1.

Introduction
Smart class can be defined as a class equipped with modern technologies such as 3G and 4G,
interactive learning, uninterrupted audio and video transmission, and recording and uploading the
lecture in a website. 3G technology, which relies on broadband internet access, can provide easy
access to the Wi-Fi networks. However, the speed of the connected is decreased if the number of
simultaneous users is increased heavily. On the other hand, 4G technology uses TCP/IP and provides
better services in the area of video and multimedia transmission. It improves the 3G technology in
terms of speed, performance, reliability, portability, compatibility, and fault tolerance. 4G technology
is more secure than its 3G counterpart (Hosny (2007); Wentzel, Lammeren, Molendijk, Bruin, &
Wagtendonk, 2005).
Kelas pintar dapat didefinisikan sebagai kelas yang dilengkapi dengan teknologi modern seperti
3G dan 4G, pembelajaran interaktif, transmisi audio dan video tanpa gangguan, serta merekam dan
mengunggah kuliah di situs web. Teknologi 3G, yang mengandalkan akses internet broadband, dapat
menyediakan akses mudah ke jaringan Wi-Fi. Namun, kecepatan yang terhubung menurun jika jumlah
pengguna simultan meningkat pesat. Di sisi lain, teknologi 4G menggunakan TCP / IP dan menyediakan
layanan yang lebih baik di bidang transmisi video dan multimedia. Ini meningkatkan teknologi 3G
dalam hal kecepatan, kinerja, keandalan, portabilitas, kompatibilitas, dan toleransi kesalahan.
Teknologi 4G lebih aman daripada rekan 3G-nya (Hosny (2007); Wentzel, Lammeren, Molendijk,
Bruin, & Wagtendonk, 2005).
The widespread use of smart phones and tablet PCs makes them a good choice for learning as
well (Andreu, Almonte, & Rejas, 2011; Shamim Hossain, Masud, Muhammad, Rawashdeh, & Mehedi
Hassan, 2014). Both the e-learning and the m-learning (mobile learning) can now be simultaneously
used in a physical or virtual classroom. On example of the advantages of e-learning is to use the smart
class facility, such as, Epodium to record the lecture materials in real time environment. An instructor
can record while he is lecturing in the class. After recording the lecture, the instructor can upload it
on the special Learning Management Services (LMS), which are readily available and utilized by most
universities around the world. The LMS system is equipped with platforms like blackboard, WebCT,
etc. Once the lecture is uploaded, it can be viewed and listened through mobiles or computers
connected to the Internet. The viewers must login to access the materials.
Meluasnya penggunaan ponsel pintar dan PC tablet menjadikannya pilihan yang baik untuk
belajar juga (Andreu, Almonte, & Rejas, 2011; Shamim Hossain, Masud, Muhammad, Rawashdeh, &
Mehedi Hassan, 2014). Baik e-learning dan m-learning (mobile learning) sekarang dapat digunakan
secara bersamaan di kelas fisik atau virtual. Contoh keuntungan dari e-learning adalah menggunakan
fasilitas kelas pintar, seperti, Epodium untuk merekam materi kuliah di lingkungan waktu nyata.
Seorang instruktur dapat merekam saat dia mengajar di kelas. Setelah merekam kuliah, instruktur dapat
mengunggahnya ke Layanan Manajemen Pembelajaran (LMS) khusus, yang sudah tersedia dan
digunakan oleh sebagian besar universitas di seluruh dunia. Sistem LMS dilengkapi dengan platform
seperti papan tulis, WebCT, dll. Setelah kuliah diunggah, itu dapat dilihat dan didengarkan melalui
ponsel atau komputer yang terhubung ke Internet. Pemirsa harus masuk untuk mengakses materi.
One of the problems associated to this system is that the lectures cannot be viewed or the
participants cannot interact simultaneously with the lecturer. Therefore, it can be regarded as a one-
way traffic. To solve this problem, smart classroom concept equipped with enhanced technology can
be considered. This technology can be well utilized in co-learning environment. There are several
learning frameworks that have been developed before (Lytras, 2010; Lytras, 2011; Mohamed, 2013;
Shamim Hossain, Alamri, & El Saddik, 2009; Shamim Hossain & El Saddik, 2008); however, these
frameworks do not utilize the latest eLearning technology in the form of a smart classroom.
