Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sarmiana Batubara
STAI Barumun Raya Sibuhuan
Jl. Kihajar Dewantara No. 47-B Sibuhuan Padang Lawas
syarmabatubara@yahoo.com
Naskah diterima 02 Juli 2018, di-review 01 Agustus 2018, disetujui 09 Nopember 2018
Abstract: The paper deals with assets in the perspective of Alquran. It consists of the de inition of assets,
position of assets in Alquran, orders for seeking property, ownership in the views of Alquran, procedures
for acquisition and distribution of assets in Alquran. The paper is in the form of literature studies that was
conducted by reviewing related books, journals, magazines and articles. It was revealed several things,
as the followings: 1) Assets are objects that can be owned, controlled, cultivated, and transferred, both
tangible and intangible objects, both registered and unregistered objects, both movable and immovable
objects and rights that have economic value; 2) Assets have a very important position in the Qur’an, as
proven by the word mall in the Qur’an for 86 times in 79 quranic verses in 38 surah; 3) Orders to work
or look for treasures are stated in Alqur’an, such as in surah At-taubah verse 105, Al-Mulk verse 15, Al-
Ankabut verse 69, and Az-Zumar verse 39; 4) The absolute owner of the mallor everything on this earth
is Allah Swt, and human ownership is only relative. It means humans are only ones who have rights for
managing and utilizing it as it is; 5) Obtaining mall can be done in various ways, including halal a’mal or
ma’isyah. Then, the characteristics distribution of mall are fair and honest, because even in the smallest
deeds we do, all will be accounted for in the hereafter.
Abstrak: Jurnal ini berjudul Harta Dalam Perspektif Alquran (Studi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi). Adapun
pembahasan dalam tulisan ini terdiri dari: pengertian harta, kedudukan harta dalam Alquran, perintah
mencari harta, kepemilikan dalam pandangan Alquran, tatacara perolehan dan pendistribusian harta
dalam Alquran. Jurnal ini berbentuk kajian kepustakaan, yaitu dengan menelaah buku-buku, jurnal,
majalah dan artikel yang berkaitan dengan tulisan ini. Dalam tulisan ini diungkapkan kepemilikan
relatif dalam ekonomi Islam. Kesimpulan pembahasan ini yaitu: 1) Harta adalah benda yang dapat
dimiliki, dikuasai, diusahakan, dan dialihkan, baik benda berwujud maupun tidak berwujud, baik
benda terdaftar maupun tidak terdaftar, baik benda bergerak maupun tidak bergerak dan hak yang
mempunyai nilai ekonomis. 2) Harta memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam Alquran,
terbukti kata mal dalam Alquran disebut sebanyak 86 kali pada 79 ayat dalam 38 surah. 3) Perintah
bekerja atau mencari harta terdapat di dalam Alquran diantaranya pada surah At-taubah ayat 105,
Al-Mulk ayat 15, Al-Ankabut ayat 69, bekerjalah sesuai dengan potensi dan kemampuanmu masing-
masing Az-Zumar ayat 39. 4) Pemilik mutlak harta atau segala sesuatu yang ada di muka bumi ini
adalah Allah Swt, kepemilikan manusia hanya relatif. 5) Cara perolehan harta dapat dilakukan dengan
berbagai macam, antara lain melalui usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah) yang halal sesuai
dengan aturan Allah Swt. Karakteristik pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam Islam
sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan, semua akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Pelaksanaan distribusi bertujuan untuk saling memberi manfaat dan menguntungkan satu sama lain.
adanya perhatian khusus dan penting terhadap Alquran sangat menarik untuk dibahas lebih
sesuatu itu. Harta merupakan bagian penting lanjut dalam tulisan ini.
