Você está na página 1de 8

POLITEKNOLOGI VOL. 15 NO.

1 JANUARI 2016

PENGARUH MANAJEMEN K3 DAN BUDAYA K3 TERHADAP


KINERJA PEKERJA PROYEK
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Cengkareng Business City Lot 5)
Desi Supriyan1 dan Ian Rico Andreas Ricardo
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta kampus UI Depok
Email: 1Desi.supriyan@yahoo.com

ABSTRACT

Application of the K3 program has created a company with K3 culture that has become a habit every
worker, is expected to improve the performance of construction projects workers. However, the fact that
encountered in the field is where the company has several standard operating procedures that are
mandatory implemented but not fully implemented. Violations such as workers not wearing a helmet or
safety harness when working at height. The activities mentioned above are also related to the K3 culture
and performance of construction workers. This study uses a quantitative approach to primary data
collection methods using questionnaires and secondary data collection using passive observation through
the documentation on aspects of each independent variable. Tests using multiple correlation analysis and
multiple linear regression. Meanwhile, to test the hypothesis using F-test and t-test and analysis of the
dominant factors to look for the most dominant factor influencing the performance of the project workers.
The results showed that partially independent variables, Application Management and Cultural K3 K3 has
an influence on the Performance of Construction Workers. In addition, a more dominant factor affecting
the performance of project workers is a factor of worker involvement in the K3, which is part of the
Cultural variables K3. In addition, two independent variables can influence the performance of the project
amounted to 42.2% of workers beyond other factors that may affect the performance of the project workers.

Keywords: Application Management K3, K3 Culture, Performance Project Worker

ABSTRAK

Penerapan program K3 yang telah dibuat perusahaan dengan budaya K3 yang sudah menjadi kebiasaan
setiap pekerja, diharapkan mampu meningkatkan kinerja pekerja proyek konstruksi. Namun, kenyataan
yang ditemui dilapangan adalah dimana perusahaan memiliki beberapa prosedur yang merupakan standar
operasional yang wajib diterapkan namun tidak diterapkan sepenuhnya. Terjadinya pelanggaran seperti
pekerja tidak memakai helm atau safety harness ketika bekerja di ketinggian. Aktifitas yang disebutkan
diatas juga terkait kepada budaya K3 dan kinerja pekerja konstruksi. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data primer dengan menggunakan kuisioner dan
pengumpulan data sekunder dengan menggunakan observasi pasif melalui dokumentasi terhadap aspek di
masing-masing variabel independen. Pengujian menggunakan analisis korelasi berganda dan regresi linier
berganda. Sementara untuk menguji hipotesis menggunakan uji-F dan uji-t serta analisis faktor dominan
untuk mencari faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja pekerja proyek. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen yaitu Penerapan Manajemen K3 dan Budaya K3
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Pekerja Konstruksi. Selain itu, faktor yang lebih dominan
mempengaruhi kinerja pekerja proyek adalah faktor keterlibatan pekerja dalam K3 yang merupakan
bagian dari variabel Budaya K3. Selain itu, kedua variabel independen dapat memberikan pengaruh
terhadap kinerja pekerja proyek sebesar 42,2% diluar faktor lainnya yang kemungkinan berpengaruh
terhadap kinerja pekerja proyek.

Kata kunci: Penerapan Manajemen K3, Budaya K3, Kinerja Pekerja Proyek

PENDAHULUAN peraturan keselamatan dan kesehatan


Keberadaan manajemen Kesehatan dan kerja; antara lain : Undang-Undang No.
Keselamatan Kerja (K3) sudah menjadi 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
kewajiban bagi perusahaan konstruksi Kerja; Peraturan Menteri No. PER-
terutama yang berada di wilayah 05/MEN/1996 tentang Sistem
Indonesia. Hal ini telah diatur dalam Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Desi Supriyan dan Ian Rico A R, Pengaruh Manajemen K3...

