Você está na página 1de 22

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK BNI GRIYA IB HASANAH DALAM

MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF


(Studi Kasus di BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya)

Nabilatur Rizqiyah, Andini Puspita Sari


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah IAIN Kediri
Email: nabila.02.xak4@gmail.com

Abstract
KPR product is product launched by banks in order to help people meet their housing
needs. The participation of banks in helping to provide housing for the community is very
important because it is part of a government program to help provide housing for the community.
Sharia banking should have an efffective stategy to dominate market segment, and have a power
to distribute the product of KPR in order to get customer’s interest and compete with other
banks. To increase this iB hasanah’s product, PT BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya, the
main activity is assembling the fund and distributing to the society again. The method of this
research is qualitative research approach by using library research, such a data collection
technique by collecting the data from written sources. The field research, a data collection
technique by observing. Having an interview with sales customer BNI Syariah Diponegoro
Surabaya who is responsible at marketing KPR product. So, it will get the accurate data in
research processes. The results shows that the marketing strategy carried out by BNI Sharia KCP
Diponegoro Surabaya in marketing Griya iB Hasanah products was through promotion in various
types of media (printed and electronic), working with developers, personal selling (approach to
the customers exclusively), and open table in the form of offers to companies that are product
socialization.

Keywords: Strategy, Marketing, KPR sharia, Griya iB Hasanah, BNI Syariah

Abstrak
Produk KPR merupakan produk yang dikeluarkan oleh kalangan perbankan dalam rangka
membantu masyarakat memenuhi kebutuhan perumahan mereka. Keikutsertaan kalangan
perbankan dalam membantu pengadaan perumahan bagi masyarakat sangat penting karena
merupakan bagian dari program pemerintah untuk membantu pengadaan perumahan bagi
masyarakat. Perbankan syariah harus memiliki strategi pemasaran yang efektif dan efisien untuk
menguasai segmen pasar, serta memiliki daya tarik untuk memasarkan produk KPR agar dapat
menarik minat konsumen serta bersaing dengan perbankan lainnya. Untuk meningkatkan produk
iB Hasanah ini PT. Bank BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya, kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dan menyalurkannya lagi kemasyarakat. Metodologi yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian
kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan sumber tertulis. Penelitian
lapangan, yaitu teknik pengumpulan data dengan metode observasi. Wawancara dengan Sales

1
Consumer/Sales Pembiayaan BNI Syariah KCP Diponegoro Surabaya yang bertanggung jawab
atas pemasaran produk KPR sehingga mendapatkan data yang akurat pada proses penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan BNI Syariah KCP
Diponegoro Surabaya dalam memasarkan produk Griya iB Hasanah adalah melalui promosi di
berbagai macam media (cetak dan elektronik), bekerja sama dengan developer-developer,
personal selling (pendekatan kepada nasabah secara eksklusif), dan open table dalam bentuk
penawaran ke perusahaan-perusahaan yang sifatnya sosialisasi produk.

Kata Kunci: Strategi, Pemasaran, KPR Syari’ah, Griya iB Hasanah, BNI Syari’ah.

PENDAHULUAN
Perbankan merupakan sebuah Produk yang ditawarkan oleh bank syariah
lembaga intermediasi yang berfungsi untuk tidak terlepas dari peran seorang marketing
menghimpun dana yang berlebih dari yang memasarkan produknya.
masyarakat yang kemudian disalurkan ke Dalam usaha memperbesar market
masyarakat yang kekurangan dana dalam sharenya, bank syariah harus memiliki
berbagai bentuk penyaluran. Dalam proses strategi yang baik dalam memasarkan
penghimpunan dan proses penyaluran dana, produk-produk yang dimilikinya. Bank
tiap-tiap bank memiliki kebijakannya syariah harus pandai menonjolkan apa yang
masing-masing yang terlihat dari produk- menjadi kelebihannya, tanpa menutup-
produk perbankan yang dihasilkan, Produk- nutupi apa yang menjadi kekurangannya di
produk inilah yang kemudian menjadi mata masyarakat sehingga tercipta citra
‘ujung tombak’ perbankan dalam memikat bank syariah yang jujur dan amanah di
calon nasabahnya agar berkenan untuk benak masyarakat.
menyimpan dananya di bank tersebut, Surabaya merupakan salah satu kota
ataupun agar calon nasabah tertarik untuk besar dengan penduduknya yang padat.
melakukan kerjasama dalam hal konsumtif Peluang bisnis properti ini tentunya menjadi
dan atau produktif dengan bank tersebut. incaran bagi para pelaku bisnis. Sehingga
Banyak produk yang ditawarkan oleh tak heran jika banyak terlihat di setiap
bank syariah. Produk pembiayaan bank daerah di kota Surabaya menjamur proyek-
syariah semakin hari semakin bermacam- proyek perumahan. Tipe rumah yang
macam sehingga memudahkan calon ditawarkan beraneka ragam, mulai dari tipe
nasabah untuk memilih pembiayaan apa rumah yang sederhana hingga rumah yang
yang akan di gunakan di bank syariah. memiliki konsep town house atau residence.

2
Untuk itu, hampir semua bank umum Hasanah adalah fasilitas pembiayaan
nasional, bank syariah maupun BPR yang konsumtif yang diberikan kepada anggota
beroperasi di Surabaya memiliki fasilitas masyarakat untuk membeli, membangun,
kredit kepemilikan rumah (KPR) atau yang merenovasi rumah termasuk ruko, toko,
disebut dalam perbankan syariah yakni apartemen, dan sejenisnya dan membeli
pembiayaan rumah sebagai penyalur dana tanah kavling serta rumah indent yang
bagi masyarakat Surabaya yang ingin besarnya disesuaikan dengan kebutuhan
memiliki rumah dengan cara membayar pembiayaan dan kemampuan membayar
angsuran melalui fasilitas pembiayaan pada masing-masing calon nasabah.
bank syariah. Berdasarkan fenomena bisnis yang
Saat ini semakin banyak BUS (Bank telah dipaparkan di atas maka perlu adanya
Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha aliansi strategi pemasaran untuk
Syariah) membuat saingan dalam perebutan membangun keunggulan kompetitif.
hati calon nasabah menjadi lebih sengit. Hal Permasalahan penelitian tersebut
ini dikarenakan Bank Syariah selain harus memunculkan pertanyaan penelitian sebagai
bersaing dengan Bank Syariah lainnya, berikut :
mereka juga harus bersaing dengan bank 1. Bagaimana strategi pemasaran yang
konvensional. Persaingan ekonomi yang diterapkan BNI Syariah KCP
akan terjadi akan berpengaruh pada Diponegoro dalam memasarkan produk
peningkatan kualitas dan mutu pelayanan Griya iB Hasanah ?
yang akan diberikan perusahaan kepada 2. Apa saja kendala- kendala yang dihadapi
konsumen. Kondisi ini membuat konsumen dalam pembiayaan produk Griya iB
dihadapkan pada alternatif untuk memilih Hasanah di BNI Syariah KCP
produk yang dinginkan, serta bagi Diponegoro dan Bagaimana solusinya?
perusahaan menimbulkan persaingan yang
tinggi dalam mendapatkan calon nasabah. TEORI DAN KONSEP STRATEGI
Bank BNI Syariah adalah salah PEMASARAN
satu dari sekian banyak bank syariah Salah satu kegiatan pokok yang
yang ada di Indonesia. Bank BNI Syariah harus diperhatikan dalam mempertahankan
memiliki produk KPR Syariah yaitu produk perusahaan adalah pemasaran, yang
KPR Syariah Griya iB Hasanah. Griya iB merupakan kumpulan aktivitas dalam

