Você está na página 1de 13

KASUS KORUPSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) PEREMPUAN DI

LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS II A PEKANBARU


PROVINSI RIAU TAHUN 2017
Oleh:
Shilvi Dwi Aulia
E-mail: shelvi.dwiaulia.29@gmail.com

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jalan H. R. Soebrantas Km 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293
Telp/Fax. 0761 – 63277

Abstract

Corruption committed by the State Civil Apparatus (ASN) still occurs in


Indonesia, especially in Riau Province. Cases of corruption are very loss to the state
just for the sake of meeting personal interests and groups. The case of corruption of
ASN Women inhabiting the Class II A Prison in Pekanbaru appears in many forms that
are loss to the state's finances, such as Bribery, Abuses of Power, Extortion, Budget
Abuse, Assistance of Interest in Procurement and Gratification. The case of corruption
that occurred in Riau Province was also done by ASN Woman where this corruption
case should be more anticipated, considering that women tend to obey the prevailing
norms and regulations. The theory used is Robert Klitgaard's Theory of Corruption,
where corruption occurs because of the monopoly of power and the discretion of office
which is not accompanied by accountability. The type of approach used is qualitative by
using case study to describe and analyze the corruption behavior of ASN Women in
Class II A Pekanbaru Riau Province in 2017.

The results of this study indicate that there are several main factors that cause
ASN Women in Riau Province to perform acts of corruption. First, it is caused by the
abuse of power used for personal gain or other people causing loss of state money.
Secondly, it is caused by deviations - irregularities over the freedom or position held in
determining the policy for personal gain or others and harming the state finances.
Third, due to the lack of responsibility for the power and discretion of ASN Woman.

Keywords: Monopolyof Power, Discretion, Accountability

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 1


PENDAHULUAN orang pihak swasta sebagai
Dalam rangka mencapai tujuan rekanan proyek1.
nasional sebagaimana tercantum dalam 2. Penyidik Kejaksaan Tinggi Riau
alinea ke-4 Undang-Undang Dasar menahan dua oknum Pegawai
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negeri Sipil (PNS) wanita
(UUD 1945), diperlukan Aparatur Sipil Provinsi Riau yang merupakan
Negara (ASN) yang profesional, bebas pejabat Dispenda Riau (kini
dari intervensi politik, bersih dari bernama Bapenda) Provinsi
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, Riau Tahun Anggaran 2015
mampu menyelenggarakan pelayanan hingga 2016 tersandung kasus
publik bagi masyarakat dan mampu dugaan korupsi anggaran. Atas
menjalankan peran sebagai perekat perbuatannya, tersangka dijerat
persatuan dan kesatuan bangsa Pasal 2 jo Pasal 3 UU Nomor 31
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tahun 1999 sebagaimana diubah
Yang dimaksud dengan Aparatur Sipil dan ditambah dengan UU
Negara atau ASN berdasarkan Undang- Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Aparatur Sipil Negara, adalah profesi Korupsi. Selain itu kedua
pegawai negeri sipil dan pegawai tersangka juga diterapkan Pasal
pemerintah dengan perjanjian kerja 8 tentang penggelapan dan Pasal
yang bekerja pada instansi pemerintah. 12 huruf e tentang pemerasan
Di Indonesia, tindak pidana dalam jabatan2.
korupsi diatur dalam Undang-Undang Berikut data yang diperoleh
Nomor 20 Tahun 2001 Tentang peneliti dari Lembaga Pemasyarakatan
Perubahan Atas Undang-Undang Perempuan Kelas II A Pekanbaru yaitu
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun tentang jumlah Pelaku Tindak Pidana
1999 Tentang Pemberantasan Tindak Korupsi.
Pidana Korupsi.
Berdasarkan perkembangan Tabel 1
yang terjadi, terdapat beberapa Jumlah Pelaku Tindak Pidana Korupsi
fenomena korupsi yang dilakukan oleh Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun
ASN di Provinsi Riau, diantaranya 2017
adalah:
1. Sejak Januari hingga Juni 2017, NO JENIS JUMLAH PERSEN
PEKERJAAN (orang) TASE
Kejaksaan Tinggi Riau 1. Pegawai Negeri 10 66,67 %
menjebloskan 56 orang ke Sipil
penjara dalam kasus dugaan 2. Pegawai Swasta 5 33,33 %
tindak pidana korupsi. Dari JUMLAH 15 100 %
jumlah itu, 34 di antaranya Sumber Tabel : Olahan Penulis
berstatus Aparatur Sipil Negara Berdasarkan tabel di atas dapat
(ASN) atau Pegawai Negeri diketahui bahwa pelaku tindak pidana
Sipil (PNS), 3 pensiunan PNS, 1 korupsi sebagian besar dilakukan oleh
anggota DPRD, 1 polisi, ada
juga pegawai BUMN dan 12 1
https://www.merdeka.com/peristiwa/januari-
juni-2017-kejati-riau-jebloskan-34-pns-korup-
ke- penjara.html
2
https://www.riaukepri.com/terbelit-kasus-
perjalanan-dinas-fiktif-dua-pns-wanita-riau-
nyata-ditahan-kejari/

