kesehatan. keperawatan selama 3 x 24 jam dari gelang, alat alat medis, tumpul
Batasan karakteristik : maka masalah perfusi jaringan sepatu dan baju

21
- Bruit femoral pada perifer dapat teratasi 2. Memberikan rasa
- Edema dengan indikator : nyaman dan dapat
- Indeks ankte-brakhial < 0,90 1. Pengisian kapiler jari (4) mengurangi kecemasan
- Kelambatan penyembuhan luka 2. Pengisian kapiler jari Mandiri Mandiri :
perifer kaki (4) 1.Dorong pasien 1. Agar pasien tidak
- Klaudikasi intermiten 3. Suhu kulit ujung kaki menggunakan bagian tubuh kekurangan nutrisi,
- Nyeri ekstremitas dan tangan. (4) yang tidak terganggu untuk cairan dan suhu
- Parestesia 4. Kekuatan denyut nadi mengetahui suhu makanan, 2. Agar tidak terjadi kaku
- Pemendekan jarak bebas nyeri karotis cairan, dan lain-lain pada bagian tubuh
yang ditempuh dalam uji berjalan Keterangan : 2.Dorong pasien untuk pasien dan pasien dapat
6 menit 1. Deviasi berat dari menggunakan bagian tubuh mengeluarkan keringat
- Pemendekan jarak total yang kisaran normal yang tidak terganggu dalam sehat.
ditempuh dalam uji berjalan 6 2. Deviasi cukup besar rangka mengetahui tempat
menit (400-700 menit pada orang dari kisaran normal dan permukaan suatu benda
dewasa) 3. Deviasi sedang dari
- Penurunan nadi perifer kisaran normal Kolaborasi Kolaborasi
- Perubahan fungsi motorik 4. Deviasi ringan dari - -
- Perubahan karakteristik kulit kisaran normal Health Education Health Education
(mis ; warna elastisitas, rambut,

22
kelembapan, kuku, sensasi, dan 5. Tdak ada devisiasi 1.Instruksikan pasien dan 1. Agar tidak terjadi cedera
suhu) dari kisaran normal keluarga untuk menjaga pada bagian tubuh
- Perubahan tekanan darah di posisi tubuh ketika sedang pasien saat melakukan
ekstremitas Kriteria hasil : mandi, duduk, berbaring, hal tersebut.
- Tidak ada nadi perifer Setelah dilakukan tindakan atau merubah posisi. 2. Agar tidak terjadi
- Waktu pengisian kapiler >3 detik keperawatan selama 3 x 24 jam 2.Instruksikan pasien dan kerusakan integritas
- Warna kulit pucat saat elevasi maka masalah ambulasi dapat keluarga untuk memeriksa kulit
- Warna tidak kembali ke tungkai 1 teratasi dengan indikator : adanya kerusakan kulit
menit setelah tungkai diturunkan 1. Menapang berat setiap hari.
Faktor yang berhubungan badan(4) NIC
- Diabetes melitus 2. Berjalan dengan langkah Perawatan sirkulasi :
- Gaya hidup kurang sehat yang efektif (4) insufiensi arteri
- Hipertensi 3. Berjalan dengan pelan. Observasi : Observasi :
- Kurang pengetahuan tentang (4) 1. Monitor tanda tanda fital 1. Manifestasi kardi
faktor pemberat 4. Berjalan dengan 2. Monitor adanya apulmonal dan upaya
- Kurang pengetahuan tentang kecepatan sedang pendarahan setiap30 menit jantung dan paru untuk
proses penyakit Keterangan : untuk setiap 2 jam setelah membawa jumlah
- Merokok 1. Sangat terganggu prosedur oksigen adekuat ke
2. Banyak terganggu jaringan.

23
3. Cukup terganggu 2. Agar tidak terjadi
4. Sedikit terganggu pendarahan pada pasien
5. Tidak terganggu
Mandiri : Mandiri :
1. Berikan pengontrol nyeri 1. Agar pasien dapat
sebelum prosedur setelah 1 mengontrol nyeri secara
jam sebelum dilakukan mandiri saat nyeri
prosedur datang tiba-tiba
2. Berikan white petroleum 2. Agar terjadi kelembapan
jelly dan/ atau baklutan, pada kulit pasien dan
dengan tepat juga dapat merawat
langsung.

Kolaborasi : Kolaborasi :
- -
Health education : Health Education :
1. Instruksikan pada pasien Agar dapat mencegah hal
dan orang tua tanda gejala hal yang tidak dinginkan.

