Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PADA ANAK
NAMA KELOMPOK ;
1
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Mengetahui
2
Ketua STIKes Surya Mitra Kediri
Dr.H.Sandu Siyoto,S.Sos.,SKM.,M.Kes
NIP. 19700216 1992 03 1 007
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Simbol/Singkatan ArtiSimbol/Singkatan
6
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil pemberlajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
harus dipraktikkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS). Cuci tangan pakai sabun adalah proses pembuangan kotoran dan
debu secara mekanis dari kulit tangan memakai sabun dan air mengalir. Tujuannya
adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cuci tangan merupakan salah satu cara
tangan secara teratur perlu dilatih pada anak. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis
bermain atau ketika akan makan maka diharapkan kebiasaan tersebut akan terbawa
sekolah, dan juga berpotensi mencegah infeksi sekunder di masyarakat luas, mengurangi
7
biaya layanan kesehatan, dan menurunkan beban keluarga, beberapa di antaranya
mungkin perlu waktu lama cuti dari bekerja untuk merawat anak-anak (Chittleborough et
al. 2012).
penyakit. Mencuci tangan merupakan salah satu intervensi terpenting yang terbukti
efektif mengurangi kejadian penyakit menular. Cuci tangan, terutama dengan sabun,
telah ditunjukkan, misalnya, sebagai tindakan pencegahan yang efektif untuk diare, dan
penyakit pernafasan. Infeksi parasit usus sangat lazim di daerah terbatas sumber daya di
dunia. Anak usia sekolah sangat rentan terhadap infeksi parasit. Baik infeksi protozoa
maupun cacing berkorelasi dengan morbiditas yang tidak diketahui termasuk defisit
pertumbuhan, malnutrisi, dan kinerja sekolah yang buruk. Strategi saat ini untuk
mengendalikan infeksi cacing usus adalah pengobatan berkala orang yang berisiko.
Selanjutnya, terapi obat saja hanya untuk sementara memecahkan masalah, mengingat
infeksi ulang sering terjadi di daerah di mana infeksi parasit usus sangat endemik
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun hingga kini
masih tergolong rendah, indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit
bermanfaat untuk membunuh bakteri atau kuman masih lemah di masyarakat. Kesadaran
masyarakat Indonesia untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti masih sangat
rendah, tercatat rata-rata 12% masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai sabun
(Riskesdas 2013).
Dasar di Kabupaten Malang, hasil analisa hubungan perilaku cuci tangan dengan
8
tangan dengan kejadian diare, semakin baik perilaku cuci tangan, maka kejadian diare
semakin rendah.
Penyakit diare merupakan penyebab utama kematian pada anak balita. Setiap
tahun diare membunuh sekitar 525.000 anak-anak di bawah usia lima tahun. Secara
keseluruhan, hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada anakanak setiap tahunnya.
Sebagian besar penyakit diare dapat dicegah melalui air minum yang aman dan sanitasi
dan kebersihan yang memadai (WHO, 2017). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2017),
pada tahun 2016 perkiraan diare di fasilitas kesehatan di seluruh provinsi di Indonesia
mencapai 6.897.463 kasus, diare yang ditangani sebanyak 2.544.084 kasus dengan
presentase 36,9%.
Adapun masalah kesehatan di Kota Palu mengenai diare, menurut laporan Dinas
Kesehatan Kota Palu, selama tahun 2015 terdapat 6.925 kasus diare, meninggal 3. Pada
tahun 2016 meningkat tajam menjadi 7.457 dan meninggal sebanyak 4 orang, di mana
Puskesmas Singgani sebanyak 945 kasus. Prevalensi penyakit diare tertinggi di wilayah
kerja Puskesmas Singgani terdapat di Kelurahan Besusu Barat dengan jumlah kasus
sebanyak 283. Hal ini tentu saja terjadi karena penyebab yang beragam, salah satunya
yaitu kebiasaan cuci tangan pakai sabun yang masih sering diabaikan.
yang penting, terutama di negara berkembang atau negara miskin di seluruh dunia.
