Você está na página 1de 15

PENGARUH BEBAN KERJA, PENGALAMAN AUDIT DAN TIPE

KEPRIBADIAN TERHADAP SKEPTISME PROFESIONAL


DAN KEMAMPUAN AUDITOR DALAM
MENDETEKSI KECURANGAN
(Studi Empiris pada KAP di Kota Medan, Padang dan Pekanbaru)

Oleh :
Haura Faradina
Pembimbing: Restu Agusti dan Al Azhar L

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


E-mail : haura.faradina@yahoo.com

Effect of Workload, Audit Experience and Types of Personality to Professional


Skepticism and Fraud Detection Ability of Auditors (Empirical Studies of
Auditor at Accounting Public Office in Medan, Padang and Pekanbaru)

ABSTRACT

This study was aimed to examine the direct effect of workload, audit
experience, types of personality to professional skepticism and fraud detection
ability of auditors, and also indirect effect of workload, audit experience, types of
personality to fraud detection ability of auditors with professional skepticism as
intervening variable. Collecting data of this study using a questionnaire submitted
to 120 auditors who work at Accounting Public Office in Medan, Padang and
Pekanbaru cities. Data analysis for hypothesis test was done with Partial Lease
Square (PLS). Result of this study give evidence that workload and types of
personality have significantly effect toward professional skepticism; didn’t find
direct effect of audit experience toward professional skepticism; audit experience
and professional skepticism have significantly effect toward fraud detection
ability of auditors; didn’t find direct effect of workload and types of personality
toward fraud detection ability of auditor; workload and types of personality have
indirect effect toward fraud detection ability of auditors through professional
skepticism. The value of adjusted R square for fraud detection ability of auditors
and professional skepticism is 16,43% and 14,20%, which mean that workload,
audit experience and types of personality can explain 16,43% and 14,20% of
fraud detection ability of auditors and professional skepticism.

Keywords: Workload, Audit Experience, Personality, Professional Skepticism and


Fraud.

PENDAHULUAN serta mencerminkan keadaan yang


sebenarnya atas suatu entitas bisnis
Memberikan keyakinan adalah peranan seorang akuntan
kepada pihak yang berkepentingan publik atau yang sering kita sebut
bahwa laporan keuangan telah auditor. Dalam mekanisme pelaporan
disusun sesuai standar yang berlaku keuangan, suatu audit dirancang

