Você está na página 1de 8

JURNAL ILMU TANAH DAN LlNGKUNGAN, APRIL 1999, h. 17-24 VOL 2, No.

1
Joumal of Soil Sciences and Environment, April 1999, p. 17-24 ISSN 1410-7333

PENGARUH PENGERINGAN CONTOH TANAH TERHADAP


BEBERAPA SIFAT FISIK DAN KIMJA TANAH BERSIFAT VERTIK
SERTA KLASIFIKASINYA MENURUT TAKSONOMI TANAH

The Effect of Soil Samples Drying on Some Physical and Chemical Properties of Vertic Soils
and Their Classification according to Soil Taxonomy

Djunaedi A. Rachim dan Dyah Tjahjandari

Laboratorium Genesis, Klasifikasi dan Mineralogi Tanah,


Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Jalan Raya Pajajaran 1, Bogor 16144

ABSTRACT

This laboratory experiment was carried out to study the effect of soil samples drying on
physical and chemical properties of vertic soils and their classification according to soil taxonomy.
Usually, soil analysis is held on samples in air-dried condition. Clays of some soil types, however,
have irreversible properties upon drying which can cause a bias in the measurement results and
classification outputs of the soils. To study the irreversibility of clays upon drying, 25 samples of vertic
soils were treated in moist and air-dried conditions prior to analysis. Statistical procedure of Match
Pair Comparison was used to test the treatments effect. The results showed that the irreversibility of
clay upon drying was reflected in the measured soil properties except for exchangeable-AI and -K,
organic-C, and soil-CEC. Nevertheless, the intensity of the clay irreversibility of the vertic soils studied
was low. Therefore, the drying treatment did not affect their classification outputs.
Keywords: clay, irreversibility, soil taxonomy, vertic soils.

PENDAHULUAN dianalisis dikering-udarakan, pengaruhnya


terhadap hasil klasifikasi menurut Taksonomi
Data anal isis laboratorium yang digunakan Tanah dan memilih kelembaban contoh tanah
pada kebanyakan aktivitas pengelolaan tanah yang lebih baik untuk analisis laboratorium
tennasuk klasifikasi, khususnya sistem Tak- pada tanah-tanah bersifat vertik.
sonomi Tanah, biasanya diperoleh dari contoh
tanah yang telah dikering-udarakan. Padahal, Dari percobaan sebelumnya (Rachim, 1989;
pengeringan dapat mengakibatkan bias Rachim dan Dannawan, 1991) sifat irreversible
pengukuran pada kebanyakan sitat Andisol liat terjadi juga pada Podsolik Merah Kuning
dan kekefiruan klasifikasi pada tanah merah dan Latosol (U ltisol) , walaupun intensitasnya
(Rachim, 1989; Rachim dan Dannawan, lebih rendah daripada pada Andisol. Namun
1991). Hal tersebut disebabkan oleh sitat tak- demikian, sifat tersebut telah menyebabkan
dapat-bafik (irreversible) liat terhadap penge- kekeliruan klasifikasi. Dari 6 pedon yang
ringan. Bila tanah vertik juga mempunyai sifat diteliti, 50% hasH klasifikasinya menunjukkan
tersebut secara nyata, maka kekeliruan serupa kekefiruan. Pada Andisol, walaupun
dapat terjadi. Untuk meningkatkan kualitas pengeringan tidak menyebabkan kekeliruan
data anafisis bagi berbagai keperiuan, maka klasifikasi, tetapi perubahan cukup nyata
sifat irreversible liat terhadap pegeringan pada terjadi pada kebanyakan sifat tanah sehingga
berbagai jenis tanah periu dipelajari. dapat mengurangi ketepatan pendugaan sifat
yang sebenamya di lapang. Hal demikian telah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pula dilaporkan oleh Martini dan Palecia
perubahan sifat tanah bila contoh tanah yang (1975) serta Uehara dan Gilman (1981).

Rachim, D.A. dan D. ljahjandari. 1999. Pengaruh pengeringan contoh tanah terhadap beberapa sifat fisik dan
kimia tanah bersifat vertik serta klasifikasinya menurut Taksonomi Tanah. J. II. Tan. lingk. 2(1):17-24.

