Você está na página 1de 12

LAPORAN

PENDAHULUAN
“GASTROENTERITIS AKUT”

I. KONSER DASAR

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).
Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa
lendir dan darah (Hidayat AAA, 2006).
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus
yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya
sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.
B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
A. Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
1). Infeksi bakteri :Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia,
aeromonas dan sebagainya.
2). Infeksi virus :entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus,
rotavirus, astovirus dan lain-lain.
3). Infeksi parasit :Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak, malabsorbsi lemak,
malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan :Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci tangan
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang peningkatan
peristaltik usus.
C. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi
karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi,gangguan
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada
sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan
keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang
adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus enteris,
Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia
dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen
ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut. Penularan
Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia
dangangguan sirkulasi darah.
D. TANDA DAN GEJALA
1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
E. KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
a. Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan
Enterotolitis nektrotikans.
b. Diare non spesifik : diare dietetis.
2. Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
a. Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan
oleh bakteri, virus dan parasit.
b. Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya:
diare karena bronkhitis.
3. Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
a. Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak,
berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25%
sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5
sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
b. Diare kronik, ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto,
1990).
F. PATOFISIOLOGIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris,
Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia
dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen
ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang
tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan
sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding
usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu
sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam
basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih),
hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostic pada klien dengan gastroenteritis :

1. Laboratoris (pemeriksaan darah)


Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada penyakit
malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D, peningkatan serum
albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada klien dengan malabsorbsi.
Penuruna jumlah serum albumin pada klien penyakit chron.
2. Radiologis
- Barrium Foloow through à penyakit chron.
- Barrium enema skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.
3. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.

H. PENATALAKSANAAN

1. Terapi Cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan

a) Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL (Previous
Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat,
urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).
b) Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung CWL
(Concomitant water losses) (Suharyono dkk., 1994 dalam Wicaksono, 2011)

Ada 2 jenis cairan yaitu:

1) Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter
mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit
yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L,
bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005). Ada beberapa cairan rehidrasi oral:
a) Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa, yang
dikenal dengan nama oralit.
b) Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen di atas
misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain,
disebut CRO tidak lengkap.
2) Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi
parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan
evaluasi:
a) Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
b) Perubahan tanda-tanda dehidrasi (Suharyono, dkk., 1994 dalam Wicaksana, 2011)
2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi,
karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti
biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda
diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi
ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare
infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic
untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg
(oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin
500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).

3. Obat Anti Diare

Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil).


Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan
propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan
mengurangi frekwensi diare.Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman
dan dapat mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala
demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.
I. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi

2. Renjatan hipovolemik

3. Kejang

4. Bakterimia

5. Malnutrisi

6. Hipoglikemia

7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian (data subjektif dan objektif)


Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan
masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi, dan pemeriksaan fisik . Kaji
data menurut Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
2.1.Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
2.2.Keluhan utama : Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit berkurang,selaput lendir mulut dan
bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu.
4. Riwayat penyakit keluarga.
5. Diagnosis Medis dan Terapi : Gastroenteritis Akut dan terapi obat antidiare, terapi
intravena, dan antibiotic.
6. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
1. Persepsi Kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya, higienitas
pasien sehari-sehari kurang baik.
2. Nutrisi metabolic : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
3. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,BAK
sedikit atau jarang.
4. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain.
5. Tidur/istirahat : akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
6. Kognitif/perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun kurang
berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
7. Persepsi diri/konsep diri : pasien mengalami gangguan konsep diri karena
kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak tercapai pada fase
sakit.
8. Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada penyakit.
9. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan peran
pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan.
10. Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang berangsur-angsur
dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping yang adekuat.
11. Keyakinan/nilai : pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang sembahyang karena
gejala penyakit.

6. Pemerikasaan fisik.
- Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan bibir kering,berat
badan menurun,anus kemerahan.
- Perkusi : adanya distensi abdomen.
- Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
- Auskultasi : terdengarnya bising usus.

7. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab
secara kuantitatif dan kualitatif.

