Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
adalah “Kak, pernah liat yang aneh-aneh ga sih di gunung?”. Tentunya pertanyaan
tersebut mengarah bukan soal ketemu orang-orang dengan kelakuan yang aneh, karena
hampir di setiap grup, ada aja minimal 1 orang yang begitu, klo ga ada, ya saya sendiri
yang aneh :)) Maksudnya mungkin pengalaman berinteraksi dengan “you know what”.
Well, alhamdulillah sih selama sudah menjalani belasan pendakian, belum menemui
hal-hal tersebut, walaupun pernah salah satu anggota tim mengalaminya. Mungkin
‘mereka’ tahu sih saya penakut, jadi ga ditakut-takutin juga udah takut sendiri -_-.
Bicara soal hal mistis, gunung apa yang katanya paling mistis? Menurut saya sih
Merapi, karena dulu ada filmnya Tapi berdasarkan survei salah satu akun pendaki
gunung, salah satu gunung paling mistis adalah Gunung Salak di Sukabumi. Mungkin
bukan tanpa alasan, beberapa kejadian tragis terjadi di gunung dengan salah satu
puncaknya bernama Puncak Manik dengan ketinggian 2211 mdpl. Sebutlah, kejadian
terakhir Sukhoi Superjet 100 yang menabrak tebing di sekitar komplek Taman Nasional
Gunung Halimun Salak. Beberapa acara tv bahkan sempat mengangkat kejadian mistis
di gunung Salak. Makanya tidak aneh, dari 5 orang yang saya ajak , 3 diantaranya
menolak :))
Tanggal 4-6 Agustus 2017, akhirnya saya rencanakan untuk melakukan pendakian ke
gunung Salak, via Cidahu. Motivasi saya bukan untuk membuktikan kemistisannya,
tapi sama saja dengan gunung-gunung lain, untuk merasakan kondisi trek serta kondisi
flora dan faunanya. Di tanggal yang sudah direncanakan, bersama pak Firman, teh
Ayunda, mang Darus dan Mukti, kami berangkat dengan titik awal di rumah pak Firman
sekitar pukul 8 malam. Oya, kami menggunakan kendaraan pribadi. Terlebih dahulu
kami jemput teh Ayunda dan mang Darus di Cileunyi, sekalian lewat tol keluar
Padalarang, karena kami memilih lewat jalur Cianjur-Sukabumi. Jalur ini terhitung
lebih dekat ketimbang harus lewat Jagorawi. Perjalanan terasa begitu cepat (yaiyalah
karena hampir setelah di mobil saya tertidur pulas) sampai Sukabumi, sekitar 1 jam
sebelum sampai di basecamp Cidahu tepatnya campground Cidahu. Di kota Sukabumi
kami membeli logistik di gerai minimart yang kebetulan buka 24 jam. Lanjut ke jalan
Cidahu, ternyata sedang dilakukan pengecoran jalan, akhirnya harus melipir melalui
jalan alternatif lewat perkampungan yang kondisinya jauh lebih buruk, mana sepi
banget. Akhirnya kembali ke jalan utama Cidahu, jalannya mulus cuma idealnya dilalui
1 lajur, kalau papasan truk apalagi, bakal susah dilalui. Alhamdulillah kami sampai di
basecamp Cidahu sekitar pukul 2 pagi. Rencananya kami mulai treking jam 5 pagi,
mengingat kata pa Firman perjalanan bisa mencapai 12 jam.