Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PEKERJAAN SIPIL
PASAL 1.
PEMBERSIHAN LAPANGAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemborong wajib meninjau lokasi site, dan pohon yang tumbuh di lokasi
site dan mengganggu dalam setting-out agar ditebang dan dibersihkan
sampai ke akar-akarnya, hingga tidak ada yang tersisa dan masih
terpendam di dalam tanah.
b. Jika dalam penebangan pohon tersebut diperlukan peralatan khusus, maka
pemborong perlu menyediakan peralatan tersebut.
c. Pohon yang tumbuhnya tidak berada pada lokasi/denah bangunan agar
tetap dibiarkan tumbuh/dipertahankan apa adanya, sepanjang tidak
mengganggu kegiatan.
PASAL 2.
PENGUKURAN, PEMASANGAN BOUWPLANK DAN PENENTUAN PEIL
PASAL 3.
PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN dan anti rayap)
1. Pekerjaan Galian.
3. Pengurugan
4. Pemadatan
a. Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Manajer Konstruksi
sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan,
Manajer Konstruksi akan segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana
yang dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.
b. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau
tersembunyi oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 4.
PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI
1. Ketentuan Umum
2. Lingkup Pekerjaan
a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil
produksi dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa
hengga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan
lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup,
sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan
lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen
tersebut di lokasi pekerjan.
b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
a. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di
dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan
ASTM C23 "Specification for Concrete Aggregates".
b. Atas persetujuan Menejemen Konstruksi, agregat yang tidak memenuhi
persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa
berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat
tersebut dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan
ketahanannya memenuhi syarat.
c. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus tidak melebihi syarat - syarat berikut :
seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
sepertiga dari tebal pelat.
3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang
tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian
Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah
sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
c. A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
a. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi
mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
b. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya, yang dapat dilihat secara visual.
c. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
d. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat
(sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
e. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air
suling, maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang
digunakan tidak lebih dari 10 %.
d. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut
ini.
a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,
gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
b. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .
c. Untuk tulangan dengan simbol ” D ” (tarik/tekan lentur) harus digunakan
baja tulangan deform (BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang
tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak
boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
d. Tulangan dengan simbol ”Ø” dipakai BJTP 24 (polos) dengan fy = 240
Mpa, dan untuk tulangan dengan dengan simbol ”D” memakai BJTD 40
(deform) dengan fy = 400 Mpa bentuk ulir.
e. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada
prinsipnya menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari
baja tulangan dimaksud.
f. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan
harus ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan
dari rumus :
e. Pembesian
Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya
direkomendasi oleh Pengawas Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-
0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615.
Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat.dari baja. lunak.
Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat
resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
2. Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-40 (400 Mpa), sesuai dengan
SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84
seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.Tulangan polos dengan
diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400
kg/cm2.Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13
mm harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh
fy = 400 Mpa
b. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat
pengikat yang ditanan atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).
d. Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain
untuk mengatur jarak.
3. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya)
harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai: Percobaan-
percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dan semua komposisi kimia
dan sifat-sifat fisik.
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
Pemasangan Tulangan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Kaordinasi dengan bagian
lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-
lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002 (Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.
d. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus
diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji
tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda
Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-
1990-03).
e. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton
yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan
beton tersebut tidak dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan
Menejemen Konstruksi) harus membuat proporsi campuran yang baru,
sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai.
f. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib
melakukan trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan
pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di
hasilkan memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.
g. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian
slump, dengan ketentuan sebagai berikut:
h. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam
Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-
15-1990-03).
