Você está na página 1de 15

MANAJEMEN KOPERASI dan UMKM

SAP 2
Sejarah Pertumbuhan, Perkembangan dan Perjuangan Koperasi di Indonesia

KELOMPOK : 2

NAMA : NIM
1. Kadek Saswata Abhimana Negara 1607532008
2. Dwiki Vernanda Krisnayana Putra 1607532022
3. Gede Wahya Dhiyatmika 1607532025

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM REGULER SORE 2019
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR BALI
1. Penyebaran Organisasi Koperasi Modern

Organisasi koperasi terdapat hampir disemua Negara industri dan Negara berkembang.
Awal mula organisasi tersebut tumbuh di Negara – Negara industri di Eropa Barat, namun
kemudian setelah adanya kolonialisme di beberapa Negara Asia, Afrika, dan Amerika Selatan,
koperasi juga tumbuh di Negara – Negara jajahan, setelah Negara – Negara jajahan mengalami
kemerdekaan, banyak negara yang memanfaatkan koperasi sebagai salah satu alat untuk
meningkatkan kesejahteraan. Pada saat ini koperasi sebagai salah satu alat pemerintah dalam
melaksanakan kebijakan pembangunan.

2. Koperasi Modern Akhir Abad ke-18

Koperasi modern di dirikan pada akhir abad ke-18 terutama sebagai jawaban atas masalah-
masalah sosial yang timbul selama tahap awal Revolusi Industri . Perubahan-perubahan yang
berlangsung saat itu terutama disebabkan oleh perkembangan ekonomi pasar dan penciptaan
berbagai persyaratan pokok dalam ruang lingkup dimana berlangsung proses industrialisasi serta
modernisasi perdagangan dan pertanian yang cepat . Industri yang mula-mula bercorak padat karya
berubah menjadi padat modal dan produksi yang mula-mula dilaksanakan berdasarkan pesanan
berubah menjadi produksi untuk kebutuhan pasar (produksi massa) , bukan hanya pasar dalam
negeri dan pasar di negara-negara Eropa tetapi juga pasar di daerah jajahan . Perubahan ini
membawa dampak terhadap berbagai kalangan masyarakat , ada yang di untungkan tetapi ada juga
yang di rugikan . Mereka yang paling menderita selama tahap-tahap awal perubahan struktur
ekonomi praindustri yang demikian cepat , terdapat pada berbagai lapisan masyarakat , terutama
di inggris dimana golongan kaum buruh yang semakin besar di kota-kota harus menghadapi
masalah pengangguran , tingkat upah yang rendah , hubungan perburuhan dan syarat-syarat kerja
yang jelek , dan tanpa jaminan sosial .

Pelopor-pelopor organisasi koperasi dari Rochdale misalnya , telah memberikan andil yang
cukup besar dalam perkembangan koperasi . Aturan-aturan yang mulanya disusun hanya sekedar
petunjuk tentang bagaimana seharusnya pokok koperasi konsumen yang baik di organisasi dan

1
dijalankan oleh para anggotanya sendiri kemudian menjadi prinsip –prinsip koperasi Rochdale
yang dijadikan dasar kegiatan oleh berbagai koperasi dunia .Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1) Keanggotaan yang bersifat terbuka (Open membershipsand voluntary);


2) Pengawasan secara demokratis (Democratic control);
3) Bunga yang terbatas atas modal (Limited interest of capital);
4) Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota (Proportional distribution of surplus);
5) Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku secara tunai (Trading in cash);
6) Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras,suku,agama dan politik (Poilitical , racial , religius
netrality);
7) Barang-barang yang dijual harus merupakan barang-barang yang asli tidak rusak atau palsu
(Adulted goods forbiden to sell );
8) Pendidikan terhadap anggota secar berkesinambungan (Promotion of education).