3. Untuk mengetahui perintah mencari harta Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
dalam Alquran pasal 1 ayat (9) Amwal (harta) adalah benda yang
4. Untuk mengetahui bagaimana kepemilikan dapat dimiliki, dikuasai, diusahakan, dan dialihkan,
dalam pandangan Alquran baik benda berwujud maupun tidak berwujud, baik
5. Untuk mengetahui tatacara perolehan dan benda terdaftar maupun tidak terdaftar, baik benda
pendistribusian harta dalam Alquran bergerak maupun tidak bergerak dan hak yang
mempunyai nilai ekonomis (Mardani, 2013: 59).
METODE PENELITIAN Dilihat dari jenisnya Amwal dibedakan kedalam
dua macam, ada yang berbentuk mata uang yang
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
lazim disebut Al-Nuqud dan ada pula yang berbentuk
kepustakaan (library research) dengan pendekatan
barang/benda dan jasa yang disebut Al-‘Arudh.
kualitatif. Untuk memperoleh informasi tentang
Al-Nuqud adalah harta yang berbentuk mata uang
berbagai aspek yang berkaitan dengan persoalan
atau sejenisnya seperti emas, perak, dinar, dirham,
penelitian, yaitu dengan menelaah buku-buku
uang giral, uang kartal dan lain-lain. Sedangkan
atau sumber-sumber lainnya tentang topik
Al-‘Arudh adalah harta yang tidak berbentuk mata
penelitian. Hasil penelaahan disusun berdasarkan
uang seperti tumbuh-tumbuhan, perkebunan, atau
tujuan dari penelitian ini.
pertanian, binatang ternak, benda tidak bergerak
(tanah, rumah) dan termasuk hak cipta.
PEMBAHASAN DAN HASIL
Pengertian Harta Kedudukan Harta dalam Alquran
Harta dalam Alquran disebut dengan Al-Mal Kata mal dalam Alquran disebut sebanyak
jamaknya Al-Amwal yang secara literal artinya 86 kali pada 79 ayat dalam 38 surah. Satu jumlah
cenderung pada, condong pada, doyong, miring, suka, yang cukup banyak menghiasi sepertiga surah-
senang, simpati kepada, menyokong, membantu, surah Alquran. Dari 86 kata mal itu terdapat 25
melangkah menuju, menyimpang dari, mengelak, kata berbentuk mufrad dengan berbagai lafal,
berpihak pada dan mengalahkan (Warson, 1984: selanjutnya 61 kali dalam bentuk isim jama’
1469-1470). Al-Mal khususnya uang merupakan (amwal) dan jumlah ini belum termasuk kata-
sesuatu yang membuat semua dan setiap orang kata yang semakna dengan mal seperti rizq, mata’
menjadi suka, bahkan tidak sedikit menggapainya dan kanz (perbendaharan) (Tarigan, 2016: 82).
dengan menghalalkan segala cara. Penyebutan berulang-ulang terhadap sesuatu di
Dalam terminiologi syariat, Al-Mal adalah dalam Alquran menunjukkan adanya perhatian
sesuatu yang menurut tabiatnya orang merasa senang khusus dan penting terhadap sesuatu itu.
jarang terjadi pertengkaran dan nyawa melayang sebagai bentuk perwujudan memelihara agama
hanya karena memperebutkan harta. Setiap orang membutuhkan pakaian untuk menutup aurat.
pada dasarnya menyenagi harta sebagaimana Makan dan minum dalam rangka memelihara
disebutkan Alquran dalam surah Al-Fajr ayat 20: jiwa dapat dipenuhi dengan harta. Memelihara
keturunan dengan melaksanakan pernikahan
ﲨﺎ َ َوُﲢِﺒﱡﻮ َن اﻟْ َﻤ
ًّ َ ﺎل ُﺣﺒًّﺎ itupun di capai dengan harta. Memelihara akal
dengan cara menuntut ilmu adalah dengan harta.
Dan kamu mencintai harta benda dengan
Jadi, harta merupakan sesuatu yang sangat vital
kecintaan yang berlebihan (Q.S. Al-Fajr [89]: 20)
dalam kehidupan manusia.
