Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PERTEMUAN II
HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
3
kebutuhan rohani, ( simpati dan rela berkorban terhadap orang lain,
berjuang mempertahankan dan membela keyakinannya ).
f. Bersifat pribadi hanya berhubungan dengan dirinya – maksimal ke
pasangan & anaknya.
g. Bersifat sementara
3. Eksistensi Manusia
Manusia sebagai mahluk pilihan Allah yang diangkat menjadi khalifah di bumi
dibekali dengan berbagai potensi keunggulan atas alam semesta, maka existensi
manusia sebagai mahluk serba dimensi:
a. Dimensi pertama – secara fisik manusia hampir sama dengan binatang,
butuh makan, minum, istirahat dan menikah supaya dapat hidup, tumbuh
dan berkembang biak.
b. Dimensi kedua – memiliki ilmu dan pengetahuan ( lahiriah spiritual.
c. Dimensi ketiga - kebajikan etis.
d. Dimensi keempat – keindahan/estetis.
e. Dimensi kelima – pemujaan dan pengkudusan.
f. Dimensi keenam – keserba bisaan – kemampuan intelek dan kehendak.
g. Dimensi ketujuh – mampu memahami ” konsep diri” dengan kemampuan
intelektualnya.
h. Dimensi kedelapan – pengembangan bakat, islam memberikan perhatian
secara seimbang baik fisik, material, spiritual; mental dan emosional; sosial
dan individual
4. Martabat Manusia
Manusia yang dapat mengoptimalkan existensinya akan sampai pada martabat
insan kamil
( manusia yang sempurna )- Ulul Albab – penuh hikmah, kebijaksanaan dan
pengetahuan. Dengan karakteristik: takut hanya kepada Allah, banyak dzikir
dan fikir, mampu memilah/memilih yang baik dari yang buruk. Menuntut ilmu
dengan tekun dan menularkan ke orang lain dengan ikhlas, qiyamullail
bermunajat kepada Allahswt.
5. Tujuan Penciptaan Manusia
Manusia diciptakan agar menyembah kepada Allah baik mahdloh maupun
ghairu mahdloh
6. Funsi dan Peranan Manusia
Sesuai dengan potensi dan keunggulan manusia dibanding mahluk ciptaan yang
lain dengan segala kesempurnaannya maka fungsi & peran didunia ini adalah
sebagai Abdun/hamba dan sebagai khalifah yang ditugaskan untuk
memakmurkan dibumi.
D. Kedudukan dan Tanggung jawab Manusia
1. Kedudukan Manusia
a. Manusia sebagai hamba Allah ( ‘Abdun )
Makna secara essensial dari ‘abdun adalah: ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan hanya layak diberikan kepada Allah dengan selalu bertaqarrub
kepada Nya.
b. Manusia sebagai khalifah Allah
Manusia dibekali berbagai potensi kskhalifahan antara lain:
1) Potensi tentang kebenaran sunnah Allah yang terdapat dalam alam
ciptanNya ( ayat-ayat kauniyah ).
2) Allah memberikan batasan-2 normatif yang ada dalam hukum-2
syari’at ( ayat-ayat Qur’aniyah ).
3) Allah memberikan wewenang dan kebebasan memilih dan
menentukan, sehingga melahirkan kreatifitas yang dinamis.
4
4) Potensi sosial dalam bentuk kemampuan membangun hubungan dan
interaksi dengan masyarakat dan lingkungannya.
5) Potensi ruhaniyah dalam bentuk kemampuan membangun kedekatan
dengan Allah melalui ritual peribadatan.
2. Tanggung jawab Manusia
a. Tanggung jawab Manusia sebagai hamba Allah
Bahwa segala proses pelaksanaan peribadatan manusia kepada Allah akan
dinilai apakah sudah sesuai dengan ketentuan syari’ah ? dan dipertanggung
jawabkan di hadapan Allah
b. Tanggung jawab Manusia sebagai khalifah Allah
Atas wewenang dan kebebasan yang diberikan oleh Allah untuk mewakili
memakmurkan bumi ini juga akan dinilai dan dipertanggung jawabkan
dihadapan Allah swt.
PERTEMUAN III
KEIMANAN DAN KETAQWAAN
5
a. Adanya Allah berikut ke esaanNya serta berdiriinya dalam penciptaan,
pengaturan keleluasaan bertindak-Nya terhadap alam, serta suci-Nya dari
persekutuan didalam keagungan dan kekuatan.
b. Bahwa Allah memilih darai hamba-2 Nya orang yang dikehendaki untuk
diberi tugas kerasulan, dari sinilah maka Iman kepada para Rsul menjadi
wajib.
c. Iman kepada malaikat sebagai duta wahyu antara Allah dengan para rasul-
Nya dan kepada kitab-2 yang diturunkan-Nya sebagai Risalah Allah kepada
mahluq-2 Nya.
d. Beriman kepada apa yang dikandung oleh risalah-2 tersebut- berupa
persoalan hari bangkit/ yaumul ba’ats dan hari pembalasan/ yaumul jaza’
( hari Akhir ); pokok kewajiban agama, dan peraturan-2 yang diridloi Allah
untuk hamba-2 Nya.
Dari Empat hal tersebut maka dirumuskan dalam Rukun Iman yang enam
( enam ) yaitu :
Beriman kepada 1. Allah 2. Malaikat 3. Kitab-2 4. Rasul-2 5. Hari Akhir 6.
Qodlo’ dan qodar.
a. Beriman Kepada Allah meliputi 7 macam sikap:
1). Tauhid Dzat yaitu mengakui ke Esaan dzat Allah.
2). Tauhid Sifat yaitu mengi’tiqodkan bahwa sifat kesempurnaan Allah
hanya ada pada Allah sendiri - artinya tidak ada makhluk yang
mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah (Asma’ul Khusna)
3). Tauhid Wujud yaitu mengi’tiqodkan bahwa hanya dzat Allah sendiri
yang wajib adanya (wujud). Untuk mahluq hanya Mumkin.
4). Tauhid Af’al yaitu mengi’tiqodkan bahwa Allah sendiri yang
menjadikan, memelihara alam dan segala isinya serta yang menghasilkan
segala perbuatan hamba
5). Tauhid Ibadah yaitu mengi’tiqodkan bahwa Allah sendiri yang berhak
menerima ibadah dan wajib di ibadahi.
6). Tauhid Qosdi maksudnya mengi’tiqodkan bahwa Allah sendiri yang
langsung dituju dalam beramal dan memohon sesuatu.
7). Tauhid Tasyri’ yaitu mengi’tiqodkan bahwa Allah sendiri yang
menentukan hokum halal dan hukum haram.
b. beriman kepada para malaikat Allah yang diberi tugas masing-2 seperi
1). Jibril - menyampaikan wahyu
2). Mikail - membagi rizqi
3). Izrail - mencabut nyawa manusia
4). Isrofil - meniup sangkakala di hari qiyamat
5). Malik - menjaga neraka
6). Ridlwan - menjaga surga
7). Munkar - menanya ruh di alam qubur
8). Nakir - menanya ruh di alam qubur
9). Rokib - mencatat amal baik
10). Atid - mencatat amal buruk
c. Beriman kepada Kitab-2 Allah:
1). Taurot - kitabnya Nabi Musa as
2). Zabur - kitabnya Nabi Daud as
3). Injil - kitabnya Nabi Isa as
4). Alqur’an - kitabnya Nabi Muhammad saw
d. Beriman kepada Rasul-2 Allah:
para Nabi utusan Allah senbenarnya banyak sekali, namun yang wajib
diketahui hanya 25 orang; 1). Nabi Adam 2). Nabi Idris 3). Nabi Nuh 4).
Nabi Hud 5). Nabi Shaleh 6). Nabi Ibrahim 7). Nabi Luth 8). Nabi Ismail
9). Nabi Ishaq 10). Nabi Ya’qub 11). Nabi Yusuf 12). Nabi ayyub 13). Nabi
6
Syu ‘aib 14). Nabi Harun 15). Nabi Musa 16). Nabi Ilyasa’ 17). Nabi
Zulkifli 18). Nabi Dawud 19). Nabi Sulaiman 20). Nabi Ilyas 21). Nabi
Yunus 22). Nabi Zakariya 23). Nabi Yahya 24). Nabi Isa 25). Nabi
Muhammad.
e. Beriman kepada hari Akhir;
Bahwa kehidupan dunia ini tidak abadi namun ada akhirnya kemudian
digantikan dengan hari akhirat, yang diawali dengan yaumul qiyamah,
yaumul ba’ats, yaumul khisab, yaumul jaza’( Yaumul Akhiroh ).
f. Beriman kepada qadla’ dan qadar Allah;
Qadla adalah rencana Allah yang akan diberlakukan terhadap mahluqnya
( belum terjadi )
Qadar adalah keputusan Allah yang telah dilaksanakan terhadap mahluqnya
( telah terjadi )
Hal tersebut mencakup Empat hal yaitu:
1) Keyakinan bahwa Allah maha mengetahui peristiwa yang akan dan
telah terjadi
2) Keyakinan akan adanya aturan Allah yang diberikan pada setiap
mahluq
3) Keyakinan bahwa kehendak Allah bersifat pasti ( tidak bisa
diganggu gugat )
4) Keyakinan bahwa Allah pencipta seluruh mahluq. Tidak ada yang
lain !
3. Pengaruh keimanan dalam kehidupan
Pengaruh Tauhid Menurut Abul A’la Al-Maududi ada 9 macam:
a. Orang yang bertauhid kepada Allah tidak mempunyai pandangan yang
sempit dan picik.
b. Orang yang bertauhid kepada Allah akan menumbuhkan sifat penghargaan
dan penghormatan kepada diri sendiri.
c. Orang yang bertauhid kepada Allah akan menumbuhkan sifat rendah hati
dan hikmat.
d. Orang yang bertauhid kepada Allah akan membentuk manusia menjadi
orang yang baik dan jujur.
e. Orang yang bertauhid kepada Allah akan menumbuhkan sifat optimis, tidak
mudah patah hati dalam segala bidang.
f. Orang yang bertauhid kepada Allah akan menumbuhkan sifat tabah dan
sabar dalam menghadapi segala persoalan.
g. Orang yang bertauhid kepada Allah akan menumbuhkan sifat berani demi
suatu kebenaran.
h. Orang yang bertauhid kepada Allah akan menumbuhkan sikap damai,
meninggalkan sikap khasad, iri dan tama’.
i. Pengaruh yang penting dari kalimat Tauhid ( La Ilaha Illallah Muhammadun
Rasulullah ) ialah membuat manusia patuh terhadap peraturan-peraturan
Tuhan
B. Terbentuknya Iman dan Tanda Orang beriman.
1. Terbentuknya Iman
a. Mengenal eksistensi Tuhan melalui dalil kauniyah ( micro cosmos dan
macro cosmos )
1) Di dunia Astronomi
2) Di dunia Fauna atau hewan
3) Di dunia Flora atau tumbuh-tumbuhan
4) Di alam nyata dan alam gaib
5) Di dalam diri manusia
b. Menganal eksistensi Allah melalui dalil fitrah
7
Kullu mauludin yuladu ala alfitrah fa abawahu yuhawwidanihi au
yunassiranihi au yumajjisanihi ( alhadits )
Hal penting untuk memahami aqidah dan iman secara lebih tepat dan lebih
konkrit:
1). Setiap manusia memiliki fitrah untuk mengetahui, mencari dan menguji
kebenaran dengan potensi akal dan indranya, sedangkan alqur’an
sebagai pedoman untuk memfilter mana yang baik dan mana yang
buruk.
2). Keyakinan itu harus bulat dan sepenuh hati tanpa bimbang dan ragu,
untuk mencapai tingkat keyakinan yang mutlak manusia harus memiliki
ilmu, sehingga ia dapat menerima kebenaran dengan nilai keimanan
sejati setelah menemukan dalil-dalilnya.
3). Keimanan harus mampu mendatangkan rasa damai dan ketenangan batin
bagi yang meyakininya.
4). Konsekwensi keimanan yang meresap kedalam hati akan membuang
segala keyakinan atau ritual yang kontradiktif dengan ajaran dari Allah
dan rasul-Nya.
2. Tanda-tanda Orang yang beriman
a. Kepekaan dan ketajaman jiwa ( basyirah )
b. Kebanggaan terhadap Islam
c. Konsisten kepada kebenaran
d. Ketenangan jiwa dan ketentraman hati
e. Cinta kepada Allah dan penuh pengharapan merealisasikan keimanan
f. Tidak pernah ragu memperjuangkan Islam dengan harta dan dirinya
g. Kedekatan dirinya dengan Allah, peka dan halus perasaan dan kebeningan
hatinya dalam merespon ayat-2 Allah.
h. Mencintai Allah serta Rasul dan manusia.
i. Penampilannya menarik, budi pekertinya sangat baik.
j. Gemar dan taat beribadah, beramal salih, berbakti dan patuh kepada orang
tua.
C. Pengertian dan Fungsi Taqwa
1. Pengertian Taqwa
Etimologi – waqa – yaqi – wiqayatan: terjaga/terpelihara dari siksa api
neraka, karena tunduk dan patuh kepada Allah. Yang berangkat dari takut
kepada Allah.
Terminologi - tunduk dan patuh kepada Allah berbuah melaksanakan perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh keihlasan.
2. Fungsi Taqwa
Taqwa berfungsi sebagai pembersih penyakit batin dan bekal bagi seseorang
untuk menghadapi kematian. . Adapun karakteristik orang yang bertaqwa
adalah:
a. Memelihara fitrah iman – rukun iman yang enam
b. Mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan melalui kesanggupan
mengorbankan harta untuk fakir miskin, anak yatim, gharim dsb.
c. Memelihara ibadah formal – mendirikan shalat dan menunaikan zakat
d. Memelihara kehormatan diri – menepati janji
e. Memiliki semangat perjuangan – li i’lai kalimatillah.
8
PERTEMUAN IV
IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN
9
tolok ukur kebenaran – yang Rasional, Empiris, Experimental dan terukur.
Sesuatu dikatakan benar apabila memenuhi kriteria tersebut
Hal ini jelas tidak mungkin, teori-2 itu tidak seluruhnya bisa untuk menguji
kebenaran agama. Dalam agama banyak hal yang bersifat abstrak/ ghaib dan
hanya bisa dibenarkan dengan Iman,yang itu tidak populer dalam dunia
keilmuan. Karena perbedaan metodologi dalam memahami kebenaran di antara
keduanya maka di zaman modern ini banyak ilmuwan yang meninggalkan
agama.
Hubungan antara agama dengan Ilmu menurut Ian Barbour ( 2000 ) adalah:
1. Konflik – agama dengan ilmu pada posisi bertentangan. Contoh pada abad
pertengahan Columbus keliling dunia akhirnya menemukan teori bahwa
Bumi ini bulat, hal ini bertentangan dengan pihak Gereja bahwa bumi ini
datar. Sehingga seseorang harus memilih sebagai orang beriman dan
menolak kebenaran ilmiah atau menerima kebenaran ilmiah dengan
konsekwensi dianggap Kafir
2. Independen – agama dan ilmu adalah dua domain yang dapat hidup bersama
sepanjang mempertahankan ‘jarak aman’ satu sama lain. Ilmu dan agama
mempunyai bahasa sendiri karena melayani fungsi yang berbeda dalam
kehidupan manusia.