24
untuk melapor pada dokter
.
6. Ketidakefektifan pola Nafas NOC NIC
(00032) 1. status pernafasan Manajemen jalan nafas
(Domain 4 Aktivitas/Istirahat Kelas 4 2. status pernafasan : Observasi Observasi
Respons Kardiovaskular/Pulmonal) ventilasi 1. Monitor status pernafasan 1. Untuk mengetahui
Definisi : inspirasi dan atau ekspirasi yang Kriteria hasil : dan oksigenasi, perkembangan status
tidak memberi ventilasi adekuat. Setelah dilakukan tindakan sebagaimana mestinya kesehatan pasien dan
keperawatan selama 3 x 24 jam mencegah komplikasi
Batasan Karakteristik : maka masalah status pernafasan lanjutan
− Bradipnea dapat diatasi dengan indikator: Mandiri Mandiri
− Dipsnea 1. frekuensi pernafan (4) 1. bantu dengan dorongan 1. Agar dapat membantu
− Fase ekspirasi memanjang 2. irama pernafasan (4) spirometer, sebagaimana kesehatan paru-paru
− Ortopnea 3. kedalaman respirasi (4) mestinya. 2. Agar tidak terjadi sesak

− Penggunaan otot bantu pernafasan 4. suara auskultasi nafas 2. Posisikan untuk nafas pada pasien

− Penggunaan posisi tiga titik keterangan : menegakkan sesak nafas

− Peningkatan diameter anterior- 1. Deviasi berat dari Kolaborasi Kolaborasi

posterior kisaran normal - -

25
− Penurunan kapasitas vital 2. Deviasi cukup besar dari Health Education : Health Education
− Penurunan tekanan ekpirasi dan kisaran normal 1.Instruksikan bagaimana agar 1. Untuk membersihkan
inspirasi 3. Deviasi sedang dari bisa melakukan batuk jalan nafas dan
− Penurunan ventilasi semenit. kisaran normal efektif. membantu mencegah
− Pernafasan bibir 4. Deviasi ringan dari 2.Ajarkan pasien bagaimana komplikasi pernafasan

− Pernafasan cuping hidung kisaran normal menggunakan inhaler sesuai 2. Untuk membersihkan

− Perubahan ekskursi dada 5. Tidak ada devisiasi dari resep sebagaimanana jalan nafas pada pasien

− Pola nafas abnormal kisaran normal mestinya.


NIC
− Takipne a
Kriteria hasil : Manajemen Asma
Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi
Faktor yg berhubungan
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor puncak dari aliran 1. Untuk membantu klien
− Ansietas
maka masalah status pernafasan pernafasan dengan benar memenuhi kebutuhan
− Cedera medula spinalis
: Ventilasi dapat diatasi dengan 2. Monitor reaksi asma O2
− Dermofitas dinding dada
indikator: 2. Untuk mencegah
− Derfomitas tulang
1. frekuensi pernafan (4) terjadinya jalan nafas
− Disfungsi neuromuskular
2. irama pernafasan (4) yang tidak efektif
− Gangguan muskuloskeletal
3. kedalaman inspirasi (4) Mandiri : Mandiri
− Gangguan neurologis
5. suara perkusi nafas (4)

26
− Hiperventilasi keterangan : 1. Bantu untuk mengenal 1. Agar pasien dapat
− Imaturnitas neurologis 1.Deviasi berat dari kisaran tanda dan gejala sebelum mengatasi terjadinya
− Keletihan normal terjadi reaksi asma dan penyakit asma
− Keletihan otot pernafasan 2.Deviasi cukup besar dari implementasi dari respon 2. Agar dapat mencegah

− Nyeri kisaran normal. tindakan reflek. terjadinya penyankit

− Obesitas 3.Deviasi sedang dari kisaran 2. Berikan pengobatan dengan

− Posisi tubuh yang menghambat normal tepat dan atau sesuai

ekspansi paru. 4.Deviasi ringan dari kisaran kebijakan dan petunjuk


normal prosedur.
− Sindrom hipoventilasi
5.Tidak ada devisiasi dari Kolaborasi : Kolaborasi
− posisi tubuh
kisaran normal - -
− deformitas tulang
Healt Education : Heatlh Education
− deformitas dinding dada
1. Ajarkan tehnik bernafas / 1. Agar dapat mengurangi
− keletihan
relaksasi rasa nyeriyang dirasakan
− hiperventilasi
2. Ajarkan klien untuk pasien
− sindrom hipoventilasi
mengidentifikasi dan 2. Agar pasien
menghindari pemicu, sebisa menghindari terjadinya
mungkin. asma.

