Você está na página 1de 32

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA


PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE (2012-2014)

Ikhsan Muhammad Habibie


(Ikhsanmh8@yahoo.com)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

ABSTRACT
The purpose of the study are (1) describing timelines level of financial
reporting of the firm listed on Indonesia Stock Exchange (2) Examining the effect of
solvability, firm size, profitability, and outsider ownership concentration on the
timeliness of financial reporting of the firm.The sampel to be examined in this study
were 144 companies from 3 years period 2012-2014. The sample were then classified
into timeliness and lag categories. Data to be used is study was secondary data. Data
on date of the timelines of financial reporting of the firm were obtained from Otoritas
Jasa Keuangan and the other data were taken from Indonesia Stock Exchange.
Technique of analysis for examining the hipotesis was logistic regression.The results
showed that the level of timeliness of the company listed on the Indonesia Stock
Exchange is very high (94.44%).

Keywords: timelines, financial reporting, solvability, firm size, profitability and


outsider ownership concentration.

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan
tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks.
Bisnis tersebut memiliki tingkat persaingan yang sangat ketat terutama dalam upaya
penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan. Salah satu
sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar modal ialah laporan
keuangan yang disediakan oleh setiap perusahaan yang sudah Go Public.

1
Laporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan
berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang
dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai pihak berkepentingan atas informasi
tersebut. Salah satu informasi yang penting dalam laporan keuangan adalah
kemampuan perusahaan dalam mencapai laba sebesar-besarnya, serta bagaimana
perusahaan tersebut mampu mengatasi permasalahan keuangan. Para pihak
berkepentingan tersebut sering menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu
indikator dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan tersebut harus disajikan
secara relevan, angkanya tidak bias, harus dapat dipercaya, bebas salah saji dan
terutama tepat waktu.

Banyak pihak percaya bahwa ketepatan waktu pelaporan (timeliness)


merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan, pihak-pihak tersebut
misalnya akuntan, manajer dan analis keuangan. Ketepatan waktu pelaporan sangat
diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan, pemakai tidak hanya perlu memiliki
informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan keputusannya, tetapi informasi
harus lebih bersifat baru, dan tidak hanya berhubungan dengan periode yang lalu.
Ketepatan waktu ini hanya mengandung arti bahwa informasi yang digunakan oleh
investor dan kreditor harus bisa tepat saat pembuatan prediksi dan keputusan (Luluk:
2012).

Dalam hal ini penyampaian laporan keuangan di Indonesia telah diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
yaitu Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Laporan Tahunan Emiten Atau
Perusahaan Publik, pasal 7 berisikan:

1. Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada


Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 3 (bulan) bulan setelah tahun buku
berakhir.
2. Dalam hal laporan tahunan telah tersedia bagi pemegang saham sebelum jangka
waktu penyampaian laporan tahunan berakhir. laporan tahunan wajib

2
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan pada saat yang bersamaan dengan
tersedianya laporan tahunan bagi pemegang saham.
3. Dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik memperoleh pernyataan efektif
untuk pertama kali dalam periode setelah tahun buku berakhir sampai dengan
batas waktu penyampaian Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan tahunan
kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada tanggal pemanggilan RUPS
tahunan (jika ada).
4. Laporan tahunan yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat tidak mengikuti ketentuan bentuk
dan isi Laporan Tahunan.

Namun, secara fakta peraturan diatas belum menjamin seluruh perusahaan


publik dalam mempublikasikan laporan keuangan tahunannya secara tepat waktu.
Sepanjang berdiri hingga tanggal 13 Agustus 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
telah menjatuhkan sebanyak 316 sanksi administratif kepada pelaku industri di pasar
modal. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan,
mayoritas sanksi administratif tersebut adalah berupa penjatuhan denda, sebanyak
280 sanksi. "Total nilai denda Rp3,94 miliar," kata Nurhaida di Jakarta, Kamis (14/8).
Sanksi administratif berupa denda tersebut telah dikenakan kepada para pelaku di
industri pasar modal lantaran sejumlah pelanggaran. Misalnya, karena keterlambatan
penyampaian laporan berkala, keterlambatan penyampaian laporan selain laporan
berkala, keterlambatan pengumuman keterbukaan informasi maupun karena kasus
pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (hukumonline.com).

Adanya peraturan beserta sanksi-sanksi tersebut menunjukan bahwa regulator


di pasar modal Indonesia cukup serius menangani masalah penyampaian laporan
keuangan dan menyadari pentingnya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
agar informasi yang tersedia di bursa merupakan informasi yang relevan sehingga
para investor dapat membuat keputusan informasi yang lebih baik. Perusahaan harus
memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan laporan keuangan dan auditor juga

3
memerlukan waktu untuk mengaudit laporan keuangan setelah disiapkan oleh
perusahaan, tetapi publik juga harus mendapatkan informasi tersebut sebelum
informasi di dalamnya menjadi usang (McGee & Yuan, 2008). Itulah mengapa
Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia memberikan batas waktu 3 bulan
untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik melalui
Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan terhadap harga


saham perusahaan di pasar modal telah banyak diteliti oleh berbagai pihak. Namun
banyak pula yang tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan itu sendiri. Menurut
penelitian Yusralaini et al (2010), keterlambatan pelaporan keuangan didasari pada
beberapa faktor, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur
perusahaan, kontijensi dan opini audit, hasil penelitian ini menemukan bahwa hanya
dua variabel yaitu kontijensi dan opini audit yang memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ketepatan laporan keuangan, sedangkan variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ketepatan laporan keuangan.

Adapun faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah
Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas. Yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian ini memasukkan variabel
konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership
concentration). Pemilik perusahaan yang berasal dari pihak luar atau para pemegang
saham sebagai pemilik perusahaan secara individu tidak punya kekuasaan yang
berarti kecuali dapat menggugat Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham lainya jika
keputusan mereka merugikannya (lihat Pasal 61 ayat 1 dan Pasal 97 ayat 6 Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas/UUPT). Pemegang saham
baru punya kekuatan atas Komisaris dan Direksi bila ia merupakan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). RUPS merupakan forum dan organ tertinggi dalam suatu
Perseroan Terbatas (lihat Pasal 1 butir 4 dan Pasal 75 ayat 1 UUPT)

4
Konkretnya, RUPS merupakan sebuah forum, di mana para pemegang saham
punya kewenangan untuk mendapat keterangan-keterangan mengenai Perseroan baik
dari Komisaris maupun dari Direktur. Dari keterangan atau informasi tersebut lalu
RUPS menentukan langkah atau kebijakan yang akan diambil perseroan kedepannya
guna keberlangsungan Perseroan.

