Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Inpres Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
2. Gambaran Umum
Kebugaran jasmani merupakan modal utama yang semestinya dimiliki oleh
seseorang, baik itu orang dewasa maupun anak-anak. Kebugaran jasmani dapat
diperoleh dengan cara melakukan olahraga secara teratur dan terukur baik dalam segi
kualitas maupun kuantitas.
Kebugaran jasmani yang baik pada anak sekolah sangat membantu siswa untuk
melaksanakan kegiatan sehari-harinya sebagai pelajar. Dengan kebugaran jasmani
yang baik siswa akan menampakkan penampilan yang optimal, percaya diri, senantiasa
bersemangat dan bergairah untuk meraih prestasi.
Aktifitas olahraga yang dilaksanakan di lingkungan sekolah dapat sebagai upaya
pembinaan mencapai kebugaran jasmani pada siswa. Hal ini penting untuk
meningkatkan kualitas fisik, karena dengan jasmani yang bugar tentunya seorang siswa
akan dapat beraktivitas secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.
Banyak pilihan aktivitas jasmani yang dapat dilakukan oleh siswa sekolah untuk
meningkatkan kualitas hidupnya agar senantiasa sehat dan bugar, antara lain dengan
berjalan santai, jogging, bersepeda, dan senam.
Sehingga dalam rangka mendukung upaya meningkatkan kualitas hidup siswa di
sekolah dalam meraih prestasinya, maka di Kabupaten Probolinggo perlu
diselenggarakan Sosialisasi Kesehatan Olahraga Dalam Rangka Implementasi
Pengukuran Kebugaran Anak Sekolah dengan harapan siswa hidup di lingkungan sehat
sehingga siswa dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi-
tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
B. Tujuan
Umum :
Meningkatkan penyelenggaraan kesehatan olahraga di sekolah dan pembinaan kebugaran
jasmani bagi siswa sekolah
Khusus :
1. Sekolah melaksanakan kegiatan olahraga dengan baik, benar, terukur, dan teratur
2. Terlaksananya kegiatan pengukuran kebugaran jasmani siswa di sekolah
C. Penerima Manfaat
1. Nara Sumber :
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo
2. Materi :
Kebijakan program kesehatan olahraga
Pendidikan jasmani dan kesehatan
Pegukuran kebugaran pada anak sekolah
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan dengan ceramah; diskusi; tanya jawab
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
d. Peraturan Bupati Probolinggo Nomor 32 tahun 2016 tentang Gerakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
2. Gambaran Umum
Program penyehatan lingkungan sesuai program pemerintah dalam upaya
pencapaian akses menyeluruh sanitasi, maka aksi nyata yang telah berlangsung adalah
peningkatan penyediaan air minum, sanitasi, meningkatkan perilaku higyenis
masyarakat dengan tujuan utama untuk menurunkan angka penyakit diare dan penyakit
lain yang diltularkan melalui air dan lingkungan. Sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 3 tahun 2014 strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakat
(STBM) meliputi lima pilar yaitu 1) Stop Buang Besar Sembarangan, 2) Cuci Tangan
Pakai sabun dan air Mengalir, 3) Pengelolaan air minum dan dan makanan di Rumah
Tangga, 4) Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga , dan 5) Pengelolaan Limbah Cair di
Rumah Tangga. Dalam pelaksanaan STBM di lapangan ,metode yang digunakan adalah
advokasi , orientasi dan pemicuan yaitu suatu kegiatan memunculkan rasa butuh akan
sanitasi pada diri individu di masyarakat dengan cara menganalisa situasi lingkungan
dan perilaku masyarakat itu sendiri sehingga muncul kesadaran internal dari masyarakat
dan terdorong untuk mewujudkan dalam perilaku yang sehat serta membangun sarana
sanitasinya secara mandiri
Program sanitasi total berbasis masyarakat menitik beratkan pemberdayaan
dengan cara masyarakat mengidentifikasi masalah sanitasi memetakan dan mengatasi
permasalahan sanitasi melalui pemberdayaan.