27
7. Defisiensi pengetahuan (001260) Pengetahuan :manajemen Pencegahan jatuh
penyakit arteri koroner
Domain 5 : persepsi/kognisi Observasi
Observasi
Kriteria hasil :
Kelas 4 : kognisi 1. Monitor gaya berjalan 1. Untuk dapat
setelah dilakukan tidakan (terutama kecepatan), menentukan intervensi
Definisi : ketiadaan atau defisiensi
keperawatan selama 3x 24 jam keseimbangan dan tingkat yang tepat untuk klien
informasi kognitif yang berkaitan
masalah defisiensi pengetahuan kelelahan dengan ambulasi 2. Untuk mengetahui
dengan topik tertentu.
dapat teratasi dengan indikator: 2. Monitor kemampuan untuk kemampuan tingkat
Batasan karakteristik : berpindah dari tempat tidur aktivitas klien
1. Metode untuk memantau
- Ketidakakuratan melakukan tes kekursi dan sebaliknya
tekanan darah (3)
- Ketidakakuratan mengikuti Mandiri Mandiri
2. Strategi mencegah
perintah 1. Agar individu dapat
pembekuan darah (3) 1. Bantu ambulasi individu
- Kurang pengetahuan terjaga
yang memiliki
keseimbanganya
ketidakseimbangan

28
- Perilaku tidak tepat 3. Pentingnya skrining secara 2. Berikan tanda untuk 2. Untuk membantu
(misal,histeria,bermusuhan,agitas periodik akan kadar glukosa meningkatkan pasien agar pasien melakukan
i,apatis) darah (3) meminta bantuan saat aktivitas dan
Faktor yang berhubungan : 4. Rasionalisasi mengontrol keluar dari tempat tidur mengurangi resiko
kadar glukosa darah (3) dengan tepat cedera
- Gangguan fungsi kognitif
Ket : Kolaborasi Kolaborasi
- Gangguan memori
1. Agar klien
- Kurang informasi 1. Tidak ada pengetahuan 1. Berkolaborasi dengan
mendapatkan
- Kurang minat untuk belajar 2. Pengetahuan terbatas anggota tim kesehatan lain
pengobatan yang
- Kurang sumber pengetahuan 3. Pengetahuan sedang untuk meminimalkan efek
efektif
Salah pengertian terhadap orang lain 4. Pengetahuan banyak samping dari pengobatan
5. Pengetahuan sangat banyak yang berkontribusi pada
Pengetahuan : gaya hidup kejadian jatuh
sehat (misa,hipotensi ortostatis
dan cara berjalan(terutama
Kriteria hasil :
kecepatan)yang tidak
Setelah dilakukan tindakan mantap atau seimbang
keperawatan selama 3x24 jam He
He
masalah pengetahuan : gaya

29
hidup sehat dapat teratasi 1. Ajarkan pasien untuk 1. Agar pasien dapat
dengan indikator : beradaptasi terhadap terbiasa dengan gaya-
modifikasi gaya yang (telah) gaya berjalan yang
1. Strategi untuk
disarankan (terutama telah disarankan
mempertahankan diet yang
kecepatan) terutama gaya berjalan
sehat (3)
2. Instruksikan pasien untuk cepat.
2. Porsi sayuran harian yang
menghindari permukaan es 2. Menghindari cedera
direkomendasikan (3)
dan permukaan lain diluar yang tidak diinginkan
3. Strategi untuk membatasi
rumah yang licin
lemak jenuh dan kolesterol
Manajemen nutrisi
(3)
4. Pentingnya porsi makan (3) Observasi
Observasi
Ket :
1. Monitor kalori dan asupan 1. untuk mendokumentasi
1. Tidak ada pengetahuan makanan masukan oral selama 24
2. Pengetahuan terbatas 2. Monitor kecenderungan jam,riwayat
3. Pengetahuan sedang terjadinya penurunan dan makanan,jumlah
4. Pengetahuan banyak kenaikan berat badan kalori,dengan tepat.
5. Pengetahuan sangat banyak

30
2. Pentingnya makanan
bagi proses
penyembuhan
Mandiri Mandiri
1. Berikan pilihan makanan 1. Untuk dapat
sambil menawarkan meningkatkan nafsu

bimbingan terhadap pilihan makan

(makanan)yang lebih 2. Agar dapat membantu


sehat,jika diperlukan proses penyembuhan

2. Berikan arahan,bila pada klien

diperlukan
Kolaborasi
Kolaborasi
-
-
Health Education
Health Education
1. Instruksikan pasien 1.Untuk membantu
mengenai kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi pada
(yaitu,membahas pedoman klien
dietdan piramida makanan)