Ilmu – menelusuri cara kerja benda -2 dan berurusan dengan fakta obyektif,
sedangkan
Agama – berurusan dengan nilai dan makna tertinggi.
Versi lain – bahwa dua jenis penyelidikan ini menawarkan dua perspektif
yang saling melengkapi dan bukan saling menjatuhkan. Keduanya dapat
ditempatkan secara terpisah dalam kehidupan manusia.
3. Dialog – membandingkan kedua metode yang dapat menunjukkan
kemiripan dan perbedaan. Dialog dapat terjadi ketika ilmu menyentuh
persoalan diluar wilayahnya sendiri. Contoh tentang alam yang serba teratur
dan dapat di pahami. Dalam banyak hal agama perlu meminjam berbagai
metode yang di kembangkan ilmu untuk lebih memantapkan keyakinan
agamanya, demikian pula ilmu perlu nilai-nilai agama agar perkembangan
ilmu tidak justru menjatuhkan martabat manusia.
4. Integrasi – dalam Natural Theologi telah dikenal tradisi panjang seputar
bukti ilmiah tentang keberadaan Tuhan, akhir-2 ini para astronom
berargumen bahwa tetapan fisica di alam semesta ini tampak dirancang
sedemikian cermat. Seandainya setelah big bang laju expansi alam semesta
satu detik lebih lambat maka alam semesta ini akan hancur, begitu pula
sebaliknya – jika laju expansi itu sedikit lebih cepat, maka evolusi
kehidupan tidak akan terjadi.
Ini berarti bahwa meskipun teori evolusi dalam pendekatan
keilmuan yang paling memadahi untuk menjawab persoalan misteri
kehidupan, namun ada hal yang harus di akui bahwa semua peristiwa itu
tidak mungkin terjadi secara kebetulan, pasti ada yang menracang dan
mengatur yaitu Tuhan.
Prof. T Jakub mengatakan bahwa ‘evolusi adalah cara Tuhan mencipta
Dalam keilmuan Islam di kenal adanya dalil/ayat
qauliyah/qur’aniyah ( tertulis dalam kitab suci ) dan dalil/ayat Kauniyah –
ayat yang masih tersembunyi dalam alam semesta yang terbentang ini,
hanya bisa diungkap jika manusia mau meneliti dan mengkajinya. Dari
pendekatan ini Agama dan Ilmu tentunya tidak bertentangan karena berasal
dari sumber yang sama yaitu Yang Maha Pandai, Allah swt. Jika ada
10
pertentangan itu antara agamawannya dan ilmuwannya, bukan agama dan
ilmunya.
Problem-2 dunia modern inilah yang menjadi tantangan besar bagi
umat Isalam untuk menjadi problem solver dan tidak justru menjadi bagian
dari problem itu sendiri.
Islam diturunkan ke muka bumi sebagai Hudan li al-Naas – petunjuk bagi
manusia. Petunjuk ini tidaklah akan berarti jika tidak dikaji dan di
terjemahkan dalam kehidupan nyata se hari-hari. Alqur’an mengandung
nilai-nilai yang dapat di jabarkan dalam setiap bidang kehidupan
kesempurnaan Alqur’an tercermin dalam surat al-Maidah-3, berarti seluruh
persoalan kehidupan ini merujuk pada Alqur’an dengan selalu menggali
makna dan nilai-2 yang terkandung didalamnya secara terus menerus.
Kemunduran Islam adalah ketika ajaran Islam di anggap telah
selesai, orang tidak berani berfikir reflektif dan spekulatif, maka harus
difahami bahwa persoalan yang dihadapi saat ini semakin kompleks yang
sangat membutuhkan penafsiran-2 baru terhadap teks-2 kitab suci. Sebagai
al-Din Islam merupakan sistem kehidupan yang meliputi seluruh bidang
yaitu; sosial – ekonomi – politik – budaya – hukum maupun keilmuan,
inilah yang di isyaratkan oleh Alqur’an bahwa kita harus ber Islam secara
Kaffah ( utuh ).
Jika kita menengok sejarah Islam ( zaman kejayaan Daulah
Abbasyiyah ) tampak sekali keutuhan konsep itu, perkembangan Islam
diikuti dengan kemajuan dalam bidang sosial, ekonomi, filsafat dan ilmu
pengetahuan. Namun unsur-2 itu mulai terlepas dari Islam justru oleh orang
Islam sendiri. Ketika al-Gazali menulis Tahafut al-falasifah ( kekacauan
filsafat ), mulailah orang Islam meninggalkan filsafat sehingga Islam
semakin kering dari tinjauan filosofis kritisnya. Terjadilah dikotomi antara
ilmu agama dengan Ilmu umum, ilmu agama sebagai ilmu wajib –
sedangkan ilmu umum sebagai ilmu sunnat second knowledge dan
perlahan mulai termarginalkan. Akibatnya yang terjadi science and
teknology berkembang di barat dan semakin tenggelam di dunia |Islam.
Saat ini Islam ibarat tubuh yang sangat kurus karena tinggal syari’at
( hukum Islam ). Umat Islam sibuk dengan mempertentangkan masalah
internal ibadah Sunnah ( do’a qunut, rokaat tarawih, do'a bersama ) dsb.
Sementara masih banyak persoalan lain yang lebih besar dan perlu
dipecahkan oleh para intelektual muslim seperti; kemiskinan, pencemaran
lingkungan, globalisasi teknology & informasi dll.
B. Peran Iman dan Taqwa dalam Menjawab Problem dan Tantangan Kehidupan
Modern
Iman dan taqwa adalah bekal yang paling berharga dalam hidup ini, yang akan
menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Iman adalah keyakinan kita akan
adanya Allah, Malaikat, Kitab suci, Rasul, hari akhir dan qodlo’ qodar. Taqwa
dari asal kata waqaya – takut, menjaga diri, memelihara, tanggung jawab dan
memenuhi kewajiban. Sehingga taqwa berarti : Takut dan selalu menjaga diri
untuk tidak terjerumus kedalam perbuatan dosa, memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi sebagai khalifah di muka bumi dengan jalan menunaikan kewajiban
dengan penuh kesungguhan, kejujuran dan amanah.
Taqwa adalah tolok ukur utama kemuliaan manusia, Q. S. Al-Hujurat ayat
13. Manusia yang bertaqwa-lah yang paling mulia di mata Allah. Walaupun
mungkin rendah di mata manusia karena status sosial ekonominya. Taqwa
adalah sebagai sistem nilai dalam Islam, maka apapun profesinya hendaknya
11
taqwa selalu melekat dan mendasarinya sehingga taqwa menjadi warna bagi
pribadi seorang muslim.
Mengapa di dunia ini masih terjadi kemaksiatan, kejahatan, kekerasan dan
kedzaliman – adalah karena keyakinan dan kontrol diri yang semakin luntur –
bahwa ada Dzat yang maha melihat, ada Malaikat yang selalu memcatat
perbuatan kita, ada Nabi dan Rasul yang telah mewartakan kebenaran, adanya
kitab suci sebagai petunjuk hidup, adanya hari pembalasan dan adanya
kekuasaan Allah yang menentukan kehidupan kita.
Ke Islam an yang berarti ke tunduk an telah digantikan dengan keangkuhan,
maka ketika ke Iman an dan ketaqwaan dalam diri manusia sudah tercabut –
kesombingan semakin meningkat maka semakin jatuhlah martabat manusia.
Iman dan taqwa bukanlah sesuatu yang statis tetapi dinamis, menjdi dasar
sekaligus inspirasi bagi kemajuan, maka diaplikasikan kedalam amal shalih
yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi mahluk hidup.
Islam mengajarkan prinsip harmoni/keseimbangan antara:
1. Kebutuhan jasmani dan rohani
2. Kebutuhan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat
3. Kebutuhan pribadi dan kepedulian sosial.
Keimanan dan ketaqwaan mengandung implikasi pada Empat dimensi
hubungan, yaitu:
1. Hubungan manusia dengan Allah
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia
4. Hubungan manusia dengan alam semesta
PERTEMUAN V
MASYARAKAT MADANI DAN KESEJAHTERAAN UMAT
14
ibadah seperti: paskah, natal bersama dsb. ) dengan prinsip “ lakum
dinukum wa liyadin “ ( Fatwa MUI th 1401H / 1981 M ).
c. Akhlaq terhadap lingkungan hidup – adalah segala sesuartu yang ada di
sekitar kita atau di luar diri manusia. Allah telah mengamanatkan agar
kita mengelola sumber daya alam yang ada untuk kepentingan dan
kemakmuran kita semua.
d. Hidup bertoleransi dalam masyarakat yang majemuk – manusia sebagai
zoon Politicon – mahluk sosial, bermasyarakat, bernegara – tidak
mungkin bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Disamping itu termasuk juga pada umumnya hubungan antara masyarakat
yang se agama. Oki untuk menuju masyarakat madani perlu di atur sebaik-
baiknya diantaranya:
1. Normalisasi hubungan intern umat se-agama ( Islam ), yang mempunyai
faham yang berbeda satu sama lain – beda madzhab/aliran, perbedaan ini
menunjukkan bahwa umat Islam memiliki khazanah ilmu pengetahuan yang
luas yang terlahir dari pemahamannya terhadap alqur’an dan Hadits. Antara
lain: Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali, hasil pemikiran mereka
ini disebut Ijtihad – artinya kesungguhan dan kesanggupan mereka meng
istimbat kan hukum dari sumber aslinya Kitabullah dan Sunnaturrasul -
yang dinamakan Fiqh ( pemahaman ). Hal tersebut bukanlah masalah baru
dalam Islam, karena merupakan tindak lanjut dari peristiwa ketika
Rasulullah mengutus Muadz bin Jabal menjadi qodli di Yaman, dengan
pertanyaan; bagaimana kamu akan memutuskan suatu perkara jika tidak
terdapat dalam alqur’an atau Hadits ? maka jawab Muadz; kami akan ber
ijthad. namun Ijtihad ini bisa berlaku/diakui apabila memenuhi syarat dan
teknisnya, dan yang di ijtihadkan itu adalah masalah Syar’iyyah Furu’iyah
( hukum-2 cabang ) bukan masalah aqidah ( keimanan ).
2. Normalisasi hubungan antara umat yang berlainan agama, dalam hal ini
adalah hubungan antara umat Islam dengan non muslim. Keberhasilan
Rasulullah saw dalam memimpin masyarakat Madinah adalah karena
membudayakan sikap toleransi dan saling hormat menghormati satu sama
lain, sesuai petunjuk Allah dalam Alqur’an S. Alhujurat: 13
Dalam membina masyarakat yang majemuk petunjuk alqur’an mengatakan
Allah tidak melarang mu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-2
yang tidak memusuhimu karena agama, dan tidak mengusir kamumu dari
negerimu, sesungguhnya Allah melarang kamu berkawan dengan orang
yang memerangimu karena agama. (al-Mumtahanah: 8 – 9 )
Islam - anti kekerasan atau teror sebagaimana yang dituduhkan oleh
sekelompok orang yang anti Islam. Kalaupun ada itu sebagian kecil dari
orang Islam karena kepentingan kelompok/golongan sebagai akibat dari
ketidak adilan atau penindasan yang dilakukan oleh orang non muslim.
Tuduhan negatif tersebut merupakan reka yasa belaka – tidak punya alasan
yang jelas dan konkret - untuk menghancurkan citra Islam/ kaum muslimin.
Padahal jelas makna Islam secara hakiki adalah agama perdamain,
keselamatan, kepatuhan, ketaatan dst. Bahkan Rahmatan lil ‘alamin.
Sebagai agama Rahmat tercatat dalam sejarah dunia bahwa dalam
kurun waktu 23 tahun Islam bisa mengubah masyarakat Arab yang a moral
dalam segala hal menjadi masyarakat beradab dan berbudaya tinggi. Islam
dapat menstabilisasikan:
keadilan yang kontra dengan kedzaliman,
belas kasihan yang kontra dengan kekerasan,
15
kasih sayang yang kontra dengan kekejaman
dengan berpedoman prinsip dasar Iman & taqwa kepada Allah swt.
Hal tersebut dibuktikan dengan sikap Rasulullah dan kaum muslimin ketika
mengambil kembali kota Makkah dari kekuasaan kafir quraisy ( Fathul
Makkah ) tanpa pertumpahan darah dan balas dendam, walaupun dulu
sebelum hijrah mereka sering menghina dan menyiksa kaum muslimin.
Dengan ahlaqul karimah tanpa menggunakan senjata, kekerasan dan
paksaan berbondong-2 orang-2 kafir quraisy masuk Islam.
Meski demikian realitasnya Islam tidak dapat menghindari perang, untuk
menghilangkan prasangka dan tuduhan negatif bahwa Islam disiarkan
dengan pedang dan kekerasan maka langkah-2 yang diambil adalah sebagai
berikut:
Pertama; pihak non muslim diajak dengan ramah tamah dan penuh
pengertian untuk masuk Islam tanpa paksaan baik secara moral
maupun material – la ikroha fiddiin.
Kedua; setelah mereka masuk Islam maka status hukumnya sama dengan
muslim yan lain, diangap saudara se agama.
Ketiga; bagi mereka yang tetap beragama asal/lama (non muslim ) tetapi
serasi dalam kerjasama dan patuh terhadap pimpinan Islam,
mereka akan dilindungi keselamatannya QS al-Kafirun – lakum
dinukum wa liyadin.
Apabila ketiga alternatif tersebut telah ditempuh tapi mengalami kegagalan,
maka Allah mengizinkan untuk memerangi mereka jika mereka
membuat kerusuhan dan kekacauan dalam pemerintahan Islam
( QS al-Baqarah: 190 )
Termasuk izin melakukan peperangan ini ketika umat Islam diserang oleh
musuh seperti; Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khaibar dsb.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial merupakan salah satu unsur
terpenting dalam membina masyarakat madani. Manusia orang perorang
tidak mungkin dapat mencukupi kebutuhan alaminya sendiri tanpa bantuan
orang lain, diantara kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan adalah
jaminan ekonomi dan keuangan. Adapun sumber yang paling potensial
adalah melalui zakat untuk membantu masyarakat ekonomi lemah. Sumber
dana yang tetap dan besar ini harus di dayagunakan. Oki perlu adanya
konsep yang praktis dalam penyalurannya , di koordinir oleh lembaga yang
profesional seperti: BAZNAS – BAZDA – BAZIS – LAZIS dsb.
Sebagai agama rahmat – Islam punya konsep sosial yang harmonis, yaitu
bahwa Didalam hak milik individual yang berupa harta kekayaan ada
sebagian yang wajib dikeluarkan untuk kepentingan sosial – di salurkan
melalui zakat.
Untuk pelaksanaan zakat dapat diatur sebagai berikut:
Pertama – dihitung hasil bersih dari harta kekayaan seseorang ( muzakki )
yang telah dikeluarkan segala macam kebutuhan keluarga,
hutang dan segala keperluan yang lain selama setahun.
Kedua – zakatnya dikeluarkan apabila telah jatuh tempo setahun ( Khaul )
dan telah mencapai perhitungannya ( Nishab ) minimal seharga
Emas murni 94 gram, sewktu akan mengeluarkan zakat tersebut.
