Você está na página 1de 9

Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No.

2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber


ISSN: 2088-088X

ANALISA PENGARUH VARIASI BENTUK ABSORBER PADA ALAT DESTILASI AIR


LAUT TERHADAP KENAIKAN SUHU AIR DALAM RUANG PEMANAS DAN JUMLAH
PENGUAPAN AIR YANG DIHASILKAN

Aldi Mukaddim, Made Wirawan, Ida Bagus Alit


Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jln. Majapahit No.62 Mataram Nusa Tenggara Barat Kode Pos: 83125
Telp. (0370) 636087; 636126; ext 128 Fax (0370) 636087

Abstract

Clean water is a requirements of very important human life. Indonesia is a maritime


country that has many islands surrounded by ocean, had a decreased clean water problem.
One of the method to be used for obtain clean water is sea water distillation process. One of the
most important tools is absorber distillation. occurs heat transfer from the absorber to the sea
water causing, rising sea temperatures cause sea water to evaporate. The rising temperature of
the sea water increases the amount of evaporation that occurs. The more the amount of
evaporation generated will increase the number of fresh water produced.
Increased seawater temperatures by increasing the temperature absorber, so it needs
to be analyzed shape of the absorber which one can be produce more clean water than the
others, a conclusion of the study indicated that solar distillation plat shape with a huge wave
absorber produces more clean water than the others , the average amount of water that is more
of 908 ml, compared with a small wave absorber plate only produce 764.4 ml average a day
and a flat plate absorber only produce 599 ml average a day, it is not independent of heat
absorption by absorber, solar distillation plat shape with a huge wave absorber absorbs more
heat than the other two absorber plates, this has resulted in solar distillation shape with a huge
wave absorber plate very well produce more water than the otehrs.

Keywords: shape, absorber, destilation

PENDAHULUAN tawar yang relative murah sehingga sesuai


Berkembangnya isu kelangkaan untuk digunakan oleh masyarakat
bahan bakar membuat , pengembangan menengah ke bawah dan pada daerah yang
energi terbarukan kini banyak dilakukan oleh sulit mendapatkan air bersih contohnya
berbagai pihak. Hal ini dilakukan menyusul daerah pesisir pantai.
kenaikan harga minyak dunia yang Menurut prediksi Badan Pusat
menimbulkan kekhawatiran di masyarakat Statistik (BPS) bahwa pada 2015 jumlah
akan melambungnya harga bahan bakar penduduk Indonesia melonjak menjadi
minyak (BBM) , terutama premium. 247,5 juta jiwa. Pertambahan penduduk
Pengembangan energi terbarukan terus tersebut berbanding lurus dengan
dilakukan oleh kalangan perguruan tinggi, kebutuhan air, dan diprediksi menjadi
3
melalui karya yang diciptakan oleh para 9.391 miliar m atau naik 47 persen dari
mahasiswa dan dosennya. (Inggried,2012) tahun 2000. Padahal ketersediaan air
Salah satu energi terbarukan yang cenderung menurun setiap tahunnya,
dikembangkan saat ini adalah energi surya, salah satu kasus didaerah padat
energi surya merupakan salah satu energi penduduk (Pulau Jawa), ketersediaan air
3
alternatif yang potensial untuk dikelola dan hanya 1.750 m per kapita per tahun, jauh
3
dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber di bawah standar kecukupan yaitu 2.000 m
cadangan energi terutama bagi negara – per kapita per tahun. Permasalahan ini
nagara yang terletak di khatulistiwa. apabila tidak ditanggulangi , dipastikan
Peluang pemanfaatan energi surya, Indonesia akan mengalami kelangkaan air
sebagai energi alternatif, di Indonesia bersih pada 2015. Diperkirakan,
semakin besar mengingat Indonesia secara ketersediaan air pada tahun tersebut
3
geografis sebagai negara tropis dimana hanya 1.200 m per kapita per tahun.
pancaran energi surya tercurah sepanjang (Agustiar,2007)
tahun. Oleh karena itu, diperlukan adanya
Destilasi merupakan salah satu alternatif metoda pengolahan air asin yang
proses pengolahan air asin menjadi air memiliki efisiensi pengolahan yang tinggi