Penelitian ini akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan
perusahaan publik yang wajib menyampaikan laporan keuangannya ke OJK terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI).Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk
kategori perusahaan properti ini didasarkan pada investasi properti yang kian
meningkat di Indonesia. Faktanya adalah bahwa luas daratan di bumi tidak pernah
bertambah, bahkan cenderung berkurang, sementara jumlah penduduk selalu
bertambah. Hal ini berlaku di seluruh permukaan bumi, tentunya termasuk Indonesia.
Fakta lain adalah bahwa tidak pernah ada properti yang sama persis, khususnya
mengenai lokasi. Faktor kelangkaan dan keunikan properti inilah yang menjadi pola
pikir mendasar bagi sebagian besar pebisnis untuk berinvestasi di bidang properti.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah yang akan diteliti dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah Solvabilitas memiliki pengaruh positif terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan perusahaan?
2. Apakah Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan perusahaan?
3. Apakah Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan perusahaan?
4. Apakah Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan Oleh Pihak Luar (outsider
ownership concentration) memiliki pengaruh postif terhadap Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan perusahaan?

5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk menemukan bukti empiris atas:
1. Pengaruh positif Solvabilitas terhadap Ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan.
2. Pengaruh positif Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan.
3. Pengaruh positif Profitabilitas terhadap Ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan.
4. Pengaruh positif Kepemilikan Perusahaan Oleh Pihak Luar terhadap
Ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian


Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah untuk :
1. Bagi Regulator
Penelitian ini bermanfaat bagi Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia,
dan lembaga-lembaga lain selaku regulator di bidang pasar modal, penelitian
ini diharapkan dapat menjadikan pertimbangan dalam membuat peraturan
mengenai penyampaian laporan keuangan ke publik dan pembuatan sanksi
maupun denda yang akan diberikan kepada perusahaan yang pelaporan
keuangannya tidak tepat waktu dimasa mendatang.
2. Bagi ilmu pengetahuan
Bagi akademisi maupun peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi dalam pembelajaran mengenai pelaporan keuangan dan dapat
menjadi referensi tambahan dalam menyusun penelitian selanjutnya.
3. Bagi Praktisi
Manajemen perusahaan, analis laporan keuangan, investor, kreditur, hasil
penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan temuan tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan

6
2. Kajian Pustaka
2.1 Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK):
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang
dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya : sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral ari laporan keuangan. Di samping itu juga ternasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal : informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012).
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Standar Akuntansi Keuangan (IAI,
2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dalam proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (dapat disajikan 16 dalam berbagai cara,
misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain
serta materi penjelas yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Pelaporan keuangan merupakan suatu wahana bagi perusahaan untuk


mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan serta kinerja perusahaan kepada berbagai
pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkauoi, 2007).
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.29 /POJK.04/2016 tentang informasi keuangan
tahunan perusahaan menjelaskan bahwa semua perusahaan publik wajib
menyampaikan laporan keuangan tahunan.

Regulator pasar modal mewajibkan perusahaan yang tercatat di BEI untuk


menyampaikan laporan keuangan (auditan) sehingga dapat meyakinkan reabilitas dan
relevansi informasi yang dibutuhkan pelaku bisnis di pasar modal.

7
2.2 Ketepatan Waktu
Tepat waktu dapat diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini
mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan
keputusan tersebut. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi
informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi
dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai
laporan.Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari
tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan. Ketepatan waktu ditentukan
dengan ketepatan waktu pelaporan reliatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan
(Imaniar fitrah:2016)

Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi keuangannya


setelah tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No.21 /2011, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah
diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada
akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir.

2.3 Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi
seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh asset yang dimiliki (Lalitha,
2012). Solvabilitas sering juga disebut dengan ratio Leverage. Solvabilitas diukur
dengan menggunakan Debt to Equity Ratio.

Menurut Kasmir (2010, hal. 156) menyatakan : “Debt to Equity merupakan


rasio yang digunakan untuk menilai utang dan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara
membandingkan antara seluruh utang lancar dengan seluruh utang ekuitas”.
Sedangkan menurut Sofyan Syafri (2010, hal. 303) menyatakan : “Rasio ini
menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang
kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio
leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika modal lebih besar dari jumlah

8
utang atau minimal sama. Namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio
leverage ini sebaiknya besar”.

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan


tergantung pada kreditur dalam pembiayaan aktiva perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai leverage tinggi berarti sangat tergantung pinjaman dari luar untuk
membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage rendah lebih
banyak membiayai investasinya dengan modal sendiri. Dengan demikian semakin
tinggi leverage berarti semakin tinggi resiko karena ada kemungkinan bahwa
perusahaan tersebut tidak dapat melunasi kewajiban hutangnya baik dalam bentuk
pokok ataupun bunganya.

2.4 Ukuran Perusahaan


Perusahaan besar lebih banyak diperhatikan oleh masyarakat atau emiten
dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu perusahaan besar cenderung menjaga
image perusahaan di mata masyarakat (Marthani, 2013: 06). Ukuran perusahaan
dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan
pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan
sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran
perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam,
semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Fitri dan
Nazira, 2009: 04). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari total assets
yang dimiliki perusahaan. Definisi dari total assets adalah segala sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi masa lalu dan diharapkan akan
memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa yang akan datang (Ikatan
Akuntan Indonesia, 2002).

2.5 Profitabilitas
Menurut Sofyan Syafri (2010, hal. 304) rasio profitabilitas merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan semua sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,

9
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. profitabilitas di ukur
dengan menggunakan return on ordinary capital. Sedangkan dalam penelitian Ainun
Naim (1998) profitabilitas di ukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA) dan
Return on Equity (ROE).

Return on Asset (ROA) biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas total
aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektifitas pemakaian total sumber daya oleh
perusahaan. Kadang-kadang rasio ini disebut hasil pengembalian atas investasi (ROI)
(Weston dan Copeland: 1995: 240). ROA sebagai rasio laba terhadap aktiva juga
merupakan indikator kunci pada produktivitas. Perusahaan yang berhasil mempunyai
laba yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan yang kurang maju
(Hamilton: 1994: 26).