9. Pengangkutan Adukan
a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut
harus dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali
jika dilakukan perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton
harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah
penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana
disebutkan di dalam pasal 5., Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang tennasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan
diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Beton
. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Build'
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced
Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete
Formwork
Pemborong boleh menggunakan beton siap pakai (ready mix concrete) dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Volume penggunaan ready mix concrete harus disetujui oleh
Pengawasdengan senantiasa berpedoman pada ketentuan teknis yang
diberlakukan bagi pekerjaan beton.
b. Apabila di dalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah (additive)
maka selain harus mengikuti ketentuan di dalam Spesifikasi Bahan
Tambahan untuk Beton SK SNI S-18-1990-03, pabrik pembuatnya harus
menyertakan sertifikat/surat keterangan yang menyatakan jenis dan
konsentrasi bahan tambah tersebut per m3 adukan beton. Selain itu, di
dalam hal penggunaan bahan tambah ini, harus disebutkan pula di dalam
sertifikat tersebut batas waktu toleransi beton tersebut masih dapat
digunakan, dan ketentuan ini mengikat bagi Kontraktor dan Menejemen
Konstruksi, khususnya di dalam penentuan boleh atau tidaknya ready mix
concrete tersebut digunakan.
c. Kecuali jika disebutkan secara khusus didalam RKS ini, maka terhadap
ready mix concrete harus selalu diadakan pengujian kualitas, yaitu:
c.1 Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap 5
m3 adukan, yaitu: di awal kedatangan, di tengah-tengah, dan di akhir
penuangan. Nilai slump yang digunakan untuk evaluasi adalah nilai
slump rata-ratanya. Jika nilai slump yang diperoleh tidak sesuai
dengan ketentuan yang terdapat di dalam butir 4.e., maka adukan
yang digunakan dianggap tidak memenuhi syarat, dan tidak boleh
digunakan.
c.2 Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan
ketentuan sebagai berikut:
c.2.1 Untuk setiap 10 m3 adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah
benda uji berupa silinder beton dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, seperti ketentuan yang tercantum di dalam
butir 4.d.
Di dalam segala hal, pembuatan benda uji ini harus
dilakukan dengan sepengetahuan Menejemen
Konstruksi
c.2.2 Terhadap kedua benda uji tersebut harus dilakukan pengujian
kuat tekan. Jadi, untuk setiap 10 m3 adukan beton harus
diwakili oleh satu nilai kuat tekan beton yang diperoleh dari
kuat tekan rata-rata kedua benda uji tersebut di dalam butir
c.2.1., setelah dikonversikan kekuatannya ke kuat tekan beton
umur 28 hari.
c.2.3 Pengawasharus selalu melakukan evaluasi statistik secara
periodik terhadap kuat tekan beton ini, berdasarkan ketentuan
yang berlaku di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
c.2.4 Jika hasil evaluasi statistik tersebut di dalam pasal c.2.3.
memperlihatkan kuat tekan beton yang lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka Pengawasharus menghentikan pekerjaan
beton yang sedang dilaksanakan. Di dalam hal ini
Pengawasharus segera melakukan koordinasi dengan pihak
yang terkait
d. Ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi site mix concrete seperti: tata cara
evaluasi kuat tekan beton, pengangkutan adukan, perawatan beton,
cetakan beton, pencoran, pemadatan beton, dan sambungan konstruksi,
tetap berlaku untuk penggunaan ready mix concrete.
PASAL 5.
PEKERJAAN BETON PRAKTIS
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan jasa-
jasa lain sehubungan dengan pekerjaan kolom praktis dan bagian lain sesuai
dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
2. Pengendalian Pekerjaan
PASAL 6.
PEMASANGAN PIPA DAN LAIN-LAIN DALAM BETON
PASAL 7.
CACAT-CACAT PEKERJAAN
PASAL 8.
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Pondasi meliputi : pondasi batu kali pada pagar, dan pada
bagian-bagian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kerja.
2. Umum
3. Bahan
Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan
merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-
kekurangan lain yang mempengaruhi kualitas.
4. Adukan
PASAL 9.
PEKERJAAN PONDASI SETEMPAT / FOOTPLAT
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan Pondasi meliputi: pondasi footplat pada bangunan welcome
area dan diorama Dayu, dan pada bagian-bagian sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar kerja.
BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN
2. Persyaratan bahan
Batu bata :
a. Batu bata yang akan digunakan harus baru, terbuat dari tanah yang baik
sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam SH-0285-84 dengan ukuran
kurang lebih 22 x 11 x 6 cm, berkualitas baik atau telah diperiksa/disetujui
Pengawas.
b. Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30
kg/cm2, dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7
kg/cm2.
c. Batu bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah
atau hancur
d. Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang,
kecuali untuk melengkapi, misalnya sudut.
e. Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.
f. Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan
tebal dinding akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Portland Cement
Pasir Pasang
Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari segala macam kotoran, baik dari
bahan organis dan alkalis maupun lumpur, tanah karang, garam./basa dan
sebagainya sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI 1971.
Jenis Adukan
4. Pelaksanaan
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya
diukur tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m
baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata
harus direndam dalam air/direndam terlebih dahuiu. Pada proses pemasangan
dinding bata agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang
harus tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka penguat berupa, kolom
praktis dan ringbalk dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimun 12
m2 dan disetujui Pengawas.
5. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus
ditutup (dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang
disetujui oleh Direksl. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam
keatas) harus disiram dengan air bersih setiap pagi, atau sesuai dengan
persyaratan.
PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN
2. Persyaratan bahan.
Air
a. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran
atau larutan minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
b. Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
3. Daerah Plesteran/Spesi
Daerah plesteran (spesi) antara lain pada bata trasram 1 : 2 , Batu bata dinding
bangunan spesi 1 : 4, kolom beton 1 : 4 diatas elevasi 0.00 dan pada daerah yang
disesuaikan dengan gambar.
a. Tebal plesteran harus berkisar setebal 2 cm, tebal pasangan bata jadi max. 15
cm.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan
batu bata dan beton dibasahl atau disiram air terlebih dahulu.
c. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam
kira-kira 1 cm agar plesteran dapat lebih merata.
5. Adukan Plesteran
a. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran
yang disetujul Pengawas.
b. Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
c. Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk
mencapai bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
d. Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong
diwajibkan membuat contoh bidang plesteran.
e. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (semen dan
air) hingga halus.
PASAL - 13
PEKERJAAN KOSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA.
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan kosen, daun pintu dan daun jendela
seperti yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Plastic laminated ketebalan 0.25 (nol koma dua lima) mm, mutu
terbaik buatan merk Formica atau setara.
b. Kayu yang dipakai adalah kayu Kamper samarinda seperti telah
disebutkan terdahulu, yang telah disetujui oleh Perencana
Pengawas.
c. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan
d. List akhiran daun pintu, lis kaca digunakan kayu Kamper samarinda,
Sesuai dengan gambar detail.
3.2 Seluruh pekerjaan kusen dan daun pintu/ jendela harus dikerjakan
diworkshop, penyimpanan kusen, pintu/ jendela di workshop atau
ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat dengan
sirkulasi yang baik, tidak terkena suaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
3.4 Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
3.5 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
a. Daun pintu sesuai door dan window schedule yang dipasang pada
rangka kayu adalah dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika
diperlukan, harus digunakan skrup galvanized atas persetujuan
Perencana dan Pengawas. tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak. Khususnya untuk formica direkatkan
dengan lem pada permukaan bidang plywood (9 mm) yang telah
dipasang pada kerangka daun pintu, perekatan ini harus dilakukan
b. Pada bagian daun pintu lapis teak plywood, harus dipasang rata,
tidak bergelombang, dan merekat dengan sempurna dengan dipress
di workshop.
PASAL 4
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM, KALSIBORD, GYPSUM PARVORATED DAN
AKUSTIK PANEL
1.Lingkup pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan plafond dan pelapis dinding adalah sebuah
pekerjaan di atas ruangan yang berfungsi sebagal berikut
a. Pembatas ketinggian;
b. Penutup segala. macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat beton,
c. Peredam hawa panas.
2.Persyaratan. bahan
Bahan:
1. Jenis Bahan Gypsum, Kalsibord, Gypsum
Parvorated, Akustik Panel
2. Ketebalan 9 mm
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan pada NI-5 dan
memenuhi SII-0404/81.