Pada negara-negara jajahan penyebaran organisasi modern telah dilakukan terutama


karena nilai-nilai koperasi sesuai dengan kebutuhan saat itu untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat atau untuk di jadikan alat penguasa kolonial dalam mengumpulkan hasil kekayaan pribumi.
Pemerintah kolonial seringkali menghindari perkembangan-perkembangan organisasi koperasi
modern yang di prakarsai oleh penduduk setempat , kecuali di daerah-daerah dimana tinggal para
petani eropa , yang membentuk koperasi di kalangan tersendiri dan juga di daerah-daerah dimana
terdapat hubungan antara koperasi dan pergerakan kemerdekaan (misalnya di Indonesia dan di
Kenya) . Ini dilakukan terutama karena para penjajah khawatir koperasi dijadikan ajang politik
penduduk pribumi untuk menentang kolonialisme .

Selama periode 1950-1970 , penyebaran dan pertambahan jumlah koperasi modern


terjadi di negara berkembang. Sejumlah kesimpulan dan rekomendasi telah dikeluarkan oleh
organisasi-organisasi Internasional mengenai peranan penting yang dapat dimainkan oleh
organisasi koperasi dalam pembangunan sosial ekonomi dan mengusulkan pemerintah-pemerintah
untuk mendorong perintisan dan pengembangan organisasi-organisasi swadaya .

Namun sejak awal tahun 70-an pula , organisasi-organisasi koperasi menjadi


sorotan utama dalam berbagai kritik . Kritik-kritik tersebut (Hanel,1989):

2
1) Dampak terhadap pembangunan yang kurang atau sangat kurang dari organisasi koperasi,
khususnya karena koperasi tidak banyak memberikan sumbangan dalam mengatasi
kemisikinan dan dalam mengubah struktur kekuasaan sosial politik setempat bagi
kepentingan golongan masyarakat yang miskin;
2) Jasa-jasa pelayanan yang diberikan oleh organisasi koperasi seringkali dinilai tidak efisien
dan tidak mengarah pada kebutuhan anggotanya , bahkan sebaliknya hanya memberikan
manfaat bagi para petani besar yang telah maju dan kelompok-kelompok tersebut;
3) Tingkat efisiensi perusahaan-perusahaan koperasi rendah (manajemen tidak mampu,
terjadi penyelewengan , korupsi , nepotisme dll);
4) Tingkat ofisialisasi yang seringkali terlalu tinggi pada koperasi-koperasi (khususnya
koperasi pertanian) , ditandai oleh adanya pengawasan dan dukungan/bantuan pemerintah
yang terlalu besar , struktur pengambilan keputusan dan komunikasi seringkali
memperlihatkan struktur yang hampir sama dengan strategi pengembangan koperasi pada
instasi-instasi pemerintah dan lembaga-lembaga semi pemerintah , ketimbang sebagai
suatu organisasi swadaya yang otonom , parsitipasif dan berorientasi pada anggota .
5) Terdapat kesalahan-kesalahan dalam pemberian bantuan pembangunan internasional dan
khususnya kelemahan-kelemahan pada strategi pembangunan pemerintahyang diterapkan
untuk penunjang organisasi-organisasi koperasi.

3. Sejarah Awal Koperasi Di Indonesia

Pada umumnya sejarah koperasi dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan
oleh rakyat kecil. Kemampuan ekonomi yang rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas
dari penderitaan .Secara spontan mereka ingin merubah hidupnya. Di Indonesia ide - ide
perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan
sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang tinggi perkoperasian pun
selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.

Tahun 1908, Dr. Sutomo mendirikan Budi Utomo . Dr Sutomo sangat memiliki peranan
bagi garakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan rakyat.

3
Tahun 1915, dibuat peraturan-peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging dan
pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatiev.

Tahun 1927, dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929 berdiri Partai Nasional
Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk penyebaran koperasi di
Indonesia.

Tahun 1942, negara Jepang menduduki Indonesia. Lalu jepang mendirikan koperasi yang
diberi nama koperasi kumiyai.

