Você está na página 1de 34

Apa itu Tabarruj«?

Tabarruj yakni bila ³seorang wanita menampakkan perhiasannya dan kecantikannya serta terlihat bagian-
bagian yang seharusnya wajib ditutupi, dimana bagian-bagian itu akan memancing syahwat pria.´ [ Fathul
Bayan 7 / 274 ]Ê

Allah Azza wajalla tentang permasalahan ini bersabda dalam Surah Al-Ahzab:Ê

(˼˼) ~ ϥ
˴ ˸ήϗ˴ ϭ˴ Δ˶ ϴ͉Ϡ˶ϫ˶ Ύ˴Π˸ϟ΍ Ν
˴ ή͊ Β˴Η˴ Ϧ
˴ ˸Οή͉ Β˴ Η˴ Ύ˴ϟϭ˴ Ϧ
͉ Ϝ˵ Η˶ Ϯ˵ϴΑ˵ ϲ˶ϓ ϰ˴ϟϭ˵΄˸ϟ΍ Ϫ˵ ϟ˴Ϯ˵γέ˴ ϭ˴ Ϫ˴ Ϡ͉ϟ΍ Ϧ
˴ ˸όσ
˶ ΃˴ϭ˴ Γ˴ Ύ˴ϛΰ͉ ϟ΍ Ϧ
˴ ϴ˶Η΁˴ϭ Γ˴ Ύ˴Ϡμ
͉ ϟ΍ Ϧ
˴ ˸Ϥϗ˶ ΃˴ϭ˴ Ϟ
˴ ˸ϫ΃˴ β
˴ ˸Οή͋ ϟ΍ Ϣ˵ Ϝ˵ Ϩ˴ϋ ΐ
˴ ϫ˶ ˸άϴ˵ϟ˶ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ Ϊ˵ ϳ˶ήϳ˵ Ύ˴Ϥϧ͉·˶
Ζ
˶ ˸ϴΒ˴ ˸ϟ΍ ΍˱ήϴ˶Ϭ˸τΗ˴ ˸Ϣϛ˵ ή˴ Ϭ͋ τ
˴ ϳ˵ϭ˴ ¯Ê

artinya:Ê

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kalian bertabarruj seperti bertabarruj-nya wanita
jahiliyyah dahulu, dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ta`atilah Allah dan Rasul- Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul-bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [QS Al-Ahzab : 33 ]Ê

²²²²²²²²²²²²²²²²²²²²²²²²Ê

Imam Adz~Dzahabi berkata dalam ³Al~Kaba`ir´ yakni ³Di antara perbuatan yang menyebabkan para
wanita mendapat laknat adalah menampakkan perhiasan emas dan permata yang ada di balik
pakaiannya, memakai misk, anbar (nama sejenis minyak wangi) dan parfum jika keluar dari rumah,
memakai pakaian-pakaian yang dicelup, sarung-sarung sutera dan penutup kepala yang pendek,
bersamaan dengan itu dia memajangkan pakaian, meluaskan dan memanjangkan ujung lengan pakaian.
Semua itu termasuk tabarruj yang Allah murkai. Allah murka kepada pelakunya di dunia dan akhirat.
Karena perbuatan-perbuatan ini yang banyak dilakukan wanita, Rasulullah Shalallohu`alaihi wasallam
bersabda:Ê

³««. Aku memandang ke neraka, maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita.´Ê

Hadits ini diriwayatkan oleh :Ê

1. ± Bukhari dalam kitab Bad¶ul Khalq bab Maa Ja¶a fi Shifatil Jannah (kitab 59 bab 8).Ê
2. ± Tirmidzi dalam kitab Shifatil Jahannam bab Maa Ja¶a Anna Aktsara Ahli Nar An Nisa¶ (kitab 40 bab
11 hadits ke-2602), dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi 2098 dari Ibnu Abbas.Ê

3. ± Ahmad 2/297 dari Abu Hurairah. Dan hadits ini dishahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami¶ 1030.Ê

Dari Imran bin Hushain berkata : ³Nabi Shallallahu µAlaihi Wa Sallam bersabda :Ê

³Sesungguhnya penghuni Surga yang paling sedikit adalah para wanita«.¶ ³Ê

(HR. Muslim 95, 2738. An Nasa¶i 385)Ê

Saya (Syaikh Al~Albani, pent.) berkata: ³Islam telah bersikap keras dalam memperingatkan ummatnya
dari perbuatan tabarruj ini hingga menyandingkannya dengan kesyirikan, zina, mencuri dan perbuatan
haram lainnya. Itu terjadi ketika Nabi Shalallohu`alaihi wasallam membai`at para wanita agar mereka
tidak melakukan hal-hal itu. Abdullah bin `Amr radhiyallahu`anhu berkata: Umaimah binti Ruqaiqah
datang kepada Rasulullah Shalallohu`alaihi wasallam untuk berbai`at kepada beliau, maka beliau
berkata:Ê

³Saya akan membai¶atmu untuk engkau tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, jangan
engkau mencuri, berzina, membunuh anakmu, melakukan kebohongan yang engkau buat antara
hadapanmu dan antara dua kakimu, jangan meratap dan jangan bertabarrujnya jahiliyyah dahulu.´Ê

Ketahuilah, bukan termasuk perkara terlarang sedikitpun jika pakaian wanita yang dia pakai berwarna
putih atau hitam, sebagaimana yang dianggap oleh sebagian wanita yang komit terhadap Sunnah.Ê

Itu dengan alasan :Ê

® Pertama : Sabda Rasulullah shallallaahu¶alaihi wa sallam yang berbunyi: ³ Parfum wanita adalah yang
jelas warnanya dan lembut harumnya « ³Ê

® Kedua : Pengalaman para wanita sahabat, dengan kisah sebagai berikut :Ê


1 : Dari Ibrohim An Nakha¶i bahwa dia masuk bersama Alqamah serta Al Aswad kepada isteri ± isteri
Nabi shallallahu µalaihi wa sallam, maka dia melihat mereka menyelimuti diri mereka dengan pakaian
berwarna merah.Ê

2 : Dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata; Aku melihat Ummu Salamah mengenakan jilbab dan berselimut
dengan pakaian yang dicelup ddengan warna mu`ashfar (campuran antara kuning dan merah).Ê

3 : Dari Al qosim, yaitu Ibnu Muhammad bin Abi Bakr Ash Shiddiq dia berkata bahwa µAisyah memakai
pakaian yang dicelup dengan mu¶ashfar, padahal dia waktu itu sedang ihram.´Ê

( Jilbab Al Mar¶ah Al Muslimah 120-123 dengan sedikit ringkasan).Ê

http://artikelislam.wordpress.com/2007/02/06/ya-ukhti%e2%80%a6-jauhilah-tabarruj%e2%80%a6/

p   


Mar'ah Muslimah
24/1/2007 | 05 Muharram 1428 H | Hits: 12.452

Oleh: Asfuri Bahri, Lc

9 Share

Pdiggsdigg


Islam adalah agama yang mengatur hidup dan kehidupan manusia.
Ajaran-ajarannya menjadi acuan bagi siapa saja, pribadi, keluarga, masyarakat, dan
bangsa untuk meniti kehidupan yang lebih baik dan harmonis dalam ridha sang pencipta.
Rambu-rambunya diletakkan untuk dijadikan pedoman perjalanan hidup untuk selamat
sampai tujuan. Jika ada rambu yang dilanggar, maka akibat buruk akan menimpa
pelanggar itu dan bahkan sering menimpa orang lain juga. Lihatlah, sebuah kecelakaan di
jalan raya, korbannya tidak hanya pelaku pelanggaran, namun menimpa pengguna jalan
yang lain.
Di antara persoalan besar yang dihadapi oleh manusia adalah yang berkaitan dengan
wanita. Persoalan ini adalah persoalan Bani Israel dan persoalan umat ini. Rasulullah telah
mengisyaratkan masalah ini,

˯˶ Ύ˴δϨ˶˷ϟ΍ Ϧ
˴ ϣ˶ ϝ
˶ Ύ˴Οή˶˷ ϟ΍ ϰ˴Ϡϋ
˴ ή͉ ο
˴ ΃˴ Δ˱ Ϩ˴ ˸Θϓ˶ ϱ˶Ϊ˸όΑ˴ Ζ
˵ ˸ϛή˴ Η˴ Ύ˴ϣ
³Aku tidak tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki selain (fitnah) wanita.´ (H.R.
Bukhari dan Muslim)

Harta paling berharga yang dimiliki wanita adalah rasa malu dan harga diri. Jika wanita
melepaskan pakaian malunya dan tidak lagi menjaga harga diri serta kewanitaannya,
dampaknya akan menimpa keluarga dan masyarakat. Maka selayaknya keluarga dan
masyarakat juga turut dalam menjaga nilai-nilai ini pada diri wanita-wanitanya. Jika wanita
tidak lagi mengenakan hijab sebagaimana yang telah ditentukan Islam, ditambah dengan
pelanggaran batas hubungan antar laki-laki dan wanita, maka kerusakan akan terjadi. Hal
ini karena syahwat manusia adalah sesuatu yang berbahaya jika tidak dikendalikan.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah saw. bersabda,

˸Ϣϛ˵ Ϊ˵ Σ
˴ ΃˴ ή˴ μ
˴ ˸Α΃˴ ΍˴ΫΈ˶ϓ˴ ϥ
˳ Ύ˴τ˸ϴη
˴ Γ˶ έ˴ Ϯ˵λ ϲ˶ϓ ή˵ Α˶ ˸ΪΗ˵ ϭ˴ ϥ
˳ Ύ˴τ˸ϴη
˴ Γ˶ έ˴ Ϯ˵λ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ Β˶ ˸ϘΗ˵ Γ˴ ΃˴˸ήϤ˴ ˸ϟ΍ ϥ
͉ ·˶
Ϫ˶ δ
˶ ˸ϔϧ˴ ϲ˶ϓ Ύ˴ϣ Ω͊ ή˵ ϳ˴ Ϛ
˴ ϟ˶Ϋ˴ ϥ
͉ Έ˶ϓ˴ Ϫ˵ Ϡ˴˸ϫ΃˴ Ε
˶ ˸΄ϴ˴ ˸Ϡϓ˴ Γ˱ ΃˴ή˴ ˸ϣ΍
³Wanita itu dari depan nampak seperti bentuk setan dan dari belakang nampak seperti
bentuk setan. Kalau salah seorang di antara kalian melihat wanita hendaklah mendatangi
istrinya. Karena hal itu akan meredakan apa yang di dalam dirinya.´

Ú     

Menurut bahasa, tabarruj adalah wanita yang memamerkan keindahan dan perhiasannya
kepada laki-laki (Ibnu Manzhur di Lisanul Arab). Tabarrajatil mar¶ah artinya wanita yang
menampakkan kecantikannya, lehernya, dan wajahnya. Ada yang mengatakan, maksudnya
adalah wanita yang menampakkan perhiasannya, wajahnya, kecantikannya kepada laki-laki
dengan maksud untuk membangkitkan nafsu syahwatnya.