17
Rachim, D.A. dan D. Tjahjandari. 1999. J. II. Tan. Ungk. 2(1):17-24

Pengaruh pengeringan pada tanah-tanah lain klasifikasi tanah ditetapkan dari kedua contoh
telah dilaporkan pula oIeh Hayness dan Swift LL dan KU tersebut (TabeI1).
(1985). Mereka menggunakan tanah Entisol
dan Inceptisol. Pengeringan meningkatkan Pengaruh perlakuan diuji menurut metode
kadar AI dan Fe terekstrak EDTA, dan Match Pair Comparison (Johnson dan
cenderung menurunkan pH tanah. Penelitjan Bhattacharya, 1985). Hipotesis yang diuji
sebelumnya menggunakan tanah Spodosol adalah HO: 0 = 0' dan H1: 0 :I; 0, dimana 0
(Bartlett dan James, 1980) juga menunjukkan adalah perbedaan nilai sifat dari contoh LL dan
hasil yang sama terhadap AI dan Fe, namun KU. UntUk populasi contoh, 0 = d. Selanjutnya
untuk pH tidak menunjukkan hasil yang dilakukan perhitungan :
konsisten.
- ~di
d=_4.J_
Hayness dan Swift (1985) melaporkan bahwa n
pengeringan pada tiga macam Inceptisol yang
berbeda meningkatkan Cu, Zn, Fe, dan Mn dimana:
terekstrak EDTA, DTPA serta HCI dibanding- di = perbedaan nilai sitat dari contoh ke i,
kan penggunaan contoh lembab lapang. n =jumlah contoh dasar (n =25).
Walworth (1992) meneliti pengaruh penge-
ringan dan pembasahan kembali contoh tanah Pengujian pengaruh perlakuan didasarkan
terhadap komposisi kimia larutan tanah dari pada uji-t sebagai berikut:
tiga jenis tanah Typic Rhododult seri Colts
Neck pasir berlempung, Typic Hapludult seri d
--~t
COllington lempung berpasir, dan Typic sdl.Jn
Hapludult seri Freehold lempung berpasir.
Hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan Pengujian pengaruh pengeringan terhadap
tersebut umumnya berpengaruh nyata hasil klasiftkasi dilakukan secara kualitatif,
terhadap komposisi larutan tanah yaitu dengan membandingkan hasil klasifikasi
dibandingkan dengan contoh tanah segar. Dari dari contoh LL dan KU.
berbagai penelitian trersebut, pengeringan
dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah melalui HASIL DAN PEMBAHASAN
sifat irreversible liat dan reaksi kimia khusus
pada pennukaan liat (Rachim dan Dannawan, Pengaruh Pengeringan Contoh
1991; Leubs, Stanford dan Scott 1956). terhadap Sifat Tanah

Data rata-rata sitat fisik dan kimia tanah, rata-


METODE PENELITIAN rata selisih nilai sifat tanah LL dan KU (d) serta
hasil pengujian statistiknya disajikan pada
Tanah yang diteliti adalah Aluvial dari Tabel 2. Meskipun pengeringan berpengaruh
Karawang, Sukamandi, Pam anukan, Losarang tidak nyata (p>0.05) terhadap kadar debu dan
dan Cirebon, Jawa Barat dengan ciri utama liat tetapi cenderung meningkatkan nilai kadar
adanya rekahan yang nyata pada lapisan debu dan menurunkan nilai kadar liat,
pennukaan (sifat vertik) pada musim kemarau. sedangkan kadar pasir dipengaruhi secara
Pada setiap lokasi dibuat satu profiJ dan sangat nyata (p<0.01). Dalam hal ini,
contoh tanah diambil dari setiap horison, pengeringan meningkatkan nilai kadar pasir
masing- masing sebanyak 5 horison setiap (Gam bar 1).
profil, sehingga jumlah contoh dasar yang
digunakan 25 buah. PemiJihan lokasi dan Fenomena tersebut menunjukan bahwa pada
pengambilan contoh didasarkan pada metode tanah vertik, liat penyusun bahan tanah
Soil Survey Staff (1951). bersifat irreversible terhadap pengeringan,
walaupun intensitasnya rendah. Pengeringan
Perlakuan yang dicobakan adalah lembab menyebabkan liat beragregasi membentuk
lapang (LL) dan kering udara (KU). Kedua butiran yang lebih besar dan tidak sempat
perlakuan tersebut dikenakan peda setiap saling terlepas kembali secara sempurna pada
contoh, sehingga pada setiap jenis tanah saat penetapan tekstur. Ini menyebabkan
diperoleh 2 x 25 sub contoh yang setara kadar liat menu run secara semu, karena
dengan jumlah satuan percobaan. Sifat-sifat terjadi penambahan pasir dan debu sebagai
yang berkaitan dengan kesuburan dan pseudosand dan pseudosilt.