31
2. Ajnurkan pasien untuk 2.Untuk memberikan
memantau kalori dan intake pedoman menggantikan
makanan (misal,buku cairan
harian makanan)

8. Nyeri akut (00132) Tingkat Kecemasan Pemberian Analgesik


Observasi
Domain 12 : Kenyamanan Kriteria Hasil : Observasi
1. Untuk dapat
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda vital sebelum
mengetahui kelainan
keperawatan selama 3x24 jam dan setelah memberikan
gangguan atau
Definisi : Pengalaman sensori dan masalah nyeri akut dengan analgesik narkotik pada
perubahan tanda-tanda
emosional tidak menyenangkan yang indicator : pemberian dosis pertama
vital.
muncul akibat kerusakan jaringa aktual 1. Berjalan mondar mandir(4) kali atau jika ditemukan
2. Agar tidak terjadinya
atau potensial atau yang digambarkan 2. Meremas-remas tangan(4) tanda-tanda yang tidak
komplikasi jika
sebagai kerusakan (Internasional 3. Wajah tegang (4) biasanya
diberikan tindakan
Association fot the study of pain); awian Ket : 2. Cek adanya riwayat alergi
pemberian obat daan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas 1. Berat
lain-lain
ringan hingga berat dengan akhir yang 2. Cukup berat
Mandiri
dapat di antisipasi atau diprediksi. 3. Sedang Mandiri
Batasan karakteristik 4. Ringan

32
- Bukti nyeri dengan menggunakan 5. Tidak ada 1. Berikan kebutuhan 1. Agar klien merasa
standar daftar periksa nyeri untuk Kriteria Hasil : kenyamanan dan aktivitas nyaman sehingga rasa
pasien yang tidak dapat Setelah dilakukan tindakan lain yang dapat membantu nyeri bisa berkurang
mengungkapkannya (mis. Neonatal keperawatan selama 3x24 jam relaksasi untuk 2. Agar nyeri yang
Infant Pain Scale, Pain Assesment masalah tingkat kecemasan memfasilitasi penurunan dirasakan oleh klien
Checklist for Senior with Limited teratasi dengan indicator yang nyeri akbat pemberian
Ability to Communicate) dipertahankan pada skla 4 di 2. Lakukan tindakan- analgesic bisa
- Diaforesis tingkatkan ke skla 5 : tindakan untuk berkurang
- Ekspresi wajah nyeri (mis. Mata 1. Berjalan mondar mandir menurunkan efek samping
kurang bercahaya, tampak kacau, 2. Meremas-remas tangan analgesik (misalnya,
gerakan mata berpencar atau tetap 3. Wajah tegang konstipasi dan iritasi
pada satu fokus, meringis) Ket : lambung)
- Fokus pada diri sendiri 1. Berat Kolaborasi Kolaborasi
- Keluhan tentang intensitas 2. Cukup berat 1. Kolaborasikan dengan 1. Agar tidak terjadi
menggunakan skala nyeri (mis., skala 3. Sedang dokter apakah obat, dosis, kesalahan dalam
Wong-Baker FACES, skala analog 4. Ringan rute pemberian, atau tindakan pemberian obat
visual, skala penilaian numerik) 5. Tidak ada perubahan interval dan sebagainya.
- Keluhan tentang karakteristik nyeri Kontrol Nyeri dibutuhkan, buat
dengan menggunakan standar kriteria Hasil : rekomendasi khusus