Karena cintanya yang berlebihan terhadap
harta, maka banyak orang siap melakukan Perintah Mencari Harta
apa saja (penipuan, penggelapan, pencurian, Bekerja merupakan itrah dan sekaligus
perjudian, penyuapan, perampokan, korupsi, dan merupakan identitas manusia, sehingga bekerja
lain-lain). Namun demikian, Alquran memberikan yang didasarkan dan didorong oleh semangat
rambu-rambu tertentu untuk memperoleh harta. iman, bukan saja menunjukkan kepribadian
Salah satu yang perlu di catat, lewat ayat ini, seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan
Alquran tidak hanya menyatakan harta itu penting martabat dirinya sebagai khalifah di bumi ini.
tetapi juga mengakui bahwa harta itu adalah zinah
Perintah bekerja atau mencari harta terdapat
atau perhiasan. Karenanya setiap orang akan
di dalam Alquran diantaranya pada surah At-
berjuang untuk mendapatkan harta tersebut,
Taubah ayat 105:
tentunya dengan cara-cara yang dibenarkan syariat.
Harta dalam pandangan Islam adalah sebagai ُ َﺴَﻴـ َﺮى اﷲُ َﻋ َﻤﻠ
َﻜ ْﻢ َوَرُﺳﻮﻟُُﻪ َواﻟْ ُﻤ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن َ ُﻞ ا ْﻋ َﻤﻠُﻮا ﻓِ َوﻗ
wasilah atau sarana untuk mencapai kebaikan
dan perhiasan hidup serta sendi kesejahteraan اﻟﺸ َﻬﺎ َد ِة َﻓـُﻴـﻨَﺒﱢﺌُ ُﻜ ْﻢ ِﲟَﺎ
َو َﺳُﺘـ َﺮدﱡو َن إ َِﱃ َﻋﺎﱂِِ اﻟْ َﻐﻴْ ِﺐ َو ﱠ
dan kemaslahatan hidup manusia. Harta
ُﻛﻨْﺘُ ْﻢ َﺗـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن
menempati kedudukan yang sangat penting,
Islam menempatkan harta sebagai salah satu dari Dan Katakanlah: «Bekerjalah kamu, Maka
lima kebutuhan pokok dalam kehidupan yang Allah SWT dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
harus dipelihara (Ad-Dharuriyah Al-Khamsah).
akan dikembalikan kepada (Allah SWT) yang
Ad-dharuriyah Al-khamsah secara berurutan mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
meliputi memelihara agama, jiwa, keturunan, akal lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan”. (Q.S. At-Taubah [9]: 105)
dan harta (Rozalinda, 2014: 42).
Meskipun harta menempati urutan kelima Ayat di atas menginformasikan tentang arti
dari semua aspek Ad-Dharuriyah Al-Khamsah, ia penting penilaian Allah SWT, penilaian Rasul-Nya,
sesuatu yang urgen dalam memelihara keempat dan penilaian orang-orang mukmin terhadap
aspek lainnya. Misalnya melaksanakan shalat prestasi kerja seseorang. Semua prestasi itu pada
saatnya nanti di akhirat, akan diinformasikan dan 2. Semua dan setiap usaha pasti akan diketahui
diperlihatkan secara transparan apa adanya, baik Allah SWT, Rasulullah dan orang-orang
yang tersembunyi maupun yang tampak. Singkatnya, beriman secara keseluruhan.
setiap yang dikerjakan anak manusia, dipastikan 3. Semua dan setiap usaha dipastikan akan
akan diberitakan atau dilaporkan apa adanya. menuai balasan/hasil, dan yang berhak
Adapun tafsir dari ayat di atas adalah “Dan memberikan pembalasan atau imbalan itu
katakanlah Muhammad kepada mereka (orang adalah Allah SWT.