Salah satu masalah yang terkait dengan sistem ini adalah bahwa kuliah tidak dapat dilihat atau
peserta tidak dapat berinteraksi secara bersamaan dengan dosen. Oleh karena itu, ini dapat dianggap
sebagai lalu lintas satu arah. Untuk mengatasi masalah ini, konsep ruang kelas pintar yang dilengkapi
dengan teknologi canggih dapat dipertimbangkan. Teknologi ini dapat dimanfaatkan dengan baik dalam
lingkungan pembelajaran bersama. Ada beberapa kerangka kerja pembelajaran yang telah
dikembangkan sebelumnya (Lytras, 2010; Lytras, 2011; Mohamed, 2013; Shamim Hossain, Alamri, &
El Saddik, 2009; Shamim Hossain & El Saddik, 2008); namun, kerangka kerja ini tidak memanfaatkan
teknologi eLearning terbaru dalam bentuk ruang kelas yang cerdas.
The rest of the paper is organized as follows. Section 2 gives an overview of the existing e-
learning and m-learning facilities; Section 3 presents a possible enhancement to the learning system;
Section 4 gives an example of a tutorial system using the enhanced system, and finally, Section 5 draws
some conclusions.
Sisa makalah ini disusun sebagai berikut. Bagian 2 memberikan gambaran umum tentang
fasilitas e-learning dan m-learning yang ada; Bagian 3 menyajikan kemungkinan peningkatan pada
sistem pembelajaran; Bagian 4 memberikan contoh sistem tutorial menggunakan sistem yang
disempurnakan, dan akhirnya, Bagian 5 menarik beberapa kesimpulan.

2. An overview of a smart class using LMS

The current system utilizes the LMS technology, which involves software applications for the
administration, documentation, tracking, and reporting of e-learning programs. In the case of King
Saud University (KSU), the university has carefully chosen an LMS system that is consistent with the
University’s long-term goals and best addresses the academic needs of the students.
Sistem saat ini menggunakan teknologi LMS, yang melibatkan aplikasi perangkat lunak untuk
administrasi, dokumentasi, pelacakan, dan pelaporan program e-learning. Dalam kasus King Saud
University (KSU), universitas telah dengan hati-hati memilih sistem LMS yang konsisten dengan tujuan
jangka panjang Universitas dan menjawab kebutuhan akademik para siswa secara terbaik.
One of the most important benefits of LMS is its user-friendly features. Stu-dents can login to
the system anywhere and access to the course materials needed for studying and completing
assignments. In addition, students have online access to invaluable communicative features such as
forums, discussion sessions, while they may submit coursework electronically and take examinations.
The LMS allows students to get a first-rate educational experience using the Internet, mobile phones
and smart technologies.
Salah satu manfaat paling penting dari LMS adalah fitur-fiturnya yang ramah pengguna. Siswa
dapat masuk ke sistem di mana saja dan akses ke materi pelajaran yang dibutuhkan untuk mempelajari
dan menyelesaikan tugas. Selain itu, siswa memiliki akses online ke fitur komunikatif yang tak ternilai
seperti forum, sesi diskusi, sementara mereka dapat mengirimkan kursus secara elektronik dan
mengikuti ujian. LMS memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman pendidikan tingkat
pertama menggunakan Internet, ponsel, dan teknologi pintar.
The existing LMS facilities at KSU include the followings (LMS, 2010).
 Evaluating professors and student performance.
 Curriculum design from the ground up, establishing ways to evaluate decisions.
 Establishing course design and content organization to increase student interaction.
 Developing plans for improving courses.
 Designing pilot lessons and courses.
 Community-building.
 Using communication tools, and developing effective cooperation using LMS for the
exchange of information, receiving feedback and sharing ideas and opinions of
colleagues.
 Improving and enhancing communication through presentations showing how to
effectively use LMS communication tools.
 Monitoring student gains, as well as ensuring instructors’ familiarity and comfort using
tools needed for monitoring and evaluating students.