33
instrumen nyeri (mis., McGill Pain Setelah dilakukan tindakan berdasarkan prinsip
Questionnaire, Brief Pain Inventory keperawatan selama 3x24 jam analgesik
- Laporan tentang perilaku nyeri/ massalah nyeri akut dengan
perubahan aktivitas (mis., anggota indicator : Health Education Health Education
keluarga, pemberi asuhan) 1. Mengenali kapan nyeri 1. Ajarkan tentang 1. Agar pasien mengetahui
- Mengekspresikan perilaku (mis., terjadi(3) penggunaan analgesik, tentang dasar
gelisah, merengek, menangis, 2. Menggambarkan faktor strategi untuk menurunkan peggunaan analgesik
waspada) penyebab (3) efek samping, dan harapan dan tindakan yang akan
- Perilaku distraksi 3. Menggunakan tindakan terkait dengan keterlibatan menurunkan efek
- Perubahan pada parameter fisiologis pencegahan (3) dalam keputusan samping
(mis., tekanan darah, frekuensi Ket : pengurangan nyeri
jantung,frekuensi pernapasan, saturasi 1. Tidak pernah menunjukkan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
oksigen,dan end tidal karbon dioksida 2. Jarang menunjukkan Observasi Observasi
[CO2]) 3. Kadang-kadang menunjukkan 1. Observasi adanya petunjuk 1. Agar dapat mengetahui
4. Sering menunjukkan nonverbal mengenai perubahan pasien
5. Secara konsisten ketidaknyamanan terutama tentang tingkat
menunjukkan pada mereka yang tidak kenyamanan pasien
Kriteria Hasil : dapat berkomunikasi secara 2. Agar dapat mengetahui
efektif sejauh mana tingkat

34
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor kepuasan pasien kepuasan dari pasien
keperawatan selama 3x24 jam terhadap manajemen nyeri setiap waktu yang ada
masalah kontrol nyeri teratasi dalam interval yang
dengan indicator yang spesifik
dipertahankan pada skala 3di Mandiri Mandiri
tingkatkan ke skla 2 : - -
1.Mengenali kapan nyeri terjadi Kolaborasi Kolaborasi
2.Menggambarkan faktor 1. Kolaborasi dengan pasien, 1. Agar supaya terciptanya
penyebab orang terdekat dan tim suasana yang aman dan
3.Menggunakan tindakan kesehatan lainnya untuk tentram dengan
pencegahan memilih dan intervensi yang dipilih
Ket : mengimplementasikan baik nonfarmafologi
1. Tidak pernah menunjukkan tindakan penurun nyeri sesuai dengan
2. Jarang menunjukkan nonfarmakologi, sesuai kebutuhan pasien
3. Kadang-kadang kebutuhan
menunjukkan Health Education Health Education
4. Sering menunjukkan 1. Ajarkan prinsip-prinsip 1. Agar pasien dapat
5. Secara konsisten manajemen nyeri mengetahui tentang
menunjukkan

35
2. Ajarkan metode cara memanajemen
farmakologi untuk nyeri
menurunkan nyeri 2. agar pasien dapat
mengetahu metode-
metode farmakologi
untu menurunkan nyeri

9. Risiko Jatuh (00155) Pengetahuan : Pencegahan Jatuh


Domain: 11 (Cedera Fisik) Pencegahan jatuh Observasi Observasi
Kelas: 2 (Cedera fisik) 1. Identifikasi kekurangan 1. Untuk mengetahui
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam baik kognitif atau fisik dari kekurangan kognitif dan
Definisi: Peningkatan kerentanan untuk massalah risiko jatuh dengan pasien yang mungkin fisik dari pasien yang
indicator :
jatuh yang dapat menyebabkan Kritria Hasil : meningkatkan potensi jatuh dapat meningkatkan
bahaya fisik 1. Pengetahuan : Pencegahan pada lingkungan tertentu atau menyebabkan

jatuh : 2. Identifikasi perilaku dan potensi jatuh


Faktor Resiko: 2. Penggunaan alat bantu yang factor yang mempengaruhi 2. Untuk mengetahui
a. Dewasa benar (4) risiko jatuh perilaku maupun factor
- Riwayat jatuh 3. Alas kaki yang tepat (4) yang mempengaruhi
terjadinya risiko jatuh

36
- Penggunaan alat bantu (mis, 4. Penggunaan pencahayaan Mandiri Mandiri
1. Tongkat dan walker dapat
walker, tongkat) lingkungan yang benar (4) 1. Sediakan alat bantu
membantu pasien dalam
- Penggunaan kursi roda 5. Latihan untuk mengurangi (misalnya tongkat dan
menyeimbangkan gaya
b. Lingkungan risiko jatuh (4) walker) untuk
ketika berjalan
- Lingkungan yang tidak menyeimbangkan gaya
2. Untuk memudahkan
terorganisasi Fungsi sensori penglihatan berjalan
pasien dalam
- Ruang yang memiliki 2. Letakkan benda-benda
menjangkau benda-
pencahayaan yang redup Setelah dilakukan tindakan dalam jangkauan
benda yang dibutuhkan
c. Fisiologis keperawatan selama 3x24 jam
serta dapat
- Penurunan kekuatan ekstremitas massalah risiko jatuh dengan
meminimalisir risiko
bawah indicator :
jatuh
- Kesulitan gaya berjalan 1. Ketajaman pandangan digaris
- Kesulitan mendengar tengah (kiri) (4) Kolaborasi Kolaborasi
- Gangguan keseimbangan 2. Ketajaman pandangan digaris 1. Berkolaborasi dengan tim
1. Untuk menhindari
- Gangguan mobilitas fisik tengah (kanan) (4) kesehatan lain untuk
jangan sampai terjadi
- Kesulitan melihat 3. Lapang pandang perifer meminimalkan efek
sesuatu yang dapat
(kanan) (4) samping dari pengobatan
membahayakan
4. Lapang pandang perifer (kiri) yang berkontribusi pada
(4) kejadian jatuh.

