Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB II
SURVEY PENDAHULUAN
II.1.1. Umum
Yang dimaksudkan Survey Topografi disini adalah kegiatan di lapangan berupa pekerjaan
pengukuran trace jalan dan saluran drainase pada lokasi pekerjaan yang meliputi
pengukuran poligon dan sipat datar di seluruh lokasi pekerjaan. Adapun tujuannya
adalah untuk mendapatkan gambaran umum secara lengkap tentang kondisi lapangan
baik kondisi prasarana maupun teffrainnya.
Pekerjaan survey topografi ini meliputi pekerjaan pemasangan Benchmark (BM)
sebagai titik tetap, pengukuran titik kontrol vertikal dan horisontal, pembuatan
tampang memanjang dan melintang jalan dan saluran.
sebagai pengikat titik tinggi untuk keperluan pengukuran situasi detail. Pengukuran
dilakukan dengan metode sipat datar menggunakan alat ukur waterpass.
Jalur pengukuran sipat datar utama mengikuti jalur pengukuran poligon sehingga dengan
demikian juga merupakan jaringan tertutup (kring). Pengukuran sipat datar dibuat perseksi
dimana tiap seksi dilakukan pengukuran pergi pulang dalam kurun waktu 1 (satu) hari.
II.1.5. Penggambaran
Penggambaran hasil pengukuran yang dilakukan adalah :
• Pengambaran potongan memanjang (jalan dan drainase)
• Penggambaran Potongan melintang (jalan dan drainase) skala 1 : 100
diharapkan pada jalan yang sedang dievaluasi dan menghubungkan volume ini ke salah satu
konsep kapasitas jalan.
II.2.1. Tujuan
Tujuan dari Survey Perhitungan Lalu Lintas adalah untuk mendapatkan informasi
selengkapnya mengenai keadaan lalu lintas, jenis dan jumlah kendaraan, yang mana dari
data tersebut dapat dianalisa untuk mendapatkan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) untuk
menentukan jumlah jalur, jumlah lajur, lebar perkerasan serta bahu jalan pada ruas jalan
yang akan direncanakan.
Pada tahap ini dilakukan analisa data yang telah diperoleh dari data lapangan. Analisa
data merupakan analisa masalah yang perlu dilakukan untuk mengetahui pokok-pokok
bahasan yang akan diolah sehingga akan dapat diketahui cara pemecahannya.
Penggolongan kendaraan yang disurvey dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
1. Kendaraan ringan (Light Vehicle = LV)
2. Kendaraan berat (Heavy Vehicle = HV)
3. Sepeda motor (Motor Cycle = MC)
4. Kendaraan tak bermotor (Un Motor = UM)
Dari data lalu lintas yang didapat akan diperhitungkan perbedaan beban lalu lintas
yang dikenal sebagai factor ekivalen dalam satuan mobil penumpang (SMP) sebagai
berikut :
Tabel 2.2. Satuan Mobil Penumpang
5. bus 2,50
6. truk 2 as 2,50
7. truk 3 as 3,00
1. Meteran
Digunakan untuk mengukur keadaan lapangan (lebar badan jalan dan bahu)
2. Stop watch
Digunakan untuk mencatat jumlah tiap jenis kendaraan yang disuvey dalam
durasi tertentu.
3. Blangko pencatat dan alat tulis
Digunakan untuk mencatat jumlah kendaraan selama periode survey.
4. Pencatat
Diperlukan 4 orang pada setiap titik survey untuk mencatat semua jenis
kendaraan yang lewat.
Menurut Malkamah (1995), survei dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data
dan informasi selengkapnya tentang keadaan lalu lintas, jenis dan jumlah kendaraan,
yang mana dari data tersebut dapat dianalisa untuk mendapatkan Lalu Lintas Harian Rata-
rata (LHR) guna menentukan jumlah lajur, lebar perkerasan serta bahu jalan pada ruas
jalan yang akan direncanakan.
Data yang diperoleh dapat berupa data primer maupun data sekunder. Survei dilakukan bila
benar-benar perlu dan data tersebut tidak dapat diperoleh secara sekunder.
Hobbs (1995) menyatakan bahwa survei-survei diperlukan untuk banyak tujuan dan agar
dapat dilakukan secara efisien, maka tujuan survei harus didefinisikan dengan jelas. Survei
harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, dikompilasi secara benar dengan format
penyusunan data yang baik sehingga :
a. Validitas tinggi
b. Dapat digunakan optimal oleh berbagai pihak untuk berbagai keperluan
c. Dapat diolah dengan data yang lain
d. Mudah dicari dan dipanggil kembali
Sedangkan survei volume lalu lintas dilakukan dengan mencatat setiap kendaraan yang
lewat di suatu titik yang mewakili ruas jalan yang bersangkutan sehingga didapat :
a. Pola arus lalu lintas (jam, hari, bulan, tahun)
b. Volume lalu lintas tiap pergerakan
c. Komposisi kendaraan
d. Data untuk memprediksi arus lalu lintas yang akan datang
e. Tingkat okupansi kendaraan.
Kendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai bagian dari arus lalu lintas tetapi sebagai
unsur hambatan samping. Dimensi dasar untuk masing-masing kendaraan rencana
ditunjukan dalam tabel 2.3.
g
Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780
Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410
Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370
(Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Bina Marga, 1997)
K
VJR = VLHR x F
dimana :
K : disebut faktor K adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk.
F : disebut faktor F adalah faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat jam dalam
satu jam
VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas lainnya yang
diperlukan. Faktor K dan F yang sesuai dengan VLHR dapat dilihat pada table 2.5.