3
rangka sosialisasi dan pendistribusian pelanggan. Agar pemasaran dapat
produk oleh perusahaan melalui penciptaan berjalan dengan maksimal untuk
dan penghargaan nilai yang ditujukan melayani kebutuhan pelanggan secara
untuk kepuasan konsumen dan pencapaian bersama.
tujuan perusahaan. Pemasaran adalah d. Kemampuan menghasilkan laba
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha Tujuan yang terakhir dari konsep
yang ditujukan untuk merencanakan, pemasaran adalah membantu organisasi
menentukan harga, mempromosikan dan dalam mencapai tujuannya. Sebagian
mendistribusikan barang dan jasa yang besar perusahaan tujuan utamanya
dapat memuaskan kebutuhan kepada adalah hanya untuk mendapatkan laba.
pembeli yang ada maupun pembeli Akan tetapi, di sini tidak hanya
potensial. (Basu S. Dharmmesta,1996). mengutamakan laba saja melainkan
Konsep pemasaran bersandar pada empat mendapatkan laba sebagai akibat dari
pilar, yaitu : kepuasan yang diperoleh konsumen
a. Pasar sasaran dibanding dari pesaingan.
Suatu perusahaan belum tentu Dalam hal ini, strategi
dapat berkembang dengan baik, tapi pemasaran mengacu pada faktor
banyak perusahaan yang dapat operasional atau pelaksanaan kegiatan
mencapai apa yang menjadi targetnya pemasaran seperti penentuan harga,
dalam mengelola perusahaan dengan pemberian merek, pembungkusan,
menentukan pasar sasarannya. penentuan saluran distribusi,
b. Kebutuhan pelanggan pemasangan iklan dan sebagainya.
Berbagai kebutuhan pelanggan Biasanya kegiatan pemasaran itu terdiri
yang tidak selalu sederhana, 4 hal yang biasa disebut dengan
perusahaan harus dapat meramalkan apa marketing mix yaitu meliputi product,
yang akan menjadi kebutuhan price, place,dan promotion.
konsumen di masa yang akan datang. Bauran Pemasaran/ Marketing Mix (4P)
c. Pemasaran terpadu Marketing mix adalah
Terjadi adanya kerjasama merupakan sekumpulan variabel-
antara perusahaan dengan departemen variabel tentang produk, harga, distribusi
terkait untuk melayani kepentingan dan promosi dan merupakan variabel

4
kebijakan dalam bauran pemasaran. maju dan bermanfaat atau malah
Bauran pemasaran merupakan sebaliknya. Jadi, produk-produk yang
seperangkat alat yang dapat digunakan mampu memberikan kemanfaatan bagi
pemasar untuk membentuk karakteristik nasabah akan mampu untuk menari
barang atau jasa yang ditawarkan kepada nasabah dan kemudian membuat
pelanggan. nasabah tersebut terdorong untuk
Berikut ruang lingkup menggunakan produk tersebut dan
pemasaran untuk mencapai strategi setelah menggunakanya nasabah akan
pemasaran yang efektif : dapat menjadi puas sehingga terjadilah
a. Strategi produk penggunaan produk itu berulang-ulang
Agar strategi produk dapat lebih oleh nasabah.
efektif dalam rangka mempengaruhi Siklus kehidupan produk, setiap
nasabah untuk tertarik menggunakan dan produk sebenarnya akan memiliki siklus
kemudian mereka menjadi puas, maka perputaran terhadap kehidupanya. Masa
kita harus mempelajari beberapa hal perkenalan kepada masyarakat, masa
tentang strategi ini yaitu konsep produk, pertumbuhan, masa kedewasaan,
siklus kehidupan produk, dan jenis-jenis kemudian masa penurunan. Masa-masa
produk. Konsep produk, merupakan itu semua yang akan dialami setiap
suatu pengertian atau pandangan produk.
nasabah terhadap suatu produk yang Jenis- jenis produk, agar dapat
dibutuhkan dan diinginkannya. Jadi, memasarkan produk dengan baik
nasabah berpikir tentang seberapa kepada nasabah maka para pegawai
penting dan bergunanya produk itu perlu mengetahui produk termasuk
baginya. Biasanya nasabah memiliki dalam jenis yang mana, karena
konsep atau pandangan tertentu masing- masing jenis produk akan
terhadap suatu produk. Misalnya, memerlukan penanganan yang berbeda
terhadap produk A”. Apakah arti produk dalam memasarkan produk tersebut
ini bagi nasabah, biasanya nasabah agar berhasil.
berfikir dulu sebelum menggunakan b. Strategi Harga
produk ini. Dengan menggunakan Setiap bank perlu memikirkan
produk ini, apakah usahanya semakin tentang penetapan harga atau biaya