Di Kabupaten Probolinggo wilayah kerjanya terdiri dari 24 Kecamatan dengan
fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas sebanyak 33. Hasil pelaksanaan kegiatan
program peningkatan kualitas sanitasi masyarakat selama ini cenderung dititik beratkan
pada pilar I Stop BABS. Hasil pendataan sarana sanitasi dasar bahwa cakupan akses
jamban keluarga di Kabupaten Probolinggo tahun 2018 baru mencapai 70% masih jauh
dari target akses menyeluruh yakni 100%. Dari 330 jumlah desa yang ada 29 desa atau
8,78% diantaranya telah melaksanakan Deklarasi ODF, meskipun kenyataannya banyak
desa yang telah klaim ODF namun belum diverifikasi.
Atas dasar kondisi tersebut sesuai dengan tujuan yang diharapkan untuk
mencapai peningkatan akses sanitasi yang layak, maka diperlukan kegiatan Verifikasi
Desa ODF pada desa-desa yang masih klaim ODF.
B. Tujuan
Umum :
Meningkatkan akses sanitasi desa dan perubahan perilaku masyarakat agar dari buang air
besar di Jamban
Khusus :
1. Desa klaim ODF diverifikasi dan menjadi desa deklarasi ODF
2. Warga desa klaim ODF yang diverifikasi tidak ada yang buang air besar sembarangan
C. Penerima Manfaat
Desa klaim ODF di wilayah Puskesmas se-Kabupaten Probolinggo
D. Menu dan Rincian Kegiatan
1. Nara Sumber :
Tim Verifikasi ODF Kabupaten Probolinggo
2. Materi :
Panduan Pelaksanaan Verifikasi Desa ODF
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan dengan kunjungan lapangan tim verifikasi ke desa klaim
ODF
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
d. Peraturan Bupati Probolinggo Nomor Nomor 32 tahun 2016 tentang Gerakan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
2. Gambaran Umum
Tantangan yang di hadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan,khususnya
bidang hygiene dan sanitasi masih sangat besar.Untuk itu perlu di lakukan intervensi
terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Pemerintah merubah pendekatan
pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan sektoral dengan penyediaan subsidi
perangkat keras yang selama ini tidak memberi daya ungkit terjadinya perubahan
perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi,menjadi pendekatan Sanitasi total
berbasis masyarakat yang menekankan pada lima perubahan perilaku higienes.
Pelaksanaan sanitasi Total Berbasis Masyrakat (STBM) dengan lima pilar akan
mempermudah upaya miningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta
mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat.
C. Penerima Manfaat
1. Nara Sumber :
Tim Monev Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
Sanitarian Puskesmas
2. Materi :
Peran dan fungsi kader Kesling desa
Konsep dasar tangga perubahan perilaku (diagram F)
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan dengan kunjungan; diskusi; tanya jawab
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK Non Fisik Bidang Kesehatan
2. Gambaran Umum
Fasilitator STBM Kabupaten diharapkan dapat membantu memberikan
pemahaman kepada masyarakat dalam sosialisasi berupa praktek pemicuan kepada
masyarakat supaya akhirnya masyarakat menjadi aware terhadap kesehatan lingkungan
dalam hal ini adalah sanitasi. Hal yang dilakukan yaitu dengan melakukan beberapa kali
pemicuan kepada masyarakat, dan membantu dalam kegiatan monitoring pasca
pemicuan serta tugas lain yang berkaitan dengan upaya perubahan perilaku hygiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat.
Disamping mengerjakan tugas administrasi fasilitator STBM Kabupaten juga
bertugas membantu mendampingi dan memberi motivasi dan arahan kepada masyarakat,
melakukan monitoring dan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk berubah
serta melaporkan hasil kegiatannya ke Dinas Kesehatan.
C. Penerima Manfaat
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan dengan kunjungan lapangan; penyuluhan,diskusi/tanya
jawab