yang pura-pura beriman padahal sesungguhnya 4. Semua dan setiap perbuatan seseorang
tidak beriman) bekerjalah kalian niscaya Allah baik maupun buruk kelak di akhirat akan
SWT dan Rasul-Nya pasti akan melihat prestasi itu diperlihatkan apa adanya. (Suma, 2013: 61)
dalam bentuk kekayaan, kemampuan, kemuliaan,
Selain ayat di atas perintah mencari harta
keleluasan keutamaan rezeki yang tiada tara.
juga terdapat dalam surah Al-Mulk ayat 15:
Demikian pula, Rasulullah dan orang-orang
berdiam diri di rumah menunggu datangnya baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S.
rezeki. Kemudian kata kunci selanjutnya, yaitu Al-A’raf [7]:128)
famsyu dan kullu. Lafadz kullu diletakkan setelah Ayat ini menceritakan kisah Fir’aun yang
famsyu , hal ini menunjukkan karunia Allah Swt merasa sangat berkuasa atas bumi ini, ayat ini
akan diperoleh jika telah berupaya mencari rezeki merupakan nasihat Musa kepada kaumnya yang
(Shihab, 2002: 356). telah cemas, mereka mesti memperkuat benteng
Selain kedua ayat di atas, dalam Alquran iman mereka kepada Allah Swt, memperteguh
terdapat beberapa ayat yang menganjurkan kepercayaan. Meskipun Fir’aun telah mengatakan
untuk berusaha dan bekerja sungguh-sungguh bahwa ia sangat berkuasa melakukan apa yang
yaitu surah Al-Ankabut ayat 69, bekerjalah sesuai dia ingini terhadap Bani Isra’il, namun yang
dengan potensi dan kemampuanmu masing- mempunyai bumi ini yang sebenarnya bukanlah
masing Az-Zumar ayat 39, apabila kalian telah Fir’aun, tetapi Allah Swt. Di atas kekuasaan
menunaikan salat Jum’at, maka bertebaranlah Fir’aun ada kekuasaan Allah Swt dan kesudahan
di atas bumi ini mencari karunia Allah Swt Al- yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa
Jumu’ah ayat 10. (Hamka, 1985: 40).
Kesimpulan yang disampaikan oleh ayat ini
Kepemilikan dalam Pandangan Alquran adalah bahwa Fir’aun berkuasa atas izin Allah Swt
Harta pada hakikatnya adalah milik Allah Swt, juga. Yang memberikan kekuasaan itu mampu
sedangkan manusia hanya memegang amanah untuk mencabutnya. Karena itu, jika manusia
ataupun pinjaman dari-Nya. Allah Swt adalah berupaya sambil meminta pertolongan Allah Swt
pemilik harta karena dialah yang menciptakannya, dan tabah mengahadapi segala tantangan dan
Allah Swt pula yang menciptakan sumber-sumber rintangan, niscaya akan dianugerahi kekuasaan.
produksi dan yang memudahkan sarana untuk Allah Swt menciptakan bumi dengan segala
mendapatkannya. Kemudian Allah Swt lah yang isinya, kemudian Allah Swt ciptakan manusia.
menciptakan manusia dan seluruh alam semesta ini. Setelah Allah Swt menciptakan hamparan bumi
Sesungguhnya hanya Allah Swt yang menciptakan dan segala isinya, Allah Swt mengajak kepada umat
segala sesuatu yang ada di alam semesta, semua yang manusia untuk mengambil bagian mereka. Setiap
ada di alam ini adalah milik Allah Swt. Firman Allah manusia yang hidup di atas bumi, mempunyai hak
Swt dalam surat Al-A’raf ayat 128. yang tidak bisa diganggu dan dihalangi oleh orang
lain, hak itu mencukupi segala kebutuhan pokok
kepemilikan atas harta benda berpindah dari untuk berusaha memperoleh kekayaan tersebut
Allah Swt menjadi milik manusia. Kepemilikan (An-Nabhani, 2009: 64).
