Você está na página 1de 6

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

(MTBS) MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL DAN AUDIOVISUAL

Annif Munjidah

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya
Email: annifmunjidah@unusa.ac.id

Abstrack : Learning differences of integrated management of children sick (IMCI)


Learning through Visual Media and Audiovisual. Integrated management of childhood
illness is effective cost to solve toddler’s death that is caused by acute respiratory infections,
diarrhea, measles, malaria, and malnutrition The students of midwifery as candidate of
midwife must have good ability in integrated management of childhood illness. The purpose
of this research is analysis study result of integrated management of childhood illness of
learning media visual and audiovisual for students of Midwifery Diploma Degree
Department FKK of UNUSA. This research used experimental analytic design by quasi
experimental design “after only with control quasi experimental”. The populations were all
students of Midwifery Diploma Degree, faculty of medical sains Nahdatul Ulama University
Surabaya are 177 students. The sampling technique used simple random sampling technique.
The total of sample is 60 respondents that were divided into 30 respondents in treatment
group and 30 respondents in control group. Data analysis used independent t test. There was
the difference of study result statically significant between the students who got material by
visual and audiovisual learning media. They who got material by audiovisual media had
higher study result than those using visual media

Abstrak: Perbedaan hasil belajar manajement terpadu balita sakit (MTBS) melalui
media pembelajaran visual dan audiovisual. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
merupakan cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh
infeksi Pernafasan Akut, diare, campak, malaria, dan kurang gizi. Mahasiswa kebidanan
sebagai calon bidan harus memiliki kemampuan yang baik dalam manajemen terpadu balita
sakit (MTBS). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan hasil belajar
manajemen terpadu balita sakit (MTBS) melalui media pembelajaran visual dan audiovisual
pada mahasiswa Prodi DIII Kebidanan FKK UNUSA.Penelitian ini menggunakan desain
Analitik eksperimental dengan desain eksperimental quasi “after only with control quasi
experimental design”. Populasinya adalah seluruh mahasiswa Prodi DIII Kebidanan
Fakultas Keperawatan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya sebesar 177 orang.
Tehnik pengambilan sample menggunakan tehnik simple random sampling. Jumlah sampel
sebesar 60 responden yang terbagi dengan 30 responden pada kelompok perlakuan dan 30
responden pada kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji independent t test dengan
kemaknaan p ≤ 0,05. Terdapat perbedaan hasil belajar secara statistik signifikan antara
mahasiswa yang mendapat materi melalui media pembelajaran visual dengan audiovisual.
Mahasiswa yang mendapat materi melalui media audiovisual rata-rata memiliki hasil
belajar yang lebih tinggi dibanding dengan media visual

Kata Kunci: visual, audiovisual, Media pembelajaran, hasil Belajar

1
Munjidah: perbedaan hasil belajar manajemen terpadu balita sakit (MTBS) melalui media 2
pembelajaran visual dan audiovisual