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1235


untuk memberikan keyakinan bahwa Bagaimanapun juga auditor
laporan keuangan tidak mengandung dituntut untuk tetap mampu men-
salah saji yang material, baik yang deteksi kecurangan seandainya ter-
disebabkan oleh kekeliruan (error) jadi kecurangan dalam melaksana-
ataupun kecurangan (fraud). kan tugas auditnya.
Menurut standar audit, faktor yang Penelitian Beasley et al.
membedakan antara kekeliruan dan (2001) yang didasari pada AAERs
kecurangan adalah tindakan yang (Accounting and Auditing Releases)
mendasarinya. Kekeliruan terjadi yang telah dikutip oleh Noviyanti
karena tindakan yang tidak disenga- (2008) menyatakan bahwa salah satu
ja, sedangkan kecurangan terjadi penyebab kegagalan auditor dalam
karena tindakan yang disengaja. mendeteksi kecurangan adalah
Kecurangan tersebut dilaku- rendahnya tingkat skeptisme pro-
kan dengan berbagai cara, banyak fesional yang dimiliki oleh auditor.
kasus-kasus manipulasi akuntansi Skeptisme tersebut merupakan sikap
yang membawa dampak serius kritis dalam menilai bukti audit yang
dengan melibatkan kantor-kantor kemudian dipertimbangkan dengan
akuntan publik ternama. Contoh kecukupan dan kesesuaian bukti
kasus berskala internasional adalah yang ada, sehingga bukti audit
kasus Enron, World com, Adelphia tersebut dapat memperoleh keyakin-
Communications Corp, Tyco dan an yang tinggi.
MFS’s Premium Income Fund. Di pihak lain, skeptisme
Kemudian kasus yang berskala profesional dan kemampuan auditor
nasional yaitu kasus Kimia Farma, dalam mendeteksi kecurangan juga
Bank Lippo, Bank Global sangat dipengaruhi oleh beban kerja
Internasional Tbk yang terjadi pada auditor. Pada busy season yaitu pada
tahun 2008 yang memanipulasi kuartal pertama awal tahun, auditor
laporan keuangan dan auditor diminta untuk menyelesaikan be-
dianggap telah gagal dalam men- berapa kasus pemeriksaan yang
deteksi kecurangan dan terbukti mengakibatkan auditor kelelahan dan
terlibat dalam kecurangan. Serta menurunnya kemampuan auditor
kasus Citibank pada tahun 2011 yaitu dalam mendeteksi kecurangan
pembobolan dana nasabah yang (Lopes dan Peters, 2011 dalam
dilakukan karyawan yang dimana Nasution dan Fitriany, 2012).
auditor juga dianggap gagal dalam Tingginya beban kerja membuat
mendeteksi kecurangan. sikap skeptisme profesional auditor
Kasus-kasus tersebut meng- menurun. Hal itu disebabkan karena,
agetkan publik dan mengurangi auditor akan cenderung mengabaikan
kredibilitas auditor terhadap fungsi hal-hal kecil yang dianggap tidak
pelaporan dan menurunkan keper- penting untuk menyelesaikan peker-
cayaan publik terhadap profesi jaannya dengan tepat waktu sehingga
akuntan publik, sehingga banyak auditor menjadi mudah menerima
pihak yang mempertanyakan informasi yang diberikan oleh
tanggung jawab dan fungsi auditor kliennya. Oleh sebab itu, auditor
ketika terjadi kegagalan dalam dengan beban kerja yang tinggi bisa
mendeteksi kecurangan. bersikap kurang skeptis untuk
mendeteksi kecurangan dibanding-
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1236
kan auditor dengan beban kerja yang kan dengan tipe kepribadian yang
rendah. lain.
Selain beban kerja, peng- Penelitian ini merupakan
alaman audit merupakan faktor yang replikasi dari penelitian terdahulu
juga mempengaruhi skeptisme yang telah dilakukan oleh Nasution
profesional auditor dan kemampuan dan Fitriany (2012) yang menguji
auditor dalam mendeteksi kecurang- pengaruh beban kerja, pengalaman
an. Semakin banyak seorang auditor audit dan tipe kepribadian terhadap
melakukan pemeriksaan laporan skeptisme profesional dan kemam-
keuangan, maka semakin tinggi puan auditor dalam mendeteksi
tingkat skeptisisme profesional kecurangan.
auditor yang dimiliki (Winantyadi Yang membedakan penelitian
dan Waluyo, 2014). Auditor yang ini dengan penelitian sebelumnya,
berpengalaman juga pasti telah yaitu: sampel penelitian dan variabel
banyak melakukan tugas audit, skeptisme profesional yang dijadikan
sehingga mereka pernah menemukan sebagai variabel dependen dan
kasus kecurangan serta memiliki variabel intervening.
pengetahuan yang luas dan pemikir- Adapun rumusan masalah
an yang baik untuk mendeteksi dalam penelitian ini adalah: 1)
kecurangan. Auditor yang berpeng- Apakah beban kerja berpengaruh
alaman cenderung memiliki sikap terhadap skeptisme profesional? 2)
skeptisme yang baik untuk me- Apakah beban kerja berpengaruh
ningkatkan kemampuan mereka terhadap kemampuan auditor dalam
dalam mendeteksi kecurangan. mendeteksi kecurangan? 3) Apakah
Tipe kepribadian merupakan pengalaman audit berpengaruh ter-
faktor yang sering dilupakan untuk hadap skeptisme profesional? 4)
meningkatkan skeptisme profesional Apakah pengalaman audit berpeng-
dan kemampuan auditor dalam men- aruh terhadap kemampuan auditor
deteksi kecurangan. Dalam peneliti- dalam mendeteksi kecurangan? 5)
an Noviyanti (2008), menyatakan Apakah tipe kepribadian berpeng-
bahwa tipe kepribadian seseorang aruh terhadap skeptisme profesional?
menjadi salah satu faktor yang 6) Apakah tipe kepribadian berpeng-
menentukan sikap yang dimiliki oleh aruh terhadap kemampuan auditor
individu tersebut, termasuk sikap dalam mendeteksi kecurangan? 7)
skeptisme yang terdapat pada diri Apakah skeptisme profesional ber-
individu tersebut. Auditor dengan pengaruh terhadap kemampuan
tipe kepribadian ST dan NT auditor dalam mendeteksi kecurang-
berdasarkan teori Myers-Briggs an? 8) Apakah beban kerja berpeng-
cenderung lebih memiliki sikap aruh terhadap kemampuan auditor
skeptis. Karena auditor tersebut dalam mendeteksi kecurangan mela-
memiliki ciri-ciri kepribadian yang lui skeptisme profesional? 9) Apakah