manusia hanyalah kepemilikan untuk menikmati Hanya saja, manusia tidak boleh dibiarkan
memberdayakan harta kekayaan yang ada, bukan untuk memperoleh kekayaan, mengusahakannya
sebagai pemilik yang hakiki. Manusia hanya bisa dan mengelolanya dengan cara sesukanya. Cara-
memiliki kemanfaatan dan fasilitas yang ada. cara semacam ini bisa menimbulkan gejolak dan
Seperti mempunyai tanah untuk dimanfaatkan kekacauan serta mengakibatkan keburukan dan
sebagai tempat tinggal, sebagai lahan pertanian, kerusakan. Cara perolehan harta dapat dilakukan
ataupun sebagai ladang bisnis. Kepemilikan yang ada dengan berbagai macam, antara lain melalui
hanya sebatas mengambil manfaat dan tidak bisa usaha (a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah)
menghilangkan kepemilikan Allah Swt yang hakiki. yang halal seuai dengan aturan Allah Swt. Firman
Dengan demikian pemilik mutlak harta atau Allah Swt dalam surah Al-Jum’ah 9-10:
segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah
Allah Swt, kepemilikan manusia adalah hanya
ْ ِﻠﺼﻼ ِة ﻣ
ِﻦ َﻳـ ْﻮِم ِي ﻟ ﱠ َ ِﻳﻦ آ َﻣﻨُﻮا إِذَا ﻧُﻮد َ ﻳَﺎ أَﱡﻳـ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ
ُ َﺎﺳ َﻌ ْﻮا إ َِﱃ ذ ِْﻛ ِﺮ اﻟﻠﱠ ِﻪ َوذ
relatif, sebatas untuk menjalankan amanah
mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan
ِﻜ ْﻢُ َروا اﻟَْﺒـﻴْ َﻊ َذﻟ ْ اﳉ ُﻤ َﻌ ِﺔ ﻓ ُْ
ketentuan-Nya. ُﻀﻴَ ِﺖ ِ (ﻓَﺈِذَا ﻗ٩) َﺧْﻴـ ٌﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ إ ِْن ُﻛﻨْﺘُ ْﻢ َﺗـ ْﻌﻠ َُﻤﻮ َن
Tata Cara Perolehan dan Pendistribusian Harta َﻀ ِﻞ اﻟﻠﱠ ِﻪ
ْ ِﻦ ﻓ ْ ض َواْﺑـَﺘـ ُﻐﻮا ﻣ ْ اﻟﺼﻼ ُة ﻓَﺎْﻧـﺘَ ِﺸ ُﺮوا ِﰲ
ِ اﻷر ﱠ
ُ َواذ ُْﻛ ُﺮوا اﻟﻠﱠ َﻪ َﻛﺜِﲑًا ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ُﺗـ ْﻔﻠ
dalam Alquran
Tata Cara Perolehan Harta
(١٠) ِﺤﻮ َن
Di antara itrah manusia adalah dia akan Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat Jum›at, Maka bersegeralah kamu
selalu terdorong untuk memenuhi kebutuhan-
kepada mengingat Allah Swt dan tinggalkanlah
kebutuhannya. Karena itulah, diantara itrah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika
manusia adalah dia akan selalu berusaha kamu mengetahui. 10. Apabila telah ditunaikan
shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
memperoleh kekayaan untuk memenuhi
dan carilah karunia Allah Swt dan ingatlah Allah
kebutuhan-kebutuhannya serta selalu berupaya Swt banyak-banyak supaya kamu beruntung (Q.S.
