Você está na página 1de 6

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI BERBASIS

TERAPI PIJAT REFLEKSI KAKI

Chanif 1), Khoiriyah2)


1
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: chanif@unimus.ac.id
2
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
email: khoiriyah@unimus.ac.id

ABSTRACT

Hypertension or high blood pressure is a vascular disorder that results in the supply of oxygen
and nutrients carried by the blood to the tissues of the body is inhibited. Hypertension is a major
cause of heart failure, stroke, kidney failure. About 20% of the adult population has hypertension,
over 90% of them suffer from primary hypertension. Several factors can cause hypertension are
lifestyle with the wrong diet, gender, physical exercise, food, stimulants (substances that speed up
the body's functions) as well as stress. A wide variety of relaxation techniques already developed
one of which is to provide therapeutic foot reflexology.
The purpose of this study was to analyze the effectiveness of foot reflexology massage therapy
on blood pressure in hypertensive patients in Semarang. The design used in this research is the
"Quasi-experimental design in two groups using a foot reflexology massage therapy in intervention
group. The number of samples in this study is adult patients with primary hypertension were male
sex as many as 11 patients each group.
Based on the test results of pair t-test showed that there were significant differences in systolic
blood pressure, diastolic and MAP on the treatment before and after administration of therapeutic
foot reflexology for 30 minutes (p value = 0:00). The hipothesis test betwen two groups using
independent t-test showed that there was significant differences in systolik, diastolic and MAP
blood pressure betwen intervention and control group (p value = 0:00). This study recommended to
patients and families, especially in the treatment of hypertensive patients in the home to prevent the
complications of hypertension.

Keywords ; hypertension, foot reflexology massage, blood pressure

PENDAHULUAN jumlah penderita sebesar 75.748 penderita.


Kejadian penyakit hipertensi di puskesmas
Hipertensi atau tekanan darah tinggi kedung mundu pada tahun 2011 menempati
merupakan suatu gangguan pada pembuluh urutan ke-1 dengan jumlah penderita
darah yang mengakibatkan suplai oksigen sebanyak 71,280 orang, penyakit hipertensi
dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat di puskesmas dari tahun ke tahun semakin
sampai ke jaringan tubuh. Hipertensi menurun akan tetapi masih menduduki
merupakan penyebab utama gagal jantung, peringkat pertama, berdasarkan nilai
stroke, gagal ginjal. Sekitar 20% populasi rekapitulasi data pada tahun 2012 Dinas
dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% Kesehatan Kota Semarang penderita
diantara mereka menderita hipertensi primer. hipertensi sebanyak 28,378 penderita, dan
Berdasarkan data dari Dinas yang menduduki tingkat tertinggi penderita
Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2010 hipertensi adalah di wilayah puskesmas
menurut urutan besar penyakit di puskesmas, kedungmundu Semarang pada tahun 2012,
hipertensi menempati urutan ke-1 dengan dengan usia tersering 15-65 tahun. Jumlah