selalu berpikiran masuk akal dalam pengalaman audit berpengaruh
membuat keputusan berdasarkan tarhadap kemampuan auditor dalam
pada fakta yang ada. Sehingga mendeteksi kecurangan melalui
auditor dengan tipe kepribadian ST skeptisme profesional? 10) Apakah
dan NT lebih skeptis untuk tipe kepribadian berpengaruh ter-
mendeteksi kecurangan dibanding- hadap kemampuan auditor dalam
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1237
mendeteksi kecurangan melalui kerja yang terlalu berat. Hal tersebut
skeptisme profesional? membuktikan bahwa sikap skeptisme
Tujuan penelitian ini adalah: memerlukan waktu untuk bisa
1) Untuk menganalisis pengaruh merasa yakin dengan bukti yang ada.
beban kerja terhadap skeptisme Nasution dan Fitriany (2012)
profesional. 2) Untuk menganalisis menemukan bahwa beban kerja
pengaruh beban kerja terhadap auditor berpengaruh negatif terhadap
kemampuan auditor dalam men- skeptisme profesional auditor.
deteksi kecurangan. 3) Untuk meng- Hal ini menunjukan bahwa
analisis pengaruh pengalaman audit dengan tingginya beban kerja yang
terhadap skeptisme profesional. 4) diterima seorang auditor, akan me-
Untuk menganalisis pengaruh peng- nurunkan sikap skeptisme pro-
alaman audit terhadap kemampuan fesional auditor tersebut. Dari uraian
auditor dalam mendeteksi kecurang- di atas, diturunkan hipotesis peneliti-
an. 5) Untuk menganalisis pengaruh an sebagai berikut:
tipe kepribadian terhadap skeptisme : Beban kerja berpengaruh
profesional. 6) Untuk menganalisis terhadap skeptisme profesional
pengaruh tipe kepribadian terhadap auditor.
kemampuan auditor dalam men-
deteksi kecurangan. 7) Untuk meng- Pengaruh Beban Kerja Terhadap
analisis pengaruh skeptisme pro- Kemampuan Auditor dalam
fesional terhadap kemampuan Mendeteksi Kecurangan
auditor dalam mendeteksi kecurang- Setiawan dan Fitriany (2011)
an. 8) Untuk menganalisis pengaruh mengatakan bahwa tingginya beban
beban kerja terhadap kemampuan kerja akan menyebabkan kelelahan
auditor dalam mendeteksi kecurang- dan dysfuncional behavior sehingga
an melalui skeptisme profesional. 9) menurunkan kemampuannya dalam
Untuk menganalisis pengaruh peng- menemukan kecurangan. Tetapi jika
alaman audit terhadap kemampuan beban kerja auditor tersebut rendah,
auditor dalam mendeteksi kecurang- auditor akan memiliki lebih banyak
an melalui skeptisme profesional. 10) waktu untuk mengevaluasi bukti
Untuk menganalisis pengaruh tipe yang ditemukan, sehingga auditor
kepribadian terhadap kemampuan semakin bisa meningkatkan kemam-
auditor dalam mendeteksi kecurang- puannya dalam mendeteksi ke-
an melalui skeptisme profesional. curangan.
Dengan demikian dapat
TELAAH PUSTAKA dikatakan bahwa beban kerja yang
tinggi akan mengurangi tingkat ke-
Pengaruh Beban Kerja Terhadap mampuan auditor dalam mendeteksi
Skeptisme Profesional kecurangan. Dari uraian di atas, di-
Menurut Dezoort dan Lord turunkan hipotesis penelitian sebagai
(1997) yang dikutip oleh Novita berikut:
(2014), auditor akan cenderung : Beban kerja berpengaruh
menghapuskan beberapa prosedur terhadap kemampuan auditor
audit dan auditor akan lebih mudah dalam mendeteksi kecurangan.
untuk menerima penjelasan klien
ketika dihadapkan dengan beban
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1238
Pengaruh Pengalaman Audit mampuan auditor dalam mendeteksi
Terhadap Skeptisme Profesional kecurangan.
Libby and Frederick (1990) Jadi dapat disimpulkan
dalam Suraida (2005) menemukan bahwa dengan semakin banyak
bahwa semakin banyak pengalaman pengalaman yang diperoleh seorang
auditor semakin dapat menghasilkan auditor akan membuat auditor ter-
berbagai macam dugaan dalam men- sebut lebih mudah untuk mendeteksi
jelaskan temuan audit. Hal tersebut kecurangan yang ditemukan selama
juga didukung oleh penelitian yang proses audit. Dari uraian di atas,
dilakukan Anisma et al. (2011), diturunkan hipotesis penelitian
Winantyadi dan Waluyo (2014), sebagai berikut:
serta Nasution dan Fitriany (2012) : Pengalaman audit berpengaruh
yang mengatakan bahwa pengalaman terhadap kemampuan auditor
berpengaruh terhadap skeptisme pro- dalam mendeteksi kecurangan.
fesional auditor.
Jadi dapat disimpulkan Pengaruh Tipe Kepribadian
bahwa semakin banyak pengalaman Terhadap Skeptisme Profesional
yang dimiliki seorang auditor, maka Berdasarkan teori MBTI,
semakin tinggi tingkat skeptisme yang dikutip oleh Noviyanti (2005)
professional auditor dalam melaku- auditor dengan tipe kepribadian ST
kan pemeriksaan sehingga dapat mengambil keputusan berdasarkan
menghasilkan opini atau pendapat fakta yang diperolehnya dengan
yang dapat di percaya. Dari uraian di analisis yang logis, dari sebab ke
atas, diturunkan hipotesis penelitian akibat, dari premis ke kesimpulan.
sebagai berikut: Sedangkan NT mempresepsikan
: Pengalaman audit berpengaruh informasi berdasarkan kemungkinan-
terhadap skeptisme profesional kemungkinan yang terjadi dan
auditor. mempertimbangkannya secara teori-
tis dan ilmiah dalam pengambilan
Pengaruh Pengalaman Audit keputusan.
Terhadap Kemampuan Auditor Sehingga auditor dengan tipe
dalam Mendeteksi Kecurangan kepribadian kombinasi ST dan NT
Anggriawan (2014) mengata- cenderung skeptis dan sangat logis.
kan bahwa pengalaman akan mem- Hal tersebut didukung oleh peneliti-
berikan pelajaran terhadap jenis dari an yang dilakukan Noviyanti (2008)
kecurangan-kecurangan yang pernah serta Nasution dan Fitriany (2012)
ditemukan auditor. Auditor yang yang menunjukan bahwa auditor
berpengalaman menyimpan banyak dengan tipe kepribadian ST dan NT
hal dalam ingatannya sehingga dapat adalah audior yang memiliki skepti-
mengembangkan pemahaman yang sme profesional yang lebih tinggi
baik terhadap kasus yang dihadapi. dibandingkan dengan auditor dengan