5
pada produknya secara tepat karena perusahaan dengan tujuan akhir
biaya yang tidak tepat akan berakibat meningkatkan citra perusahaan dan
tidak menarik pada nasabah untuk memberikan informasi yang seluas-
menggunakan produk itu. Hal ini tidak luasnya tentang manfaat produk yang
berarti pula bahwa pihak bank harus dipasarkan. Tujuan utama komunikasi
menetapkan harga serendah mungkin. perusahaan ini kemudian perlu
Oleh karena itu, penentuan harga atau dijabarkan ke dalam lima fungsi, yang
biaya haruslah dipikir baik-baik. Dalam meliputi fungsi informasi, fungsi
hal ini ada beberapa dasar penetapan membujuk, fungsi mengingatkan, fungsi
harga atau biaya yaitu, Biaya dan mendorong dan bersaing.
persaingan. Biaya, biaya yang telah d. Startegi saluran distribusi
dikeluarkan pihak bank untuk Strategi distribusi berkaitan
kelengkapan administrasi menjadi dengan bank dalam menyalurkan produk
pertimbangan utama bagi bank dalam kepada nasabah sesuai produk yang
menentukan biaya-biaya administrasi. cocok dengan kebutuhan nasabah. Jadi,
Biaya yang ditetapkan di bawah biaya bank harus pintar dalam mencari produk
produksinya tentu saja akan yang cocok untuk nasabah berdasarkan
mendatangkan kerugian bagi bank. tipe nasabah. Tujuan dari strategi
Oleh karena itu, pada umumnya bank distribusi adalah untuk memastikan
menggunakan dasar penetapan biaya bahwa produk yang digunakan oleh
adalah atas dasar biaya produksinya. nasabah itu benar-benar cocok dan
Persaingan, dalam hal ini bank membantu nasabah untuk memenuhi
menetapkan biaya menurut kebutuhan kebutuhannya. Sehingga hal itu bisa
bank dalam hal persaingannya dengan membuat nasabah tambah loyal kepada
bank-bank lainya yang sejenis dan bank.
merupakan pesaing- pesaingnya. Segmentasi Pasar
c. Strategi Promosi Dalam mengatasi persaingan pasar,
Strategi promosi diarahkan untuk setiap bank memerlukan suatu bentuk
memberdayakan fungsi kegiatan strategi promosi atau pemasaran yang
komunikasi. Fungsi utama strategi efektif dalam menjual dan
promosi merupakan media komunikasi memperkenalkan produknya kepada

6
masyarakat. Dasar segmentasi pasar berbasis jual beli. Dalam kebiasaan yang ada
konsumen adalah segmentasi geografis, pada perbankan syariah konsep murabahah
demografis, psikografis dan perilaku. merupakan konsep perdagangan berbasis
Segmentasi dapat menjadi faktor kunci jual beli yang pembayarannnya dilakukan
untuk memenangkan persaingan dengan secara tangguh atau cicilan. Dalam akad ini
melihat pasar dari sudut yang unik dengan pihak bank syariah bertindak sebagai
cara yang berbeda dari pesaing. penjual yang akan melakukan penjualan aset
kepada nasabahnya secara tangguh atau
KPR SYARIAH dengan cicilan. Dalam akad murabahah
Produk KPR yang ada pada pihak bank syariah akan melakukan
perbankan syariah pada dasarnya berbeda penjualan barang dagangan kepada para
dengan KPR yang ada di perbankan nasabahnya dengan keuntungan yang telah
konvensional. Perbedaan ini dapat terjadi disepakati oleh kedua belah pihak. Akad
karena terdapat perbedaan prinsip antara KPR syariah yang menggunakan sistem
perbankan syariah dengan perbankan murabahah membuat pihak bank syariah
konvensional. Dalam perbankan syariah harus memberitahukan kepada pihak
biasa dikenal konsep berbasis bagi hasil dan nasabahnya berkaitan dengan harga
juga perdagangan. Sedangkan dalam perolehan rumah yang diperoleh bank
perbankan konvensional dikenal sistem yang syariah dari pihak developer. Kemudian
berbasis bunga. Dalam produk yang biasa bank syariah dengan harga tersebut lalu
dikenal dengan nama KPR syariah ini menetapkan keuntungan yang akan
terdapat beberapa karakteristik yang diambilnya di mana margin keuntungan
berbeda, di antaranya adalah tidak adanya tersebut disepakati oleh kedua belah pihak.
pemberlakuan sistem kredit yang ada pada Ketika bank umum syariah
perbankan konvensional. Sementara pada memutuskan menggunakan akad
perbankan syariah dikenal sistem murabahah murabahah, maka terdapat beberapa hal
yang berbasis margin, musyarakah yang harus dipenuhi oleh bank syariah
mutanaqisah yang memiliki ciri khas tersebut, yaitu: (1) Pihak yang berakad,
partisipasi kepemilikan. terdiri dari pihak penjual dan pembeli; (2)
KPR syariah dapat juga Objek yang diakadkan, terdiri dari barang
menggunakan akad murabahah yang yang dijadikan objek perdagangan dan juga

7
harga jual barang yang disepakati akan diharapkan akan terdapat keuntungan
dipakai; dari harga tersebut, maka dapat produk KPR syariah yang merupakan
diperhitungkan keuntungan yang akan produk yang dikeluarkan bagi nasabah yang
didapatkan; (3) Akad harus terdiri dari ijab memerlukan pembiayaan dari bank syariah
dan qabul dari kedua belah pihak. untuk mendapatkan rumah. Keuntungan itu
Berdasarkan konsep dari akad adalah margin keuntungan yang nilainya
murabahah, maka terdapat beberapa hal tetap selama masa perjanjian tersebut.
yang harus dipenuhi dalam KPR syariah Dengan margin keuntungan yang sifatnya
berbasis murabahah, yaitu: (a) Pihak bank tetap tersebut, maka besarnya cicilan yang
syariah harus memberitahukan akad yang harus dibayarkan oleh pihak nasabah kepada
digunakan dalam KPR syariah kepada para bank syariah tidak akan berubah dan juga
nasabahnya, (b) Kontrak yang ada dalam tidak akan memberatkan nasabah. Hal inilah
transaksi KPR syariah harus dipastikan sah, yang membedakan antara bank syariah
(c) Harus terdapat kejelasan akan transaksi dengan bank konvensional. Berdasarkan
yang dilakukan antara pihak bank syariah konsep KPR syariah, maka penentuan harga
dengan nasabah berkaitan dengan objek dan juga keuntungan yang ada di dalam
barang yang menjadi transaksi antara KPR syariah harus memenuhi beberapa hal
nasabah dengan bank syariah, (d) Bank yang penting, yaitu: (a) Keuntungan yang
syariah sebagai penjual harus menjelaskan diminta oleh bank syariah dan juga harus
semua hal berkaitan dengan aktivitas diketahui secara jelas oleh nasabah; (b)
pembelian dan penjualan barang tersebut. Harga jual bank yang merupakan harga beli
Masalah penentuan keuntungan juga bank ditambah dengan keuntungan yang
menjadi salah satu hal yang penting diambil oleh bank; (c) Harga jual yang tidak
berkaitan dengan transaksi murabahah. Hal boleh berubah selama masa perjanjian; (d)
ini dikarenakan bank syariah juga Sistem pembayaran yang telah disepakati
memegang peranan sebagai lembaga yang bersama (Haris, 2007).
berfungsi sebagai lembaga intermediari, atau
lembaga perantara dari pihak yang PEMBIAYAAN BNI GRIYA IB
mengalami surplus dana kepada pihak yang HASANAH
mengalami defisit dana. Dengan adanya BNI Griya iB Hasanah adalah
peranan seperti itu, maka tentunya fasilitas pembiayaan konsumtif yang