18
JURNAL ILMU TANAH DAN LlNGKUNGAN. APRIL 1999. h. 17-24 VOL 2. No. 1
Joumal of Soil Sciences and Environment. April 1999. p. 17-24 ISSN 141~7333

Tabel 1. Sifat-sifat Fisik dan Kimia Tanah yang Dianalisis dan Metode Analisisnya

No Sifat Tanah Metode Analisis


1. pH H20 dan pH KCI Elektroda Gelas
2. C-Organik Modifikasi Walkley dan Black
3. KTK tanah NH40Ac (Peech et al., 1947 dalam SCS, 1972)
4. Nadan K NH40Ac, Flame Photometer
5. CadanMg NH40AC,AAS
6. Aldan H KCI 1 N,Tltrasi (SCS, 1972)
7. Kemasaman Oapat Oitukar (EA) BaCI2metanoiamin pH 8.2,Titrasi (SCS, 1972)
8. Tekstur Pipet (SCS, 1984)
9. Mineral Liat X-Ray Difractometer
10. Mineral Fraksi Pasir Line Counting
11. COLE Klod

70 18.el 15,12

60
Ell Contoh Lembab
~
mContoh Kering Udara
40

30

:zo
10 3,22
2,15 '
0

Gambar 1. Histogram Nilai Rata-rata Kadar Pasir, Oebu dan Liat dari Contoh LL dan KU

Tabel2. Rataan Nilai dan Selisih Nilai (d) Sifat Fisik dan Kimia Tanah dari
Contoh LL dan KU serta Hasil Uji Statistiknya

Contoh
Sifat Tanah LL KU d SO t-hitung

Pasir (%) 2.1520 3.2248 -1.0728 0.2607 -4.1151-


Debu (%) 30. 9332 30.9904 -0.0572 0.9091 -0.0629
Liat (%) 66.9148 66.9148 1.0940 0.7971 1.3725
C-Organik (%) 0.6384 0.6384 -0.0104 0.0092 -1.1304
KB (%) 89.2096 89.2096 10.4740 1.8333 5.7132**
K (mel100g) 0.2156 0.2156 -0.0528 0.0230 -2.2956"'*
Na (mel100g) 1.5280 1.5280 0.0200 0.0736 0.2717
Ca (mel100g) 20.0404 20.0404 0.8492 0.3394 2.5021-
Mg (mel100g) 10.1~04 10.1404 2.2372 0.1970 11 .3563-
Kation Basa (mel100g) 31.9320 31.9320 3.1168 0.4325 . 7.2065-
KTK tanah (mel100g) 35. 1456 35.3844 -0.2388 0.3497 -0.6829
EA (mel100g) 29.0692 23.6708 5.3984 0.6109 8.8368-
AI-dd (mel100g) 0.1692 0.2124 -0.0432 0.0260 -1.6615*
H-dd (mel100g) 0.1952 0.1616 0.0336 0.0148 2.2703-
pH H20 5.9380 5.5976 0.3404 0.0782 4.3529-
pHKCI 5.2444 4.8060 0.4384 0.0501 8.7505-