Pernyataan tersebut didukung oleh tipe kepribadian lainnya. Dari uraian
penelitian yang dilakukan oleh di atas, diturunkan hipotesis peneliti-
Hasanah (2010) serta Nasution dan an sebagai berikut:
Fitriany (2012) yang menemukan : Tipe kepribadian ST dan NT
bahwa dengan banyaknya pengalam- berpengaruh terhadap skeptisme
an auditor akan meningkatkan ke- profesional.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1239
Pengaruh Tipe Kepribadian pasti memiliki banyak informasi-
Terhadap Kemampuan Auditor informasi yang relevan sehingga bisa
dalam Mendeteksi Kecurangan mendeteksi kecurangan dengan
Noviyanti (2005) mengatakan mudah. Dari uraian di atas, diturun-
seseorang dengan tipe ST dan NT kan hipotesis penelitian sebagai
mengolah informasi sesuai dengan berikut:
apa yang ditangkap oleh panca : Skeptisme profesional ber-
indranya dan mempertimbangkannya pengaruh terhadap kemampuan
secara teoritis dan ilmiah. Sehingga, auditor dalam mendeteksi
ketika auditor tersebut nememukan kecurangan.
sesuatu yang mencurigakan dalam
pelaksanaan audit, auditor tersebut Pengaruh Beban Kerja Terhadap
bisa langsung mempertimbangkan Kemampuan Auditor dalam
secara teoritis sehingga memudah- Mendeteksi Kecurangan Melalui
kannya untuk mendeteksi kecurang- Skeptisme Profesional
an. Sikap skeptisme profesional
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, seorang auditor akan menurun ketika
dapat disimpulkan bahwa auditor beban kerjanya tinggi karena
yang mempunyai tipe kepribadian banyaknya pekerjaan yang harus
ST dan NT dianggap lebih logis diselesaikan pada waktu yang telah
untuk mendeteksi kecurangan yang ditentukan mengakibatkan auditor
ada. Dari uraian di atas, diturunkan tidak meneliti lebih lanjut hal-hal
hipotesis penelitian sebagai berikut: yang tidak dianggap penting.
: Tipe kepribadian ST dan NT Fullerton dan Durtschi (2004)
berpengaruh terhadap kemampu- menyebutkan bahwa auditor memer-
an auditor dalam mendeteksi lukan sikap skeptisme profesional
kecurangan. agar dapat mendeteksi kecurangan.
Karena ketika sikap skeptisme pro-
Pengaruh Skeptisme Profesional fesional auditor rendah, auditor
Terhadap Kemampuan Auditor cenderung untuk mengabaikan
dalam Mendeteksi Kecurangan gejala-gejala kecurangan.
Fullerton dan Durtschi (2004) Ini menunjukan bahwa
membuktikan bahwa auditor dengan tingginya beban kerja seorang
skeptisme yang tinggi akan mening- auditor akan berpengaruh secara
katkan kemampuan mendeteksinya tidak langsung terhadap penurunan
dengan cara mengembangkan pen- kemampuan untuk mendeteksi
carian informasi-informasi tambahan kecurangan, karena tingginya beban
bila dihadapkan dengan gejala-gejala kerja akan membuat auditor menjadi
kecurangan. Hal tersebut didukung kurang skeptis. Dari uraian di atas,
oleh penelitian yang dilakukan diturunkan hipotesis penelitian
Hasanah (2010), Nasution dan sebagai berikut:
Fitriany (2012), dan Anggriawan : Beban kerja berpengaruh
(2014) yang menunjukan hasil yang terhadap kemampuan auditor
sama. dalam mendeteksi kecurangan
Sehingga dapat disimpulkan melalui skeptisme profesional.
bahwa auditor yang memiliki sikap
skeptisme profesional yang tinggi
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1240
Pengaruh Pengalaman Audit auditor tersebut (Nurutami, 2014).
Terhadap Kemampuan Auditor Auditor yang memiliki tipe
dalam Mendeteksi Kecurangan kepribadian kombinasi ST dan NT
Melalui Skeptisme Profesional akan cenderung selalu berpikiran
Auditor yang memiliki masuk akal dan dalam membuat
banyak pengalaman dapat menge- suatu keputusan selalu berdasarkan
tahui berbagai masalah audit secara pada fakta yang ada.
lebih mendalam, selain itu auditor Ketika sikap skeptisme pro-
akan lebih mudah dalam mengikuti fesional auditor tinggi, itu akan
perkembangan yang semakin kom- membuat auditor lebih mudah untuk
pleks. Sehingga dengan banyaknya mendeteksi kecurangan. Karena
pengalaman yang dimiliki auditor dengan begitu auditor terus meng-
tersebut dapat mempengaruhi tingkat olah fakta yang ada sampai menemu-
skeptisme profesionalnya. Kemudian kan kecurangan tersebut. Hal ini
untuk mendeteksi kecurangan, menunjukan bahwa tipe kepribadian
auditor memerlukan sikap skeptisme ST dan NT akan berpengaruh secara
profesional. Anggriawan (2014) me- tidak langsung terhadap peningkatan
nyebutkan, jika sikap skeptisme kemampuan auditor untuk mendetek-
profesional yang dimiliki auditor si kecurangan karena tipe kepribadi-
tinggi, kemungkinan terjadinya an ST dan NT akan membuat auditor
kecurangan yang tidak terdeteksi menjadi lebih skeptis. Dari uraian di
semakin kecil. atas, diturunkan hipotesis penelitian
Penjelasan tersebut me- sebagai berikut:
nunjukan bahwa banyaknya peng- : Tipe kepribadian ST dan NT
alaman audit akan berpengaruh berpengaruh terhadap kemampu-
secara tidak langsung terhadap an auditor dalam mendeteksi
peningkatan kemampuan auditor kecurangan melalui skeptisme
dalam mendeteksi kecurangan, profesional.
karena banyaknya pengalaman audit
membuat auditor menjadi lebih METODOLOGI PENELITIAN
skeptis. Dari uraian di atas, diturun-
kan hipotesis penelitian sebagai Populasi dalam penelitian ini
berikut: adalah auditor yang bekerja pada
: Pengalaman audit berpengaruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
terhadap kemampuan auditor berada di kota Medan, Padang, dan
dalam mendeteksi kecurangan Pekanbaru. Penarikan data menggu-
melalui skeptisme profesional. nakan metode convenience sampling.
Jenis penelitian menggunakan
Pengaruh Tipe Kepribadian data primer dengan teknik pengum-
Terhadap Kemampuan Auditor pulan data yang menyebarkan
dalam Mendeteksi Kecurangan kuesioner.
Melalui Skeptisme Profesional Metode analisis data yang