untuk meraih kekayaan tersebut. Karena itu setiap Al-Jum’ah [62]: 9-10)
upaya melarang untuk manusia memperoleh
Adapun tafsir ayat di atas adalah:
kekayaan tersebut tentu bertentangan dengan
ْ ِﻠﺼﻼ ِة ﻣ
ِﻦ َﻳـ ْﻮِم ِي ﻟ ﱠ َ ِﻳﻦ آ َﻣﻨُﻮا إِذَا ﻧُﻮد َ ﻳَﺎ أَﱡﻳـ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ
itrah. Setiap upaya untuk membatasi manusia
memperoleh kekayan dengan takaran tertentu
juga bertentangan dengan itrah. Karena itu pula ُ َﺎﺳ َﻌ ْﻮا إ َِﱃ ذ ِْﻛ ِﺮ اﻟﻠﱠ ِﻪ َوذ
َروا اﻟَْﺒـﻴْ َﻊ ُْ
ْ اﳉ ُﻤ َﻌ ِﺔ ﻓ
wajar dan alami jika manusia tidak dihalang-
halangi untuk mengumpulkan kekayaan dan Orang-orang yang beriman dianjurkan
supaya segera menunaikan shalat jumat ketika
azan jumat dikumandangkan. Penggunaaan kata bermoti kan ekonomi, itu menyebabkan manusia
Al-ba’i dalam ayat ini, dengan maksud meliputi lupa diri dari hal-hal yang memberikan manfaat
semua kegiatan muamalah (tidak hanya berniaga buat kehidupan di akhirat kelak (Suma, 2013: 72).
dalam arti sempit). Meninggalkan aktivitas bisnis Di dalam Alquran juga terdapat ayat-ayat
dan kegiatan duniawi lainnya untuk sementara tentang larangan meperoleh harta dengan cara
waktu demi menunaikan shalat jumat. yang batil, zalim dan haram. Di ataranya: larangan
mencari harta dengan cara yang bathil (QS. An-
ِﻜ ْﻢ َﺧْﻴـ ٌﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ إ ِْن ُﻛﻨْﺘُ ْﻢ َﺗـ ْﻌﻠ َُﻤﻮ َن
ُ َذﻟ Nisa: 29), larangan memperoleh harta dengan cara
riba (QS. Al-Baqarah: 275), larangan berjudi (QS.
Hal itu jauh lebih baik bagi kamu jika kamu Al-Baqarah: 219), larangan mencuri, merampok
benar-benar orang yang mengetahui, menghayati, (QS. Al-Maidah: 38), larangan curang dalam takaran
dan menjiawi pensyariatan shalat jumat. Kata atau timbangan (Al-Muthaf i in: 1-6), larangan
lebih baik disini, hampir dapat dipastikan tidak jual beli barang haram (Al-Ma’idah: 91-91), dan
sebatas dari sudut pandang peribadatan sema- larangan risywah/suap menyuap (Al-Baqarah 188).
mata. Akan tetapi juga dipandang dari sisi lainnya,
termasuk dari segi keberkahan perekonomian Pendistribusian Harta dalam Alquran
dan keuangan yang tidak akan pernah merugi. Keadilan dan kesejahteraan masyarakat
tergantung pada sistem ekonomi yang dianut.
ض َواْﺑـَﺘـ ُﻐﻮا ْ اﻟﺼﻼ ُة ﻓَﺎْﻧـﺘَ ِﺸ ُﺮوا ِﰲ
ِ اﻷر ُﻀﻴَ ِﺖ ﱠ ِ ﻓَﺈِذَا ﻗ Pembahasan mengenai pengertian distribusi
Oleh karena itu, salah satu upaya untuk merupakan pinjaman itu, karena harta
mengakhiri kesengsaraan dimuka bumi ini tersebut pernah pula berada pada tangan
adalah dengan menerapkan keadilan ekonomi. umat sebelum kamu, kemudian beralih
Kebahagiaan akan mudah dicapai dengan kepadamu. Dan gunakanlah harta itu dalam
penerapan perekonomian yang mendahulukan ketaatan kepada Allah Swt, kalau tidak maka
kepentingan bersama daripada kepentingan Allah Swt akan menghisab kamu atas harta
individu. Islam menegaskan untuk para tersebut dengan hisab yang berat. Alangkah
penguasa, agar meminimalkan kesenjangan dan baiknya perkataan:
ketidakseimbangan distribusi.