PENDAHULUAN menggunakan media bantu berupa buku


Bank Dunia tahun 1993 melaporkan foto, bagan dinding, formulir dinding dan
bahwa Manajemen Terpadu Balita Sakit slide power point, meskipun telah ada
(MTBS) merupakan cost effective untuk video MTBS dari WHO yang berisikan
mengatasi masalah kematian balita yang materi tentang penilaian tanda bahaya
disebabkan oleh infeksi pernafasan akut umum maupun pengkajian fisik lainnya.
(ISPA), diare, campak, malaria, dan Setelah dilakukan analisis butir didapatkan
kurang gizi. WHO dan UNICEF nilai sebagai berikut di bawah ini.
memperkenalkan MTBS melalui Tabel 1. Nilai butir soal MTBS
Departemen Kesehatan RI dan UKKIDAI. Nilai Jumlah Persentase
(Depkes RI: 2011) Mahasiswa (%)
MTBS digunakan sebagai standar ≥ 75 15 8,0
pelayanan sekaligus sebagai pedoman 70 – 79 42,0
bagi tenaga kesehatan (bidan dan perawat) 74,9
khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan 65 – 71 37,7
dasar. Penerapan MTBS akan efektif jika 69,9
ibu atau keluarga segera membawa balita 60 – 15 8,0
sakit ke petugas kesehatan yang terlatih 64,9
sehingga dengan cepat dapat ditentukan ≤ 59,9 8 4,2
pengobatannya (Depkes RI: 2011). Namun Total 188 100
dalam prakteknya manajemen terpadu Sumber: Data Sekunder Tahun 2014
balita sakit ini masih mengalami hambatan
yang salah satunya dikarenakan Dari tabel 1 diatas dapat disimpulkan
keterampilan petugas. bahwa sebanyak 23 mahasiswa (12,2%)
Hasil penelitian MTBS oleh Djoko masih memiliki nilai < 65, yang berarti
Mardijanto dan Mubasyir Hasan Basri hasil belajar mahasiswa secara kognitif
tahun 2005 di Jawa Tengah menunjukkan masih kurang.
bahwa sudah ada perbaikan dalam Menurut Sri Esti. W.D (2002) dengan
pengobatan anak sakit melalui manajemen mengetahui hasil belajar siswa seorang
terpadu balita sakit oleh tenaga kesehatan guru dapat mengetahui apakah dia sudah
namun kemampuan petugas kesehatan berhasil ataukah gagal dalam memberikan
dalam mengikuti klasifikasi kondisi anak pelajaran pada siswa. Pengetahuan akan
dan melakukan pencatatan seperti yang kegagalannya akan memberikan tantangan
diharapkan masih kurang. dalam memperbaiki misalnya dengan
Sesuai kurikulum DIII Kebidanan mengubah metode, sistematika bahan,
MTBS termasuk salah satu pokok bahasan media maupun sikapnya.
dalam mata kuliah Asuhan Neonatus, Hasil belajar menjadi tolak ukur dalam
Bayi, Balita dan Anak (ANBB) dengan keberhasilan proses belajar mengajar
jumlah SKS 5 (T:3, P:2) di semester III. (Moedjiarto: 2007). Hal ini tidak terlepas
Dalam proses pembelajarannya mahasiswa dari dari faktor-faktor yang dapat
sebagai calon tenaga kesehatan harus mempengaruhi keberhasilan belajar seperti
mampu menilai dan membuat klasifikasi, minat, motivasi, lingkungan belajar,
menentukan tindakan, memberi fasilitas/sarana prasarana dan guru
pengobatan, memberi konseling bagi ibu, (Santrock, 2011)
tata laksana dan pelayanan tindak lanjut. Menurut Edgar Dale dalam Dimyati
Berdasarkan observasi pendahuluan di Mujiono (2013) mengemukakan bahwa
Prodi DIII Kebidanan Fakultas kegiatan pembelajaran yaitu pengalaman
Keperawatan Kebidanan Universitas langsung, pengalaman yang diatur,
Nahdlatul Ulama Surabaya tahun 2014 dramatisasi, demonstrasi, karyawisata,
pembelajaran di kelas, pengajar hanya pameran, televisi, dan film sebagai alat
3 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Februari 2016, hal 1-6