Ketiga – kalau persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka dikeluarkan 2 ½ %
dari jumlah sisa bersih harta kekayaan. Setelah itu baru
dikeluarkan pajak negara 15 % dari sisa zakat.
16
Ke empat – teknis penerimaan dan penyaluran zakat dikelola oleh BAZNAS
– BAZDA – BAZIS – LAZIS dsb. Di seluruh Indonesia.
Demikianlah salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat madani dalam
bidang ekonomi , sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah,
Khulafaurrasyidin danTabi’in . itulah yang harus kita contoh dan
kembangkan saat ini dst.
C. Peranan Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
RI tercatat sebagai Negara dengan jumlah umat Islam terbanyak di dunia – para
ahli menilai bahwa masyarakat madani ( al-Mujtama’ al Madani – Civil
society ) sedang dalam proses pembentukan di Indonesia. Sebab salah satu hal
penting yang dihasilkan oleh Kongres Umat Islam Indonesia ( KUII ) adalah
perlunya pembangunan system politik Madani.
Kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim tergantung pada
kontribusi yang diberikan oleh figur-2 umat Islam sendiri. Peranan umat Islam
di Indonesia dapat di realisasikan melalui jalur hukum, sosial, politik, ekonomi
dll. Hal tersebut memberikan peluang untuk dapat menyalurkan aspirasi secara
konstruktif bagi kepentingan komprehensif. Namun kendalanya adalah
kemampuan dan konsistensi ( Istiqomah ) umat Islam Indonesia terhadap
karakter dasarnya untuk meng implementasikan ajaran Islam dalam kehiddupan
berbangsa dan ber negara melalui jalur-2 yang ada masih jauh dari kenyataan.
Sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar hampir-2 tidak berfungsi dan sangat lemah.
Di berbagai tempat bermunculan fenomena sosial dalam segala aspek
kehidupan yang bertentangan dengan ajaran Islam, seperti tindak kriminal ,
korupsi dsb.
PERTEMUAN VI
HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM
17
antara pemerintah dengan rakyatnya yang kadang-2 pihak pemerintah
bertindak melampaui batas kewenangannya.
Permasalahannya: bagaimana perumusannya didalam ketentuan-2
peraturan per undang-undangan dan bagaimana praktek pelaksanaannya ?.
Menurut pandangan Islam setiap manusia sejak lahir telah di
anugerahi hak dasar yang sama yaitu HAM yang melekat pada diri manusia
untuk dapat mengembangkan diri pribadi serta peranan dan sumbangannya
bagi kesejahteraan hidup manusia.
Perbedaan prinsip antara pandangan barat dengan pandangan Islam
tentang HAM yaitu bahwa:
Pertama: HAM bagi pandangan barat semata-mata hanya bersifat
Antroposentris – manusia sebagai pusat segala sesuatu –
akibatnya mereka beranggapan bahwa kebebasan manusia itu
termasuk suatu hak azazi.
Kedua: bagi pandangan Islam HAM itu bersifat Theosentris – segala
sesuatu itu berpusat kepada Allah swt. Dengan demikian apapun
yang menjadi tuntutan manusia akan hak azasinya tetap harus
dirujukkan kepada kehendak Allah swt.
2. Sikap muslim terhadap HAM
Sikap muslim dalam menanggapi wacana HAM ini sangatlah beragam, dari
yang menerima – tidak paduli – sampai yang menolak sama sekali,
Bagi yang menolak mereka beralasan bahwa ide tentang HAM itu
nunculnya dari dunia barat bukan dari dunia Islam, sedangkan Islam telah
memiliki pemikiran yang lengkap dan sempurna sebagai World view baik
yang berkaitan dengan Aqidah maupun hukum Syara’ seperti Ekonomi,
Politik, Pendidikan, persaksian dll sudah terdapat dalam Islam. Seorang
muslim dalam menjalani kehidupannya cukup berpedoman kepada alqur’an
dan as-sunnah dan apa yang ditunjukkan oleh hasil ijtihad dari keduanya.
Selain itu umat Islam sering mengkaitkan penolakan HAM ini pada fakta
bahwa HAM oleh Amerika dan Eropa telah dijadikan sebagai alat politik
luar negeri untuk mencapai berbagai tujuan dan kepentingan mereka atas
bangsa-bangsa lain.
Gembar gembor Amerika tentang HAM selalu di barengi standar ganda.
Sebagai contoh;
Di satu sisi Amerika telah meng-embargo Irak selama belasan tahun –
kemudian sekarang meng-Invasinya untuk meruntuhkan rezim Saddam
Hussein dengan alasan mereka menuduh Saddam Husein telah melanggar
hak-hak orang Syi’ah dan kurdi. Di sisi lain mereka tidak mau menyerang
Israel yang telah nyata-nyata melanggar HAM dengan melakukan
pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan dan perampasan harta dan tanah
wilayah kaum Muslimin di Palestina.
20
Kedua – menolak bahwa Islam berhubungan dengan demokrasi. Menurut
pandangan ini kedaulatan rakyat tidak bisa berdiri diatas kedaulatan
Tuhan, juga tidak bisa disamakan antara muslim dengan non muslim
dan antara laki-laki dengan perempuan. Hal ini bertentangan dengan
prinsip Equality-nya demokrasi.
Ketiga – sebagaimana pandangan pertama bahwa Islam merupakan dasar
demokrasi. Meskipun kedaulatan rakyat tidak bisa bertemu dengan
kedaulatan Tuhan, tetapi perlu diakui bahwa kedaulatan rakyat tersebut
merupakan subordinasi hukum Tuhan. Pandangan ini dikenal dengan
theo democracy yang diperkenalkan oleh Abu al-A’la al-Maududi.
Identifikasi Esposito dan Piscatori tsb. Khususnya pandangan Islam identik
dengan nilai-nilai demokrasi bukanlah tanpa alasan, setidaknya melihat
bahwa:
Pertama – Islam tetap memelihara tradisi ijtihad ( berfikir secara bebas dan
benar ), maka ijtihad itu sejalan dengan kebebasan berfikir untuk
mencari solusi terbaik jika terbelenggu oleh ketidak jelasan hukum.
Kedua – Persamaan ( al musawa ) Islam tidak membedakan suku, ras,
golongan, warna kulit, kaya-miskin dll, dalam hukum dan
pemerintahan.
Ketiga – Musyawarah ( Syura ) Islam mengedepankan prinsip musyawarah
dalam hal kepentingan bersama ( Q S. 42:28 ) – bermusyawarahlah
dalam memutuskan suatu perkara, apabila menemui kesulitan
bertawakkallah kepada Allah.
Keempat – bay’at – kesepakatan pemimpin untuk memberikan yang terbaik
bagi rakyatnya dan pernyataan rakyat secara langsung untuk loyal
mengikuti peraturan yang dibuat oleh pemimpin. Bay’at merupakan
cermin sikap terbuka, bahwa seorang pemimpin benar-benar mendapat
legitimasi dari rakyat.
Kelima – majelis ( parlemen ) yaitu lembaga perwakilan masyarakat untuk
menyuarakan aspirasi. Dalam kondisi kemajemukan madzhab terwakili
di majelis legislasi muslim merupakan Ijma’.
Kecuali 5 prinsip tsb masih terdapat prinsip al ‘adl ( keadilan ), haqq ( hak )
dan taharrurr ( kebebasan). Kebebasan merupakan prinsip utama dalam
pemikiran demokrasi Islam.
Demokrasi – tujuan dan orientasinya hanya bersifat lahiriah materiil – untuk
kesejahteraan rakyat dan pemenuhan kebutuhan manusia. Sedangkan
demokrasi Islam sangat transenden, Islam mendasari semua aktifitasnya
pada akherat yang mana sebagai tujuan akhir. Demokrasi Islam
dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami
yang sudah lama mengakar yaitu; Syura, Ijtihad dan Ijma’.
3. Demokrasi dalam Piagam Madinah
Piagam madinah merupakan babak baru sejarah tertulis sebagai dokumen
hukum yang diterapkan secara sistematis dan konkrit dari tahun 622 – 632.
Berbagai wacana demokrasi seperti:
Tripilar demokrasi; Isorgia, isonomia maupun isokratia,
( pemberdayaan rakyat ataupun penghargaan terhadap pluralitas
masyarakat bisa kita temukan pada dokumen tsb.
Gagasan John Locke dengan tiga hak alami manusia: life, liberty
and property
Ide Franklin Rosevelt tentang Four Freedom; 1. Freedom of speech
and Expression, 2. Freedom of worship, 3. Freedom from fear, 4.
21
Freedom from want – jauh sebelumnya telah digagas Islam dalam
Piagam Madinah. Negara Madinah merupakan contoh konkrit
tentang kerukunan hidup bernegara maupun beragama.
Piagam Madinah merupakan sebuah konsensus bersama antara berbagai
golongan baik ras, suku maupun agama yang paling demokratis sepanjang
sejarah.
4. Makna kedaulatan tertinggi dalam Islam
Demokrasi bisa kita ambil sebagai sebuah sistem politik utuh dengan segala
kelebihan dan kekurangannya, tapi hanya sebatas sebagai pranata sosial
politik an sich. Sedangkan -
Apa yang diajarkan Nabi dalam praktek Negara Madinah menunjukkan
adanya kehidupan “demokratis” berdasarkan wahyu Illahi. Negara-negara
yang menganut sistem demokrasi saat ini menggunakan teori Trias Politika
pemerintahan dijalankan oleh tiga lembaga yaitu: Eksekutif ( pemerintah),
legislatif ( DPR ) dan yudikatif ( lembaga hukum ). Adapun sistem politik
yang dikenal dalam sejarah Islam sejak awal pemerintahan khalifah adalah
sistem Khilafah yang didasarkan atas Aqidah Islam. Dimana kedaulatan
tertinggi berada pada kekuasaan Allah. Segala sesuatu harus dikembalikan
kepada hukum-hukum Allah Alqur’an dan As-Sunnah. Khalifah sebagai
kepala tertinggi hanya mengangkat dan menerapkan serta melaksanakan
hukum-hukum yang ditetapkan Allah.
5. Kekuasaan legislatif dalam Islam
Dalam sistem khilafah Islam, kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh Majlis
Syuro yang bertindak sebagai badan musyawarah – tempat membahas
segala urusan baik yang disampaikan oleh rakyat maupun yang timbul dari
anggota majlis syura – kemudian dikonsultasikan kepada khalifah. Jika
masalah yang dibahas itu tidak ada nashnya ( dasar qur’an & Hadits yang
kuat ) maka para mujtahid dan para ahli dibidang masing-masing dari
anggota majlis syura melakukan ijtihad ( meneliti dan membandingkan
ayat-2 dan hadits -2 yang umum serta menyesuaikan dan
mempertimbangkan dengan obyek bahasan kemudian diqiyaskan dengan
hukum yang sudah ada ( sejenis )
6. Prinsip persamaan kedudukan dalam Islam
Secara teoritis demokrasi modern sepakat adanya persamaan hak atas semua
warga negara, tapi realitasnya sebagian warga negara diperlakukan lebih
istimewa dari pada yang lain. Islam menerapkan prinsip persamaan hak
dalam teori dan praktek, misalnya Bilal- seorang budak kulit hitam yang
baru saja dimerdekakan diangkat menjadi muadzin di masjid al-haram oleh
Rasulullah yang berarti mendapat kehormatan dan status mulia . konsep
Ummah-nya juga sangat inklusif – kaum yahudi dan penyembah berhala
diberi kebebasan untuk menjalankan ajaran agamanya tanpa halangan.
7. Cara pengambilan keputusan dalam demokrasi Islam
Jika persoalan telah di bahas oleh majlis Syura dan ijtihad namun menemui
jalan buntu maka kebijakan berada di tangan khalifah yang berkedudukan
sebagai Ulil Amri – yang wajib di taati setelah Allah dan Rasul-Nya.
8. Perbedaan demokrasi modern dengan demokrasi Islam
Ada perbedaan yang mendasar antara demokrasi yang dikembangkan di
barat dengan dunia Islam, antara lain:
22
Allah swt
2 Pembuat peraturan – badan 2 Pembuat peraturan hanya Allah
legislaatif
3 Keputusan ditentukan melalui 3 Keputusan diambil dari ijtihad
musyawarah, suara terbanyak dan pada akhirnya keputusan
nkhalifah sebagai Ulil Amri
4 Terdapat badan legislatif 4 Terdapat Majlis Syura sebagai
sebagai penampung aspirasi badan musyawarah dalam
rakyat memecahkan persoalan
5 Masih terdapat privilege/ hak 5 Tidak mengakui hak istimewa
khusus bagi golongan tertentu
Dengan melihat perbedaan-2 tsb, sikap kita hendaknya tidak mengamggap
sebagai kontroversi, namun dicari kebaikan dan kelebihan dari demokrasi
modern untuk memperkaya khasanah Islam dalam wacana demokrasi.
Dengan mengetahui perbedaan itu diharapkan umat Islam mampu
menerapkan demokrasi Islam secara baik.
PERTEMUAN VII
HUKUM ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
24
Pemenuhan hal-hal yang dloruri ini tampak dalam masalah ibadah,
mu’amalah dan jinayah Islam bertujuan menolak segala hal yang dapat
menghilangkan maslahat. Untuk itu maka Islam memberi jalan keluar demi
kemaslahatan manusia.
Seperti: Membolehkan perceraian apabila suatu keluarga sudah berantakan.
Membolehkan memakan yang haram ( bangkai ) disaat kondisi terpaksa.
26
a. Hadits Shahih, yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits.
Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1). Sanadnya bersambung;
2). Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat istiqomah,
berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah(kehormatan)-nya, dan
kuat ingatannya.
3). Matannya tidak mengandung kejanggalan/bertentangan (syadz) serta
tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yg mencacatkan
hadits .
b. Hadits Hasan, bila hadits yg tersebut sanadnya bersambung,
diriwayatkan oleh rawi yg adil namun tidak sempurna ingatannya, serta
matannya tidak syadz serta cacat.
c. Hadits Dhaif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung
(dapat berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal)dan
diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya,
mengandung kejanggalan atau cacat.
d. Hadits Maudu’, bila hadits dicurigai palsu atau buatan karena dalam
sanadnya dijumpai penutur yang memiliki kemungkinan berdusta.
Hadits Qudsi – adalah apa yang diucapkan oleh Nabi namun isinya
perkataan Allah yang bukan bagian dari Alqur’an – berisi petunjuk tentang
kehidupan spiritual, hubungan langsung antara manusia dengan Allah.
Peran Hadits terhadap Alqur’an adalah sbb:
c. Menetapkan dan menguatkan sifat-2 hukum yang telah ditetapkan
dalam Alqur’an.
d. Menjelaskan dan menafsirkan hukum yang telah ditetapkan dalam
Alqur’an yang masih bersifat global.
e. Menetapkan hukum yang belum dijelaskan dalam Alqur’an atau
yang masih samar-samar.
3.Ijtihad
Ijtihad (Arab: )اجتهههادadalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh, yang
sebenarnya bisa dilaksanakan oleh siapa saja yang sudah berusaha mencari
ilmu untuk memutuskan suatu perkara yang tidak dibahas dalam Al Quran
maupun hadis dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan
matang.
Namun pada perkembangan selanjutnya, diputuskan bahwa ijtihad
sebaiknya hanya dilakukan para ahli agama Islam.