8
diberikan kepada anggota masyarakat untuk Persyaratan :
membeli, membangun, merenovasi rumah  Warga Negara Indonesia.
(termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan  Usia minimal 21 tahun dan maksimal
sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta sampai dengan saat pensiun pembiayaan
rumah indent, yang besarnya disesuaikan harus lunas.
dengan kebutuhan pembiayaan dan  Berpenghasilan tetap dan masa kerja
kemampuan membayar kembali masing- minimal 2 tahun.
masing calon nasabah.  Mengisi formulir dan melengkapi
Keunggulan : dokumen yang dibutuhkan.
 Proses lebih cepat dengan persyaratan Ketentuan Biaya : Asuransi : Jiwa dan
yang mudah sesuai dengan prinsip Kerugian Notaris, Meterai, dll : Sesuai
syariah. ketentuan yang berlaku.
 Maksimum Pembiayaan sd Rp. 25
Milyar. KEUNGGULAN KOMPETITIF
 Jangka waktu pembiayaan sampai Keunggulan kompetitif adalah
dengan 15 tahun kecuali untuk keunggulan relatif suatu organisasi yang dapat
pembelian kavling maksimal 10 tahun melebihi para pesaingnya. Perusahaan yang
atau disesuaikan dengan kemampuan memiliki keunggulan kompetitif senantiasa

pembayaran. memiliki kemampuan dalam memahami

 Jangka waktu sd 20 tahun untuk nasabah perubahan struktur pasar dan mampu memilih

fixed-income. strategi pemasaran yang efektif.


Ada beberapa faktor yang
 Uang muka ringan yang dikaitkan
mempengaruhi keunggulan kompetitif yaitu:
dengan penggunaan pembiayaan.
a. Nilai / value yang harus ditekan pada nilai
 Harga jual tetap tidak berubah sampai
atau value ini yaitu suatu perusahaan
lunas.
harus tahu tentang apa nilai atau value
 Pembayaran angsuran melalui debet
yang diinginkan atau diharapkan oleh
rekening secara otomatis atau dapat
calon pembeli, sesuai atau tidak harapan
dilakukan di seluruh Kantor Cabang BNI
mereka, atau sesuai tidak dengan apa
Syariah maupun BNI Konvensional.
yang didapatkan oleh mereka dari produk
Akad : Murabahah, Musyarakah
perusahaan tersebut.
Mutanaqisah.

9
b. Kemampuan untuk menyerahkan produk yang menjadi pemimpin produk adalah
yaitu mengenai kecepatan pelayanan, perusahaan tidak boleh terlalu terlena
penyerahan produk dan sensitivitas dengan terus menerus melakukan inovasi
terhadap pelanggan. produk tanpa memperdulikan pasar.
c. Harga, pantas atau tidaknya harga yang Pekerjaan lain yang tidak kalah beratnya
diterapkan oleh perusahaan terhadap adalalah bagaimana membuat pasar siap
produknya dimata konsumen atau menerima produk-produk yang
pembeli produk tersebut. sebelumnya tidak pernah ada. Sedangkan
d. Loyalitas konsumen, terciptanya teknologi memiliki peran yang sangat
sekelompok pembeli dalam pasar penting dalam proses pengembangan atau
(segmen) yang akan mengabadikan inovasi produk. Dengan teknologi, maka
produk pengganti dari pesaing dengan banyak hal atau kemungkinan-
kata lain adanya loyal costumer atau kemungkinan yang tadinya hanya dalam
pelanggan yang setia. angan-angan saja kemudian menjadi
Mempertahankan Keunggulan Kompetitif kenyataan. Pemanfaatan teknologi dalam
Beberapa cara mempertahankan proses inovasi produk sudah sedemikian
keunggulan bersaing yang bisa kita meluasnya, sehingga yang banyak terjadi
identifikasikan, diantaranya : adalah teknologi menjadi penggerak
a. Keunggulan Operasional: Keunggulan ini utama dalam penemuan produk baru.
bila mencakup kepada strategi generik c. Kedekatan dengan Pelanggan: Perusahaan
adalah berdasarkan pada strategi harga yang ingin membangun keunggulan
dan biaya terendah dengan kepada melalui kedekatan dengan pelanggan
penekanan efisiensi. Bila perusahaan yang harus dilakukan adalah upaya untuk
bekerja kepada efisiensi dan kemudian membangun citra image tentang
berhasil menerapkan atau menekan biaya perusahaan kedalam benak pelanggan,
total untuk produk sedemikian rupa, maka perusahaan harus mau untuk
sehingga bias menjadi yang terendah menjadi bagian dari solusi untuk
dalam industrinya, maka kemungkinan pelanggan dan bukan malah menjadi
terbesar bias menetapkan harga produk bagian dari problem mereka.
yang terendah pula bagi industri.
b. Keunggulan Produk dan Teknologi: Hal
ini bisa diperhatikan oleh perusahaan

