Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1 Baik - - 5 16, - - - - - -
6
Total 10 47
16, 1 16,
6 0 6
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa Pola Makan
tertinggi pada ketegori buruk yaitu berjumlah 25 (83%)
Jumlah
Kejadian Stroke
No Persentase
Hemoragik Frekuensi (f)
(%)
1 Subarakhnoid 4 10
2 Intraserebral 26 90
Total 30 100
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pola makan pada pasien di ruang Stroke Center RSUD Ulin
Banjarmasin.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa pola makan pada pasien di
ruang Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin sebagian besar berada
pada kategori buruk yaitu berjumlah 25 orang (83%), pada item
kuesioner paling banyak responden menjawab pada nomor 10 yaitu
dalam 1 minggu responden mengkonsumsi sayur kurang dari atau
sama dengan 3 kali sebanyak (83,3%), item nomor 2 yaitu tekanan
darah responden biasanya berada diatas 140 mmHg sebanyak (80%),
item nomor 3 yaitu anda suka mengkonsumsi makanan berlemak
terutama makanan hewani (daging sapi, kambing, ayam, telor dan
lain-lain sebanyak (80%), item nomor 5 dalam kurun waktu 4 kali
dalam seminggu anda mengkonsumsi makanan kolesterol tinggi
seperti seafood (cumi-cumi, kepiting, udang dan lain-lain) sebanyak
(73,3%), dan item no 1 dalam kurun waktu 4-7 kali dalam seminggu
anda mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi sebanyak
(56,7%). Sayur dan buah-buahan segar serta makana berserat. Serat
dalam makanan ditemukan dalam gandum, padi-padian, dan jagung.
Serat membuat tubuh teratur buang air besar dan dapat membantu
menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke karena
memperlambat penyerapan lemak dan kolestrol dari makanan lain.
Natrium (Na), mineral utama dalam garam berefek meningkatkan
tegangan kontraksi pembuluh darah. Produk fastfood dan restoran
atau warung tradisional terutama makanan hewaninya (daging sapi,
kambing, ayam, telor dan lain-lain) mengandung lemak dan kolestrol
tinggi, mengkonsumsi makanan tersebut kalau berlebihan akan
menimbulkan ateroklerosis dan pengersan pembuluh darah yang
akan menghambat aliran darah ke otak (Martini, 2012).
Dari hasil penelitian dengan pola makan buruk 25 orang (83%), yang
terdiri dari responden yang mengalami stroke hemoragik
subarakhnoid 1 orang (3%), dan dengan stroke hemoragik
intraserebral 24 orang (80%). Pada proses menua terjadi penurunan
fungsi tubuh secara berangsur, misalnya bertambahnya usia yang
pada umumnya dapat mempengaruhi kepekaan terhadap rasa
makanan. Makin tinggi lemak mengakibatkan kadar kolesterol dalam
darah meningkat yang akan mengendap dan menjadi plak yang
menempel pada dinding arteri, plak tersebut menyebabkan
penyempitan arteri sehingga memaksa jantung bekerja lebih berat
dan tekanan darah menjadi lebih tinggi. Tinggi lemak dapat
menyebabkan obesitas yang dapat memicu timbulnya hipertensi, dan
hipertensi merupakan 70% penyebab stroke hemoragik. Hal ini diperkuat
dari hasil penelitian Andria (2013) bahwa ada hubungan antara
perilaku olahraga, stress dan pola makan dengan tingkat hipertensi
pada lanjut usia di posyandu lansia kelurahan gebang putih
kecamatan sukolilo kota surabaya.
Kebanyakan lansia mengonsumsi garam yang berlebih pada saat
memasak yaitu 3×/ hari, ikan laut, ikan tawar dan ikan asin atau teri
yang asin karena banyak mengandung garam. Garam mengandung
40% sodium dan 60% klorida. Orang yang peka pada sodium lebih
mudah meningkat sodiumnya, yang menimbulkan retensi cairan
danpeningkatan tekanan darah (Sheps, 2005 dalam Andria 2013).