Tujuan ijtihad adalah untuk memenuhi keperluan umat manusia akan
pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah di suatu tempat tertentu atau
pada suatu waktu tertentu.
Fungsi Ijtihad
Meski Al Quran sudah diturunkan secara sempurna dan lengkap, tidak
berarti semua hal dalam kehidupan manusia diatur secara detil oleh Al
Quran maupun Al Hadist. Selain itu ada perbedaan keadaan pada saat
turunnya Al Quran dengan kehidupan modern. Sehingga setiap saat masalah
baru akan terus berkembang dan diperlukan aturan-aturan baru dalam
melaksanakan Ajaran Islam dalam kehidupan beragama sehari-hari.
Jika terjadi persoalan baru bagi kalangan umat Islam di suatu tempat
tertentu atau di suatu masa waktu tertentu maka persoalan tersebut dikaji
apakah perkara yang dipersoalkan itu sudah ada dan jelas ketentuannya
27
dalam Al Quran atau Al Hadist. Sekiranya sudah ada maka persoalan
tersebut harus mengikuti ketentuan yang ada sebagaimana disebutkan dalam
Al Quran atau Al Hadits itu. Namun jika persoalan tersebut merupakan
perkara yang tidak jelas atau tidak ada ketentuannya dalam Al Quran dan Al
Hadist, pada saat itulah maka umat Islam memerlukan ketetapan Ijtihad.
Tapi yang berhak membuat Ijtihad adalah mereka yang mengerti dan paham
Al Quran dan Al Hadist.
Jenis-jenis ijtihad
a. Ijma’
Adalah keputusan bersama yang dilakukan oleh para ulama dengan cara
ijtihad untuk kemudian dirundingkan dan disepakati.
Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan
ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.
b. Qiyâs
Beberapa definisi qiyâs’ (analogi):
1. Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju kepada cabangnya,
berdasarkan titik persamaan diantara keduanya.
2. Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui
suatu persamaan diantaranya.
3. Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di
dalam Al-Qur’an atau Hadis dengan kasus baru yang memiliki
persamaan sebab (iladh).
c. Istihsân
Beberapa definisi Istihsân
1. Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang fâqih (ahli fikih), hanya karena
dia merasa hal itu adalah benar.
2. Argumentasi dalam pikiran seorang fâqih tanpa bisa diekspresikan
secara lisan olehnya
3. Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk
maslahat orang banyak.
4. Tindakan memutuskan suatu perkara untuk mencegah kemudharatan.
5. Tindakan menganalogikan suatu perkara di masyarakat terhadap
perkara yang ada sebelumnya…
d. Muslahah mursalah
Adalah tindakan memutuskan masalah yang tidak ada naskhnya dengan
pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik
manfaat dan menghindari kemudharatan.
e. Syaddudz Dzariah
Adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau
haram demi kepentinagn umat.
f. Istishab
Adalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada
alasan yang bisa mengubahnya.
g. Urf
Adalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat-istiadat dan
kebiasaan masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak
bertentangan dengan aturan-aturan prinsipal dalam Alquran dan Hadis.
29
angsur diberlakukan juga pada warga daerah jajahan/ kekuasaannya,
namun tidak berhasil karena bersifat diskriminatif.
Peranan umat Islam dalam membangun hukum di Indonesia sangatlah
besar – bisa dilihat sejak zaman kerajaan-2 Islam, misalnya:
1. Kerajaan Samudra Pasai – rajanya Sultan al-Malik al-Dzahir
seorang ahli hukum/ (Faqih ) telah menyebarkan madzhab Syafi’i
ke kerajaan lain di Indonesia dan Malaka.
2. Nuruddin ar-Raniri seorang pujangga dan ulama tahun 1625 telah
menulis kitab Shirat al-Mustaqim berisi hukum Islam. Diberi
komentar oleh Syeh Arsyad al-Banjari dari Banjarmasin.
Masih banyak kitab lain seperti – Kutaragama, Safinatul Khukmi,
Mi’rajuttullab dll, yang dijadikan pegangan untuk menyelesaikan
perkara di wilayah kerajaan masing-masing.
Adalah pengaruh ajaran Islam terhadap hukum adat sehingga
mempunyai kekuatan hukum disebut Teori resepsi. ( Snouck
Hurgeronje )
Peran umat Islam – bagi hukum positif di Indonesia antara lain:
Ikut merumuskan Pancasila, pada sila pertama ( Ketuhanan Yang
Maha Esa ) dan butir-butir pada UUD 1945.
Pada tahun 1957 diundangkan PP no. 45 th 1957 yang mengatur
Pengadilan Agama di luar jawa – Madura dan Kalimantan Selatan ,
dengan wewenang mangadili perkara perkawinan, waris, wakaf,
sedekah dan Bait al-Maal, namun masih harus dikuatkan oleh
pengadilan Umam.
Pada tahun 1974 dikeluarkan UU No.1 tahun 1974 tentang
Perkawinan.
Rumusan tentang Perwakafan tanah hak milik diatur dalam PP No.
28 tahun 1977
UU No. 7 tahun 1989 tanggal 29 desember – tentang peradilan
Agama, intinya memberikan pengakuan secara resmi dan pengukuhan
terhadap Peradilan Agama. Menyelesaikan perkara: perkawinan,
warisan, hibah, wasiat, wakaf, sedekah . disamping juga didukung oleh
Pengadilan Tinggi Agama ( Manan:68 – 85 ).
UU No. 14 Th 1970 – bahwa kedudukan PA sejajar dengan PN.
UU No. 2 Th 1989 – tentang Sistem Pendidikan Nasional ( seorang
siswa berhak mendapatkan pelajaran agama sesuai dengan
keyakinannya di sekolah masing-masing.
Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 – tentang Kompilasi Hukum
Islam.
UU No.7 Tahun 1992 – tentang perbankan, yang mengizinkan
berdirinya Bank Umum dan BPR dikelola berdasarka Syariat Islam
dengan sistem bagi hasil, dan adanya Dewan Pengawas Syari’ah. MUI
membentuk Lembaga Arbitrase Muamalat – untuk menyelesaikan
konflik yang mungkin terjadi antara Bank Syari’ah dengan Nasabahnya.
Masih banyak dan akan berkembang masalah-2 hukum yang aktual
– memerlukan kajian keislaman dalam masyarakat modern seperti;
kependudukan, KB ( sterilisasi – vasektomi – tubektomi ), aborsi,
asuransi, perbankan dll. Juga perumusan Hukum acara Pidana atau
KUHP secara bertahap diwarnai konsep-konsep Islami sebagai revisi
dari konsep hukum peninggalan belanda.
30
BAB VIII
SISTEM POLITIK ISLAM
A. Pengertian Sistem Politik Islam
Politik: di identikkan bahasa arab Siyasah,
Dalam Ilmu Fiqih : Siyasah sebagai Pokok ajaran Islam yang mengatur system
Kekuasaan dan Pemerinytahan. Politik sendiri artinya segala urusan dan
tindakan/policy tentang pemerintahan suatu negara terhadap negara lain.
Fiqih Siyasah meliuti:
1. Siyasah Dusturiyah: adalah tata negara dalam Islam
2. Siyasah Dauliyyah: adalah politik yang mengatur hubungan antara suatu
negara Islam dengan negara Islam lain dan atau negara lain.
3. Siyasah Maaliyah: mengatur system ekonomi negara
System kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan
kekuatan-2 dan aliran yang berbeda dalam masyarakat. Dalam Islam kekuasaan
tertingi adalah Allah swt, Oki penguasa (manusia) tidak mempunyai kekuasaan
mutlak, Ia hanyalah wakil Allah dimuka bumi yang berfungsi untuk
menterjemahkan dan menafsirkan Ayat-2 Allah dan sifat-2 nya dalam
kehidupan nyata, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan kepada orang-
2 yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah menggunakan
kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip dasar yang telah
ditetapkan dalam Alqur’an dan sunnah rasul. Allah yang maha rahman &rahim
tidak henti-hentinya memilih dan mengutus hambanya terbaik untuk menjadi
perantara – menjelaskan ayat-2 dan sifat-2 Nya.
Al-baqarah ayat 30 : Allah telah menunjuk mahluq terbaik yaitu manusia/ Adam
sebagai khalifah di bumi, maka peran khalifah adalah memimpin kehidupan di
bumi ini.
Secara global kehidupan ini terbagi menjadi 3 pola hubungan yaitu :
1. Hubungan manusia dengan Tuhan
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
3. Hubungan manusia dengan manusia-lainnya
Sebagai pemimpin Rasulullah saw telah menentukan Hubungan manusia
terhadap Tuhannya dengan melaksanakan ibadah, dan cara
melaksanakannya misal shalat, Rasulullah saw bersabda; shallu kama
ro’aitumuni Ushalli ( shalatlah sebagaimana kamu melihat saya shalat ).
Sebagai pemimpin Hubungan kedua, Ia memimpin manusia ke arah taqwa,
sebagai bekal hidup yang sebaik-baiknya untuk kembali kepada Allah
Al-baqarah 197 : Carilah bekal kamu sekalian dimuka bumi ini, maka
ketahuilah bahwa bekal yang sebaik-baiknya itu adalah taqwa.
Sebagai pemimpin hubungan ke tiga, antar manusia Ia memimpin
masyarakat dalam kehidupannya – dalam hal ini akan menjelmakan unsur-
unsur kebudayaan ; meliputi unsur-unsur sosial, politik ,ekonomi, hukum,
seni, ilmu pengetahuan dan filsafat.
31
Karya Plato; Republic – berisi gagasan-2 tentang suatu pemerintahan yang
adil sesuai dengan kepentingan mereka, yang diperintah dan dipimpin oleh
orang-2 yang bijaksana.
Contoh : sistem demokrasi ( demos: rakyat – cratein: pemerintah ) pada
perintah Republic Athena Yunani; abad ke 6 – 5 sm. Dalam sistem itu rakyat
berkumpul untuk bermusyawarah, membuat Undang-undang serta memilih
pemimpin pemerintahan.
Seorang ahli tafsir dari aliran Syi’ah menjelaskan asbabun Nuzul surat Asy-
Syuraa: 38 – menyatakan bahwa kaum Anshor telah melakukan musyawarah
sebelum zaman Islam juga sebelum kedatangan Nabi Muhammad di
Yatsrib/Madinah.
Berdasarkan keterangan tersebut jelaslah bahwa alqur’an sebenarnya adalah
Legitimasi terhadap tradisi yang sudah ada pada waktu itu dan dianggap baik.
Nabi pernah bersabda : “Tidak ada seorangpun yang bermusyawarah kecuali
Allah memberikan petunjuk kepada kebenaran” hal ini sesuai dengan alqur’an
surat an-Nahl: 125
“Ajaklah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah kebijaksanaan
dan tutur kata yang baik dan lakukanlah diskusi atau mujadalah dengan
metode/cara yang lebih baik”
Mujadalah atau diskusi merupakan salah satu bentuk musyawarah. Namun
konsep Asy-Syuraa itu sebagai lembaga kenegaraan di zaman modern disebut
sebagai demokrasi.
Permasalahannya adalah:
1. Apakah demokrasi barat itu cocok dengan konsep Islam ?
2. Apakah Majelis Syuraa itu sama dengan parlemen dalam demokrasi
barat ?
3. Apakah keanggotan majelis Syuraa itu harus dipilih oleh rakyat atau cukup
ditunjuk oleh penguasa ? dsb.
Kontroversi yang muncul itu disebabkan karena Alqur’an atau Hadits tidak
memberikan ketentuan secara rinci serta bentuk konkret konsep syuraa itu.
Faktor kedua adalah kenyataan bahwa pada zaman sekarang ini bentuk dan
sistem kenegaraan dan pemerintahan di negara-2 Islam tidak semuanya
republik – demokratis, sistem kerajaan masih terdapat di Saudi Arabia,
Maroko, Yordania, Kuwait, malaysia dan Brunai Darussalam. Sementara itu
terbukti bahwa bentuk negara kerajaan tidak selalu menghasilkan hal-hal yang
buruk, sebagaimana bentuk republik demokratis juga tidak selalu menghasilkan
kebaikan bagi rakyatnya.
Beberapa negara kerajaan di barat seperti; Inggris, Belanda, Denmark,
Belgia dan Swedia mungkin lebih tepat dikatakan bahwa dinegara-2 kerajaan
tersebut tidak mesti tidak ada demokrasi. Negara-2 itu adalah kerajaan yang
bersifat konstitusional, demokratis dan berparlemen.
Dilain pihak negara-2 yang menyatakan sebagai Republik Demokratis atau
demokrasi rakyat belum tentu memiliki tradisi demokrasi.
Pada prinsipnya Islam mengutamakan pemerintahan Jumhuriyah
( republik ) namun membenarkan juga pemerintahan Mulkiyah ( kerajaan ) jika
rakyat menghendakinya dengan dasar musyawarah dan bersifat parlementer.
Islam mengingkari pemerintahan sewenang-wenang yang tidak mementingkan
permusyawaratan suara rakyat. Tegasnya Islam menghendaki sistem
demokratis ala Islam. Karena itu jika rakyat menghendaki pemerintahan
mulkiyah diperintah oleh raja - Islam membolehkan bukan mengutamakan,
maka raja bukanlah sebagai pemilik negara tapi sekedar pemangku amanah.
32
Pada proses pemilihan khalifah setelah Nabi wafat ada tiga orang yang
dicalonkan yaitu:
1. Abu Bakar – dari unsur muhajirin
2. Ubaidah bin Zamroh – dari unsur Anshor
3. dari Bani Hasyim tidak begitu jelas siapa ?
akhirnya terpilihlah Abu Bakar sebagai khalifah, karena bagus Akhlaq dan
kepribadiannya.
Pengangkatan Umar bin Khottob sebagai khalifah kedua adalah
penunjukan Abu Bakar namun atas persetujuan umat. Pada pidatonya
Abu Bakar mengatakan :
“Barang siapa menyeru kepada suatu kepemimpinan tanpa musyawarah
maka tidaklah halal baginya untuk menerimanya”
Pengangkatan Utsman bin Affan sebagai khalifah ke tiga, Umar telah
membentuk formatur terdiri 6 orang tokoh Ahlul khalli wal Aqdi.
Pada pengangkatan Ali bin Abi thalib prosesnya beda, beliau selalu
dicalonkan sebagai khalifah karena kecendikiaannya dan dari suku yang
berpengaruh Bani Hasyim. Pada pidato pengangkatannya Ali
mengatakan: “Baiatku tidak akan terjadi secara rahasia dan tidak akan
berlangsung kecuali atas dasar kerelaan kaum muslimin”.
2. Keadilan ( Al-‘Adlu )
Keadilan menurut Alqur’an meliputi lima hal :
a. Keadilan Allah yang bersifat mutlak “ Allah adalah dzat yang
menegakkan keadilan ( Ali Imran:18 ).
b. Keadilan firman-Nya atau ayat-ayat-Nya; “ Allah telah menurunkan Al-
Kitab dalam neraca keadilan, agar supaya manusia dapat menegakkan
keadilan ( Al-Maidah : 25 ).
c. Keadilan Syari’at-Nya yang dijelaskan oleh rasul-Nya. “ Bahwa agama
Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah agama yang benar
yang berasal dari agama Nabi Ibrahim yang lurus”. ( Al-An’am : 161 ).
d. Keadilan pada alam ciptaan-Nya, “ Bahwa Allah telah menciptakan
manusia didalam keseimbangan, keserasian yang sangat indah “. ( At-
Tin : 6 ).
