Você está na página 1de 1

Morfin sulfat

Morphine sulfate (MS) telah digunakan selama bertahun-tahun untuk menurunkan preload. Namun,
meskipun sudah puluhan tahun digunakan pada pasien dengan CPE, namun MS belum dipelajari lebih
lanjut mengenai manfaat hemodinamiknya. MS memiliki manfaat hemodinamik berupa ansiolisis dan
dapat menurunkan produksi katekolamin yang secara tidak langsung menghasilkan vasodilatasi. Studi
awal menunjukkan beberapa bukti vasodilatasi di sirkulasi perifer (yaitu, di lengan bawah dan vena
tangan) setelah pemberian MS. Namun, efek pengurangan preload sentral yang konsisten (yaitu,
pengurangan tekanan kapiler paru) belum ditemukan. Sebaliknya, MS dapat dikaitkan dengan efek
hemodinamik yang merugikan, termasuk peningkatan tekanan pengisian jantung kiri dan kanan dan
penurunan indeks jantung disebabkan oleh penurunan kontraktilitas miokard dari jantung yang
mengalami iskemik. Efek hemodinamik yang merugikan juga tampak secara klinis. Pada penelitian di
salah satu rumah sakit yang mengevaluasi penggunaan berbagai obat pada pasien yang diduga CPE,
38% dari pasien yang menerima MS mengalami dyspnea dan 46% mengalami peningkatan laju
pernapasan. Dalam penelitian lain tentang tatalaksana CPE pada UGD, penggunaan MS dikaitkan
dengan rasio odds 5: 1untuk kebutuhan untuk intubasi. MS memiliki efek samping yang tidak
diinginkan, yaitu mual dan muntah, pruritis, ruam, dan urtikaria. Semua efek samping ini dapat
meningkatkan output katekolamin, yang bisa memperburuk afterload. Para penulis lebih suka
penggunaan benzodiazepin dosis rendah untuk pasien yang membutuhkan ansiolisis. Benzodiazepin
dosis rendah memiliki lebih sedikit efek samping dan tidak berhubungan dengan depresi miokard atau
depresi pernapasan. Mengingat keunggulan NTG untuk pengurangan preload dan benzodiazepin untuk
ansiolisis, sehingga pada terapi modern MS digunakan untuk terapi.

Você também pode gostar