10
METODE PENELITIAN BNI Syariah KCP Diponegoro yang
Metode penelitian merupakan cara diperoleh dari wawancara dan
kerja untuk dapat memahami obyek yang observasi.
menjadi sasaran atau tujuan penelitian. b. Data Sekunder
Dalam penyusunan tugas praktik penelitian Data sekunder merupakan data
ini, penulis menggunakan berbagai metode primer yang telah diolah lebih lanjut
penelitian. dan disajikan baik oleh pihak
1. Jenis Penelitian pengumpul data primer atau oleh
pihak lain. Data sekunder yang
Penelitian ini merupakan
didapat dalam penyusunan tugas
penelitian kualitatif yang mengambil
akhir ini adalah lampiran dokumen-
dari data lapangan dengan tujuan untuk
dokumen dan buku-buku yang
memahami fenomena tentang apa yang
berkaitan dalam proses pembiayaan
dialami oleh subjek penelitian dengan
dan survey pada BNI Syariah KCP
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
Diponegoro
dan bahasa pada suatu konteks khusus
3. Metode Pengumpulan Data
yang alamiah dan dengan memanfaatkan
Untuk mendapatkan data-data
berbagai metode alamiah, yang akan
yang lengkap penulis menggunakan
penulis lakukan penelitian pada BNI
metode penelitian sebagai berikut:
Syariah KCP Diponegoro.
a. Metode Interview
2. Sumber Data
Merupakan teknik pengumpulan
a. Data Primer
data dengan cara bertanya secara
Data primer merupakan data
langsung kepada pihak BNI Syariah
yang diperoleh langsung dari
KCP Diponegoro, untuk mendapatkan
responden atau obyek yang diteliti
informasi atau keterangan dan data.
atau ada hubungannya dengan obyek
yang diteliti, dalam penyusunan tugas b. Metode Observasi
praktik penelitian ini data primer
Serangkaian pencatatan dan
adalah informasi tentang proses
pengamatan terhadap BNI Syariah
pembiayaan dengan akad murabahah
KCP Diponegoro yang dicatat secara
dan survey yang dilakukan dalam

11
sistematis, sesuai dengan tujuan tersebut. Pihak dari pengelola pembiayaan
penulisan. melakukan langkah-langkah yang harus
dilakukan. Sebab itu akan berpengaruh
c. Metode Dokumentasi
pada perkembangan pemasaran produk
Merupakan mencari data pembiayaan itu. Dengan pengambilan
mengenai hal-hal atau variabel yang keputusan yang tepat pemasaran produk
berupa pencatatan,buku dengan cara itu dapat dilakukan dengan baik. Target
meminjam data atau laporanlaporan dalam pembiayaan iB Griya Hasanah
untuk mengumpulkan data tentang dihitung selama 1 tahun yaitu sebesar Rp.
keadaan BNI Syariah KCP 100.000.000.000,- . Strategi yang
Diponegoro. dilakukan BNI Syari’ah KCP Diponegoro

4. Metode Analisis dalam mengenalkan dan memasarkan


produk pembiayaan iB Griya Hasanah
Analisis data merupakan faktor yang
sebagai berikut:
(juga) penting dalam suatu penelitian.
Analisis adalah suatu proses menghubung- a. Promosi
hubungkan, memisahkan, dan Promosi merupakan upaya untuk
mengelompokkan antara fakta yang satu memberitahukan atau menawarkan produk
dengan fakta yang lain sehingga dapat atau jasa pada masyarakat dengan tujuan
ditarik suatu kesimpulan sebagai akhir menarik calon konsumen untuk
pembahasan. Untuk itu, digunakan metode membelinya. Dengan adanya promosi,
Deskriptif Analisis yakni menggambarkan produsen atau distributor mengharapkan
dan dengan pendekatan ini maka corak khas kenaikannya angka penjualan. Promosi
atau karakteristik BNI Syari’ah KCP yang dilakukan oleh bagian Sales Consumer
Diponegoro akan menjadi penelitian. pembiayaan Griya iB Hasanah di BNI
Syariah KCP Diponegoro adalah dengan
PEMBAHASAN PERMASALAHAN menyebar brosur kepada masyarakat luas,
Strategi pemasaran iB Griya khususnya masyarakat Surabaya.
Hasanah di BNI Syariah dengan Penyebaran brosur sering dilakukan di
mengetahui permasalahan yang ada, kegiatan Car Free Day Surabaya yang
manajer pengelola pembiayaan memilih berlokasi di Taman Bungkul Surabaya.
strategi yang tepat dalam masalah

12
Pemilihan lokasi Car Free Day sebagai bentuk kerjasama yang dilakukan adalah
tempat penyebaran brosur merupakan dengan developer untuk kegiatan
strategi yang sangat tepat, karena pembiayaan kepemilikan rumah. Dengan
masyarakat dari segala penjuru wilayah kerjasama ini, saat pembiayaan rumah
Surabaya memadati lokasi tersebut untuk telah disepakati, developer akan
menghabiskan weekend paginya dengan mendapat pinjaman terlebih dahulu
berjalan santai di kawasan tersebut. untuk membangun unit yang diinginkan.
Kriteria yang disetujui untuk bisa menjalin
Selain brosur, media promosi lainnya
kerjasama pembiayaan Griya iB Hasanah
yang dipakai BNI Syariah Surabaya adalah
dengan BNI Syariah yaitu mencakup:
dengan memanfaatkan sosial media pribadi
seluruh pegawai, khususnya bagian Sales 1) Minimal pengembang harus sudah
Consumer seperti Facebook, WhatsApp, berbadan hukum sebagai PT. Namun
Instagram, dll. Informasi yang dibagikan di tidak menutup kemungkinan, kerja
sosial media, biasanya terkait promo. sama juga dilakukan dengan
Misalnya, promo tarif khusus Agustus pengembang perorangan.
program GELEGAR, program ini merupakan 2) Sudah mendapat kepastian perijinan
program angsuran spesial dan ringan untuk untuk IMB, serta sudah ada unit
produk pembiayaan konsumtif BNI contoh rumah. Tujuannya untuk
Syariah,seperti pembiayaan Griya iB meminimalisasi potensi konflik antara
Hasanah ini misalnya. Promo lainnya seperti nasabah dengan developer. Kalau ada
“2 Hari Punya Rumah” promo yang apa-apa di kemudian hari, misalnya
ditawarkan adalah dalam bentuk percepatan spek rumah tidak sesuai, maka contoh
untuk proses realisasi pembiayaan. yang sudah ada bisa dijadikan acuan.
3) Legalitas lengkap, legalitas tersebut
b. Kerjasama dengan developer
meliputi PPJB (Perjanjian Pengikatan
BNI Syariah KCP Diponegoro Jual Beli), isinya adalah kesepakatan
menerapkan strategi pemasaran Griya iB penjual mengikatkan dirinya untuk
Hasanah salah satunya bekerjasama menjual properti kepada pembeli
dengan berbagai pihak yang saling disertai dengan tanda jadi atau uang
menguntungkan selama masih sesuai muka, penjelasan tentang harga, waktu
dengan prinsip-prinsip syariah. Salah satu pelunasan, dan kapan dilakukan AJB