4. Sejarah Koperasi Setelah Indonesia Merdeka

Setelah bangsa Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di
Indonesia mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya, hari itu kemudian
ditetapkanlah sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Kongres Koperasi pertama menghasilkan keputusan:

1) Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI)


2) Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3) Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi

Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung.
Kongres koperasi ke -2 mengambil putusan :

1) Membentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) sebagai pengganti SOKRI


2) Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3) Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia

4
4) Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru

Pelaksanaan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :

1) Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutam koperasi


2) Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3) Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian
yang bermodal kecil

5. Sejarah Perkembangan Koperasi Syariah di Indonesia

Koperasi berbasis syariah atau nilai Islam hadir pertama kali dalam bentuk paguyuban
usaha bernama Syariat Dagang Islam (SDI). SDI didirikan oleh H.Samanhudi di Solo, Jawa
Tengah. Anggotanya berasal dari para pedagang muslim, dengan mayoritas pedagang batik.
Gerakan Ekonomi Islam sebenarnya telah ada sejak tahun 1905 dengan berdirinya Syarikat
Dagang Islam. Karena pengaruh beberapa faktor, gerakan ini tidak dapat diwariskan sehingga
terjadi kevakuman ekonomi Islam yang cukup lama di Indonesia. Gerakan ini kemudian muncul
kembali pada tahun 1980-an, ditandai dengan berdirinya Baitutamwil Teknosa di Bandung,
kemudian disusul dengan berdirinya Baituttamwil Ridho Gusti di Jakarta. Namun, seperti para
pendahulunya, gerakan ini tidak dapat bertahan lama kemudian tidak terdengar gaungnya kembali.

Pada tahun 1992, dengan kemunculan BMT (Baitul Maal Tamwil) Bina Insan Kamil di
Jakarta, perbincangan mengenai koperasi syariah mulai marak. Hal ini dikarenakan suksesnya
BMT Bina Insan Kamil memberikan warna baru bagi perekonomian, utamanya bagi para
pengusaha mikro. Sejak saat itu, wacana mengenai koperasi syariah mulai mendapatkan perhatian
yang cukup besar di dalam masyarakat. Pada awal berdirinya, BMT ini hanya berbentuk KSM
Syariah (Kelompok Swadaya Masyarakat Berlandaskan Syariah) namun memiliki kinerja
layaknya sebuah bank. Diklasifikasikannya BMT ke dalam KSM Syariah saat itu semata-mata
hanya untuk menghindari jeratan hukum sebagai bank gelap. Hal ini terkait dengan peraturan Bank
Indonesia yang memiliki program PHBK Bank Indonesia (Pola Hubungan kerja sama antara Bank
dengan Kelompok Swadaya Masyarakat).

5
Seiring dengan adanya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang
menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk
tabungan dan menyalurkan dalam bentuk kredit harus berbentuk bank, maka muncullah beberapa
LPSM (Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat) yang mencoba memayungi KSM BMT.
LPSM tersebut pada awalnya dimotori oleh P3UK, PINBUK oleh ICMI dan FES Dompet Dhuafa
oleh Republika. LPSM ini berusaha memfasilitasi KSM BMT untuk mendapatkan bantuan dana
dari BMI (Bank Muamalat Indonesia), yang merupakan satu-satunya Bank Umum Syariah pada
waktu itu, untuk pengembangan usahanya. Selain itu, LPSM ini juga menjadi fasilitator bagi
pengembangan SDM KSM BMT.

Perkembangan ini dibarengi dengan kesadaran pemerintah akan makna Pasal 33 Ayat 1
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia dibangun atas
dasar asas kekeluargaan, sehingga asas kemakmuran masyarakat merupakan poin utama. Dari asas
inilah, kemudian dipahami bahwa bentuk usaha yang tepat dan sesuai dengan semangat pasal ini
adalah Koperasi. Dari kesadaran ini, pemerintah mensahkan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 25 Tahun 1992 pada tanggal 12 Oktober 1992 Tentang Perkoperasian.

Lembaga BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat yang berpegang teguh pada
asas dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota, sesuai dengan Undang-Undang tersebut,
berhak menggunakan badan hukum koperasi. Letak perbedaan BMT dengan koperasi
konvensional yang lainnya hanyalah pada sisi operasional. BMT sebagai Koperasi Syariah
mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah haram dan halal dalam
proses melakukan usahanya. Sejak saat itu, Koperasi Syariah terus berkembang pesat hingga saat
ini.