3.Peralatan penunjang
4.Syarat-syarat pelaksanaan
5.Cara pelaksanaan
PASAL 5
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI
PASAL 6
PEKERJAAN KERAMIK DINDING
1.PERSIAPAN
a. Mempelajari Gambar
c. Membuat Perhitungan
Supaya pelaksanaan pekedaan tiap hari terarah dan dapat dimonitor hasilnya,
perlu dibuat bagan kerja harian yang merupakan sasaran (target) yang akan
dicapal per hari. Tuliskan volume, kapasitas dan mandays, tentukan durasi,
hitung jumlah keperluan tenaga tukang per hari, kemudian tentukan waktu
mulai dan waktu selesai.
Denah ruangan
Bukaan dinding ruangan lengkap dengan potongan-potongan yang
menunjukkan letak finish dinding, hubungan. plafond dengan pasangan
keramik/granit dinding, lantai dengan dinding. Dijelaskan juga mengenai
pola keramik/granit, lebar nat, posisi kusen pintu/jendela, sparing, pipa
listrik/alatalatnya, fire/alat-alatnya, sound system, security system, posisi
kaca muka.
f. Persiapan Pelaksanaan
2.PELAKSANAAN
3.PEMANTAUAN (MONITORING)
Catat hasil kerja dan jumlah tenaga. kerja setiap hari, kernudian dievaluasi untuk
perencanaan hari berikutnya sesuai dengan formulir standar.
PASAL 7
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI
1. Lingkup Pekerjaan
2. Bahan-bahan
3. Pekerjaan Persiapan
4. Pekerjaan Pelaksanaan
a. Perlengkapan sanitasi yang ditanam kelantai harus dengan cara yang baik
sambungan-sambungannya kokoh
b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran
c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih, tidak miring
d. Selesai pemasangan. perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan
disaksikan Pengawas
e. Biaya pengujian, pemeriksaan dan kerusakan material adalah tanggung jawab
pemborong
PASAL 9
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputl semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
kunci dan alat penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercanturn di
dalam gambar.
2. Bahan-bahan
3. Jenis Kunci
Normal key dipakai produk SES, KEND, FINO, Dekson dalam negeri, system
dipasang pada seluruh pintu.
4. Pelaksanaan
a. semua kuncl, engsel harus dilindungi dan dibungkus
plastik atau tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah
bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang
dipasang, jangan memukul sekrup, cara. pengokohan hanya diputar sampai
ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas
dan bawah, sedangkan engsel ketiga dipasang di tengah-tengah
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada
rangka daun pintu dipasang setinggi 90 cm dari lantal atau sesuai gambar.
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk
Lokal Merek Mowilex, ICI Dulux dan Jotun.
Cat dinding dalam/ interior produk : ICI Dulux, Mowilex dan Jotun
b. Sifat-sifat umum
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan
2.5 kg atau 25 kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik
Proyek atau Pengawas. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan
agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin
keasliannya. Pemborong bertanggung jawab, babwa warna dan bahan cat
adalah tidak palsu dan sesual dengan RKS.
d. Warna
e. Pekerjaan Persiapan
- Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh
Pengawas
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel
dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih
basah dan lembab
- Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan
pengecatan akhir.
f. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan kayu
PASAL 11
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup pekerjaan
Termasuk material, tenaga kerja, peralatan dan hal lain seperti transportasi yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil yang baik.
2. Persyaratan bahan
a. Jenis penutup atap adalah Metal Roof spandeck/utomodeck roof U-672 tebal
0,5mm klip lock (botless clip system) motif dan warna disetujui Pengawas.
b. Untuk penyerap bunyi dan panas Penutup Atap Metal Roof dilengkapi
dengan lapisan poly urethene tebal 2” +glass wool 2” berat 80 kg/m3 +shine
foil satu lapis+wire mesh M5 – 15
3. Peralatan penunjang
4. Cara pelaksanaan
BAB IV.