2.6 Konsentrasi Kepemilikan Pihak Luar


Menurut Hilmi dan Ali (2008) kepemilikan publik adalah kepemilikan
masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan
publik. Pemilik perusahaan dari pihak luar dianggap berbeda dari pihak dalam di
mana kecil kemungkinan pemilik dari pihak luar untuk terlibat dalam urusan bisnis
sehari-hari perusahaan. Pemegang saham berkepentingan untuk mengetahui tingkat
kembalian (rate of return) atas investasi mereka. Oleh sebab itu mereka
membutuhkan informasi yang membantu mereka untuk memutuskan tindakan
mereka, apakah untuk membeli, menahan atau menjual saham-saham suatu
perusahaan.

Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar perusahaan mempunyai kekuatan


yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media masa berupa kritikan
atau komentar yang semuanya dianggap suara publik atau masyarakat. Adanya
konsentrasi kepemilikan pihak luar menimbulkan pengaruh dari pihak luar sehingga
mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan sesuai keinginan perusahaan
itu sendiri menjadi memiliki keterbatasan.

10
Dengan adanya pengawasan dari pihak luar perusahaan maka pihak
manajemen dituntut harus mampu untuk menunjukkan kinerja yang baik, karena jika
kinerja pihak manajemen baik maka pemegang saham akan mendukung keberadaan
manajemen. Upaya pihak manajemen untuk menunjukkan kinerja yang baik adalah
dengan memberikan informasi perkembangan dan kondisi perusahaan. Manajemen
sebagai penyedia informasi dituntut untuk menyajikan informasi secara relevan dan
tepat waktu. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan publik maka pihak manajemen
akan lebih mendapat tekanan dari pihak luar perusahaan atau shareholder untuk lebih
tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan.

3. Metode Penelitian.

3.1 Strategi Penelitian.


Penelititan ini menggunanakan pendekatan deskriptif, pendekatan ini
digunakan untuk mengetahaui atau mendeskripsikan variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan
dengan variabel yang lain (sugiyono : 2003). Variabel yang akan dideskripsikan
dalam penelitian ini adalah Ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan data kuantitif diamana data-data tersebut diambil dari
sumber yang sudah tertera di website Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek
Indonesia. Dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean)
dan standar deviasi.

3.2 Model Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariat dengan menggunakan regresi
logistik. Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena variabel terikatnya
yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan diukur dengan menggunakan Dummy
Variable.

3.3 Definisi dan Operasional Variabel


Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

11
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Variabel dependen ini diukur berdasarkan tanggal penyampaian laporan
keuangan tahunan auditan Otoritas Jasa Keuangan. Perusahaan dikategorikan tepat
waktu jika laporan keuangan disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal
31maret, sedangkan perusahaan yang terlambat adalah perusahaan yang
menyampaikan laporan keuangan setelah tanggal 1 april. Variabel ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy dengan kategorinya adalah dimana kategori 1 untuk
perusahaan yang tepat waktu (sebelum tanggal 1 april) dan kategori 0 untuk
perusahaan yang tidak tepat waktu (setelah tanggal 31 maret).

2. Variabel Independen.
Variabel Independen dalam penelitian ini meliputi: solvabilitas, ukuran
perusahaan, profitabilitas, konsentrasi kepemilikan pihak luar dan kepemilikan pihak
dalam. Variabel-variabel ini diduga berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan.

3.4 Data Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersumber dari eksternal. Penggunaan data sekunder ini dengan alasan: laporan
keuangan untuk perusahaan yang go public lebih mudah untuk didapatkan,
penggunaan data sekunder dalam penelitian adalah lazim digunakan baik oleh peneliti
dalam negeri maupun luar negeri, dan penggunaan laporan keuangan untuk
perusahaan go public (terdaftar di BEI) keabsahannya lebih dapat dipercaya karena
laporan keuangan bagi perusahaan yang sudah go public harus diaudit oleh auditor.

3.5 Sampel Penelitian


Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun kriteria sampel yang digunakan adalah: (1)
Perusahaan menyampaikan pelaporan keuangannya ke Otoritas Jasa Keuangan .(2)
Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan di Indonesia Stock Exchange tahun
2013, 2014, dan 2015.

12
Sampel penelitian sebanyak 144 perusahaan yang tergabung dalam 3 tahun
periode. Perusahaan dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu: kelompok
perusahaan yang tepat waktu dan perusahaan yang tidak tepat waktu dalam pelaporan
keuangan ke OJK. Dari 144 perusahaan yang dapat dianalisis terdapat 136
perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan 8 perusahaan
belum menyampaikan laporan keuangan

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan adalah data tahun 2015, hal ini dikarenakan keterbatasan
ketersediaan data mengenai tanggal pelaporan keuangan perusahaan di OJK. Karena
data dikumpulkan dalam satu unit point waktu (yaitu tahun 2015) maka tipe data ini
adalah data cross-sectional (Gujarati; 1992:8). Data sekunder dalam penelitian ini
berasal dari Otoritas Jasa Keuangan dan Indonesia Stock Exchange.

3.7 Metode Analisis Data


Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan
program Statistical Package for Social Science (SPSS). Data yang dikumpulkan
dalam penelitian dan diolah, kemudian dianalisis dengan alat statistik sebagai berikut:
Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel
Solvabilitas yang di proksi dengan debt to equity ratio (DER), ukuran perusahaan
dengan market value (MV), profitabilitas yang diproksi dengan return of asset (ROA)
dan konsentrasi kepemilikan pihak luar yang diproksi dengan outsider ownership
concentration (OUTCON) berpengaruh terhadap Ketepatan waktu pelaporan
keuangan (TL).

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai


berikut:
𝑻𝑳
𝑳𝒏 = 𝟏−𝑻𝑳 = β0+β1 DER + β2 MV + β3 ROA + β4 OUTCON + Ɛ

Notasi:

13
𝑻𝑳
𝑳𝒏 = 𝟏−𝑻𝑳 = Dummy variabel ketepatan (kategori 0 untuk

perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk


perusahaan yang tepat waktu)
DER = Debt to Equity Ratio

MV = Market Value

ROA = Return on Asset

OUTCON = Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh


pihak luar yang terkonsentrasi (outsider ownership
concentration)

Ɛ = Variabel gangguan (error).