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 2


Pegawai Negeri Sipil. Dan sebagian kasus korupsi Aparatur Sipil
lainnya dilakukan oleh Pegawai Swasta. Negara (ASN) Perempuan di
Berikut data ASN Perempuan Lembaga Pemasyarakatan
yang melakukan tindak pidana korupsi Perempuan Kelas II A Pekanbaru
yang menghuni Lembaga Provinsi Riau Tahun 2017
Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A 2. Manfaat Penelitian
Pekanbaru. a. Secara teoritis, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan
Tabel 2 sumbangsih pada perkembangan
Data Tindak Pidana Korupsi ASN ilmu politik secara umum dan
Perempuan Di Lembaga ilmu pemerintahan secara
Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A khusus.
Pekanbaru Tahun 2017 b. Secara praktis, penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan
N KASUS POSISI VONIS bahan referensi bagi masyarakat
O
1. Penyalahguna Kepala Sub Proses
umum secara luas mengenai
an Anggaran Bagian Keuangan, Pengadilan kasus korupsi yang terjadi di
Perlengkapan Provinsi Riau
Dinas Pendapatan
Daerah Provinsi
Riau KERANGKA TEORI
2. Penggelapan Kepala Dinas Proses 1. Korupsi
Dalam Pendidikan Pengadilan
Jabatan Kabupaten Rokan
Dalam buku Elwi Danil (2012)
Hilir yang berjudul “Korupsi Konsep, Tindak
3. Gratifikasi Kepala Sekolah 3Tahun Pidana dan Pemberantasannya”, Syed
Raudhatul Athfal Hussein Alatas juga mengungkapkan
4. Penyalahguna Sekretaris Dinas Proses
an Anggaran Pendapatan Pengadilan beberapa ciri dari korupsi, yaitu:
Provinsi Riau a. Korupsi senantiasa melibatkan
Sumber Tabel : Olahan Penulis lebih dari satu orang;
Berdasarkan fenomena yang b. Korupsi pada umumnya melibatkan
terjadi seperti yang telah digambarkan keserbarahasiaan, kecuali ia telah
diatas, bahwa kejahatan tindak pidana begitu merajalela, dan begitu
korupsi masih sering terjadi pada mendalam berurat berakar,
Aparatur Sipil Negara Perempuan di sehingga individu – individu yang
Provinsi Riau. berkuasa, atau mereka yang berada
dalam lingkungannya tidak tergoda
RUMUSAN MASALAH untuk menyembunyikan perbuatan
Apa Faktor Pendukung Aparatur mereka;
Sipil Negara (ASN) Perempuan Di c. Korupsi melibatkan elemen
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan kewajiban dan keuntungan timbal
Kelas II A Pekanbaru Provinsi Riau balik;
Tahun 2017 Dalam Melakukan Tindak d. Mereka yang mempraktikkan cara –
Pidana Korupsi ? cara korupsi biasanya berusaha
untuk menyelubungi perbuatannya
TUJUAN DAN MANFAAT dengan berlindung di balik
PENELITIAN pembenaran hukum;
1. Tujuan Penelitian e. Mereka yang terlibat korupsi adalah
Penelitian ini bertujuan untuk mereka yang menginginkan
mengetahui faktor pendukung keputusan – keputusan yang tegas,