69
kunjungan dengan keluhan hipertensi B. Populasi dan sampel
perbulannya rata-rata 430 pasien. Populasi dalam penelitian ini adalah
Beberapa faktor dapat menyebabkan seluruh pasien hipertensi berjenis
terjadinya hipertensi yaitu gaya hidup dengan kelamin laki laki dewasa di kota
pola makan yang salah, jenis kelamin, latihan Semarang dengan jumlah sampel
fisik, makanan, stimulan (zat-zat yang sebanyak 11 pasien setiap kelompok
mempercepat fungsi tubuh) serta stres. dengan perlakuan terapi pijat refleksi
Dalam pengelolaan stres, yang terpenting kaki selama 30 menit.
adalah bagaimana cara mengelola stres C. Uji Coba Instrumen
tersebut (Marliani, 2007). Banyak hal yang 1. Instrumen
dapat dilakukan untuk mengelola stres salah Alat pengumpul data dalam
satunya dengan melakukan upaya penelitian ini menggunakan
peningkatan kekebalan stres dengan demographic data quesionaire
mengatur pola hidup sehari-hari seperti dengan teknik wawancara dan
makanan, pergaulan dan relaksasi. Berbagai observasi. Kuesioner dalam
macam tekhnik relaksasi sudah banyak penelitian berisi data tentang
dikembangkan salah satunya adalah karakteristik responden yang terdiri
memberikan terapi pijat refleksi kaki. atas kode responden, umur, jenis
Terapi pijat refleksi kaki dapat kelamin, pekerjaan, pendidikan,
meningkatkan aliran darah. Kompresi pada pekerjaan dan lama riwayat
otot merangsang aliran darah vena dalam hipertensi.
jaringan subkutan dan mengakibatkan retensi 2. Panduan pijat refleksi
darah menurun dalam pembuluh perifer dan Panduan ini disusun dan
peningkatan drainase getah bening. Selain itu dikembangkan oleh peneliti setelah
juga dapat menyebabkan pelebaran arteri mengikuti pelatihan pijat refleksi
yang meningkatkan suplai darah ke daerah kaki dan telah diuji oleh tiga expert
yang sedang dipijat, juga dapat meningkatkan massage dari Prince of Songkla
pasokan darah dan meningkatkan efektivitas University Thailand.
kontraksi otot serta membuang sisa D. Analisis data
metabolisme dari otot-otot sehingga Karakteristik data responden dianalisa
membantu mengurangi ketegangan pada otot, dengan menggunakan frekwensi, persentase
merangsang relaksasi dan kenyamanan. untuk data berjenis kataegorik sedangkan
Berdasarkan latar belakang tersebut,
data berjenis numerik menggunakan tendensi
terapi pijat refleksi kaki terbukti efektif dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien sentral mean, standart deviasi, minimum dan
hipertensi. Untuk mengetahui efektifitas maksimum. Perbandingan tekanan darah
terapi pijat refleksi terhadap tekanan darah, sistolik, diastolik dan MAP sebelum dan
maka penulis bermaksud melakukan sesudah perlakuan terapi pijat refleksi kaki
penelitian tentang pemberian terapi pijat kaki menggunakan pair-t-test. Sedangkan
untuk menurunkan tekanan darah pasien perbandingan tekanan darah sistolik, diastolik
hipertensi di kota Semarang.
dan MAP pada kedua kelompok
METODE PENELITIAN menggunakan Independent t-test Semua
A. Desain Penelitian hipotesis diset menggunakan significance.
Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ”Quasi experimental design
pada kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol ” dengan perlakuan terapi pijat
refleksi.