“ Bahwa Allah menjadikan alam semesta serba berimbang “. ( Ar-Ra’du
: 2 ).
e. Keadilan yang ditetapkan untuk manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam Alqur’an diserukan agar supaya orang-2 yang
beriman dapat menegakkan keadilan semata-mata karena Allah dan
tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi.
3. Prinsip kemerdekaan ( al-Hurriyyah ) – kebebasan yang bertanggung
jawab.
kebebasan yang bertanggung jawab pada prinsipnya adalah kebebasan hati
nurani, hal ini tidak bisa dicapai dengan tanpa kenikmatan hidup di dunia,
mengabaikan kehidupan dunia dan hanya selalu menghadap ke arah Tuhan
di langit. Allah menciptakan kehidupan ini agar dapat memanfaatkan
dorongan hidup duniawi. Islam telah mulai membebaskan hati nurani
manusia dari menyembah apa saja selain Allah dan dari tunduk kepada
siapapun kecuali Allah. Surat Albaqoroh: 155 menyatakan – tidak ada
paksaan untuk memeluk Islam karena sudah jelas yang haq dan yang batil,
dst maka dengan kebebasan tersebut manusia boleh memilihnya dengan
segala resiko jika tidak mau beriman – Islam.
4. Prinsip persamaan ( al-Musaawah )
33
Maksudnya adalah persamaan kemanusiaan. Bahwa kedudukan manusia di
hadapan
Allah sama tidak ada diskriminasi baik hak maupun kewajibannya, kecuali
hal yang kodrati tertentu antara laki-laki dan perempuan misalnya soal
dispensasi untuk tidak wajib sholat bagi wanita yang sedang haidh, nifas
dsb. Adapun yang membedakan derajatnya adalah ketaatan dan
ketaqwaannya.
C. Prinsi-prinsip Hukum Antar Agama atau Hukum internasional
Al-Ahkam al-Dauliyyah = Hukum Internasional : yaitu segala bentuk tataa
ukuran atau teori-2 tentang sistem hukum internasional dan hubungan antar
bangsa. Teori hukum Islam kontemporer memperkenalkan konsepsi hukum
internasional dalam dua baagian:
1. Al-Ahkam al-Dauliyyah al-Ammah – Hukum internasional mengenai
masalah-2 makro
2. Al-Ahkam al-Dauliyyah al-Khossoh – Hukum internasional mengenai
masalah-2 mikro
Pada awalnya Islam hanya mengenal satu sistem kekuasaan politik negara yaitu
kekuasaan dibawah Risalah Nabi saw, lalu berkembang menjadi sistem
khilafah/ kekhalifahan. Dalam sistem ini dunia internasional dipisahkan
menjadi tiga kelompok kenegaraan, yaitu:
1. Negara Islam atau Daarus-Salaam, yaitu negara yang ditegakkan atas dasar
berlakunya syari’at Islam dalam kehidupan.
2. Daarul Harbi, yaitu Negara non-Islam yang kehadirannya mengancam
kekuasaan negara-2 Islam, serta menganggap musuh warga negaranya yang
menganut agama Islam.
3. Daarus-Sulh, yaitu Negara non-Islam yang menjalin persahabatan dengan
negara-2 Islam, yang eksistensinya melindungi warga negara yang
menganut agama Islam.
Antara Daarus-Salaam dengan Daarus-Sulh terdapat persepsi yang sama
tentang batas kedaulatannya, untuk saling menghormati dan bahkan menjalin
kerja sama dengan dunia internasional. Keduanya saling terikat oleh konvensi
untuk tidak saling menyerang dan hidup bertetangga secara damai.
Sementara hubungan Antara Daarus-Salaam dengan Daarul-Harbi selalu
diwarnai oleh sejarah yang hitam, masing-2 selalu memperhitungkan akan
terjadi konflik. Islam melarang umatnya mendahului perang, namun
diperbolehkan berperang dalam rangka mempertahankan diri atau sebagai
tindakan balasan, Perang dalam rangka menghadapi seranga musuh adalah
syah secara hukum bahkan dinilai sebagai jihad. Dan secara etika harus
melindungi tawanan, wanita, orang tua, anak-2, orang-2 cacat, tempat ibadah
dan sarana-prasarana ekonomi rakyat.
Kekuasaan politik berikutnya mengalami perubahan, tidak hanya mengakui
satu sistem khilafah tetapi telah mengakui keragaman tentang khilafah. Selain
itu juga memberi pengakuan atas otonomi negara-2 bagian kerajaan maupun
kesultanan dari Andalusia di Spanyol hingga Asia Tenggara.
Prinsip-prinsip atau kebijaksanaan politik luar negeri dalam Islam ( Siyasah
Dauliyyah ) menurut Ali Anwar antara lain :
1. Saling menghormati fakta-2 dan traktat-2 ( perjanjian ).
Q S Al-Anfal : 58
Q S At-Taubah :47
Q S An-Nahl : 91
Q S Al-Isra’ : 34
2. Kehormatan dan Integrasi nasional.
34
Q S An-Nahl : 92
3. Keadilan Universal Internasional
Q S Al-Maidah : 8
4. Menjaga perdamaian abadi
5. Menjaga ketentraman negara-negara lain
Q S An-Nisa’ : 89 – 90 .
6. Memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang
hidup di negara lain. Q S Al-Anfal : 72
7. Bersahabat dengan kekuasaan-2 netral
Q S Al-Mumtahanah : 8 – 9.
8. Kehormatan dalam hubungan internasional
Q S Arrahman : 60
9. Persamaan keadilan untuk para penyerang
Q S Al-Anfal : 126
Asy-Syuraa : 40
PERTEMUAN IX
SISTEM EKONOMI ISLAM
A. Pengertian
1. Ekonomi Umum: prinsipnya adalah pengorbanan yang se kecil-kecilnya
untuk memperolah keuntungan yang se besar-besarnya – hanya mencari
keuntungan dan kebahagiaan di dunia.
2. Ekonomi Islam: prinsipnya adalah Berkorban, tidak kikir dan boros dalam
rangka menggapai keuntungan yang layak, baik keuntungan di dunia
maupun keuntungan di akherat.
Q S Annisa’ : 134, al- Munafiqun : 9 at-Takaatsur : 1 – 2.
Islam tidak memisahkan kehidupan jasmani dengan rohan, tetapi keduanya
merupakan satu kesatuan dan ber orientasi pada kehidupan di dunia dan
akherat.
An-Nisa’ : 29 – 30 Hai orang-2 yang beriman, Janganlah kamu saling
mmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu dst...
B. Tujuan Ekonomi Islam
Beberapa ayat al-qur’an yang menjadi dasar sistem ekonomi Islam antara lain :
1. Q S Al – Qoshosh : 77
2. Q S Al – Mukmin : 79 – 80
3. Q S An – Nahl : 14
35
4. Q S At – Taubah : 104
5. Q S An – Nisa’ : 29
6. Q S Al – Isra’ : 26 – 27
7. Q S Huud : 15
8. Q S Al – Alaq : 6 – 7
9. Q S At – Takatsur : 1
10. Q S Al – Hadiid : 7
11. Q S Al – Fathir : 39
Dari isi ayat-ayat al qur’an tersebut dapatlah dirumuskan tujuan ekonomi
Islam yaitu :
Membuat kemakmuran, kesejahteraan, adil secara merata, seimbang dan
secara merdeka yang terarah, mandiri, lestari dan membawa kemajuan umat. –
Ekonomi yang mampu membawa nikmat barokah dan nikmat bagi manusia
sehingga mewujudkan kehidupan bahagia dunia dan akherat.
Bandingkan ! dengan sistem ekonomi komunis dan kapitalis.
Keduanya hanya untuk mencapai kemakmuran duniawi mengabaikan segi
ukhrowi.
Komunis : karena adanya kelas sosial yang berkuasa maka kesdilan sosial tidak
dapat terwujud, tetapi pemerataan pembagian pendapatan secara normatif
dapat tercapai karena kuantitas konsumsi dan ragamnya direncanakan
dan dikendalikan oleh pemerintah.
Kapitalis : baik kestabilan maupun pemerataan secara normatif tidak dapat
terwujud.
Keduanya mendewakan nilai-2 materi, kekuatan dan kekuasaan bagi kemajuan
ekonominya – cenderung menjadi agresif, akibatnya perdamaian dan
keserasian pergaulan antar manusia secara normatif sulit terwujud.
Dalam sistem ekonomi Islam yang secara normatif tanpa bunga namun ( bagi
hasil ) keadaan moneter diharapkan lebih stabil. Lebih menjanjikan
tumbuhnya perdamaian. Kebebasan atau kemerdekaan berkonsumsi dan
berproduksi hanya dapat terjadi di negara bersistem kapitalis dan Islam
C. Profit menurut Islam
Aktifitas bisnis berprinsip profit ! dalam hal ini agama Islam tidak melarang
dan dibenarkan oleh syari’ah.
An-Nisa’ : 29 – 30 Hai orang-2 yang beriman, Janganlah kamu saling
mmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka ( sepakat ) diantara kamu
dst... ( al-Baqoroh: 194, 275 an-Nur: 37 dan al-Qurays 1 – 3 ).
Hadits riwayat Imam Ahmad dari penuturan Urwah ibnu Ja’d al – bariqi
bahwa: Urwah diberi modal oleh Rasulullah satu dinar untuk dibelikan
kambing, lalu dibelikanlah dua kambing, ketika perjalanan pulang ada
yang menawar satu kambing satu dinar ( sepakat ), kemudian Urwah
membawa pulang seekor kambing dan uang satu dinar serta melaporkan
keadaannya kepada Rasulullah, lalu Rasulullah berdo’a Ya Allah
berkahilah Urwah ini dalam berdagang.
Secara syar’i tidak ada ketentuan mengenai besar kecilnya provit namun
harus tetap memperhatikan kewajaran dan tanpa ada unsur penipuan.
Sebagaimana sabda Nabi: semoga Allah memberi rahmat kepada orang-2
yang bijak ketika menjual, bijak ketika membeli, bijak ketika menunaikan
kewajiban dan bijak ketika menuntut hak ( HR. Bukhari )
Adapun pengambilan profit dan bisnis yang dilarang oleh Islam adalah:
1. Keuntungan dari bisnis barang dan jasa haram
36
bisnis yang dilarang oleh Islam adalah: bisnis minuman keras, narkioba,
jasa kemaksiatan, perjudian dan pratek riba serta makanan & minuman yang
merusakkan jasmani – rohani.
Sabda Nabi: “Sesungguhnya Allah mengharamkan jual beli minuman keras,
bangkai, babi dan patung” ( HR jamaah – albani dalam Irwa Gholil;
1290 ).
2. Jual beli secara curang dan manipulasi
Bisnis dengan cara curang dan manipulasi mengakibatkan kehilangan
pelanggan karena kecewa, jika barang ada cacatnya hendaknya dijelaskan
apa adanya ketika transaksi.
3. Jual beli dengan cara harga aktual
Bisnis dengan cara ini tidak sehat dan akan merusak harga aktual.
Rasulullah melarang jual beli di pertengahan jalan menuju pasar. Membeli
barang-2 dengan berbohong mengenai harga aktual, serta melarang cara
bisnis dengan menaikkan penawaran harga dengan permainan orang dalam (
dolop ). ( muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairah – Al-Gazali dalam Ihya’
11/2 ).
4. Profit dengan cara menimbun dan spekulatif
Islam melarang praktek bisnis ini karena akan membahayakan kepentingan
dan hajat orang umum.
Rasulullah bersabda: “ Tidaklah menimbun kecuali orang-2 berbuat dosa,
Barang siapa menimbun bahan makanan selama 40 hari maka sungguh ia
telah berlepas dari Allah dan Allah berlepas darinya” ( HR. Ahmad dan
Hakim )
D. Mekanisme Pasar dalam Islam
Dalam Ekonomi Islam harga ditentukan oleh kekuatan pasar atas dasar saling
kerelaan ( ‘An- Taroodlin minkum ). Rasulullah tidak menganjurkan intervensi
apapun dalam proses penentuan harga baik oleh negara maupun individual ( ada
hadits – bahwa rasulullah menolak untuk menentukan harga saat diminta oleh
para sahabat ketika terjadi lonjakan harga mendadak ).
Dalam teori Ekonomi mikro dijelaskan bahwa Penetapan harga dasar floor
price atau harga atas ceiling price pasti menimbulkan kelebihan permintaan
atau penawaran yang akan mendorong timbulnya pasar gelap mendorong
terjadinya kolusi yang tidak sehat.
1. Konsep harga menurut Abu Yusuf ( 731 – 798 )
Mufti di zaman Harun al-Rasyid ini menulis kitab al-Kharaj, seribu tahun
sebelum Adam Smith menulis Wealth of Nations, beliau mengatakan :
“bahwa murahnya harga bukan disebabkan banyaknya barang, juga
mahalnya harga bukan disebabkan langkanya barang, harga terpulang
pada Allah. Dapat saja suatu barang melimpah tapi harganya mahal, dan
dapat saja suatu barang langka tapi harganya murah” ( abu Yusuf, al-
Kharaj: 48 ).
2. Mekanisme pasar menurut al-Gazali ( 1058 – 1111 )
Bahwa kurva penawaran mempunyai Slope positif, dari kiri bawah ke kanan
atas.
“ jika petani tidak menemukan pembeli hasil-2 pertaniannya, maka ia akan
menjualnya dengan harga lebih murah ‘’ ( Ihya’ III: 227 ).
‘’ Bila harga mahal suatu barang mahal, seyogyanya permintaan dikurangi
untuk menurunkan harga, atau dalam terminologi ekonomi, menggeser
kurva permintaan ke kiri ( Ibid: hal. 87 )
Al-Gazali juga mengajukan konsep Elastisitas harga terhadap permintaan
‘’pengurangan marjin keuntungan dengan menurunkan harga akan
37
mendorong naiknya penjualan dan selanjutnya meningkatkan keuntungan
( Ibid, II: 80 )
3. Pasar yang sehat menurut Ibnu Taimiyah ( 1263 – 1328 )
Dalam kitabnya al-Hisbah Dia menulis konsep tentang mekanisme pasar,
Dalam pasar yang sehat tidak boleh ada hambatan untuk masuk atau keluar
dari bisnis tertentu ( entry or exit barries ). Tidak adil jika memaksakan
orang menjual barang yang tidak diwajibkan oleh syari’ah atau melarang
menjual barang yang boleh di perdagangkan .
Ibnu Taimiyah menolak peraturan yang berlebihan bila mekanisme pasar
berjalan normal, diyakininya akan membentuk harga yang kompetitif.
Namun jika pasar tidak sempurna (imperfect market) , beliau menganjurkan
campur tangan pemerintah. Bila para penjual menyimpan barangnya untuk
memperoleh harga yang lebih tinggi padahal masyarakat membutuhkan
maka penjual harus menjualnya. Bila ada elemen-2 monopoli terutama
untuk barang kebutuhan pokok, pemerintah harus melakukan intervensi
untuk menghilangkan kekuatan monopoli dari mempengaruhi jalannya
mekanisme pasar yang sehat.