6. Sejarah Departemen Koperasi dan UMKM Indonesia

Koperasi adalah institusi (lembaga) yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional dan
kerjasama antar individu, yang pernah berkembang sejak awal sejarah manusia sampai pada awal
Revolusi Industrial di Eropa pada akhir abad 18 dan selama abad 19, sering disebut sebagai
Koperasi Historis atau Koperasi Pra-Industri. Koperasi Modern didirikan pada akhir abad 18,
terutama sebagai jawaban atas masalah-masalah sosial yang timbul selama tahap awal Revolusi
Industri. Di Indonesia, ide-ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih di Purwokerto,

6
Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 mendirikan sebuah Bank untuk Pegawai
Negeri. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode.

Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi
gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan
Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatiev. Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929,
berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Hingga saat ini kepedulian pemerintah terhadap keberadaan koperasi nampak jelas dengan
membentuk lembaga yang secara khusus menangani pembinaan dan pengembangan koperasi.

Kronologis lembaga yang menangani pembinaan koperasi pada saat itu adalah sebagai
berikut:

 Tahun 1930
Pemerintah Hindia Belanda membentuk Jawatan Koperasi yang keberadaannya dibawah
Departemen Dalam Negeri, dan diberi tugas untuk melakukan pendaftaran dan pengesahan
koperasi, tugas ini sebelumnya dilakukan oleh Notaris.

 Tahun 1935
Jawatan Koperasi dipindahkan ke Departemen Economische Zaken, dimasukkan dalam
usaha hukum (Bafdeeling Algemeene Economische Aanglegenheden). Pimpinan Jawatan
Koperasi diangkat menjadi Penasehat.

 Tahun 1939
Jawatan Koperasi dipisahkan dari Afdeeling Algemeene Aanglegenheden ke Departemen
Perdagangan Dalam Negeri menjadi Afdeeling Coperatie en Binnenlandsche Handel.
Tugasnya tidak hanya memberi bimbingan dan penerangan tentang koperasi tetapi meliputi
perdagangan untuk Bumi Putra.

 Tahun 1942

7
Pendudukan Jepang berpengaruh pula terhadap keberadaan jawatan koperasi. Saat ini
jawatan koperasi dirubah menjadi SYOMIN KUMIAI TYUO DJIMUSYO dan Kantor di
daerah diberi nama SYOMIN KUMIAI DJIMUSYO.

 Tahun 1944
Didirikan JUMIN KEIZAIKYO (Kantor Perekonomian Rakyat) Urusan Koperasi menjadi
bagiannya dengan nama KUMAIKA, tugasnya adalah mengurus segala aspek yang
bersangkutan dengan Koperasi.

PERIODE TAHUN 1945 - 1964

 Tahun 1945
Koperasi masuk dalam tugas Jawatan Koperasi serta Perdagangan Dalam Negeri dibawah
Kementerian Kemakmuran.

 Tahun 1946
Urusan Perdagangan Dalam Negeri dimasukkan pada Jawatan Perdagangan, sedangkan
Jawatan Koperasi berdiri sendiri mengurus soal koperasi.

 Tahun 1947 – 1948


Jawatan Koperasi dibawah pimpinan R. Suria Atmadja, pada masa ini ada suatu peristiwa
yang cukup penting yaitu tanggal 12 Juli 1947, Gerakan Koperasi mengadakan Kongres di
Tasikmalaya dan hasil Kongres menetapkan bahwa tanggal 12 Juli dinyatakan sebagai Hari
Koperasi.

 Tahun 1949
Pusat Jawatan Koperasi RIS berada di Yogyakarta, tugasnya adalah mengadakan kontak
dengan jawatan koperasi di beberapa daerah lainnya. Tugas pokok yang dihasilkan telah
melebur Bank dan Lumbung Desa dialihkan kepada Koperasi. Pada tahun yang sama yang
diundangkan dengan Regeling Cooperatieve 1949 Ordinasi 7 Juli 1949 (SBT. No. 179).

8
 Tahun 1950
Jawatan Koperasi RI yang berkedudukan di Yogyakarta digabungkan dengan Jawatan
Koperasi RIS, bekedudukan di Jakarta.