70
2. Deskripsi tekanan darah sistolik, tekanan
HASIL DAN PEMBAHASAN darah diastolik dan MAP
A. Hasil penelitian
1. Karakteristik responden Tabel 4.3
Tabel 4.1 Distribusi tekanan darah darah sistolik,
Gambaran karakteristik responden dan data- tekanan darah diastolik dan MAP pasien
data yang berhubungan dengan tekanan darah hipertensi di kota Semarang 2016 (n=11)
pasien hipertensi pada kelompok perlakuan di
kota Semarang , 2016 (n=11)
Min-
Karakteristik n % M SD Min- Variabel Mean SD
Max
Responden max Tekanan darah
Umur 50.55 3.83 46- 147-199 170.27 5.499
sistolik pre test
59 Tekanan darah
Lama sakit 10.45 9.65 1-27 sistolik post 133-183 155.64 5.659
hipertensi test
Pekerjaan Tekanan darah
PNS 4 36.3 diastolik pre 89-120 102.82 3.539
Swasta 4 36.3 test
Wiraswasta 3 27.3 Tekanan darah
Buruh 0 0 diastolik post 78-108 90.27 1.686
Petani 0 0 test
Pendidikan 109-144 125.36 3.955
MAP pre test
SD 0 0
SMP 2 18.2 MAP post test 96-133 112.0 3.819
SMA 5 45.4
PT 4 36.3
3. Perbandingan tekanan darah sistolik,
Tabel 4.2 tekanan darah diastolik dan Mean
Gambaran karakteristik responden dan data- Arterial Pressure (MAP) sebelum dan
data yang berhubungan dengan tekanan darah sesudah perlakuan.
pasien hipertensi pada kelompok kontrol di
kota Semarang , 2016 (n=11) Sebelum menganalisa perbedaan
tekanan darah sistolik, tekanan darah
Karakteristik n % M SD Min- diastolik dan MAP sebelum dan setelah
Responden max diberi perlakuan hipnoterapi, terlebih
Umur 55.18 4.93 47-61 dahulu dilakukan uji normalitas data
yaitu dengan Shaphiro-Wilk karena
Lama sakit 1.73 1.19 1-5 jumlah sampel kurang dari 50.
hipertensi Berdasarkan hasil uji kenormalan
Pekerjaan menggunakan saphiro wilk didapatkan
PNS 2 18.2 bahwa semua data berdistribusi normal
Swasta 2 18.2 dengan p value lebih dari 0.05. Sehingga
Wiraswasta 3 27..3 untuk menguji hipotesis menggunakan
Buruh 3 27.3 uji pair t-tes.
Petani 1 0.91
Pendidikan
SD 1 0.91
SMP 7 63.6
SMA 3 27.3
PT 0 0

71
Tabel 4.4 Tabel 4.6
Perbandingan tekanan darah sistolik, tekanan Perbandingan tekanan darah diastolik
darah diastolik dan MAP sebelum dan setelah
antara kelompok perlakuan dan kelompok
perlakuan pada kelompok perlakuan 2016
menggunakan uji pair t-test (n=11) kontrol pada pasien hipertensi di kota
Semarang 2016 menggunakan uji
independet t-test (n1=11, n2=11)
Variabel Min-max M SD p
Delta Tekanan
Rata-rata tekanan 147-199 170.27 5.49 Variabel Darah Diastolik p value
darah sistolik pre n Mean
(mmHg) Penurunan tekanan darah
0.00
Rata-rata tekanan diastolik pada kelompok 11 12.55
darah sistolik 133-183 155.64 5.65 perlakuan
0.00
post (mmHg) Penurunan tekanan darah
Rata-rata tekanan diastolik pada kelompok 11 2.09
darah diastolik 89-120 102.82 3.53 kontrol
pre (mmHg)
0.00
Rata-rata tekanan
darah diastolik 78-108 90.27 1.68 Tabel 4.7
post (mmHg) Perbandingan tekanan darah MAP antara
MAP pre 109-144 125.36 3.95 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
0.00 pada pasien hipertensi di kota Semarang
MAP post 96-133 112.0 3.81
2016 menggunakan uji independet t-test
(n1=11, n2=11)
4. Perbandingan tekanan darah sistolik, Delta Tekanan
tekanan darah diastolik dan Mean Variabel Darah MAP p value
Arterial Pressure (MAP) pada kedua n Mean
kelompok sesudah perlakuan. Penurunan tekanan darah
MAP pada kelompok 11 12.27
Tabel 4.5 perlakuan
0.00
Penurunan tekanan darah
Perbandingan tekanan darah sistolik antara
MAP pada kelompok 11 1.73
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol kontrol
pada pasien hipertensi di kota Semarang
2016 menggunakan uji independet t-test
(n1=11, n2=11) B. Pembahasan
Delta Tekanan
Variabel Darah Sistolik p value Dengan menggunakan uji pair t-test
n Mean didapatkan p value 0.00, hal ini berarti bahwa
Penurunan tekanan darah terjadi perbedaan yang signifikan tekanan
sistolik pada kelompok 11 14.64 darah sebelum dan setelah perlakuan terapi
perlakuan pijat refleksi kaki selama 30 menit. Rata-rata
0.00
Penurunan tekanan darah terjadi penurunan tekanan darah sistolik
sistolik pada kelompok 11 1.45 sebesar 14.63 mmhg, tekanan darah diastolik
kontrol sebesar 12.55 mmhg dan tekanan darah MAP
sebesar 13.36 mmhg. Hal ini menunjukkan
bahwa terapi pijat refleksi terbukti efektif
bisa menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