4. Pasar dan harga menurut Ibnu Khaldun ( 1332 – 1404 )
Dalam Al-Muqaddimah ditulis judul “ harga-2 di kota-2 “ dia membagi jenis
barang menjadi dua yaitu: 1. Barang kebutuhan pokok dan 2. Barang
mewah
Jika suatu kota berkembang dan populasinya akan bertambah, maka harga
barang-2 kebutuhan pokok relatif akan turun dibanding harga barang-2
mewah, sebab barang -2 kebutuhan pokok akan mendapatkan prioritas
pengadaannya sehingga penawarannya meningkat, maka harga akan turun.
Sedangkan barang-2 mewh permintaannyalah yang akan meningkat seiring
berkembangnya kota dan perubahan gaya hidup orang sehingga harga
barang mewah meningkat.
Jika ketersediaan barang sedikit harga akan naik, tapi kalai jarak antar kota
dekat atau mudah dijangkau akan terjadi impor dari kota lain – ketersediaan
barang jadi melimpah harga akan turun dan cenderung stabil.
Kekuatan permintaan dan penawaran sebagai penentu keseimbangan harga.
Jika pedagang mengambil untung terlalu kecil ekonomi menjadi lesu karena
kehilangan motivasi, tapi jika pedagang mengambil untung terlalu besar
ekonomi juga lesu karena lemahnya permintaan konsumen.
5. Standar Ganda Pasar Bebas
Dengan semakin maraknya isu perdagangan bebas maka suatu negara tidak
lagi bisa melindungi industri dalam negri dari pengaruh negara lain yang
produksinya relatif berkwalitas dan harganya bersaing.
Memorandum IMF dengan pemerintah Indonesia tanggal 15 Januari 1998 –
mengacu pada perubahan struktural – menunjukkan bahwa berbagai
rintangan arti fisial yang selama ini menghambat persaingan domestik telah
atau akan dihapus oleh pemerintah Indonesia. Diikuti UU No. 5 tahun 1999
tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Mengapa UU ini mengecualikan beberapa hal yang dapat memberi peluang
pihak asing bebas berkiprah ?
UU ini mengecualikan antara lain bisnis waralaba ( pasal. 50 b ), ke agen an
( pasal. 50 d ) dan Perjanjian Internasional ( pasal. 50 f )
Celah ini dapat dimanfaatkan oleh pihak asing dalam mengembangkan
bisnisnya di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan prinsip fairness for all
yang dianut Islam, adil tanpa pilih kasih. Pemerintah harusnya bersikap
38
tegas menegakkan prinsip ini, persaingan tidak sehat harus dilarang,
siapapun pelakunya. Prinsip keadilan harus ditegakkan.
Contoh: pada zaman nabi Muhammad; ada seorang wanita dari keluarga
Makhzumiyah yang telah mencuri kemudian akan dihukum potong
tangannya. Usamah bin Zaid memintakan maaf – namun Nabi justru marah
dan berucap :
Apakah kamu memberi dispensasi dari hukum-hukum Allah ?
sesungguhnya telah terjadi pada orang-orang sebelummu, jika ada orang
yang mencuri itu dari kalangan keluarga terhormat, maka ditinggalkan
( tidak dihukum ), namun jika ada orang yang mencuri itu dari kalangan
keluarga lemah ( rakyat biasa ) maka dihukum – potong tangannya.
Demi Allah; seandainya saja Fatimah putri Muhammad > mencuri ... maka
akulah Muhammad yang akan memotong tangannya. ( HR. Bukhori dan
Muslim ).
40
amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan
anak shalih yang mau mendoakan kedua orang tua nya”
Disinilah hebatnya shadaqah sampai orangnya meninggalpun masih
mandapatkan pahala atas perbuatan shadaqah nya.
d. Wakaf
Secara etimologi artnya berhenti, maksudnya adalah Wakif memberikan
suatu barang atau tanah yang bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan
umat untuk jangka waktu yang lama bahkan selamanya. Penerimanya
disebut Nadhir yang berkewajiban memelihara, mengamankan,
mengelola bahkan mengembangkan benda wakaf tersebut. Sesuai PP No.
28 tahun 1977, SKB Depag dengan Kepala BPN No. 4 dan 24 tahun
1990 nadhir bisa badan hukum atau perseorangan dengan susunan
pengurus; 1. Ketua, 2. Sekretaris, 3. Bendahara 4. Anggota terdiri dua
orang.
41
PERTEMUAN X
IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
42
c. Pengtahuan Falsafi - meliputi semua fenomena yang tak dapat diteliti
tetapi dapat dipikirkan. Micro cosmos, macro cosmos bahkan ontologis
– metafisica generalis.
Endang Saefudin Anshari ( 1987: 45 ) mengklasifikasi ilmu pengetahuan
menjadi Empat kelompok yaitu:
a. Pengetahuan biasa – hal-hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pengetahuan ilmiah – mempunyai sistem dan metode tertentu, disebut
Ilmu
c. Pengetahuan filosofis – semacam ilmu yang istimewa, yang mencoba
menjawab masalah-2 yang tidak terjawab oleh ilmu-ilmu biasa, disebut
Filsafat.
d. Pengetahuan Theologis – pengetahuan tentang agama dan keagamaan,
pengetahuan tentang pemberitahuan dari Tuhan.
Muhammad Fuad Abdul Baqy ( 1981/1401 H ) ada beberapa istilah kunci
tentang Ilmu menurut Alqur’an. Kata ilmu dan kata jadiannya terdapat tidak
kurang dari 800 X disebutkan dalam berbagai bentuk. ( fi’il madli, fi’il
mudlari’, mahdar, fa’il dsb. Sebagaimana tabel berikut ini :
45
maka harus melalui penjelajahan dan penyelidikan terhadap kedua alam
tersebut. Penyelidikan alam lahir menjelmakan Ilmu Pengetahuan, sedangkan
penyelidikan alam batin menjelmakan Filsafat. Firman Allah swt : “Akan kami
tunjukkan kepada mereka ayat-2 kami di cakrawala dan di dalam diri mereka,
sehingga jelas bagi mereka kebenaran alqur’an itu “ ( Q S Fusshilat : 53 ).
Dengan demikian maka Ilmu dan Filsafat menjadi fondasi yang logis bagi Ilmu
Tauhid.
Penengah kedua adalah fiqih atau Ilmu Fiqih yang lebih memfokuskan pada
kewajiban-2 manusia baik terhadap diri sendiri, orang lain, sesama mahluk serta
terhadap allah swt.
kewajiban-2 manusia baik terhadap diri sendiri dan orang lain adalah
kewenangan Ethica.
Dan terhadap mahluk lain selain manusia untu merealisir manfaat yang
dikandungnya adalah kewenangan Teknologi.
Dengan demikian ilmu Tauhid dan ilmu Fiqih adalah penengah dan sekaligus
pemandu pasangan-2 antara lain : ( Ilmu Pengetahuan – Filsafat ), serta
( Teknologi – Ethica ).
Sedangkan ( Ihsan – ilmu Tasawuf ) merupakan penengah bagi ( seni dan
mistik ).
Karena Tasawuf adalah ilmu yang mempelajari al-Asma’- al-Husna, keindahan
nama-2 Nya itu tercermin di dalam ciptaan-Nya ( Jalal al-Jamal ) alam lahir
dan alam batin, senantiasa merangsang perasaan seorang seniman sehingga
dapat mengungkapkannya dalam karya-2 seninya. Dengan demikian tidaklah
mengherankan jika seniman-2 terbesar dalam sejarah Islam adalah para sufi;
pembangunan masjid-2 besar dan indah dalam sejarah Islam adalah juga
mereka yang tergabung dalam tarekat-2 sufi.
Pandangan diatas secara sederhana dapat di ilustrasikan sebagai berikut :
Agama Islam sebagai sebuah sistem way of life bagi manusia untuk
merealisasikan tugas maupun fungsi kodratinya yaitu :
1. Funsi pengabdian – Ibadah ( Q S Adz-Dzariyaat : 56 )
2. Fungsi kekhilafahan – Khalifah ( Q S Al-baqarah : 30 dan al-An’am : 165 )
3. Fungsi kerisalahan – Risalah ( Q S Ali ‘Imran : 104 dan 110 )
4. Fungsi kebajikan – Ihsan ( Q S al-Baqarah : 177 dan Ali ‘Imran : 134 ).
.Keseluruhan fungsi kodrati tersebut merupakan satu kesatuan dalam rangka
mencapai kebahagiaan lahir – batin, dunia – akherat ( Sa’aadatu al-Daaraini ).
Sebagai konsekwensi logis dari upaya merealisasikan fungsi-2 kodrati tersebut,
diperlukan alat ( media – instrumen ) yaitu IPTEK dan Seni.
Adapun iptek dan seni yang dipandang releven untuk merealisasikan fungsi
kodrati tersebut ada lima konsep yaitu :
1. Tujuan filosofis
2. Nilai motivasi
3. Nilai prognostik ( aman dan punya tingkat keberhasilan yang tinggi ).
4. Nilai teknik ( aspek teknik pelaksanaan ).
5. Nilai para teknik ( pertimbangan segi kemampuan finansial serta dampak
yang ditimbulkannya )
Dengan demikian upaya pengembangan iptek dan seni secara ontologis maupun
aksiologis harus terintegrasi dengan agama, dan bermuara kepada penyaksian
dan pengungkapan akan – Ihsanullah, Jamalullah, Jalalullah dan kamalullah.
Bukan yang sebaliknya yang dapat membawa petaka bagi diri manusia dan
kehidupannya.
C. Keutamaan Orang yang berilmu ( al ‘Alim )
46
Q S Az-Zumar : 9 menyatakan “ Katakanlah; Adakah sama orang-2 yang
mengetahui dengan orang-2 yang tidak mengetahui ?. Sesungguhnya orang
yang ber akal lah yang dapat menerima pelajaran.
Q S Al-Mujadalah : 11menyatakan “ ... Niscaya Allah akan meninggikan
orang-2 yang beriman diantaramu dan orang-2 yang berilmu beberapa
derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Sabda Nabi : Kelebihan orang mukmin yang berilmu dengan mukmin ‘abid
( ahli ibadah ) adalah tujuh puluh derajat ( HR Abu ‘Uda dan Abu Hurairah ).
Sabda Nabi : “ Manusia yang paling dekat kepada derajat kenabian ialah
orang yang berilmu dan berjihad”. ( HR Abu Na’im dan Ibnu Abbas ).
Berdasarkan ayat-2 alqur’an dan hadits Nabi tsb, jelaslah bahwa menurut
Islam orang yang berilmu bahkan berjihad dengan ilmunya menduduki derajat
tinggi mendekati derajat kenabian.
D. Tanggung Jawab Ilmuwan
Sabda Nabi saw : “ barang siapa mengetahui sesuatu ilmu lalu
menyembunyikannya, maka ia dikekang oleh Allah swt pada hari kiamat nanti
dengan kekangan api neraka “ ( HR Tirmidzi dari Abi Hurairah ).
Do’a Nabi : “ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan
aku memohon perlindungan kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat “.
Sabda Nabi : “ sebaik-baik manusia adalah yang lebih bermanfaat bagi orang
lain”( HR Tobrani )
Berdasar hadits-2 tersebut mengisyaratkan secara implisit bahwa seorang
ilmuwan harus menjadikan ilmunya dan dirinya bermanfaat bagi diri dan
lingkungannya, melekat dengan tugas sosial Eningeering, tujuan-2 bangsa.
Menurut Sardar ( 1977: 36 ) – Tanggung jawab ilmuwan meliputi tiga hal
yaitu :
1. Terhadap dirinya sendiri untuk menyempurnakan hidupnya lahir-batin,
dunia akherat.
2. Terhadap masyarakat dan limgkungannya yaitu; menuntut, merubah,
membentuk suatu masyarakat sesuai dengan pengetahuannya.
3. Terhadap perasaan-2 batinnya, yakni perasaan yang menentukan hal-hal
manakah yang bermanfaat.
Menurut Djalaluddin Rakhmat ( 1994 : 169 ) - Tanggung jawab ilmuwan
meliputi tiga hal yaitu :
1. Mendidik anggota masyarakat untuk mengambil keputusan yang bijaksana
dan rasional.
2. Memberikan peringatan kepada mereka bila dilihat ada bahaya-2 yang
mengancam kehidupan mereka.
3. Memonitor dampak science dan teknologi, serta menyampaikan hasil
monitoringnya kepada masyarakat.
Alqur’an menyapa para ilmuwan dengan sebutan : ulul Abshoor, Ulin
Nuha, Ulul Albaab, Ulul ‘Ilmi.
47
PERTEMUAN XI
KEBUDAYAAN ISLAM
A. Pengertian Kebudayaan
Menurut EB Taylor dalam bukunya “ Pengantar ke Filsafat Kebudayaan” :
Culture or Civilization is that complex whole wich includes knowledge, belief,
art, moral, law, custom and any other capabilities and habits equired by man as
member of society “. – Kebudayaan adalah keseluruhan yang rumit, mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan semua
kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. – Maka kenudayaan itu meliputi tujuh faktor yaitu :
1. Kebudayaan adalah Satu kesatuan dan satu gambaran.
2. Kebudayaan meliputi satu ikatan hasil karya yang bersifat psychis sehingga
tidak dapat dilihat secara nyata, namun lebih merupakan expresi secara
emosional maupun mental.
3. Kebudayaan terdiri dari hal-hal yang sifatnya material, kesenian atau
perilaku dan moral dalam keluarga.
4. Kebudayaan merupakan penekanan pada perbuatan manusia yang mengarah
kepada keteraturan dan kesinambungan tertentu yang berwujud adat,
48
kepandaian, hal yang biasa terjadi; sehingga bukan suatu hal yang berdiri
sendiri-2.
5. Kebudayaan memiliki kedudukan yang sama, maka tidak ada kebudayaan
yang lebih tinggi atau rendah.
6. Kebudayaan merupakan sesuatu yang diraih oleh manusia dari daerah dan
orang-orang sekitarnya, oleh karena itu tidak diwarisi secara turun-temurun.
7. Kebudayaan bukan diperoleh atau dicapai oleh manusia secara perorangan,
namun harus berada dan hidup dalam masyarakat serta memiliki hubungan
di antara manusia yang satu dengan lainnya. ( Imam Muhni, tt : 2-3 ).
B. Konsep Kebudayaan dalam Islam
Kebudayaan Islam merupakan suatu system yang memiliki sifat-2 ideal,
sempurna, praktis, aktual, diakui keberadaannya dan senantiasa diexpresikan.
System Islam menerapkan dan menjanjikan perdamaian dan stabilitas
dimanapun manusia berada, karana manusia memiliki kedudukan yang sama
dihadapan Allah, yang berbeda hanyalah unsur keimanan dan ketaqwaannya
saja.
Perkembangan kebudayaan Islam membutuhkan petunjuk berupa firman
Allah dan diperlukan seorang pemimpin ummat ( Rasulullah ) – bertujuan
untuk beribadah kepada Allah semata. Dalam hal ini Islam bermanfaat untuk
memberikan petunjuk kepada manusia agar dapat menumbuh kembangkan akal
budi, sehingga memperoleh kebudayaan yang memenuhi aturan-2 dan norma-2
agama. Muhammad ketika mengawali tugas kenabian dan kerasulannya
mendasrkan pada asas-2 kebudayaan Islam yang kemudian berkembang
menjadi Peradaban Islam.