 Detecting early warning systems for student difficulties.
Fasilitas LMS yang ada di KSU termasuk yang berikut (LMS, 2010).
• Mengevaluasi kinerja profesor dan siswa.
• Desain kurikulum dari bawah ke atas, menetapkan cara untuk mengevaluasi keputusan.
• Menetapkan desain kursus dan organisasi konten untuk meningkatkan interaksi siswa.
• Mengembangkan rencana untuk meningkatkan kursus.
 • Merancang pelajaran dan kursus pilot.
• Pembangunan komunitas.
• Menggunakan alat komunikasi, dan mengembangkan kerja sama yang efektif menggunakan
LMS untuk pertukaran informasi, menerima umpan balik dan berbagi ide dan pendapat rekan kerja.
• Meningkatkan dan meningkatkan komunikasi melalui presentasi yang menunjukkan cara
efektif menggunakan alat komunikasi LMS.
• Memantau perolehan siswa, serta memastikan keakraban dan kenyamanan instruktur
menggunakan alat yang dibutuhkan untuk memantau dan mengevaluasi siswa.
• Mendeteksi sistem peringatan dini untuk kesulitan siswa.

An e-podium is a device that controls all the classroom’s components by an internal control
unit along with special software. It includes the following equipment (E-podium, 2010). E-podium
adalah perangkat yang mengontrol semua komponen kelas oleh unit kontrol internal bersama dengan
perangkat lunak khusus. Ini termasuk peralatan berikut (E-podium, 2010).
Two screen projectors, a touch control screen, projector screen to display on the smart board,
digital camera, high quality internal speakers, 3-D highly sensitive microphone, smart card reader,
keyboard and digital pen, and port to connect a laptop with the projector screen or the other devices.
Dua proyektor layar, layar kendali sentuh, layar proyektor untuk ditampilkan pada papan pintar,
kamera digital, speaker internal berkualitas tinggi, mikrofon 3-D yang sangat sensitif, pembaca kartu
pintar, keyboard dan pena digital, dan port untuk menghubungkan laptop dengan layar proyektor atau
perangkat lain.
display system, e-notepad, video conferencing technology, lecture conferencing network
technology, navigating between screens manager icon, live or recorded video airing icon, podium
control icon, and camera document icon.
sistem tampilan, e-notepad, teknologi konferensi video, teknologi jaringan konferensi kuliah,
menavigasi antara ikon pengelola layar, ikon siaran video langsung atau rekaman, ikon kontrol podium,
dan ikon dokumen kamera.
Fig. 1 shows an example of e-podium and control screen system (screen shot).
The software of the e-podium also includes smart board software that has many features and
ways of displaying that help the teacher get his message across properly. Moreover, it has lecture
video recording technology in which lectures can be recorded and saved on the university servers as
a reference for the students. Currently, the e-podiums at KSU are equipped with the following
software: Adobe Reader, Quick Time, MS Office (latest version), K-Lite Codec Pack, Anti-Virus, Media
Monkey, Flash Player, Picasa, Smart Notebook, VLC Media Player, WinRar, etc.
Perangkat lunak e-podium juga termasuk perangkat lunak papan pintar yang memiliki banyak
fitur dan cara menampilkan yang membantu guru menyampaikan pesannya dengan baik. Selain itu, ia
memiliki teknologi perekaman video ceramah di mana kuliah dapat direkam dan disimpan di server
universitas sebagai referensi bagi siswa. Saat ini, e-podium di KSU dilengkapi dengan perangkat
lunak berikut: Adobe Reader, Quick Time, MS Office (versi terbaru), Paket Codec K-Lite, Anti-
Virus, Media Monkey, Flash Player, Picasa, Smart Notebook, VLC Media Player, WinRar, dll.
Once the lectures are uploaded, the students with proper access keys can access the lectures
through their desktops, laptops, tablet PCs, and smart mobile phones.
Setelah kuliah diunggah, para siswa dengan kunci akses yang tepat dapat mengakses kuliah
melalui desktop, laptop, tablet PC, dan ponsel pintar mereka.
The lecture that is being delivered in one of the classrooms can be broadcast live to several
other classrooms. An illustration is given in Fig. 2. First, the instructor has to dial a correct IP address
of the other classroom, and the connection is set-up. The students of the other classrooms can
see/listen the lecture live via smart screens and audio technology. One must requirement of this
facility is an uninterrupted high bandwidth network connection. Other multimedia facilities can also
be incorporated (El Saddik & Shamim Hossain, 2006; Shamim Hossain & El Saddik, 2006).
Ceramah yang disampaikan di salah satu ruang kelas dapat disiarkan langsung ke beberapa
ruang kelas lainnya. Ilustrasi diberikan pada Gambar. 2. Pertama, instruktur harus memanggil alamat
IP yang benar dari kelas lain, dan koneksi sudah diatur. Para siswa di kelas lain dapat melihat /
mendengarkan ceramah langsung melalui layar pintar dan teknologi audio. Salah satu syarat dari
fasilitas ini adalah koneksi jaringan bandwidth tinggi yang tidak terputus. Fasilitas multimedia lainnya
juga dapat dimasukkan (El Saddik & Shamim Hossain, 2006; Shamim Hossain & El Saddik, 2006).
3. Enhancement to the existing learning system
LMS systems are software applications that provide university faculty and students with online
training programs, virtual classrooms and online lectures and seminars. It can facilitate online
educational opportunities, such as electronic exams, online video courses and supplemental sessions
and lectures, as well as direct communication with course administrators and professors.
Sistem LMS adalah aplikasi perangkat lunak yang memberikan fakultas dan mahasiswa
program pelatihan online, ruang kelas virtual, serta kuliah dan seminar online. Ini dapat memfasilitasi
peluang pendidikan online, seperti ujian elektronik, kursus video online dan sesi tambahan dan kuliah,
serta komunikasi langsung dengan administrator dan profesor kursus.
The current problem of the existing system is that it cannot provide simultaneous interaction
between the students and the instructors. The instructor can annotate the lecture notes to explain
certain points to the students and the students can see those annotations. However, if the students
want to encircle a point in the lecture note to indicate exactly where they cannot understand, they
cannot do it in the present system.
Masalah saat ini dari sistem yang ada adalah bahwa ia tidak dapat memberikan interaksi
simultan antara siswa dan instruktur. Instruktur dapat membuat anotasi catatan kuliah untuk
menjelaskan poin-poin tertentu kepada siswa dan siswa dapat melihat anotasi tersebut. Namun, jika
siswa ingin melingkari suatu titik dalam catatan kuliah untuk menunjukkan secara tepat di mana
mereka tidak dapat memahami, mereka tidak dapat melakukannya dalam sistem saat ini.
This problem can be addressed by a real-time mixture, where the both parties have access,
with some restrictions on the students’ side, to annotate the lecture slides. The real-time mixture is a
device that can mix the contents of the both parties with proper identity and deliver them to a multi-
screen display or two separate displays. The mixture is used with a real time streaming protocol (RTSP),
which is designed to establish and control media sessions between the parties. The transmission is
accomplished by the real-time transport protocol (RTP).
Masalah ini dapat diatasi dengan campuran waktu nyata, di mana kedua belah pihak memiliki
akses, dengan beberapa batasan di sisi siswa, untuk membubuhi keterangan slide kuliah. Campuran
waktu-nyata adalah perangkat yang dapat mencampur konten kedua pihak dengan identitas yang tepat
dan mengirimkannya ke tampilan multi-layar atau dua tampilan terpisah. Campuran ini digunakan
dengan protokol streaming waktu nyata (RTSP), yang dirancang untuk membangun dan mengontrol
sesi media antara para pihak. Transmisi dilakukan oleh protokol transport waktu nyata (RTP).
Fig. 3 shows such a configuration.
The function of the streaming server is to ensure uninterrupted streaming without any delay.
In this way, real-time communications such as video conferencing, lecture, training sessions are no
longer lost once they are finished. The configuration ensures the following features.
Fungsi server streaming adalah untuk memastikan streaming tanpa gangguan tanpa penundaan.