72
Penelitian yang sama sebelumnya oleh di bawahnya. (Salvo, 2003). Semua gerakan
chanif dan maryam (2015) juga telah terbukti petrissage meningkatkan aliran darah.
bahwa terapi pijat refleksi kaki terbukti bisa Kompresi pada otot merangsang aliran darah
menurunkan tekanan darah pada pasien kritis vena dalam jaringan subkutan dan
yang dirawat intensif di RSUD kota mengakibatkan retensi darah menurun dalam
Semarang dengan p value 0.00. Terjadi pembuluh perifer dan peningkatan drainase
perubahan hemodinamik pada tekanan darah getah bening. Tapotement adalah teknik
sistolik, diastolik dan frekwensi nadi pasien memijat dengan perkusi atau menepuk secara
yang dirawat intensif. Selain menurunkan berulang di jaringan. (Andrade & Clifford,
tekanan darah, juga terbukti bisa menurunkan 2001). Teknik tapottement dapat merangsang
stress psikologis, sehingga terapi ini bisa aliran darah ke daerah dipijat. Tapottment
memberikan efek relaksasi pasien hipertensi. juga merangsang memicu vasokonstriksi
Pasien dengan hipertensi cenderung pada awalnya yang kemudian diikuti
mengalami kenaikan tekanan darah yang bisa vasodilatasi, yang menghasilkan suhu yang
disebabkan oleh faktor psikologis yang akan hangat pada kulit. Tapotement menginduksi
merangsang pengeluaran hormon stress relaksasi otot, merangsang pencernaan,
cortisol sehingga tekanan darah meningkat. meningkatkan fungsi pernafasan, mengurangi
Secara fisiologis terapi pijat refleksi kaki rasa sakit, meningkatkan limfatik, dan
mempunyai pengaruh secara langsung meningkatkan kenyaman (Dedomenico &
terhadap elastisitas dinding pembuluh darah. Woods, 1997; Liston, 1995; Rattray &
Terpi pijat refleksi kaki merupakan teknik Ludsing, 2000).
manipulasi jaringan lunak melalui tekanan Teknik yang keempat adalah friction.
dan gerakan. Teknik ini dapat dilakukan pada friction adalah teknik memijat non spesifik di
seluruh tubuh maupun pada bagian tertentu mana jaringan superfisial pindah struktur di
(contoh punggung, kaki dan tangan). bawahnya dengan tujuan meningkatkan
Terapi pijat refkleksi merupakan mobilitas jaringan, meningkatkan aliran
manipulasi dari struktur jaringan lunak yang darah dan mengurangi rasa sakit (Simon &
dapat menenangkan serta mengurangi stress Travell, 1999). Teknik gesekan sering
psikologis dengan meningkatkan hormon direkomendasikan untuk pengelolaan pasien
morphin endogen seperti endorphin, cedera, ketika terjadi reaksi inflamasi
enkefalin dan dinorfin sekaligus menurunkan (Brukner & Khan, 2001; Lowe, 2003).
kadar stress hormon seperti hormon cortisol, Teknik ini dapat meingkatkan penyembuhan
norepinephrine dan dopamine (Best et al. jaringan yang cedera juga memiliki efek
2008). Terapi pijat kaki adalah bentuk khusus analgesik yang kuat (Hammer, 1999).
dari memijat yang menggunakan empat Secara umum dapat disimmpulkan
teknik dasar (Hollis, 1998; Salvo, 1999). bahwa empat teknik pijat refleksi kaki
Teknik-teknik ini memiliki mekanisme dalam memiliki pengaruh pada peningkatan
meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sirkulasi darah ke seluruh tubuh,
organ tubuh. meningkatkan kenyamanan, memberikan
Effleurage adalah teknik memijat efek relaksasi secara fisik dan psikis sehingga
dengan cara melumasi anggota menggunakan terjadi penurunan tekan darah.
massage oil dan pelembab tubuh/body lotion
(Goldstein & Casssanelia, 2008). Effleurage SIMPULAN
memiliki efek meningkatkan aliran darah di
pembuluh darah, dan aliran darah balik. Sisa Berdasarkan hasil uji pair t-test pada
darah pada tekanan darah perifer akan kelompok perlakuan didapatkan hasil bahwa
mengalir ke pembuluh darah dan jantung terdapat perbedaan yang signifikan tekanan
lebih mudah. Petrissage adalah sekelompok darah sistolik, diastolik dan MAP sebelum
teknik yang berulang-ulang mengangkat, dan setelah perlakuan terapi pijat refleksi
peregangan, menekan atau meremas jaringan kaki selama 30 menit dengan p value= 0.00.