 Tahun 1954
Pembina Koperasi masih tetap diperlukan oleh Jawatan Koperasi dibawah pimpinan oleh
Rusli Rahim.

 Tahun 1958
Jawatan Koperasi menjadi bagian dari Kementerian Kemakmuran.

 Tahun 1960
Perkoperasian dikelola oleh Menteri Transmigrasi Koperasi dan Pembangunan Masyarakat
Desa (TRANSKOPEMADA), dibawah pimpinan seorang Menteri yang dijabat oleh
Achmadi.

 Tahun 1963
Transkopemada diubah menjadi Departemen Koperasi dan tetap dibawah pimpinan
Menteri Achmadi.

 Tahun 1964
Departemen Koperasi diubah menjadi Departemen Transmigrasi dan Koperasi dibawah
pimpinan Menteri ACHMADI kemudian diganti oleh Drs. Achadi, dan Direktur Koperasi
dibawah pimpinan seorang Direktur Jenderal yang bernama Chodewi Amin.

PERIODE TAHUN 1966 - 2004

 Tahun 1966

Dalam tahun 1966 Departemen Koperasi kembali berdiri sendiri, dan dipimpin oleh Pang
Suparto. Pada tahun yang sama, Departemen Koperasi dirubah menjadi Kementerian
Perdagangan dan Koperasi dibawah pimpinan Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo,

9
sedangkan Direktur Jenderal Koperasi dijabat oleh Ir. Ibnoe Soedjono (dari tahun 1960 s/d
1966).

 Tahun 1967

Pada tahun 1967 diberlakukan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-
pokok Perkoperasian tanggal 18 Desember 1967. Koperasi masuk dalam jajaran
Departemen Dalam Negeri dengan status Direktorat Jenderal. Mendagri dijabat oleh
Basuki Rachmad, dan menjabat sebagai Dirjen Koperasi adalah Ir. Ibnoe Soedjono.

 Tahun 1968

Kedudukan Direktorat Jenderal Koperasi dilepas dari Departemen Dalam Negeri,


digabungkan kedalam jajaran Departemen Transmigrasi dan Koperasi, ditetapkan
berdasarkan:

1) Keputusan Presiden Nomor 183 Tahun 1968 tentang Susunan Organisasi Departemen.

2) Keputusan Menteri Transmigrasi dan Koperasi Nomor 120/KTS/ Mentranskop/1969


tentang Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Susunan Organisasi berserta Tata Kerja
Direktorat Jenderal Koperasi.

3) Menjabat sebagai Menteri Transkop adalah M. Sarbini, sedangkan Dirjen Koperasi


tetap Ir. Ibnoe Soedjono.

 Tahun 1974

Direktorat Jenderal Koperasi kembali mengalami perubahan yaitu digabung kedalam


jajaran Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, yang ditetapkan
berdasarkan :

1) Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 1974 tentang Susunan Organisasi Departemen


Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi.

10
2) Instruksi Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Nomor : INS-
19/MEN/1974, tentang Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Koperasi tidak ada
perubahan (tetap memberlakukan Keputusan Menteri Transmigrasi Nomor :
120/KPTS/Mentranskop/1969) yang berisi penetapan tentang Susunan Organisasi
Direktorat Jenderal Koperasi.

3) Menjabat sebagai Menteri adalah Prof. DR. Subroto, adapun Dirjen Koperasi tetap Ir.
Ibnoe Soedjono.

 Tahun 1978

Direktorat Jenderal Koperasi masuk dalam Departemen Perdagangan dan Koperasi,


dengan Drs. Radius Prawiro sebagai Menterinya. Untuk memperkuat kedudukan koperasi
dibentuk puia Menteri Muda Urusan Koperasi, yang dipimpin oleh Bustanil Arifin, SH.
Sedangkan Dirjen Koperasi dijabat oleh Prof. DR. Ir. Soedjanadi Ronodiwiryo.

 Tahun 1983

Dengan berkembangnya usaha koperasi dan kompleksnya masalah yang dihadapi dan
ditanggulangi, koperasi melangkah maju di berbagai bidang dengan memperkuat
kedudukan dalam pembangunan, maka pada Kabinet Pembangunan IV Direktorat Jenderal
Koperasi ditetapkan menjadi Departemen Koperasi, melalui Keputusan Presiden Nomor
20 Tahun 1983, tanggal 23 April 1983.