B.Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan
4. Cemas b/d perubahan status kesehatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Defisit volume cairan NOC: NIC :


b/d kehilangan cairan Fluid balance Fluid management
aktif Hydration Timbang popok/pembalut
Nutritional Status : Food and jika diperlukan
Definisi : Penurunan Fluid Intake Pertahankan catatan
cairan intravaskuler, Kriteria Hasil : intake dan output yang akurat
interstisial, dan/atau Mempertahankan urine Monitor status hidrasi (
intrasellular. Ini output sesuai dengan usia kelembaban membran
mengarah ke dehidrasi, dan BB, BJ urine normal, mukosa, nadi adekuat,
kehilangan cairan HT normal tekanan darah ortostatik ),
dengan pengeluaran Tekanan darah, nadi, suhu jika diperlukan
sodium tubuh dalam batas normal Monitor vital sign
Tidak ada tanda tanda Monitor masukan
Batasan Karakteristik : dehidrasi, Elastisitas turgor makanan / cairan dan hitung
- Kelemahan kulit baik, membran mukosa intake kalori harian
- Haus lembab, tidak ada rasa haus Kolaborasikan pemberian
- Penurunan turgor yang berlebihan cairan intravena IV
kulit/lidah Monitor status nutrisi
- Membran mukosa/kulit Dorong masukan oral
kering Berikan penggantian
- Peningkatan denyut nesogatrik sesuai output
nadi, penurunan tekanan Dorong keluarga untuk
darah, penurunan membantu pasien makan
volume/tekanan nadi Tawarkan snack ( jus
- Pengisian vena buah, buah segar )
menurun Kolaborasi dokter jika
- Perubahan status tanda cairan berlebih muncul
mental meburuk
- Konsentrasi urine Atur kemungkinan
meningkat tranfusi
- Temperatur tubuh Persiapan untuk tranfusi
meningkat
- Hematokrit meninggi Hypovolemia Management
- Kehilangan berat badan Monitor status cairan
seketika (kecuali pada termasuk intake dan ourput
third spacing) cairan
Faktor-faktor yang Pelihara IV line
berhubungan: Monitor tingkat Hb dan
- Kehilangan volume hematokrit
cairan secara aktif Monitor tanda vital
- Kegagalan mekanisme Monitor responpasien
pengaturan terhadap penambahan cairan
Monitor berat badan
Dorong pasien untuk
menambah intake oral
Pemberian cairan Iv monitor
adanya tanda dan gejala
kelebihanvolume cairan
Monitor adanya tanda gagal
ginjal
2 Risiko kerusakan NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
integritas kulit b/d Skin and Mucous Management
ekskresi/BAB sering Membranes Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil : menggunakan pakaian yang
Definisi : Perubahan Integritas kulit yang baik longgar
pada epidermis dan bisa dipertahankan (sensasi, Hindari kerutan padaa tempat
dermis elastisitas, temperatur, tidur
hidrasi, pigmentasi) Jaga kebersihan kulit agar
Batasan karakteristik : Tidak ada luka/lesi pada tetap bersih dan kering
- Gangguan pada kulit Mobilisasi pasien (ubah posisi
bagian tubuh Perfusi jaringan baik pasien) setiap dua jam sekali
- Kerusakan lapisa Menunjukkan pemahaman Monitor kulit akan adanya
kulit (dermis) dalam proses perbaikan kulit kemerahan
- Gangguan permukaan dan mencegah terjadinya Oleskan lotion atau
kulit (epidermis) sedera berulang minyak/baby oil pada derah
Faktor yang Mampu melindungi kulit dan yang tertekan
berhubungan : mempertahankan Monitor aktivitas dan
Eksternal : kelembaban kulit dan mobilisasi pasien
- Hipertermia atau perawatan alami Monitor status nutrisi pasien
hipotermia Memandikan pasien dengan
- Substansi kimia sabun dan air hangat
- Kelembaban udara
- Faktor mekanik
(misalnya : alat yang
dapat menimbulkan luka,
tekanan, restraint)
- Immobilitas fisik
- Radiasi
- Usia yang ekstrim
- Kelembaban kulit
- Obat-obatan
Internal :
- Perubahan status
metabolik
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan sensasi
- Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan status
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan sirkulasi
- Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

