Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1713020042
Rangkuman Kasus
RIWAYAT PSIKIATRI
Ruang : RSMS
IDENTITAS Pasien
Nama : MFI
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Alamat : Petunjungan
Pendidikan : S1 Ekonomi
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien : gaduh gelisah (ngamuk-ngamuk)
Keluarga :
2. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun +- 1 minggu yang lalu dibawa ke
RS Mitra Siaga oleh sepupunya dikarenakan mengalami gaduh gelisah
(ngamuk-ngamuk) di rumahnya. Menurut pengakuan pasien ada yang
membisiki di telinga dan pikirannya untuk memberi perintah ngamuk-ngamuk.
Selain itu juga pasien pernah melihat bayangan hitam. Apabila saat menonton
tv di rumah pasien merasa di tv seolah-olah sama seperti kehidupan yang ia
alami. Pasien juga merasa takut akan istri dan kedua anaknya, karena seolah-
1
olah seperti ada yang ingin mencelakakan keluarganya tersebut. Dalam
beberapa hari terakhir sebelum dibawa ke RSMS, pasien merasa susah tidur.
Pasien mengaku merasa tertekan akan kehidupan yang dialami, dikarenakan
banyaknya masalah dengan keluarganya terutama dengan kedua orang tuanya.
Contohnya jika ada masalah kecil yang menimpa kedua orang tuanya, maka
kedua orang tuanya selalu menimpalkan kepada pasien atas masalahnya
tersebut. Pasien merasa ingin selalu bekerja untuk menafkahi istri dan anaknya
karena menurutnya sudah menjadi tanggung jawabnya.
2
untuk menikah dengan sang pujangga hatinya dan dikaruniai dua anak. Saat ini
pasien bekerja sebagai petugas yang mengambil uang pajak pedagang di salah
satu pasar yang berada di daerah Brebes dan menyetorkan kepada dinas
setempat.
1. Deskripsi Umum
Seorang laki-laki usia 27 tahun tampak sesuai usia, perawatan diri dibantu
Prilaku dan aktivitas psikomotor : normoaktif
Sikap terhadap pemeriksan : kooperatif
2. Kesadaran
Kuantitatif : Compos Mentis
Kualitatif : Berubah RTA terganggu
3. Mood dan Afek
Mood : Marah
Afek : Datar
Keserasia : tidak serasi
Empati : tidak dapat dirabarasakan
4. Pembicaraan
Kuantitas : Baik
Kualitas : Baik
Spontanitas : Spontan
Volume : Cukup
Intonasi : Cukup
Artikulasi : jelas/Baik
5. Persepsi
Halusinasi : Auditorik, Visual
Ilusi, Derealisasi, Depersonalisasi : -
6. Proses Pikir
Bentuk : Non Realistik
Isi : Waham dikendalikan, waham referensi, waham curiga
Progresi : Inkoheren
7. Orientasi W/T/O/S
Baik
8. Daya Ingat
Baik
9. Konsentrasi dan Perhatian
3
Tidak terganggu
10. Kemampuan Bahasa, Membaca, dan Menulis
Tidak diperiksa
11. Kemampuan Visuospasial
Tidak diperiksa
12. Pikiran Abstrak
Tidak Terganggu
13. Pengendalian Impuls
-
14. Uji Daya Nilai
Baik
15. Insight/ Tilikan
4
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Aksis III: -
Aksis V: 60-51
DIAGNOSIS BANDING
RENCANA PENATALAKSANAAN
Fase akut
CPZ
4
Psikoedukasi : mengurangi stimulus yg berlebihan, stresor lingkungan dan
peristiwa2 kehidupan. Beri ketenangan kepada pasien, memberi dukungan /
harapan, menyediakan lingkungan yg nyaman.
Fase stabilisasi
Fase Rumatan
Prognosis:
Evaluasi
5
Analisis
1. Definisi
Skizofrenia paranoid merupakan sekelompok reaksi psikotik yang
mempengaruhi berbagai fungsi individu, termasuk berpikir dan
berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan
dan menunjukkan emosi dan perilaku dengan sikap yang dapat diterima
secara social.
2. Epidemiologi
Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup
mereka. Gejala biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa
muda. Pada laki-laki biasanya 15-25 th dan pada perempuan 25-25 th.
3. Gejala
Gejala-gejala skizofrenia dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:
a. Gejala positif
1) Delusi atau waham Suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak
masuk akal). Meskipun telah dibuktikan secara objektif bahwa
keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini
kebenarannya.
2) Halusinasi Pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan
(stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara/ bisikan-
bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/ bisikan
itu.
3) Kekacauan alam pikiran Dapat dilihat dari isi pembicaraannya.
Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur
pikirannya.
4) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara
dengan semangat dan gembira berlebihan.
5) Merasa dirinya ”Orang Besar”, merasa serba mampu dan
sejenisnya.
6) Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada
ancaman terhadap dirinya.
7) Menyimpan rasa permusuhan.
b. Gejala negatif
1) Alam perasaan (affect) ”tumpul” dan ”mendatar” Gambaran alam
perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan
ekspresi.
2) Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau
kontak dengan orang lain dan suka melamun.
6
3) Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.
4) Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial.
5) Sulit dalam berpikir nyata.
6) Pola pikir steorotip.
7) Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.
4. Faktor risiko
Faktor resiko skizofrenia adalah sebagai berikut:
a. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
b. Kembar identik Kembar identik memiliki risiko skizofrenia 50%,
walaupun gen mereka identik 100%.
c. Struktur otak abnormal Dengan perkembangan teknik pencitraan teknik
noninvasif, seperti CT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan
Positron Emission Tomography (PET) dalam 25 tahun terakhir, para
ilmuwan meneliti struktur otak dan aktivitas otak individu penderita
skizofrenia. Penelitian menunjukkan bahwa individu penderita
skizofrenia memiliki jaringan otak yang relatif lebih sedikit
d. Sosiokultural Lingkungan sosial individu dengan skizofrenia di negara-
negara berkembang mungkin menfasilitasi dan memulihkan (recovery)
dengan lebih baik daripada di negara maju. Di negara berkembang,
terdapat jaringan keluarga yang lebih luas dan lebih dekat disekeliling
orang-orang dengan skizofrenia dan menyediakan lebih banyak
kepedulian terhadap penderita. Keluarga-keluarga di beberapa negara
berkembang lebih sedikit melakukan tindakan permusuhan, mengkritik,
dan sangat terlibat jika dibandingkan dengan keluargakeluarga di
beberapa negara-negara maju. Hal ini mungkin membantu jumlah atau
tingkat kekambuhan dari anggota-anggota keluarga penderita
skizofrenia.
e. Tampilan emosi Sejumlah penelitian menunjukkan orang-orang dengan
skizofrenia yang keluarganya tinggi dalam mengekspresikan emosi,
lebih besar kemungkinannya untuk menderita kekambuhan psikosis
daripada mereka yang keluarganya sedikit atau kurang
mengekspresikan emosi.
Kesimpulan
7
ketakutan, tetapi pasien jarang sekali memperlihatkan perilaku disorganisasi.
Waham dan halusinasi menonjol sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak
terpengaruh.
8
DAFTAR PUSTAKA