Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SAP 14
Oleh:
Kelompok
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
1. MENYUSUN BUDGET PENDAPATAN
Penyusunan budget di hotel, sebagaimana layaknya diperusahaan lain dilakukan pada
tahun sebelum dilaksanakannya operasional. Penyusunan budget di hotel melibatkan semua
departemen yang dikoordinir oleh bagian akuntansi. Semua departemen membuat
perencanaan secara individu yang mekanismenya dimulai dari bagian penjualan (umumnya
ditangani oleh Front Office Departement/FO). Sebagaimana layaknya penyusunan budget di
setiap industry yang dimulai dengan perencanaan pendapatan,di hotelpun budget diawali
dengan perencanaan pendapatan yang disusun oleh departemen FO Departement.
Penyusunan budget sudah dilakukan sebelum budget tersebut digunakan sebagai alat
pembanding dengan realisasi. Menurut Gray (1996),sebaiknya budget disusun minimal tiga
bulan sebelum akhir tahun, karena penyusunannya memerlukan pertimbangan dan masukan
dari banyak pihak,sehingga memerlukan waktu dalam proses penyusunannya.
Budget per departemen biasanya didukung oleh informasi detail yang dikumpulkan
dalam proses penyiapan budget dan dicatat di lembar kerja (worksheet) dan lembar ringkasan
(summery sheet). Dokumen-dokumen ini harus disimpan untuk menyediakan catatan yang
berisi alasan-alasan yang melatarbelakangi pembuatan keputusan dalam penyiapan budget
per departemen. Catatan ini akan dapat menjawab pertanyaan yang muncul pada saat review
budget dilakukan. Dokumen ini juga berguna untuk penyiapan budget ditahun-tahun yang
akan datang.
a. Penyusunan Anggaran Pendapatan di Departemen Front Office (FO)
Ada beberapa hal yang dijadikan dasar untuk melakukan prediksi penjualan yang
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu informasi yang bersifat makro dan
informasi yang bersifat mikro ( berkaitan dengan kemampuan serta kondisi hotel yang
bersangkutan ). Informasi yang bersifat makro antara lain:
a. Kondisi perekonomian baik regional,nasional maupun internasional
b. Tingkat promosi yang dilakukan baik secara organisasional
c. Kondisi para pesaing
d. Jumlah kunjungan wisatawan
e. Musim
f. Event yang memerlukan akomodasi dalam jumlah yang tinggi
g. Dan sebagainya
Sedangkan untuk informasi yang bersifat mikro meliputi:
a. Jumlah kamar hotel
b. Promosi individu
c. Kebijakan hotel (berkaitan dengan pasar yang dituju)
d. Harga
Jumlah kamar yang dimiliki hotel (total room) merupakan dasar awal dalam
menentukan jumlah kamar yang diperkirakan akan mampu dijual. Jumlah kamar di hotel
terdiri dari berbagai jenis seperti standar,deluxe,suite room,dan sebagainya. Langkah
berikutnya adalah memastikan jumlah kamar yang siap untuk dijual (room avaible), hal ini
dikarenakan tidak semua kamar yang ada di hotel siap untuk dijual. Berdasarkan informasi
tersebut, kemudian ditentukan jumlah kamar yang mampu untuk dijual (room occupancy).
Room occupancy juga harus berisikan penjelasan tentang isian orang dari masing-masing
kamar tersebut (apakah single occupancy,double occupancy,atau extra bed). Informasi ini
penting berkaitan dengan jumlah orang yang akan menginap di hotel tersebut. Setelah
mengetahui jumlah kamar serta jumlah orang yang menginap, barulah ditentukan harga dari
masing-masing kamar tersebut sehingga diperoleh perencanaan penjualan kamar.
Rencana penjualan kamar secara kuantitatif ini yang disebarkan ke semua departemen
untuk dijadikan dasar penentuan rencana/anggaran di masing-masing departemen (dengan
kata lain rencana penjualan kuantitas kamar dijadikan dasar untuk menentukan anggaran di
departemen lainnya).
Disamping rencana penjualan kamar departemen FO juga membuat perencanaan
biaya tentang promosi maupun biaya operasional yang berkaitan dengan departemennya.
b. Penyusunan Anggaran di Departemen Food & Beverage (F&B)
Departemen F&B.berdasarkan informasi isian kamar akan merencanakan penjualan
F&B. informasi penjualan kamar sangat penting terutama untuk dapat memprediksi penjualan
F&B yang bersumber dari tamu hotel. Dalam hal ini departemen F&B juga memerlukan
informasi tentang asal dari tamu yang menginap di hotel berkaitan dengan jenis makanan
yang harus disiapkan. Disamping penjualan yang berasal tamu hotel, Departemen F&B juga
akan membuat prediksi tentang rencana penjualan yang bersumber dari tamu di luar hotel
serta menyusun rencana biaya operasional di departemennya.