127
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

dan biaya yang relatif terjangkau. Dalam cara radiasi.Bila dua benda atau lebih terjadi
permasalahan ini destilasi surya merupakan kontak termal maka akan terjadi aliran kalor
salah satu solusi yang tepat untuk dari benda yang bertemperatur lebih tinggi
digunakan dan dikembangkan. (Astawa, ke benda yang bertemperatur lebih rendah,
2008) hingga tercapainya kesetimbangan thermal.
Destilasi surya yang digunakan Proses perpindahan panas ini berlangsung
selama ini umumnya menggunakan dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi,
absorber dengan bentuk pelat datar yang di konveksi dan radiasi.
cat hitam sebagai penyerap matahari. pada
penelitian kali ini peneliti akan menganalisa 2.2 Radiasi Surya.
pengaruh dari 3 bentuk variasi absorber Radiasi adalah perpindahan panas
yang akan digunakan yaitu absorber pelat tanpa melalui suatu perantara, Intensitas
datar, absorber pelat bergelombang besar radiasi matahari akan berkurang oleh
dan absorber pelat bergelombang kecil yang penyerapan dan pemantulan oleh atmosfer
semuanya di cat hitam, Diharapkan pada saat sebelum mencapai permukaan bumi.
analisa ini akan diketahui bentuk absorber Ada tiga macam cara radiasi
alat destilasi surya yang efisien yang dapat matahari/surya sampai ke permukaan bumi
menghasilkan air tawar yang paling banyak. yaitu :
M. Syahri, (2011) berpendapat a. Radiasi langsung (Beam/Direct Radiation)
bahwa penggunaan absorber dengan adalah radiasi yang mencapai bumi
bentuk gelombang (separuh elips melintang) tanpa perubahan arah atau radiasi yang
menghasilkan laju penguapan yang tinggi diterima oleh bumi dalam arah sejajar
dibandingkan dengan absorber dengan sinar datang.
bentuk pelat datar hal ini dikarenakan b.Radiasi hambur (Diffuse Radiation) adalah
luasan penyinaran efektif atau luas pelat radiasi yang mengalami perubahan
pada absorber pelat bergelombang lebih akibat pemantulan dan penghamburan.
luas dibandingkan pelat datar. c.Radiasi total (Global Radiation) adalah
Dalam Penelitian lainnya, Sugeng penjumlahan radiasi langsung dan radiasi
Abdullah (2005) telah melakukan pengujian hambur. Karena itu radiasi total pada
pada beberapa destilator surya pelat datar suatu permukaan bidang miring biasanya
dengan luasan yang berbeda dan dihitung. Besarnya energi yang dapat
mendapatkan hasil bahwa destilator dengan diperoleh dari radiasi surya adalah
luasan paling besar yang menghasilkan perkalian intensitas radiasi yang diterima
jumlah penguapan yang tinggi. dengan luasan dengan persamaan :
Beberapa hal tersebut mendasari Q Pancaran   AT 4
perlunya untuk mengembangkan teknologi …………………..(1)
destilasi ini untuk mendapatkan efisiensi A adalah Luasan permukaan radiasi.(m)
yang tinggi atau jumlah penguapan yang T adalah Suhu (K)
tinggi. Salah satunya dengan melakukan Dimana  ialah konstanta
analisa terhadap ketiga bentuk absorber proporsionalitas dan disebut konstanta
-8
yang akan digunakan, agar dapat diketahui Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10
2 4
absorber yang paling banyak menghasilkan W/m .K , perlu dicatat bahwa persamaan ini
air tawar. hanya berlaku untuk radiasi thermal saja.
(J.P Holman 1988)
LANDASAN TEORI
2.1. Perpindahan Panas 2.3. Konduksi.
Sebagai suatu gambaran mengenai Panas mengalir secara konduksi dari
tiga cara perpindahan panas dalam sebuah daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah
alat pemanas cairan surya, panas mengalir yang bertemperatur rendah.
secara konduktif sepanjang pelat penyerap Besarnya kalor yang berpindah pada
dan melalui dinding saluran. Kemudian perpindahan kalor secara konduksi akan
panas dipindahkan ke fluida dalam saluran berbanding lurus dengan gradient
dengan cara konveksi, apabila sirkulasi temperatur pada benda tersebut.
dilakukan dengan sebuah pompa, maka Laju perpindahan panas konduksi
disebut konveksi paksa. Pelat penyerap dapat dinyatakan dengan Hukum Fourrier
yang panas itu melepaskan panas ke plat sebagai berikut :
penutup kaca (umumnya menutupi kolektor)  dT 
Q konduksi   kA  
dengan cara konveksi alamiah dan dengan  dX  ………………(2)

