Você está na página 1de 12

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG


MOBILISASI DINI TERHADAP PASIEN POST
SPINAL ANESTESI DI RSUD
KOTA YOGYAKARTA

AMALIA PANGESTI
NIM. P07120213003

PRODI D-IV KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
TAHUN 2017
NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG


MOBILISASI DINI TERHADAP PASIEN POST
SPINAL ANESTESI DI RSUD
KOTA YOGYAKARTA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Terapan Keperawatan

AMALIA PANGESTI
NIM. P07120213003

PRODI D-IV KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
TAHUN 2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Naskah Publikasi berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang


Mobilisasi Dini Terhadap Pasien Post Spinal Anestesi Di RSUD Kota
Yogyakarta” telah mendapat persetujuan oleh pembimbing pada tanggal :
Agustus 2017

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Maria H. Bakri, SKM, M.Kes. RR. Sri Arini Winarti Rinawati, SKM,M.Kep
NIP. 195311221979032001 NIP. 197209021992032001

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta

Tri Prabowo, S.Kp, M.Sc.


NIP 19650519 198803 1 001
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG MOBILISASI DINI TERHADAP
PASIEN POST SPINAL ANESTESI
DI RSUD KOTA YOGYAKARTA
Amalia Pangesti1, Maria H. Bakri2, RR. Sri Arini Winarti Rinawati3
Email : apangesti43@gmail.com

ABSTRACT
Post anesthetic complications cause pain that can inhibit the mobilization of patients and become
one of the reasons patients wont move. According to health law number 36 of 2009 chapter III,
that each person got information about his/her health data from paramedic. Information about early
mobilization is done with pre-operative health promotion so that patients are able to mobilize early
post anesthesia. This study aims to know the effect of health counseling about early mobilization
in patients post spinal anesthesia in RSUD Kota Yogyakarta. This research is a quasy experiment.
The sample of this study amounted to 40 respondents who each group there are 20 respondents.
The treatment group carried out by verbal counseling, demonstration, and leaflet and control group
was given a leaflet. Sampling with random sampling. The test used is Chi-Square test. Respondent
of treatment group had more early mobiization in good category there were 15 respondents
(37.5%), while the respondents of control group there were 8 respondents (20.0%) in good
category. The results of data analysis using Chi Square ρ = 0,025 (ρ <0,05). There is a effect of
counseling about early mobilization in patients post spinal anesthesia in RSUD Kota Yogyakarta
Keywords : Early Mobilization, Spinal Anesthesia, Health Counseling

INTISARI
Komplikasi pasca anestesi menimbulkan rasa nyeri yang dapat menghambat mobilisasi dini pasien
dan salah satu alasan pasien tidak mau bergerak. Sesuai dengan Undang- Undang Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009 pada Bab III pasal 8 disebutkan, “setiap orang berhak memperoleh
informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun
yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan . Informasi tentang mobilisasi dini dilakukan dengan
penyuluhan kesehatan pre operasi agar pasien mampu mobilisasi dini pasca operasi Penelitian ini
bertujuan diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan mobilisasi dini terhadap pasien post
operasi spinal anestesi di RSUD Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian quasy
eksperiment. Sampel penelitian ini berjumlah 40 responden, terdiri dari 20 kelompok perlakuan
dan 20 kelompok kontrol. Kelompok perlakuan dilakukan penyuluhan dengan cara verbal,
demonstrasi dan leaflet, kelompok kontrol hanya diberikan leaflet. Uji yang digunakan adalah uji
Chi-Square. Responden kelompok perlakuan lebih banyak mobilisasi dini dalam kategori baik
yaitu 15 responden (37,5%), sedangkan pada kelompok kontrol lebih banyak dalam kategori
kurang yaitu 12 responden (30,0%). Hasil analisis data menggunakan Chi Square yaitu ρ= 0,025
(ρ< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan mobilisasi dini
terhadap pasien post spinal anestesi di RSUD KOTA Yogyakarta.

Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Penyuluhan Kesehatan, Spinal Anestesi


PENDAHULUAN diatas dan untuk meningkatkan
Pembedahan merupakan tindakan pelayanan di rumah sakit maka peneliti
pengobatan yang menggunakan cara tertarik untuk melakukan penelitian
invasive dengan membuka atau tentang pengaruh penyuluhan
menampilkan bagian tubuh yang akan kesehatan mobilisasi dini terhadap
ditangani1. Tindakan spinal anestesi praktik mobilisasi dini post spinal
masih menjadi pilihan utama untuk anestesi di IBS RSUD Kota
operasi-operasi singkat terutama pada Yogyakarta.
abdomen kebawah1. Komplikasi pasca
anestesi menimbulkan rasa nyeri yang METODE PENELITIAN
dapat menghambat aktivitas Penelitian ini menggunakan quasy
(mobilisasi) pasien dan menjadi salah eksperiment yaitu suatu metode
satu alasan pasien tidak mau bergerak. penelitian yang digunakan untuk
Sehingga untuk mengurangi menguji hipotesis sebab akibat dengan
komplikasi tersebut dilakukan melakukan intervensi sekelompok
mobilisasi dini pasca operasi3. subyek dengan atau tanpa kelompok
Sesuai dengan Undang- Undang control5. Sampel dalam penelitian ini
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 adalah pasien operasi elektif dengan
pada Bab III pasal 7 dan 8 disebutkan, spinal anestesi yang ada di RSUD Kota
“setiap orang berhak untuk Yogyakarta. Sampel diambil secara
mendapatkan informasi dan edukasi random sampling dengan krteria
tentang kesehatan yang seimbang dan inklusi: umur 21-45 tahun, ASA I dan
bertanggung jawab yang akan II, bersedia menjadi responden,
diterimanya dari tenaga kesehatan”. berkomunikasi dengan baik, pasien
Informasi sebelum menjalani elektif dengan spinal anestesi, tidak ada
operasi dilakukan dengan penyuluhan gangguan di ekstremitas bawah.
kesehatan pre operasi. Penyuluhan Sampel diambil pada 17 Mei sampai 15
kesehatan adalah sejumlah Juni 2017 dengan besar sampel
pengalaman yang berpengaruh secara sebanyak 40 orang yang dibagi menjadi
menguntungkan terhadap 2 kelompok perlakuan dan kelompok
pengetahuan, sikap, dan kebiasaan, kontrol. Penelitian dilakukan dengan
sikap, dan pengetahuan yang ada membagi responden menjadi 2
hubungannya dengan kesehatan kelompok perlakuan dan kontrol.
perseorangan, masyarakat dan bangsa, Kelompok perlakuan diberikan
kesemuanya ini dipersiapkan dalam penyuluhan secara verbal, demonstrasi
rangka mempermudah diterimanya dan leaflet, dilakukan satu hari sebelum
secara sukarela perilaku yang akan operasi. Sedangkan kelompok kontrol
meningkatkan atau memelihara hanya diberikan leaflet 1 hari sebelum
4
kesehatan . menjalani operasi. Setelah itu semua
Berdasarkan studi pendahuluan responden diobservasi mobilisasi dini
yang dilakukan di RSUD Kota selama 60 menit pertama post operasi.
Yogyakarta didapatkan data 3 dari 5 Dengan waktu <30 menit diobservasi
pasien yang akan menjalani operasi fleksi ekstensi kaki, dilakuka dan di
saat studi pendahuluan mengaku belum Recovery Room . kurun waktu 30-60
tau tentang mobilisasi dini pasca menit dirangsang reflek babinski dan
operasi. Berdasarkan hasil paparan dilakukan di bangsal.
HASIL PENELITIAN
Data dari tabel 1 diketahui
1. Karakteristik Responden
bahwa berdasarkan umur responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
pada kelompok perlakuan paling
Karakteristik Responden di RSUD
banyak pada kelompok umur 21 – 25
Kota Yogyakarta pada Kelompok
tahun yaitu 7 orang (17,5%).
Perlakuan dan Kontrol (n
Sedangkan pada kelompok kontrol,
perlakuan: 20, n kontrol: 20)