13
(Akta Jual Beli). PPJB menjadi syarat Pemecahan harus dilakukan terlebih
awal pembiayaan rumah karena dahulu supaya serifikat bisa dibalik
rumahnya belum jadi dan sertifikatnya nama ke pembeli, untuk kemudian bisa
masih atas nama developer. Untuk ditingkatkan statusnya menjadi
mengatasi resiko penunggakan Sertifikat Hak Milik (SHM)
pembayaran oleh pembeli, bank 5) Setelah kriteria di atas telah terpenuhi
meminta buy-back guarantee dari maka syarat terakhir adalah properti
developer. Jika rumah sudah jadi dan rumah harus sudah siap untuk
status PPJB berubah menjadi AJB, diperjualbelikan dengan penawaran
buy-back guarantee dari developer harga yang marketable (harga sesuai
otomatis gugur dan kewajiban beralih pasaran).
sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kini BNI Syariah Cabang
pembeli. Selain itu, di bawah ini
Surabaya, termasuk di dalamnya BNI
merupakan kelengkapan legalitas yang
Syariah KCP Diponegoro telah
harus dipenuhi oleh developer:
memperluas jaringan kerjasama dengan
a. Akta Pendirian dan Akta
40 pengembang (Developer) dan 6 prospek
Perubahan
developer baru.
b. SIUP
c. TDP c. Open Table

d. NPWP Open Table ke perusahaan-


e. Surat Keterangan Domisili perusahaan, instansi, maupun lembaga-
f. Copy KTP Pengurus Perusahaan lembaga seperti sekolah. Juga ketika sebar
g. Company Profile brosur di Car Free Day Surabaya pun
h. Ijin Lokasi sekaligus menggelar open table. Namun,
i. Pengesahan Site Plan open table yang sering dilakukan oleh BNI
j. Copy Sertifikat Syariah KCP Diponegoro adalah ke
k. Copy IMB, PBB-SPPT perusahaan-perusahaan dengan target pasar
l. Brosur para pegawai di perusahaan tersebut. Open
4) Proyek harus sudah pecah sertifikat. table ke perusahaan-perusahaan tersebut
Proses pemecahan sertifikat HGB sifatnya adalah sosialisasi produk,
developer dilakukan setelah rumah jadi. khususnya produk pembiayaan Griya iB

14
Hasanah kepada para pegawai perusahaan. (personalilized) dengan tetap
Kegiatan open table ini biasanya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah.
dilaksanakan dari pagi sekitar jam 7 atau 8
Dalam mempertahankan loyalitas
hingga sore. Sebelum pelaksanaan open
nasabahnya, BNI Syariah KCP
table pun pihak BNI Syariah KCP
Diponegoro berkomitmen untuk terus
Diponegoro mengajukan surat permohonan
memberikan pelayanan prima dalam
izin terlebih dahulu kepada perusahaan,
memenuhi kebutuhan nasabahnya,
instansi, maupun lembaga yang akan
menjalin silaturahmi dengan nasabah
ditempati untuk kegiatan open table
setianya, mengabari setiap promo baru
tersebut.
yang ada di BNI Syariah, serta
d. Pendekatan kepada nasabah berkomitmen untuk selalu siap melayani
kapanpun dibutuhkan oleh nasabahnya.
Pendekatan kepada nasabah yang
dilakukan oleh BNI Syariah KCP Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam
Diponegoro adalah dengan door to door Pembiayaan Produk iB Griya Hasanah
untuk menawarkan produk-produk
Dalam pemberian kredit kepilikan
unggulan BNI Syariah, khususnya produk
rumah Griya iB Hasanah pada BNI Syariah
griya iB Hasanah yang menjadi tema
KCP Diponegoro tentunya tidak
pembahasan kali ini. Pendekatan kepada
menginginkan terjadinya pengembalian
nasabah tidak hanya dilakukan dengan
kredit yang telah disalurkan mengalami
calon nasabah baru tetapi juga dengan
kemacetan dalam pembayaran angsuran.
nasabah lama yang telah mempercayakan
Dikarenakan kurangnya penyeleksian dan
kebutuhannya kepada BNI Syariah KCP
penilaian terhadap permohonan kredit.
Diponegoro untuk dimungkinkannya
Kendala-kendala yang sering terjadi yaitu
mereka mengambil kembali pembiayaan
antara lain:
yang ditawarkan. Bagi nasabah setia BNI
Syariah KCP Diponegoro, pihak bank 1. Banyak pesaing, banyak masyarakat

akan memberikan pelayanan jasa menganggap bahwa angsuran KPR

perbankan yang lebih eksklusif dengan syariah dengan KPR konvensional sama

melalui pendekatan pribadi besarnya. Hal tersebut terjadi karena


berbagai macam faktor, salah satunya
seperti dikatakan oleh Ardiansyah

15
Rakhmadi, Ketua Pengembangan Dalam mengatasi isu tersebut Bank BNI
Produk Syariah Asosiasi Bank Syariah Syariah berani bersaing dengan
Indonesia (Asbisindo) “Margin memberikan keunggulan berupa:
pembiayaan dari Bank Umum Syariah  Harga yang kompetitif
dan Unit Usaha Syariah, selalu dipatok  Uang muka ringan, minimal 10%
lebih tinggi dari rata-rata bunga kredit dari harga jual
bank umum, margin harga jual KPR  Bebas biaya provisi dan appraisal
syariah bisa sampai 12 persen,  Bebas biaya administrasi (Khusus
sehingga menjadi agak kurang akad Murabahah)
kompetitif”. Tingginya margin  Tanpa denda
pembiayaan KPR disebabkan
Selain masalah margin harga
permodalan bank syariah yang masih
jual, kurang kompetitifnya KPR Syariah
bertumpu dari Dana Pihak Ketiga
disebabkan karena akad kredit dalam
(DPK). Di sisi lain, bagi hasil yang
KPR konvensional relatif mudah lolos
dikeluarkan bank syariah dari DPK itu
dibanding akan murabahah dalam KPR
juga masih mahal. Mahalnya bagi hasil
Syariah. Oleh karena itu, BNI Syariah
dari DPK tersebut memaksa bank
pada umumnya memberikan
syariah menaikkan margin pembiayaan
keunggulan dalam pembiayaan Griya iB
KPR.
Hasanah yaitu berupa proses
Memang, dalam KPR persetujuan pembiayaan yang mudah
konvensional juga memiliki skema dan relatif cepat.
bunga tetap. Namun, skema bunga tetap
2. Masalah angsuran macet, masalah ini
dalam KPR konvensional biasanya
sudah umum menjadi resiko bank, baik
hanya berlaku pada tahun-tahun awal
syariah maupun konvemsional. Hal ini
cicilan, dan selanjutnya akan mengikuti
terjadi karena faktor kurangnya
suku bunga acuan yang apabila sedang
kesadaran pemohon pembiayaan dalam
melonjak bisa naik mencapai 13%.
melunasi kewajibannya. Ketika pihak
Sehingga, biaya yang dikeluarkan
Bank ingin melakukan pemotongan
nasabah juga bertambah.
terhadap rekening debitur, ternyata
saldo rekeningnya tidak mencukupi