Menurut syariah, tabarruj adalah setiap perhiasan atau kecantikan yang ditujukan wanita
kepada mata-mata orang yang bukan muhrim. Termasuk orang yang mengenakan cadar, di
mana seorang wanita membungkus wajahnya, apabila warna-warnanya mencolok dan
ditujukan agar dinikmati orang lain, ini termasuk tabarruj jahiliyah terdahulu. Seperti yang
disinyalir ayat,

³Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.´ (Al-Ahzab: 33)
Allah melarang para wanita untuk tabarruj setelah memerintahkan mereka menetap di
rumah. Tetapi apabila ada keperluan yang mengharuskan mereka keluar rumah,
hendaknya tidak keluar sembari mempertontonkan keindahan dan kecantikannya kepada
laki-laki asing yang bukan muhrimnya. Allah juga melarang mereka melakukan tabrruj
seperti tabarrujnya orang-orang jahiliyah terdahulu. Apa maksud tabarruj jahiliyah terdahulu
itu?

Mujahid berkata, ³Wanita dahulu keluar dan berada di antara para laki-laki. Inilah maksud
dari tabarruj jahiliyah terdahulu.´

Qatadah berkata, ³Wanita dahulu kalau berjalan berlenggak-lenggok genit. Allah melarang
hal ini.´

Muqatil bin Hayyan berkata, ³Maksud tabarruj adalah wanita yang menanggalkan
kerudungnya lalu nampaklah kalung dan lehernya. Inilah tabarruj terdahulu di mana Allah
melarang wanita-wanita beriman untuk melakukannya.´

Ζ
˶ ϧ˴ Ύ˴ϛ ϝ
˴ Ύ˴ϗ ϰ˴ϟ˸ϭϷ
˵ ΍ Δ˶ ϴ͉Ϡ˶ϫ˶ Ύ˴Π˸ϟ΍ Ν
˴ ή͊ Β˴ Η˴ Ϧ
˴ ˸Οή͉ Β˴ Η˴ ϻ
˴ ϭ˴ Ϊ˶ϫΎΠ
˴ ϣ˵ Ϧ˴ϋ ΢
˳ ˸ϴΠ
˶ ϧ˴ ϲ˶Α΃˴ Ϧ
˵ ˸Α΍˶ ϯ˴ϭέ˴
Δ˶ ϴ͉Ϡ˶ϫ˶ Ύ˴Π˸ϟ΍ Ν
˵ ή͊ Β˴ Η˴ Ϛ
˴ ϟ˶ά˴ ϓ˴ ϡ˶ ˸ϮϘ˴ ˸ϟ΍ ϱ˶Ϊ˸ϳ΃˴ Ϧ
˴ ˸ϴΑ˴ ϰ͉θϤ˴ Θ˴ Η˴ Γ˵ ΃˴˸ήϤ˴ ˸ϟ΍
Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid, ³Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu«´ Dia (Mujahid) berkata, ³Wanita dahulu
berjalan-jalan di hadapan kaum (laki-laki). Itulah tabarruj Jahiliyah.´

Ada yang mengatakan, yang dimaksud jahiliyah pertama adalah jahiliyah sebelum Islam,
sedangkan jahiliyah kedua adalah umat Islam yang melakukan perbuatan jahiliyah pertama.

Sedangkan pengertian ikhtilath secara bahasa adalah bercampurnya dua hal atau lebih.
Ikhtilath dalam pengertian syar¶i maksudnya bercampur-baurnya perempuan dan laki-laki
yang bukan muhrim di sebuah momen dan forum yang tidak dibenarkan oleh Islam.

Imam Abu Daud meriwayatkan,

Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ ϰ͉Ϡλ
˴ Ϫ˶ Ϡ͉ϟ΍ ϝ
˴ Ϯ˵γέ˴ ϊ˴ Ϥ˶ γ
˴ Ϫ˵ ϧ͉΃˴ Ϫ˶ ϴ˶Α΃˴ ˸Ϧϋ
˴ ϱ
͋ έ˶ Ύ˴μ˸ϧ΄˴ ˸ϟ΍ Ϊ˳ ˸ϴγ
˴ ΃˵ ϲ˶Α΃˴ Ϧ
˶ ˸Α Γ˴ ΰ˴ ˸ϤΣ
˴ ˸Ϧϋ
˴
ϲ˶ϓ ˯˶ Ύ˴δϨ͋ϟ΍ ϊ˴ ϣ˴ ϝ
˵ Ύ˴Οή͋ ϟ΍ ς
˴ Ϡ˴Θ˴ ˸ΧΎ˴ϓ Ϊ˶ Π
˶ ˸δϤ˴ ˸ϟ΍ ˸Ϧϣ˶ ˲Νέ˶ Ύ˴Χ Ϯ˴ ϫ˵ ϭ˴ ϝ
˵ Ϯ˵Ϙϳ˴ ˴ϢϠ͉γ
˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴
Ϧ
͉ Ϝ˵ ϟ˴ β
˴ ˸ϴϟ˴ Ϫ˵ ϧ͉Έ˶ϓ˴ ϥ
˴ ˸ήΧ
˶ ˸΄Θ˴ ˸γ΍ ˯˶ Ύ˴δϨ͋ Ϡ˶ϟ Ϣ˴ Ϡ͉γ
˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ ϰ͉Ϡλ
˴ Ϫ˶ Ϡ͉ϟ΍ ϝ
˵ Ϯ˵γέ˴ ϝ
˴ Ύ˴Ϙϓ˴ ϖ
˶ ϳ˶ήτ
͉ ϟ΍
ϰ͉ΘΣ
˴ έ˶ ΍˴ΪΠ
˶ ˸ϟΎ˶Α ϖ
˵μ
˶ Θ˴ ˸ϠΗ˴ Γ˵ ΃˴˸ήϤ˴ ˸ϟ΍ ˸Ζϧ˴ Ύ˴Ϝϓ˴ ϖ
˶ ϳ˶ήτ
͉ ϟ΍ Ε
˶ Ύ͉ϓΎ˴ΤΑ˶ Ϧ
͉ Ϝ˵ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ ϖ
˴ ϳ˶ήτ
͉ ϟ΍ Ϧ
˴ ˸ϘϘ˵ ˸ΤΗ˴ ˸ϥ΃˴
Ϫ˶ Α˶ Ύ˴Ϭϗ˶ Ϯ˵μϟ˵ ˸Ϧϣ˶ έ˶ ΍˴ΪΠ
˶ ˸ϟΎ˶Α ϖ
˵ Ϡ͉ό˴ Θ˴ ϴ˴ ϟ˴ Ύ˴Ϭ˴Α˸ϮΛ˴ ϥ
͉ ·˶
Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari bahwa ia mendengar Rasulullah saw keluar rumah dari
masjid. Tiba-tiba orang laki-laki dan wanita berkumpul di jalanan. Rasulullah saw berkata
kepada para wanita itu, ³Agar wanita di belakang saja, kalian tidak boleh berada di tengah-
tengah jalan (ketika ada laki-laki) dan hendaknya kalian di pinggiran jalan.´ Serta merta ada
wanita yang merapat ke dinding (rumah) sampai-sampai pakaiannya tersangkut ke dinding
itu karena terlalu nempel.´ (Abu Daud).

Al-Qur¶an memberikan arahan kepada wanita bagaimana seharusnya mereka bersikap,


bersuara dan bergaul dengan lawan jenisnya. Allah berfirman,

³Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa.
Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.´ (Al-Ahzab: 32)

Sekarang ini pemandangan wanita tabarruj menjadi biasa, termasuk di negeri-negeri


muslim. Dunia entertainmen memiliki peran besar dalam mensosialisasikan budaya
tabarruj. Ikhtilath juga tidak bisa dipisahkan dari budaya mereka. Seorang pemuda akan
dipandang aneh jika tidak memiliki teman-teman wanita. Lebih jauh, pergaulan bebas
semakin membudaya.

      



 

Tabarruj dan ikhtilath merupakan tradisi Yahudi, ini nampak dalam Protokoler mereka, wajib
bagi mereka untuk menundukkan semua bangsa dengan cara memerangi akhlak dan
memporak-porandakan nilai-nilai keluarga dengan berbagai sarana yang ada. Lalu mereka
menemukan bahwa sarana yang paling efektif untuk menyerang basis keluarga adalah
dengan cara merangsang mereka melakukan kejahatan dan merangsang nafsu syahwat.
Racun ini lalu mereka sebarkan melalui berbagai media, film, koran, majalah, cerita, dan
lain-lain.

Kita sekarang hidup di zaman banyak dan beragam fitnah dan godaan, karena interaksi kita
dengan dunia luar, misal melalui media masa audio maupun visual. Wanita dibiarkan
berkeliaran ke mana saja tanpa batas dan bergaul dengan siapa saja serta dengan
dandanan model zamannya, membuka aurat, dengan kosmetik dan parfum yang menarik
perhatian. Acap kali kita menyaksikan, bahkan seorang gadis belia keluar dari rumahnya
tanpa didampingi oleh muhrimnya, bertemu dengan siapa saja tanpa pantauan kedua orang
tuanya. Wanita berbicara melalui telepon hingga berjam-jam tanpa diketahui oleh walinya.
Di waktu siang maupun malam tidak jarang dijumpai wanita berada di luar rumah, bukan
untuk suatu kepentingan belanja atau urusan keluarganya, semata-mata untuk mencari
sensasi. Kemudian ia bergabung dalam kerumunan laki-laki dan perempuan. Hampir bisa
dipastikan bahwa tujuan keluar rumah adalah sengaja menyebarkan fitnah dan menggoda
mata laki-laki. Sementara orang tuanya, kakak dan adiknya tenang berada di rumah.