Dengan cara ini, komunikasi waktu nyata seperti konferensi video, kuliah, sesi pelatihan tidak lagi
hilang begitu selesai. Konfigurasi memastikan fitur-fitur berikut.

 Record single point, point-to-point, and multi-point conferences.

 Playback of video content from an endpoint or the web.
 Remote control for simple initiation of recording and playback.
 Enhanced video control management.
 Offline and online conversion.
 Capture presentation.
 User and endpoint viewing and recording rights authorization.
 Terminal recording and viewing rights authorization based on the identification.
 Transcoding and re-encoding of video content.
 Network time protocol.
 • Rekam konferensi titik tunggal, point-to-point, dan multi-point.
• Putar ulang konten video dari titik akhir atau web.
• Remote control untuk inisiasi perekaman dan pemutaran sederhana.
• Manajemen kontrol video yang ditingkatkan.
• Konversi offline dan online.
• Menangkap presentasi.
• Pengguna dan endpoint melihat dan merekam otorisasi hak.
• Terminal mencatat dan melihat otorisasi hak berdasarkan identifikasi.
• Transcoding dan pengkodean ulang konten video.
• Protokol waktu jaringan.
The video can be transmitted using interactive videoconferencing, compressed interactive
video (CAVE), telepresence, or video teleconferencing (VTC).
Video dapat ditransmisikan menggunakan konferensi video interaktif, video interaktif
terkompresi (CAVE), telepresence, atau video teleconferencing (VTC).

4. Case study: digital signal processing course

The enhanced technology of the learning system can be explained through a core engineering
course, which is digital signal processing (DSP). DSP is a mandatory course in the electrical and
electronics engineering, and to an extent in the computer engineering curriculum. This course mainly
deals with sampling, quantization, A/D converter, different transformation such as Fourier transform
and z-transform, filter design, application of DSP in speech and image processing, and hardware
implementation issues of digital signal processor. Therefore, this course has both theoretical and
practical aspects and is involved with numerous mathematical equations. An instructor should clearly
explain by some examples the mathematical equations and their involvement in practical
implementation. To explain, he/she may need some annotation. For example, Fig. 4 shows DSP lecture
slides before and after annotation. After this annotation by the instructor, the students may ask
certain questions that need proper pointing or further annotation from their side. Hence, a two-way
interaction should solve this issue. The annotated slide from the instructor side is transmitted to the
students, then a certain student again annotates that slide. The real-time mixer mixes these two slides
and transmit. In a multi-screen display, these two annotated slides can be displayed into two separate
screens. Fig. 5 shows an example of multiscreen (two screen) display.
Teknologi yang ditingkatkan dari sistem pembelajaran dapat dijelaskan melalui kursus teknik
inti, yaitu pemrosesan sinyal digital (DSP). DSP adalah program wajib dalam teknik listrik dan
elektronik, dan sampai batas tertentu dalam kurikulum teknik komputer. Kursus ini terutama berkaitan
dengan pengambilan sampel, kuantisasi, konverter A / D, transformasi yang berbeda seperti
transformasi Fourier dan z-transform, desain filter, aplikasi DSP dalam pemrosesan suara dan gambar,
dan masalah implementasi perangkat keras dari prosesor sinyal digital. Oleh karena itu, kursus ini
memiliki aspek teoritis dan praktis dan terlibat dengan banyak persamaan matematika. Seorang
instruktur harus menjelaskan dengan jelas dengan beberapa contoh persamaan matematika dan
keterlibatan mereka dalam implementasi praktis. Untuk menjelaskannya, dia mungkin perlu penjelasan.
Sebagai contoh, Gambar. 4 menunjukkan slide kuliah DSP sebelum dan sesudah penjelasan. Setelah
penjelasan ini oleh instruktur, para siswa dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu yang perlu
menunjuk atau penjelasan lebih lanjut dari pihak mereka. Karenanya, interaksi dua arah harus
menyelesaikan masalah ini. Slide beranotasi dari sisi instruktur ditransmisikan ke siswa, kemudian
siswa tertentu lagi menjelaskan slide itu. Mixer real-time mencampur dua slide ini dan mengirimkannya.
Dalam tampilan multi-layar, dua slide beranotasi ini dapat ditampilkan menjadi dua layar terpisah.