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 3


dan mereka yang mampu untuk C : Corruption
mempengaruhi keputusan – M : Monopoly of Power
keputusan itu; D : Discretion of official
f. Setiap tindakan korupsi A : Accountability
mengandung penipuan; Rumus ini memperlihatkan
g. Setiap bentuk korupsi adalah suatu bahwa korupsi (C) adalah fungsi dari
pengkhianatan kepercayaan; monopoli kekuasaan (M) plus diskresi
h. Setiap bentuk korupsi melibatkan dari para pejabat (D) minus
fungsi ganda yang kontradiktif dari akuntabilitas (A). Secara mudah, ini
mereka yang melakukan tindakan dapat ditafsirkan bahwa peluang untuk
itu; melakukan korupsi cenderung
i. Suatu perbuatan korupsi melanggar meningkat jika seseorang memiliki
norma – norma tugas dan monopoli atas kekuasaan dan diskresi
pertanggungjawaban dan tatanan (keleluasaan bertindak) tertentu. Tetapi
masyarakat3. peluang korupsi dapat ditekan jika
Menurut teori Jack Bologne mekanisme akuntabilitas dapat
(Gone) dalam Jurnal Bambang Waluyo ditingkatkan. Dengan demikian, jika
“Optimalisasi Pemberantasan Korupsi seseorang memegang monopoli atas
Di Indonesia”, akar penyebab korupsi barang dan jasa serta memiliki
ada 4 (empat), yaitu: wewenang untuk memutuskan siapa
a. Greedy (keserakahan), berkaitan yang berhak mendapatkan barang dan
dengan adanya perilaku serakah jasa itu beserta jumlah atau besarannya,
yang secara potensial ada pada diri dan pada saat yang sama tidak ada
setiap orang; akuntabilitas –tidak ada orang lain yang
b. Opportunity (kesempatan), berkaita dapat menyaksikan apa yang diputuskan
dengan keadaan organisasi atau oleh pemegang wewenang tersebut–
instansi atau masyarakat yang maka kemungkinan terjadi korupsi
sedemikian rupa sehingga terbuka semakin besar5.
kesempatan bagi seseorang untuk
melakukan korupsi; 2. Monopoli Kekuasaan (Monopoly
c. Need (kebutuhan), berkaitan of Power)
dengan faktor-faktor yang Lord Acton mengungkapkan
dibutuhkan oleh individu – individu bahwa “power tends to corrupt,
untuk menunjang hidupnya; absolute power corrupt absolutely”
d. Exposures (pengungkapan), dimana kekuasaan cenderung korup,
berkaitan dengan tindakan – dan kekuasaan yang absolut dipastikan
tindakan atau hukuman yang tidak korup. Artinya, korupsi muncul terjadi
memberi efek jera pelaku maupun penyalahgunaan kekuasaan, terlebih bila
masyarakat pada umumnya4. kekuasaan bersifat absolut atau mutlak,
Klitgaard memformulasikan maka korupsi semakin menjadi – jadi.
terjadinya korupsi dengan persamaan Bukan hanya dalam bentuk uang pelicin
sebagai berikut: dan terjadi di kalangan birokrat kecil,
C=M+D–A tetapi sudah menjadi usaha

3
Ibid, hlm. 7-8
4 5
Bambang Waluyo, Jurnal Optimalisasi Agus Dwiyanto, Mewujudkan Good
Pemberantasan Korupsi Di Indonesia, Jurnal Governance Melalui Pelayanan Publik,
Yuridis, Volume 1, Nomor 2, Edisi Desember (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2014, hlm. 174 2008), hlm. 127