Kerja; Peraturan Pemerintah (PP) No.50 Tujuan Penelitian


tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Tujuan yang akan dicapai setelah
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan dilakukan penelitian ini adalah:
Kerja; serta Peraturan Menteri Pekerjaan a. Menganalisa pengaruh penerapan
Umum (PU) No.05/PRT/M/2014 tentang manajemen K3 dan budaya K3 di
Pedoman Sistem Manajemen Keselamat- lapangan terhadap kinerja pekerja
an dan Kesehatan Kerja (SMK3) proyek konstruksi.
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang b. Mengidentifikasi dan menganalisa
mewajibkan seluruh perusahaan yang faktor-faktor dominan dalam
bergerak dalam bidang jasa konstruksi penerapan manajemen K3 dan budaya
untuk membuat dan melaksanakan K3 di lapangan yang mempengaruhi
program kerja K3 dalam setiap proyek kinerja pekerja proyek konstruksi.
yang dikerjakan. Selain itu, perusahaan
jasa konstruksi pun dituntut melakukan Manfaat Penelitian
penerapan manajemen K3 untuk Penelitian ini diharapkan menjadi
menciptakan suatu kondisi zero accident referensi perusahaan konstruksi dalam
(bebas kecelakaan) dimanapun proyek mengevaluasi setiap penerapan
konstruksi tersebut dijalankan. manajemen K3 serta budaya K3 yang
Pada proyek ini, PT. Adhi Persada terkadang tidak sejalan dengan kebijakan
Gedung memiliki beberapa prosedur yang perusahaan serta pengaruhnya terhadap
merupakan standar operasional yang kinerja pekerja proyek secara
wajib diterapkan kepada semua pekerja keseluruhan.
selama beraktifitas di lapangan.
Kenyataannya, tidak semua prosedur itu Kajian Pustaka
dijalankan. Seperti yang peneliti lihat Sistem Manajemen Keselamatan dan
ketika observasi awal, di lantai dasar, Kesehatan Kerja (SMK3) adalah suatu
hampir tidak ada aturan program K3 yang sistem yang dirancang untuk menjamin
dilanggar. Sampai pada akhirnya, peneliti keselamatan yang baik pada semua
menemukan pelanggaran ketika personel di tempat kerja agar tidak
melakukan observasi di lantai dua sampai menderita luka maupun menyebabkan
lantai paling atas suatu tower. Peneliti penyakit di tempat kerja dengan
menemukan pelanggaran baik oleh mematuhi/ taat pada hukum dan aturan
pekerja seperti tidak memakai helm atau keselamatan dan kesehatan kerja, yang
safety harness ketika bekerja di tercermin pada perubahan sikap menuju
ketinggian sampai tidak adanya tindakan keselamatan di tempat kerja. (Dewi.R,
prefentif dari pekerja K3 (safety officer) 2006).
untuk memasang safety net ataupun safety Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi
line di pinggiran area gedung. referensi terkait dengan Manajemen K3,
Budaya K3 dan kinerja, diataranya:
Rumusan Masalah a. “Evaluasi Pengaruh Sistem
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang Manajemen Keselamatan Kerja dan
akan diteliti, adalah: Kesehatan Terhadap PT.X”, oleh
a. Apakah penerapan manajemen K3 Farah Margaretha dan Leli Utari
dan budaya K3 di lapangan (2011), yang menyimpulkan bahwa
mempengaruhi kinerja pekerja proyek SMK3 berpengaruh terhadap kinerja
konstruksi. karyawan.
b. Apakah faktor-faktor dominan b. “Pengaruh Budaya Keselamatan Dan
penerapan manajemen K3 dan budaya Kesehatan Kerja (K3) Terhadap
K3 yang mempengaruhi kinerja Kinerja Proyek Konstruksi”, oleh
pekerja proyek konstruksi. Wieke Yuni Christina, Ludfi Djakfar,
Armanu Thoyib (2012), yang
POLITEKNOLOGI VOL. 15 NO. 1 JANUARI 2016