16
untuk melakukan pembayaran cicilan  Membiayai berobat keluarga, sehingga
angsuran pembiayaannya. Sehingga hal biaya kebutuhan hidupnya semakin
tersebut mengakibatkan terjadinya tinggi dan tidak mampu memenuhi
tunggakan pembayaran. Untuk tanggungan lainnya.
mengatasi hal tersebut, pihak bank  Si Pemohon meninggal dunia. Namun
memberikan surat peringatan hal ini bisa diajukan klaim asuransi,
tanggungan yang harus dibayar si kecuali meninggal dunia karena
nasabah pembiayaan. Selain itu, pihak penyakit AIDS, bunuh diri, narkoba,
bank bisa juga melakukan kerjasama dan penyakit yang diderita sebelumnya.
dengan bagian keuangan perusahaan
ANALISIS
tempat si nasabah pemohon pembiayaan
bekerja untuk melakukan pemotongan Metode promosi yang dilakukan
gaji setiap bulannya agar tidak terjadi BNI Syariah KCP Diponegoro tidak dan
tunggakan dalam membayar angsuran bukanlah termasuk dalam kategori bentuk-
pembiayaannya. bentuk promosi yang tidak tidak
diperbolehkan oleh Rasulullah SAW.
Selain kurangnya kesadaran,
Dalam konteks ini, metode promosi yang
faktor-faktor penyebab macetnya angsuran
dilakukan BNI Syariah KCP Diponegoro
pembiayaan Griya iB Hasanah di BNI
dalam implementasinya ialah
Syariah KCP Diponegoro umumnya terjadi
menyampaikan informasi mengenai
karena:
produk khususnya produk Griya iB
 Cerai, sehingga tanggungan angsuran Hasanah ialah dengan apa adanya, tidak
perbulan yang awalnya ditanggung oleh menampilkan ilusi-ilusi yang berlebihan
penghasilan suami istri menjadi dan tidak memberikan promosi yang
tanggungan salah satu pihak (pemohon) bersifat palsu semata. Dalam iklan yang
saja. terbuat di brosur-brosur, spanduk-spanduk
 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) si sesuai dengan karakteristik asli produk
pemohon pembiayaan oleh perusahaan tersebut, yakni saat menampilkan
tempatnya bekerja. kelebihan-kelebihan serta pemberitahuan
 Sakit, sehingga tidak bisa bekerja mengenai margin pembiayaannya,
semuanya dapat dipertanggung jawabkan

17
oleh pihak BNI Syariah KCP Diponegoro. SWOT. Analisis SWOT merupakan salah
Serta informasi yang disampaikan melalui satu metode untuk menggambarkan
media-media baik cetak maupun digital kondisi dan mengevaluasi suatu
(baik brosur dan sosial media) mengenai masalah, proyek atau konsep bisnis yang
perkembangan maupun pembaruan yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan
terjadi pada produk tetap disampaikan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths,
dengan apa yang sesuai dengan kebenaran Weakness, Opportunities dan Threats.
produknya. Dan BNI Syariah KCP Metode ini paling sering digunakan dalam
Diponegoro juga menghindari promosi metode evaluasi bisnis untuk mencari
dengan memberikan sumpah-sumpah atau strategi yang akan dilakukan. Analisis
janji-janji berlebihan yang dibuat semata SWOT hanya menggambarkan situasi yang
untuk menarik perhatian masyarakat. terjadi bukan sebagai pemecah masalah.
Strategi pemasaran yang Analisis SWOT terdiri dari empat faktor,
dilakukan oleh BNI Syariah KCP yaitu:
Diponegoro ini adalah semata-mata untuk
1. Strengths (kekuatan)
memberikan rasa aman dan nyaman bagi
nasabah maupun calon nasabah untuk a. Proses pada iB Griya Hasanah cepat,

mempertahankan citra baiknya di mata biaya proses gratis tanpa denda dan

masyarakat. BNI Syariah yang notebene flat, angsuran sampai dengan lunas.

adalah bank syariah, bank yang dalam Selama masa pembiayaan, besarnya

setiap sistem operasionalnya, baik dari angsuranya tetap dan tidak berubah

pemasaran haruslah dengan menerapkan sampai lunas,

prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariah b. Mempromosikan produk tersebut

Islam juga. Dan untuk jangka panjangnya melalui door to door dan promosi

dapat menciptakan hubungan yang baik secara terus-menerus. Selain itu, juga

atara pihak penjual dan pembeli, yakni melalui penyebaran brosur di

pihak BNI Syariah KCP Diponegoro kalangan masyarakat, jalin kerjasama

sendiri dengan nasabah/calon debitur dengan marketing developer

(masyarakat). sekaligus di sosial media.