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 4


mengakumulasi modal, antara pejabat penyelenggara fungsi – fungsi
tinggi dengan pengusaha besar6. keadministrasian negara;
Menurut W. Connoly (1983) dan 4. Tindak pelaksanaannya lebih
S. Lukes (1974) menganggap kekuasaan dilandasi oleh pertimbangan moral
sebagai suatu konsep yang daripada hukum; serta
dipertentangkan (a contested concept) 5. Tindakan dan akibatnya harus dapat
yang artinya merupakan hal yang tidak dipertanggungjawabkan secara
8
dapat dicapai suatu konsensus. moral dan hukum .
Perumusan yang umumnya dikenal
ialah bahwa kekuasaan adalah 4. Akuntabilitas (Accountability)
kemampuan seorang pelaku untuk Akuntabilitas merupakan bentuk
memengaruhi perilaku seorang pelaku pertanggungjawaban pihak yang diberi
lain, sehingga perilakunya menjadi mandat untuk memerintah kepada yang
sesuai dengan keinginan dari pelaku memberi mandat. Akuntabilitas
yang mempunyai kekuasaan7. merupakan pertanggungjawaban dengan
menciptakan pengawasan melalui
3. Diskresi Jabatan (Discretion of distribusi kekuasaan pada berbagai
Official) lembaga pemerintah sehingga
Menurut Undang – Undang mengurangi penumpukan kekuasaan,
Nomor 30 Tahun 2014 tentang sekaligus menciptakan kondisi saling
Administrasi Pemerintahan, diskresi mengawasi. Lembaga pemerintah dalam
adalah keputusan dan/atau tindakan hal ini adalah eksekutif , yudikatif dan
yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh legislatif (Abdullah, 2010)9.
pejabat pemerintahan untuk mengatasi METODE PENELITIAN
persoalan konkret yang dihadapi dalam Metode penelitian dilakukan
penyelenggaraan pemerintahan dalam dengan pendekatan deskriptif kualitatif.
hal peraturan perundang – undangan Melalui pendekatan ini berusaha
yang memberikan pilihan, tidak memahami informasi dalam bentuk
mengatur, tidak lengkap atau tidak jelas, deskripsi dari fenomena kasus – kasus
dan/atau adanya stagnasi pemerintahan. korupsi yang terjadi di Provinsi Riau,
Dari berbagai rumusan khususnya pada Aparatur Sipil Negara
pengertian yang dikemukakan oleh (ASN) Perempuan yang menghuni
pakar ilmu, dapat diperoleh beberapa Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
hal penting mengenai discretion, yaitu: Pekanbaru.
1. Merupakan salah satu bentuk Dalam memperoleh sumber data
kekuasaan; primer, peneliti menggunakan teknik
2. Bersumber pada ketentuan penetuan informan secara purposif.
perundang – undangan atau Informan sengaja dipilih dengan
peraturan yang sah; pertimbangan mengetahui,
3. Diterapkan dalam dan untuk berkompetensi, dan terlibat dengantopik
mencapai tujuan tertentu pada

8
Ibid, hlm. 79
6 9
Mansyur Semma, Negara dan Korupsi, Aries Iswahyudi, Iwan Triyuwono, dkk, Jurnal
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm. Hubungan Pemahaman Akuntabilitas,
36 Transparansi, Partisipasi, Value for Money
7
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Dan Good Governance, Jurnal Ilmiah
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), Akuntansi, Volume 1, Nomor 2, Desember
hlm. 60 2016, hlm. 157