73
Lowe, W. W. (2003). Orthopedic massage:
Theory and technique. Mosby:
Prakata London.
Untuk itu pada kesempatan ini, penulis Marliani, L. (2007). 100 Question & Answers
ingin mengucapkan terima kasih yang Hipertens. Jakarta: PT Elex Media
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang Komputindo, Gramedia.
telah memberikan kontribusinya, antara lain: Puthusseril, V. (2006). Special foot massage
1. Dirjen Dikti Kemenristek dan Dikti yang as a complimentary therapy in
telah mendanai kegiatan penelitian ini palliative care, Indian Journal
sebagai wujud pelaksanaan tri darma Palliative Care 12, 71-76.
perguruan tinggi Rattray, F. S., & Ludwig, L. M. (2000).
2. Pasien hipertensi di wilayah kerja Clinical massage therapy:
puskesmas kedung mundu yang pernah Understanding, Assessing and
menjalani rawat inap di RSUD kota treating over 70 conditions. Canada:
Semarang. Talus Inc. Toronto.
3. Ketua LPPM UNIMUS yang telah Salvo, S. G. (2003). Massage therapy:
mengkoordinasikan kegiatan pengabdian Principles and practice.
seluruh dosen UNIMUS Philadelphia, PA: W.B. Saunders.

REFERENSI

Anggraini D.A, W. A. (2009). Faktor-faktor


yang Berhubungan dengan Kejadian
Hipertensi pada Pasien yang Berobat
di Poliklinik Dewasa Puskesmas
Bangkinang Priod Januari sampa
Juni 2008.Riau: Universitas Riau
Brukner, P., & Khan, K. (2001). Clinical
sports medicine (2nd ed.). Sydney:
McGraw-Hill.
Chanif & Maryam. (2001). Efektifitas terapi
pijat refleksi kaki terhadap perbahan
hemodinamik dan stres psikologis
pada pasien kritis yang dirawat
intensif di RSUD kota Semarang.
Prosiding seminar URECOL.
Dedomenico, G., Wood, E. C. (1997). Beard’s
massage (4th ed.). Philadelphia, PA:
W.B. Saunders.
Fritz, S. (2000). Mosby’s fundamentals of
therapeutic massage (2nd ed.).
Mosby, MO: St. Louis.Goldstein, S.,
& Casanelia, L. (2008). The
techniques of Swedish massage.
Retrieved on December 16, 2010
from
http://www.slideshare.net/AnnekeEls
evier/foundations-of-massage-3e-
casanelia?from=share_email_logout3

74

Você também pode gostar