128
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

dimana : Q platair
2 0
K adalah konduktivitas (W/m . C),
2
 h.(T pelat  Tair )
A adalah luas permukaan konduksi (m ) A …………….(7)
 dT  adalah selisih perubahan suhu
  Qkacaudara
 dX   h.(Tkaca  Tudara)
yang terjadi terhadap jaraknya A
(Sugeng A.,2005) …………(8)
Dan yang terakhir menurut Ketut A.
2.4. Konveksi (2011) bahwa energy berguna alat destilasi
Konveksi adalah perpindahan panas surya merupakan energy yang dibutuhkan
oleh gerakan massa pada fluida dari suatu untuk menguapkan air laut yang menjadi
daerah ruang ke daerah lainnya. Udara produk air bersih selama proses. Untuk
yang mengalir di suatu permukaan absorber persamaan energy berguna destilasi dapat
pada sebuah alat destilator, dipanasi secara dilihat sebagai berikut
konveksi yaitu konveksi alamiah. Pada m  hfg
umumnya laju perpindahan panas dapat Quse 
dinyatakan dengan hukum pendinginan t……………………….(9)
Newton sebagai berikut :
Q konveksi  hA c T w  T f  ………………(3) m adalah Massa produk air bersih (kg).
hfg adalah Panas laten penguapan (J/kg).
dimana : t adalah lama pengujian (s)
2 0
h adalah koefisien konveksi (W/m . C)
2
Ac adalah luas permukaan konveksi (m ) 2.6. Posisi Matahari berdasarkan
Tw adalah temperatur permukaan pelat deklanasi
0
( C)
0
Tf adalah temperatur fluida ( C)
(J.P Holman, 1986)

2.5 Analisa Laju penguapan air


Anggito dkk (2001),mengatakan
bahwa untuk menghitung kesetimbangan
panas dan Heat Flux radiasi pada sistem
destilasi dapat digunakan rumus berikut :
Q Q
in Qabsorb
……………..(4)
losses
Gambar 2.1 Letak posisi matahari terhadap
Qin
 I . .a p bumi selama setahun ditinjau dari sudut
A deklinasinya.
………………………….(5)

I adalah Intensitas surya. (W/m )


2
Deklinasi (  ), yaitu sudut yang
 adalah Transmivitas kaca. dibentuk oleh matahari dengan bidang
a p adalah Absortivitas pelat penyerap. ekuatornya, ternyata berubah sebagai akibat
0
kemiringan bumi dari 23,45 (21 Juni) ke –
0
23,45 (21 Desember).
Untuk Heat Flux konduksi pelat
seng dan styrofoam pada sistem desalinasi 2.7. Karakteristik Radiasi dari Permukaan
dapat dihitung dengan menggunakan yang Bertingkahlaku Seperti Benda
persamaan berikut ; Hitam
Qkonduksi k Nilai emisivitas dari suatu materi
 .(Tpelat  Tstyrofoam) sangat tergantung kepada sifat atau ciri
A x ………(6) khas dari permukaan material tersebut yang
dipengaruhi oleh proses manuvacturing,
Sedangkan untuk menghitung Heat perlakuan panas, serta reaksi kimia dengan
Flux konveksi pelat dan air pada sistem lingkungan sekitarnya.
destilasi menurut geankoplis (1983) Sifat dari permukaan radiasi
menggunakan persamaan berikut : (emisivitas) didefinisikan sebagai
perbandingan radiasi yang dihasilkan oleh
permukaan terhadap radiasi yang dihasilkan

129
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

oleh permukaan benda hitam pada METODE PENELITIAN


temperatur yang sama. Emisivitas 3.1. Studi Literatur dan Perancangan Alat
mempunyai nilai yang berbeda tergantung Destilasi
kepada panjang gelombang dan arahnya. Study literatur dilakukan untuk
Nilai emisivitas bervariasi dari 0 sampai mendapatkan data – data awal yang dapat
dengan 1, dimana benda hitam mempunyai menunjang perancangan alat destilasi,
nilai emisivitas 1. dimulai dari mencari data bahan yang akan
digunakan, struktur geometrinya dan data
lainnya yang menunjang penelitian. Setelah
data-data terkumpul, baru dimulailah
pembuatan alat destilasi yang diinginkan.