37
Ket: keadaan pasien pada
1 ( sangat terganggu, berat) saat di lingkungan
2 ( banyak terganggu, cukup Health Education Health Education
1. Di mana untuk membuat
berat) 1. Ajarkan pasien untuk
sistem pergerakan dapat
3 (cukup terganggu, sedang) beradaptasi terhadap
berfungsi dengan baik
4 (sedikit terganggu, ringan) modifikasi gaya berjalan
2. untuk memandirikan
5 (tidak terganggu, tidak ada) yang (telah) disarankan
pasien pada saat terjatuh
(terutama kecepatan)
dapat mengetahui
2. Ajarkan pasien bagaimana
bagaimana mengatsi
jika jatuh, untuk
resiko cedera tanpa
meminimalkan cidera
bantuaan perawat atau
keluarga pasien

38
10. Kerusakan integritas kulit Integritas jaringan : kulit dan Pengejekan kulit Pengejekan kulit
(00046) membran mukosa Observasi Observasi
Domain 11 : keamanan/perlindungan Kriteria Hasil : 1.Monitor warna dan suhu 1. untuk mengetahui
Kelas2 : cedera fisik Setelah dilakukan tindakan kulit warna dan suhu kulit.
keperawatan selama 3x24 jam 2.Monitor kulit dan selaput Mandiri
Definisi : kerusakan pada epidermis dan massalah Kerusakan integritas lendir terhadap area 1.Untuk mengetahui
atau dermis kulit dengan indicator : perubahan warna, memar, adanya
1. Suhu kulit (4) dan pecah. kemerahan,kehangatan,e
Batasan Karakteristik : 2. Sensasi (4) Mandiri dema atau drainase
1. Benda asing menusuk permukaan 3. Integritas kulit (4) 1. Periksa kulit dan selaput 2.Bisa mengetahui adanya
kulit 4. Perfusi jaringan (4) lendir terkait dengan adanya warna, kehangatan,
2. Kerusakan integritas kulit Ket : kemeraham,kehangatan bengkak,fulsasi,tekstur,e
Faktor yang berhubungan : 1. Sangat terganggu ekstrim,edema atau drainase. dema,dan kulserasi pada
Eksternal 2. Banyak 2. Amati warna, kehangatan , ekstremitas agar suapaya
1. Cedera kimiawi kulit (mis, luka terganggu bengkak,fulsasi,tekstur,ede bisa di tangani oleh
bakar, kapsaisin, metilet klorida, 3. Cukup terganggu ma,dan kulserasi pada seorang perawat
agens mustard) 6. Sedikit terganggu ekstremitas.
2. Faktor mekanis (mis, daya gesek, 7. Tidak terganggu
tekanan, imoblitas fisik) Kolaborasi - Kolaborasi -

39
3. Kelembapan Penyembuhan luka :
4. Lembap sekunder He He
Internal kriteria Hasil : 1. Ajarkan anggota keluarga/ 1. Supaya anggota
1. Gangguan sirkulasi Setelah dilakukan tindakan pemberian asuhan mengenai keluarga bisa
2. Gangguan turgor kulit keperawatan selama 3x24 jam tanda-tanda kerusakan kulit mnegetahui cara
3. Gangguan volume cairan massalah Kerusakan integritas dengan tepat. pemeberi asuahan
4. Nutrisi tidak adekuat kulit dengan indicator : keperawatan
Tekanan pada tonjolan tulang 4. Peradangan luka(4) Perawatan luka Perawatan luka
5. Nekrosis (4) Observasi Observasi
6. Lubang pada luka (4) 1. Monitor karakteristik 1.Agar kita dan klien bisa
7. Bau busuk luka(4) luka,termasuk mnegetahui karakteristik
Ket : drainase,warna, ukuran, dan luka termasuk
6. Sangat besar bau drainase,warna,ukuran,d
7. Besar an bau
8. Sedang besar Mandiri
9. Terbatas Mandiri 1. Supaya pasien bisa
Tidak ada 1. Berikan rawatan intitisi mengetahui tau cara
pada luka, yg diperlukan rawatan intisi pada luka
yang diperlukan