Gambar. 5 menunjukkan contoh tampilan multiscreen (dua layar).
In order to measure the usability and satisfaction of the educators and the learners, we
conducted a survey on them at the end of a regular semester. The lecture was given on DSP at Master
level using the proposed smart class environment. All the students were female who were in a remote
classroom facilitated with the smart environment. The survey questionnaire and the responses are
given in Table 1. A similar survey was conducted for the educators. The corresponding survey is
depicted in Table 2.
 Untuk mengukur kegunaan dan kepuasan para pendidik dan peserta didik, kami melakukan
survei pada mereka di akhir semester reguler. Kuliah diberikan pada DSP di tingkat Master
menggunakan lingkungan kelas pintar yang diusulkan. Semua siswa adalah perempuan yang berada di
ruang kelas terpencil yang difasilitasi dengan lingkungan yang cerdas. Kuesioner survei dan
tanggapannya diberikan pada Tabel 1. Survei serupa dilakukan untuk para pendidik. Survei yang sesuai
digambarkan pada Tabel 2.
From the survey results, we see that the students are very much in favor of enhanced
eLearning using smart environment. The educators also agree with the usefulness of the enhanced
eLearning; however, most of the educators do not like the idea of students’ annotation.
Dari hasil survei, kami melihat bahwa para siswa sangat mendukung peningkatan eLearning
menggunakan lingkungan yang cerdas. Para pendidik juga setuju dengan manfaat dari eLearning yang
ditingkatkan; namun, sebagian besar pendidik tidak menyukai gagasan anotasi siswa.
Without annotation, the lecture content could be seen with a delay of one second, while with
the annotation, the delay was around two seconds.
Tanpa anotasi, konten kuliah dapat dilihat dengan penundaan satu detik, sedangkan dengan
anotasi, penundaannya sekitar dua detik.
5. Conclusions
One of the main outcomes of any learning system is to ensure the delivery and attainment of
quality educational programs. An enhanced learning system is necessary for favorable recognition in
any discipline. In this paper, the authors have tried to detail a smart classroom environment facilitated
with enhanced technology for an uninterrupted lecture over multi-class. The enhanced technology
includes real-time mixer, streaming of the server, multi-screen display, rotating angle cameras, highly
secured access and management control, and high band-width transmission such as 4G. The surveys
conducted on the educators and the students reveal the importance and the usefulness of the
enhanced eLearning in smart class environment. The major issue of this learning is the bandwidth and
internet speed. With high speed uninterrupted internet connection, this technology will really open
many avenues of distant learning.
Salah satu hasil utama dari setiap sistem pembelajaran adalah untuk memastikan pengiriman
dan pencapaian program pendidikan yang berkualitas. Sistem pembelajaran yang ditingkatkan
diperlukan untuk pengakuan yang baik dalam disiplin apa pun. Dalam makalah ini, penulis telah
mencoba untuk merinci lingkungan kelas yang cerdas yang difasilitasi dengan teknologi yang
ditingkatkan untuk kuliah tanpa gangguan lebih dari multi-kelas. Teknologi yang ditingkatkan
mencakup mixer waktu nyata, streaming server, tampilan multi-layar, kamera sudut berputar, akses
yang sangat aman dan kontrol manajemen, dan transmisi lebar pita tinggi seperti 4G. Survei yang
dilakukan pada pendidik dan siswa mengungkapkan pentingnya dan manfaat dari eLearning yang
ditingkatkan di lingkungan kelas cerdas. Masalah utama dari pembelajaran ini adalah bandwidth dan
kecepatan internet. Dengan koneksi internet tanpa gangguan berkecepatan tinggi, teknologi ini akan
benar-benar membuka banyak jalan pembelajaran yang jauh.
In a future study, we aim to conduct several further surveys on the students and the
instructors about their satisfaction and possible improvement of the enhanced learning technology.
Dalam studi masa depan, kami bertujuan untuk melakukan beberapa survei lebih lanjut pada
siswa dan instruktur tentang kepuasan mereka dan kemungkinan peningkatan teknologi pembelajaran
yang ditingkatkan.