menyimpulkan bahwa budaya pendapat dan definisi tersebut, maka


keselamatan dan kesehatan kerja pada dikatakan bahwa kinerja adalah prestasi
proyek konstruksi perlu kerja yang telah dicapai oleh seseorang
dikembangkan. atau seorang karyawan baik secara
c. “Pengaruh Sistem Manajemen K3 kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT ukuran yang berlaku untuk suatu tugas
“XX” oleh Sony Haryanto (2013), atau pekerjaan yang dilaksanakan dalam
yang menyimpulkan bahwa Kinerja waktu tertentu. (M. Riyan Munandar,
pekerja konstruksi dipengaruhi oleh 2014).
SMK3. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka
Penerapan keselamatan dan kesehatan pemikiran yang peneliti rancang, bahwa
kerja melalui SMK3 telah berkembang di Penerapan Manajemen K3 (X1) dan Budaya
berbagai negara baik melalui pedoman K3 (X2) mempengaruhi Kinerja Pekerja
Proyek (Y).
maupun standar. Untuk memberikan
keseragaman bagi setiap perusahaan
dalam menerapkan SMK3 sehingga
perlindungan keselamatan dan kesehatan Penerapan
Manajemen rx1,y
kerja bagi tenaga kerja, peningkatan
K3 (X1)
efisiensi, dan produktifitas perusahaan
rx1, x2,y Kinerja
dapat terwujud maka perlu ditetapkan
Pekerja
Peraturan Pemerintah yang mengatur Proyek (Y)
penerapan SMK3. (PP No.50 Tahun Budaya K3
2012) (X2) rx2,y
Menurut Permen PU No.05/PRT/05/2014
tentang SMK3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum, prinsip-prinsip dalam Gambar 1. Kerangka Pemikiran
melakukan penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja meliputi: Sebagai hipotesis dari penelitian ini adalah:
a. Kebijakan K3; a. Hipotesa 1 (H1), yaitu: Ada pengaruh
b. Perencanaan K3; signifikan antara penerapan
c. Pengendalian Operasional manajemen K3 dan Budaya K3
d. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja terhadap kinerja pekerja proyek.
K3; dan b. Hipotesa 2 (H2), yaitu: Budaya K3
e. Tinjauan Ulang Kinerja K3. berpengaruh signifikan terhadap
Budaya K3 menurut Waring (1992) Kinerja Pekerja Proyek dibandingkan
merupakan bagian dari budaya organiasasi dengan Penerapan Manajemen K3.
yang menyentuh aspek K3 baik nilai,
perilaku dan keyakinan, persepsi dan nilai METODE PENELITIAN
tentang K3 yang dianut oleh karyawan. Lokasi dan Obyek Penelitian
Menurut Health and Safety Commision Lokasi penelitian yaitu proyek Cengkareng
(1993) budaya K3 mengacu pada nilai, Business City Lot 5, yang beralamatkan di
sikap, kompetensi, dan pola perilaku yang Jalan Atang Sanjaya No.21, Tangerang,
menentukan komitmen pada program K3. dengan obyek penelitian adalah pekerja
Mangkunegara (2005:9), mendefinisikan dari kontraktor PT. Adhi Persada Gedung
kinerja karyawan/pekerja (prestasi kerja) beserta sub-kontraktornya. Jumlah sample
adalah “hasil kerja secara kualitas dan diambil sebanyak 80 orang dari jumlah
kuantitas yang dicapai oleh seseorang populasi sebanyak 400 orang, dengan
karyawan dalam melaksanakan tugasnya rincian:
sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.” Berdasarkan
Desi Supriyan dan Ian Rico A R, Pengaruh Manajemen K3...