Angka infeksi kecacingan tinggi dipengaruhi oleh kebersihan diri, sanitasi lingkungan
Sikap merupakan respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap dapat mempengaruhi
9
seseorang untuk memilih sesuatu yang dianggap benar, disaat ia dihadapkan pada pilihan
yang benar dan salah, karena sikap merupakan emosional seseorang (Notoatmodjo
2012).
Perilaku orang, terutama anak kecil lebih banyak dipengaruhi oleh orang yang
dianggap penting. Apabila seseorang itu dipercaya, maka apa yang dikatakan atau
perilaku cuci tangan pakai sabun dapat terjadi dengan adanya peran guru dan orang tua
Pada penelitian yang dilakukan oleh Susanto dan Fitriana (2015), yang dilakukan
di Taman Kanak-kanak ABA Kepiton, Kulon Progo, rata-rata orang tua mendukung
terhadap perilaku cuci tangan anak yaitu 32 orang dibanding yang tidak mendukung
hanya 3 orang. Pada perilaku anak, sebagian besar anak berperilaku baik dalam hal
perilaku mencuci tangan yaitu 27 anak. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara dukungan orang tua dengan perilaku cuci tangan anak.
Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif
(Notoatmodjo 2012). Sarana kesehatan dalam terbentuknya perilaku cuci tangan pakai
sabun di sekolah tentunya adalah sarana yang harus disediakan dan dapat digunakan
untuk pelaksanaan perilaku mencuci tangan pakai sabun secara benar, meliputi tempat
mencuci tangan mengalir, sabun dan handuk untuk lap pengering tangan (Murwaningsih
2016).
ketersediaan sumber daya. Perilaku yang normal adalah satu aspek dari kebudayaan, dan
10
(Notoatmodjo 2012). Kebudayaan dalam penelitian ini untuk melihat kebiasaan cuci
menggali lebih dalam mengenai ―Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Anak
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah
dari penelitian ini adalah bagaimana perilaku cuci tangan pakai sabun pada anak usia
1.3 Tujuan
mempengaruhi perilaku cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah dasar di
SD Banaran II Kediri.
a. Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap tentang perilaku cuci tangan pakai
b. Untuk mengetahui peranan guru dan orang tua terhadap perilaku cuci tangan
c. Untuk mengetahui fasilitas yang mendukung untuk perilaku cuci tangan pakai
d. Untuk mengetahui kebiasaan mencuci tangan pakai sabun pada anak usia
11
1.4 Manfaat Penelitian
selanjutnya.
a. Deskripsi tentang rendahnya kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada anak usia
yang dihadapi dalam mengembangkan partisipasi aktif anak usia sekolah dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
12
mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan berperan aktif
kesehatannya baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Perilaku hidup bersih dan
dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
dalam PHBS, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. Akan tetapi
untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang diukur adalah
yang dijumpai di tatanan rumah tangga. Telah ditetapkan sepuluh indikator untuk
indikator tersebut merupakan sebagian dari semua perilaku yang harus dipraktikkan
13
di rumah tangga dan dipilih karena dianggap mewakili atau dapat mencerminkan
keseluruhan perilaku.
PHBS yaitu:
tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan,
menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik
14
Di tempat kerja, perilaku yang dapat dilakukan untuk menciptkan tempat kerja
sembarang tempat,
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
15
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini
dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan
tangan.
4. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
sebaliknya.
16
9. Bilas kedua tangan dengan air.
10. Keringkan dengan handuk/tissue towel sekali pakai sampai benarbenar kering.
dalam program PHBS waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah:
e. Setelah bermain/berolahraga
Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama
kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia
17
meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA.
Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing
yang tinggal dalam usus, SARS, dan flu burung (Kementrian Kesehatan RI 2014).
tangan dengan sabun secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan
pelindung, bisa jadi lebih efektif untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu
1. Diare, menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak
bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas angka penderita diare
penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan
adalah mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%),
sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air
pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan
penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya.