Kenidupan dalam masyarakat terdapat tiga macam sistem hibungan yaitu :
1. Hubungan antara manusia dengan Tuhan - menimbulkan system agama
yang disebut system Ibadah.
2. Hubungan antara manusia dengan diri sendiri, - menimbulkan system
Antropologi yang disebut system Taqwa.
3. Hubungan antara manusia dengan manusia lain dan alam semesta. -
menimbulkan system kebudayaan yang disebut system Mu’amalat.
Kenudian menjadi wadah kebudayaan yaitu Kebudayaan Islam. ( Sidi
Gazalba, 1976 : 73 ).
Islam bukan hanya sebagai agama, namun juga sebagai kebudayaan, sebagai
way of life, pusat kehidupan umat Islam adalah masjid, maka masjid adalah
pusat ibadat dan kebudayaan Islam.
C. Prinsip-prinsip Kebudayaan Islam
1. Tuhan dalam Islam hanya Allah saja, maka semua perintah-Nya
diberlakukan bagi semua manusia dimanapun mereka berada, daik sebagai
subyek maupun obyek. Sebelum datangnya Islam umat manusia hidup
dalam kelompok berdasarkan suku, ras atau budaya bahkan keduanya. Islam
memberi fondamen baru bagi kelompok-2 tersebut dengan konsep Ummah
– yaitu suatu kesepakatan yang meliputi beberapa hal; wawasan, kehendak
dan perbuatan secara bersama-sama yang dilakukan oleh umat Islam.
2. Persaudaraan universal yang disebabkan oleh tauhid memerlukan suatu
formasi baru, karena masyarakat Islam sebagai komunitas bukan
berdasarkan suku atau ras, tetapi pada agama. Sehinga diharapkan orang-2
non muslim membuka diri dengan cara menghindari garis keturunan, suku,
ras dsb serta berkoordinasi dengan landasan agama.
3. Persaudaraan universal dalam Islam adalah sebagaimana yang ditunjukkan
oleh Rasulullah sewaktu memimpin kota Madinah, untuk melindungi
49
seluruh warga yang terdiri dari kaum muslimin, umat Yahudi dan suku-2
lain. maka dibuatlah undang-2 berupa Piagam Madinah.
D. Sejarah Intelektual Islam
Menurut Harun Nasution sejarah intelektual dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1. Periode Klasik, tahun 650 – 1250 M.
2. Periode Pertengahan, tahun 1250 – 1800 M.
3. Periode Modern, tahun 1800 sampai sekarang
Pada zaman periode klasik terdapat beberapa madzhab ( Imam Maliki, Imam
Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Hambali ), sezaman dengan itu muncul juga
para filosof Muslim seperti :
Al-Kindi lahir tahun 801 M di Kuffah. Dia mengatakan bahwa filsafat
merupakan bagian dari Kebudayaan Islam, maka filsafat Islam sebagai
filsafat religius spiritual, karena:
1. Filsafat Islam meneliti problematika yang satu dan yang banyak.
2. Filsafat Islam membahas tentang hubungan antara Allah dengan mahluq.
3. Filsafat Islam berupaya memadukan antara wahyu dengan akal, aqidah
dengan hikmah, agama dengan filsafat.
4. Filsafat Islam berupaya menerangkan bahwa; Wahyu tidak bertentangan
dengan akal, Aqidah apabila diterangi dengan sinar filsafat akan menetap
dalam jiwa dan tangguh di hadapan lawan., - Agama apabila bersaudara
dengan filsafat akan menjadi filosofis, seperti halnya filsafat akan menjadi
religius. ( Madkour, 1988 : 7 – 8 )
Al-Kindi memiliki pemikiran yang bebas dalam berfilsafat, - dia adalah filosof
yang pertama kali memberikan definisi tentang filsafat dan membaginya
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Ilmu Fisika, ( Ilmu Thabi’iyah ) merupakan tingkat terbawah.
2. Ilmu Matematika ( al-Ilmu ar-Riyadli ) merupakan tingkat menengah.
3. Ilmu Ketuhanan ( Ilmu rububiyyah ) merupakan tingkat tertinggi.
( Hanafi,1976 : 9 )
Abu Bakr Muhammad bin Zakaria bin Yahya Al-Razi. lahir di Ray,
dekat Teheran, Iran, pada 865 M/251 H
Al-Razi hidup di bawah pemerintahan Dinasti Saman. Di kota Ray, Al-Razi
belajar ilmu kedokteran pada Ali bin Rabban al-Thabari, belajar ilmu filsafat
pada al-Balkhi. Di samping itu, Al-Razi juga belajar matematika, astronomi,
sastra, dan kimia. Di masa mudanya, Al-Razi hidup sebagai tukang intan,
penukar mata uang, dan sebagai pemusik/pemetik kecapi. Al-Razi menulis
hampir semua karyanya kecuali matematika
50
Al – Farabi, lengkapnya, Abu Nashr Muhammad bin Muhammad bin
Tarkhan bin Auzalagh. Lahir pada 870 M di desa Wasij, bagian dari Farab,
yang termasuk bagian dari wilayah Mā Warā`a al-Nahr (Transoxiana); sekarang
berada di wilayah Uzbekistan. Al-Farabi meninggal di Damaskus, ibukota
Suriah pada umur sekitar 80 tahun, tepatnya pada 950 M. Di negeri Barat, al-
Farabi dikenal dengan nama Avennaser atau Alfarabius. Ayahnya berasal dari
Persia (Suriah) yang pernah menjabat sebagai panglima perang Turki. Sedang
ibunya berasal dari Turki. Ia mendapat gelar Al-Mu’allim Tsani ( guru kedua )
setelah aristoteles karena:
Ibnu Maskawaih
Maskawaih adalah seorang filosuf muslim yang memusatkan perhatiannya
pada etika islam. Ia seorang sejarawan tabib, ilmuan dan sastrawan. Nama
lengkapnya adalah Abu Ali Al-Khasim Ahmad bin Ya’qub bin Maskawaih.
Namanya yang lebih masyhur adalah Maskawaih atau Ibnu Maskawaih.dari
gelar ini tidak salah jika orang mengatakan bahwa Maskawaih tergolong
menganut aliran syi’ah. Maskawaih dilahirkan di Ray (Iran), pada 320H
(932M) dan wafat di Asfahan pada 9 Safar 421H (16 Pebruari 1030M).
Maskawaih dikenal terutama dalam keahliannya sebagai sejarawan dan filosuf,
Maskawaih memperoleh sebutan Bapak Etika Islam, karena Maskawaih-lah
yang pertama mengemukakan teori etika dan sekaligus menulis buku tentang
etika. Maskawaih dikenal terutama dalam keahliannya sebagai sejarawan dan
filosuf, Maskawaih memperoleh sebutan Bapak Etika Islam, karena
Maskawaih-lah yang pertama mengemukakan teori etika dan sekaligus menulis
buku tentang etika.
Ibnu Sina, lahir th 1307 M- Ibnu Bajjah, lahir th 1338 M – Ibnu Tufail, lahir th
1147 M - Ibnu Rusyd, lahir th 1126 M. Pada periode pertengahan ( 1250 –
1800 ) menurut sejarah pemikiran Islam dinilai sebagai zaman kemunduran,
disebabkan filsafat mulai ditinggalkan oleh umat Islam. Namun setelah itu
mulai abad 20 umat Islam sudah mulai bangkit kembali menekuni dunia ilmu
dan filsafat.
51
Pada zaman Rasulullah masjid dimanfaatkan sebagai pusat peradaban dan
kebudayaan Islam, seperti; mengajarka al-Qur’an, hadits, bemusyawarah,
menyelesaikan persoalan umat Islam, membina sikap dasar umat Islam terhadap
orang-2 non muslim, bahkan segala ihtiar untuk mengembangkan kesejahteraan
umat Islam justru berasal dari masjid. termasuk Untuk proses pembelajaran dan
penerangan.
Masjid adalah hasil budaya umat Islam dalam bidang teknologi konstruksi
sesuai ciri khas suatu kota atau negara Islam sebagai simbul kebudayaan Islam.
Bangunan masjid yang indah artistik dapat ditemukan di Spanyol, India, syiria,
Cairo, Baghdad serta beberapa daerah di Afrika. Hal itu juga sebagai bukti
sejarah zaman kejayaan umat Islam dalam bidang teknologi konstruksi, seni
arsitektur dan ekonomi. Adapun seni arsitektur yang meng inspirasi masjid-2 di
dunia adalah masjid-2 Arab, Persia, Byzantium, India, Mesir dan Gothic.
F. Nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia
Dakwah Islam di Indonesia dilakukan beseta dengan seni dan budayanya,
sehingga Islam tidak dapat lepas dari budaya Arab. Para juru dakwah
( walisongo ) begitu arif dalam membawa misinya dengan memasukkan nilai-2
ajaran Islam kedalam budaya dan adat istiadat rakyat setempat sehingga ajaran
Islam mudah diterima oleh masyarakat dengan nyaman dan damai, misalnya;
pada upacara selamatan ibu hamil 7 bulan ( mitoni ) diisi dengan bacaan ayat-2
Alqur’an, tirakatan 7 malam pada orang yang meninggal diisi dengan do’a
bersama ( tahlilan ) juga dari ayat-2 alqur’an, sadranan, syawalan, merti deso
dsb.
Nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia yang lain seperti corak bangunan
masjid di Indonesia, misalnya:
1. Masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila
( YAMP ) semuanya seragam berbentuk joglo, ( gaya arsitektur Jawa ).
Untuk Masjid-2 tua yang direnovasi antara lain:
2. Masjid agung banten ( bangunan menara dan madrasah ).
3. Masjid Menara Kudus ( bangunan bagian depan berujud pintu gerbang dan
kubah dengan gaya arsitektur kayu Indonesia ). Menara mirip Pura.
4. Masjid agung Surakarta ( bangunan pintu gerbang dan tembok keliling yang
berlubang tiga pintu dengan lengkung runcing dan menara tempel yang
memiliki mahkota kubah, merupakan hasil modifikasi pintu gerbang
masjid-2 di India ).
5. Masjid Sumenep madura ( bangunan pintu gerbang bergaya arsitektur Eropa
).
6. Masjid jami’ Padang Panjang, Tanah Datar, Masjid Sarik ( Bukit Tinggi ),
Masjid Sumatera Barat ( pembangunan puncak tumbang dengan mahkota
kubah ).
Untuk masjid-2 yang bergaya modern antara lain:
7. Masjid Raya Medan, masjid Baiturrahman Banda Aceh – ( mencontoh gaya
arsitektur masjid India ).
Untuk masjid-2 model baru yang dibangun pasca kemerdekaan RI
antara lain:
8. Masjid Raya Makasar ( Ujung Pandang ), masjid Syuhada’ ( yogyakarta ),
masjid agung al-Azhar ( Jakarta ), masjid salman ITB ( Bandung ).
Masjid mempunyai sejumlah komponen al: Kubah, Menara, Mihrab
dan Mimbar. Adapun Komponen yang berciri khas Indonesia adalah Bedug,
yang terbesar adalah di masjid Jami’ Purworejo Jawa Tengah.
52
PERTEMUAN XII
ETIKA, MORAL DAN AKHLAQ
A. Pengertian dan ruang lingkup Akhlaq serta Perbedaannya dengan Moral dan
Ethica
Etimologi: Kata akhlaq merupakan bentuk jama’ dari khuluqun, artinya tingkah
laku, peringai, tabiat.
Terminologi: daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah
dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.
Akhlaq adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan
diwujudkan dalam bentuk tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan
spontan itu baik menurut akal dan agama maka tindakan itu disebut perbuatan
baik Ahkaqul Karimah. Sebaliknya kalau buruk disebut Ahlaqul Madzmumah.
Baik dan buruk akhlaq itu berdasar dua sunbernilai yaitu : al-qur’an dan
sunnah rasul.
Moral : berasal dari bahasa latin, Mores artinya kebiasaan. Moral selalu
dikaitkan dengan ajaran baik-buruk yang diterima umum atau masyarakat.
Karena itu adat istiadat menjadi standar dalam menentukan baik buruknya suatu
perbuatan. Mengatur hubungan sesamanya namun lain jenis, menyangkut
kehormatan pribadi.
Ethica – adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu. Ethica lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat,
maka yang menjadi ukuran baik buruk adalah akal manusia. Jika dibandingkan
dengan moral maka ethica lebih bersifat teoritis dan umum, Sedangkan moral
bersifat praktis, lokal atau khusus.
B. Karakteristik Ethica Islam
Ethica Islam sama artinya dengan Ilmu akhlaq. Sebagai cabang dari ilmu
Agama Islam yang selalu berkaitan dengan perbuatan manusia berdasarkan
alqur’an dan Hadits, sesuai dengan fitrah akal pikiran sehat dan benar.
Definisi: “Ethica Islam / Ilmu akhlaq adalah suatu pengetahuan yang
mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan ajaran Allah
dan Rasul-Nya (al-Qur’an dan Hadits ).
53
Ada perbedaan antara ethica Islam dengan ethica Filsafat disebabkan beberapa
karakteristik al:
1. Ethica Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku
yang baik ( akhlaqul karimah ) dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang
buruk ( akhlaqul madzmumah ).
2. Ethica Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik-
buruknya perbuatan didarkan pada ajaran Allah al-Qur’an dan ajaran
Rasulnya al-Sunnah.
3. Ethica Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima oleh
seluruh umat manusia di segala lapisan, waktu dan tempat.
4. Dengan fitrah/naluri dan akal fikiran manusia, maka ethica Islam dapat
dijadikan pedoman bagi seluruh umat manusia.
5. Ethica Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kepada akhlaq
yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia dibawah pancaran sinar
petunjuk allah swt, sehingga selamatlah manusia dari pikiran-2 dan
perbuatan-2 yang keliru dan menyesatkan.
C. Hubungan Tasawuf dengan Akhlaq
Para sufi memandang ajaran Islam itu dalam dua aspek yaitu aspek luar/
lahiriyah ( ceremonial ) dan aspek dalam/ batiniyah ( spiritual ), mereka lebih
berorientasi pada aspek dalam, yaitu cara hidup dengan mengutamakan rasa,
pengagungan Tuhan, bebas dari egoisme.
Bermujahadah melawan hawa nafsu ialah menempuh tiga langkah seperti
berikut:
1. Takhalli
Maksudnya mengosongkan atau membuang atau menyucikan hati dari sifat-
sifat yang keji. Di peringkat ini, kita mesti melawan dan membuang secara
paksa dan terus menerus semua kehendak nafsu yang rendah (jahat) dan
yang dilarang oleh Allah. Selagi kita tidak membenci, memusuhi dan
membuang kehendak-kehendak tersebut jauh-jauh secara paksa dan terus
menerus, maka nafsu jahat itu akan sentiasa menguasai dan
memperhambakan kita.
Apabila nafsu jahat dibiarkan menguasai kita, iman tidak akan ada tempat di
hati. Bila iman tidak ada, manusia bukan lagi menyembah Allah tetapi akan
menyembah hawa nafsunya. Oleh itu, usaha melawan hawa nafsu jangan
diambil ringan. Ia adalah satu jihad yang besar.