1. Sampel dari PT. Adhi Persada • 1,8–2,5 : dikategorikan dalam


Gedung (Main Contractor) berikut kriteria: “tidak setuju”
pekerjanya adalah sebanyak 18 orang. • 2,6–3,3: dikategorikan dalam
2. Sampel dari Sub-Kontraktor berikut kriteria: “ Ragu-ragu”
pekerjanya adalah sebanyak 30 orang. • 3,4–4,1: dikategorikan dalam
3. Sampel dari Mandor berikut kriteria: “ “ setuju”
pekerjanya adalah sebanyak 32 orang. • 4,2–5,0: dikategorikan dalam
kriteria: “sangat setuju”
Teknik Pengumpulan data b. Rancangan Uji Hipotesis
Pengumpulan data dilakukan dengan cara c. Hipotesa 1 (H1), yaitu: Ada pengaruh
penyebaran kuesioner kepada responden signifikan antara penerapan
dan observasi partisipasi pasif. manajemen K3 dan Budaya K3
Skala pengukuran terhadap jawaban terhadap kinerja pekerja proyek.
responden menggunakan skala likert dengan 5 Untuk mengetahui pengaruh antara
(lima) alternatif jawaban, seperti terlihat pada
variabel Penerapan Manajemen K3
tabel dibawah ini.
Tabel 1. Skala Pengukuran Likert (X1) dan variabel Budaya K3 (X2)
Alternatif Jawaban Bobot secara bersama-sama terhadap
Penilaian variabel kinerja Pekerja (Y)
Sangat Setuju (SS) 5 digunakan Analisis of Variance
Setuju (ST) 4 (ANOVA).
Ragu-ragu (RG) 3 Ho: R2 = 0, artinya Perilaku
Tidak Setuju (TS) 2
kepemimpinan dan
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono, 2006
motivasi berprestasi
secara bersama-sama
Teknik Analisis tidak memiliki kontribusi
a. Analisis Deskriptif secara positif dan
Analisis ini untuk mengetahui signifikan terhadap
seberapa besar pendapat responden kinerja dosen.
2
terhadap variabel yang diajukan H1 : R > 0, artinya Perilaku
dalam penelitian ini, yaitu tentang kepemimpinan dan
Penerapan manajemen K3, Budaya motivasi berprestasi
K3 dan Kinerja Pekerja Proyek. secara bersama-sama
Analisis deskripsi hasil penelitian memiliki kontribusi
masing-masing variable, didasarkan secara positif dan
pada rumus seperti dibawah ini (Hadi, signifikan terhadap
1984: 45) yang mana lebih dahulu kinerja dosen
ditetapkan besaran interval dari Pengujian terhadap hipotesis diatas
masing-masing variable. menggunakan uji F (Fining Test). Uji
F dimaksudkan untuk menguji apakah
5−1 secara bersama-sama koefisien
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = = 0,8 regresi variabel bebas mempunyai
5
pengaruh positip dan signifikan
Hasil perhitungan di atas menunjukkan terhadap variabel tidak bebas.
bahwa batasan criteria masing-masing Rumus Uji – F dari Sugiyono
variable penelitian berkisar antara nilai (2006:216), adalah sebagai berikut :
1 sampai dengan 5, dengan rincian 𝑅𝑅 2�
𝐹𝐹ℎ = 𝑘𝑘
sebagai berikut:
(1 − 𝑅𝑅 2 )/(𝑛𝑛 − 𝑘𝑘 − 1)
• 1,0–1,7: dikategorikan dalam
kriteria: “sangat tidak
setuju”
POLITEKNOLOGI VOL. 15 NO. 1 JANUARI 2016

H1 : b 1 ; b 2 > 0
artinya perilaku kepemimpinan dan
Kriteria, jika: motivasi berprestasi memiliki
• Fh > Ft -- atau probabilitas pengaruh positif dan signifikan
kesalahan kurang dari 5 %, maka terhadap kinerja dosen
Ho ditolak dan H1 diterima, artinya Untuk mengetahui keberartian
variasi dari model regresi berhasil pengaruh perilaku kepemimpinan dan
menerangkan variasi variabel motivasi berprestasi terhadap kinerja
bebas secara bersama-sama dosen maka dilakukan uji
mempunyai pengaruh positif dan siginifikansi (Uji – t), dengan
signifikan terhadap variabel tidak membandingkan nilai t hitung (th)
bebasnya. Dengan demikian dengan nilai t tabel (tt) pada α = 0,05.
hipotesis kesatu terbukti. Jika hasil perhitungan menunjukan :
• Fh < Ft -- atau probabilitas • th > tt -- atau probabilitas
kesalahan lebih dari 5 % maka Ho kesalahannya kurang dari 5 %
diterima dan H1 ditolak, artinya dan nilai koefisien r tidak sama
variasi dari model regresi tidak dengan nol, maka Ho ditolak dan
berhasil menerangkan variasi Ha diterima, artinya hipotesis
variabel bebas secara bersama- kedua dan ketiga terbukti
sama mempunyai pengaruh mempunyai pengaruh.
signifikan terhadap variabel tidak • th < tt -- atau probabilitas
bebasnya. Dengan demikian kesalahannya lebih dari 5 % dan
hipotesis kesatu tidak terbukti. nilai koefisien r sama dengan nol,
d. Hipotesa 2 (H2), yaitu: Budaya K3 maka Ho diterima dan Ha
berpengaruh signifikan terhadap ditolak, artinya hipotesis kedua
Kinerja Pekerja Proyek dibandingkan dan ketiga terbukti tidak
dengan Penerapan Manajemen K3. mempunyai pengaruh.
Untuk mengetahui hubungan
fungsional atau kausal variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan Manajemen K3 (X1) dan Analisis Deskriptif
Budaya K3 (X2) dengan variabel a. Penerapan Manajemen K3
Kinerja Pekerja (Y) digunakan Indikator penerapan manajemen K3
Regresi linier berganda, dengan meliputi Kebijakan K3, implementasi
persamaan : K3, dan Evaluasi Kinerja K3.
Y’ = a + b1.X1 + b2.X2 Sebanyak 70 responden atau 87,25 %
Untuk mengetahui seberapa besar menyatakan bahwa penerapan
pengaruh perilaku kepemimpinan manajemen K3 sudah diterapkan
(X1) dan motivasi berprestasi (X2) dengan baik (skor penilaian rata-rata
terhadap kinerja Dosen (Y), 3,87) walaupun di faktor “Evaluasi
digunakan teknik korelasi product Kinerja K3” perlu ditingkatkan lagi.
moment. b. Budaya K3
hipotesis statistiknya adalah sebagai Indikator budaya K3 terdiri atas
berikut : komitmen Top Management,
Ho : b1 = b 2 = 0 peraturan dan prosedur K3,
artinya perilaku kepemimpinan dan komunikasi pekerja, kompetensi
motivasi berprestasi tidak pekerja, lingkungan kerja, dan
memberikan pengaruh terhadap keterlibatan pekerja dalam K3.
kinerja dosen. Sebanyak 64 responden atau 80 %
menyatakan setuju bahwa Budaya K3
di lokasi proyek sudah berlangsung
Desi Supriyan dan Ian Rico A R, Pengaruh Manajemen K3...

dengan baik (skor penilaiaian rata- Tabel 2. Anova


rata 3,89) walaupun di faktor Model
Sum of
df
Mean
F Sig.
Squares Square
“Keterlibatan Pekerja dalam K3”
1 Regression 444,652 2 222,326 28,085 ,000b
perlu ditingkatkan lagi. Residual 609,535 77 7,916
c. Kinerja Pekerja Proyek Total 1054,188 79
Sebanyak 64 responden atau 80 % a. Dependent Variable: Kinerja Pekerja Proyek
b. Predictors: (Constant), Budaya K3, Penerapan
menyatakan setuju bahwa kinerja Manajemen K3
pekerja proyek sudah tinggi (skor
penilaian rata-rata 3,86), artinya Berdasarkan tabel tersebut diperoleh
sudah sesuai dengan kinerja yang nilai F = 28,085. Untuk mendapatkan
diharapkan oleh perusahaan. keputusan, nilai F-hitung
dibandingkan dengan F-tabel dengan
Uji Hipotesis probabilita 0,05 dengan cara melihat
Berdasarkan uji korelasi dengan nilai df1 (N1) = 2 dan df2 (N2) = 77,
menggunakan SPSS sebagai pengolah kemudian didapatkan nilai F-tabel =
data, hubungan antara Penerapan 3,12. Dengan ini menunjukkan bahwa
Manajemen K3 (X1) dengan Kinerja 28,085 > 3,12 (F-hitung > F-tabel).
Pekerja Proyek (Y) mempunyai nilai Hal ini berarti menjawab hipotesa 1
0,586 yang berarti memiliki korelasi kuat, yaitu “Ada pengaruh signifikan
sedangkan hubungan antara Budaya K3 antara Penerapan Manajemen K3
(X2) dengan Kinerja Pekerja Proyek (Y) dan Budaya K3 terhadap Kinerja
mempunyai nilai 0,645 yang berarti Pekerja Proyek”.
memiliki korelasi kuat.
Berdasarkan uji regresi linier berganda, b. Hipotesis 2
diperoleh nilai R Square yaitu 0,422 yang “Budaya K3 berpengaruh signifikan
menunjukkan bahwa 42,2% dari varians terhadap Kinerja Pekerja Proyek
(keragaman) Kinerja Pekerja Proyek, dibandingkan dengan Penerapan
dapat dijelaskan oleh perubahan yang Manajemen K3”.
terjadi dalam variabel Penerapan Untuk menguji hipotesis kedua
Manajemen K3 dan Budaya K3. digunakan uji-t parsial.
Sedangkan 57,8% sisanya dijelaskan oleh Tabel 3. Perbandingan hasil uji-t
faktor lain diluar penelitian ini, dengan variabel independen
persamaan regresinya: Variabel t- t-
Keterangan
𝑌𝑌 = 9,278 + 0,065𝑋𝑋1 + 0,152𝑋𝑋2 Independen hitung tabel
Penerapan Tidak
persamaan diatas dapat menunjukkan Manajemen 0,868 berpengaruh
bahwa koefisien X1 dan X2 sama-sama K3 1,994 signifikan
Berpengaruh
mempengaruhi nilai dari koefisien Y Budaya K3 3,237
signifikan
secara positif dan tidak bertentangan satu Sumber: Hasil penolahan
sama lain. Dari tabel 2 diatas, didapatkan
a. Hipotesis 1 perbandingan nilai variabel yaitu nilai
“Ada pengaruh signifikan antara variabel X1 sebesar 0,868 < 1,994
penerapan manajemen K3 dan yang berarti variabel X1 (Penerapan
Budaya K3 terhadap kinerja pekerja Manajemen K3) tidak berpengaruh
proyek”. signifikan terhadap variabel Y
Untuk menguji hipotesis pertama (Kinerja Pekerja Proyek). Sedangkan
digunakan uji-F dapat menggunakan nilai untuk variabel X2 sebesar 3,237
tabel ANOVA dari hasil uji regresi > 1,994 yang berarti variabel X2
linier berganda dengan SPSS. (Budaya K3) berpengaruh signifikan
terhadap variabel Y (Kinerja Pekerja
Proyek). Hal ini menjawab hipotesa 2
POLITEKNOLOGI VOL. 15 NO. 1 JANUARI 2016

yaitu “Budaya K3 berpengaruh c. Kinerja Pekerja Proyek


signifikan terhadap Kinerja Pekerja Dalam hal keereratan variabel
Proyek dibandingkan dengan penerapan menajemen K3 dan budaya
Penerapan Manajemen K3” K3 terhadap kinerja pekerja proyek,
variabel budaya K3 mendapatkan
Pembahasan nilai korelasi sebesar 0,645 lebih
a. Penerapan Manajemen K3 besar dibandingkan dengan variabel
Berdasarkan data dan hasil analisa penerapan manajemen K3 yang
rata-rata variabel penerapan mendapatkan nilai korelasi sebesar
manajemen K3 memiliki kategori 0,586. Hal ini juga didukung dengan
baik menunjukkan bahwa penerapan hasil uji-t dimana diantara variabel
manajemen K3 di area proyek sudah penerapan manajemen K3 dan budaya
diterapkan dengan baik. Demikian K3, variabel budaya K3 yang
juga berdasarkan persamaan regresi memberikan pengaruh signifikan
diperoleh nilai yang positif yaitu terhadap kinerja pekerja proyek
0,065*𝑋𝑋1 , hal ini menunjukkan konstruksi.
bahwa Penerapan Manajemen K3 Kemudian, berdasarkan hasil uji
memiliki pengaruh terhadap variabel analisis faktor pengaruh, didapatkan
Kinerja Pekerja Proyek. Namun faktor dari masing-masing variabel
demikian berdasarkan hasil observasi yang paling mempengaruhi kinerja
dilapangan, terlihat bahwa pekerja proyek adalah faktor
perusahaan belum memperhatikan ”keterlibatan pekerja dalam K3”
penerapan dan pemasangan perangkat dengan nilai korelasi sebesar 0,628
keselamatan kerja terutama di area yang berarti peran perusahaan dalam
ketinggian maupun di bagian melibatkan pekerja dalam
basement. penggunaan K3 baik dalam kebijakan
b. Budaya K3 maupun konsultasi serta penggunaan
Nilai rata-rata faktor budaya K3 perangkat K3 di lapangan kemudian
secara keseluruhan yang memiliki harus menjadi menjadi atensi utama
kategori baik menunjukkan bahwa dalam upaya mempertahankan
budaya K3 di area proyek sudah bahkan meningkatkan kinerja pekerja
terlaksana dengan baik. Demikian proyek secara keseluruhan tanpa juga
juga ketika dilakukan analisa mengabaikan faktor-faktor lainnya.
terhadap variabel lainnya, terlihat
dalam persamaan regresi liniernya KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukkan angka 0,512*𝑋𝑋2 yang Kesimpulan
bernilai positif yang berarti variabel Berdasarkan hasil analisis dan
Budaya K3 memiliki pengaruh pembahasan dapat diambil kesimpulan
terhadap variabel Kinerja Pekerja sebagai berikut:
Proyek. Berdasarkan hasil observasi a. Penerapan manajemen K3 dan
lapangan, diperoleh suatu gambaran budaya K3 secara bersama-sama
bahwa semua pekerja termasuk tamu memiliki pengaruh pisitif dan
dilapangan telah menggunakan APD. signifikan terhadap kinerja pekerja
Namun demikian, dilapangan masih proyek dalam proyek Cengkareng
terlihat beberapa pekerja yang kurang Business City Lot 5.
peduli penerapan K3 sehingga masih b. Budaya K3 menjadi variabel yang
saja terjadi kecelakaan kerja. Hal ini memiliki pengaruh signifikan dalam
menunjukkan bahwa budaya K3 mempengaruhi kinerja pekerja proyek
belum sepenuhnya disadari. dalam proyek Cengkareng Business
City Lot 5. Hal ini dikuatkan dengan
Desi Supriyan dan Ian Rico A R, Pengaruh Manajemen K3...