18
kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan buang air
3. Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala
panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas >50
kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan
bulan atau kurang dan dalam kurun waktu 12 bulan atau kurang.
4. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah
sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata
Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal ini
tangan, namun penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang
menempel akan terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya
melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit
2.3 Perilaku
Dari aspek biologis, perilaku diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas
makhluk hidup yang bersangkutan. Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara
19
langsung dan tidak langsung. Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah
tindakan atau perbuatan suatu orgnisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari
(Kholid 2014).
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian,
perilaku manusia terjadi melalui proses respon, sehingga teori ini disebut dengan teori
Organisme Stimulus ―S-O-R‖. Selanjutnya, teori Skinner menjelaskan ada dua jenis
respons, yaitu :
1. Respondent respons atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-
2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsang ini disebut
Kholid (2014) juga menyatakan secara lebih operasional perilaku dapat diartikan
sebagai suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar
a. Bentuk pasif, adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau
sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat
mencegah suatu penyakit tertentu meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke
puskesmas untuk diimunisasi. Dari contoh tersebut dilihat bahwa ibu telah tahu
20
gunanya imunisasi meskipun belum melakukannya secara konkret. Oleh sebab itu,
b. Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobesvasi secara langsung.
Misalnya pada contoh yang telah disebutkan, ibu telah membawa anaknya ke puskesmas atau
fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi. Oleh karena itu perilaku mereka ini sudah tampak
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan.
Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang, namun respons
tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang
sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering
(Notoatmodjo 2012).
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atua
resultant antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan
yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan
21
membagi perilaku manusia ke dalam tiga domain, sesuai dengan tujuan pendidikan.
Bloom menyebutkan ranah atau kawasan yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Pengetahuan (Knowledge), merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain
2. Sikap (Attitude), merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu
3. Praktik atau Tindakan (Practice). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam
berhubungan dengan kesehatan, salah satunya yaitu teori WHO (1984) dalam
(Notoatmodjo 2012).
22
Tim kerja dari WHO (1984), menganalisis bahwa yang
menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena adanya empat alasan
pokok.
penilaian seseorang terhadap objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan).
orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau
menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap kesehatan
yang dianggap penting. Apabila seseorang itu dipercaya, maka apa yang ia
(reference group), antara lain guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala
23
c. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga,
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama.
Kebudayaan selalu berubah, baik secara lambat atau cepat, sesuai dengan
Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan
perilaku ini.
2.4 Perilaku dan Penelitian tentang Mencuci Tangan dengan Sabun di Dunia
Berbagai macam masyarakat di dunia mencuci tangan dengan sabun untuk alasan
yang berbeda-beda, walaupun pada umumnya perilaku mencuci tangan dengan sabun itu
secara luas diketahui untuk membersihkan tangan dari kuman namun perilaku ini tidak
bahwa orang dewasa menginginkan tangan yang bersih atas dasar kenyamanan, tangan
RI, 2014).
24
Di Ghana, tercatat 25% dari seluruh kematian yang dialami oleh balita diakibatkan
oleh diare, penyakit ini juga menjadi tiga besar penyakit yang diderita oleh anak-anak.