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL
PASAL 1
PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK
b. Standar
Panel harus dibuat mengikuti standar IEC dan standar lainya seperti
VDE/DIN, BS, NEMA, dan lain sebagainya.
c. Karakteristik Panel
Tegangan kerja 400 Volt
Tegangan uji 3000 Volt
Tegangan uji impuls 20.000 Volt
Frekwensi 50 Hz
Arus nominal busbar SDP minimal 1,5 kali kapasitas Circuit
Breaker Utama.
d. Konstruksi
Panel terbuat dari pelat baja setebal 1.2mm dengan penguat besi siku atau besi
kanal. Box panel dicat dasar tahan karat di bagian luar dan dalam, sebelum
dicat akhir dengan cat oven warna abu-abu muda. Busbar disangga secara
kokoh dengan bahan insulator. Busbar netral dan busbar pentanahan
dipasang pada sisi yang berseberangan( atas dan bawah) Kotak panel dan
benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus dihubungkan
dengan baik secara elektrik dengan busbar pentanahan. Circuit breaker harus
tipe Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) tiga fasa, quick make breake dan
mempunyai range yang ditunjukan dalam gambar Semua bagian yang
menghantarkan listrik seperti busbar dan terminal-terminal dan lain-lain
harus silver plated dan dilapisi bahan lain yang mencegah oksidasi. Ujung –
ujung kabel harus mempunyai sepatu kabel tipe compression.
e. Sistem pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan tidak bertegangan harus
dihubungkan menjadi satu secara elektrik dengan baik dan dihubungkan
dengan kawat tembaga (BC) berpenampang 25 mm2, dihubungkan dengan
rod tembaga berdiameter sesuai dengan gambar, ditanam sedalam 6 m atau
sampai diperoleh tahanan pentanahan maksimum 5 Ohm.
f. Garansi
Sertifikat dari pabrik pembuat kabel harus diserahkan, sertifikat tersebut
harus menunjukan bahwa kabel yang bersangkutan adalah sesuai dengan
standar yang berlaku. Bila kabel tersebut mengalami kegagalan, maka pabrik
pembuat kabel bertanggung jawab terhadap kabel tersebut, sampai kabel
tersebut berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik oleh konsultan
pengawas.
g. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk
pekerjaan ini(meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk
memberikan performance yang dikehendaki.
Daftar Material
NO ITEM MERK
1 Kabel tegangan rendah NYM, NYY, Supreme, Kabelindo,
NYFGBY Tranka
2 Kabel tahan api Fuji Electrik, Nexans
3 Kabel Tray Omni, Elpro, AJK,
INTERACK
4 Conduit, flexible conduit Ega, Clipsal, GINDHE
5 MCCB, MCB, Swicth, Fuse MG, Siemens, ABB
6 Contactor Telemecanique, omron,
GAE
7 Isolasi kabel 3M
8 Kunci panel Dom dengan espagnolet
9 Box panel Omni, Multipanel
PASAL 2
PENERANGAN DAN KONTAK-KONTAK
b. Pengetesan
Test penyalaan dilakukan setelah instalasi terpasang. Pada test penyalaan ini
akan diuji mutu instalasi
c. Jaringan Instalasi
Proses pemasangan jaringan dengan menggunakan kabel tanah mengikuti
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. pemasangan kabel tanah di dalam tanah harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa sehingga kabel tersebut terhindar dari kerusakan
mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul pada tempat dimana kabel
tersebut dipasang.
b. pelaksanaan pemasangan kabel yang tidak dapat memenuhi
kedalaman 1,20 meter, maka penanaman kabelnya dilakukan sebagai
berikut:
Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah yang
dilewati kendaraan
Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian)
c. Kabel tanah harus diletakan pada pasir atau tanah halus, galian tanah
tersebut harus stabil, kuat, rata dengan ketentuan tebal lapisan pasir
atau tanah halus tersebut tidak lebih dari 10 cm di sekelilling kabel
tanah tersebut.
d. Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung
kabel dengan ukuran 40 cm x 20 cm x tebal 7 cm
e. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atau
tinggi dan kabel telekomunikasi maka kabel tanah harus di tempatkan
di atas kabel PLN (jarak 30 cm) dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm).
f. Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainya harus
diambil salah satu tindakan pengamanan yang disebutkan dalam
ketentuan di bawah ini, kecuali jika salah satu kabel yang bersilangan
itu terletak dalam satu saluran pemasangan batu beton dan semacam
itu yang mempunyai tebal dinding yang sekurang-kurangnya 6 cm.
d. Kotak-kontak biasa(KKB)
Kotak-kontak biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa. Semua
kotak-kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak-
kontak harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding dengan
rating 250 Volt, 10 Amp..
e. Sakelar Dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe
rocker, mempunyai rating 250 Volt, 10 Amp dari jenis single atau double
gangs atau multiple gangs(grid switch), RCS.
g. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, berinti lebih dari satu(NYM). Kabel harus
mempunyai penampang minimum 2,5 mm2.
Kode warna insulasi kabel harus memenuhi ketentuan dalam PUIL sebagai
berikut :
- Fasa R, S, T : merah, kuning, hitam
- Netral : biru
- Pembumian : hijau dan kuning
II.2 PEMASANGAN
a. Pemasangan lampu-lampu
Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan
harus dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara
yang harus disetujui oleh pengawas dan seperti ditunjukan dalam gambar.
Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan,
seluruhnya harus dalam keadaan yang baik dan siap untuk bekerja dalam
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat/kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan semua perlengkapan
harus siap menyala.
Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-
lain.
Semua reflector, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak
sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya
tambahan.
II.3 PENGUJIAN
Pengujian seluruh system diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pengujian system terdiri dari :
Pengujian sambungan-sambungan
Pengujian tahanan isolasi tiap sikrit
Pengujian tahanan pembumian
Pengujian pemberian tegangan
Paling lambat 2 minggu sebelum pengujian dilaksanalkan, kontraktor harus
sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh pengawas. Kontraktor harus membuat
catatan hasil pengujian. Segala biaya untuk penyelenggaraan pengujian
ditanggung oleh kontraktor. Kontraktor harus melakukan general test
penerangan selama 3 x 24 jam
Daftar material:
NO ITEM MERK
1 Kabel NYA 2.5 mm Supreme, Kabelindo,
Tranka
2 Armature Artolite, Philips,
INTERLITE
3 Saklar, kotak kontak Clipsal,MK, Legran
4 Inbow dosh MK
5 Balast Philips, vosloh, shcwabe
6 Tube TL Philips, Atco, National
7 Stater Philips, Osram, National
PASAL 7
PEKERJAAN PLAMBING
VII.3 PERANCANGAN
1. Pengisian tangki atas dilakukan dengan dua 2 (dua) buah pompa yang
terletak pada reservoir bawah yang bekerja bergantian setiap 1 (satu)
jam secara otomatis. Pompa akan Off bila ketinggian air pada tangki
atas telah mencapai ketinggian tertentu yang telah ditetapkan atau air
pada reservoir bawah tidak mencukupi (habis).
2. Air bersih yang sudah di tampung di tangki atas kemudian
didistribusikan secara gravitasi ke setiap alat plambing yang
membutuhkan air bersih.
VII.4 PEMASANGAN
VII.5 PENGUJIAN
1) Setelah pipa dipasang, seluruh jaringan pipa air bersih harus diuji dengan
tekanan uji sebesar 2 (dua) kali tekanan kerja (Working Pressure) selama
paling kurang 12 (duabelas) jam tanpa mengalami kebocoran.
2) Apabila suatu bagian dari pipa akan ditutup oleh tembok atau kontruksi
bangunan lainya, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara yang sama
seperti yang tertulis diatas sebelum ditutup dengan tembok atau konstruksi
bangunan lainya.
3) Kontraktor harus menguji semua motor yang telah terpasang pada beban
normal dan menyerahkan hasil pengujian kepada Pengawas untuk arsip
pemberi tugas.
4) Kontraktor harus melakukan penyetelan yang perlu pada semua alat-alat
pengaturan otomatis.
5) Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ada kerusakan maka
kontraktor harus mengganti bagian yang rusak tersebut dan pengujian
diulang sampai hasil pengujianya diterima oleh pengawas.
6) Penggantian bagian yang rusak tersebut harus dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
NO ITEM MERK
1 Pipa air bersih PPR PN16
2 Pipa air kotor, air bekas dan vent Wavin klas AW
2 Fiting-fiting Rucika
3 Pompa GRUNDFOS, EBARA
Pompa Deepwell, kapasitas 35 GPM, 2.2 kW, GRUNDFOS, EBARA
submersible pump type
Pompa Transfer air bersih, kapasitas 40 GRUNDFOS, EBARA
GPM, 2.2 kW, centrifugal horizontal case
Pompa FFP & WTP, kapasitas 40 GPM, 2.2 GRUNDFOS, EBARA
kW, centrifugal horizontal case
4 Tangki Filter, kapasitas 1000l, manual Lokal
backwash, , Mild steel tebal 4 mm
Sand Filter, kapasitas 1000 l, manual Lokal
backwash, Mild steel tebal 4 mm
Carbon Filter
5 Gate Valve Kitz, TOYO,SHOWA, AFA
Cek Valve Kitz, TOYO,SHOWA, AFA
Foot Valve Kitz, TOYO,SHOWA,
AFA,
Stainer Kitz, TOYO,SHOWA, AFA
Flexibel joint Muraflex
6 Peralatan sanitair
Closet duduk seri SW 785 JP, C704L c/w Sekualitas TOTO
assesories
Jet Shower seri SW 785 JP C704L c/w Sekualitas TOTO
assesories
Closet jongkok seri CE 9, TV 150 NWV 12 Sekualitas TOTO
c/w assesories
Washtafel seri L 522 V3, kran TX 101 LB c/w Sekualitas TOTO
assesories
Urinal seri U57 , T60P c/w assesories Sekualitas TOTO
Floor Drain Tx1 BV1 Sekualitas TOTO
Tempat sabun tunggal Sekualitas TOTO
Tempat handuk Sekualitas TOTO
PENUTUP
1. Semua bahan yang akan dipergunakan dan didatangkan harus sesuai
dengan Bestek serta harus mendapatkan ijin Pengawas / Pengawas
Lapangan.
2. Penggunaan bahan - bahan yang tidak sesuai dengan syarat - syarat yang
tercantum dalam dokumen ini akan ditolak atau dikeluarkan dari lokasi atas
perintah Pejabat Pembuat Komitmen / Pengawas Lapangan .
3. Apabila terjadi keraguan akan mutu bahan yang didatangkan kemudian
Pengawas Lapangan minta pemeriksaan pada Laboratorium bahan
bangunan, maka biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
4. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang belum diuraikan dalam dokumen ini
maka akan di betulkan dalam Berita Acara Aanwijzing (Aanvoeling) .
5. Apabila ada perbedaan antara Spesisikasi teknis dan Gambar, antara skala
kecil dengan skala besar maka akan diselesaikan bersama dalam rapat.
6. Apabila ada kekurangan atau kelengkapan maka diselesaikan bersama
dalam rapat berkala.
Yogyakarta, 2013
Kepada Yth.
__________
di __________
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________
Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Panitia Pengadaan Barang/Jasa]
......... dst
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________
[tanda tangan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ____________________
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
________________
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
[Nama dan Jabatan]
ini ke _____[bank]
Jaminan Pelaksanaan dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
________________
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
[Nama dan Jabatan]
ini ke _____[bank]
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan
Penjaminan
JAMINAN PELAKSANAAN
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke _____[Penerbit
Jaminan Uang Muka dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
________________
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
[Nama dan Jabatan]
ini ke _____[bank]
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan
Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke _____[Penerbit
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
________________
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
[Nama dan Jabatan]
ini ke _____[bank]
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan
Penjaminan
JAMINAN PEMELIHARAAN
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]
LAIN-LAIN
Yogyakarta,
2013
Menetapkan:
Pejabat Pembuat Komitmen Panitia Pengadaan Barang/jasa
Ketua