   

Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan bahaya tabarruj dan ikhtilah bagi, diri,
keluarga, dan masyarakat.
1. Tabarruj dan ikhtilath adalah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya

Dan barangsiapa bermaksiat kepada Allah akan merasakan akibatnya. Sama sekali tidak
akan membahayakan Allah. Rasulullah saw. bersabda,

˸Ϧϣ˴ :ϝ
˴ Ύ˴ϗ ˮϰ˴Α˸΄ϳ˴ ˸Ϧϣ˴ Ϳ
˶ ΍ϝ
˴ ˸Ϯγ
˵ έ˴ Ύ˴ϳ :΍˸Ϯϟ˵Ύ˴Ϙϓ˴ ˬϰ˴Α΃˴ ˸Ϧϣ˴ ϻ
͉ ·˶ Δ˴ Ϩ͉Π
˴ ˸ϟ΍ ϥ
˴ ˸ϮϠ˵Χ
˵ ˸Ϊϳ˴ ϲ˶Θϣ͉ ΃˵ Ϟ
͊ ϛ˵
ϰ˴Α΃˴ ˸ΪϘ˴ ϓ˴ ϲ˶ϧΎ˴μϋ
˴ ˸Ϧϣ˴ ϭ˴ Δ˴ Ϩ͉Π
˴ ˸ϟ΍ Ϟ
˴Χ
˴ Ω˴ ϲ˶Ϩϋ
˴ Ύ˴σ΃˴
³Setiap umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau.´ Mereka (sahabat) bertanya, ³Ya
Rasulullah, siapakah yang tidak mau?´ Beliau bersabda, ³Barangsiapa taat kepadaku akan
masuk surga dan barangsiapa bermaksiat kepadaku ia orang yang tidak mau.´ (H.R.
Bukhari)

2. Tabarruj dan ikhtilath termasuk dosa besar

Karena kedua hal ini merupakan sarana paling kuat terhadap perbuatan zina. Di riwayat
yang shahih dari Ahmad diceritakan bahwa Umaimah binti Raqiqah datang kepada
Rasulullah saw. Untuk berbaiat kepada beliau dalam membela Islam. Beliau bersabda,

ϙ
˶ Ϊ˴ ϟ˴ϭ˴ ϲ˶ϠΘ˵ ˸ϘΗ˴ ϻ
˴ ϭ˴ ˬϲ˶ϧ˸ΰΗ˴ ϻ
˴ ϭ˴ ˬϲ˶ϗή˶ ˸δΗ˵ ˴ϻϭ˴ ˬΎ˱Ό˸ϴη
˴ Ϳ
˶ Ύ˶Α ϲ˶ϛή˶ ˸θΗ˵ ϻ
˴ ˸ϥ΃˴ ϰ˴Ϡϋ
˴ Ϛ
˴ ό˵ ϳ˶ Ύ˴Α΃˵
Ν
˴ ή͊ Β˴ Η˴ ϲ˶Οή͉ Β˴ Θ˴ Η˴ ϻ
˴ ϭ˴ ϲ˶Σ˸ϮϨ˵ Η˴ ϻ
˴ ϭ˴ Ϛ
˶ ˸ϴϠ˴˸Ο˶έϭ˴ Ϛ
˴ ˸ϳΪ˴ ϳ˴ Ϧ
˴ ˸ϴΑ˴ Ϫ˵ Ϩ˴ ˸ϳή˶ Θ˴ ˸ϔΗ˴ ϥ
˳ Ύ˴Θ˸ϬΒ˵ Α˶ ϲ˶Η˸΄Η˴ ϻ
˴ ϭ˴
ϰ˴ϟ˸ϭϷ
˵ ΍ Δ˶ ϴ͉Ϡ˶ϫ˶ Ύ˴Π˸ϟ΍
³Aku membaiatmu agar kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri,
tidak berzina, tidak membunuh anakmu, tidak melakukan kebohongan dari hadapanmu
(karena perbuatan lisan dan kemaluan), tidak meratapi (orang mati), dan tidak tabarruj
dengan tabarruj jahiliyah pertama.´ (H.R. Bukhari)

Lihatlah bagaimana Rasulullah saw. mengaitkan antara tabarruj dan dosa-dosa besar
seperti syirik, mencuri, dan berzina.

3. Tabarruj dan Ikhtilath mendatangkan laknat

Di Mustadrak Al-Hakim dan di Musnad Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar Rasulullah
saw bersabda,

ϝ
˶ Ύ˴Οή͋ ϟ΍ ϩ˶ Ύ˴Β˸η΄˴ϛ˴ Ν
˶ ϭ˵ήδ
͊ ϟ΍ ϰ˴Ϡϋ
˴ ϥ
˴ Ϯ˵Βϛ˴ ˸ήϳ˴ ˲ϝΎ˴Ο˶έ ϲ˶Θϣ͉ ΃˵ ή˶ Χ
˶ ΁ ϲ˶ϓ ϥ
˵ Ϯ˵Ϝϴ˴ γ
˴ ϝ
˵ Ϯ˵Ϙϳ˴
Δ˶ Ϥ˴ Ϩ˶ ˸γ΄˴ϛ˴ ˸ϢϬ˶ γ
˶ ϭ˵˯έ˵ ϰ˴Ϡϋ
˴ ˲ΕΎ˴ϳέ˶ Ύ˴ϋ ˲ΕΎ˴ϴγ
˶ Ύ˴ϛ ˸Ϣϫ˵ ΅˵ Ύ˴δϧ˶ Ϊ˶ Π
˶ ˸δϤ˴ ˸ϟ΍ Ώ
˶ ΍˴Ϯ˸Α΃˴ ϰ˴Ϡϋ
˴ ϥ
˴ Ϯ˵ϟΰ˶ ˸Ϩϳ˴
Ϣ˶ ϣ˴ ΄˵˸ϟ΍ ˸Ϧϣ˶ ˲Δϣ͉ ΃˵ ˸Ϣϛ˵ ˯˴ ΍˴έϭ˴ ˸Ζϧ˴ Ύ˴ϛ ˸Ϯϟ˴ ˲ΕΎ˴ϧϮ˵ό˸Ϡϣ˴ Ϧ
͉ Ϭ˵ ϧ͉Έ˶ϓ˴ Ϧ
͉ ϫ˵ Ϯ˵Ϩό˴ ˸ϟ΍ ϑ
˶ Ύ˴Πό˶ ˸ϟ΍ Ζ
˶ ˸ΨΒ˵ ˸ϟ΍
˸ϢϜ˵ Ϡ˴˸Βϗ˴ Ϣ˶ ϣ˴ ΄˵˸ϟ΍ ˯˵ Ύ˴δϧ˶ ˸ϢϜ˵ Ϩ˴ ˸ϣΪ˶ ˸Ψϳ˴ Ύ˴Ϥϛ˴ ˸Ϣϫ˵ ˯˴ Ύ˴δϧ˶ ˸Ϣϛ˵ ΅˵ Ύ˴δϧ˶ Ϧ
˴ ˸ϣΪ˴ Ψ
˴ ϟ˴
³Akan datang di akhir umatku nanti laki-laki yang naik pelana (mewah) layaknya laki-laki
yang turun ke pintu-pintu masjid, wanita-wanita mereka mengenakan pakaian namun
telanjang, di kepala mereka seperti punuk unta kurus. Kutuklah wanita-wanita itu karena
sesungguhnya mereka itu terkutuk. Jika setelah kalian ada kaum, tentu wanita-wanita
kalian akan melayani wanita-wanita mereka sebagaimana wanita-wanita kaum terdahulu
melayani kalian.´

4. Tabarruj temasuk sifat penghuni neraka

Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda,

Ύ˴ϬΑ˶ ϥ
˴ Ϯ˵Αή˶ ˸πϳ˴ ή˶ Ϙ˴ Β˴ ˸ϟ΍ Ώ
˶ Ύ˴ϧ˸Ϋ΄˴ϛ˴ ˲ρΎ˴ϴγ
˶ ˸ϢϬ˵ ό˴ ϣ˴ ˲ϡ˸Ϯϗ˴ Ύ˴Ϥϫ˵ έ˴ ΃˴ ˸Ϣϟ˴ έ˶ Ύ͉Ϩϟ΍ Ϟ
˶ ˸ϫ΃˴ ˸Ϧϣ˶ ϥ
˶ Ύ˴ϔ˸Ϩλ
˶
Ζ
˶ ˸ΨΒ˵ ˸ϟ΍ Δ˶ Ϥ˴ Ϩ˶ ˸γ΄˴ϛ˴ Ϧ
͉ Ϭ˵ γ
˵ ϭ˵˯έ˵ ˲ΕΎ˴Ϡ΋˶ Ύ˴ϣ ˲ΕΎ˴Ϡϴ˶Ϥϣ˵ ˲ΕΎ˴ϳέ˶ Ύ˴ϋ ˲ΕΎ˴ϴγ
˶ Ύ˴ϛ ˲˯Ύ˴δϧ˶ ϭ˴ α
˴ Ύ͉Ϩϟ΍
΍˴άϛ˴ ϭ˴ ΍˴άϛ˴ Γ˶ ή˴ ϴ˶δϣ˴ ˸Ϧϣ˶ Ϊ˵ Ο
˴ Ϯ˵ϴϟ˴ Ύ˴ϬΤ
˴ ϳ˶έ ϥ
͉ ˶·ϭ˴ Ύ˴ϬΤ
˴ ϳ˶έ ϥ
˴ ˸ΪΠ
˶ ϳ˴ Ύ˴ϟϭ˴ Δ˴ Ϩ͉Π
˴ ˸ϟ΍ Ϧ
˴ ˸ϠΧ
˵ ˸Ϊϳ˴ Ύ˴ϟ Δ˶ Ϡ˴΋˶ Ύ˴Ϥ˸ϟ΍
³Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku lihat sekarang ini. Satu kaum yang
bersama mereka cambuk-cambuk seperti ekor sapi yang dipakai untuk memukul orang.
Wanita-wanita mereka berpakaian namun telanjang, bergaya pundak mereka dan berpaling
dari kebenaran. Kepala mereka seperti punuk unta kurus, mereka tidak masuk surga dan
tidak mencium baunya. Padahal baunya tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.´
(H.R. Muslim)

5. Tabarruj adalah Kemunafikan yang akan Mendatangkan Kegelapan di hari Kiamat

Al-Baihaqi meriwayatkan sabda Rasulullah saw. dengan sanad shahih,

˸ϢϜ˵ ΋˶ Ύ˴δϧ˶ ή͊ η
˴ ϭ˴ Ϳ
˴ ΍Ϧ
˴ ˸ϴϘ˴ Η͉΍ ΍˴Ϋ·˶ Δ˵ ϴ˴ γ
˶ ΍˴ϮϤ˵ ˸ϟ΍ Δ˵ ϴ˴ Η˶ ΍˴ϮϤ˵ ˸ϟ΍ Ω˵ ˸Ϯϟ˵Ϯ˴ ˸ϟ΍ Ω˵ ˸ϭΩ˵ Ϯ˴ ˸ϟ΍˴ ˸ϢϜ˵ ΋˶ Ύ˴δϧ˶ ή˵ ˸ϴΧ
˴
Ώ
˶ ΍˴ήϐ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˴ ˸Μϣ˶ ϻ
͉ ·˶ Ϧ
͉ Ϭ˵ ˸Ϩϣ˶ ˴ Δ͉ϨΠ
˴ ˸ϟ΍ Ϟ
˵Χ
˵ ˸Ϊϳ˴ ϻ
˴ Ε
˵ Ύ˴Ϙϓ˶ Ύ˴ϨϤ˵ ˸ϟ΍ Ϧ
͉ ϫ˵ ϭ˴ Ε
˵ ϼ
˴ ϴ˶˷Ψ
˴ Θ˴ Ϥ˵ ˸ϟ΍ Ε
˵ Ύ˴Ο˶˷ήΒ˴ Θ˴ Ϥ˵ ˸ϟ΍˴
Ϣ˶ μ
˴ ˸ϋϷ
˴΍
³Sebaik-baik wanita kalian adalah yang penyayang, yang banyak melahirkan, yang cocok
(dengan suaminya) jika mereka bertakwa kepada Allah. Dan seburuk-buruk wanita adalah
yang tabarruj dan sombong. Mereka itulah orang-orang munafik. Tidak akan masuk surga
salah seorang di antara mereka kecuali seperti gagak putih.´ (Baihaqi).
6. Tabarruj dan ikhtilath menodai kehormatan keluarga dan masyarakat

Diriwayatkan dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda,

˲Δϣ˴ ΃˴ϭ˴ Ύ˱ϴλ


˶ Ύ˴ϋ Ε
˴ Ύ˴ϣϭ˴ Ϫ˵ ϣ˴ Ύ˴ϣ·˶ ϰ˴μϋ
˴ ϭ˴ Δ˴ ϋ
˴ Ύ˴ϤΠ
˴ ˸ϟ΍ ϕ
˴ έ˴ Ύ˴ϓ ˲ϞΟ
˵ έ˴ ˸ϢϬ˵ ˸Ϩϋ
˴ ˸ϝ΄˴˸δΗ˴ ϻ
˴ ˲ΔΛ˴ ϼ
˴ Λ˴
˸ΖΟ
˴ ή͉ Β˴ Θ˴ ϓ˴ Ύ˴ϴ˸ϧΪ͊ ϟ΍ Δ˴ ϧ˴ ˸Άϣ˵ Ύ˴ϫΎ˴ϔϛ˴ ˸Ϊϗ˴ Ύ˴Ϭ˵Ο˸ϭί˴ Ύ˴Ϭ˸Ϩϋ
˴ Ώ
˴ Ύ˴Ϗ ˲Γ΃˴ή˴ ˸ϣ΍˴ϭ Ε
˴ Ύ˴Ϥϓ˴ ϖ
˴ Α˴ ΃˴ ˲Ϊ˸Βϋ
˴ ˸ϭ΃˴
˸ϢϬ˵ ˸Ϩϋ
˴ ˸ϝ΄˴ ˸δΗ˴ ϼ
˴ ϓ˴ ϩ˵ Ϊ˴ ˸όΑ˴
³Ada tiga orang yang, kamu jangan bertanya kepada mereka: seseorang yang keluar dari
jamaah dan durhaka kepada imamnya lalu mati dalam keadaan bermaksiat, seorang budak
perempuan dan laki-laki yang berlari (dari tuannya) kemudian ia mati, dan seorang wanita
ditinggal keluar oleh suaminya dan telah dicukupi kebutuhan dunianya lalu ia bertabarruj
setelah itu. Maka jangan bertanya kepada mereka.´ (H.R. Ahmad)

7. Tabarruj adalah sunnah Iblis

Jika menutup aurat dan berhijab serta menjaga diri dan kehormatan adalah sunnah Nabi
saw. Maka tabarruj dan ikhtilath adalah sunnah Iblis, di mana sasaran godaan pertama
terhadap manusia adalah agar auratnya terbuka. Allah mewanti-wanti hal ini kepada kita
agar kita tidak terfitnah oleh tipu daya Iblis. Allah berfirman,

³Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya
untuk memperlihatkan kepada keduanya µauratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-
pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya kami telah menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-
orang yang tidak beriman.´ (Al-A¶raf: 27).

8. Tabarruj dan Ikhtilath adalah Permulaan Zina

Setiap kali penyimpangan terjadi akan melahirkan penyimpangan lain yang lebih besar.
Ketika wanita tidak menutup auratnya dan tidak menjaga kehormatannya dengan
bercampur bersama laki-laki yang bukan muhrimnya, terlebih dengan dandanan yang
menyebar fitnah, rasa malu sudah sirna dan ghirah laki-laki mulai tiada, maka hal-hal haram
menjadi mudah dilakukan bahkan dosa-dosa besar menjadi hal yang biasa dan wajar.
Termasuk di antaranya zina. Di tengah masyarakat kita sekarang terjadi perbedaan
persepsi tentang zina. Bahkan tidak ada undang-undang yang menjadikan zina sebagai
kejahatan kecuali ia terkait dengan hak-hak asasi manusia.

9. Tabarruj dan Ikhtilath mengundang Siksaan Allah

Di hadits riwayat Ibnu Majah Rasulullah saw bersabda,


ω
˵ Ύ˴Ο˸ϭ΄˴ ˸ϟ΍˴ϭ ϥ
˵ Ϯ˵ϋΎ͉τϟ΍ ˸ϢϬ˶ ϴ˶ϓ Ύ˴θϓ˴ Ύ͉ϟ·˶ Ύ˴Ϭ˶Α ΍Ϯ˵ϨϠ˶˸όϳ˵ ϰ͉ΘΣ
˴ ς
͊ ϗ˴ ϡ˳ ˸Ϯϗ˴ ϲ˶ϓ Δ˵ θ
˴Σ˶ Ύ˴ϔ˸ϟ΍ ˸ή˴Ϭ˸ψΗ˴ ˸Ϣϟ˴
΍˸Ϯπ
˴ ϣ˴ Ϧ
˴ ϳ˶άϟ͉΍ ˸ϢϬ˶ ϓ˶ Ύ˴Ϡ˸γ΃˴ ϲ˶ϓ ˸Ζπ
˴ ϣ˴ ˸ϦϜ˵ Η˴ ˸Ϣϟ˴ ϲ˶Θϟ͉΍
³Tidaklah nampak kebejatan di antara kaum Luth sampai mereka terang-terangan
(melakukannya) kecuali setelah itu tersebarlah penyakit kolera dan kelaparan yang belum
pernah terjadi pada pendahulu mereka.´ (Ibnu Majah).

Secara umum, kemaksiatan kerap kali menjadi penyebab terjadinya berbagai musibah.
Seperti yang Allah sinyalir dalam Al-Qur¶an,

³Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-
orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan
(ketentuan kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.´ (Al-Isra¶: 16)

Tentu saja yang akan terkena dampaknya tidak hanya pelaku kemaksiatan, kaum
mutabarrijat dan mereka tidak ada hijab dalam hubungan antar lawan jenis. Semua orang
yang ada di sebuah komunitas akan terkena dampaknya. Maka kewajiban bagi semuanya
adalah mencegah terjadinya berbagai kemaksiatan dan kemungkaran sebisa mungkin.
Para ulama dan pemimpin menjadi penanggung jawab utama sebelum yang lain dalam
menegakkan amar ma¶ruf nahi mungkar.

Abu Bakar As-Shidiq meriwayatkan bahwa ia mendengar sabda Rasulullah saw,

Ώ
˳ Ύ˴Ϙό˶ Α˶ Ϳ
˵ ΍ Ϣ˵ Ϭ˵ Ϥ͉ ό˵ ϳ˴ ˸ϥ΃˴ Ϛ
˴ η
˴ ˸ϭ΃˴ ϩ˵ ˸ϭή˵ ϴ˶˷ϐ˴ ϳ˵ ˸ϢϠ˴ϓ˴ ή˴ Ϝ˴ ˸ϨϤ˵ ˸ϟ΍ ΍˵ϭ΃˴έ˴ ΍˴Ϋ·˶ α
˴ Ύ͉Ϩϟ΍ ϥ
͉ ·˶
³Jika manusia melihat kemungkaran lalu tidak merubahnya, hampir Allah meratakan
siksanya kepada mereka semua.´ (Diriwayatkan Empat Imam dan dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban)

http://www.dakwatuna.com/2007/tabarruj-dan-ikhtilath/

p  Ê
 
Ê
 ÊÊ  Ê
Ê
  Ê ÊÊÊÊ Ê
 Ê  Ê ÊÊ ÊÊÊ Ê  !Ê
Ê
ϰ˴ϟϭ˵Ϸ˸΍ Δ˶ ϴ͉ Ϡ˶ϫ˶ Ύ˴Π˸ϟ΍ Ν
˴ ή͊ Β˴ Η˴ Ϧ
˴ ˸Οή͉ Β˴ Η˴ ϻ
˴ ϭ˴ Ê
"# ÊÊ$  Ê Ê!%Ê Ê  ÊÊ  Ê
  ÊÊ &Ê$  'Ê((%ÊÊ
Ê
Δ˳ Ϩ˴ ˸ϳΰ˶ Α˶ Ε
˳ Ύ˴Οή͋ Β˴ Θ˴ ϣ˵ ή˴ ˸ϴϏ
˴ Ϧ
͉ Ϭ˵ Α˴ Ύ˴ϴΛ˶ Ϧ
˴ ˸όπ
˴ ϳ˴ ˸ϥ΃˴ ˲ΡΎ˴ϨΟ
˵ Ϧ
͉ Ϭ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ β
˴ ˸ϴϠ˴ϓ˴ Ύ˱ΣΎ˴Ϝϧ˶ ϥ
˴ ˸ϮΟ
˵ ˸ήϳ˴ ϻ
˴ ϲ˶Ηϼ
͉ ϟ΍ ˯˶ Ύ˴δϨ͋ ϟ΍ Ϧ
˴ ϣ˶ Ϊ˵ ϋ
˶ ΍˴ϮϘ˴ ˸ϟ΍˴ϭÊ
")Ê     ÊÊÊ  ÊÊ ÊÊ *ÊÊÊ
Ê ÊÊ  Ê*Ê ÊÊÊ ÊÊ  ÊÊ
ÊÊ+Ê  Ê ÊÊ  ÊÊ Ê  Ê
Ê Ê,Ê&Ê$ !Ê-.%Ê

' /ÊÊ0 1Ê0  ÊÊ 2Ê    Ê Ê"Ê Ê


 Ê  ÊÊ ÊÊÊ Ê Ê &ÊÊ
  ÊÊ *ÊÊÊ Ê ÊÊ Ê!Ê Ê3  Ê
 Ê' Ê! Ê3  ÊÊÊ ÊÊ' Ê! Ê3  Ê
 Ê' Ê0Ê3  ÊÊÊÊ  ÊÊ' Ê30Ê3  Ê
 Ê' Ê!Ê  Ê3 Ê Ê Ê ÊÊ  Ê  Ê Ê
Ê' Ê0Ê3  Ê Ê' Ê4 Ê  Ê3 Ê Ê *Ê
 Ê   Ê  Ê  ÊÊ Ê) Ê  ÊÊ *Ê Ê
 Ê  ÊÊ  Ê Ê   Ê Ê5  Ê  Ê3 Ê Ê Ê
$5Ê67Ê Ê0 *Ê89+:+%Ê
Ê
 0  Ê  Ê    ÊÊ  Ê ÊÊ ÊÊ$# Ê
;ÊÊ7 Ê67*Ê+.92<8%Ê
5 Ê    Ê Ê" Ê Ê ÊÊ Ê  *Ê Ê
Ê ÊÊ  &Ê
6 Ê    Ê   Ê Ê ÊÊ Ê Ê ÊÊ
 Ê  Ê Ê Ê    ÊÊ Ê$Ê  *Ê+.92<8%Ê
 0  Ê5ÊÊÊ 5ÊÊ5  Ê #'ÊÊÊ  Ê
 Ê Ê0ÊÊ    Ê  Ê ÊÊÊ Ê
Ύ˴ϬϠ͋Τ
˴ ϣ˴ ή˶ ˸ϴϐ˴ ϟ˶ Δ˶ Ϩ˴ ˸ϳΰ͋ ϟΎ˶Α Ν
˵ ή͊ Β˴ Θ͉ϟ΍ (Ύ˴Ϭ˸Ϩϣ˶ ) ... ϝ
˳˶ ϼ
˴ Χ
˶ Γ˴ ή˴ ˸θϋ
˴ ϩ˵ ή˴ ˸Ϝϳ˴ Ϣ˴ Ϡ͉γ
˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ Ϳ
˵ ΍ ϰ͉Ϡλ
˴ Ϳ
˶ ΍ϲ
͊ Β˶ ϧ˴ ϥ
˴ Ύ˴ ϛÊ
"! Ê  Ê3 Ê Ê Ê  
Ê  Ê Ê$ %,Ê
$ Ê ÊÊ *ÊÊÊ %ÊÊ Ê  Ê
ÊÊ &Ê$=4ÊÊ) Ê Ê8222Ê! Ê ÊÊ (ÊÊ
 Ê Ê    Ê Ê) ÊÊÊ) %Ê

0ÊÊ    Ê Ê"Ê Ê  Ê  Ê Ê


ÊÊÊ   Ê$%Ê Ê  ÊÊ Ê 
ÊÊ  Ê
  Ê Ê *Ê Ê 
Ê0 Ê ÊÊ'Ê *Ê3$  Ê
  %ÊÊÊ &Ê$ !  ÊÊ> Ê=%Ê
Ê
) Ê  ÊÊÊÊ Ê Ê ÊÊÊÊÊ Ê Ê
Ê= ÊÊ ÊÊ*ÊÊ Ê   ÊÊ Ê  Ê
 ÊÊ
! ÊÊ Ê ÊÊÊÊÊ ÊÊ;   Ê
Ê ÊÊ *Ê  Ê ÊÊ ÊÊ ÊÊÊ
  *Ê ÊÊ ÊÊ' ÊÊ  ÊÊ; ÊÊÊÊ
 Ê Ê Ê
Ê  ÊÊ 
ÊÊ ÊÊ Ê" &ÊÊ *Ê
 Ê Ê  Ê ÊÊ *Ê Ê ÊÊÊ Ê Ê
  Ê ÊÊÊ Ê Ê ÊÊ Ê  Ê?ÊÊÊÊ
Ê   ÊÊ  ÊÊ Ê  Ê Ê Ê ÊÊ*Ê
Ê  Ê Ê Ê  Ê Ê ÊÊ Ê Ê  Ê
 ÊÊ Ê ÊÊ Ê Ê  ÊÊ ÊÊ
  ÊÊ  ÊÊÊ    Ê   Ê  ÊÊ
 Ê  Ê Ê  Ê@Ê   @Ê ÊÊ Ê3ÊÊ  Ê
   *Ê  *ÊÊÊ *Ê ÊÊ Ê Ê
ÊÊÊ  Ê Ê   ÊÊ Ê Ê Ê   *Ê
 ÊÊ   Ê  Ê;  ÊÊ  ÊÊÊÊ  Ê  Ê
ÊÊ Ê *Ê  ÊÊ  Ê Ê



*ÊÊ Ê
Ê  Ê Ê ÊÊÊ Ê   ÊÊ Ê  *Ê
  ÊÊ Ê *Ê"  Ê*Ê Ê,&ÊA Ê ,Ê
Ê
 ÊÊ Ê Ê ÊÊÊÊ Ê 67ÊB Ê
! Ê Ê Ê ÊÊ Ê 67CCCÊ Ê  Ê ÊÊ
ÊÊ Ê Ê! Ê  ÊÊÊ *Ê Ê
 Ê  ÊÊ ÊÊ Ê Ê
;ÊÊÊÊ Ê ÊÊÊÊ ÊÊ Ê
Ê!Ê  Ê3 Ê Ê Ê Ê  ÊÊ ÊÊ 
Ê
 ÊÊ((ÊÊÊ  'ÊÊÊ# Ê   ÊÊ;Ê  Ê
   *Ê  ÊÊ ÊÊÊ Ê  Ê4 Ê
  Ê3 Ê Ê ÊÊ*ÊÊD  Ê5 ÊÊ
ÊÊÊ 
Ê Ê  Ê Ê ÊÊ Ê *Ê ÊÊ  Ê
 Ê  ÊÊ Ê  Ê ÊÊ ÊÊ  Ê
*Ê Ê
4 Ê  Ê3 Ê Ê Ê Ê  Ê;Ê Ê4Ê  Ê
3 Ê Ê ÊÊ Ê
 Ê   ÊÊ  ÊÊ  ÊÊ
  ÊÊ Ê*ÊÊ Ê Ê Ê Ê 8ÊÊ Ê *Ê
Ê  ÊÊ,Ê
Ê
BÊÊÊ ÊÊÊÊ  Ê ÊÊ Ê
4 Ê  Ê3 Ê Ê Ê Ê  Ê Ê  Ê Ê *Ê
  Ê Ê  Ê Ê*Ê Ê  Ê Ê  ÊÊ Ê
  Ê *Ê ÊÊÊ)ÊÊ Ê  Ê  Ê Ê
  *Ê ÊÊÊÊ ÊÊ  Ê ÊÊ
EÊ
Ê
 ÊÊ Ê
ÊÊ  Ê  Ê *Ê ÊÊ
  Ê  ÊÊ Ê Ê Ê  Ê;ÊÊÊ ÊÊ
 ÊÊ *Ê
ÊÊÊ Ê 
 
 ÊÊÊ Ê
Ê   ÊÊ   ÊÊ ÊÊ  Ê;ÊÊÊ Ê
Ê  Ê*ÊÊÊ Ê  ÊÊ  Ê Ê ÊÊÊ
Ê4 Ê  Ê3 Ê Ê Ê ÊÊ  ÊÊÊÊÊ
!Ê  Ê3 Ê Ê ÊÊÊ Ê  Ê Ê ÊÊ Ê
*ÊÊ  Ê  Ê *Ê Ê Ê Ê  ÊÊ ÊÊ
ÊÊ ÊÊÊ Ê Ê)Ê  Ê  ÊÊ
Ê ÊÊ  ÊÊA Ê Ê
Ê
 0  ÊÊ;Ê ÊÊ3Ê 4'Ê #   -Ê    Ê Ê Ê
  Ê ÊÊ Ê ÊÊÊ$  'Ê((%ÊÊ Ê   Ê
Ê ÊÊÊ Ê  Ê ÊÊ  Ê Ê!Ê
  Ê3 Ê Ê Ê Ê Ê  Ê  ÊÊ  Ê Ê
 Ê  ÊÊÊ  Ê Ê:Ê$  Ê67*Ê(98:+%Ê
Ê
Ê !ÊÊ-.ÊÊ Ê ÊÊÊÊ Ê ÊÊ
  Ê  *Ê Ê Ê  ÊÊ  Ê   Ê;Ê ÊÊ
 ÊÊÊ Ê  Ê   ÊÊÊÊ  Ê Ê
Ê
Ê
Δ˳ Ϩ˴ ˸ϳΰ˶ Α˶ Ε
˳ Ύ˴Οή͋ Β˴ Θ˴ ϣ˵ ή˴ ˸ϴϏ
˴Ê
") ÊÊ  ÊÊ Ê  ÊÊ ,&Ê$ !Ê-.%Ê
Ê
 ÊÊ Ê ÊÊ  Ê Ê  Ê ÊÊ
AÊÊ Ê  Ê ÊÊ Ê   Ê Ê
 ÊÊ
Ê4 Ê  Ê3 Ê Ê Ê ÊÊ ÊÊ
Ê
˲ΕΎ˴ϳέ˶ Ύ˴ϋ ˲ΕΎ˴ϴγ ˶ Ύ˴ϛ ˲˯Ύ˴δϧ˶ ϭ˴ α ˴ Ύ͉Ϩϟ΍ Ύ˴ϬΑ˶ ϥ
˴ ˸ϮΑ˵ ή˶ ˸πϳ˴ ή˶ Ϙ˴ Β˴ ˸ϟ΍ Ώ
˶ Ύ˴ϧ˸Ϋ΄˴ ϛ˴ ˲ρΎ˴ϴγ ˶ ˸ϢϬ˵ ό˴ ϣ˴ ˲ϡ˸Ϯϗ˴ ˬ˵Ϊ˸όΑ˴ Ύ˴Ϥϫ˵ έ˴ ΃˴ ˸Ϣϟ˴ έ˶ Ύ͉Ϩϟ΍ Ϟ ˶ ˸ϫ΃˴ ˸Ϧϣ˶ ϥ ˶ Ύ˴ϔ˸Ϩλ
˶
΍˴άϛ˴ Γ˶ ή˴ ˸ϴδ
˶ ϣ˴ ˸Ϧϣ˶ Ϊ˵ Ο
˴ ˸Ϯϴ˵ ϟ˴ Ύ˴ϬΤ
˴ ˸ϳέ˶ ϥ͉ ·˶ϭ˴ Ύ˴ϬΤ
˴ ˸ϳέ˶ ϥ˴ ˸ΪΠ˶ ϳ˴ ϻ
˴ ϭ˴ Δ˴ Ϩ͉ Π˴ ˸ϟ΍ Ϧ ˴ ˸ϠΧ˵ ˸Ϊϳ˴ ϻ
˴ Δ˶ Ϡ˴΋˶ Ύ˴Ϥ˸ϟ΍ Ζ
˶ ˸ΨΒ˵ ˸ϟ΍ Δ˶ Ϥ˴ Ϩ˴ ˸γ΄˴ ϛ˴ Ϧ
͉ Ϭ˵ γ
˵ ˸ϭ΅˵ έ˵ ˲Εϼ ˴ ˸ϴϤ˶ ϣ˵ ˲Εϼ ˴ ΋˶ Ύ˴ϣ
΍˴άϛ˴ ϭ˴ Ê
Ê
"ÊÊ  ÊÊ Ê ÊÊ Ê  Ê  ÊÊ *Ê  Ê
Ê ÊÊ Ê

Ê  Ê  ÊÊÊ Ê  Ê Ê
ÊB ÊÊ ÊÊ ÊÊ *Ê  Ê  ÊÊ
  Ê ÊÊ  ÊB   Ê  Ê  ÊÊÊÊ
9
 Ê5  ÊÊÊÊ ÊÊÊÊÊ 
 Ê Ê
Ê Ê ÊÊ Ê 
 ÊÊÊ Ê  ÊÊÊ&Ê$=4Ê
5 Ê ÊEE8:%Ê
Ê

Ê
Ê

B Ê  ÊÊÊ  ÊÊÊ' Ê!Ê  Ê3 Ê Ê *Ê Ê


 Ê  ÊÊÊ=ÊÊ  Ê 'Ê4 Ê  Ê3 Ê Ê
 *ÊÊ ÊÊÊ ÊÊÊ Ê$ 5 *Ê+89((-%Ê
FÊ Ê*Ê ÊÊ Ê
 Ê Ê Ê Ê Ê
 Ê Ê  Ê  Ê Ê Ê Ê ÊÊ Ê  Ê Ê
 Ê Ê Ê *ÊÊ *Ê Ê  Ê  ÊÊ
Ê Ê Ê Ê  Ê  Ê Ê Ê *ÊÊÊÊ
ÊÊÊÊÊ 
 ÊÊÊ
! *Ê  Ê Ê Ê ÊÊ
 Ê  ÊÊÊÊ Ê
5Ê    CCCÊ
Ê
Ê
Ê
+Ê5ÊÊÊÊÊÊÊ  ÊÊ
2ÊAÊ Ê(++Ê=Ê
(Ê=Ê Ê  Ê Ê ÊÊ  Ê
8ÊFÊ Ê Ê ÊÊÊ Ê ÊÊ  Ê Ê*Ê*Ê
Ê'Ê
EÊ   ÊÊÊ ÊÊ Ê

˯˶ Ύ˴δϨ͋ ϟ΍ Ϧ
˴ ϣ˶ ϝ
˶ Ύ˴Οή͋ ϟ΍ ϰ˴Ϡϋ
˴ ή͉ ο
˴ ΃˴ Δ˱ Ϩ˴ ˸Θϓ˶ ϱ˶Ϊ˸όΑ˴ Ζ
˵ ˸ϛή˴ Η˴ Ύ˴ϣÊ
" ÊÊÊ   Ê ÊÊ  Ê  ÊÊ ÊÊ
 Ê &Ê$=4Ê ; ÊÊ5 %Ê
-ÊAÊ Ê(:.Ê=Ê
:ÊFÊÊÊÊ Ê
Ê ÊÊ Ê!Ê  Ê3 Ê Ê Ê
 ÊÊ ÊÊ Ê   ÊÊAÊ  Ê 
Ê
ÊÊ Ê Ê!Ê  Ê3 Ê Ê *Ê Ê  ÊÊ
 ÊÊ ÊÊ Ê  Ê
http://www.iluvislam.com/v1/readarticle.php?article_id=812

66  66
TABARRUJ ialah 

       
  

    
    
    . AL-Bukhari rahmatullah
ëlaihi ada berkata: w abarruj, iaitu seorang wanita yang memperlihatkan kecantikan rupa
parasnya? Untuk menjaga masyarakat daripada bahaya pendedahan ëurat dan disamping
menjaga kehormatan wanita dari sebarang pencerobohan, maka dengan yang demikian Allah
melarang setiap wanita yang berakal lagi telah baligh dari bertabarruj.

Allah s.w.t telah berfirman dalam  Õ    yang bermaksud:


Úatakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
bisa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain tudung ke dadanya, dan
jangan menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau
ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara mereka, putera-putera lelaki mereka, atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang ëurat wanita. Dan jangalah mereka menghentakkan kaki
untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka.Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung?

Dengan ini jelas bahawa sebarang corak perhiasan di anggota badan atau di pakaian,
adalah boleh membawa fitnah. Dengan inilah Allah melarang bermake-up. ‹  
     
            kerana takut
kepada kemurkaan Allah dan seksaan dari-Nya. Berikut pula mari kita renungi firman Allah
khasnya yang tujukan kepada isteri-isteri Rasulullah s.a.w yang bermaksud:

w ai isteri-isteri Nabi(a.s), kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kau
bertaqwa. Kerana itu janganlah kamu terlalu lunak dalam bicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada perasaan serong di dlaam hatinya, tetapi ucaplah perkataan yang baik.?(
  !"

Daripada ayat ini dapatlah difahamkan bahawa suara lemah lembut adalah sebahagian
daripada ëurat wanita juga.Kembali lagi kita kepada jenis alat-alat make-up. Rasulullah
s.a.w bersabda yang bermaksud:

w ndainya wanita keluar dari rumah serta memakai bau-bauan, maka dia sudah dianggap
melakukan perzinaan?/i> Penggunaan wangi-wangian sembur atau jenis jenis bauan bagi
kaum wanita diwaktu keluar dari rumah adalah dilarang, kerana syariw t Islam, apabila
melarang perzinaan, maka segala sumber-sumber dan cirri-ciri yang membawa kepada
perbuatan keji tadi semuanya juga dilarang.

    ada menceritakan, maksudnya begini: ?c c 


  telah
menziarahi Rasulullah s.a.w pada suatu hari dengan pakaian yang nipis. Lantas
Rasulullah.s.a.w menasihatinya dengan bersabda yang maksudnya :?Wahai Asma?
sesungguhnya seseorang gadis yang telah berhaidh (baligh), tidak harus baginya
menzahirkan anggota badan, kecuali ini dan ini.?/i>. ketika itu Rasulullah s.a.w
mengisyaratkan kepada muka dan kedua tapak tangan.

Lampiran: Ringkasan Petikan dari Dr. Abdul Karim Zaidan, PhD Baghdad

http://mforum.cari.com.my/viewthread.php?tid=332376
sekadar hiasan...
sekadar hiasan.....
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baz

Penerbit : Pustaka Al Haura

      
   #
    
          
#
    #  
 #
  
 $  %&'     "

"Duagolongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihatnya, yaitusuatu
kaum yang memegang cemeti seperti ekor-ekor sapi untuk memukulmanusia dan
wanita yang berpakaian tetapi seperti telanjang, merekaberlenggak-lenggok, kepala-
kepala mereka seperti punuk unta yangmiring, mereka ini tidak akan masuk surga dan
tidak akan mendapatkanwanginya surga" (HR Ahmad dan Muslim)

p  
   p
 

«  Mac 04, 2009, 02:51:12 am »

PANDANGAN ULAMA
Pada dasarnya perhiasan dalam erti kata mempercantik diri dan selain diri agar orang lain merasa
senang memandang adalah diharuskan.
Perhiasan itu selama mana ianya tidak bertentangan dan berlawanan dengan syara͚ adalah sangat
digalakkan dan dituntut dalam Islam. Sebagai contoh, Allah memerintahkan agar manusia memakai
perhiasan pada setiap kali pergi ke masjid, firmanNya:

Tafsirnya: ͞Wahai anak-anak Adam! Pakailah pakaian kamu yang indah berhias pada tiap-tiap kali kamu
ke tempat ibadat (atau mengerjakan sembahyang), dan makanlah serta minumlah, dan jangan pula
kamu melampau; sesungguhnya Allah tidak suka akan orang-orang yang melampaui batas.͟ (Surah al-
͚Araf, ayat 31)
Perhiasan itu fungsinya bukan setakat untuk memperindah dan mencantikkan tubuh badan dan sesuatu
tempat saja, seperti dinding-dinding dan ruang-ruang tertentu di dalam rumah, di masjid dan
sebagainya, tetapi juga fungsinya menjadi alat dan bahan untuk kegunaan suatu tujuan, sama ada ianya
digunakan kerana ada keperluan, seperti untuk perubatan, ataupun digunakan tanpa ada keperluan,
seperti pinggan dan cawan yang diperbuat daripada perak atau emas digunakan untuk makan dan
minum kerana semata-mata menunjukkan a kehidupan yang mewah.
Namun begitu, bukan semua jenis barang-barang perhiasan itu diharuskan untuk dijadikan bahan
kegunaan dan hiasan diri dan tempat. Terdapat garis panduan hukum syara͚ yang menentukan bahan-
bahan perhiasan mana yang boleh dan tidak boleh digunakan dan dipakai, baik bagi laki-laki mahupun
perempuan.
Pembahasannya lebih kurang sama dalam menafsirkan `perhiasan yang zahir͛. Berikut ini adalah apa
yang tersebut di dalam Zadul Masir fi Ilmit Tafsir oleh Ibnul Jauzi: Maksud `perhiasan yang zahir/apa
yang biasa dilihat͛, terdapat tujuh pendapat, iaitu:
1. Ia bermaksud pakaian. Ini adalah riwayat dari Abu Ahwash dari Ibnu Mas͛ud. Bererti telapak
tangan, cincin dan muka - Dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas
2. Bererti celak dan cincin ʹ Juga dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas.
3. Bererti gelang, cincin dan celak ʹ Al-Misywar bin Mukhrimah.
4. Bererti celak, cincin dan pewarna telapak tangan ʹ Pendapat dari Mujahid.
5. Bererti cincin dan gelang ʹ Dari al-Hasan.
6. Bererti celak, cincin dan pewarna telapak tangan ʹ dari al-Dhahhak.

ϰ˴ϟϭ˵Ϸ΍ Δ˶ ϴ͉Ϡ˶ϫ˶ Ύ˴Πϟ΍ Ν


˴ ή͊ Β˴ Η˴ Ϧ
˴ ˸Οή͉ Β˴ Η˴ ϻ
˴ ϭ˴ Ϧ
͉ Ϝ˵ Η˶ Ϯ˵ϴΑ˵ ϲ˶ϓ ϥ
˴ ˸ήϗ˴ ϭ˴
Dan tetaplah di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku (tabarruj) seperti orang-
orang jahiliah dahulu". (Al-Ahzab:33)
Dalam Islam hukum bersolek bagi wanita ada pelbagai keadaan, ada hukumnyn wajib, sunat, makruh
dan haram, bergantung kepada keadaan dan niat atau tujuan ia dilakakukan. Ayat di atas sebagai irsyad
( petunjuk/tunjuk ajar) kepada isteri-isteri Nabi s.a.w. agar tetap di rumah dan tidak bertabarruj
sebagaimana orang-orang jahiliyah dahulu.