40
2. Berikan balutan yang sesuai 2. Agar supaya luka tidak
dengan jenis luka . akan terjadi integritas
kulit
Kolaborasi - Kolaborasi
- -
Health Education Health Education
1. Anjurkan pasien atau 1. Agar pasien tau tentang
anggota kelarga pada cara prosedur
prosedur perawatan luka. perawatan luka
2. -anjurkan pasien dan 2. Pasien bisa mengetahui
keluarga untuk mengenal tanda dan gejala infeksi
tanda dan gejala infeksi.

41
4. Implementasi keperawatan
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 1. Membantu klien untuk mengidentifikasi S : Klien menyatakan merasa letih ketika melakukan
INTOLERANSI aktivitas yang di inginkan aktivitas
AKTIVITAS O : Klien tampak lemas
2. Membantu klien untuk tetap focus pada
A : Masalah Intoleransi aktivitas belum teratasi
kekuatan yang dimilikinya
P : Lanjutkan intevensi :
1. Membantu klien untuk mengidentifikasi ativitas
yang di inginkan

2. Membantu klien untuk tetap focus pada kekuatan


yang dimilikinya

DO : -Klien tampak lemas


- Klien terlihat lemah

DS : Klien mengatakan merasa letih ketika melakukan aktivitas


Klien merasa terbatas ketika melakukan aktivitas tertentu

42
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 1. Membantu pasien saat melakukan perpindahan S : Klien merasakan sesak napas
RESIKO kelingkungan yang lebih aman (mis, rujukan
O : Klien tampak nyeri pada dadanya
CEDERA untuk mempunyai asisten rumah tangga)
2. Menyingkirkan bahan berbahaya dari A : Masalah resiko cedera belum teratasi
lingkungan jika diperlukan
P : Lanjutkan intervensi :

1. Membantu pasien saat melakukan perpindahan


kelingkungan yang lebih aman (mis, rujukan
untuk mempunyai asisten rumah tangga)
2. Menyingkirkan bahan berbahaya dari lingkungan
jika diperlukan

DO : - Klien tampak merasa nyeri pada dadanya

43
DS : Klien merasakan sesak napas

HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI


(SOAP)
11 Oktober 2018 Ketidakseimbangan 1. Memberikan dukungan terhadap peningkatan S : Klien merasakan berat badannya kurang
nutrisi:kurang dari berat badan dan perilaku yang meningkatkan
O : klien tampak kurus
kebutuhan tubuh berat badan.
2. Memberikan konseksuensi pengulangan ketika A : Masalah Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari
berespon dengan kehilangan berat badan, kebutuhan tubuh belum teratasi
perilaku mengurangi berat badan atau kurang P : lanjutkan intevensi
berat badan. 1. Memberikan dukungan terhadap peningkatan
berat badan dan perilaku yang meningkatkan
berat badan.
2. Memberikan konseksuensi pengulangan ketika
berespon dengan kehilangan berat badan, perilaku
mengurangi berat badan atau kurang berat badan.

DO : Klien tampak kurus


DS : Klien merasa berat badannya kurang

44
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 201 Resiko infeksi 1.Memberikan injeksi pada bayi dibagian paha S : Klien merasakan gatal dan tidak nyaman
aterolateral,sesuai kebutuhan.
O : Klien tampak terlihat lemas
2. Membantu pencatatan secara nasional untuk
melacak status status imunisasi. A : Masalah Resiko infeksi belum teratasi

P : lanjut intervensi

1.Memberikan injeksi pada bayi dibagian paha


aterolateral,sesuai kebutuhan.
2. Membantu pencatatan secara nasional untuk
melacak status status imunisasi.