peraga. Televisi dan alat peraga tersebut perlakuan media audiovisual (kelas A, B)
merupakan hasil dari pengembangan sebesar 30 orang. Kelompok perlakuan
teknologi yang digunakan dalam kegiatan media visual (kelas C, D) sebesar 30
pembelajaran yaitu melalui pengembangan orang. Tehnik pengambilan sample dalam
media. Hal ini merupakan suatu langkah penelitian ini adalah simple random
nyata untuk mengadakan perubahan dalam sampling. Pelaksanaan penelitian ini
proses transfer informasi. Menurut Sagala dilakukan di Prodi DIII Kebidanan FKK
(2009) pembelajaran dengan media berarti Unusa. Sedangkan Waktu pelaksanaannya
mengalihkan posisi seorang guru sebagai dilakukan pada bulan September 2015 s.d
sumber informasi utama menjadi Desember 2015.
fasilitator untuk siswa, hal tersebut juga Instrumen pada variabel ini berupa soal
didukung oleh Thalib (2010) bahwa yang bertipe multiplechoice. Responden
penggunaan media akan membuat dapat memberi tanda silang (X) pada
pembelajaran lebih efektif dalam jawaban yang dianggap paling benar
penyampaian informasi. Hasil penelitian setelah mendapatkan pembelajaran.
yang telah dilakukan oleh Pera Analisis statistik dengan uji t
Nurfathiyah dan Tri suratno (2012)
menunjukkan pengaruh penyajian pesan HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan visualisasi gerak Penelitian ini telah dilakukan pada
lebih efektif daripada visualisasi foto mahasiswa semester III Program studi
Dari latar belakang yang telah DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan
disebutkan di atas maka peneliti tertarik Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul
untuk melakukan penelitian mengenai Ulama Surabaya (UNUSA) yang
“Perbedaan hasil belajar manajemen beralamat di Jl. Smea No: 57 Surabaya.
terpadu balita sakit melalui media UNUSA merupakan pengembangan dari
pembelajaran visual dan audiovisual pada Stikes Yarsis melalui ijin pendirian
mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Fakultas Universitas oleh Dirjen Dikti pada tanggal
Keperawatan Kebidanan Universitas 02 Juli 2013. Dalam perijinan tersebut
Nahdlatul Ulama Surabaya” terdiri dari lima Fakultas dan 16 Program
Studi yang salah satunya yaitu prodi DIII
METODE Kebidanan.
Jenis penelitian Analitik eksperimental Mulai tahun Tahun Akademik
dengan desain eksperimental quasi “after 2013/2014 Prodi DIII Kebidanan program
only with control quasi experimental studi DIII Kebidanan Unusa telah
design”. Populasi dalam penelitian ini menggunakan kurikulum berbasis
adalah seluruh mahasiswa Prodi DIII kompetensi (KBK) yang berpedoman
Kebidanan Fakultas Keperawatan pada kurikulum nasional
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Pengambilan data pada variabel hasil
Surabaya sebesar 177 orang. Sampel belajar dengan evaluasi berupa soal
dalam penelitian ini adalah Sebagian pilihan ganda dan variabel media
mahasiswa semester III Prodi DIII pembelajaran dengan pengelompokan
Kebidanan yang terbagi menjadi dua menjadi kelompok media visual dan media
kelompok. Yaitu kelompok kelas A, B audiovisual. Kuesioner yang digunakan
yang mendapat perlakuan pembelajaran telah dilakukan uji validitas dan
menggunakan media audiovisual. reliabilitas. Pengujian instrumen dilakukan
Kelompok Kelas C, D yang mendapat pada 15 responden. Jumlah sampel dalam
perlakuan pembelajaran menggunakan penelitian sebanyak 60 mahasiswa yang
media visual. Besar sampel dalam memenuhi kriteria dengan teknik simple
penelitian ini adalah sebagian mahasiswa random sampling.
Prodi DIII Kebidanan dengan kelompok
Munjidah: perbedaan hasil belajar manajemen terpadu balita sakit (MTBS) melalui media 4
pembelajaran visual dan audiovisual

a.Hasil Penelitian lebih baik daripada media visual.