3 Ketidakseimbangan NOC : Nutrition Management


nutrisi kurang dari Nutritional Status : Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b/d Nutritional Status : food and Kolaborasi dengan ahli gizi
penurunan intake Fluid Intake untuk menentukan jumlah
makanan Nutritional Status : nutrient kalori dan nutrisi yang
Intake dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake nutrisi Weight control Anjurkan pasien untuk
tidak cukup untuk Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
keperluan metabolisme Adanya peningkatan berat Anjurkan pasien untuk
tubuh. badan sesuai dengan tujuan meningkatkan protein dan
Beratbadan ideal sesuai vitamin C
Batasan karakteristik : dengan tinggi badan Berikan substansi gula
- Berat badan 20 % atau Mampumengidentifikasi Yakinkan diet yang dimakan
lebih di bawah ideal kebutuhan nutrisi mengandung tinggi serat
- Dilaporkan adanya Tidk ada tanda tanda untuk mencegah konstipasi
intake makanan yang malnutrisi Berikan makanan yang
kurang dari RDA Menunjukkan peningkatan terpilih ( sudah
(Recomended Daily fungsi pengecapan dari dikonsultasikan dengan ahli
Allowance) menelan gizi)
- Membran mukosa dan Tidak terjadi penurunan Ajarkan pasien bagaimana
konjungtiva pucat berat badan yang berarti membuat catatan makanan
- Kelemahan otot yang harian.
digunakan untuk Monitor jumlah nutrisi dan
menelan/mengunyah kandungan kalori
- Luka, inflamasi pada Berikan informasi tentang
rongga mulut kebutuhan nutrisi
- Mudah merasa Kaji kemampuan pasien
kenyang, sesaat setelah untuk mendapatkan nutrisi
mengunyah makanan yang dibutuhkan
- Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya BB pasien dalam batas
perubahan sensasi rasa normal
- Perasaan Monitor adanya penurunan
ketidakmampuan untuk berat badan
mengunyah makanan Monitor tipe dan jumlah
- Miskonsepsi aktivitas yang biasa
- Kehilangan BB dengan dilakukan
makanan cukup Monitor interaksi anak atau
- Keengganan untuk orangtua selama makan
makan Monitor lingkungan selama
- Kram pada abdomen makan
- Tonus otot jelek Jadwalkan pengobatan dan
- Nyeri abdominal tindakan tidak selama jam
dengan atau tanpa makan
patologi Monitor kulit kering dan
- Kurang berminat perubahan pigmentasi
terhadap makanan Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah kapiler Monitor kekeringan, rambut
mulai rapuh kusam, dan mudah patah
- Diare dan atau Monitor mual dan muntah
steatorrhea Monitor kadar albumin, total
- Kehilangan rambut protein, Hb, dan kadar Ht
yang cukup banyak Monitor makanan kesukaan
(rontok) Monitor pertumbuhan dan
- Suara usus hiperaktif perkembangan
- Kurangnya informasi, Monitor pucat, kemerahan,
misinformasi dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Faktor-faktor yang Monitor kalori dan intake
berhubungan : nuntrisi
Ketidakmampuan Catat adanya edema,
pemasukan atau hiperemik, hipertonik papila
mencerna makanan atau lidah dan cavitas oral.
mengabsorpsi zat-zat Catat jika lidah berwarna
gizi berhubungan dengan magenta, scarlet
faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.

4 Cemas b/d perubahan NOC : NIC :


status kesehatan Anxiety control Anxiety Reduction
Coping (penurunan kecemasan)
Definisi : Impulse control Gunakan pendekatan
Perasaan gelisah yang Kriteria Hasil : yang menenangkan
tak jelas dari Klien mampu Nyatakan dengan jelas
ketidaknyamanan atau mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
ketakutan yang disertai mengungkapkan gejala pasien
respon autonom (sumner cemas Jelaskan semua prosedur
tidak spesifik atau tidak Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan
diketahui oleh individu); mengungkapkan dan selama prosedur
perasaan keprihatinan menunjukkan tehnik untuk Pahami prespektif pasien
disebabkan dari mengontol cemas terhdap situasi stres
antisipasi terhadap Vital sign dalam batas Temani pasien untuk
bahaya. Sinyal ini normal memberikan keamanan dan
merupakan peringatan Postur tubuh, ekspresi wajah, mengurangi takut
adanya ancaman yang bahasa tubuh dan tingkat Berikan informasi faktual
akan datang dan aktivitas menunjukkan mengenai diagnosis, tindakan
memungkinkan individu berkurangnya kecemasan prognosis
untuk mengambil Dorong keluarga untuk
langkah untuk menemani anak
menyetujui terhadap Lakukan back / neck rub
tindakan Dengarkan dengan penuh
Ditandai dengan perhatian
Gelisah Identifikasi tingkat
Insomnia kecemasan
Resah Bantu pasien mengenal
Ketakutan situasi yang menimbulkan
Sedih kecemasan
Fokus pada diri Dorong pasien untuk
Kekhawatiran mengungkapkan perasaan,
Cemas ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1, Ed.4,
EGC, Jakarta
Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI, Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda
company, USA.

Você também pode gostar