2. Tahalli
Maksudnya mengisi atau menghiasi dengan sifat-sifat terpuji. Setelah kita
mujahadah mengosongkan hati dari sifat-sifat mazmumah atau sifat-sifat
keji, segera kita hiasi hati kita itu dengan sifat-sifat mahmudah atau terpuji.
Untuk ini, sekali lagi kita perlu bermujahadah. Untuk membuang sifat-sifat
mazmumah dari hati perlu mujahadah. Untuk mengisi hati dengan sifat-sifat
mahmudah pun perlu mujahadah. Kalau tidak, iman tidak akan wujud dalam
hati karena iman itu berdiri di atas sifat-sifat mahmudah. Tahalli ini bisa
dilakukan dengan beberapa hal yaitu: at-taubah, khouf dan Rojaa’, zuhud,
al-faqru, ashshobru, ridlo dan muroqobah.
a. at-taubah; adalah rasa penyesalan yang sungguh-2 dalam hati, serta tidak
akan mengulangi lagi disertai permohonan ampun kepada allah dan
meninggalkan segala perbuatan yang dapat menimbulkan dosa. Alghazali
mengklasifikasi taubat menjadi tiga tingkatan.yaitu:
54
1). Meningggalkan kejahatan dalam segala bentuknya, daan beralih
kepada kebaikan karena takut kepada siksa Allah.
2). Beralih dari satu situasi yang sudah baik menuju ke situasi yang
lebih baik. Dalam tasawuf keadaan ini disebut “ Inabah “.
3). Rasa penyesalan yang dilakukan semata-mata karena ketaatan
dan kecintaan kepada Allah swt. Hal ini disebut “Aubah “
b. khouf dan Rojaa’;
khouf artinya cemas/takut, karena menyadari akan dosa dan kesalahan
yang telah dilakukan. dan Rojaa’ artinya mengharap ridla Allah yang
maha pengampun sehingga berharap dosa-2nya akan diampuni oleh
Allah swt.
c. zuhud; adalah suatu sikap melepaskan diri dari rasa ketergantungan
terhadap kehidupan duniawi dan mengutamakan kehidupan ukhrowi.
d. al-faqru; yaitu sikap mental – merasa cukup dan tidak menuntut lebih
banyak dari apa yang telah dimiliki.
e. ashshobru; adalah suatu keadaan jiwa yang kokoh, stabil dan
konsekwen dalam pendirian. Hal ini diperlukan dalam situasi apapun,
dikala mendapatkan anugerah kesenangan agar tidak sombong dan lupa
diri, jika dimpa musibah hati tetap ihlas.
Al – Ghazali memberikan solusi menghadapi dangguan kestabilan
jiwa sbb:
1). ‘Iffah – ketahanan mental menghadapi / menanggulangi hawa
nafsu perut dan sexual.
2). Hilm – kesanggupan seseorang menguasai diri agar tidak marah.
3). Qona’ah – ketahanan hati untuk menerima nasib sebagaimana
adanya.
4). Syaja’ah – sikap pantang menyerah dan kesatria.
f. Ridlo; menerima dengan lapang dada dan hati terbuka apa saja yang
datang dari Allah, baik hal yang berkaitan dengan agama maupun
menyangkut nasib hidupnya.
g. Muroqobah; introspeksi; self correction – selalu mengoreksi kesalahan
dan kekurangan dirinya sendiri serta menyadari bahwa semua gerak
gerik dan tingkah lakunya selalu diawasi oleh Tuhan. Namun juga
beramal solih untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah
swt.
3. Tajalli
Maksudnya terasa kebesaran dan kehebatan Allah atau keadaan sentiasa rasa
bertuhan. Ia adalah sebagai hasil dari mujahadah. Selepas peringkat takhalli
dan tahalli , kita akan memperoleh tajalli . Ialah satu perasaan yang datang
sendiri tanpa perlu diusahakan lagi. Agak sukar untuk menggambarkan
perasaan ini dengan bahasa tetapi secara ringkas, secara mudah dan secara
asasnya, ia adalah rasa bertuhan, rasa dilihat dan diawasi oleh Tuhan, hati
seakan-akan celik, hidup, nampak dan terasa kebesaran Allah. Ingatan dan
kerinduan tertuju kepada Allah. Hati tenggelam dalam kebesaran-Nya atau
dalam kecintaan pada-Nya. Harapan dan pergantungan hati tidak ada pada
yang lain selain Allah. Apa saja masalah hidup dihadapi dengan tenang dan
bahagia. Tidak ada kesusahan dalam hidup. Yang baik maupun yang buruk
dirasakan sebagai hadiah dari Tuhan. Dunia terasa bagaikan Syurga. Inilah
kebahagiaan yang sejati dan abadi yaitu kebahagiaan hati. Tajalli ini
dilakukan dengan cara:
55
1. Munajat – melaporkan diri kehadirat Allah atas segala aktifitas yang
dilakukan, menyampaikan keluhan, mengadukan nasib dengan
untaian kalimat yang indah seraya memuji keagungan Allah, ini
adalah bentuk do’a yang diucapkan sepenuh hati disertai linangan
air mata dan dengan bahasa yang puitis.
2. Dzikir maut – ingatan yang terus – menerus kepada allah dalam hati
serta menyebut namanya dengan lisan ( al-kalabazi : 24 ) dzikir
berfungsi sebagai alat komunikasi bagi hati dan perbuatan agar
jangan sampai menyimpang dari garis yang telah ditetapkan oleh
Allah. Dzikir akan mengantarkan seseorang ke alam ketenangan
batin.
D. Sumber Akhlaq dan Aktualisasinya dalam kehidupan
1. Sumber akhlaq
Perilaku setiap orang dalam masyarakat tentunya tidak lepas dari penilaian
baik atau buruk, standar nilai itu disebut Norma, secara global norma
tersebut diperoleh dari dua sumber yaitu yaitu kebudayaan dan agama
( Islam ).
Pertama; kebudayaan – yaitu hasil pemikiran dan budi daya manusia dalam
mengatur hidupnya supaya lebih baik dan lebih bermanfaat. Tujuan
kebudayaan adalah kebaikan dan keserasian hidup dalam masyarakat, maka
masyarakat itu sendiri yang membuat peraturan atau norma baik dibuat
secara tertulis maupun mengikuti adat kebiasaan yang berlaku di
masyarakat tersebut. Norma semacam ini perlahan dapat berubah dan
berkembang seiring kemajuan zaman, pola pemikiran, tingkat pendidikan
dan pengalaman warga masyarakatnya serta lingkungan yang mengelilingi
dan mempengaruhinya. Sedangkan yang -
Kedua; Agama – yang menjadi dasar penilaian adalah doktrin dan ajaran
agama yang bersifat tetap, tidak dapat di rubah walau semaju apapun
masyarakat itu, justru manusialah yang harus menyesuaikan tingkah
lakunya dengan ajaran agama yang memang berasal dari Allah untuk
mengatur kehidupan manusia di dunia ini. Akhlaq menurut Islam
mempunyai sumber yaitu Hidayah yang terbagi menjadi tiga antara lain:
a. Hidayah Ghariziyah ( naluri ).
Ada sebagian manusia yang dalam kehidupannya hanya memenuhi
kebutuhan nalurinya, misalnya aktifitas yang dikerjakan sejak bangun
tidur secara rutin seperti; olah raga, makan, bekerja, istirahat, hubungan
seksual, makan lalu tidur lagi. Aktifitas rutin seperti itu menurut Islam
sama dengan perjalanan hidup/naluri binatang ( Q S Muhammad: 12 )
b. Hidayah Aqliyah ( akal )
Setingkat lebih tinggi dari ( poin a ), sebagaimana aktifitas rutin
naluriyah, manusia sudah menggunakan akalnya dengan menuntut ilmu
dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan
keahlian/ profesi yang yang dimilikinya, namun belum tau arah dan
tujuan hidup ini untuk apa ? sehingga masih banyak orang yang ( pandai,
cendekiawan, ilmuwan, teknokrat ) - frustrasi sampai bunuh diri.
c. Hidayah Diniyah ( agama ).
Adalah hidayah tertinggi diantara hidayah lainnya, yang diharapkan oleh
setiap muslim yaitu akhlaq agama, dan ini telah terbukti pada diri
muhammad yang sangat bijak ketika masing-2 suku dan kelompok
berebut untuk memasang hajar aswad di ka’bah. Beliau membentangkan
kain segi empat, masing-2 perwakilan kelompok disuruh pegang sudut
56
kain itu, muhammad mengangkat hajar aswad dan meletakkan di tengah
kain tsb. Lalu dipasangkan di susut ka’bah. Maka semua orang mengakui
kehebatan akhlaq Muhammad dan memberinya gelar Al- Amin. ( yang
dapat dipercaya ).
2. Penerapan akhlaq.
a. Akhlaq dalam masyarakat.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat jujur dan adil
kepada siapa pun, juga kerja sama, menepati janji, pemurah, walau
terhadap orang lain agama sekalipun. Itulah bukti bahwa Islam itu
Rahmatan lil Alamin.
b. Akhlaq terhadap Allah swt.
Umat Islam selalu menyadari bahwa Allah maha mengetahui terhadap
apapun yang kita perbuat setiap saat dimanapun kita berada, dan di
akhirat nanti akan dimintai pertanggung jawabannya, oleh karena itu
setiap muslim harus berakhlaq dan bersikap sebagai berikut:
1). Mengabdi/ beribadah hanya kepada Allah swt.
2). Tunduk, tawadlu’ dan patuh hanya kepada Allah swt.
3). Berserah diri pada ketentuan Allah swt.
4). Bersyukur hanya kepada Allah swt.
5). Ikhlas menerima keputusan Allah swt.
6). Penuh harap kepada Allah swt.
7). Takut dengan rasa tunduk dan patuh.
8). Takut terhadap siksa Allah swt.
9). Berdo’a memohon pertolongan kepada Allah swt.
10). Cinta dengan penuh harap kepada Allah swt.
11). Takut kehilangan rahmat Allah swt.
12). Berdzikir kepada Allah swt.
c. Akhlaq pada diri sendiri.
Setiap muslim harus menyadari bimbingan Allah melalui Rasul-Nya agar
selalu mensucikan dan membersihkan diri dari akhlaq tercela, dan
berusaha memperbaiki diri untuk menjadi manusia beradab, agar
bermanfaat dan maslahat bagi dirinya, lingkungan masyarakatnya. Maka
sikap/akhlaq yang harus dilakukan adalah:
1). Sabar
2). Syukur
3). Tawadlu’
4). Menghindari meminum racun
5). Menghindari perbuatan tercela
6). Memelihara kesucian jiwa – dengan sikap batin sebagai berikut:
a). Taubat
b). Muroqobah
c). Muhasabah
d). Mujahadah
e). Taat beribadah
7). Pemaaf dan memohon maaf
8). Sikap sederhana dan jujur
a). Sederhana dan rendah hati ( tawadlu’)
b). Trampil dalam bertindak dan bercita-cita tinggi dalam menuntut
ilmu.
c). Rajin dan bekerja keras.
d). Pemberani dan teguh hati ( istiqomah ).
e). Jujur, menepati janji dan dapat dipercaya.( amanah )
f). Pandai bersyukur dan terima kasih
g). Disiplin dan bersikap optimis ( bersangka baik dan penuh harap )
9). Hindarkan perbuatan tercela antara lain:
57
a). Khianat terhadap janji dan berkata dusta
b). Berburuk sangka dan mencari kesalahan orang lain.
c). Pemabuk, penjudi dan pezina
d). Bersikap sombong, egois, keras kepala dan dzalim.
e). Sikap boros untuk hal yang mubadzir dan salah
f). Sifat tamak, selalu ingin mendapatkan lebih dari yang lain
g). Sifat lemah, malas dan penakut.
10). Menjauhkan diri dari dosa-dosa besar, yaitu:
a). Syirik – menyekutukan Allah dengan selainnya.
b). Kafir, nifaq, riddah ( murtad ) dan fasiq.
d. Akhlaq terhadap ibu bapak.
Adalah berbuat baik kepada mereka ( birrul walidain ) dengan ucapn dan
perbuatan ( Q S Al-Isra’: 21 ) – Allah menyuruh manusia agar berbakti
kepada orang tua, menyadarkan dengan menggambarkan betapa besar
pengorbanan mereka ketika mengandung, melahirkan, menyusui,
merawat dan mendidik anaknya. Maka wujud bakti itu dalam bentuk
menyayangi dan mencintai sebagai ungkapan terima kasih dengan
bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan
beban bahkan merawatnya jika mereka sudah renta serta mendo’akan,
meminta ampunan Allah untuk mereka ketika sudah wafat, menepati janji
mereka yang belum terpenuhi, meneruskan silaturahim dengan sahabat
dan relasinya ketika mereka masih hidup.
e. Akhlaq terhadap kekuarga/ kerabat
Adalah mengembangkan rasa kasih sayang diantara anggota keluarga,
diungkapkan dalam bentuk komunikasi berupa perhatian ( ucapan,
isyarat, perilaku ). Pendidikan yang ditanamkan dalam keluarga akan
menjadi ukuran utama bagi anak dalam menghadapi pengaruh buruk
yang datang dari luar rumah. Jika telah dibekali nilai-2 dari rumah
mereka akan bisa memfilter pengaruh-2 tersebut, tapi jika tidak dibekali -
jiwanya akan kosong sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan di
luar rumah (QS Luqman: 31 – 13)
f. Akhlaq terhadap orang lain
1). Menghormati perasaan orang lain
2). Memberi salam dan menjawab salam
3). Pandai berterima kasih
4). Memenuhi janji
5). Tidak boleh mengejek dan menghina
6). Jangan mencari-cari kesalahan
7). Jangan menawar sesuatu yang sedang ditawar orang lain
8). Rendah hati, lemah lembut, tidak sombong dan toleransi.
9). Mendamaikan bila berselisih dan mendo’akan kebaikan. ( KH Abdul
Salim: 1989 )
g. Akhlaq terhadap lingkungan hidup.
“ Tidaklah kami mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi
rahmat bagi seluruh alam” ( Q S Al – Anbiya’ : 107 ). Ayat tersebut
mengingatkan peran manusia sebagai khalifah yang bertugas
memakmurkan dan melestarikan alam. Dengan mengelola sumber daya
sehingga dapat memberi manfaat bagi manusia tanpa merugikan alam
dan merusak eko sistem yang ada. Baik di laut maupun di darat.
58
PERTEMUAN XIII
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
59
Laksana sebuah pertunjukan orkestra, Ukhuwah Islamiyah memuat banyak
unsur dan bagian yang perlu digarap secara tepat seiring waktu, agar
menghasilkan pertunjukan yang mengesankan. Masing-2 unsur itu tidak hanya
tau apa yang harus dilakukan, tetapi juga tau kapan dimainkan. Masing-2 unsur
dapat dibedakan tetapi dalam tindakan mereka yang campur aduk saling
melengkapi satu sama lain.
Secara teoritis individu berkewajiban memenuhi dorongan fitrahnya dengan
modal kebaikan hati diantaranya dengan menjaga dan menyambung tali
silaturahmi. Sementara masyarakat, terutama negara berkewajiban menjaga
sistem sosial, ekonomi, politik hukum dan lainnya berjalan sesuai sunnatullah
dengan berprinsip pada keadilan, bahkan berlaku adil terhadap seluruh warga
negara meliputi berbagai ( suku, ras, agama dll ).
61