Analisis pengujian dengan regresi logistik menurut Ghozali (2001) memperhatikan


hal-hal sebagai berikut :

a. Menilai Kelayakan Model Regresi


Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi
logistik yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi logistik
dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai
Chi-Square pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow. Perhatikan output
dari Hosmer and Lemeshow dengan hipotesis :
H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data
Dasar pengambilan keputusan :
Perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada
bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow :
- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
b. Penilaian Keseluruhan Model (overall model fit)

14
Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model regresi (overall
model fit). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log
Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai
antara -2LL awal dengan nilai –2LL pada langkah berikutnya menunjukkan
bahwa model yang dihipotesakan fit dengan data (Ghozali, 2001).
c. Menguji koefisien Regresi
Dalam pengujian koefisien regresi perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Tingkat signifikasi (α) yang digunakan sebesar 5 persen. Mason (1999)
dalam Respati (2001) menyatakan bahwa tidak terdapat satu level signifikansi
yang dapat diaplikasikan untuk semua pengujian.
b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi
p-value (probabilitas value). Jika p-value > α, maka hipotesis alternatif
ditolak, sebaliknya jika p-value > α maka hipotesis alternatif diterima.

4. Analisis data dan hasil penelitian

4.1 Deskripsi Sampel Penelitian


Penentuan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih bagi
perusahaan properti yang menyajikan data sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian
ini, seperti Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Konsentrasi
Kepemilikan Pihak Luar. Ringkasan sampel penelitian disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

1 Adhi Karya ADHI


2 Agung Podomoro Land APLN
3 Alam Sutra Realty ASRI
4 Bekasi Asri Pemula BAPA
5 Bumi Citra Permai BCIP
6 Bekasi Fajar Industrial Estate BEST
7 Bhuwanatala Indah Permai BIPP

15
8 Bukit Darmo Property BKDP
9 Sentul City BKSL
10 Bumi Serpong Damai BSDE
11 Cowell Development COWL
12 Ciputra Development CTRA
13 Ciputra Property CTRP
14 Ciputra Surya CTRS
15 Duta Anggada Realty DART
16 Nusa Kontruksi Enjiniring DGIK
17 Intiland Development DILD
18 Duta Pertiwi DUTI
19 Bakrieland Development ELTY
20 Megapolitan Developments EMDE
21 Fortune Mate Indonesia FMII
22 Gowa Makassar Tourism Development GMTD
23 Perdana Gapura Prima GPRA
24 Greenwood Sejahtera GWSA
25 Jaya Kontruksi Manggala Pratama JKON
26 Jaya Real Property JRPT
27 Kawasan Industri Jababeka KIJA
28 MNC Land KPIG
29 Lamicitra Nusantara LAMI
30 PT Euroka Prima Jakarta LCGP
31 Lippo Cikarang LPCK
32 Modernland Realty Ltd MDLN
33 Metropolitan Kentjana MKPI
34 Metro Realty MTSM
35 Indoenesia Prima Property MORE
36 Plaza Indonesia Realty PLIN
37 Pembangunan Perumahan PTPP
38 Pudjiadi Prestige PUDP
39 Pakuwon Jati PWON
40 Ristia Bintang Mahkotasejati RBMS
41 Roda Vivatex RDTX
42 Pikko Land Development RODA
43 Danayasa Arthatama SCBD
44 Suryamas Dutamakmur SMDM
45 Summarecon Agung SMRA
46 Surya Semesta Internusa SSIA
47 Total Bangun Persada TOTL
48 Wijaya Karya WIKA
Sumber: data diolah

16
4.2 Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh data sebanyak 144
observasi yang berasal dari jumlah seluruh periode penelitian (3 tahun; dari tahun
2012 sampai 2014 dengan jumlah perusahaan sampel 48 perusahaan).

Tabel 4.2
Perhitungan Dari Hasil Ukur Sampel

Kode Ketepatan Own


Saham Tahun Total Aset DER ROA
LK %
APLN 2012 1 0,2986 15.195.642.352.000 1,393 0,0554
APLN 2013 1 0,2986 19.679.908.990.000 1,7285 0,0473
APLN 2014 1 0,2986 23.685.158.211.000 1,7988 0,0415