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 5


penelitian. Adapun daftar informan mendekati keseluruhan bagian dari
penelitian ini adalah: catatan – catatan lapangan secara
tertulis, transkip wawancara, dokumen –
Tabel 3 dokumen, dan materi – materi empiris
Data Informan Penelitian lainnya. Penyajian data adalah sebuah
pengorganisasian, penyatuan dari
N NAMA JABATAN INSTANSI infomasi yang memungkinkan
O
1. Pelaku Tindak ASN Penghuni
penyimpulan. Kegiatan analisis ketiga
Pidana Korupsi Lapas yang penting adalah menarik
Perempuan kesimpulan dan verifikasi. Dari
Kelas II A
Pekanbaru
permulaan pengumpulan data, seorang
2. Darlina Darwis, Hakim Pengadilan penganalisis kualitatif mulai mencari
S.H, M.H. Tindak Negeri arti benda – benda, mencatat keteraturan
Pidana Pekanbaru
Korupsi
penjelasan, konfigurasi – konfigurasi
3. Lexy Fatharany Kasi Kejaksaan yang mungkin, alur sebab – akibat, dan
Kurniawan, S.H, Penuntutan Tinggi Riau proposisi.
M.H.
4. Abu Bakar Sidik, Pengacara -
S.H, M.H. KORUPSI
5. Eriyanto, S.H, M.H. Pengacara - Hasil penelitian mengenai kasus
6. Adi Faisal Inspektorat korupsi ASN Perempuan yang
Daerah
Provinsi menghuni Lembaga Pemasyarakatan
Riau Perempuan Kelas II A Pekanbaru,
Jumlah Informan 6 orang menunjukkan bahwa adanya kebenaran
Sumber tabel : Olahan Penulis mengenai teori yang dikemukakan oleh
Selanjutnya, teknik Syed Hussein Alatas. Hasil penelitian
pengumpulan data menggunakan ditemukan bahwa ciri – ciri dari korupsi
penelitian lapangan, wawancara, dan yang terjadi diantaranya:
studi dokumentasi. Penelitian lapangan 1. Korupsi yang dilakukan oleh ASN
yaitu dilakukan untuk memperoleh Perempuan dilakukan lebih dari
berbagai informasi dari informan ke satu orang yaitu dilakukan secara
lokasi penelitian yaitu di Kota bersama – sama baik sesama rekan
Pekanbaru. Wawancara yaitu kerja, atasan, bawahan ataupun
pengumpulan data dengan mengajukan bersama pihak ketiga, sehingga
pertanyaan secara langsung oleh peneliti menguntungkan pribadi atau
kepada informan, dan jawaban – korporasi dan menyebabkan
jawaban informan dicatat atau direkam kerugian keuangan negara.
dengan alat perekam. Studi 2. Kasus korupsi yang terjadi di
dokumentasi yaitu menggunakan Provinsi Riau ini diantaranya
dokumen – dokumen yang telah ditulis karena ada keterlibatan kerja sama
dari tahun 2017 untuk membantu antara ASN atau Aparat
memahami fenomena penelitian. Pemerintahan dengan Pihak Ketiga.
Adapun analisis data Hal ini membuka peluang untuk
menggunakan proses kondensasi data, mendapatkan keuntungan lebih
penyajian data, dan penarikan secara timbal balik, baik bagi ASN
kesimpulan. Kondensasi data merujuk atau Aparat Pemerintahan maupun
pada proses memilih, Pihak Ketiga.
menyederhanakan, mengabstrakkan, 3. Kasus korupsi yang dilakukan oleh
dan atau mentransformasikan data yang ASN Perempuan yang menghuni