Balita umumnya mengalami hingga lima kali diare selama satu tahun dan jumlah yang
kurang lebih sama dialami oleh penderita penyakit infeksi pernapasan. Perhitungan ini
berarti 9 juta kejadian diare dapat dicegah setiap tahunnya dengan mencuci tangan
menggunakan sabun. Penduduk Ghana adalah pengguna sabun yang aktif, mereka
membeli banyak sabun untuk kebutuhan sehari-hari. Namun hampir seluruh sabun
digunakan untuk mencuci piring dan mandi. Pada penelitian mendasar yang dilakukan di
Ghana, 75% ibu rumah tangga mengaku telah mencuci tangan mereka dengan sabun,
melakukannya, sementara 32% hanya mencuci tangan mereka dengan air. Beberapa
alasan mengapa ibu-ibu ini menggunakan sabun karena mereka merasa tangan terasa
bersih dan segar setelah kotoran terlepas, mencuci tangan dengan sabun juga merupakan
salah satu cara untuk menunjukkan bahwa mereka menyayangi anak mereka, dan pada
saat yang sama meningkatkan status sosial mereka. Kampanye mencuci tangan dengan
sabun dimulai pada tahun 2003 di Ghana melibatkan masyarakat dan pihak swasta
(Procter & Gamble) dan pada tahun 2007 menunjukkan 13% kenaikan perilaku mencuci
tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet dan 41% kenaikan perilaku mencuci
pada umumnya diperkenalkan melalui program pemerintah pada tahun 1970, dimana
masyarakat diajarkan untuk menggunakan MCK dan mandi dua kali sehari. Lalu
program ini dilanjutkan dengan memperkenalkan perilaku sehat mencuci tangan dengan
sabun sebelum makan di sekolah-sekolah dasar. Perilaku mencuci tangan dengan sabun
untuk memutus mata rantai penularan penyakit juga menjadi salah satu strategi nasional
25
oleh Kementrian Kesehatan dengan tujuan membangun masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat.
26
2.5 Tabel Sintesa
Karakteristik
No Peneliti Judul
(Tahun)
Subjek Instrumen Metode/
Desain
1. Le Thi Mengajar Empat Data kualitatif Penelitian Pengam
Thanh Mencuci sekolah di dikumpulkan Kualitatif dari ana
Xuan, Tangan komunitas dengan bahwa a
Thilde Dengan desa di wawancara semi dan sen
Rheinldaner Sabun Untuk Vietnam terstruktur dengan dimana
, Luu Ngoc Anak-Anak anak-anak (15), pengaja
Hoat, Sekolah Di dan orang tua penghar
Daners Populasi mereka (15), demons
Dalsgaard Multi Etnis diskusi kelompok guru sek
dan Di Pedesaan terarah (FGD) memand
Flemming Utara dengan anak-anak sebagai
Konradsen Vietnam sekolah (32) dan layak, te
(2013) staf sekolah (20) kelamin
dan pengamatan belakan
yang perilaku beberap
cuci tangan pakai dalam p
sabun yang rumah y
melibatkan 15 pada ke
anak-anak standar
dan kur
diberika
praktis d
Karakteristik
No Peneliti Judul
(Tahun)
Subjek Instrumen Metode/
Desain
mengen
dan air
tampakn
penghal
namun a
ini mun
di sekol
27
2. Eliana Perilaku Dan Sampel Penelitian ini Penelitian Siswa m
Dantas da Persepsi terdiri dari menggunakan Kualitatif dan yang me
Costa, Praktik siswa yang teknik kualitatif Kuantitatif tentang
Glaucia Kebersihan terdaftar di yang disebut Namun,
Maria Bovi Tangan Di Sekolah Collective prosedu
Ambrosano, Kalangan Kedokteran Subject Discourse sebagai
Camila Siswa Gigi Umum, (CSD). menghi
Pinelli Kedokteran di Negara Wawancara semi menyeb
(2016) Gigi Bagian Sao terstruktur dicatat tidak m
Paulo, Brasil dalam perekam mereka
(n = 54) suara digital. kebersih
Analisis data melapor
dilakukan dengan tersebut
pendekatan dengan
qualikuantitatif dengan
dengan bantuan kebersih
perangkat lunak menyata
Karakteristik
No Peneliti Judul
(Tahun)
Subjek Instrumen Metode/
Desain
Qualiquantisoft®. peduli d
tersebut
3. SPRING Penggunaan melibatkan Pengumpulan Penelitian Studi ka
(Strengtheni Tippy Taps 61 rumah data melalui Kualitatif dan tentang
ng dan Praktek tangga observasi Kuantitatif penyada
Partnership, Cuci dengan terstruktur di kebersih
Result, dan Tangan anggota wisma dan divisi B
Innovations di perempuan wawancara Banglad
in Nutrition Bangladesh yang baru terstruktur dengan persen r
Globally) Selatan, Studi saja lulus ibu dari rumah dua kera
(2016) Kualitatif dari Sekolah tangga yang satu ole
Nutrisi Tani diamati. Kami dapur, d
SPRING menggunakan atau leb
sembilan wawancara menemu
bulan dan 59 mendalam dengan praktik
rumah informan kunci baik di
tangga untuk kelomp
dengan mendapatkan pengam
karakteristik informasi lebih menunj
serupa pada lanjut mengenai tangan p
rumah persepsi dan mencuc
tangga penggunaan keran sabun le
peserta FNS tippy dan sumber semua t
namun tidak air lainnya. FNS. Pa
28
Karakteristik
No Peneliti Judul
(Tahun)
Subjek Instrumen Metode/
Desain
berafiliasi (55 pers
dengan tangga F
proyek mereka
tersebut. sementa
Sebanyak 59 paling u
rumah nonFNS
tangga ini selongs
berfungsi ibu men
sebagai yang leb
kelompok tangan d
pembdaning kelomp
(non-FNS) FNS jug
pemaha
tentang
tangan d
4. Ana Nur Studi tujuh orang Pengumpulan Penelitian Program
Faridazulfa Tentang serta seorang data diperoleh Kualitatif dengan dilaksan
(2017) Keberhasilan informan melalui pendekatan berturut
Program triangulasi. wawancara fenomenologi memben
Gerakan 21 khusus
Hari Cuci keberha
Tangan Pakai hari cuc
Sabun (G21h adalah s
Ctps) Di Sd organisa
Karakteristik
No Peneliti Judul
(Tahun)
Subjek Instrumen Metode/
Desain
Negeri kelurah
Tunggulsari TATV,
2 Surakarta radio M
dengan
adalah s
WC ada
29
5. Catherine Faktor-faktor Semua Pengumpulan Evaluasi proses Murid d
R. yang sekolah data dilakukan kualitatif dalam interven
Chittleboro Mempengaru dasar negeri dengan cara uji coba menunj
ugh, hi Perilaku (n = 613) diskusi terfokus terkontrol secara yang sa
Alexdanra Mencuci dalam enam dengan siswa, acak kelompok kapan d
L. Tangan Di Otoritas wawancara mencuc
Nicholson, Sekolah Lokal di dengan guru, Kurang
Elaine Dasar: Barat Daya observasi orang d
Basker, Evaluasi Inggris langsung dan mencuc
Sarah Proses Dalam diundang analisis. tidak m
Bell, dan Uji Coba untuk penghal
Rona Terkontrol berpartisipasi tangan s
Campbell Secara Acak dalam dan pen
(2012) penelitian ini kebersih
memilik
struktur
waktu u
dengan
Karakteristik
No Peneliti Judul
(Tahun)
Subjek Instrumen Metode/
Desain
bersih y
didoron
mencuc
sehari-h
dipanda
juga aka
mencuc
6. Intan Perilaku Cuci Informan Instrumen yang Jenis penelitian Mencuci
Silviana Tangan Pakai yang dipilih digunakan yaitu yang digunakan makan d
Mustikawati Sabun Studi dalam pedoman dalam penelitian informan
(2017) Kualitatif pada penelitian ini wawancara dan ini yaitu penelitian mencuci
Ibu-Ibu di adalah lima kualitatif. sesudah
lembar
Kampung orang ibu satupun
rumah tangga observasi
Nelayan menyusu
Muara Angke yang memiliki makanan
Jakarta Utara; anak berusia di rumah ta
Studi bawah lima pengetah
Kualitatif tahun (balita) kritis me
di kampung patokan
nelayan Muara memper
Angke, satu rumah ta
orang terhadap
koordinator demikian
nelayan di memunc
kampung tangan s
nelayan pada lim
30
Karakteristik
No Peneliti Judul
(Tahun)
Subjek Instrumen Metode/
Desain
Muara Angke kritis da
tersebut, dan
satu orang
petugas di
bagian
promosi
kesehatan
Puskesmas
Muara Angke.
31
2.6 Kerangka Teori
Pemahaman dan
Pertimbangan
1. Pengetahuan
2. Sikap
1. Kepercayaan
2. Persepsi
3. Penilaian
Personal Reference
Perilaku kesehatan
1. Guru
2. Peranan Orang Tua
Sumber Daya
1. Fasilitas
1. Uang
2. Waktu
3. Tenaga
Kebudayaan
1. Kebiasaan
1. Nilai - nilai
2. Tradisi
Keterangan :
= Variabel yang Diteliti
= Variabel yang Tidak Diteliti
32
BAB III DEFINISI KONSEP
Bentuk pengetahuan dan sikap menjadi sub variabel pemahaman dan pertimbangan
yang akan diteliti. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenan
dengan hal, dalam hal ini berarti pengetahuan tentang cuci tangan pakai sabun yang
diperoleh melalui pelajaran atau pesan-pesan yang disampaikan oleh guru dan orang tua.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan reaksi tertutup. Sikap anak terhadap perilaku cuci tangan pakai
sabun dapat dilihat dari kemauan anak tersebut untuk melakukan tindakan cuci tangan
pakai sabun. Namun demikian, sikap terhadap suatu objek, dalam hal ini cuci tangan
dianggap penting dan mempunyai pengaruh dalam perilaku anak sekolah dasar. Personal
reference untuk anak sekolah yaitu orang tua dan guru. Perilaku cuci tangan yang
ditunjukkan oleh personal refenrence tersebut dalam dijadikan panutan oleh anak
masyarakat yang dapat bersifat positif atau negatif. Ketersediaan sumber daya, dalam hal
ini fasilitas untuk mencuci tangan pakai sabun, dapat mempengaruhi perilaku cuci tangan
Kebudayaan terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu
masyarakat bersama. Kebudayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebiasaan
cuci tangan pakai sabun yang telah terbentuk dan diterapkan oleh anak sekolah dasar.
33
3.2 Pola pikir
Personal Reference
1. Guru
2. Peranan Orang Tua Perilaku C uci Tangan Pakai
Sabun
Sumber Daya
1. Fasilitas
Kebudayaan
1. Kebiasaan
1. Pemahaman dan pertimbangan terwujud dari persepsi anak usia sekolah dasar dalam
dianalisis berdasarkan :
Pengetahuan yang tercakup dalam penelitian ini adalah pada tingkatan tahu dan
memahami. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, seperti dapat
34
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
b. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pada tingkatan menerima dan
merespons mengenai sikap anak usia sekolah dasar terhadap perilaku cuci tangan
pakai sabun.
dianggap penting atau dekat dengan anak. Untuk anak sekolah, guru dan orang tua
merupakan orang-orang tersebut. Hal ini dilihat dari adanya upaya orang-orang
penting tersebut untuk menanamkan perilaku cuci tangan pakai sabun kepada anak-
Untuk anak sekolah, ketersediaan sarana dan prasarana untuk mencuci tangan berupa
akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life). Kebudayaan yang dimaksud dalan
penelitian ini merupakan kebiasaan yang membentuk perilaku mencuci tangan pakai
35
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi kasus yang terjadi tentang
perilaku mencuci tangan pada siswa sekolah dasar atau yang sederajat. Penelitian ini
ditekankan pada penggambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari
obyek yang akan diteliti. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti
umum dan agak luas. Informasi yang disampaikan oleh informan kemudian
dikumpulkan dan
selanjutnya dianalisis.
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan
berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus
yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu (Saryono dan
Anggraeni 2011).
4.2.1 Lokasi
36
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2018 sampai dengan
selesai.
4.3 Informan
terlebih dahulu kriteria yang akan dimasukkan dalam penelitian, di mana informan
yang diambil dapat memberikan informasi berharga bagi penelitian. Kriteria yang
sudah ditentukan tersebut mempermudah peneliti untuk berfokus pada orang yang
2011).
Kriteria informan yang akan diambil pada penelitian ini berdasarkan pada:
2. Siswa yang melakukan cuci tangan, terutama yang mencuci tangan pakai
sabun
1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok
yang diperlukan dalam penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi informan
37
2. Informan biasa, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi informan biasa yaitu
tambahan yang dapat menunjang hasil penelitian. Dalam hal ini yang menjadi
atau narasumber.
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian
cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan informan atau orang
38
sensitifitas pertanyaan, kontak mata dan kepekaan nonverbal. Dalam
2. Observasi
intisari dari segudang data yang telah dikumpulan, sehingga menjadi bermakna dan
39
4.4.3 Penyajian Data
denah, model atau metafora. Bentuk penyajian data dalam penelitian kualitatif
tidak terdapat batasan baku, dan sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti
dalam merangkai kata-kata (Saryono dan Anggraeni 2011). Penyajian data dalam
kalimat (apabila tidak terlalu panjang) atau terpisah dalam paragraf tersendiri
data (Sugiyono 2014). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
peneliti sendiri sebagai instrumen kunci, yang dilengkapi dengan alat tulis, alat perekam,
instrumen penelitian, ditambah lagi teknik pengumpulan data utama penelitian kualitatif
adalah wawancara dan observasi yang dianggap banyak kelemahan ketika dilakukan
secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol. Untuk mengatasinya dilakukan pemeriksaan
yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenan dengan persoalan yang sama.
40
Hal ini berarti peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber
(untuk dibandingkan) dengan data dari sumber lain. Triangulasi sumber akan
dilakukan pada informan kunci yaitu Kepala Sekolah Dasar Inpres 1 Besusu Kota
2. Triangulasi teknik adalah menguji kredibilitas data dengan mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yang telah diperoleh melalui
pada semua informan baik itu informan kunci, informan biasa dan informan
mendukung
41
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Yulrina, Risa Pitriani, and Ika Putri Damayanti. 2014. Panduan Lengkap
Keterampilan Dasar Kebidanan I. 1st ed. Yogyakarta: Deepublish.
Kartini, Sri. 2016. “Kejadian Kecacingan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbar.” Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal Of
Community Health) volume 3 (May): 53–59.
https://doi.org/10.25311/jkk.Vol3.Iss2.102.
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
———. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
———. 2014. ―Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Perilaku Mencuci
Tangan Pakai Sabun Di Indonesia.‖ Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI.
Mahmud, Mahmud Abdulkader, Mark Spigt, Afework Mulugeta Bezabih, Ignacio Lopez
Pavon, Geert-Jan Dinant, and Roman Blanco Velasco. 2015. ―Efficacy of
Handwashing with Soap and Nail Clipping on Intestinal Parasitic Infections in School-
Aged Children: A Factorial Cluster
Randomized Controlled Trial.‖ Edited by Zulfiqar A. Bhutta. PLOS Medicine 12 (6):
e1001837. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1001837.
Mukminah, Nurul, VG Tinuk Istiarti, and Syamsulhuda BM. 2016. ―FaktorFaktor Yang
Berhubungan Dengan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa SD Di Wilayah
Kerja Puskesmas Banyuurip Purworejo.‖ Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) 4
(5): 354–60.
Murwaningsih, Sri. 2016. ―Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun Di SDN II Kota Karang
Bandar Lampung.‖ Jurnal Kesehatan 7 (1): 148–55.
https://doi.org/10.26630/jk.v7i1.132.
42
Mustikawati, Intan Silviana. 2017. ―Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Studi Kualitatif
Pada Ibu-Ibu Di Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara; Studi Kualitatif.‖
Arsip Kesehatan Masyarakat 2 (1): 115–25.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Saryono, and Mekar Dwi Anggraeni. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang
Kesehatan. 2nd ed. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sugiarto, Eko. 2015. Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi Dan Tesis.
Yogyakarta: Suaka Media.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunardi, Sunardi, and Faqih Ruhyanuddin. 2017. ―Perilaku Mencuci Tangan Berdampak
Pada Insiden Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Kabupaten Malang‖ 8 (1).
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view.
Susanto, Isman, and Nita Fitriana. 2015. ―Dukungan Orang Tua Dengan Perilaku Cuic
Tangan Dan Gosok Gigi Pada Anak Di TK ABA Kepiton, Kulon Progo.‖ Journal Ners
Dan Midwifery Indonesia 3 (1): 43–47.
World Health Organization. 2017. ―Diarrhoeal Disease.‖ n.d. WHO. Accessed March 8,
2018. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/.
World Health Organization, ed. 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care:
First Global Patient Safety Challenge: Clean Care Is Safer Care. Geneva, Switzerland:
World Health Organization, Patient Safety.
L
A
43
M
P
I
R
A
N
44
JADWAL PENELITIAN
Judul : Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Sekolah Dasar Di SD Banaran II
Kediri Kota Palu
Nama : Puja Astutiningrum
Stambuk : N 201 14 073
Januari Februari Maret April
No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
1 Penyusunan Proposal
2 Penyusunan Instrumen
3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Pelaksanaan Penelitian
6 Pengumpulan Data
Pengolahan dan
7 Penyajian Data
8 Ujian Hasil Penelitian
9 Perbaikan
10 Ujian Skripsi
Perbaikan dan
11 Penyerahan Skripsi
55
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Siswa :
Kelas/Umur :
Hari/tanggal Wawancara :
a. Pengetahuan
b. Sikap
3) Apakah menurut anda mencuci tangan pakai sabun baik untuk anda?
4) Apakah anda mau atau tidak mencuci tangan pada saat-saat kritis mencuci
memegang makanan, setelah buang air besar dan air kecil, setelha
46
5) Apa yang anda rasakan ketika selesai mencuci tangan pakai sabun?
2. Personal Reference
5) Apakah anda mengikuti perilaku cuci tangan yang dilakukan oleh guru dan
orang tua?
6) Apakah anda ditegur oleh orang tua jika tidak mencuci tangan?
3. Sumber Daya
4. Kebudayaan
47
B. Pertanyaan Untuk Informan Kunci
Nama :
Jabatan :
Hari/tanggal Wawancara :
1. Personal Reference
1) Bagaimana peran guru dalam penanaman perilaku cuci tangan pakai sabun di
sekolah ini?
3) Apakah guru secara aktif memberikan contoh mengenai cuci tangan pakai sabun
2. Sumber Daya
1) Adakah sarana penunjang kegiatan cuci tangan pakai sabun untuk siswa sekolah
ini?
3. Kebudayaan
1) Adakah upaya lain yang dilakukan sekolah untuk menanamkan kebiasaan cuci
Nama :
Alamat :
Hari/tanggal Wawancara :
48
1. Pemahaman dan Pertimbangan
a. Pengetahuan
b. Sikap
2. Personal Reference
1) Bagaimana peran guru dalam menanamkan perilaku cuci tangan pakai sabun di
sekolah ini?
3. Sumber Daya
Hari/Tanggal :
Waktu :
2. Kran
3. Sabun
4. Air
49
5. Handuk/Tissue
50
LEMBAR OBSERVASI PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK
SEKOLAH DI SD BANARAN II KEDIRI KOTA PALU
Hari/Tanggal :
Waktu :
JUMLAH
HAL YANG DIAMATI
NO. (TOTAL) KETERANGAN
PERILAKU INDIKATOR
62