ASRI 2012 1 0,4454 10.946.417.244.000 0,9788 0,1111


ASRI 2013 1 0,4820 14.428.082.567.000 1,7061 0,0617
ASRI 2014 1 0,4852 16.924.366.954.000 1,6564 0,0695

BAPA 2012 1 0,3008 159.093.151.873 0,8187 0,1249


BAPA 2013 0 0,2950 175.635.233.972 0,8988 0,0286
BAPA 2014 1 0,2298 176.171.620.663 0,7698 0,0400

BCIP 2012 1 0,4145 341.565.287.503 0,7732 0,0278


BCIP 2013 0 0,4142 432.316.712.637 0,9857 0,0761
BCIP 2014 1 0,4197 590.329.940.916 1,3592 0,0517

BEST 2012 1 0,2523 2.285.757.285.247 0,2912 0,2058


BEST 2013 1 0,3854 3.360.272.281.414 0,3567 0,1400
BEST 2014 1 0,4197 3.652.993.439.542 0,2820 0,2039

BIPP 2012 1 0,0020 178.403.632.950 1,1071 -0,0848


BIPP 2013 0 0,3363 561.406.598.837 0,0003 0,1852
BIPP 2014 1 0,3363 617.584.221.361 0,3640 0,0318

BKDP 2012 1 0,5626 899.948.360.908 0,3850 -0,0649


BKDP 2013 1 0,5626 854.487.178.845 0,4314 -0,0692
BKDP 2014 1 0,5626 829.194.043.343 0,3870 0,0087

BKSL 2012 1 0,5165 6.154.231.305.371 0,2174 0,0359


BKSL 2013 1 0,5842 10.665.713.361.698 0,5503 0,0567
BKSL 2014 1 0,5237 9.796.065.262.250 0,5773 0,0042

BSDE 2012 1 0,3688 16.756.718.027.575 0,5911 0,0883


BSDE 2013 1 0,3688 22.572.159.491.478 0,4057 0,1289
BSDE 2014 1 0,3512 28.134.725.397.393 0,3434 0,1420

COWL 2012 1 0,0526 1.778.428.912.031 0,5685 0,0392


COWL 2013 1 0,0650 1.994.913.754.306 0,6446 0,0025
1.731,77
COWL 2014 1 0,0668 3.682.393.492.170 0,0449
37

CTRA 2012 1 0,6185 15.023.391.727.244 0,4355 0,0565


CTRA 2013 1 0,6124 20.114.871.381.857 1,0598 0,0703
1.038,58
CTRA 2014 1 0,6148 23.283.477.620.916 0,0771
87

CTRP 2012 1 0,4207 5.933.874.601.626 0,4876 0,0538

17
CTRP 2013 1 0,4196 7.683.881.472.162 0,6738 0,0575
CTRP 2014 1 0,4196 8.861.322.202.870 0,8130 0,0954

CTRS 2012 1 0,3734 4.428.210.643.555 0,9996 0,0619


CTRS 2013 1 0,3734 5.770.169.834.673 0,0011 0,0715
CTRS 2014 1 0,3734 6.121.211.474.227 1,0279 0,0954

DART 2012 1 0,1034 4.293.161.447.000 0,5065 0,0421


DART 2013 1 0,1034 4.768.449.538.000 629,3046 0,0379
DART 2014 1 0,1034 5.114.273.685.000 575,1598 0,0798

DILD 2012 1 0,5787 6.091.751.240.542 0,5419 0,0329


DILD 2013 1 0,5691 7.526.470.401.005 0,8375 0,0438
DILD 2014 1 0,5691 9.004.884.010.541 0,0010 0,0480

DUTI 2012 1 0,1144 6.592.254.960.112 0,2786 0,0930


DUTI 2013 1 0,1144 7.437.496.899.696 0,2363 0,1018
DUTI 2014 1 0,1144 8.024.311.044.118 0,2842 0,0874

ELTY 2012 0 0,8300 15.235.632.983.194 0,6625 -0,0723


ELTY 2013 0 0,8457 12.301.124.419.066 0,7167 -0,0189
ELTY 2014 0 0,7561 14.506.123.496.863 0,9052 0,0327

EMDE 2012 1 0,2814 886.378.756.878 0,6918 0,0047


EMDE 2013 1 0,2678 938.536.950.089 0,6821 0,0362
EMDE 2014 1 0,2678 1.179.018.690.672 0,9554 0,0382

FMII 2012 1 0,1213 355.112.249.519 0,4214 0,0027


FMII 2013 1 0,1213 429.979.371.877 0,5565 -0,0185
FMII 2014 1 0,1213 459.446.166.175 0,6075 0,0053

GMTD 2012 1 0,3500 900.597.066.316 2,8494 0,0715


GMTD 2013 0 0,3500 1.307.846.871.186 2,2419 0,0702
GMTD 2014 1 0,3500 1.524.317.216.546 1,2876 0,0787

GPRA 2012 1 0,1724 1.310.251.294.004 0,8637 0,0430


GPRA 2013 1 0,1525 1.332.646.538.409 0,6639 0,0799
GPRA 2014 1 0,1641 1.517.576.344.888 0,7052 0,0604

GWSA 2012 1 0,2047 2.074.853.325.402 0,2572 0,2093


GWSA 2013 1 0,2047 2.045.701.784.445 0,1227 0,0706
GWSA 2014 1 0,2047 2.292.661.995.500 0,1629 0,0749

JRPT 2012 1 0,2038 4.998.260.900.000 1,2500 0,0856


1.296,56
JRPT 2013 1 0,2038 6.163.177.866.000 0,0886
78
JRPT 2014 1 0,2038 6.684.262.908.000 1,0876 0,1069

KIJA 2012 1 0,8248 7.077.817.870.077 0,7804 0,0537


KIJA 2013 1 0,8003 8.255.167.231.158 0,9721 0,0127
KIJA 2014 1 0,8003 8.505.270.447.485 0,8244 0,0463

KPIG 2012 1 0,3992 2.728.806.704.532 0,2338 0,0535


KPIG 2013 1 0,1705 7.316.429.209 0,2073 40,8521
KPIG 2014 1 0,4504 9.964.606.193.061 0,2426 0,0421

LAMI 2012 1 0,0711 600.183.015.000 1,0679 0,0109


LAMI 2013 1 0,0711 612.074.767.000 0,7067 0,0888
LAMI 2014 1 0,0711 631.395.724.000 0,5904 0,0608

LCGP 2012 1 0,9471 235.021.517.355 0,4776 -0,0029


LCGP 2013 1 0,3610 1.763.105.707.752 0,0731 -0,0036
LCGP 2014 1 0,5996 1.735.906.822.650 0,0720 0,0101

18
LPCK 2012 1 0,5780 2.832.000.551.101 1,3053 0,1437
LPCK 2013 1 0,5780 3.854.166.345.345 1,1187 0,1532
LPCK 2014 1 0,5780 4.309.824.234.265 0,0006 0,1959