Keterangan: . : Nyata pada taraf uji 0 .01


•• : Nyata pada taraf uji 0.00

19
Rachim. D.A. dan D. Tjahjandari. 1999. J. II. Tan. Lingk. 2(1):17-24

Pengeringan berpengaruh nyata pada tarat a Bartlett dan James (1980); Hayness dan Swift
0.05 (Tabel 2) terhadap sebagian besar sifat- (1985); Rachim dan Dannawan (1991)
sifat kimia tanah yang diuji. Sifat-sifat tersebut melaporkan hal yang sarna. Menzies, Bell, dan
meliputi pH H20, pH KCI, H-dd, AI-dd, EA, K- Edwards (1991) yang meneliti komposisi
dd, Ca-dd, Mg-dd, jumlah basa dan KS. Sitat larutan tanah menyatakan bahwa penambahan
yang tidak dipengaruhi secara nyata adalah konsentrasi AI dalam larutan tanah pada contoh
KTK tanah, C-organik dan Na-dd. yang dikering-udarakan dan· dibasahkan
kembali dibandingkan contoh lembab lapang,
Serdasarkan pola perbedaan nilai, sifat-sitat adalah akibat dari peningkatan konsentrasi AI
kimia tanah yang diuji dapat dikelompokkan yang dikompleks secara organik.
kedalam 2 kelompok, yaitu kelompok yang
mempunyai nilai rata-rata contoh lllebih besar Terdapat kesamaan perilaku antara AI-dd
dan contoh KU dan kekmpok dengan nilai rata- dengan K-dd. Menurut leubs et a/. (1956),
rata contoh II lebih kedl dari contoh KU. tanah yang mengandung liat tipe 2: 1 tinggi
Kelompok pertama terdiri dari pH, H-dd, EA, cenderung melepaskan K-non-dd ke K-dd
Na-dd, Ca-dd, Mg-dd, jumlah basa dan KB, dalam keadaan kering udara. Tanah penelitian
sedangkan kelompok kedua mencakup AI-dd, mempunyai sitat tersebut (Tabel 5). Scott dan
K-dd, C-organik, dan KTK tanah. Smith (1968) menerangkan bahwa perubahan
K-dd setelah pengeringan tergantung kepada
Kelompok pertama meneguhkan adanya sifat dominasi proses antara fiksasi K pada lokasi
irreversible liat pada tanah vertik yang diteliti, pertukaran dan pelepasan K akibat hancuran
kecuali pH. Sitat kimia tanah yang mendukung lapisan. Dalam proses hancuran lapisan,
eksistensi sitat irreversible liat berkaitan erat kemungkinan tidak hanya K terfiksasi yang
dengan kompleks jerapan dalam kaitannya terlepas menjadiK-dd, tetapi juga AI-dd. Hal ini
dengan luas pennukaan liat. Telah diuraikan disebabkan mineral liat tipe 2:1 juga
sebelumnya bahwa. pengeringan mengakibat- mengandung AI karena struktur kristalnya
kan nilai kadar liat, yang berarti pula luas tersusun dari satu lapisan AI-oktahedral dan
pennukaan atau kompleks jerapan aktual, dua lapisan Si-tetrahedral (Borchardt, 1989).
cenderung menurun (Martini dan Palencia,
1975). Dengan demikian, jumlah kation-kation Kecenderungan peningkatan C-organik akibat
yang dapat dipertukarkan juga menurun karena pengeringan telah dilaporkan pula oIeh peneliti
sebagian terhalangi oleh agregasi dan tidak bisa sebelumnya (Raveh dan Avnimelech, 1978;
dipertukarkan (Rachim dan Dannawan, 1991). Bartlett dan James, 1980; Rachim, 1989).
Dalam hal ini, proses kimiawi akan berperan
Dalam hal pH yang tidak berkaitan dengan sifat lebih menonjol daripada akibat sifat irreversible
irreversible liat, bila nilai pH menurun dengan liat yang rendah intensitasnya. Dalam keadaan
pengeringan, secara teoritis hal ini berarti kering, bahan organik lebih larut karena
konsentrasi H+ yang terukur justru meningkat. pecahnya ikatan hidrogen dalam pennukaan
Padahal H-dd yang merupakan salah satu organik segar. Sementara itu, kondisi kering
sumber H+ dalam larutan melalui proses lebih bersifat oksidatif daripada lembab
disosiasi telah berkurang. Oleh karenanya, pH sehingga lebih banyak bahan organik
contoh KU tampaknya lebih berkaitan dengan teroksidasi.
AI-dd dan C-organik, yang cenderung
meningkat. Hasil penelitian Hayness dan Swift Adanya kecenderungan meningkatnya KTK
(1985) juga menunjukkan fenomena ini. Buol, tanah atau liat akibat pengeringan rnasih belum
Hole dan McCracken (1980) menyatakan ditahami secara jelas. Dalam beberapa
bahwa pH tanah pada selang tertentu penelitian sebelumnya (Schalscha, 1965;
berkolerasi negatif dengan AI-dd. Sebaliknya Martini dan Valentia, 1975; Uehara, 1981;
AI-dd dapat mempengaruhi pH tanah Rachim dan Dannawan, 1991), nRai KTK tanah
(Soepardi, 1983). menurun karena pegeringan. Alasan utamanya
adalah sitat irreversible liat. Sebaliknya, Rachim
Kelompok kedua mempunyai tanggapan yang dan Iskandar (1989) melaporkan terjadinya
berbeda terhadap pengeringan. Aluminium-dd, peningkatan KTK tanah akibat pengeringan
K-dd dan. KTK-tanah berkaitan erat dengan contoh. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan
kompleks jerapan. Namun sifat-sifat tersebut adanya pengaruh tambahan dari bahan organik
tidak menyebabkan penurunan nilai bila contoh sehingga KTK menjadi lebih tinggi dalam
dikering-udarakan. Beberapa peneliti seperti keadaan kering udara.

20

:
JURNAL ILMU TANAH DAN LlNGKUNGAN, APRIL 1999, h. 17·24 VOL 2, No.1
Journal of Soli Sciences and Environment, April 1999, p. 17-24 ISSN 1410-7333

Pengaruh Pengeringan terhadap masing-masing tanah penelitian tertera pada


Klasifikasi Tanah Tabel5.