paling banyak pada kelompok umur
41-45 tahun yaitu 7 orang (17,5%).
Karakteristik Perlakuan Kontrol
Responden f % f %
Pada jenis kelamin di kelompok
Umur perlakuan, paling banyak perempuan
21-25 tahun 7 17,5 5 12,5 17 orang (47,5%) dan pada
26-30 tahun 4 10,0 3 7,5 kelompok kontrol, laki-laki dan
31-35 tahun 1 2,5 2 5,0 perempuan sama yaitu 10 orang
36-40 tahun 2 5,0 3 7,5 (25,0%). Berdasarkan tingkat
41-45 tahun 6 15,0 7 17,5 pendidikan, pada kelompok
perlakuan dan kontrol, paling banyak
Jenis Kelamin
pendidikan terakhir SMA yaitu 9
Laki-laki 3 7,5 10 25,0
orang (22,5%).
Perempuan 17 42,5 10 25,0
Data pada lama operasi di
Pendidikan
kelompok perlakuan paling banyak
Terakhir
waktu operasi >60 menit yaitu 10
SD 1 2,5 0 0
orang (25,0%). Dan kelompok
SMP 6 15,0 6 15,0 kontrol paling banyak waktu operasi
SMA 9 22,5 9 22,5 30 – 60 menit yaitu 10 orang
Sarjana 4 10,0 5 12,5 (25,0%). Berdasarkan riwayat
Lama Operasi operasi pada kelompok perlakuan
<30 menit 2 5,0 6 15,0 paling banyak belum pernah operasi
30-60 menit 8 20,0 10 25,0 sebelumnya yaitu 13 orang (32,5%),
>61 menit 10 25,0 4 10,0 sedangkan pada kelompok kontrol
Riwayat paling banyak 11 orang (27,5%)
Operasi belum pernah melakukan operasi.
Pernah operasi 7 17,5 9 22,5
Data dari karakteristik jenis
Belum pernah 13 32,5 11 27,5 operasi pada kelompok perlakuan
Jenis dan kelompok kontrol paling banyak
Pembedahan adalah Sectio Caesarea. Pada
Histerektomi 2 5,0 1 2,5 kelompok perlakuan 11 orang
Hernioraphi 1 2,5 3 7,5 (27,5%) dan pada kelompok kontrol
SC 11 27,5 8 20,0 8 orang (20,0%).
Debridement 0 0 3 7,5
Hemoroidekto 2 5,0 1 2,5 2. Praktik Mobilisasi Dini Pasien
mi Post Operasi Dengan Spinal
Eksisi 0 0 1 2,5
Anestesi Pada Kelompok
Apendiktomi 2 5,0 1 2,5
Perlakuan dan Kelompok Kontrol
URS 0 0 2 5,0
KIstektomi 2 5,0 0 0
Jumlah 20 50,0 20 50,0
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Hasil Jumlah
Tahapan Mobilisasi Dini Penyuuhan Baik Kurang
Kesehatan
Responden Pada Kelompok f % f % f %
Perlakuan dan Kelompok
Kontrol 8 20,0 12 30,0 20 50,0
Kontrol di RSUD Kota
Perlakuan 15 37,5 5 12,5 20 50,0
Yogyakarta (n Perlakuan: 20, n
Kontrol: 20)
Dari tabel 3 memperlihatkan
Tahapan Perlakuan Kontrol
teknik penyuluhan pada kelompok
Mobiisasi Baik perlakuan dan kelompok kontrol.
Kurang Baik Kuran
Dini g
Pada responden kelompok kontrol,
f % f % f % f % pelaksanaan penyuluhan dalam
Tahapan
kategori baik yaitu 8 orang (20,0%),
37, 17 32 dan pada kelompok perlakuan yaitu
<30 15 5 12,5 7 13
5 ,5 ,5 15 orang (37,5%) dalam kategori
Menit
Tahapan 15 37, 5 12,5 7 17 13 32 baik.
30-60 5 ,5 ,5
Menit
4. Pengaruh penyuluhan kesehatan
Jumlah 15 37, 5 12,5 7 17 13 32
5 ,5 ,5 mobilisasi dini terhadap mobilisasi
Tabel 2 memperlihatkan dini post operasi spinal anestesi di
mobilisasi dini responden pada RSUD Kota Yogyakarta
kelompok perlakuan dan kelompok Tabel 5. Tabulasi Silang Teknik
kontrol selama kurun waktu 60 menit Penyuluhan Kesehatan
pertama. Diketahui bahwa mobilisasi Mobilisasi Dini Terhadap
dini pada tahapan <30 menit dalam Mobilisasi Dini Post Operasi
kategori baik pada kelompok Spinal Anestesi di RSUD Kota
perlakuan yaitu 15 orang (37,5%), Yogyakarta (n perlakuan: 20, n
sedangkan pada kelompok kontrol kontrol: 20)
yaitu 7 orang (17,5%). Dan tahapan
mobilisasi dini 30 - 60 menit dalam Mobilisasi Nilai Nilai Chi
kategori baik pada kelompok Dini penyuluhan penyuluhan square
perlakuan yaitu 15 orang (37,5%), baik kurang
sedangkan pada kelompok kontrol f % f % 0,025