MDLN 2012 0 0,5885 4.591.920.046.013 1,0628 0,057


MDLN 2013 1 0,6309 9.647.813.079.565 1,0634 0,2541
MDLN 2014 1 0,6404 10.446.907.695.182 0,9596 0,0681

MKPI 2012 1 0,1455 1.818.211.227.559 0,4935 0,1422


MKPI 2013 1 0,2090 2.838.815.438.871 0,4795 0,1288
MKPI 2014 1 0,2090 4.316.214.269.222 0,9966 0,1014

MTSM 2012 1 0,1900 108.481.953.974 0,2279 0,0384


MTSM 2013 1 0,1906 98.129.812.821 0,1884 -0,0212
MTSM 2014 1 0,1906 92.326.274.743 0,1332 -0,0119

OMRE 2012 1 0,0950 774.036.052.884 0,4277 0,0516


OMRE 2013 1 0,0950 822.190.160.767 0,5276 -0,0290
OMRE 2014 1 0,0950 815.338.709.481 0,2635 0,1313

PLIN 2012 1 0,1116 3.950.266.763.000 0,7696 0,0594


PLIN 2013 1 0,1093 4.126.804.890.000 0,9108 0,0081
PLIN 2014 1 0,1054 4.544.932.176.000 0,9200 0,0788

PUDP 2012 1 0,1345 361.178.839.947 0,4196 0,0585


PUDP 2013 1 0,1345 366.625.848.156 0,3226 0,0720
PUDP 2014 1 0,1345 401.794.311.717 0,3937 0,0375

PWON 2012 1 0,2961 7.565.819.916.000 1.413,64 0,1013


PWON 2013 1 0,4779 7.565.819.916.000 1,2665 0,1222
PWON 2014 1 0,4236 16.770.742.538.000 1,0247 0,1550

RBMS 2012 1 0,3051 152.811.855.863 0,0771 0,0126


RBMS 2013 1 0,2383 158.997.539.543 0,2438 -0,0880
RBMS 2014 1 0,2383 155.939.885.534 0,1799 0,0192

RDTX 2012 1 0,1701 1.207.905.280.350 267,2403 0,1033


RDTX 2013 1 0,1662 1.549.674.922.146 0,3508 0,1279
RDTX 2014 1 0,1417 1.643.441.092.309 0,2084 0,1416

RODA 2012 1 0,3110 2.442.055.005.634 0,7823 0,0290


RODA 2013 1 0,3169 2.750.856.730.771 0,5983 0,1370
RODA 2014 1 0,3169 3.067.688.575.340 0,4578 0,1687

SCBD 2012 1 0,1747 3.558.903.785.000 0,3397 0,0195


SCBD 2013 1 0,1747 5.550.429.288.000 0,2922 0,3161
SCBD 2014 1 0,1747 5.569.183.172.000 0,4106 0,0236

SMDM 2012 1 0,1291 2.637.664.776.000 0,2475 0,0176


SMDM 2013 1 0,1084 2.950.314.446.000 0,0292 0,0090
SMDM 2014 1 0,0480 3.156.290.546.000 0,4297 0,0140

SMRA 2012 1 0,0000 10.876.386.685.000 3,3395 0,0728


SMRA 2013 1 0,6208 13.659.136.825.000 1,9326 0,0080
SMRA 2014 1 0,6208 15.379.478.994.000 0,6103 0,0902

SSIA 2012 1 0,6333 4.854.633.414.808 1,9076 0,1521


SSIA 2013 1 0,6083 2.095.886.948.906 1,2262 0,3562
SSIA 2014 1 0,5773 5.993.078.090.189 0,9721 0,0857

ADHI 2012 1 0,4900 7.872.073.635.468 5,6661 0,0271


ADHI 2013 1 0,4900 9.720.961.764.442 5,2778 0,0420

19
ADHI 2014 1 0,4900 10.458.881.684.274 4,9712 0,0312

DGIK 2012 1 0,3579 1.757.959.416.449 0,4270 0,0270


DGIK 2013 1 0,3544 2.100.802.668.869 0,9814 0,0315
DGIK 2013 1 0,3557 2.045.294.737.932 0,8510 0,0299

JKON 2012 1 0,1412 2.557.731.220.187 0,6029 0,0724


JKON 2013 1 0,2170 3.417.012.222.326 1,1141 0,0615
JKON 2014 1 0,2170 3.844.756.799.399 1,1803 0,0573

PTPP 2012 1 0,4135 8.550.850.524.674 4,1640 0,0362


PTPP 2013 1 0,4314 12.415.669.401.062 0,6321 0,0339
PTPP 2014 1 0,4499 14.611.864.850.970 0,6782 0,0364

TOTL 2012 1 0,3368 2.064.069.415.848 1,7826 0,0880


TOTL 2013 1 0,3449 2.226.418.477.000 0,6782 0,0957
TOTL 2014 1 0,3376 2.483.746.395.000 0,6782 0,0659

WIKA 2012 1 0,3247 11.020.768.204 2,8884 45,8339


WIKA 2013 1 0,3300 12.594.962.700.000 2,9031 0,0496
WIKA 2014 1 0,3365 15.915.161.682.000 2,1966 0,0472
Sumber: OJK dan BEI

Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Timelines 144 0 1 ,94 ,245


OUTCON 144 ,00000 ,94710 ,3217958 ,21701751
MV 7316429209,00 28134725397393,00 5494264481908,64 5832753217789,
144
000 000 55000 40700000
DER 144 ,00030 1731,77370 49,1274564 239,58162415
ROA 144 -,08800 45,83390 ,6659300 5,09146556
Valid N
144
(listwise)
Sumber : data diolah SPSS

4.2.1 Solvabilitas (DER)


Hasil uji statistik deskriptif berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa
minimum DER sebesar 0,00030 yang dimiliki Perusahaan Bhuwanatala Indah Permai
tahun 2013 menandakan bahwa total aset yang dimiliki perusahaan tersebut memiliki
kecenderungan melakukan pelaporan keuangan tidak tepat waktu. Sedangkan
maksimum DER sebesar 1731,77370 yang dimiliki Perusahaan Cowell Development
tahun 2014 menandakan bahwa perusahaan tidak terlalu bergantung kepada kreditur

20
dalam membiayai aktiva perusahaan. Dengan rata-rata sebesar 49,1274564 lebih
besar dari standar deviasinya sebesar 239,58162415.

4.2.2 Ukuran Perusahaan (MV)


Hasil uji statistik deskriptif berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa
minimum MV sebesar 7316429209,00000 dimiliki oleh perusahaan MNC Land,
dimana perusahaan mengalami penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan
biaya tetap maka perusahaan menderita kerugian Sedangkan nilai maksimum sebesar
28134725397393,00000 yang dimiliki perusahaan Bumi Serpong Damai, dimana
perusahaan sedang mengalami provit. Dengan rata-rata sebesar
5494264481908,6455000 dan standar deviasinya sebesar 5832753217789,40700000

4.2.3 Profitabilitas (ROA)


Hasil uji statistik deskriptif berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa
minimum ROA sebesar -,08800 yang dimiliki Perusahaan Ristia Bintang
Mahkotasejati tahun 2013 dan maksimum ROA sebesar 45,83390 yang dimiliki
Perusahaan Wijaya Karya tahun 2012. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai
minimum ROA -,08800 menandakan kondisi dan kinerja keuangan semakin
menurun. Sedangkan nilai maksimum sebesar 45,83390 memiliki kecenderungan
produktivitas tinggi yang menyebabkan keuntungan meningkat. Dengan rata-rata
sebesar 0,6659300 dan standar deviasinya sebesar 5,09146556

4.2.4 Outsider Ownership Concentration (OUTCON)


Hasil uji statistik deskriptif berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa
minimum OUTCON sebesar 0,00000 yang dimiliki Perusahaan Summarecon Agung
tahun 2012 dimana kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar untuk terlibat
dengan urusan bisnis perusahaan sehari-hari dan maksimum OUTCON sebesar
0,94710 yang dimiliki Perusahaan LCGP tahun 2012 yang sangat bergantung
terhadap hasil RUPS. Dengan rata-rata sebesar 0,3217958 dan standar deviasinya
sebesar 0,21701751.

21
4.2.5 Ketepatan Waktu (TIMELINESS)
Hasil uji statistik deskriptif berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa
minimum TIMELINESS sebesar 0 dimana yang melakukan pelaporan keuangan
secara terlambat berjumalh 8 perusahaan dari 144 perusahaan selama 3 periode 2012
samapi 2014 dan maksimum TIMELINESS sebesar 1 dimana yang melakukan
pelaporan secara tepat waktu sebanyak 136 perusahaan dari 144 perusahaan selama
periode 2012 sampai 2014. Dengan rata-rata sebesar 0.94 dan standar deviasinya
sebesar 0.245. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas data atas variabel tersebut
cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasinya
mengidentifikasi standar error dari variabel tersebut kecil (Ghozali, 2011).