Data yang diperlukan dalam pengklasifikasian Analisis mineralliat dilakukan terhadap horison
tanah penelitian disajikan pada Tabe. 3 dan 4 .. peneiri dengan metod~ difraksi sinar-x' Hasil
anal isis mineral liat utama disajikan pada
Secara morfologik, tanah penelitian berwama Tabel 6. Sesuai dengan kriteria kelas
kelabu atau/hingga kecoklatan. Karat mineralogi menurut Soil Survey -Staff (1990),
terbentuk hampir di seluruh profit. Struktur tanah Aluvial Sukamandi mempunyai kelas
tanah masif hingga gum pal , tanpa mineralogi kaolinitik dan kelompok tanah
perkembangan hingga lemah. Bahan tanah Aluvial lainnya mempunyai kelas mineralogi
sering mengalami proses reduksi dan oksidasi, montmorilonitik.
walaupun reduksi lebih daninan. Namun
demikian, bahan tanah sudah matang dengan Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa
nilai n < 0.7 pada sebagian besar profit. Hal penciri klasifikasi pada contoh LL maupun KU
tersebut menunjukkan bahwa tanah sudah adalah sama, sehingga nama tanahnyapun
mengalami perkembangan walaupun lemah. juga sama. Dalam hal ini, Aluvial Karawang,
Horison bawah penciri dalam hal ini tennasuk Pamanukan dan Cirebon tennasuk Vertik
kambik, sedangkan horison atas merupakan Tropaquept, sangat ha/us, montmorilonltilc,
epipedon okrik. Dengan penciri ini, tanah isohiperterrnik; sedangkan Aluvial Sukamandi
penelitian tergolong ke dalam order /nceptiso/. tennasuk Aerie Tropoquept, ha/us, kaolinitik,
isohipertermik.
Tanah-tanah penelitian sering mengalami
keadaan reduksi dan oksidasi. Ciri utamanya Dari uraian di atas diketahui bahwa
adalah kroma ~2 pada warna matriks dan pengeringan tidak berpengaruh terhadap hasil
kroma >2 pada wama karatan. Regim klasifikasi. Hal ini disebabkan penentu klasi-
kelembaban akuik telah mempengaruhi secara fikasi pada umumnya adalah sifat morfologi
tegas arah perkembangan tanah. Atas dasar yang tidak ditetapkan di laboratorium. Sifat
sifat tersebut, tanah penelitian tergolong penciri yang berkaitan dengan pengeringan
suborder Aquepf. Dengan adanya karat-karat hanyalah kadar liat atau tekstur, kelas ukuran
berkroma tinggi, sifat akuik tidak tipika/, tetapi butir dan nilai n. Pada tanah yang masih muda
juga bersifat aeri#<. Pendri klasifikasi kategori seperti tanah .penelitian, kadar liat kurang
berikutnya adalah keadaan iklim, yang berperan menentukan jenis honson pendri.
dicirikan oleh regim temperatur isohiperthennik Namun ia menentukan sifat vertik yang
danlatau tropik untuk daerah penelitian. Atas mempunyai batas kriteria 35%. Berkaitan
dasar ini, tanah penelitian tennasuk pada dengan hal ini, tanah penelitian mengandung
greatgroup Tropaquept. kadar liat yang tinggi, jauh dlatas nilai batas
kriteria tersebut. Perubahan nilai akibat
Tanah-tanah penelitian umumnya mempunyai pengeringan tampaknya tidak akan melampaui
sifat vertik yang dicirikan oleh rekahan yang batas tersebut. Hal yang sama berlaku untuk
cukup besar ~1 an) dalam periode kering, kelas ukuran butir, yang mempunyai selang
mengandung fraksi liat ~35% dan nilai COLE ~ lebar antara satu kelas dengan kelas
0.09 pada horison atau horison-horison berikutnya (Soil Survey Staff, 1975).
setebal ~50 an serta PLE ~ 6 an dalam solum
pada kedalaman 1 meter teratas. Persyaratan Berbeda dengan kadar liat dan ukuran butir,
tersebut umumnya dipenuhi oIeh tanah nilai n ditentukan oleh kadar air lapang, kadar
penelitian (Tabel 3 dan 4), kecuali tanah debu dan pasir, kadar liat serta bahan organik.
Aluvial Sukamandi yang mempunyai nilai Di lapangan, tanah penelitian menunjukkan
COLE ~0.09 hanya setebal 30 an. Sesuai tingkat kematangan yang tinggi (nilain <0.7).
dengan urutan pengkelasan tanah (Soil Survey Namun dari hasil perhitungan data
Staff, 1990), maka tanah penelitian tennasuk laboratorium diperoleh beberapa nilai n >0.7
subgroup Vertik Tropaquept, kecuali Aluvial yang dianggap terlalu tinggi. Untuk
Sukamandi yang diklasifikasikan sebagai Aerik memperoleh nilai n yang lebih rendah
Tropoquept. diperlukan kadar liat dan C-organik yang tinggi
serta kadar debu dan pasir lebih rendah. Hal
Pada tingkat famili, pendri klasifikasi adalah ini bisa diperoleh dari analisis contoh LL (pasir,
kelas ukuran butir, kelas mineralogi dan regim debu, liat) dan cntoh KU (C-organik).
temperatur. Komponen penciri terse but pada