وﻣﺎ اﳌﺎل واﻷﻫﻠﻮن إﻻ وداﺋﻊ
Beberapa ayat Alquran tentang pendistribusian
harta diantaranya, Allah Swt ber irman dalam surat وﻻ ﺑﺪ ﻳﻮﻣﺎ أن ﺗﺮد اﻟﻮداﺋﻊ
Al-Hadid ayat 7:
Harta dan keluarga, tak lain hanyalah titipan
belaka, pada suatu hari titipan-titipan itu pasti
ﲔ ُ آ ِﻣﻨُﻮا ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ َوَرُﺳﻮﻟِِﻪ َوأَﻧْ ِﻔ ُﻘﻮا ِﳑﱠﺎ َﺟ َﻌﻠ
َ َﻜ ْﻢ ُﻣ ْﺴﺘَ ْﺨﻠَ ِﻔ dikembalikan.
ﻓﺎﻟﺬﻳﻦ أﻣﻨﻮا ﻣﻨﻜﻢ واﻧﻔﻘﻮا ﳍﻢ أﺟﺮﻛﺒﲑ, maka orang-
َ ﻓِﻴ ِﻪ ﻓَﺎﻟﱠﺬ
(٧) ٌِﻳﻦ آ َﻣﻨُﻮا ِﻣﻨْ ُﻜ ْﻢ َوأَْﻧـ َﻔ ُﻘﻮا ﳍَُ ْﻢ أَ ْﺟ ٌﺮ َﻛﺒِﲑ
3.
orang yang beriman kepada Allah Swt dan
Berimanlah kamu kepada Allah Swt dan rasul-Nya membenarkan Rasul-Nya diantara kamu,
dan na kahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah disamping membelanjakan di jalan Allah
Swt Telah menjadikan kamu menguasainya. Maka
Swt harta yang Allah Swt pindahkan kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mena kahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh mereka dari generasi sebelumnya, mereka
pahala yang besar. (Q.S. Al-Hadid [57]:7) akan mendapatkan pahala yang besar disisi
Tuhan mereka. Disana mereka akan melihat
Yang dimaksud dengan menguasai di sini ialah
kemuliaan dan pahala yang tidak pernah
penguasaan yang bukan secara mutlak. Hak milik
dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh
pada hakikatnya adalah pada Allah Swt. Manusia
telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati
mena kahkan hartanya itu haruslah menurut
manusia seseorang pun (Al-Maraghi, 1989:
hukum-hukum yang Telah disyariatkan Allah Swt.
287-288).
Karena itu tidaklah boleh kikir dan boros.
Di dalam Kitab Tafsir Al-Maraghi dijelaskan Dari ayat di atas terdapat 3 hal yang patut
penafsiran ayat tersebut di atas, yakni: kita ketahui, pertama, segala sesuatu yang ada di
1. ءاﻣﻨﻮا ﺑﺎاﷲ و رﺳﻮﻟﻪ, akuilah oleh kalian ke-Esaan jagat raya ini termasuk apa yang ada di dalamnya,
Allah Swt, dan benarkanlah Rasul-Nya mutlak dan murni milik Allah Swt. Kedua,
tentang apa yang dia datangkan dari Tuhan manusia hanya diberi amanat dan kekuasaan
kamu. sebagai wakil untuk mendistribusikan kepada
2. وأﻧﻔﻘﻮا ﳑﺎ ﺟﻌﻠﻜﻢ ﻣﺴﺘﺨﻠﻔﲔ ﻓﻴﻪ, dan belanjakanlah yang berhak. Ketiga, seyogyanya pemilik harta
harta yang ada padamu, yang sebenarnya itu tidak boleh bakhil terhadap hartanya, karena
harta itu merupakan titipan dan amanah dari dan janganlah kalian menahan tangan-tangan
Maha Pemilik harta tersebut. kalian untuk memberikan infak di jalan Allah Swt
Pengertian mena kahkan harta di jalan Allah yang berakibat kalian akan celaka”.