Tabarruj dikatakan sebagai berjalan dengan berlenggang-lenggok atau memperelokkannya. Ada juga
yang mengatakan bahawa tabarruj ialah melepaskan tudung kepalanya tetapi tidak
mengikat/mengetatkannya, lalu terlihatlah rantai leher, anting-anting dan lehernya. Lagi satu pendapat
lain mengatakan, tabarruj ialah memperlihatkan keelokkan/kecantikkannya sepatutnya wajib ditutup.
Mengapa jahilyah pertama/dahulu ini dikaitkan dengan tabarruj. Perempuan-perempuan jahiliyah
pertama/awal memakai baju dari lu'lu', atau baju dari mutiara dan intan yang tidak berjahit kedua belah,
dan berpakaian tipis yang menampakkan tubuh badannya. Dengan berpakaian begini, mereka akan
berjalan di jalan-jalan mempamerkan diri mereka kepada kaum lelaki. Dan, dapat dirasakan bahawa
zaman berkenaan adalah zaman yang penuh dengan kemewahan.

Wanita bersolek untuk suami

Islam tidak melarang wanita bersolek kecantikan fizikal yang diharuskan oleh syarak, bahkan ia wajib jika
dilakukan untuk suami dan menarik perhatian suaminya. Tetapi haram jikan bertujuan untuk menarik
perhatian lelaki-lelaki ajnabi atau atau untuk keluar rumah dengan mendedahkan aurat dan
persolekannya. Hukumnya juga haram jika bersolek sehingga mengubah kejadian Allah atau menyerupai
wanita jahiliyah (tabarruj jahiliah).
Hukum wanita memakai bau-bauan

Terdapat beberapa hukum seperti wajib, haram, sunat, makruh dan harus.

Wajib wanita berwangi-wangian

Ketika suami berada di rumah, khususnya ketika hendak melayan suami pada waktu malam, malah
hendaklah mereka terlebih dahulu bersolek dan memakai bau-bauan. Selain daripada itu, nabi saw tidak
wajibkan. Nabi saw bersabda ͞Sebaik-baik wanita (isteri) ialah jika kamu memandangnya sentiasa
menyenangkan hati kamu͙͟ (Riwayat an-Nasa͛is dari Abu Hurairah)

Maksud menyenangkan hati ialah dalam semua hal dan keadaan, sama ada aspek fizikal dan mental.
Dari segi akhlak, wajah dan dirinya sentiasa berhias dan bersolek, sentiasa berbau wangi di rumah dan di
hadapan suami, semuanya termasuk perkara yang boleh menyenangkan suami. Tetapi sekiranya untuk
keluar rumah, wanita-wanita dilarang bahkan haram bersolek dan memakai bau-bauan kerana terdapat
keterangan hadis yang melarang wanita berbuat demikian.

Waktu Sunat wanita berwangi-wangian

i- Ketika berada di dalam rumah, terutamanya ketika berhadapan


dengan suami.
ii- Ketika hendak menunaikan solat dan beribadat dalam rumah,
bukannya di masjid. Kalau untuk ke masjid, terdapat hadis yang
melarang wanita berwangi-wangian.
iii- Ketika menyambut tetamu wanita, sunat berwangi-wangian
kerana sekiranya berkeadaan busuk boleh menimbulkan rasa
kurang senang dan menyakiti perasaan tetamu.

Walau bagaimanapun, selaku seorang muslimat, hendaklah sentiasa kelihatan kemas, badan dan
pakaian hendaklah tidak berbau busuk.Oleh itu, sunat bagi wanita memakai bau-bauan ketika berada di
rumah atau ketika sesama wanita.

Terdapat keterangan dalam hadis-hadis yang lain yang menjelaskan tentang wanita juga digalakkan
berwangi-wangian tetapi tidak pada dan tempat yang dilarang. Rasulullah saw bersabda ͞Wangi-
wangian lelaki ialah yang jelas baunya dan tersembunyi warnamya. Sementara wangi-wangian wanita
pula ialah yang cemerlang (jelas) warna dan tersembunyi baunya͟(Riwayat al-Tarmizi)

Bahkan Aisyah sendiri memiliki minyak wangi yang terbaik. Dia menggunakan wangian tersebut apabila
melayan Rasulullah saw. Baginda saw. Kata Aisyay ͞Aku memakaikan minyak wamgi kepada nabi saw
ketika baginda hendak melakukan ihram, dengan minyak yang terbaik yang aku miliki͟ (Riwayat Abu
Daud dan Tarmizi)
Selain daripada itu juga, adalah sunat bagi wanita memakai wangi-wangian sebelum berihram. Kerana
terdapat keterangan bahawa Aisyah berkata ͞Kami (isteri-isteri Rasulullah saw) pergi menunaikan haji
bersama Rasulullah saw. Ketika hendak berihram, kami memakai minyak wangi yang terbaikdi kening
kami. Ketika salah seorang di antara kami berpeluh, minyak wangi itu akan mengalir hingga ke muka dan
Rasulullah saw melihat hal itu, tetapi tidak menegur kami (ertinya nabi saw tidak melarang)͟ (Riwayat
Ahmad dan Abu Daud)

Berdasarkan hadis jumhur tersebut, ulamak berpendapat bahawa hukumnya adalah sunat sama ada
kepada lelaki dan wanita berwangi-wangian ketika ihram.

Imam Syafie berkata ͞Sunat bagi lelaki dan wanita menyapu badan dan pakaian dengan minyak wangi
ketika hendak (sebelum) melakukan ihram, walaupun zat minyat tersebut kekal hingga sesudah ihram͟.
Imam Hanafi pula ada mengatakan ͞Sunat menyapu badan dan pakaian dengan minyak wangi ketika
hendak atau sebelum ihram, walaupun zat tidak tinggal melekat, sekalipun baunya kekal͟ (al-Mazahil al-
Arba͛ah)

Namun Imam ada memberikan peringatan kepada wanita ͞Seseorang yang hendak berihram, hendaklah
memakai bau-bauan sebelum melakukan ihram (bukan ketika sedang berihram). Itulah yang lebih sah.
Walaupun bau wanginya terlekat hingga sesudah ihram. Tetapi sekiranya setelah ia menanggalkan ihram
itu lalu memakainya semula, maka dikenakan fidyah, kecuali dia mencuci pakaian itu terlebih dahulu.
Kerana orang sedang berihram disyaratkan menjauhkan bau-bauan͟ (al-Minhaj)

Ibnu Hajar dan Syeikh Ramli menyatakan makruh menyapu bau-bauan pada pakaian ihram. Bagi yang
membolehkannya adalah sebelum ihram. Sesudah berihram, jemaah terbesar daripada sahabat dan
tabii,jumhur ahlu hadis dan ahli fiqh menyatakan haram. Mereka ialah Saad bin Abi Waqas, Ibnu Abbas,
Ibnu Zubair, Muawiyah, al-Sauri, Abu Yusuf, Ahmad, Daud dan lain-lain (syarah Soheh Muslim oleh as-
Sauri)

Waktu makruh wanita memakai wangi-wangian

Hukum berwangi-wangian ketika berpuasa adalah makruh. Ini telah umum disepakati oleh ulamak dan
terdapat penjelasan dalam bab puasa. Keterangan yang dapat dipegang dan dijadikan alas an ialah fatwa
Imam Syafie dan Qaliyubi yang menyatakan ͞makruh memakai wangi-wangian ketika berpuasa͟
Menurut Qaliyubi pendapat itu ialah pendapat ijmak.

Waktu haram bagi wanita berwangi-wangian

Waktu-waktu yang dilarang ialah ketika keluar rumah untuk ke majlis yang dibenarkan oleh syarak, di
hadapan lelaki ajnabi, bertujuan untuk memikat lelaki dan ketika ke masjid untuk solat berjemaah.
Keterangan yang berkaitan waktu-waktu itu ialah seperti berikut:

i- Rasulullah saw bersabda ͙͞.seseorang wanita apabila memakai bau-bauan, kemudian melewati
(melintasi) di hadapan orang ramai dalam sesuatu majlis (yang ada lelaki dan bukan muhram
dengannya), maka wanita itu dikira sama (dosanya) dengan zina͟ (Riwayat Ahmad dan al-Tamizi)

ii- Abu Hurairah menceritakan bahawa dia pernah bertemu dengan seorang wanita sedang pulang
daripada masjid dan ia berbau wangiannya, lalu beliau menegur ͞Wahai hamba Allah, apakah kamu
pulang dari masjid. Rasulullah saw pernah bersabda bahawa Allah swt tidak akan menerima solat wanita
yang memakai bau-bauan ke masjid sehingga dia pulang dan mandi ͙͙͟ (abu Daud, an-Nasaie,Ibnu
Majah dan al-Baihaqi)

iii- Dari Zainab as-Saqafi, katanya Rasulullah saw bersabda ͞Apabila salah seorang daripada kmau
hendak ke masjid, maka janganlah memakai bau-bauan͟ (Riwayat Muslim dan Abu Awwanah)

iv- Dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah saw bersabda ͞Mana-mana wanita yang memakai bau-bauan,
janganlah ke masjid bersolat isyak͟ (Riwayat Muslim dan Abu Awwanah serta Ashabussunah)

Hadis ini menyebut waktu Isyak, tetapi perawinya sepakat menyatakan bahawa larangan itu meliputi
seluruh waktu solat dan Isyak dijadikan sebagai contoh kerana ketika itu paling banyak fitnah bagi
wanita.

Imam Nawawi pula tidak menyebut mana-mana waktu solat bahkan dihukumkan haram bagi mana-
mana wanita yang ke masjid memakai wangi-wangian.

vi- Rasulullah saw bersabda ͞Setiap wanita yang memakai bau-bauan, kemudian melewati di hadapan
orang ramai (yang ada lelaki bukan mahram dengannya) dengan niat supaya mereka mencium baunya,
maka wanita itu dikira (berdosa) sama dengan melakukan zina͟

vii- Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Zawajir berkata ͞Apabila wanita keluar rumah memakai bau-bauan
dan berhias, maka itu termasuk dosa besar walaupun diizinkan oleh suaminya͟

viii- Bagi wanita yang kematian suami, ketika ia masih dalam iddah, maka haram baginya berwangi-
wangian. Satu fatwa daripada Imam Syafie ͞wanita yang kematian suami dan masih dalam iddah (4
bulan, 10 hari), maka dia dilarang daripada memakai bau-bauan͟

Qaliyubi pula menyatakan ͞Bagi wanita yang kematian suami, semasa iddah, maka haram baginya
memakai bau-bauan͟

Beberapa Hadis Rasulullah saw sebagai paduan

Ϟ
͉Ο
˴ ϭ˴ ΰ͉ ϋ
˴ Ϳ
˶ ΍Ϧ
˴ ˸ϴΑ˴ ϭ˴ Ύ˴ϬϨ˴ ˸ϴΑ˴ Ύ˴ϣ ή˴ ˸Θγ
˶ ˸ΖϜ˴ Θ˴ ϫ˴ ˸ΪϘ˴ ϓ˴ ˬΎ˴ϬΟ
˶ ˸ϭί˴ Ζ
˶ ˸ϴΑ˴ ή˶ ˸ϴϏ
˴ ϲ˶ϓ Ύ˴ϬΑ˴ Ύ˴ϴΛ˶ ˸Ζό˴ ο
˴ ϭ˴ Γ˳ ΃˴ή˴ ˸ϣ΍ Ύ˴Ϥϳ͉΃