4.3 Uji Overall Model Fit


Dalam penelitian ini variabel dependen bersifat dummy (perusahaan tepat
waktu dan perusahaan tidak tepat waktu), maka pengujian terhadap hipotesis
menggunakan uji regresi logistik. Adapun bentuk pengujian tersebut berdasarkan
tahapan yang dijelaskan Ghozali (2011) adalah sebagai berikut:

4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)


Dalam mengetahui besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi
logistik dapat ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R. Square. Nilai Nagelkerke R.
Square menunjukkan angka sebesar 0,209 yang berarti variabilitas variabel terikat
yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 20,9%, sedangkan sisanya sebesar
79,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian seperti
Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Konsentrasi Kepemilikan Pihak
Luar. Tabel 4.4 di bawah ini menyajikan hasil dari uji koefisien determinasi
(Nagelkerke R. Square).

Tabel 4.4
Koefisien Determinasi

Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square
1 55,441a ,079 ,209

22
a. Estimation terminated at iteration number 14 because
parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: output spss

4.3.2 Uji Kelayakan Model Regresi


Untuk menilai kelayakan model regresi dapat menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai
Chi-square sebesar 3.880 dengan signifikansi (p) sebesar 0.868. Berdasarkan hasil
tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0.05. Dari hasil tersebut maka dapat
disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. Hasil uji kelayakan model
regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Menguji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3,880 8 ,868
Sumber : output spss

4.3.3 Uji Matriks Klasifikasi

Tabel 4.6
Matriks Klasifikasi

Classification Tablea,b

Predicted

Ketepatan LK Percentage
Observed Tidak Tepat Tepat Correct

Step 0 Ketepatan LK Tidak Tepat 0 8 ,0

Tepat 0 136 100,0

Overall Percentage 94,4

a. Constant is included in the model.


b. The cut value is ,500
Sumber : output spss

23
Pada tabel 4.6 menunjukkan matriks klasifikasi untuk menunjukkan kekuatan
prediksi dari suatu model regresi dalam memprediksi dilakukannya pelaporan
keuangan oleh perusahaan properti. Kekuatan prediksi tersebut dalam melakukan
pelaporan keuangan sebesar 100%. Dimana hal tersebut menunjukkan bahwa dengan
model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 136 perusahaan (jumlah dari 3
periode) yang diprediksi akan melakukan pelaporan keuangan tepat waktu dari total
144 perusahaan (jumlah dari 3 periode) yang melakukan pelaporan keuangan. Dapat
disimpulkan bahwa kekuatan prediksi dari model regresi sebesar 94.4%.

4.3.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
diantara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan diagnostik kolinearitas antar
variabel bebas untuk melihat besarnya VIF (Variance Inflation Factor). Jika VIF >
10 maka terdapat multikolinearitas, sedangkan jika VIF < 10 maka tidak ada
multikolinearitas. Hasil dari tabel 4.7 menunjukkan nilai VIF Masih diantara 1-10
yang menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada variabel bebasnya
(Sujarweni, 2015).

Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Std.

Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 1,025 ,038 26,925 ,000

OUTCON -,332 ,097 -,296 -3,427 ,001 ,898 1,113

MV 3,044E-15 ,000 ,073 ,839 ,403 ,889 1,125

DER 2,223E-5 ,000 ,022 ,265 ,791 ,979 1,022

ROA ,001 ,004 ,028 ,344 ,731 ,987 1,013

a. Dependent Variable: KLK

24
4.4 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Dalam penelitian ini ditemukan bukti empiris bahwa sebagian besar


perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melakukan tepat waktu dalam
penyampaian pelaporan keuangannya ke Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa tingginya kesadaran perusahaan dalam mematuhi perundang-
undangan di bidang pasar modal, khususnya mengenai prinsip keterbukaan di pasar
modal yang berupa penyampaian laporan keuangan tahunan secara tepat waktu.
Selain itu hal ini menunjukkan besarnya rasa tanggung jawab perusahaan terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan perusahaan.

Hasil dari pengujian model regresi logistik digambarkan pada tabel 4.8,
adapun rincian penjelasan terkait informasi tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a DER ,010 ,083 ,013 1 ,909 1,010


MV ,000 ,000 ,345 1 ,557 1,000

ROA 2,731 5,571 ,240 1 ,624 15,352

OUTCON -4,985 1,895 6,918 1 ,009 ,007

Constant 4,464 1,073 17,303 1 ,000 86,859

Sumber : output spss

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik ditunjukkan dalam model


berikut ini :
TIMELINESS = 4.464 + 0.10DER + 0.000MV + 2.731ROA–
4,985OUTCON + e

Dari persamaan regresi tersebut, maka dapat dianalisis sebagai berikut:


a. Konstanta sebesar 4.464 menyatakan bahwa apabila variabel independen
dianggap konstan maka nilai dari timeliness sebesar 4.464.

25
b. Variabel DER mempunyai koefisien regresi 0,10. Koefisien regresi bertanda
positif. Hal ini dapat diartikan setiap peningkatan DER sebesar 1 satuan akan
mengakibatkan peningkatan TIMELINESS sebesar 0.10 dengan asumsi
apabila variabel independen lain dianggap konstan.
c. Variabel MV mempunyai koefisien regresi 0.000. yang dapat diartikan setara.
Hal ini tidak mengakibatkan peningkatan ataupun penurunan terhadap
TIMELINESS, dengan asumsi apabila variabel independen lain dianggap
konstan.
d. Variabel ROA mempunyai koefisien regresi 2,731. Koefisien regresi bertanda
positif. Hal ini dapat diartikan setiap peningkatan ROA sebesar 1 satuan akan
mengakibatkan peningkatan TIMELINESS sebesar 2.7.31 dengan asumsi
apabila variabel independen lain dianggap konstan.
e. Variabel OUTCON mempunyai koefisien regresi -4.985. Koefisien regresi
bertanda negatif. Hal ini dapat diartikan setiap peningkatan OUTCON sebesar
1 satuan akan mengakibatkan penurunan TIMELINESS sebesar -4.985 dengan
asumsi apabila variabel independen lain dianggap konstan.