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 6


Lapas Perempuan Kelas II A mendesak juga menyebabkan
Pekanbaru yaitu tindakan yang seseorang melakukan tindak pidana
mengandung unsur penipuan. korupsi. Akibat dari penghasilan
Unsur penipuan tersebut dilakukan yang kurang mencukupi, untuk
untuk memberikan keuntungan baik memenuhi gaya hidup dan
diri sendiri maupun orang lain. memenuhi kebutuhan tersebut
Contoh penipuan tersebut adalah membuat oknum ASN Perempuan
adanya manipulasi data, buku, mencari jalan pintas yaitu dengan
daftar, faktur – faktur belanja, cara korupsi.
rekayasa perjalanan dinas dan lain 4. Pengungkapan, yaitu yang erkaitan
sebagainya. dengan tindakan – tindakan atau
4. Kasus korupsi pada Aparatur Sipil hukuman yang tidak memberi efek
Negara (ASN) Perempuan di jera pelaku maupun masyarakat
Provinsi Riau merupakan perilaku pada umumnya. Ini dapat dilihat
dalam interaksi sosial yang dari fenomena korupsi yang
menyimpang dan merugikan. semakin lama semakin banyak
Perilaku korupsi pada ASN terjadi di Indonesia khususnya
Perempuan di Provinsi Riau Provinsi Riau. Diantaranya adalah
merupakan perilaku menyimpang karena perilaku korupsi oleh ASN
dan suatu pengkhianatan terhadap Perempuan yang terjadi saat ini
kepercayaan yang telah diberikan merupakan perilaku yang sudah
negara. menjadi kultur atau budaya bagi
Selain ciri – ciri korupsi, seluruh elemen bangsa. Tindakan
penelitian ini menunjukkan bahwa ada 4 korupsi yang awalnya dilakukan
penyebab terjadinya kasus korupsi. Hal secara sederhana namun seiring
ini sesuai dengan Teori gone, dengan berkembangnya zaman,
diantaranya: tindakan korupsi juga ikut
1. Kasus korupsi yang dilakukan oleh berkembang dan menjadi masalah
ASN Perempuan saat ini juga terjadi yang sulit diberantas hingga tuntas.
karena adanya keserakahan untuk Adapun bentuk – bentuk kasus
memperkaya diri baik untuk diri korupsi yang dilakukan oleh ASN
sendiri maupun bersama orang lain. Perempuan yang ada di Lembaga
Dengan keserakahan tersebut Pemasyarakatan Kelas II A Pekanbaru
menjadikan oknum ASN Perempuan diantaranya adalah:
tidak menyadari bahwa yang telah 1. Suap Menyuap, adalah usaha yang
dilakukan itu menjurus pada dilakukan seseorang untuk
penyebab kerugian uang negara. mempengaruhi pejabat (pengambil
2. Penyebab terjadinya kasus korupsi keputusan) supaya melakukan
adalah karena adanya kesempatan tindakan tertentu dengan
dan peluang yang ada. Sehingga ada memberikan imbalan uang atau
oknum yang memanfaatkan benda berharga lainnya.
kesempatan dan peluang yang ada 2. Penggelapan Dalam Jabatan, adalah
saat itu untuk memperkaya dan penyalahgunaan wewenang karena
mendapatkan keuntungan baik jabatan atau kedudukannya yakni
untuk diri sendiri maupun bersama yang bersangkutan melakukan
orang lain. perbuatan yang bertentangan
3. Faktor gaya hidup yang konsumtif dengan hak dan kewajibannya.
serta banyaknya kebutuhan yang