Perbedaan hasil belajar melalui media Hal ini sejalan dengan Oemar
visual dan audiovisual Hamalik (2010) bahwa semakin banyak
Tabel 2. Perbedaan hasil belajar alat indera yang digunakan untuk
melalui media pembelajaran visual dan menerima dan mengolah informasi
audiovisual semakin besar kemungkinan informasi
tersebut dimengerti dan dapat
t dipertahankan dalam ingatan sehingga
Kelp. N Mean SD P
independen proses belajar mengajar dapat berhasil
audiovisual 30 80.0 12.9
2,033 0,047 dengan baik. Begitu juga dengan pendapat
visual 30 72.5 15.5
Paivio (1978) melalui konsep dual coding
Sumber : Data primer tahun 2015
hypotesis (hipotesis koding ganda)
menyebutkan bahwa belajar dengan
Tabel 2. diatas menunjukkan bahwa
menggunakan indera ganda yaitu pandang
beda mean hasil belajar manajemen
dan dengar akan memberikan keuntungan
terpadu balita sakit setelah mendapatkan
bagi siswa. Siswa akan belajar lebih
materi melalui penggunaan media antara 2
banyak daripada jika materi pelajaran
kelompok, mean berbeda secara bermakna
disajikan hanya dengan stimulus pandang
karena lebih tinggi pada kelompok yang
atau hanya dengan stimulus dengar.
mendapatkan pembelajaran melalui media
Demikian halnya dengan hasil penelitian
audiovisual dibanding dengan visual.
Asri yuni (2009) yang mengemukakan
Dilihat dari nilai p sebesar 0,047. Dengan
bahwa ada pengaruh penggunaan media
demikian nilai p lebih kecil dari nilai α
pembelajaran video terhadap hasil belajar
(0,05) artinya ada perbedaan pengaruh
keterampilan memasang infus pada
media pelajaran dengan hasil belajar
mahasiswa S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Malang
b. Pembahasan
dan penelitian dari Fansuri hamzah (2013)
Hasil analisis independent sample t test
bahwa penerapan video pembelajaran
yang ada pada tabel 2 didapatkan nilai
dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa
mean media audiovisual 80, mean media
di SMKN 1 Sayegan.
visual 72,50 dengan nilai t independen
Menurut Djamarah (2011) media adalah
2,033 sedangkan nilai P = 0,047 lebih
perantara atau pengantar pesan dari
kecil dari nilai α (0,05) artinya ada
pengirim kepada penerima pesan. Dalam
perbedaan pengaruh media pelajaran
pembelajaran peran media sebagai alat
dengan hasil belajar. Beda mean hasil
untuk menangkap, memproses, dan
belajar manajemen terpadu balita sakit
menyusun kembali informasi visual atau
setelah mendapatkan materi melalui
verbal. Beberapa hal yang dapat
penggunaan media antara 2 kelompok,
mempengaruhi hasil belajar selain media
mean berbeda secara bermakna karena
yaitu faktor lingkungan kondisi fisiologis
lebih tinggi pada kelompok yang
dan psikologis peserta didik antara lain:
mendapatkan pembelajaran melalui media
minat, kecerdasan, motivasi belajar,
audiovisual dibanding dengan visual.
kemampuan kognitif.
Penjabaran hasil diatas menunjukkan
Pada pembelajaran manajemen
terdapat korelasi media pembelajaran
terpadu balita sakit mahasiswa dibekali
terhadap hasil belajar, bahwa rata-rata
teori tentang pengkajian fisik, dimana
hasil belajar mahasiswa tentang
mahasiswa selain harus menguasai teori
manajemen terpadu balita sakit
tentang pengkajian fisik juga dituntut
menggunakan media pembelajaran
untuk terampil dalam menggali data
audiovisual lebih baik dibanding visual.
subyektif melalui anamnesa pada ibu dan
Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian
keluarga. Berbeda dengan pasien dewasa
yaitu media pembelajaran audiovisual
5 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Februari 2016, hal 1-6