Tingkat signifikansi dinyatakan dalam persen dan dilambangkan dengan (α ),


ketentuan tingkat signifikansi α = 5%, artinya >5% Ha di terima dan <5% Ha
diterima. Berdasarkan model pengujian regresi logistik, maka interpretasi informasi
hasil tersebut disajikan dalam lima bagian. Bagian pertama menguraikan pengaruh
Solvabilitas terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Ha1). Bagian kedua
menguraikan pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Ha2). Bagian ketiga menguraikan pengaruh Profitabilitas terhadap
Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Ha3). Bagian keempat menguraikan pengaruh
Konsentrasi Kepemilikan Pihak Luar terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan
Keuangan (Ha4). Adapun penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

4.4.1 Pengaruh Solvabilitas terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan


Variabel Solvabilitas menunjukkan koefisien (b) positif sebesar 0.10 dengan
tingkat signifikansi (p) sebesar 0.909. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari

26
α = 5%, maka hipotesis pertama tidak berhasil didukung. Penelitian variabel pertama
ini tidak berhasil membuktikan bahwa Solvabilitas berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Pratama dan Haryanto (2014;1)

Hasil penelitian Pratama dan Haryanto (2014;1) menemukan bukti empiris


bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan
perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menyelesaikan
permasalahan hutang melalui proses restrukturisasi hutang. Dalam kondisi masa
pemulihan akibat krisis ekonomi permasalahan hutang dianggap biasa selama ada
kemungkinan untuk menyelesaikan maupun membayar dana pinjaman.

4.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan


Keuangan
Variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan koefisien (b) setara sebesar 0.0000
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0.557. Karena tingkat signifikansi (p) lebih
besar dari α = 5%, maka hipotesis pertama tidak berhasil didukung. Penelitian
variabel pertama ini tidak berhasil membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Yusralaini et al (2010).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besar atau kecilnya ukuran


perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan akan melakukan pelaporan keuangannya
tepat waktu, sehingga tidak ada kecendrungan bahwa perusahaan yang memiliki
nama besar akan melakukan pelaporan keuangan secara tepat waktu dan perusahaan
baru akan mengalami keterlambatan pelaporan keuangan ke otoritas jasa keuangan.

4.4.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan


Variabel Profitabilitas menunjukkan koefisien (b) positif sebesar 2.731
dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0.624. Karena tingkat signifikansi (p) lebih
besar dari α = 5%, maka hipotesis pertama tidak berhasil didukung. Penelitian
variabel pertama ini tidak berhasil membuktikan bahwa Profitabilitas berpengaruh

27
terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Yusralaini et al (2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap


Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan, Sehingga tidak ada kecendrungan bagi
perusahaan yang mengalami keuntungan atau profit untuk menyampaikan laporan
keuangannya secara tepat waktu atau perusahaan yang mengalami kerugian akan
melaporkan terlambat.

4.4.4 Pengaruh Kepemilikan Pihak Luar terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan


Keuangan
Variabel kesulitan Kepemilikan Pihak Luar menunjukkan koefisien (b) negatif
sebesar -4.985 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0.009 Karena tingkat
signifikansi (p) lebih kecil dari α = 5%, maka hipotesis pertama berhasil didukung.
Penelitian variabel pertama ini berhasil membuktikan bahwa Kepemilikan Pihak Luar
berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Pihak Luar menjadi faktor


penyebab Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Pemegang saham menjadi kendala
suatu perusahaan melakukan pelaporan keuangan, manajemen mengalami tekanan
atau pengawasan dari para investor untuk menyampaikan laporan keuangan secara
tepat waktu.

5. Simpulan

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
negatif Solvabilitas terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan selama 3
tahun pengamatan (2012 – 2014).
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
negatif Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
selama 3 tahun pengamatan (2012 – 2014).

28
3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
negatif Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan selama 3
tahun pengamatan (2012 – 2014).
4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
positif Konsentrasi Kepemilikan Pihak Luar terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan selama 3 tahun pengamatan (2012 – 2014).

5.2 Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dari hasil pengamatan dan
pengujian yang dapat melemahkan penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini
adalah :
1. Objek penelitian ini hanya menggunakan perusahaan properti yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel solvabilitas, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, dan Konsentrasi Kepemilikan Pihak Luar.
Berdasarkan hasil simpulan yang didapat bahwa mayoritas variabel-variabel
tersebut berpengaruh negatif terhapap ketepatan pelaporan keuangan
perusahaan, peneliti mengharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat
menggunakan variabel-variabel lain yang dapat mencakup lebih dalam
pengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
3. Penelitian dilakukan pada saat pembangunan infrastruktur sedang mengalami
peningkatan yang juga berdampak terhadap meningkatnya investasi dibidang
properti, sehingga tidak terlalu banyak perusahaan yang mengalami
keterlambatan waktu pelaporan keuangan.
4. Keterbatasan pengambilan data perusahaan, dikarenakan rata-rata perusahaan
yang mempunyai laporan jelek cenderung tidak mempublikasikan laporan
mereka.

5.3 Saran
Penelitian mengenai Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dimasa yang akan
datang diharapkan lebih memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan
mempertimbangkan saran sebagai berikut :

29
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas jumlah sampel penelitian
dengan mempertimbangkan dan mengamati seluruh bidang lain di Bursa Efek
Indonesia yang jumlah perusahaannya lebih banyak.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang rentang periode penelitian,
misalnya 5 tahun periode pelaporan keuangan.
3. Pengukuran terhadap variabel Solvabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas menggunakan proksi yang lain selain penggunaan DER, MV dan
ROA.
4. Perlu menambah variabel penelitian yang berasal dari data sekunder misalnya:
kualifikasi audit, profil perusahaan (domestik atau asing), serta data primer
seperti: persepsi ketepatan waktu pelaporan keuangan oleh pihak manajemen
perusahaan.

30
DAFTAR REFERENSI

FAT. 2014. OJK jatuhkan 316 Sanksi Administratif di Industri Pasar Modal:
Mayoritas sanksi administratif berupa denda. Diunduh tanggal 16 mei 2016,
http/:ww.hukumonline.com.
Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-
perusahaan yang Terdaftar di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan
Akuntan Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Imaniar Fitrah. 2016. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan. Fakultas Ekonomi STIESIA. Surabaya.
James C. Dyer and Arthur J. McHugh. 1975. The Timeline of Australian Annual
Report. Journal of Accounting Reasearch. Vol 13. No 2. pp.204-219.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Luluk Miftahul Ifada. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Di BEJ). Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Marthani, D. T. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2012. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Malang.
Robert W. McGee, Xiaoli Yuan. 2012. Corporate governance and the timeliness of
financial reporting: a comparative study of the People's Republic of China, the USA
and the European Union. Journal of Asia Business Studies. Vol 6. Issue: 1. pp.5-16.
Sofyan Syafri Harahap. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Persada.
Yusralaini. et al. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan Ke Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
BEI (2005-2007). Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya.
Pekanbaru.

31
32

Você também pode gostar