Swt meliputi belanja untuk kepentingan jihad, Kata وأﻧﻔﻘﻮا ﰲ ﺳﺒﻴﻞ اﷲadalah hendaklah kalian
pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha berinfak di jalan Allah Swt dengan harta-harta
penyelidikan ilmiah dan lain-lain. Firman Allah kalian. Karena salah satu fungsi dari harta adalah
Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 195: untuk meninggikan syariat-Nya, yaitu dengan cara
menginfakkan di jalan-Nya (Jalalain, 1996: 126).
ُ ِﻴﻞ اﻟﻠﱠ ِﻪ َوﻻ ُﺗـ ْﻠ ُﻘﻮا ﺑِﺄَﻳْﺪ
ِﻳﻜ ْﻢ إ َِﱃ ِ َوأَﻧْ ِﻔ ُﻘﻮا ِﰲ َﺳﺒ Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa di
4. Pemilik mutlak harta atau segala sesuatu Ekonomi,Medan : Febi UIN-SU Press.
yang ada di muka bumi ini adalah Allah Amin Suma, Muhammad, 2013. Tafsir Ayat
Swt, kepemilikan manusia adalah hanya Ekonomi, Jakarta: Amzah.
relatif, sebatas untuk menjalankan amanah An-Nabhani, 2009. Taqiyuddin, Sistem Ekonomi
mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan Islam, Bogor: Al-Azhar Press .
ketentuan-Nya.
Hamka, 1985. Tafsir Al-Azhar Juz IX, Jakarta:
5. Cara perolehan harta dapat dilakukan dengan
Jakarta: Pustaka Panjimas.
berbagai macam, antara lain melalui usaha
Imam, Jalalain, 1996. Tafsir Jalalain Jilid I,
(a’mal) atau mata pencaharian (ma’isyah)
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
yang halal seuai dengan aturan Allah SWT.
Sebagaimana dalam surah Al-Jum’ah 9-10 Mardani, 2013. Fiqh Ekonomi Syariah,Jakarta:
dan beberapa ayat Alquran tentang larangan Kencana.
memperoleh harta dengan cara yang haram, Musthafa Al-Maraghi, Ahmad, 1989. Tafsir Al-
zalim dan bathil. Karakteristik pendistribusian Maraghi Juz 27, diterjemahkan oleh Bahrun
adalah adil dan jujur, karena dalam Islam Abu Bakar. Semarang: Toha Putra.
sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan,
Rozalinda, 2014. Ekonomi Islam Teori dan
semua akan dipertanggungjawabkan
Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, Jakarta:
di akhirat kelak. Pelaksanaan distribusi
PT. Raja Grapindo Persada
bertujuan untuk saling memberi manfaat dan
Sami’ Al-Misri, Abdul, 2006. Pilar-Pilar Ekonomi
menguntungkan satu sama lain. Beberapa
Islam, diterjemahkan oleh Dinyauddin
ayat Alquran tentang pendistribusian harta
Djuwaini, Jakarta: Pustaka Pelajar
kekayaan diataranya QS. Al-Baqarah: 267,
Al-Muna iqun: 10, QS. Al-Baqarah: 254, QS. Shihab, M. Quraish, 2002. Tafsir Al-Misbah Volume
Al-Baqarah 262, QS. Al-Baqarah 264, QS. VIII, Jakarta: Lentera Hati
At-Taubah: 103, QS. Adz-Dzaariyat: 19, QS. Warson, Ahmad, 1984. Al-Munawwir Kamus Arab-
Al-Ma’arij: 24-25, QS. An-Nur: 33. Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif.