Você está na página 1de 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS WAKTU TUNGGU PADA PELAYANAN UNIT


LABORATORIUM RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SWASTA X
KOTA JAKARTA

Fidyanti Shabrina Junjungsari, Septo Pawelas Arso, Eka Yunila Fatmasari


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: fidyshabrina@gmail.com

Abstract: The waiting time at laboratory services is still often a problem in some
hospitals and has an impact on the quality of the hospital. Patients at Jakarta City
X Private Owned Women and Children Hospital complained about the length of
the waiting time in laboratory service, especially during peak hours.
Achievements of the laboratory waiting time indicator still do not meet the
standards set by the Jakarta City X Private Owned Women and Children
Hospital. This purpose of this study is to describe and identify the factors that
lead to long periods of waiting time in laboratory service. This research is a
quantitative research and qualitative research. The data of this research were
collected with an observation sheet of waiting time and with an in-depth
interviews with 6 informants.
The result of this research indicating that average waiting time of laboratory
service is 64.11 minutes and the biggest delay is in the process of taking
laboratory results. The waiting time for laboratory service that do not reach the
waiting time standard is 56.7% on hospital quality indicators standard. The
factors that lead this longer waiting period are the lacking numbers of employee,
the layout and the space of the room that has not been optimal, and there are still
standard operating procedure (SPO) that are not used as guidelines for work.
The few suggestion for this case are increasing the number of employees, make
effective supervision of the implementation of the SPO, and improve the layout of
the laboratory room.

Keywords : Laboratory Services, Waiting Time, Hospital

PENDAHULUAN kepentingan pasien sesuai dengan


Latar Belakang standar pelayanan rumah sakit.(1)
Pada Undang-Undang No 44 Tahun Waktu tunggu merupakan waktu
2009 menyebutkan bahwa rumah yang digunakan pasien untuk
sakit adalah institusi pelayanan mendapatkan pelayanan kesehatan.
kesehatan yang menyelenggarakan Waktu tunggu merupakan salah satu
pelayanan kesehatan perorangan komponen yang berpotensi
secara paripurna yang menyediakan menyebabkan ketidakpuasan, selain
pelayanan rawat inap, rawat jalan, itu lama waktu tunggu juga
dan gawat darurat. Rumah saki pun mencerminkan bagaimana rumah
berkewajiban memberikan sakit mengelola komponen
pelayanan kesehatan yang aman, pelayanan yang disesuaikan dengan
bermutu, anti diskriminasi, dan situasi dan harapan pasien.(2)
efektif dengan mengutamakan Salah satu bentuk pelayanan
kesehatan adalah pelayanan

57
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pemeriksaan laboratorium, yaitu pelayanan laboratorium di Rumah


suatu pemeriksaan penunjang yang Sakit Ibu dan Anak Swasta X Kota
sangat diperlukan oleh dokter untuk Jakarta. Dari data yang didapat
mendiagnosis, memantau dan menunjukkan bahwa capaian
meramalkan penyakit seorang indikator untuk respon time
pasien.(3) Unit laboratorium pemberian hasil laboratorium pada
merupakan salah satu unit atau bulan Juli-Desember 2017 masih
fasilitas di rumah sakit yang belum memenuhi standar yang telah
mempunyai fungsi sebagai ditentukan oleh Rumah Sakit Ibu dan
penyelenggara seluruh kegiatan Anak Swasta X Kota Jakarta. Pada
pekerjaan laboratorium yang bulan Juli capaian indikator sebesar
ditujukan untuk keperluan rumah 85%, bulan Agustus 78%, bulan
sakit itu sendiri. Sebagai salah satu September 70%, bulan Oktober
komponen penting dalam pelayanan 51%, bulan November 76%, dan
kesehatan, hasil pemeriksaan bulan Desember 70%. Jika dibuat
laboratorium sangat diperlukan grafik tren, maka dapat terlihat
dalam hal penetapan diagnosis, bahwa tren cenderung fluktuatif.
pemberian pengobatan, pemantauan Indikator respon time pemberian
hasil pengobatan, dan penentuan hasil laboratorium ke unit terkait ini
prognosis.(4) merupakan lama waktu tunggu hasil
Waktu tunggu pada pelayanan laboratorium setelah mulai dari
laboratorium masih sering menjadi pengambilan sampai dengan hasil
masalah di beberapa rumah sakit. diserahkan ke pasien. Standar yang
Dan lamanya waktu tunggu pun ditetapkan adalah hasil laboratorium
merupakan salah satu faktor dari diberikan dalam waktu 1 jam (60
kualitas mutu pelayanan kesehatan. menit). Sedangkan menurut
Hartoyo dalam penelitiannya pun Kepmenkes RI Nomor
membuktikan bahwa waktu tunggu 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
pada unit laboratorium Standar Pelayanan Minimal Rumah
mempengaruhi mutu pelayanan Sakit, waktu tunggu untuk hasil
rumah sakit itu sendiri.(5) Lamanya pelayanan laboratorium adalah ≤140
waktu tunggu pasien mencerminkan menit.
bagaimana rumah sakit mengelola Hal ini tentunya dapat menurunkan
komponen pelayanan yang kualitas mutu dari unit laboratorium
disesuaikan dengan situasi dan maupun rumah sakit itu sendiri. Hasil
harapan pasien. Pelayanan yang laboratorium pun perannya sangat
baik dan bermutu tercermin dari penting, karena membantu untuk
pelayanan yang ramah, cepat, dan menentukan diagnosa dokter
nyaman.(6) terhadap pasien.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X
Kota Jakarta merupakan salah satu METODE PENELITIAN
rumah sakit swasta kelas B di Kota Penelitian ini merupakan penelitian
Jakarta dan telah mendapatkan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian
status akreditasi paripurna versi dilaksanakan pada bulan Maret-
KARS 2012 sejak tanggal 4 Oktober Agustus 2018. Pengumpulan data
2016. kuantitif menggunakan lembar
Berdasarkan hasil studi observasi waktu tunggu pelayanan
pendahuluan, masih banyaknya laboratorium dengan mengamati
pasien yang mengeluh mengenai mulai dari proses pengambilan
lamanya waktu tunggu pada sampel sampai dengan hasil

58
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pemeriksaan laboratorium diberikan adalah 3 orang staf analis


kepada pasien yang dibagi menjadi laboratorium dan 1 orang
komponen tindakan dan delay. koordinator laboratorium. Informan
Sampel penelitian adalah pasien triangulasi adalah Kepala
yang melakukan pemeriksaan Departemen Penunjang Medik dan
laboratorium pada hari Senin hingga Manajer Penjaminan Mutu dan
Minggu sebanyak 90 pasien yang Keselamatan Pasien.
diambil menggunakan accidental
sampling. Sedangkan pengumpulan HASIL DAN PEMBAHASAN
data kualitatif melalui wawancara Tabel 1 Tindakan dan Delay pada
mendalam yang penentuan Proses Pelayanan Laboratorium
informannya menggunakan
purposive sampling. Informan utama
No Tahapan Mean Median Min Max
1. Delay Pengambilan Sampel 1.65 .00 .00 22.50
2. Pengambilan Sampel 4.73 4.75 2.15 6.59
3. Delay Pemeriksaan Sampel 7.73 6.01 .21 26.40
4. Pemeriksaan Sampel 29.35 30.04 7.18 49.57
5. Delay Validasi Hasil 3.04 1.32 .00 20.37
6. Validasi Hasil 1.68 1.25 .40 5.32
7. Delay Pemberian Hasil 14.04 13.28 2.12 30.45
8. Pemberian Hasil 1.85 2.00 1.00 3.45
Berdasarkan tabel 1 proses pelayanan laboratorium di Rumah
pelayanan laboratorium dilihat dari Sakit Ibu dan Anak Swasta X Kota
aspek tindakan dan delay, dimana Jakarta adalah berdasarkan IMRS,
tindakan adalah lama waktu saat dimana standar waktu tunggu untuk
sampel dikerjakan oleh petugas dan pelayanan laboratorium adalah 1
delay adalah lama waktu saat jam (60 menit). Berdasarkan hasil
sampel menunggu untuk dikerjakan penelitian 56.7% pelayanan tidak
oleh petugas. Rata-rata waktu yang mencapai standar IMRS yang telah
dibutuhkan untuk proses pelayanan ditetapkan.
laboratorium dimulai dari Jika dilihat menggunakan teori lean
pengambilan sampel sampai dengan hospital, maka pelayanan
pemberian hasil kepada pasien yaitu laboratorium Rumah Sakit Ibu dan
37.61 menit, dimana delay pada Anak Swasta X Kota Jakarta belum
proses pelayanan laboratorium dalam kondisi lean. Lean hospital
memakan waktu 26.46 menit. adalah suatu aturan yang
Tahapan paling lama adalah saat merupakan suatu sistem manajemen
pemeriksaan sampel dengan rata- dan juga suatu filosofi yang dapat
rata waktu 29.35 menit, sedangkan merubah cara pandang suatu rumah
delay paling lama adalah saat sakit agar lebih teratur dan
menunggu untuk memberikan hasil teroganisir dengan memperbaiki
sebesar 14.04 menit. kualitas layanan untuk pasien
Standar waktu tunggu pelayanan dengan cara mengurangi kesalahan
laboratorium menurut SPM adalah dan mengurangi waktu tunggu.(7)
≤140 menit. Berdasarkan hasil Berikut hasil perhitungan VAA
penelitian pelayanan laboratorium (Value Added Assesment) untuk alur
sudah mencapai standar SPM yang proses pelayanan laboratorium
ditetapkan. Sedangkan standar Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X
waktu yang menjadi acuan dalam Kota Jakarta.

59
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 2 Hasil Perhitungan VAA

No Aktivitas Value Non Necessary Waste


added value non value
added added
1. Menunggu untuk dilakukannya √ Waiting
pengambilan sampel pasien
2. Pengambilan sampel pasien √
3. Penyerahan sampel pasien √ Motion
4. Pemeriksaan sampel √
5. Hasil pemeriksaan menunggu √ Waiting
untuk dilakukan validasi
6. Validasi hasil √
7. Menunggu pasien mengambil √ Waiting
hasil
8. Pemberian hasil √
Hasil perhitungan VAA untuk alur tersebut ke ruang laboratorium di
proses pelayanan laboratorium lantai basement sehingga terjadi
Rumah Sakit Ibu dan Anak Swasta X delay pada proses pelayanan
Kota Jakarta yang dirangkum dalam laboratorium. Kekurangan
tabel diatas memperlihatkan tenaga juga terjadi pada
komposisi value added dibanding pemeriksaan sampel karena
dengan non value added sebesar hanya ada 2 petugas yang
50%:50%. Suatu organisasi bertugas untuk melakukan
dikatakan sudah lean apabila ratio pemeriksaan, baik itu dari pasien
waste dengan total aktivitas rawat inap maupun pasien rawat
minimum telah mencapai 30%.(7) jalan.
Dari data tersebut diatas dapat Kemampuan dan pengalaman
dikatakan bahwa proses pelayanan pegawai dalam melakukan
laboratorium Rumah Sakit Ibu dan pemeriksaan sampel dianggap
Anak Swasta X Kota Jakarta yang berpengaruh terhadap kecepatan
ada saat ini belum dalam kondisi pelayanan laboratorium, namun
lean. selama ini masih jarang
Berdasarkan hasil wawancara diadakan pelatihan khusus bagi
mendalam, faktor-faktor yang turut pegawai terkait pelayanan
memengaruhi lamanya waktu tunggu laboratorium.
pelayanan laboratorium antara lain: 2. Sarana Prasarana
1. Sumber Daya Manusia Peralatan yang terdapat pada
Salah satu penyebab lamanya laboratorium sudah cukup
waktu tunggu pada pelayanan lengkap dan optimal dalam
laboratorium adalah jumlah melakukan pelayanan
tenaga yang masih belum laboratorium, namun memang
mencukupi walaupun pembagian masih ada beberapa
shiftnya sudah teratur. Hal ini pemeriksaan yang dirujuk ke
diperjelas dengan hasil observasi laboratorium lain.
bahwa hanya ada satu petugas Luas ruangan laboratorium
yang mengerjakan 3 pekerjaan, dianggap sempit sehingga
yaitu menjaga administrasi penempatan alat-alat untuk
laboratorium, mengambil sampel pemeriksaan sampel masih
pasien, dan mengantar sampel belum teratur dikarenakan alat-

60
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

alatnya yang terbilang besar. diberikan teguran secara lisan.


Tata letak ruangan juga Bila tidak berubah baru
dianggap masih belum optimal dilaporkan kepada kepala
dikarenakan terpisahnya departemen penunjang medik
ruangan sampling dengan ruang dan HRD.
laboratorium, dimana ruang
sampling terdapat di lantai 1 KESIMPULAN DAN SARAN
sedangkan ruang laboratorium Kesimpulan
terdapat di lantai basement. Hal Berdasarkan hasil penelitian dan
ini pun menyebabkan delay pada pembahasan yang telah
pemeriksaan sampel. Kemudian diperoleh peneliti mengenai
ruang penyimpanan yang masih analisis waktu tunggu pada
menjadi satu dengan area pelayanan Rumah Sakir Swasta
pemeriksaan. Begitu pula X Kota Jakarta, pelayanan
dengan teknik pembuangan laboratorium dinilai masih
limbah yang belum sesuai melebihi standar Indikator Mutu
dengan standar. Rumah Sakit. Untuk lebih
3. Standar Prosedur Operasional jelasnya akan diuraikan sebagai
(SPO) berikut:
Standar prosedur operasional 1. Gambaran waktu tunggu
untuk pelayanan laboratorium Rata-rata Rata-rata waktu
sudah tersedia dan sudah tunggu pelayanan
disosialisasikan kepada pegawai laboratorium pada Rumah
laboratorium. Namun SPO yang Sakit Ibu dan Anak Swasta X
sudah ada belum sepenuhnya Kota Jakarta adalah 64.11
digunakan sebagai pedoman menit. Pada pelayanan
kerja oleh pegawai. Hal ini laboratorium terdapat delay
diperjelas dengan hasil di semua tahap pelayanan,
pengamatan bahwa dalam waktu delay terlama yaitu
melakukan pemeriksaan sampel, pada saat menunggu untuk
pegawai tidak ada yang pemberian hasil laboratorium
memakai APD.selain itu petugas sebar 14.04 menit dan
sudah mengambil sampel menunggu untuk dilakukan
pasien, padahal pasien tersebut pemeriksaan sampel sebesar
belum melakukan pembayaran di 7.73 menit. Kemudian jika
kasir. dilihat menggunakan teori
Kemudian untuk pengawasan lean hospital, maka
terhadap pelaksaan SPO pelayanan laboratorium
dilakukan oleh koordinator Rumah Sakit Ibu dan Anak
laboratorium meskipun Swasta X Kota Jakarta belum
pengawasan yang dilakukan dalam kondisi lean karena
masih kurang optimal. Hal ini perbandingan antara VA :
diperjelas oleh hasil pengamatan NVA adalah 50% : 50% dan
dimana koordinator laboratorium tipe waste yang ditemukan
tidak melakukan apa-apa ketika adalah waiting dan motion.
melihat pegawai lain tidak 2. Masukan (Input) dalam
menggunakan APD pada saat pelayanan laboratorium
melakukan pemeriksaan sampel. a. Sumber daya manusia
Penanganan kepada petugas yang terdapat pada unit
yang melanggar SPO adalah laboratorium masih belum

61
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mencukupi sehingga a. Dilakukan


mengakibatkan proses penambahan pegawai
pelayanan kepada pasien supaya bisa
tidak optimal dan adanya meminimalisir delay
petugas yang melakukan yang terjadi.
double job. Pelatihan dan b. Untuk mengurangi
pendidikan khusus bagi waktu delay pada
pegawai pun masih pemberian hasil,
jarang diadakan. sebaiknya petugas
b. Tata letak dan luas ruang melaksanakan
kerja pada unit pelayanan sesuai
laboratorium dianggap dengan alur yang
masih belum optimal sudah ditetapkan.
dalam melakukan c. Mengefektifkan
pelayanan. pengawasan
c. Unit laboratorium sudah pelaksanaan SPO
mempunyai SPO dan oleh koordinator
sudah disosialisasikan. laboratorium agar
Namun dalam pegawai pada unit
keberjalanannya masih laboratorium
ada pegawai yang tidak melaksanakan
berpedoman kepada pelayanan sesuai
SPO. dengan SPO yang
3. Keluaran (Output) dalam telah ada.
pelayanan laboratorium d. Diadakan pelatihan
Pelayanan laboratorium untuk meningkatkan
Rumah Sakit Ibu dan Anak kemampuan pegawai
Swasta X Kota Jakarta sudah dalam pelayanan
memenuhi standar menurut laboratorium.
SPM, namun belum 2. Bagi Manajemen Rumah
memenuhi standar menurut Sakit
IMRS. Pelayanan a. Memperbaiki tata
laboratorium yang belum letak ruang
mencapai standar menurut laboratorium jika
IMRS sebesar 56,7% dimana memungkinkan. Jika
standar menurut IMRS tidak memungkinkan,
adalah 60 menit. adanya penambahan
fasilitas vakum untuk
Saran mobilisasi sampel
Berdasarkan kesimpulan agar tidak terjadi
tersebut, rekomendasi yang delay yang terlalu
dapat dijadikan alternatif lama.
dalam mengatasi b. Menambah tulisan
permasalahan terkait waktu “Admin Laboratorium”
tunggu pelayanan dan menyingkirkan
laboratorium Rumah Sakit alat asuransi pada
Ibu dan Anak Swasta X Kota meja administrasi
Jakarta antara lain: laboratorium agar
1. Bagi Unit Laboratorium pasien tidak bingung
saat ingin melakukan

62
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pemeriksaan 5. Hartoyo, Santosa B, Hartiti T.


laboratorium. Hubungan Waktu Tunggu
c. Adanya pemeliharaan Hasil Pemeriksaan Darah
Jaringan Sistem Rutin dan Kimia Darah
Informasi Manajemen Dengan Tingkat Kepuasan
Rumah sakit secara Pasien Di Laboratorium
berkala, sehingga Rumah Sakit Umum
memperlancar Dr.R.Soetijono Blora.
pelayanan. 6. Utami. Hubungan Waktu
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Tunggu Pelayanan Rawat
a. Bagi peneliti Jalan dengan Tingkat
selanjutnya Kepuasan Pasien di RSU
disarankan untuk Assalam Gemolong. J
melakukan penelitian APIKES Citra Med.
yang mengaitkan 2012;4:195–205.
waktu tunggu 7. Graban. Lean Hospital:
pelayanan Improving Quality, Patient
laboratorium dengan Safety and Employee
kepuasan pasien Satisfaction. New York: CRC
b. Bagi peneliti Press; 2009.
selanjutnya sebaiknya
dilakukan pula
penelitian mengenai
analisis beban
petugas analis dan
analisis waktu tunggu
dilihat dari lean
management.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Undang-
Undang Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. 2009.
2. Bustani NM, Rattu AJ,
Saerang JSM. Analisis Lama
Waktu Tunggu Pelayanan
Pasien Rawat Jalan Di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat
Propinsi Sulawesi Utara. J e-
Biomedik. 2015;3:872–82.
3. Nigon. Clinical Laboratory
Management: Leadership
Principles for 21th Century.
New York: McGraw Hill; 2000.
4. Departemen Kesehatan RI.
Pedoman Pengelolaan
Instalasi Laboratorium Klinik
Rumah Sakit. Jakarta; 2000.

63

Você também pode gostar