3.2 Pembuatan Alat Destilasi


Adapun tahap pembuatan alat
destilasi adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan penelitian antara lain
:
- Gelas ukur,
- Thermocouple,
- pyranometer,
Gambar 2.2. Beberapa nilai emisivitas - Jam,
pada beberapa benda - 2 buah Seng gelombang 0,20
yang di cat hitam, yang berbeda
2.8. Laju aliran pada alat destilasi surya besar gelombangnya dan 1
buah seng pelat datar 0,20 yang
semua di cat hitam.
- Styrofoam
- Air laut, sebanyak 25 liter.
- Kerangka alat destilasi,
- Cat, adapun cat yang digunakan
adalah cat dengan merk
polybest

2. Perencanaan alat
Adapun dimensi alat destilasi
adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3. Laju aliran uap air

Sistem operasi dalam proses destilasi


meliputi peristiwa penyerapan energi panas
dari sinar matahari yang menembus kaca
destilator oleh absorber pelat bergelombang
yang ada dalam destilator, energi panas
yang diserap digunakan untuk memanaskan (a)
dan menguapkan air laut yang ada dalam
alat destilator sehingga uap air dan garam
akan terpisah, uap – uap air yang telah
terpisah akan menempel pada permukaan
kaca, dikarenakan posisi kaca miring uap –
uap air tersebut akan berkumpul pada dasar
kaca dan keluar pada saluran outlet dan (b)
ditampung pada penampung air tawar, dan
bila air laut pada alat destilator telah habis, Gambar.3.1. Dimensi alat Destilasi
maka kita dapat memasukan air laut ke yang digunakan (a) gambar 3
dalam alat destilator melalui saluran inlet. dimensi (b) gambar tampak samping

130
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

Sudut kemiringan cover yang 3.4 Pengolahan Data


0
digunakan adalah 35 ,dan tingginya Setelah data didapatkan dari hasil
disesuaikan agar dapat membentuk pengujian, maka dilakukan pengolahan data
0
sudut 35 . untuk dapat menentukan kolektor yang lebih
3. Pembuatan alat destilasi efisien dalam menghasilkan air tawar.
4. Mempersiapakan alat yang akan
digunakan untuk pengukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peletakan thermocouple pada alat 4.1 Analisa Data
destilator surya 4.1.1 Kemampuan Penyerapan Panas
Untuk dapat mengetahui kemampuan
3.3. Pengujian/Pengambilan data penyerapan panas yang dilakukan oleh ke
Pengujian/Pengambilan data dimulai tiga alat destilasi dapat kita tinjau melalui
pada pukul 10.00 wita sampai dengan pukul panas yang diterima oleh absorber alat
14.00 wita dalam kondisi cuaca cerah destilasi dan kalor berguna atau panas yang
dengan prosedur sebagai berikut : digunakan untuk menguapkan air laut
a. Meletakan 3 buah alat destilasi surya menjadi uap air.
dibawah sinar matahari secara Panas yang diterima oleh ke tiga pelat
langsung, dan memposisikannya sesuai absorber merupakan perpindahan panas
dengan arah matahari Untuk daerah di secara radiasi dari panas matahari ke pelat
0
kota Mataram dengan posisi 8 34’LS absorber, untuk mengetahui seberapa besar
0
116 11’BT untuk tanggal 22 oktober perpindahan panas yang terjadi dapat kita
2012 hingga 27 oktober posisi matahari hitung menggunakan rumus
akan cenderung berada pada lintang Q in  I . . a p . A
selatan hingga alat destilasi surya
Dimana transmivitas kaca (τ) bernilai
diposisikan menghadap kea rah selatan.
0,92 dan absortifitas pelat seng (αp) bernilai
0,64 (Basaria,T.,2005), dan A adalah luas
absorber yang tegak lurus arah panas 0,8
2
m sehingga nilai kalor radiasi datang
adalah
Q in  I . . a p . A
Q in  835 ,8 . 0 , 92 . 0 , 64 . 0 ,8
Gambar.3.2. Posisi peletakan alat Q in  393 , 69 watt
destilasi surya terhadap matahari
Data yang dipergunakan dalam
b. Menuangkan air laut ke dalam alat perhitungan merupakan data pengukuran
destilasi surya dengan jumlah 25 liter, alat destilasi surya pada tanggal 22 oktober
tidak dilakukannya penambahan air pukul 12.00
dalam jangka satu hari, untuk dapat Sedangkan kalor berguna pada alat
mengetahui berapa liter air tawar yang destilasi merupakan kalor yang digunakan
dapat dihasilkan dalam satu hari. untuk menguapkan air laut menjadi air tawar
c. Melakukan pengukuran awal nilai selama proses. Kalor tersebut dapat
intensitas matahari, temperature dihitung menggunakan rumus :
lingkungan, temperatur permukaan
m  h fg
kaca, temperatur air laut dan temperatur Quse 
absorber. t
d. Melakukan pengukuran bertahap Dimana nilai m adalah massa air tawar
selang waktu 15 menit terhadap yang dihasilkan (kg), hfg adalah panas laten
intensitas matahari, temperature penguapan (kJ/kg), dan t adalah waktu
lingkungan, temperature permukaan proses pengujian.
kaca, temperature air laut dan
temperature absorber, serta jumlah air - Massa air tawar yang dihasilkan
tawar yang dihasilkan. Untuk mencari massa air tawar yang
e. Melakukan pengulangan pengujian dihasilkan dapat dihitung menggunakan
sebanyak 5 kali rumus :
= ×