Tipe kepribadian auditor digunakan yaitu dengan model
menjadi salah satu faktor yang pengukuran atau outer model, model
menentukan sikap yang dimiliki oleh struktural atau inner model yang
auditor tersebut, termasuk sikap mengukur hubungan langsung. Serta
skeptisme yang terdapat pada diri
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1241
metode sobel yang mengukur yang selalu mempertanyakan dan
hubungan tidak langsung. melakukan evaluasi secara kritis
terhadap bukti audit. Pada penelitian
Definisi Operasional dan ini, variabel skeptisme profesional
Pengukuran Variabel diukur meng-gunakan model Hurtt,
Kemampuan Auditor dalam Eining, dan Plumlee (HEP) yang
Mendeteksi Kecurangan digunakan dalam penelitian Fullerton
Sucipto (2007) dalam dan Durtschi (2004), Noviyanti
Nasution dan Fitriany (2012) (2008), dan Nasution dan Fitriany
menjelaskan bahwa kemampuan (2012). Model HEP mengukur
auditor mendeteksi kecurangan skeptisme profesional berdasarkan
adalah kualitas dari seorang auditor enam karakteristik, yaitu: 1) sikap
dalam menjelaskan kekurangwajaran selalu mempertanyakan (questioning
laporan keuangan yang disajikan mind), 2) tidak cepat mengambil
perusahaan dengan mengidentifikasi keputusan (suspension of judgment),
dan membuktikan kecurangan 3) selalu mencari tahu (search for
(fraud) tersebut. Sehingga, kemam- knowledge), 4) pemahaman
puan auditor dalam mendeteksi interpersonal (interpersonal
kecurangan merupakan suatu keahli- understanding), 5) kepercayaan diri
an yang dimiliki auditor untuk (self-confidence), 6) memiliki
menemukan salah saji pada laporan keteguhan hati (self-determination).
keuangan yang dilakukan secara
sengaja oleh entitas yang diperiksa. Beban Kerja
Penelitian ini mengukur Setiawan dan Fitriany (2011)
kemampuan mendeteksi kecurangan menyebutkan bahwa beban kerja
melalui pertanyaan-pertanyaan me- atau workload menunjukkan load
ngenai gejala-gejala kecurangan pekerjaan yang dihadapi oleh se-
yang dikembangkan oleh Fullerton orang auditor. Sehingga, beban kerja
dan Durtschi (2004) serta Nasution merupakan jumlah pekerjaan yang
dan Fitriany (2012). Gejala-gejala harus dilakukan dalam jangka waktu
kecurangan tersebut, yaitu 1) gejala yang telah ditetapkan. Variabel
kecurangan terkait dengan ling- beban kerja dalam penelitian ini
kungan perusahaan (corporate diukur sesuai dengan pengukuran
environment) dan 2) gejala kecu- yang dilakukan oleh Nasution dan
rangan terkait catatan keuangan dan Fitriany (2012), yaitu melalui rata-
praktek audit (financial records and rata jumlah penugasan audit yang
accounting practice). telah dilakukan oleh auditor selama
satu tahun.
Skeptisme Profesional
International Standards on Pengalaman Audit
Auditing menjelaskan bahwa skeptis- Pengalaman audit adalah
me profesional auditor penting untuk pengalaman auditor dalam melaku-
penilaian yang kritis (critical kan audit laporan keuangan baik dari
assessment) terhadap bukti-bukti segi lamanya waktu maupun
audit (Nasution dan Fitriany, 2012). banyaknya penugasan yang pernah
Sehingga, skeptisme merupakan ditangani (Suraida, 2005). Variabel
suatu sikap yang mencakup pikiran pengalaman audit dalam penelitian
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1242
ini diukur sesuai dengan pengukuran Kuesioner disebarkan pada
yang dilakukan oleh Nasution dan 30 Kantor Akuntan Publik yang
Fitriany (2012), yaitu melalui berada di kota Medan, Padang dan
lamanya bekerja sebagai seorang Pekanbaru. Dari 120 kuesioner yang
auditor. kembali sebanyak 76 kuesioner
(63,3%). Namun, terdapat 1
Tipe Kepribadian kuesioner (0,8%) dari responden
Allport menjelaskan bahwa yang tidak dapat diolah karena data
kepribadian merupakan organisasi yang tidak diisi. Sehingga jumlah
dinamis dalam individu sebagai kuesioner yang dapat diolah
sistem psikofisis yang menentukan sebanyak 75 kuesioner (62,5%).
caranya yang khas dalam menye- Sedangkan kuesioner yang tidak
suaikan diri terhadap lingkungan kembali sebanyak 44 kuesioner
(Suryabrata, 2013). Sehingga, tipe (36,7%).
kepribadian merupakan penyesuaian
diri seseorang dalam lingkungan Deskripsi Variabel Penelitian
sesuai dengan caranya. Pada pene-
litian ini tipe kepribadian seseorang Tabel 2
diukur dengan mengguna-kan Myers- Hasil Uji Statistik Deskriptif
Briggs Type Indicator (MBTI). Std.
Mean Median
Variabel tipe kepribadian dalam Deviation
penelitian ini diukur sesuai dengan Beban Kerja 2,7333 3 1,13105
pengukuran yang dilakukan oleh
Pengalaman 3,7067 4 0,74929
Nasution dan Fitriany (2012), yaitu
auditor dengan tipe kepribadian ST Tipe Kepribadian 0,6667 1 0,47458
(Sensing-Thinking) dan NT (Intuition Skeptisme 55,4933 54 10,45760
-Thinking) diberi nilai 1, dan auditor Kemampuan 25,4400 24 9,14336
dengan tipe kepribadian selain itu
Sumber : Data diolah (2015)
diberi nilai 0.
Tabel 2 menunjukan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN variabel beban kerja memiliki mean
sebesar 2,7333 yang lebih kecil dan
Gambaran Umum Responden mendekati nilai median 3 sehingga
dapat dikatakan bahwa auditor pada
Tabel 1 KAP yang berada di kota Medan,
Data Sampel Penelitian Padang dan Pekanbaru memiliki
NO KETERANGAN JUMLAH PERSENTASE
Kuesioner yang
beban kerja yang cukup tinggi.
1 120 100% Variabel pengalaman memiliki mean
disebarkan
2
Kuesioner yang
44 36,7% sebesar 3,7067 yang lebih kecil dan
tidak kembali
mendekati nilai median 4 dapat
Kuesioner yang
3 76 63,3% dikatakan bahwa auditor memiliki
kembali
4
Kuesioner yang
1 0,8%
pengalaman yang cukup tinggi.
tidak lengkap Variabel tipe kepribadan memiliki
Kuesioner yang
5
lengkap
75 62,5% mean sebesar sebesar 0,6667 yang
Sumber: Data diolah (2015) lebih kecil dari nilai median 1 dapat
dikatakan bahwa auditor dengan tipe