pada umumnya, yang dapat


menyampaikan keluhan yang dirasakan, DAFTAR RUJUKAN
pada pasien anak, petugas harus lebih jeli
dalam menggali informasi dari ibu. Untuk Depkes R.I. 2011. Buku Pedoman
itu melalui pembelajaran audiovisual pada Manajemen Terpadu Balita
MTBS ini mahasiswa diberikan gambaran Sakit (MTBS). Dinkes Provinsi:
nyata bagaimana cara melakukan Jawa Timur
pengkajian fisik dan anamnesa pada anak Djamarah, SB. 2011. Strategi belajar
balita. mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Pemaparan materi pada video Cipta
MTBS akan memberi gambaran secara Esti, Sri. WD. 2002. Psikologi pendidikan.
jelas sekaligus memberi pengalaman yang Jakarta: Gramedia Widiasarana
berbeda, mahasiswa akan mendapat Indonesia
gambaran secara nyata dibandingkan saat Hamalik, Oemar 2010 Media Pendidikan.
dosen menggunakan media visual pada (Cetakan ke-7). Bandung:
saat pembelajaran. Terlebih pada materi penerbit PT Citra Aditya Bakti
MTBS ini mahasiswa harus mampu Hamzah, Fansuri. 2013. Penerapan Video
membedakan kondisi fisiologi dan Pembelajaran Untuk
patologi agar tepat dalam melakukan Meningkatkan Prestasi Belajar
klasifikasi. Hal tersebut sesuai dengan Siswa Kelas X Fabrikasi Logam
teori Sadiman (2013) bahwa Pada Mata Pelajaran Teori Las
menghadirkan suasana nyata dalam Oxy-Acetylene Di SMK Negeri 1
pembelajaran akan sangat membantu SEYEGAN.
mahasiswa dalam memahami materi Mardijanto, Djoko dan Hasan, Mubasyir
perkuliahan, semakin banyak alat indera Basri. 2005. Jurnal Evaluasi
yang terlibat akan semakin mempermudah MTBS Di kabupaten
daya ingat, sehingga akan berdampak Pekalongan. Jurnal Manajemen
positif terhadap hasil belajar Pelayanan Kesehatan 2005,
VIII(1)
SIMPULAN Moedjiarto. 2007 “Strategi Belajar
1. Mahasiswa yang menggunakan media Mengajar”. Surabaya:
audiovisual pada manajemen terpadu University Surabaya press
balita sakit rata-rata memiliki hasil Mujiono, Dimyati. 2013. Belajar dan
belajar sebesar 80,0 Pembelajaran. Cetakan ke-5.
2. Mahasiswa yang menggunakan media Jakarta: PT: Rineka Cipta
visual pada manajemen terpadu balita Nurfathiyah, Pera dan Suratno Tri. 2011
sakit rata-rata memiliki hasil belajar Pengaruh Visualisasi Gerak
sebesar 72,5 dan Foto PadaMedia Video
3. Terdapat perbedaan hasil belajar Terhadap peningkatan
manajemen terpadu balita sakit secara Pengetahuan Petani Di Desa
statistik signifikan antara mahasiswa Tangkit
yang mendapat materi melalui media Paivio, A. 1978. “A Dual Coding
pembelajaran audiovisual dengan Approach to perception and
visual. Mahasiswa yang mendapat Cognition”. In Pick,
materi pembelajaran manajemen Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A.,
terpadu balita sakit melalui media dan Rahardjito. 2013. Media
audiovisual rata-rata memiliki nilai pendidikan pengertian,
hasil belajar yang lebih tinggi pengembangan dan
dibanding yang mendapatkan materi pemanfaatan. Jakarta: PT. Raja
melalui media visual Grafindo
Munjidah: perbedaan hasil belajar manajemen terpadu balita sakit (MTBS) melalui media 6
pembelajaran visual dan audiovisual

Sagala, S. 2009. Kemampuan Profesional Aplikatif. Jakarta: Kencana


Guru dan Tenaga Prenada Media Group
Kependidikan. Bandung: Yuni, Asri. 2009. “ Pengaruh Pengaruh
alfabeta penggunaan media
Santrock, WJ. 2011. Psikologi pembelajaran video dan gaya
Pendidikan: educational belajar mahasiswa terhadap
Psychologi. Edisi III Buku II. hasil belajar ketrampilan
Jakarta: Salemba Humanika memasang infus pada
Thalib, SB. 2010. Psikologi Pendidikan mahasiswa S1Keperawatan”.
Berbasis Analisis Empiris Tesis Tidak dipublikasikan.
UNS. Surakarta

Você também pode gostar