131
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

Dimana ρ adalah massa jenis air yang diterima oleh absorber tergantung dari
3
digunakan, (kg/m ) dan V adalah volume berapa besar intensitas mataharinya.
3
produk air bersih yang dihasilkan (m ).
m   V 900

Intensitas Surya (w/m2)


850
kg
m  991,75  50 106 m3 800
m 3 750
700
m  49588106 kg 650
600

- Kalor berguna
Waktu
m  h fg (a)
Quse 
t 420
kJ 400
49588106 kg  2318,81

Q.in (watt)
380
kg
Quse  360
900 sekon 340
320
Quse = 128 watt 300

4.2 Pembahasan
Waktu
4.2.1. Perbandingan antara rata–rata
Quse ke tiga alat destilasi surya.
(b)
250,0
200,0
Q use (watt)

Gambar 4.2 (a) Grafik nilai rata–rata


150,0 intesitas matahari yang didapatkan
100,0 didapatkan selama penelitian, dan (b)
50,0
Grafik nilai kalor yang diterima oleh ketiga
alat destilasi surya.
0,0

Berdasarkan Gambar 4.2 (a), nilai


waktu dari rata – rata intensitas matahari yang
datar g. kecil g.besar didapatkan selama penelitian, pada
awalnya cenderung meningkat dari nilai
Gambar 4.1 Grafik perbandingan rata-rata 2
682,3 w/m pada pukul 10.00 meningkat
Quse ketiga alat destilasi surya terhadap 2
hingga 848,5 w/m pada pukul 12.00 dan
waktu. kemudian perlahan menurun kembali hingga
2
735,5 w/m pada pukul 14.00, penyebabnya
Pada Gambar 4.1 menunjukan dikarenakan pada pukul 12.00 jarak
bahwa rata –rata panas yang digunakan matahari dengan bumi lebih dekat
untuk mengubah air laut menjadi uap (Quse) dibandingkan dengan sebelum (pukul 10.00)
pada pukul 10.00 wita sampai 14.00 wita dan sesudah pukul 12.00 (pukul 14.00).
pada ketiga alat destilasi surya mengalami
peningkatan. 4.2.2. Perbandingan Temperatur Pelat,
Sedangkan kalor yang diterima oleh dan Temperatur Air pada ketiga alat
pelat absorber ketiga alat destilasi surya destilasi dengan waktu .
(Qin) dapat dilihat pada grafik 4.2 (b) pada Berdasarkan dari rumus perpindahan
menit awal bernilai 321,38 watt perlahan panas (konduksi,konveksi,dan radiasi) yang
meningkat hingga mencapai nilai berpengaruh terhadap luas benda yang
maksimalnya 399,70 watt pada pukul 12.00 tegak lurus dengan arah datangnya panas
kemudian perlahan menurun hingga 346,44 maka pada saat pukul 12.00 atau disaat
watt pada pukul 14.00. Hal ini dikarenakan matahari tepat tegak lurus di atas kepala
nilai Qin dipengaruhi oleh intesitas matahari kita,nilai perpindahan panas yang diterima
sehingga salah satu faktor yang akan sama besarnya untuk ketiga pelat
mempengaruhi naik turunnya kalor yang absorber yang digunakan dikarenakan

132
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

luasan dimensi secara tegak lurusnya sama Pengaruh dari temperatur absorber
2
yaitu 0,8 m , sedangkan pada waktu yang pelat pada ketiga alat destilasi surya adalah
lainnya, arah sinar matahari akan dapat meningkatkan temperatur air yang
membentuk sebuah sudut yang dapat berada di atas permukaan pelat tersebut,
dimaksimalkan oleh pelat bergelombang sehingga temperatur pelat yang tinggi dapat
sehingga penyerapan panasnya lebih baik meningkatkan temperatur air menjadi lebih
dibandingkan dengan plat datar. cepat dan dapat menghasilkan air tawar
lebih banyak, pengaruh dari meningkatnya
50
temperatur air terhadap waktu dapat kita
Temperatur Pelat ( 0C)

45
lihat dari Gambar 4.4.
40
50
35
30 45

Temperatur Air (0C)


25 40
20 35
30
waktu 25
datar g.kecil g.besar
20

Gambar 4.3 Grafik perbandingan temperatur


pelat ketiga alat destilasi surya,. Waktu
datar g. kecil g.besar
Berdasarkan Gambar 4.2 dan 4.3
dapat kita ketahui bahwa temperatur Gambar 4.4 Grafik perbandingan
absorber meningkat sesuai dengan nilai temperature air ketiga alat destilasi surya.
intensitas surya yang ada dan menurun
pada saat nilai intensitas surya rendah, hal Pada Gambar 4.4 Menunjukan
ini menandakan pengaruh dari intensitas perbandingan pada temperatur air pada
surya terhadap temperatur pelat absorber. ketiga alat destilasi surya, terhadap waktu.
Dari Gambar 4.3 dapat diketahui Dari grafik dapat dilihat pada waktu yang
bahwa nilai temperatur absorber pada alat sama, temperatur air yang paling tinggi
destilasi surya, paling kecil dimiliki oleh pelat dimiliki oleh alat destilasi dengan absorber
datar dan temperatur pelat absorber yang gelombang besar, ini menandakan
paling tinggi dimiliki oleh pelat gelombang temperatur air yang terdistribusi dari pelat
besar. Hal ini disebabkan, dengan adanya absorber pelat gelombang lebih besar atau
bentuk gelombang radiasi sinar matahari memiliki panas yang lebih besar
yang mengenai pelat absorber sebagian dibandingkan kedua absorber lainnya yang
dipantulkan ke kaca sebagian dipantulkan menyebabkan temperatur air pada alat
ke bagian gelombang sampingnya,sehingga destilasi surya tersebut menjadi lebih besar
pada absorber pelat gelombang dapat dibandingkan kedua alat destilainnya.
memanfaatkan panas dari sinar matahari Dari Gambar 4.4 dapat kita lihat
lebih baik dibandingkan dengan pelat pelat bahwa rata – rata temperatur air pada ketiga
absorber datar walaupun panas dari sinar alat destilasi surya mencapai puncaknya
matahari yang mereka dapatkan sama. pada pukul 12.30 dan perlahan menurun
Pada absorber gelombang kecil sedikit demi sedikit, sedangkan pada pelat
memiliki temperatur absorber yang lebih absorber pada ketiga alat destilasi surya
rendah dibandingkan dengan temperatur mencapai puncaknya pada pukul 12.15 dan
gelombang besar, hal ini dikarenakan pada penurunan suhunya lebih banyak
pelat absorber gelombang besar lebih dapat dibandingkan dengan temperatur air, hal ini
memanfaatkan sinar matahari. Absorber disebabkan karena nilai konduktivitas
gelombang besar lebih banyak thermal dari absorber lebih besar yaitu
2
memantulkan sinar radiasi matahari dan 112,2 W/m dibandingkan air yaitu sebesar
2
lebih terpusat pada bagian 0,556 W/m mengakibatkan laju hilangnya
sampingnya,dibandingkan pada absorber panas pada pelat absorber lebih cepat
gelombang kecil,hal ini menyebabkan pelat sedangkan air lebih lambat.
absorber gelombang besar bertemperatur
lebih besar.

133
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

4.2.3. Hubungan antara air yang yang dihasilkan oleh ketiga alat destilasi
dihasilkan ketiga alat destilasi surya surya semakin meningkat.
dengan waktu, intensitas surya dan
Temperatur lingkungan. 4.2.4. Jumlah air yang dihasilkan
Untuk mengetahui jumlah penguapan
100 air yang dihasilkan ketiga alat destilasi
Jumlah air yang Dihasilkan (ml)

80 surya, maka kita perlu mengasumsikan


bahwa uap air yang terjadi selama
60
pengambilan data telah terkondensasi
40 menjadi air tawar yang tertampung. Maka
20 kita dapat menghitungnya sebagai jumlah
0 air tawar yang dihasilkan alat destilasi surya.

1000 908
waktu 764,4
datar g.kecil g.besar 800
599
600
Gambar 4.5 Grafik perbandingan antara air 400
yang dihasilkan oleh ketiga alat destilasi 200
surya terhadap waktu. 0
pelat g. kecil g. besar
Untuk mengetahui hubungan antara
air yang dihasilkan oleh ketiga alat destilasi
surya terhadap waktu, dapat dilakukan Gambar. 4.6. Grafik rata – rata jumlah air
dengan membuat grafik seperti Gambar 4.5. yang dihasilkan ketiga alat destilasi dalam
dketahui dari grafik bahwa alat destilasi sehari (satuan ml)
surya dengan menggunakan pelat absorber
gelombang besar cenderung menghasilkan Dari gambar 4.6 dapat kita ketahui
air lebih banyak dibandingkan dengan bahwa rata–rata jumlah air yang paling
kedua alat destilasi lainnya, walaupun pada banyak dihasilkan dari ketiga alat destilasi
15 menit awal jumlah air yang dihasilkan surya berasal dari alat yang menggunakan
sebesar 5 ml untuk pelat datar, 8,4 ml untuk absorber gelombang besar dengan rata –
pelat bergelombang kecil dan 11ml untuk rata jumlah total yang dihasilkan sehari
pelat bergelombang besar akan tetapi untuk (dalam 4 jam) yaitu 908 ml, dan jumlah
setiap 15 menit selanjutnya air tawar yang yang paling sedikit dihasilkan oleh alat
dihasilkan oleh alat destilasi surya dengan destilasi yang menggunakan absorber pelat
pelat bergelombang besar cenderung datar dengan rata – rata jumlah total yang
meningkat lebih besar, diikuti oleh alat dihasilkan sehari yaitu 599 ml, dan untuk
destilasi surya pelat bergelombang kecil dan alat yang menggunakan absorber
yang paling sedikit dihasilkan oleh alat gelombang kecil menghasilkan air tawar
destilasi surya dengan pelat datar. sebanyak 764,4 ml dalam sehari.
Kecenderungan meningkatnya Ditinjau dari jumlah air yang
jumlah air yang dihasilkan oleh ketiga alat dihasilkan maka dapat disimpulkan bahwa
destilasi surya terhadap waktu penelitian penggunaan absorber dengan gelombang
(pukul 10.00 - 14.00) disebabkan besar lebih baik dibandingkan dengan
peningkatan kalor panas yang diterima dan absorber bergelombang kecil dan absorber
dijaga oleh ketiga alat destilasi yang pelat datar.
digunakan, hal tersebut dikarenakan
semakin lama waktu penelitian KESIMPULAN
kecenderungan intensitas matahari semakin Dari penelitian kali ini didapatkan
meningkat dan menyebabkan panas yang beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
diterima oleh ketiga alat destilasi air laut 1. Ditinjau dari jumlah air yang dihasilkan
semakin banyak,dan dikarenakan untuk ketiga alat destilasi surya, alat
kemampuan isolasi dari ketiga alat destilasi destilasi surya dengan absorber pelat
tersebut menyimpan panas sehingga ruang gelombang besar menghasilkan rata –
didalam destilasi tetap terjaga dan rata jumlah air yang lebih banyak yaitu
meningkatkan panas sehingga jumlah air sebesar 908 ml, dibandingkan dengan
absorber pelat bergelombang kecil yang