Dalam pemasaran pembiayaan


Griya iB Hasanah ini menggunakan analisa

18
2. Weakness (kelemahan) 1) Cerai yang mengakibatkan
pengasilan kluarga berkurang karna
a. Masyarakat belum akrab dengan
pisah ranjang
pembiayaan iB Griya Hasabah.
2) PHK kerja
b. Kurangnya kesadaran pemohon
3) Sakit keras
kredit dalam membayar kembali
4) Membiayai berobat keluarga
pinjaman angsuran kredit.
(Anak/Istri)
3. Opportunities (peluang)
5) Biaya kebutuhan semakin tinggi
a. Properti sangat berkembang untuk
(sekolah, butuhan pokok, dll)
meningkatkan kemajuan perusahaan
6) Meninggal dunia
b. Karena masyarakat butuh dan dia
mampu untuk membeli sebuah
KESIMPULAN
rumah/ruko/kavling siap bangun.
Setelah penulis menyelesaikan
4. Threats (ancaman)
pembahasan dalam bentuk laporan tentang
a. Munculnya pesaing sesama
“ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
perbankan syari’ah maupun bank
PRODUK BNI GRIYA IB HASANAH
konvensional.
DALAM MENINGKATKAN
b. Kurangnya pemahaman masyarakat
KEUNGGULAN KOMPETITIF (Studi
mengenai keberadaan lembaga
Kasus di BNI Syariah KCP Diponegoro
keuangan syari’ah, dimana
Surabaya)”, maka dapat disimpulkan hal-
masyarakat masih memandang
hal sebagai berikut:
bahwa Perbankan Syariah sama saja
1. Strategi Pemasaran yang dilakukan
dengan Bank konvensional.
BNI Syari’ah KCP Diponegoro
c. Masyarakat masih ragu untuk
Surabaya dalam mengenalkan dan
melakukan pembiayaan KPR di BNI
memasarkan produk Griya iB Hasanah
Syariah dan cenderung memilih Bank
ialah sebagai berikut :
umum karena alasan keamanan dan
a. Promosi (Brosur, Social Media,
keunggulan yang ditawarkan dengan
Promo Tarif Khusus, Promo
iming-iming bonus yang diberikan
Percepatan Proses Realisasi)
lebih besar.
b. Open Table (di Car Free Day
d. Macetnya angsuran tidak bisa
dan Perusahaan-perusahaan
membayar karena sebagai berikut:

19
yang sifatnya sosialisasi pembaruan produk maupun promo-promo
produk) yang ditawarkan serta mekanisme yang
c. Kerjasama dengan developer perlu diketahui oleh calon nasabah
d. Pendekatan kepada nasabah sebelum mengajukan pembiayaan Griya iB
(door to door) Hasanah. Penggunaan media website ini
2. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam memiliki jangkauan yang sangat luas dan
Pembiayaan Produk iB Griya dapat diakses oleh masyarakat yang
Hasanah di BNI Syariah KCP menginginkan informasi lebih jauh tentang
Diponegoro Surabaya: BNI Syariah KCP Diponegoro sendiri.
a. Banyak pesaing, banyak Tujuan umum dari periklanan yang bersifat
masyarakat menganggap bahwa nasional ini adalah untuk mempromosikan
angsuran KPR syariah dengan KPR nama BNI Syariah KCP Diponegoro
konvensional sama besarnya. secara nasional ke seluruh lapisan
Dalam mengatasi isu tersebut Bank masyarakat di Indonesia.
BNI Syariah berani bersaing Selanjutnya kegiatan promosi
dengan memberikan keunggulan penjualan yang dilakukan BNI Syariah
berupa: KCP Diponegoro dalam rangka
 Harga yang kompetitif mempengaruhi para marketing developer
 Uang muka ringan, minimal (pengembang) untuk memilih BNI Syariah
10% dari harga jual KCP Diponegoro adalah sebaiknya dengan
 Bebas biaya provisi dan pemberian reward sales. Pemberian reward
appraisal ini berupa uang komisi, merchandise

 Bebas biaya administrasi berupa mug, payung, kalender atau agenda.

(Khusus akad Murabahah) Selain pendekatan kepada pihak developer

 Tanpa denda BNI Syariah KCP Diponegoro juga


melakukan pendekatan untuk
SARAN
mempengaruhi calon konsumen
Untuk mendukung penyampaian
mengambil pembiayaan Griya iB Hasanah.
informasi mengenai BNI Syariah KCP
Dalam pemilihan waktu kegiatan
Diponegoro, sebaiknya tersedia website
opentable juga perlu diperhatikan. BNI
yang dijalankan oleh bagian sales
Syariah KCP Diponegoro bisa melakukan
pembiayaan untuk terus menginformasikan
20
kegiatan opentable pada Jumat pagi sekitar Universitas Islam Negeri Raden
jam 07.00 sampai selesai, karena Intan Lampung. 2018.
kebanyakan perusahaan atau instansi Heykal, Mohamad. Analisis Tingkat
memanfaatkan hari jumat pagi untuk Pemahaman KPR Syariah pada
melakukan kegiatan santai seperti senam Bank Syariah di Indonesia: Studi
pagi dan olah raga yang diikuti seluruh Pendahuluan. BINUS BUSINESS
pegawai. Dengan pemilihan waktu yang REVIEW. Vol. 5 No. 2 November
tepat, yaitu saat para pegawai mempunyai 2014.
waktu luang, maka besar kemungkinan Hartono, Hendry. “Pengaruh Strategi
untuk para pegawai sangat merespon dan Pemasaran terhadap Peningkatan
menerima tawaran dari Bank BNI Syariah Penjualan pada Perusahaan”.
KCP Diponegoro. BINUS BUSINESS REVIEW Vol. 3
Prinsip marketing yang berakhlak No. 2 November 2012.
harus senantiasa selalu diterapkan di BNI https://www.bnisyariah.co.id
Syariah KCP Diponegoro. Perspektif Kartajaya, Memenangkan Persaingan
pemasaran dalam Islam adalah ekonomi dengan Segitiga Positioning-
Rabbani (divinity), realistis, humanis dan Diferensiasi-Brand. Jakarta: Mark
keseimbangan. Inilah yang membedakan Plus and Co.Gramedia. 2004.
sistem ekonomi Islam dengan sistem Kasali, Membidik Pasar Indonesia
ekonomi konvensional. Segmenting. Targeting dan
Positioning. Jakarta: Gramedia.
DAFTAR PUSTAKA 2000.
Daniel, Carl Mc. Roger Gate. Riset Nitisusastro, Mulyadi. Perilaku Konsumen.
Pemasaran Kontemporer. Jakarta : Bandung: Alfabeta. 2012.
Salemba Empat. 2001. Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul
Fatma Syanturi, Allen. “Analisis Strategi Maal Wa Tamwil. Yogyakarta: UII
Pemasaran Produk IB Hasanah Card Press. 2004.
dalam Meningkatkan Keunggulan Sudrajat, Naja. 2019. “Strategi Pemasaran
Kompetitif”. Skripsi. Fakultas Produk Griya iB Hasanah di BNI
Ekonomi dan Bisnis Islam Syariah KCP Diponegoro”. Hasil

21
Wawancara Pribadi: Kamis 24 Juni
2019.

22

Você também pode gostar