21
JURNAL ILMU TANAH DAN L1NGKUNGAN, APRIL 1999, h. 17-24 VOL 2. No.1
Joumal of Soli Sciences and Environment. April 1999. p. 17-24 ISSN 141~7333

Tabe13. Sifat-sifat Morfologi Pendri Klasifikasi Tanah Penelitian


Kedalaman Horison Wama Perkembangan Rekahan Gejata
(em) Matriks Karat Struktur (em) Lain
Aluvial Karawang
().33 Ap 10 YR 312-411 , 7.S YR 413-414 ~1 >1
33-54 2A2 10 YR 311-4{1 10 YR 314.4£4 ~1 1
54-74 3AB, 10 YR5I1-512 10YR516 ~1 bk
74-126 3A~ 10 YR 511-512 10YR516 ~1 bk
1~1«> 3BC 10 YR 511-l:J2 10YR516 ~1 bk
Aluvial Sukarnandi
~20 Ap 10 YR 511-512 10YR 4IS ~1 >1
2O{iB A2 10 YR 411-511 7.S YR 516 ~1 1
50-92 2BC, 10 YR 513 SYR4I6 ~1 bk
92-130 3BC2 10 YR 511-512 SYR 416 ~1 bk
130-150 48c, 10 YR 511-512 SYR 416 0 bk
Aluvial Parnanukan
~28 Ap 10YR5fZ 7.S YR 534 0 >1
28-48 2A2 10 YR 511-612 7.SYR% ~1 bk
48-68 2AB, 10 YR 511 +314 ~1 bk
68-97 3A~ 10YR5I4+&1 ~1 bk
97-140 48C, 10 YR 511 7.SYR% 0 bk
Aluvial Losarang
~20 Ap 10YR 511 7.S YR 614 0 >1
2D-5O 2A2 10 YR 511-l:J2 SYR3I4 ~1 1
5().8) 2AB, 10YR3I1 10YR5I4 ~1 bk
8()..13O 3A~ 10 YR 311-411 7.S YR 312 0 bk
130-150 3BC 10YR5I1 7.SYR 4IS 0 bk
Aluvial Cirebon
~24 Ap 10 YR 411-511 7.SYR 516 0 >1
24-45 2A2 10 YR 411-511 10YR 414 ~1 1
45-80 3AB 10YR 311 ~1 1 bk
8()..100 3CB, 10 YR 311-411 0 bk
105-150 4C~ 10 YR 611-612 10YR 4IS 0
- : tldak ada &tau tldak ditetapkan; bk: bidang kilir

Tabel4. Sifat-sifat Penciri Klasifikasi Tanah Penelitian (Fisik dan Kimia)


Kedalaman Horison Uat COLE PLE Nilal-n Ukuran Butir
(cm) LL KU LL KU LL KU
Aluvial Karawang
Q.33 Ap 64.ED 63.95 0.118 3.894 0.4 0.4 vfc vfc
33-54 2A2 64.80 61.S7 0.117 2.475 0.5 0.5 vfc vfc
54-74 3AB, 58.97 55.04 0.096 1.920 0.7 0.8 Ie Ie
74-126 3A~ 68.95 67.69 0.7 0.7 vfc vfc
1~1«> 3BC 71.12 72.79 0.8 0.8 vfc vfc
Aluvial Sukamandi
~20 Ap 47.31 50.41 0.085 1.700- 0.6 0.5 fc fc
2D-5O ~ 42.S1 49.67 0.1«> 4.200 0.6 0.6 Ie fc
50-92 2BC, 37.76 38.92 0.044 1.848 0.7 0.7 Ie Ie
92-130 3BC2 58.48 62.39 O.S O.S Ie Ie
130-150 48C, ED.86 58.03 - O.S 0.6 vfc fc
Aluvial Pamanukan
~28 Ap 70-79 70.06 0.152 4.256 0.7 0.7 vfc vfc
28-48 2A2 71.34 66.64 0.172 3.4«> 0.7 0.7 vfc vfc
48-68 2AB1 68.26 64.59 0.179 3.580 0.6 0.6 vfc vfc
68-97 3A~ 67.28 61.27 0.6 0.6 vfc vfc
97-140 48c, 70.87 72.02 0.6 O.S vfc vfc
Aluvial Losarang
~20 Ap 75.22 73.63 0.142 2.840 0.6 0.6 vfc vfc
2D-5O 2A2 75.91 66.28 0.1 IE 3.150 0.6 0.6 vfc vfc
50-80 2AB, 74.42 72.86 0.084 2.S20 O.S O.S vfc vfc
8()..13O 3A~ 62.61 61.01 0.6 0.6 vfc vfc
130-150 3BC 82.21 79.80 0.7 0.7 vfc vfc
A1uvial Cirebon
~24 Ap 74.29 73.29 0.152 0.648 0.6 0.6 vfc vfc
24-45 2A2 69.33 n.$ 0.172 3.956 0.7 0.6 vfc vfc
4&BO 3AB n.rs 75.50 0.1791 6.285 0.7 0.7 vfc vfc
8()..1PS 3CB, 81.26 74.68 0.9 0.9 vfc vfc
105-150 4c~ 76.54 75.84 0.8 0.8 vfc Vfc
L: Contoh tan~h lembab; KU: Contoh tanah kerlng udara
-: TKlak dltetapkan; vfc: Berliat sangat halus; fc: Berliat halus

22
JURNAL ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN, APRIL 1999, h. 17-24 VOL 2, No.1
Journal of Soil Sciences lind Environme"t, AprlI1999, p. 17-24 ISSN 1410-1333

Tabel 5. Komponen Pendri Klasifikasi Kategori Famili Tanah yang Diteliti

Tanah Liat *l Kelas ukuran butir Kelas Regim


LL KU LL KU Mineralogi Temperatur

Aluvial Karawang 64.66 62.20 vfc Vfc Mn ih


Aluvial Sukamandi 41.61 45.01 fc Fc Ko ih
Aluvial Pamanukan 68.91 64.37 vfc Vfo Mn ih
Aluvial Losarang 71.77 67.51 vfc Vfc Mn ih
A1uvial Cirebon 76.13 75.84 vfc Vfc Mn ih
*): dihitung dari bagian kontrol profil; fc: berliat halllS; vfc: berliat sangat halllS;
Ko: kaolinitlk; Mn: rnontmorilonitik; ih: isohipertermik

Tabel6. Kadar Mineral Fraksi Uat pada Horison Terpilih Tanah-tanah Penelitian

Kelompok Aluvial Montmorilonit Kaolinit


.............. % ........... .
Karawang 80 20
Sukamantri 21 63
Pamanukan 61 30
losarang 84 16
Cirebon 74 16

KESIMPUlAN DAN SARAN (7) Hasil klasifikasi tanah penelitian tidak


dipengaruhi oleh pengeringan contoh
Berdasarkan penelaahan data percobaan, tanah. ,
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai (8) Disarankan agar sifat-sifat yang berkaitan
berikut: dengan kompleks jerapan, tennasuk pH,
dianalisis dari contoh lembab lapang.
(1) Uat penyusun bahan tanah vertik yang (9) Untuk tujuan klasiflkasi, peroIehan data
digunakan dalam penelitian ini bersitat tekstur sebaiknya dari contoh lembab
irreversible terhadap pengeringan dengan lapang.
intensitas rendah.
(2) Frak,si liat dan debu tidak dipengaruhi UCAPAN TERIMA KASIH
secara nyata, tetapi kadar pasir dipengaruhi
secara nyata oIeh pengeringan. Penulis mengucapkan' terinakasih kepada
(3) Sitat irreversible liat dicenninkan pula oIeh P4M, DPPM, Oil Jen. Dikti DepDikBud yang
sebagian besar sifat kinia tanah yang telah membiayai penelitian In.. Ucapan
diukur, kecuali AI-dd, K-dd, KTK, C-organik terimakasih disampaikan pula kepada Lembaga
dan pH. Penelitian IPB yang telah memberi kepercaya-
(4) Pengaruh pengeringan contoh tanah an dan kesempatan kepada penulis untuk
sangat nyata terhadap perubahan pH, H- melaksanakan penelitian ini.
dd, AI-dd, EA, Ca-dd, Mg-dd, K-dd, jumlah
basa, dan KB, tetapi tidak nyata terhadap
Na-dd, KTK tanah dan C-organik. DAFTAR PUSTAKA
(5) Pengeringan dapat meningkatkan atau
cenderung meningkatkan kadar pasir dan Bartlett, R. and B. James. 1980. Studying dried,
debu, AI-dd, K-dd, KTK tanah dan C- stored soil pitfalls. Soil Sci. Am. J.
organik; dan menurunkan atau cenderung 44:721-724.
menurunkan kadar liat, pH H20, pH KCI, H- Borchardt, G. 1989. Smectites. In Dixon, J.B.
dd, EA, Ca-dd, Mg-dd, Na-dd, jumlah basa and S.B. Weed (eds). Mineralogy in
dan KB. Soil Environments. Second Ed. Soil
(6) Perbedaan rata-rata nilai sitat tanah antara Sci. Soc. Am., Inc., Madison, pp:675-
contoh LL dan KU umumnya kecil dipan- 727.
dang dari segi Ilmu Tanah, kecuali untuk
Mg dan Na.