yaitu 7 orang (17,5%). Baik 15 37,5 8 20,0
Kurang 5 12,5 12 30,0
3. Perbedaan pelaksanaan penyuluhan Jumlah 20 50,0 20 50,0
kesehatan pada kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan Berdasarkan tabel 4 diketahui
Tabel 3. Hasil Pelaksanaan bahwa mobilisasi dini post operasi
Penyuluhan Pada Kelompok dengan spinal anestesi pada
Perlakuan dan Kelompok Kontrol pelaksanaan penyuluhan baik yaitu
di RSUD Kota Yogyakarta (n 15 orang (37,5%). Sedangkan pada
Perlakuan: 20, n Kontrol: 20) hasil pelaksanaan penyuluhan nilai
kurang dengan mobilisasi baik yaitu
12 orang (35,0%). Hasil uji chi
square dengan nilai signifikansi (p)
0,025 < 0,05. Dengan demikian histerektomi, dikarenakan pada
dapat disimpulkan bahwa adanya umur tersebut hormon estrogen
pengaruh penyuluhan kesehatan sudah berangsur berkurang.
tentang mobilisasi dini terhadap Dari data jenis kelamin,
pasien post spinal anestesi di RSUD pada kelompok perlakuan paling
Kota Yogyakarta. banyak responden perempuan,
dikarenakan kepadatan CSF
PEMBAHASAN secara signifikan lebih rendah
1. Karakteristik Responden pada wanita (1,00049 (0,0001 I)
Berdasarkan usia, paling g ml-1) dibandingkan pada laki-
banyak kelompok usia 21-25 laki (1,00058 (0,0001 I) g ml-1)
tahun pada kelompok perlakuan (p = 0,024). Hasil ini
karena pada usia tersebut, usia menunjukkan bahwa seks secara
masih produktif. Kehamilan signifikan dipengaruhi
diusia sangat muda dapat kepadatan CSF dan karena itu
menimbulkan beberapa resiko dapat mengubah distribusi
yang membahayakan ibu dan subarachnoid anestesi lokal8.
juga janin, bila usia ibu dibawah Hormon androgen dan
20 tahun karena reproduksi testoteron akan menyebabkan
wanita dianggap belum matur laki-laki akan lebih cepat
sehingga belum aman untuk pemulihannya dari pada
terjadi kehamilan dan persalinan perempuan, hal ini dikarenakan
serta belum memiliki kesiapan laki-laki mempunyai hormon
dalam aspek psikologis6. androgen dan testosteron sekitar
Sehingga untuk usia 21-25 tahun 20 kali lebih banyak daripada
masih digolongkan dewasa wanita9.
muda, dan dianggap organ Pasien yang dilakukan
reproduksi wanita sudah matur pembedahan dengan spinal
dan aman terjadi kehamilan. anestesi akan menyebabkan blok
Sedangkan pada kelompok simpatis yang berakibat tonus
kontrol paling banyak pada vena hilang secara penuh pada
kelompok usia 41-45 tahun, bagian yang teranestesi dalam
responden dengan kelompok hal ini adalah ekstremitas bawah
umur tersebut paling banyak. dan abdomen bawah10.
Kejadian mioma uteri pada Berdasarkan riwayat
kelompok umur 40-50 tahun operasi paling banyak pasien
paling banyak, dikarenakan belum pernah menjalani operasi
pertumbuhan dan perkembangan sebelumnya yaitu 13 orang
mioma uteri dipengaruhi oleh (32,5%) pada kelompok
stimulasi hormon estrogen yang perlakuan dan 11 orang (27,5%)
diseksresi oleh ovarium dan akan pada kelompok kontrol.
berkurang pada usia menopause7. Terdapat kecenderungan
Dan pada penelitian yang peneliti seseorang yang perparitas tinggi
lakukan paling banyak lebih baik dari pengetahuan
perempuan dengan usia 41-45 seseorang yang paritas rendah,
tahun menjalani operasi sehingga dapat disimpulkan
bahwa seseorang yang memiliki Pemberian penyuluhan
riwayat operasi lebih baik sebelum operasi tentang
pengetahuannya daripada mobilisasi dini sebelum operasi
seseorang yang belum memiliki dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman operasi pengetahuan kepada responden
11
sebelumnya agar dapat melakukan kepatuhan
mobilisasi post operasi.
2. Praktik Mobilisasi Dini Pasien Pengetahuan merupakan salah
Post Operasi Dengan Spinal satu domain dari perilaku manusia
Anestesi Pada Kelompok selain sikap dan praktik. Sehingga
Perlakuan dan Kelompok Kontrol pada penelitian ini untuk
kelompok perlakuan dan
Pada usia dewasa pergerakan
kelompok kontrol lebih banyak
ekstremitas inferior setelah
memiliki mempunyai nilai
menjalani spinal anestesi lebih 15
kategori baik
cepat dilakukan karena kekuatan
Pada pengetahuan responden,
otot yang masih baik. Cepatnya
paling banyak responden
waktu pemulihan tersebut
mempunyai pendidikan terakhir
dipengaruhi oleh kekuatan otot
yaitu SMA, hal ini didukung salah
responden yang sedang
satu faktor predisposisi atau faktor
mengalami puncak kekuatan otot.
pendukung tejadinya perilaku
Puncak kekuatan otot terjadi pada
seseorang adalah pengetahuan dan
usia sekitar 35-40 tahun12. Hal ini
tingkat pendidikan merupakan
ada beberapa faktor yang
salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pergerakan otot
mempengaruhi tingkat pengetahuan
tersebut yaitu struktur tulang,
seseorang15. Hal ini didukung
ligamen dan susunan otot13.
dengan ada hubungan pengetahuan
dengan mobilisasi dini pada ibu
3. Perbedaan pelaksanaan
post operasi sectio caesarea.
penyuluhan kesehatan pada
Sehingga pada penelitian ini tingkat
kelompok kontrol dan kelompok
pendidikan mempengaruhi
perlakuan
mobilisasi dini seseorang dalam
Menurut WHO tujuan
peningkatan pengetahuan tentang
penyuluhan kesehatan adalah
mobilisasi16.
untuk merubah perilaku
perseorangan dan atau masyarakat
5. Pengaruh penyuluhan kesehatan
dalam bidang kesehatan11. Untuk
mobilisasi dini terhadap mobilisasi
membentuk suatu perilaku sehat
dini post operasi spinal anestesi di
yang optimal pada individu,
RSUD Kota Yogyakarta
keluarga atau kelompok
Pada tabel 4 menunjukkan
masyarakat serta untuk
hasil mobilisasi dini post operasi
menurunkan angka kesakitan dan
pada kelompok perlakuan dan
kematian maka pemberian
kontrol dengan hasil uji Chi Square
informasi kesehatan dalam bentuk
didapatkan hasil p= 0,011 < 0,05
penyuluhan sangat penting
dan dapat disimpulkan bahwa ada
dilakukan selaku tenaga
4 pengaruh penyuluhan kesehatan
kesehatan .
mobilisasi dini terhadap mobilisasi banyak mempunyai mobilisasi
dini pasien post operasi dengan dini dalam kategori kurang
spinal anestesi. Hal ini didukung 3. Ada pengaruh dari penyuluhan
bahwa penyuluhan kesehatan kesehatan tentang mobilisasi dini
merupakan suatu kegiatan terhadap mobilisasi dini pasien
memberikan pendidikan kesehatan post operasi dengan spinal
kepada individu, kelompok dan atau anestesi.
masyarakat dengan cara
menyebarkan pesan atau informasi, B. Saran
menanamkan keyakinan sehingga 1. Bagi RSUD Kota Yogyakarta
masyarakat tidak hanya sadar, tahu Menganjurkan membuat
dan mengerti, tetapi juga mau dan kebijakan dalam pembuatan
bisa melakukan suatu anjuran yang prosedur dalam pencegahan
ada hubungannya dengan timbulnya kejadian waktu pulih
15
kesehatannya . ekstremitas bawah yang
Hasil penelitian ini memanjang pada responden spinal
menunjukkan bahwa ada pengaruh anestesi, dengan demikian akan
penyuluhan kesehatan mobilisasi meningkatkan mutu pelayanan
dini terhadap mobilisasi dini post kesehatan dalam hal perbaikan
operasi dengan spinal anestesi. perencanaan strategis tindakan
Mobilisasi dini post operasi dengan anestesi yang berkesinambungan.
spinal anestesi mempunyai banyak 2. Bagi Poltekkes Kemenkes
pengaruh, salah satunya adalah Yogyakarta
pemberian dosis obat, estimasi Dapat menjadi
waktu pembedahan, dan usia pasien perbendaharaan kepustakaan di
yang menjalani operasi. Orang Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
yang dewasa muda lebih cepat pulih agar menjadi bahan bacaan dan
dari efek anestesi karena fungsi referensi, dan bagi peneliti
organ yang optimal terhadap selanjutnya diharapkan dapat
metabolisme obat anestesi17. menjadi dasar bagi tentang
pengaruh penyuluhan tentang
KESIMPULAN DAN SARAN mobilisasi dini terhadap mobilisasi
dini pasien post operasi dengan
A. Kesimpulan spinal anestesi dan perlu dilakukan
1. Mobilisasi dini pasien post penelitian lebih lanjut mengenai
operasi dengan spinal anestesi pengaruh penyuluhan tentang
pada kelompok perlakuan, mobilisasi dini sebelum operasi
didapatkan hasil bahwa paling terhadap pengetahuan responden
banyak mempunyai mobilisasi mengenai isi penyuluhan, sehingga
dini post operasi kategori baik dapat dievaluasi perubahan
pada 60 menit pertama, perilaku responden apakah
2. Mobilisasi dini pasien post berhubungan dengan pengetahuan
operasi dengan spinal anestesi yang dimiliki
pada kelompok kontrol
didapatkan hasil bahwa paling
DAFTAR PUSTAKA basis of human motion, 11st ed.
1. Sjamsuhidajat, de Jong. (2010). New York : McGraw-Hill
Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. 14. Papalia, O., Diane, E., Sally W.,
Jakarta : EGC. Feldman, R.D. 2009. Human
2. Latief, A.S., Suryadi, K.A., Dachlan, Development Perkembangan
M.R. (2009). Petunjuk Praktis Manusia Edisi 10 Buku1.
Anesthesiologi Edisi Keempat. Salemba Humanika: Jakarta.
Bagian Anesthesiologi dan Terapi 15. Notoatmodjo S (2010). Metodologi
Intensif FKUI. Jakarta Penelitian Kesehatan. Jakarta :
3. Tongkukut, (2015). Pengaruh Rineka Cipta
Penyuluhan tentang Mobilisasi Dini 16. Sundari, (2014). Pengaruh Penyuluhan
terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mobilisasi Dini terhadap
Post Sectio Caesarea di RSUD Pengetahuan tentang Mobilisasi
Datoe Binangkang Kotamobagu. Dini Ibu Post Sectio Caesarea di
Skripsi. RS PKU Muhammadiyah
4. Machfoedz, Suryani. (2007). Yogyakarta.
Pendidikan Kesehatan Bagian Dari http//www.opac.unisayogya.ac.id.
Promosi Kesehatan Edisi 5. diunduh tanggal 16 Februari 2017,
Yogyakarta : Fitramaya. jam 10.00
5. Dharma Kelana K. (2011). Metodologi 17. Morgan, Mikhail, Murray.
Penelitian Keperawatan : Panduan (2013). Taxbook “Clinical
Melaksanakan dan Menerapkan Anestesiologi, 5th Edition.
Hasil Penelitian. Jakarta : Trans USA
Info Media
6. Walessa, (2012). Gambaran tingkat
pengetahuan tentang kehamilan,
http//www.portalgaruda.org.
7. Keat, Bate Simon, dkk. 2013.
Anesthesia On the Move. Jakarta :
Indeks
8. Schiffer E,Gessel EF, Gamulin Z,
(2009). Regional Anesthesia and
Acute Pain Management. CA.
9. Rokim, M., 2010, Perbedaan lama
gerak kakipada pasien pasca sectio
sesaria dengan tindakan spinal
anestesi posisi miring dan duduk di
RSUD kota Yogyakarta. Skripsi
10. Benson, Ralph, Martin L.Pernol, 2009.
Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
11. Notoatmodjo S. (2007). Promosi
Kesehatan & Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka Cipta
12. Henny. (2012). Pengaruh Search Solve
Create and Share (SSCS) Problem
Solving untuk Meningkatkan
Kemampuan Mahasiswa dalam
Merumuskan Masalah dan Memilih
Kriteria Pemecahan Masalah pada
Konsep Listrik Dinamis. Jurnal
Exacta.
13. Hamilton, N., Weimar W., Luttgens K.,
(2008). Kinesiology : Scientific

Você também pode gostar