 Tahun 1991

Melalui Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 1991, tanggal 10 September 1991 terjadi
perubahan susunan organisasi Departemen Koperasi yang disesuaikan keadaan dan
kebutuhan.

 Tahun 1992

11
Diberlakukan Undang-undang Nomor : 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, selanjutnya
mancabut dan tidak berlakunya lagi Undang-undang Nomor: 12 Tahun 1967 tentang
Pokok-pokok Perkoperasian.

 Tahun 1993

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor : 96 Tahun 1993, tentang Kabinet Pembangunan


VI dan Keppres Nomor 58 Tahun 1993, telah terjadi perubahan nama Departemen
Koperasi menjadi Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Tugas
Departemen Koperasi menjadi bertambah dengan membina Pengusaha Kecil. Hal ini
merupakan perubahan yang strategis dan mendasar, karena secara fundamental golongan
ekonomi kecil sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan dan harus ditangani secara
mendasar mengingat yang perekonomian tidak terbatas hanya pada pembinaan
perkoperasian saja.

 Tahun 1996

Dengan adanya perkembangan dan tuntutan di lapangan, maka diadakan peninjauan


kembali susunan organisasi Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil,
khususnya pada unit operasional, yaitu Ditjen Pembinaan Koperasi Perkotaan, Ditjen
Pembinaan Koperasi Pedesaan, Ditjen Pembinaan Pengusaha Kecil. Untuk mengantisipasi
hal tersebut telah diadakan perubahan dan penyempurnaan susunan organisasi serta
menomenklaturkannya, agar secara optimal dapat menampung seluruh kegiatan dan tugas
yang belum tertampung.

 Tahun 1998

Dengan terbentuknya Kabinet Pembangunan VII berdasarkan Keputusan Presiden


Republik Indonesia Nomor : 62 Tahun 1998, tanggal 14 Maret 1998, dan Keppres Nomor
102 Thun 1998 telah terjadi penyempurnaan nama Departemen Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil menjadi Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil, hal ini merupakan
penyempurnaan yang kritis dan strategis karena kesiapan untuk melaksanakan reformasi
ekonomi dan keuangan dalam mengatasi masa krisis saat itu serta menyiapkan landasan
yang kokoh, kuat bagi Koperasi dan Pengusaha Kecil dalam memasuki persaingan
bebas/era globalisasi yang penuh tantangan.
12
 Tahun 1999

Melalui Keppres Nomor 134 Tahun 1999 tanggal 10 November 1999 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara, maka Departemen
Koperasi dan PK diubah menjadi Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil dan
Menengah.

 Tahun 2000

Berdasarkan Keppres Nomor 51 Tahun 2000 tanggal 7 April 2000, maka ditetapkan Badan
Pengembangan Sumber Daya Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah.

 Tahun 2001

Melalui Keppres Nomor 101 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara, maka
dikukuhkan kembali Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Melalui Keppres Nomor 108 Tahun 2001 tanggal 10 Oktober 2001 tentang Unit Organisasi
dan Tugas Eselon I Menteri Negara, maka Menteri Negara Koperasi dan UKM ditetapkan
membawahi Setmeneg, Tujuh Deputi, dan Lima Staf Ahli. Susunan ini berlaku hingga
tahun 2004 sekarang ini.

13
REFERENSI

Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi. Jakarta : FE-UI


Partomo Tiktik Sartika. Ekonomi Koperasi, Jakarta: Ghalia Indonesia: 2009
Sejarah Koperasi. http://www.anneahira.com/sejarah-koperasi.htm. (Diakses pada: 10 Februari
2019).
Sejarah Koperasi Syariah di Indonesia. http://ikosindo.or.id/sejarah-koperasi-syariah-di-
indonesia/ (Diakses pada: 10 Februari 2019).
Sejarah Koperasi di Indonesia : https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-koperasi (Diakses
pada: 10 Februari 2019).

14

Você também pode gostar