134
Dinamika Teknik Mesin, Volume 3 No. 2 Juli 2013 Aldi Mukadim, Wirawan, IB Alit: Pengaruh Variasi Absorber
ISSN: 2088-088X

hanya menghasilkan 764,4 ml rata – Solar Still terhadap


rata sehari dan absorber pelat datar efisiensinya, Jurnal Ilmiah
hanya menghasilkan 599 ml rata – rata Teknik Mesin CAKRAM vol. 2
perhari. no.1 , 34-41
2. Ditinjau dari penyerapan panasnya, alat
destilasi surya dengan pelat Basaria,T., 2005, Menciptakan Kenyamanan
bergelombang besar lebih banyak Thermal dalam Bangunan,
menyerap panas dibandingkan dengan Jurnal Sistem Teknik Industri
kedua pelat absorber lainnya. Volume 6 no. 3 juli 2005.
Brinkworth., 1976,Solar Energy For Man,
SARAN ContonPress.
Untuk menyempurnakan hasil Inggried., 2012, Energi Baru dan
penelitian kedepannya, maka beberapa hal Terbarukan Kalahkan Minyak,
berikut perlu dipetimbangkan. Kompas.com,
1. Perlu dipertimbangkan waktu penelitian, http://www.kompas.com,
sebaiknya waktu penelitian dilakukan diunduh pada tanggal 12
disaat matahari mendekati garis equator Februari 2012
dengan demikian panas yang diterima J.P.,Holman, 1988, Heat Transfer, Mc Graw
oleh alat destilasi surya akan sangat Hill Inc.
maksimal, dan bila diperlukan data Ketut,A.,Made,S.,Putu,G.A.N., Analisa
untuk suhu terendah dapat dilakukan Performansi Destilasi Air Laut
penelitian disaat posisi matahari paling Tenaga Surya Menggunakan
jauh dari garis equator. Penyerap Radiasi Surya Tipe
2. Perlu dipertimbangkan waktu Bergelombang Berbahan Dasar
penelitiannya diperpanjang, agar dapat Beton, Jurnal Teknik Mesin
dihasilkan data yang maksimal selama Cakram vol.5 no.1 April 2011
satu hari penuh. (7-13).
3. Perlu dipertimbangkan untuk Mostafa,H.S,.2010, thermophysical
menggunakan bentuk absorber lainnya, properties of seawater : a
agar dapat diketahui pengaruhnya. review of existing correlation
and data.
Nova, R., 2010, Pengaruh Bentuk Cover
DAFTAR PUSTAKA
Terhadap Produktifitas Dan
Agustiar, D.R., 2007, Indonesia Terancam Efisiensi Solar Still, Laporan
Kekurangan Air Bersih, Tempo Penelitian Universitas
interaktif.com, Widyagama Malang
http://www.tempointeraktif.com Sugeng, A., 2005, Pemanfaatan Destilator
diunduh pada tanggal 12 Tenaga Surya (Solar Energy)
Februari 2012 untuk Memproduksi air tawar
Anggito, dkk., 2001, Heat Transfer Pada dari air laut .Laporan Penelitian
Sistem Desalinasi Tenaga Universitas Gadjah Mada
Surya dengan Pelat Penyerap Yogyakarta.
Berbasis Tembaga. Syahri, M., 2011,Rancang Bangun Sistem
Anonim., 2010, Kementerian Energi dan Desalinasi energy surya
Sumber Daya Mineral, menggunakan absorber bentuk
http://www.esdm.go.id, diunduh separuh elip melintang
pada tanggal 30 Maret 2012 ,Prosiding Seminar Nasional
Anonim., Seng,http:///wikipedia.com Teknik Kimia Kejuangan,
(terjemahan), diunduh pada Yogyakarta 22 Februari 2011
tanggal 25 Maret 2012
Anonim., SNI Baja Lapis Lembar Seng, William,B.,John,A.D., 2006, Solar Energy
Standar Nasional Indonesia and Thermal Process,
(SNI) – 07-2053-2006, university Rajiv Gandhi
http:///www.bsn.co.id diunduh Proudyogiki
pada tanggal 12 April 2012 Vishwavidyalaya,UG.
Astawa, K., 2008, Pengaruh Penggunaan Wisnubroto, S., 2004, Meteorologi
Pipa Kondensat Sebagai Heat Pertanian Indonesia , Fakultas
Recovery Pada Basyn Type Pertanian UGM Yogyakarta.

135

Você também pode gostar