faktor “keterlibatan pekerja dalam faktor yang patut difokuskan oleh


K3” menjadi faktor paling dominan perusahaan untuk dievaluasi secara
dari keseluruhan faktor dari variabel berkelanjutan, mengingat pentingnya
budaya K3 dalam pengaruhnya faktor tersebut dalam meningkatkan
terhadap kinerja pekerja proyek. kinerja pekerja di proyek Cengkareng
c. Kinerja pekerja proyek Cengkareng Business City Lot 5.
Business City Lot 5 menurut hasil
analisa dapat dikatakan tinggi. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
didukung dari hasil observasi peneliti [1] Dirjen Pekerjaan Umum. (2014).
yang dimana rata-rata pekerja proyek Peraturan Menteri PU
Cengkareng Business City Lot 5 No.05/PRT/M/2014. Pedoman
sudah mematuhi standar operasional Tentang SMK3 Konstruksi.
pekerja yang disepakati bersama. Indonesia.
[2] Margaretha, L. U. (t.thn.). Evaluasi
Saran Pengaruh Sistem Manajemen
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka Keselamatan Kerja dan kesehatan
saran yang dapat diajukan adalah sebagai Terhadap PT.X. Jurnal Riset
berikut: Manajemen Sains Indonesia
a. Penerapan manajemen K3 oleh (JRMSI), 34-57
perusahaan sudah baik dan perlu [3] Haryanto, S. (2013). Pengaruh
dipertahankan bahkan jika mungkin Sistem Manajemen K3 Terhadap
dapat ditingkatkan dengan cara Kinerja Karyawan pada PT. "XX".
diadakan pengawasan terhadap Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik - Sistem
perangkat keselamatan kerja terutama Vol.9 No.3, 42-52.
di area yang jarang dilalui atau [4] M. Riyan Munandar, E. S. (2014).
diperhatikan oleh pengawas lapangan Pengaruh Keselamatan, Kesehatan
pada umumnya dan juga perlunya Kerja (K3) dan Insentif (Studi Pada
pengawasan perusahaan terhadap Pekerja Bagian Produksi PT.
keselamatan dan kesehatan pekerja Sekawan Karyatama Mandiri
walaupun proyek sudah memasuki Sidoarjo). Jurnal Administrasi
tahap pekerjaan akhir. Bisnis (JAB), 1-9.
b. Budaya K3 yang berusaha diciptakan [5] Pemerintah Republik Indonesia.
oleh perusahaan sudah baik dan patut (2012). PP No.50. Penerapan
untuk dipertahankan. Namun, jika Sistem Manajemen Keselamatan
memungkinkan perlu adanya dan Kesehatan Kerja. Indonesia.
kebijakan perusahaan terhadap [6] Sugiyono, P. D. (2006). Metode
pekerja terutama dalam melibatkan Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
pekerja untuk ikut bertanggung jawab R&D. Bandung: Alfabeta.
terhadap keselamatan diri masing- [7] Wieke Yuni Christina, L. D. (2012).
masing dengan cara mengikuti Pengaruh Budaya Keselamatan dan
briefing, pelatihan maupun seminar Kesehatan Kerja (K3) Terhadap
tentang K3. Selain itu, pengawasan Kinerja Proyek Konstruksi. Jurnal
oleh divisi yang terkait keselamatan Rekayasa Sipil, 83-95.
dan kesehatan kerja dalam memonitor
serta mengawasi keselamatan dan
kesehatan pekerja perlu ditingkatkan.
c. Faktor “keterlibatan pekerja dalam
K3” yang secara dominan
mempengaruhi kinerja pekerja proyek
dalam variabel budaya K3, menjadi

Você também pode gostar