23
Rachim. D.A. dan D. Tjahjandari. 1999. J. II. ran. Ungk. 2(1):17-24

Buol, S.W., F.D. Hole, and RJ. McCracken. Raveh, A. and Y. Avnimelech. 1978. The effect
1980. Soil Genesis and Classification. of drying on the coIoidal properties and
The State Univ. Press, Ames. stability of humic compounds. Plant Soil
Hayness, RJ. and RS. Swift. 1985. Effect c:I air 50:545-552.
drying on the adsqrption and desorption Schalscha, E.B. 1965. Effect c:I drying on
of phosphate and levels c:I extractable volcanic asb soil ill Chile. Soil Sci. Soc.
phosphates in a group of acis soils, Am. Proc. 29:491-492.
New Zealand. Geodenna 35:145-157. Scott, A.D. and A.J. Smith. 1968. Mechanism
Johnson, R and G. Bhattacharya. 1985. for soil potassium release by drying.
Statistics: Principle and Methods. John Soil Sci. Soc. Am. Proc. 32:443-444.
Wiley and Sons. New York. Soil Conservation Service. 1972. Soil Survey
Leubs, RE., G. Stanford, and AD, Scott. 1956. Laboratory Methods and Procedures
Relation c:I available pottasium to soil for Collecting Soil Samples. USDA,
moisture. Soil Sci. Soc. Am. Proc. Washington, D.C.
20:45-50. _ _--::-_--::---=-----:-_--=. 1984. Procedures
Martini, J.A and J.A Palencia. 1975. Soil for Collecting Soil Samples and
derived from volcanic ash in Central Methods of Analysis for Soil Survey.
America: I. Andepts. Soil Sci. Soc. Am. USDA, Soil Conserv. Service. Soil
Proc. 120: 278-287. Survey Investigations Report No.1.
Menzies, N.W., L.C. Bell, and D.G. Edwards. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah.
1991. Effects of incubation time and Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
filtration technique on soil solution IPB, Bogor.
composition with particular reference to Soil Survey Staff. 1951. Soil Survey Manual.
inorganic and organicaUy complexed AI. U.S. Dept Agric. Handb. 18. U.S. Govt.
Aust. J. Soil Res. 29:223-238. Printing Office, Washington, D.C.
Rachim, D.A. 1989. Pengaruh kadar air contoh _ _--:::----,---:;:---,-_. 1975. Soil Taxonomy. A
tanah terhadap beberapa sifat fisik dan Basic System of Soil Classification for
.kimia tanah Andosol. Bul. Penelitian Working and Interpreting Soil Survey.
IPB.7:1-11. Soil Conserv. Service. U.S. Dept. Agric.
_ _ _ _ _ dan Dannawan. 1991. Pengaruh Handb. 456. U.S. Govt. Printing Office,
pengeringan contoh tanah terhadap Washington, D.C.
beberapa sifat fisik dan kimia penciri _ _ _ _ _"'"::"_~. 1990. Keys to Soil Taxo-
klaslflkasi Sistem Taksonomi Tanah nomy. SMSS. Technical Monograph
pada Latosol dan Podsolik Merah No. 14, Blacksburgh, Virginia.
Kuning. Laporan Penelitian, Fakultas Uehara, G. and G. Gilman. 1981. The
Pertanian, IPB, Bogor. Mineralogy, Chemistry, and Physics c:I
_ _~~_ dan Iskandar. 1989. Pengaruh Tropical Soils with Variable Charge
kadar air contoh tanah terhadap Clays. Westview Press, Inc., Colorado.
beberapa sifat fisik dan kimia Andosol Walworth, J.L. 1992. Soil drying and rewetting,
serta tatanamanya menurut Taksonomi or freezing and thawing, affects soil
Tanah. Laporan Penelitian, Fakultas solution composition. Soil Sci. Soc. Am.
Pertanian, IPB, Bogor. J. 56:433-437.

24

Você também pode gostar