DO : Klien terlihat lemas


DS : Klien merasa gatal dantidak nyaman

45
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 Risiko Jatuh 1. Mengidentifikasi kekurangan baik S: klien mengatan merasa takut jatuh saat berjalan
kognitif atau fisik dari pasien yang O: klien tampak gelisah
mungkin meningkatkan potensi jatuh
A: masalah resiko cedera belum teratasi
pada lingkungan tertentu
P: lanjutkan intervensi
2. Mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh

DS : klien mengatan merasa takut jatuh saat berjalan


DO : klien tampak gelisah

46
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 Ketidakefektihan 1. mendorong pasien menggunakan bagian S : klien menyatakan sulit berkonsentrasi
perfusi jaringan tubuh yang tidak terganggu
untuk O : klien tampak pucat
perifer mengetahui suhu makanan, cairan, dan
A : masalah belum teratasai
lain-lain
P : Lanjutkan intervensi
2. menginstruksikan pasien dan keluarga
untuk memeriksa adanya kerusakan kulit
setiap hari

DS : klien menyatakan sulit berkonsentrasi


DO :klien tampak pucat

47
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 Ketidakefektifan 1. mengajarkan pasien bagaimana S : Klien mengatakan susah bernafas
pola Nafas menggunakan inhaler sesuai resep
O : Didapatkan klien Takipnea
sebagaimanana mestinya.
A :Anak sudah mulai bernafas dengan baik dan
2. memposisikan untuk menegakkan sesak
masalah belum teratatasi
nafas
P : lanjutkan intervensi

1. mengajarkan pasien bagaimana


menggunakan inhaler sesuai resep
sebagaimanana mestinya.
2. memposisikan untuk menegakkan sesak
nafas

DS : Klien mengatakan susah bernafas


DO :Didapatkan klien Takipnea

48
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 Nyeri Akut 1. meberikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas S: klien mengatakan nyeri pada saat beraktivitas.
lain yang dapat membantu relaksasi untuk O: didapatkan ada efek samping.
memfasilitasi penurunan nyeri A: masah belum teratasi
2. melakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan
P: lanjutkan interfensi
efek samping analgesik (misalnya, konstipasi
dan iritasi lambung) - memberikan kebutuhan kenyamanan dan
aktivitas lain yang dapat membantu relaksasi
untuk memfasilitasikan penurunan nyeri.
- Melakukan tindakan-tindakan untuk
menurunkan efek samping analgesik
(misalnya, kostipasi dan iritasi lambung)

DS : klien mengatakan nyeri pada saat beraktivitas


DO :di dapatkan ada efek samping.

49
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 Kerusakan S : Klien merasa tidak nyaman dan kepanasan
1. Memeriksa kulit dan selaput lendir terkait dengan
Intregritas Kulit adanya kemeraham,kehangatan ekstrim,edema O : Klien nampak berkeringat
atau drainase. A : masalah kerusakan integritas kulit belum teratasi
2. Mengamati warna, kehangatan ,
bengkak,fulsasi,tekstur,edema,dan kulserasi pada P : lanjut intervensi
ekstremitas
1. Memeriksa kulit dan selaput lendir terkait
dengan adanya kemeraham,kehangatan
ekstrim,edema atau drainase.
2. Mengamati warna, kehangatan ,
bengkak,fulsasi,tekstur,edema,dan kulserasi
pada ekstremitas

DS : Klien merasa tidak nyaman dan kepanasan


DO : Klien nampak berkeringat

50
HARI/TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI EVALUASI
(SOAP)
11 Oktober 2018 Defisiensi 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif S : Klien merasakan nyeri
Pengetahuan agak dapat mengetahui posisi dan O : Perawat mengetahui keaadaan klien
keaadaan klien A : masalah defisiensi pengetahuan belum teratasi
2. Memberikan informasi mengenal nyeri dan P : lanjut intervensi
penyebab nyeri kepada klien
1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif agak
dapat mengetahui posisi dan keaadaan klien
2. Memberikan informasi mengenal nyeri dan
penyebab nyeri kepada klien

DS : Klien masing-masing sering merasakan nyeri


DO : Perawat mengetahui apa penyebab dari klien merasakan nyeri

51
52
53
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
(Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada
darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak
cara penangan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah satunya adalah
pemberian fe, dan lain-lain.

3.2. Saran
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh
Tuhan Maha Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan.
Sebelum mengobati lebih baik mencegah.

54
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2000, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Jakarta:
EGC
Emma S. 1999. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. PT Pustaka. Pembangunan
Swadaya nusantara. Jakarta.
Mansjoer Arif dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Jakarta : Media
Aesculapius
Price, sylvia. A, Lorraine, M. Wilson. (1995). Buku Patofisiologi “Konsep. Klinis
Proses-Penyakit”, edisi : 4. Jakarta EGC.
Engram, Barbara, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan medikal bedah,. (Volume)
EGC. Jakarta

55

Você também pode gostar