c. Penyusunan Anggaran di Departemen House Keeping (HK)
Departemen House Keeping berdasarkan rencana penjualan kamar serta F&B akan
membuat perencanaan untuk mendukung penjualan tersebut,seperti misalnya yang berkaitan
dengan pengadaan handuk,sabun serta penggunaan bahan kimia serta segala sesuatu yang
berkaitan dengan penjualan tersebut. Segala sesuatu yang direncanakan tidak terlepas dari
isian kamar tersebut. Departemen HK juga akan membuat perencanaan yang berkaitan
dengan operasional di departemennya.
d. Penyusunan anggaran di departemen Energi dan Pemeliharaan (ME)
Departemen ME berdasarkan tingkat hunian kamar akan membuat perencanaan yang
berkaitan dengan pengadaan barang untuk mendukung isian kamar serta event yang akan
dilaksanakan di hotel, termasuk didalamnya merencanakan perbaikan atau pemeliharaan serta
peremajaan yang diperlukan. Berkaitan dengan efisiensi energi, ME akan merencanakan
pengaturan pemakaian tenaga listrik baik yang bersumber dari PLN maupun yang bersumber
dari mesin generator. ME juga akan membuat perencanaan yang berkaitan dengan
operasional didepartemennya.
e. Penyusunan anggaran di departemen Personalia
Departemen personalia merupakan departemen yang mempersiapkan segala aktivitas
kepegawaian berkaitan dengan kelancaran operasional perusahaan. Dalam hal ini informasi
isian kamar hotel sangat dibutuhkan dalam menentukan jumlah karyawan yang harus
dipekerjakan pada suatu periode. Karena operasional hotel dapat didukung tidak hanya oleh
karyawan hotel tersebut, tetapi juga dapat dipadukan dengan karyawan training yang
merupakan tenaga kerja yang sangat murah. Informasi isian kamar sangat berkaitan dengan
kebijakan cuti, lembur karyawan serta kapan dibutuhkannya tenaga ekstern.
f. Penyusunan anggaran di departemen Akuntansi
Departemen akuntansi, disamping menyusun anggaran didepartemennya, juga
menjadi koordinator dari penyusunan anggaran secara keseluruhan. Semua anggaran
individual tersebut direkapitulasi didepartemen akuntansi untuk selanjutnya dilakukan
penggabungan. Atas dasar kemampuan keuangan perusahaan serta kelancaran operasional,
departemen akuntansi akan mengkoordinasikan dengan semua departemen terkait untuk
selanjutnya ditentukan skala prioritasnya. Dalam koordinasi tersebut tidak tertutup
kemungkinan untuk dilakukan pemangkasan atau perubahan periode anggaran dari masing-
masing departemen. Hasil koordinator inilah yang dijadikan dasar untuk menentukan
anggaran yang dijadikan acuan untuk menilai kinerja organisasional.
Kontrol Budget
Proses budget kontrol mengidentifikasikan dan menganalisa variance yang signifikan
antara nilai yang dibudgetkan dan hasil operasi actual. Analisis variance dapat menunjukan
bahwa investigasi tambahan oleh manajemen diperlukan untuk menentukan penyebab pasti
dari variance yang signifikan tersebut. Setelah penyebab-penyebab ini dapat diidentifikasi,
manajemen mampu membuat tindakan koreksi seperlunya.
Agar budget dapat dipergunakan secara efektif untuk tujuan pengendalian, laporan
dibuat secara bulanan. Laporan ini akan bermanfaat jika penyajiannya tepat waktu dan
relevan. Laporan yang dibuat seminggu setelah akhir periode akuntansi berarti sudah
terlambat bagi manager untuk melakukan investigasi variancenya, menentukan sebab-
sebabnya, dan mengambil tindakan korekstif seperlunya. Laporan yang relevan meliputi
pendapatan dan beban per departemen di mana masing-masing biaya dipertanggung
jawabkan.
Laporan variance budget harus mencakup detail secukupnya agar kepala departemen
memungkinkan membuat pertimbangan yang masuk akal terhadap variance yang ada di
budget. Hampir semua item pendapatan dan beban yang ada di budget akan berbeda dari
laporan hasil operasi. Hal ini memang diharapkan karena tidak ada budget proses pembuatan
budget yang sempurna. Walaupun begitu, ada variance yang tidak signifikan sehingga tidak
perlu tindakan korektif tetapi ada juga variance yang signifikan sehingga memerlukan
analisis dan tindakan korektif dari manajemen yang ada.
General manager dan controller harus menyiapkan cerita penentuan variance yang
signifikan kepada kepala departemen. Kriteria tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk rupiah
dan prosentase. Laporan bulanan harus memuat kolom variance rupiah dan prosentase
sehingga kepala departemen dapat mengidentifikasikan dengan mudah variance mana yang
signifikan.
Re Forecasting
Banyak perusahaan yang membuat perkiraan ulang hasil operasi yang diharapkan
dan merevisi budget operasi ketika tahun berjalan. Reforecasting perlu jika hasil actual mulai
memnujukan variance yang signifikan dari budgt operasi karena adanya perubahan-
perubahan yang terjadi setelah budget selesai dibuat.