͞Siapa saja di antara wanita yang menanggalkan pakaian-nya di selain rumah suaminya, maka ia telah
mengoyak tirai pelindung antara dirinya dan Allah Azza wa Jalla.
Ύ˴Ϭϟ έ˴ Ϯ˵ϧ ϻ
˴ Δ˶ ϣ˴ Ύ˴ϴϘ˶ ϟ΍ ϡ˴ ˸Ϯϳ˴ Δ˳ Ϥ˴ ˸Ϡχ
˵ Ϟ
˶ Μ˴ Ϥ˴ ϛ˴ ˬ Ύ˴ϬϠ˶˸ϫ΃ ή˶ ˸ϴϏ
˴ ϲϓ Δ˶ Ϩ˴ ϳ͋ΰϟ΍ ϲϓ Δ˶ Ϡ˴ϓ˶ ΍͉ήϟ΍ Ϟ
˵ Μ˴ ˴ϣ

͞Permisalan wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah bagaikan kegelapan pada hari kiamat,
tidak ada cahaya baginya.͟

Maksudnya adalah wanita yang berlenggak-lenggok ketika berjalan dengan menarik pakaiannya, akan
datang pada hari kiamat dalam keadaan hitam dan gelap, bagaikan berlenggak-lenggok dalam
kegelapan. Dan hadits ini walaupun lemah, tetapi artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat
adalah siksaan, wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya menjadi kegelapan. Kebalikan dari taat,
bahwa bau mulut orang yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid lebih harum di sisi Allah dari
bau minyak kasturi."

˲ΕΎ˴ϧϮ˵ό˸Ϡϣ˴ Ϧ
͉ Ϭ˵ ϧ͉Έ˴ϓ Ϧ
͉ ϫ˵ Ϯ˵Ϩό˴ ˸ϟ΍˶ ˬ Ζ
˶ ˸ΨΒ˴ϟ΍ Δ˶ Ϥ˴ Ϩ˶ ˸γ΄˴ ϛ˴ Ϧ
͉ Ϭ˶ γ
˶ ϭ˵΅έ˵ ϰ˴Ϡϋ
˴ ˬ ˲ΕΎ˴ϳέ˶ Ύ˴ϋ ˲ΕΎ˴ϴγ
˶ Ύ˴ϛ ˲˯Ύ˴δϧ˶ ϲ˶Θϣ͉ ΃˵ ή˶ Χ
˶ ΁ ϲ˶ϓ ϥ
˵ Ϯ˵Ϝϴ˴ γ
˴
͞Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, kepala mereka
bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah wanita-wanita yang pantas dilaknat.͟

Kesimpulan:

Semua orang ingin kelihatan cantik dan menarik, sama ada lelaki atau perempuan. Lelaki tidak boleh
berhias dengan menggunakan alat-alat solekan perempuan. Lelaki kelihatan kemas dan menarik melalui
penampilan diri atau pakaian mereka. Segala hadis yang dinyatakan di atas adalah berkenaan dengan
larangan kepada golongan wanita dan tidak kepada lelaki. Oleh itu, lelaki dibolehkan menggunakan
wangian yang sesuai, tidak bertujuan menunjuk-nunjuk, manakala wanita tidak harus menggunakannya
untuk menarik perhatian orang lain agar memandang kepadanya. Tetapi harus menggunakannya hanya
sekadar inging menghilangkan bau busuk badan agar disenangi oleh masyaralat sekeliling.

http://ustazmelaka.net/forum/index.php?topic=375.0

HUKUM DAN PANDUAN : TABARRUJ ( BERHIAS DIRI) MENURUT ISLAM

Ú     

Ú  
  
         
      
  

       
 Ú 
 
  
             
  
     
  
        

 
  
 
! "   #

p"
 #$% &  'Ú     
 
& (  ! 
  )    

     !  *



    

   &    
+( & "  ,-)

Ú 
 " 
  
        
    


! 
    &       &     
   
!   
  !" 
  !    
   
! 
          

            
   
          
       
   
&  !     

   
! 
  &   
   
  
!       
     p  
  

       &  


       
      &   

Ú
   
  "
  . 
   / 01 
    
  2 
 "p"
  3/#

 . 
   / 4  
 0  !  #

- 
          
   
0 
51        &   3     

,1      63    3     

71        6 &
   
81          6Ú   ! 
91       6 &:
 
;1          6  &

Ϧ
͉ Ϝ˵ Η˶ Ϯ˵ϴΑ˵ ϲ˶ϓ ϥ
˴ ˸ήϗ˴ ϭ˴ ϰ˴ϟϭ˵Ϸ΍ Δ˶ ϴ͉ Ϡ˶ϫ˶ Ύ˴Πϟ΍ Ν
˴ ή͊ Β˴ Η˴ Ϧ
˴ ˸Οή͉ Β˴ Η˴ ϻ
˴ ϭ˴ 

     !   
    ( !)

   &  ! <( & /#,,)



      ! 

                ! 


   


 ( !4 !! ) 
 &
 

        !


   &  ! 


p !  
 !       & 
   !     !
 
     4      
   &     
     !
   4  
 ! 

 !  4        !Ú  &
  !  4!  ==( ) !  
         !      
  
             !  
! &!           
 
/     /        

•        


    
  "/    
 
  
 !!   
      
 p
 !  !      &!  
           
 : ! 
!

  !      ! 
( !!)

       

p   
       
  

•        

>
     

   
 
     
  & 
      
 ! 

 $& 
(
 )!   
 
    ?+(@ 
 &
0
   :  )


      
    
 

"/    
 !     
 
 
  
 

 
         
 
  
  
     
p
       & 
    
  &       
 
        

•        

&>              

&>    
         
! 
> 
!   
       &  
&>   
   &  
  
     
   

  
      
 

%  

  
  
 
 

        
A 
  
&     

 

p      
& 
      !
    
!    &           
@


 $% &    !
   

      &       
(!
)   
  +(@ &p /)

1  

            

  @

1 
> 
 $  
   
        
      +(@     p /)

    !  
   &  

  >       
 $>(
 &
 
@

)    !
@

> 
           >


               
@

    (   
 
  )+(@       )

1 
   
! 
     

 
       &   

 " $          
     (
)    / 

 

  +: "   $ 
            
  
 /   
  +(&/& 0)

         $
     
    & 
  ( 

    )  


%     


  p
  
     

    "       
>    
     
   ! & +(& !)

 :!    @    &   
 1    
 
    !
 
    
   !  
  "B  
     %B
  
 2   &  
C
"       & (
 

& )

•  
       

:  &   
    

    !
  
>      
    !  
 " "  D     
$  &   
+  D  
 !

• 
         

%&        !
      

     !   !    

!  
 !>       &

  #



&@


 $?

   & 
  ( 
)       

!
(  
        )    
( 
 )
  / +(@     &p/)

& :           
   

      


!         
$%     
! @

 

  
    
   &
 
! 
      ??+(  &
  !
 &1B)

& 2 
&B"  @


 $ 

  
   
! !  & +(@ 

     )

E&  :  @


 $ &    
& !  
! 

+(@ 
   
 
 


 )

: 
  
   
  
   
 
  
 !  
   
  "  

   & 
   
  &    
!  &  

E&@


 $   &   
      (        )   

        ( 
)
   
 / +

E& :!   &2!  $    
&    
 
 

   /  

 +

E&1    
 
    
   &  "    "$    

  
  (7 -F )        
& +

D   $1    
 

  
  & +

1 : 
@


  

Γ˳ ΃˴ή˴ ˸ϣ΍ Ύ˴Ϥϳ͉ ΃Ύ˴ϣ ή˴ ˸Θγ
˶ ˸ΖϜ˴ Θ˴ ϫ˴ ˸ΪϘ˴ ϓ˴ ˬΎ˴ϬΟ
˶ ˸ϭί˴ Ζ
˶ ˸ϴΑ˴ ή˶ ˸ϴϏ
˴ ϲ˶ϓ Ύ˴ϬΑ˴ Ύ˴ϴΛ˶ ˸Ζό˴ ο
˴ ϭ˴ ͉ϞΟ
˴ ϭ˴ ΰ͉ ϋ
˴ Ϳ
˶ ΍Ϧ
˴ ˸ϴΑ˴ ϭ˴ Ύ˴ϬϨ˴ ˸ϴΑ˴ 

$
!          &  
  

                //


3

ϲϓ Δ˶ Ϩ˴ ϳ͋ΰϟ΍ ϲϓ Δ˶ Ϡ˴ϓ˶ ΍͉ήϟ΍ Ϟ
˵ Μ˴ ϣ˴ ˴έϮ˵ϧ ϻ
˴ Δ˶ ϣ˴ Ύ˴ϴϘ˶ ϟ΍ ϡ˴ ˸Ϯϳ˴ Δ˳ Ϥ˴ ˸Ϡχ
˵ Ϟ
˶ Μ˴ Ϥ˴ ϛ˴ ˬ Ύ˴ϬϠ˶˸ϫ΃ ή˶ ˸ϴϏ
˴ Ύ˴Ϭϟ

$Ú 
     
 
 
     
       +


       &  !      
              
  &     
     
       
 

  &   
 ! 
    !  >    
     
        
   

   
 
 <

˲ΕΎ˴ϴγ
˶ Ύ˴ϛ ˲˯Ύ˴δϧ˶ ϲ˶Θϣ͉ ΃˵ ή˶ Χ
˶ ΁ ϲ˶ϓ ϥ
˵ Ϯ˵Ϝϴ˴γ
˴ ͉Ϧϫ˵ Ϯ˵Ϩό˴ ˸ϟ΍˶ ˬ Ζ
˶ ˸ΨΒ˴ ϟ΍ Δ˶ Ϥ˴ Ϩ˶ ˸γ΄˴ϛ˴ Ϧ
͉ Ϭ˶ γ
˶ ϭ˵΅έ˵ ϰ˴Ϡϋ
˴ ˬ ˲ΕΎ˴ϳέ˶ Ύ˴ϋ Ϧ
͉ Ϭ˵ ϧ͉ Έ˴ϓ
˲ΕΎ˴ϧϮ˵ό˸Ϡϣ˴ 

$        &      !  
            &
    
  +

<  

   
 
 
   
    
 
 
       
 
    


 
  
        
  
 
  
   
 

  

 
    
  
  
 
   
     
 
 
  
 
 
 
 
    

p     

    
 

     

  


   

http://saifunnizam.blogspot.com/2010/04/hukum-panduan-tabarruj-berhias-diri.html

Você também pode gostar