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1243


kepribadian ST dan NT yang cukup Pengujian Hipotesis
tinggi. Variabel skeptisme memiliki
mean sebesar 55,4933 yang lebih Tabel 3
besar dari nilai median 54 dapat Pengaruh Langsung
dikatakan bahwa auditor memiliki Hubungan
Inner T-
skeptisme profesional yang tinggi. No Antar
Weight Statistics
Variabel
Variabel kemampuan memiliki mean
WL ->
sebesar 25,4400 yang lebih besar 1
SKEP
-0,263692 2,317725
dari nilai median 24 dapat dikatakan WL ->
bahwa auditor memiliki kemampuan 2 -0,140779 1,194451
ABILITY
mendeteksi kecurangan yang tinggi. EXP ->
3 0,118058 1,149642
SKEP
Analisis Data EXP ->
4 0,266709 2,564985
ABILITY
Model Pengukuran (Outer Model) PERSON ->
5 0,217272 2,627322
Terdapat tiga kriteria di SKEP
dalam menggunakan teknik analisis PERSON ->
6 -0,140843 1,467421
ABILITY
data dengan smartPLS untuk menilai SKEP ->
outer model yaitu Convergent 7 0,358838 2,993607
ABILITY
Validity, Discriminant Validity dan Sumber: Pengolahan data dengan
Composite Reliability. PLS (2015)
Pada penelitian ini, model
pengukuran atau Outer Loading telah Tabel 4
dinyatakan valid karena nilai Pengaruh Tidak Langsung
loadingnya berada di sesuai dengan No
Hubungan Antar
Ab t
ketentuan. Variabel
WL -> SKEP ->
1 -0,095 6,786
ABILITY
Model Struktural (Inner Model) 2
EXP -> SKEP ->
0,042 3,500
Pengujian model struktural ABILITY
PERSON -> SKEP ->
dilakukan untuk melihat hubungan 3
ABILITY
0,078 5,200
antara konstruk, nilai signifikan dan Sumber: Pengolahan data dengan
R-Square dari model penelitian. PLS (2015)
Pada penelitian ini nilai R-
Square untuk variabel kemampuan Pembahasan
(ABILITY) sebesar 0,164301, Pengaruh Beban Kerja Terhadap
sedangkan untuk variabel skeptisme Skeptisme Profesional
(SKEP) diperoleh sebesar 0,141919. Hasil pengujian hipotesis
Hal ini menunjukkan bahwa 16,43% pertama dapat dilihat pada tabel 3
variabel kemampuan (ABILITY) yang menunjukan bahwa hubungan
dapat dipengaruhi oleh Skeptisme variabel beban kerja (WL) dengan
(SKEP), beban kerja (WL), skeptisme profesional (SKEP)
pengalaman (EXP) dan tipe menunjukan nilai koefisien jalur
kepribadian (PERSON) dan 14,20% sebesar -0,263692 dengan nilai t
variabel Skeptisme (SKEP) dapat sebesar 2,317725. Nilai tersebut
dipengaruhi oleh beban kerja (WL), lebih besar dari t table 1,980. Hasil
pengalaman (EXP) dan tipe ini berarti bahwa beban kerja
kepribadian (PERSON). memiliki hubungan yang negatif dan
signifikan terhadap skeptisme pro-
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1244
fesional, sehingga hipotesis pertama ini berarti bahwa pengalaman
didukung oleh penelitian ini. memiliki hubungan yang positif
Hasil penelitian ini didukung tetapi tidak signifikan terhadap
oleh penelitian Nasution dan Fitriany skeptisme profesional, sehingga
(2012) yang menemukan bahwa hipotesis ketiga tidak dapat didukung
semakin tinggi beban kerja auditor oleh penelitian ini.
maka semakin rendah sikap Hasil penelitian ini tidak
skeptisme profesionalnya. sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suraida (2005),
Pengaruh Beban Kerja Terhadap Anisma et al. (2011) serta Nasution
Kemampuan Auditor dalam dan Fitriany (2012) yang menemu-
Mendeteksi Kecurangan kan semakin tinggi pengalaman
Hasil pengujian hipotesis auditor maka semakin tinggi juga
kedua dapat dilihat pada tabel 3 yang sikap skeptisme profesional auditor
menunjukan bahwa hubungan tersebut.
variabel beban kerja (WL) dengan
kemampuan mendeteksi kecurangan Pengaruh Pengalaman Audit
(ABILITY) menunjukan nilai Terhadap Kemampuan Auditor
koefisien jalur sebesar -0,140779 dalam Mendeteksi Kecurangan
dengan nilai t sebesar 1,194451. Hasil pengujian hipotesis ke-
Nilai tersebut lebih kecil dari t table empat dapat dilihat pada tabel 3 yang
1,980. Hasil ini berarti bahwa beban menunjukan bahwa hubungan
kerja memiliki hubungan yang variabel pengalaman (EXP) dengan
negatif tetapi tidak signifikan kemampuan mendeteksi kecurangan
terhadap kemampuan auditor dalam (ABILITY) menunjukan nilai
mendeteksi kecurangan, sehingga koefisien jalur sebesar 0,266709
hipotesis kedua tidak dapat didukung dengan nilai t sebesar 2,564985.
oleh penelitian ini. Nilai tersebut lebih besar dari t table
Hasil penelitian ini tidak 1,980. Hasil ini berarti bahwa
sesuai dengan penelitian yang pengalaman memiliki hubungan
dilakukan oleh Nasution dan Fitriany yang positif dan signifikan terhadap
(2012) yang menemukan semakin kemampuan mendeteksi kecurangan,
tinggi beban kerja auditor akan sehingga hipotesis keempat didukung
menurunkan kemampuannya dalam oleh penelitian ini.
mendeteksi kecurangan. Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Nasution dan Fitriany
Pengaruh Pengalaman Audit (2012) yang juga menemukan bahwa
Terhadap Skeptisme Profesional semakin tinggi pengalaman yang
Hasil pengujian hipotesis dimiliki oleh auditor maka semakin
ketiga dapat dilihat pada tabel 3 yang tinggi juga kemampuannya dalam
menunjukan bahwa hubungan mendeteksi kecurangan.
variabel pengalaman (EXP) dengan
skeptisme profesional (SKEP) Pengaruh Tipe Kepribadian
menunjukan nilai koefisien jalur Terhadap Skeptisme Profesional
sebesar 0,118058 dengan nilai t Hasil pengujian hipotesis
sebesar 1,149642. Nilai tersebut kelima dapat dilihat pada tabel 3
lebih kecil dari t table 1,980. Hasil yang menunjukan bahwa hubungan
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1245
variabel tipe kepribadian (PERSON) kepribadian kombinasi SF dan NF
dengan skeptisme profesional akan meningkatkan kemampuan
(SKEP) menunjukan nilai koefisien mendeteksinya bila dihadapkan
jalur sebesar 0,217272 dengan nilai t dengan gejala-gejala kecurangan.
sebesar 2,627322. Nilai tersebut
lebih besar dari t table 1,980. Hasil Pengaruh Skeptisme Terhadap
ini berarti bahwa tipe kepribadian ST Skeptisme Profesional
dan NT memiliki hubungan yang Hasil pengujian hipotesis
positif dan signifikan terhadap ketujuh ini dapat dilihat pada tabel
skeptisme profesional, sehingga 4.7 menunjukan bahwa hubungan
hipotesis kelima didukung oleh variabel skeptisme profesional
penelitian ini. (SKEP) dengan kemampuan auditor
Hasil penelitian ini didukung dalam mendeteksi kecurangan
oleh penelitian Noviyanti (2008) (PERSON) menunjukan nilai
serta Nasution dan Fitriany (2012) koefisien jalur sebesar 0,358838
yang menemukan terdapat pengaruh dengan nilai t sebesar 2,993607.
positif antara auditor yang bertipe Nilai tersebut lebih besar dari t table
kepribadian ST dan NT dengan 1,980. Hasil ini berarti bahwa
skeptisme profesional auditor. skeptisme profesional memiliki
hubungan yang positif dan signifikan
Pengaruh Tipe Kepribadian terhadap kemampuan auditor dalam
Terhadap Kemampuan Auditor mendeteksi kecurangan, sehingga
dalam Mendeteksi Kecurangan hipotesis ketujuh didukung oleh
Hasil pengujian hipotesis penelitian ini.
keenam dapat dilihat pada tabel 3 Hasil penelitian ini didukung
yang menunjukan bahwa hubungan oleh penelitian Fullerton dan
variabel tipe kepribadian (PERSON) Durtschi (2004) yang meneliti pada
dengan kemampuan auditor dalam auditor internal perusahaan, Hasanah
mendeteksi kecurangan (ABILITY) (2010) serta Nasution dan Fitriany
menunjukan nilai koefisien jalur (2012) yang meneliti pada auditor
sebesar -0,140843 dengan nilai t yang bekerja di KAP yang
sebesar 1,467421. Nilai tersebut membuktikan sikap skeptisme sangat
lebih kecil dari t table 1,980. Hasil dibutuhkan karena semakin banyak
ini berarti bahwa tipe kepribadian ST informasi tambahan yang diperoleh
dan NT memiliki hubungan yang auditor maka semakin mampu
negatif dan tidak signifikan terhadap auditor tersebut membuktikan benar
kemampuan auditor dalam atau tidaknya gejala-gejala ke-
mendeteksi kecurangan, sehingga curangan tersebut.
hipotesis keenam tidak dapat
didukung oleh penelitian ini. Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Hasil penelitian ini didukung Kemampuan Auditor dalam
oleh penelitian Hasanah (2010), Mendeteksi Kecurangan Melalui
Nasution dan Fitriany (2012) serta Skeptisme Profesional
Anggriawan (2014) yang menemkan Hasil pengujian pengaruh
bahwa baik auditor dengan tipe ke- mediasi variabel skeptisme pro-
pribadian kombinasi ST dan NT, fesional (SKEP) terhadap pengaruh
maupun auditor dengan tipe beban kerja (WL) dengan
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1246
kemampuan auditor dalam Hasil penelitian ini berbeda
mendeteksi kecurangan (ABILITY) dengan penelitian Novita (2014)
dapat dilihat pada tabel 4. Nilai yang menemukan bahwa skeptisme
koefisien jalur sebesar -0,095 dengan memediasi hubungan antara peng-
nilai t 6,786. Nilai tersebut lebih alaman dan kemampuan auditor
besar dari t table 1,980. dalam mendeteksi kecurangan.
Dari pengujian tersebut
didapat bahwa parameter mediasi Pengaruh Tipe Kepribadian
tersebut negatif dan signifikan. Ini Terhadap Kemampuan Auditor
berarti bahwa skeptisme profesional dalam Mendeteksi Kecurangan
memediasi hubungan antara beban Melalui Skeptisme Profesional
kerja dan kemampuan auditor dalam Hasil pengujian pengaruh
mendeteksi kecurangan, sehingga mediasi variabel skeptisme pro-
hipotesis kedelapan didukung oleh fesional (SKEP) terhadap pengaruh
penelitian ini. Hasil penelitian ini tipe kepribadian (PERSON) dengan
didukung oleh penelitian Novita kemampuan auditor dalam men-
(2014) yang menemukan hasil yang deteksi kecurangan (ABILITY) dapat
sama. dilihat pada tabel 4. Nilai koefisien
jalur sebesar 0,078 dengan nilai t
Pengaruh Pengalaman Audit 5,200. Nilai tersebut lebih besar dari
Terhadap Kemampuan Auditor t table 1,980.
dalam Mendeteksi Kecurangan Dari pengujian tersebut
Melalui Skeptisme Profesional didapat bahwa parameter mediasi
Hasil pengujian pengaruh tersebut positif dan signifikan. Ini
mediasi variabel skeptisme profesio- berarti bahwa skeptisme profesional
nal (SKEP) terhadap pengaruh memediasi hubungan antara tipe
pengalaman (EXP) dengan ke- kepribadian dan kemampuan auditor
mampuan mendeteksi kecurangan dalam mendeteksi kecurangan,
(ABILITY) dapat dilihat pada table sehingga hipotesis kesepuluh di-
4. Nilai koefisien jalur sebesar 0,042 dukung oleh penelitian ini.
dengan nilai t 3,500. Nilai tersebut
lebih besar dari t table 1,980. Dari SIMPULAN DAN SARAN
pengujian statistik tersebut didapat
bahwa parameter mediasi tersebut Simpulan
positif dan signifikan. Berdasarkan analisis dan
Namun, pada pengujian pem-bahasan pada bagian sebelum-
pengaruh langsung pengalaman ter- nya, maka dapat ditarik simpulan
hadap kemampuan mendeteksi sebagai berikut: 1) Adanya hubungan
kecurangan menunjukan hasil positif langsung yang negatif dan signifikan
dan signifikan. Hal ini berarti bahwa antara beban kerja terhadap skeptis-
skeptisme tidak memediasi hubungan me profesional. Hal ini dibuktikan
antara pengalaman dengan kemam- dengan nilai signifikansi sebesar 2,31
puan auditor dalam mendeteksi ke- (2,31 > 1,980) dan nilai koefisien
curangan, sehingga hipotesis kesem- jalur -0,26 yang mempunyai arah
bilan tidak didukung oleh penelitian negatif. 2) Adanya hubungan lang-
ini. sung yang negatif tetapi tidak
signifikan antara beban kerja ter-
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1247
hadap kemampuan auditor dalam hadap kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Hal ini mendeteksi kecurangan melalui
dibuktikan dengan nilai signifikansi skeptisme profesional. Hal ini di-
sebesar 1,19 (1,19 < 1,980) dan nilai buktikan dengan nilai signifikansi
koefisien jalur -0,14 yang sebesar 6,78 (6,78 > 1,980) dan nilai
mempunyai arah negatif. 3) Adanya koefisien jalur -0,09. 9) Skeptisme
hubungan langsung yang positif profesional bukan merupakan
tetapi tidak signifikan antara variabel mediasi antara pengalaman
pengalaman audit terhadap skeptisme dengan kemampuan auditor dalam
profesional. Hal ini dibuktikan mendeteksi kecurangan. Hal ini
dengan nilai signifikansi sebesar dibuktikan dengan nilai signifikansi
1,14 (1,14 < 1,980) dan nilai sebesar 3,50 (3,50 > 1,980) dan nilai
koefisien jalur 0,26 yang mempunyai koefisien jalur 0,04. 10) Adanya
arah positif. 4) Adanya hubungan hubungan positif dan signifikan
langsung yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian dengan ke-
antara pengalaman audit terhadap mampuan auditor dalam mendeteksi
kemampuan auditor dalam men- kecurangan melalui skeptisme pro-
deteksi kecurangan. Hal ini di- fesional. Hal ini dibuktikan dengan
buktikan dengan nilai signifikansi nilai signifikansi sebesar 5,20 (5,20 >
sebesar 2,56 (2,56 > 1,980) dan nilai 1,980) dan nilai koefisien jalur 0,07.
koefisien jalur 0,26 yang mempunyai
arah positif 5) Adanya hubungan Saran
langsung yang positif dan signifikan Berdasarkan evaluasi atas
antara tipe kepribadian terhadap hasil penelitian dan keterbatasan
skeptisme profesional. Hal ini yang ada dalam penelitian ini,
dibuktikan dengan nilai signifikansi beberapa saran yang diharapkan
sebesar 2,62 (2,62 > 1,980) dan nilai dapat menjadi bahan pertimbangan
koefisien jalur 0,21 yang mempunyai untuk peneliti selanjutnya, antara
arah positif. 6) Adanya hubungan lain: 1) Diharapkan untuk penelitian
langsung yang positif tetapi tidak selanjutnya dapat memperbanyak
signifikan antara tipe kepribadian jumlah Kantor Akuntan Publik yang
terhadap kemampuan auditor dalam menjadi sampel dan memperluas
mendeteksi kecurang-an. Hal ini wilayah cakupan sampel, sehingga
dibuktikan dengan nilai signifikansi diperoleh hasil penelitian yang
sebesar 1,46 (1,46 < 1,980) dan nilai tingkat generalisasinya lebih tinggi.
koefisien jalur -0,14 yang mem- 2) Peneliti mengharapkan partisipasi
punyai arah negatif. 7) Adanya aktif peneliti berikutnya untuk
hubungan langsung yang positif dan menemukan faktor-faktor lain yang
signifikan antara skeptisme profesio- mempengaruhi skeptisme profesio-
nal terhadap kemampuan auditor nal dan kemampuan mendeteksi
dalam mendeteksi kecurangan. Hal kecurangan
ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi sebesar 2,99 (2,99 > DAFTAR PUSTAKA
1,980) dan nilai koefisien jalur 0,35
yang mempunyai arah positif. 8) Anisma, Yuneita, Zainal Abidin dan
Adanya hubungan negatif dan Cristina. (2011). Faktor yang
signifikan antara beban kerja ter- Mempengaruhi Sikap
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1248
Skeptisme Profesional Seorang Noviyanti, Suzy. (2008). Skeptisme
Auditor pada Kantor Akuntan Profesional Auditor dalam
Publik di Sumatera. Pekbis Mendeteksi Kecurangan. Jurnal
Jurnal, Vol.3, No.2, 490-497. Akuntansi dan Keuangan
Indonesia, Vol.5, No.1, 102-
Anggriawan, Eko F. (2014). 125.
Pengaruh Pengalaman Kerja,
Skeptisme Profesional dan Nurutami, Ghina L. (2014).
Tekanan Waktu terhadap Pengaruh Penetapan Risiko
Kemampuan Auditor dalam Kekurangan dan Tipe
Mendeteksi Fraud. Jurnal Kepribadian Auditor Terhadap
Nominal, Vol.3, No.2, 101- Skeptisisme Profesional
116. Auditor. Skripsi Universitas
Indonesia.
Fullerton, Rosemary R. dan Cindy
Durtschi. (2004). The Effect of Setiawan, Liswan dan Fitriany.
Professional Skepticism on The (2011). Pengaruh Workload
Fraud Detection Skills of dan Spesialisasi Auditor
Internal Auditors. Utah State terhadap Kualitas Audit
University. dengan Kualitas Komite Audit
Sebagai Variabel Pemoderasi.
Hasanah, Sri. (2010). Pengaruh Jurnal dan Prosiding
Penerapan Etika, Pengalaman Simposium Nasional
dan Skeptisme Profesional Akuntansi, Vol. 14.
Auditor terhadap Pendeteksian
Kecurangan. Skripsi UIN Suraida, Ida. (2005). Pengaruh
Syarif Hidayatullah. Etika, Kompetensi,
Pengalaman Audit dan Risiko
Nasution, Hafifah dan Fitriany. Audit terhadap Skeptisisme
(2012). Pengaruh Beban Kerja, Profesional Auditor dan
Pengalaman Audit dan Tipe Ketepatan Pemberian Opini
Kepribadian terhadap Akuntan Publik.
Skeptisme Profesional dan Sosiohumaniora, Vol.7, No.3,
Kemampuan Auditor dalam 186-202.
Mendeteksi Kecurangan. Jurnal
dan Prosiding Simposium Suryabrata, Sumadi. (2013).
Nasional Akuntansi, Vol. 15. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Rajawali Pers.
Novita, Ulfa. (2014). Pengaruh
Pengalaman, Beban Kerja dan Winantyadi, Ndaru dan Indarto
Pelatihan terhadap Skeptisme Waluyo. (2014). Pengaruh
Profesional dan Kemampuan Pengalaman, Keahlian, Situasi
Auditor dalam Mendeteksi Audit, dan Etika terhadap
Kecurangan. Skripsi Skeptisisme Profesional
Universitas Riau. Auditor.Jurnal Nominal, Vol.3,
No.1, 14-34.

JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1249

Você também pode gostar