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 7


3. Pemerasan, adalah suatu perbuatan Kepentingan
Dalam
untuk memperoleh sesuatu dengan Pengadaan
cara melawan hukum seperti 6. Gratifikasi 20 % 2
tekanan atau paksaan. JUMLAH 100 % 10
4. Penyalahgunaan Anggaran, adalah Sumber Tabel : Olahan Penulis
seseorang yang memiliki jabatan, Berdasarkan tabel di atas dapat
kewenangan atau kekuasaan namun diketahui bahwa sebagian besar PNS
menggunakan wewenang tersebut atau ASN yang melakukan korupsi
untuk membuat anggaran yang adalah berupa penyalahgunaan
tidak sesuai dengan tujuan anggaran, kemudian disusul pada jenis
pemerintahan atau tupoksi korupsi yaitu penyalahgunaan jabatan.
organisasi Sedangkan sebagian kecilnya yaitu
5. Bantuan Kepentingan Dalam korupsi yang tergolong pada gratifikasi
Pengadaan, adalah seseorang yang dan juga bantuan kepentingan dalam
memiliki wewenang dan jabatan serta yang terakhir yaitu suap
kekuasaan, namun dipergunakan menyuap.
untuk memberikan bantuan
pengadaan yang tidak sesuai aturan MONOPOLI KEKUASAAN
dan diluar tujuan yang dimiliki atas (MONOPOLY OF POWER)
wewenang yang dimiliki. Monopoli kekuasaan atau yang
6. Gratifikasi, adalah pemberian disebut dengan Monopoly of Power
dalam arti luas yang meliputi adalah sikap seseorang pemilik jabatan
pemberian uang tambahan, hadiah yang cenderung menggunakan
uang, barang, rabat, komisi kekuasaan dan kewenangan yang
pinjaman tanpa bunga, tiket dimiliki untuk mencari keuntungan.
perjalanan, fasilitas penginapan, Baik untuk mendapatkan keuntungan
perjalanan wisata, pengobatan pribadi maupun keuntungan kelompok
cuma – cuma, dan fasilitas lainnya. atau korporasi. Sikap tersebutlah yang
Berikut data mengenai jenis – jenis menimbulkan terjadinya perilaku
perilaku korupsi yang dilakukan oleh korupsi pada ASN Perempuan sehingga
Pegawai Negeri Sipil Perempuan mengakibatkan kerugian pada keuangan
berdasarkan data yang diperoleh dari negara.
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Berikut tabel mengenai sebagian
Kelas II A Pekanbaru. data ASN Perempuan yang terlibat
melakukan tindak pidana korupsi
Tabel 4 berdasarkan adanya monopoli
Persentase Jenis – jenis Korupsi Yang kekuasaan yang dilakukan.
Diakukan ASN Perempuan Di Lembaga Tabel 5
Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Data ASN Perempuan Di
Pekanbaru Tahun 2017 Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Pekanbaru yang melakukan Monopoli
N JENIS – JENIS PERSENT JUMLAH Kekuasaan
O KORUPSI ASE (Orang)
1. Suap Menyuap 10 % 1 N JABA INSTA KEWENA MONOPOLI
2. Penggelapan 20 % 2 O TAN NSI NGAN KEKUASAAN
Dalam Jabatan 1. PNS Sekreta Membantu Bahwa sebagai
3. Pemerasan - - Pemeri riat Juru Bayar Pembantu Juru Bayar,
4. Penyalahgunaan 40 % 4 ntah DPRD untuk ASN Perempuan
Anggaran Kab Kab melengkapi melakukan
Kampa Kampa surat penyimpangan yaitu
5. Bantuan 10 % 1
r (Staff r pertanggun dengan melakukan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 8


Pemba gjawaban penarikan/pencairan
ntu Keuangan dana untuk secretariat
Juru (SPJ), DPRD Kab Kampar DISKRESI JABATAN
Bayar) membantu yang seharusnya (DISCRETION OF OFFICIAL)
Juru Bayar dilakukan oleh
untuk Bendahara dan Diskresi dapat dikatakan sebagai
menyusun Pengguna Anggaran. perilaku korupsi ketika diskresi tersebut
bundel/arsi Bahwa ASN
p SPJ, dan Perempuan ini yang dilakukan oleh seorang pejabat yang
membantu hanya menjabat memenuhi sejumlah unsur dari jenis –
Juru Bayar sebagai staff di
untuk Sekretariat DPRD jenis tindak pidana korupsi. Seperti
melakukan namun seolah – olah diskresi yang ternyata dilakukan dengan
pembayara menjabat sebagai
n rutin. Pembantu melawan hukum untuk memperkaya diri
Bendaharawan sendiri dan merugikan keuangan negara
Pengeluaran di
Lingkungan termasuk juga yang dilakukan oleh
Sekretariat DPRD ASN Perempuan di Provinsi Riau.
dengan membubuhkan
tanda tangan palsu dan Dari hasil temuan di lapangan
melakukan pencairan dan hasil dari putusan hakim, bahwa
dana diluar
sepengetahuan dari terdapat diskresi yang dilakukan oleh
atasannya. ASN Perempuan yang menyalahi aturan
2. Kasuba Dinas Membukuk Mengisi seluruh faktur
g Kebers an Laporan dengan uraian barang hingga disebut sebagai tindak pidana
Keuan ihan Keuangan – barang/jasa seolah – korupsi. Berikut data mengenai diskresi
gan Pertam serta olah dibeli termasuk
anan Memverifik harga/nilai rupiahnya yang menyalahi aturan yang dilakukan
Dan asi Surat kemudian yang oleh sebagian ASN Perempuan yang
Pasar Pertanggun bersangkutan
Kab g Jawaban menandatangani menghuni Lapas Kelas II A Pekanbaru.
Rokan seolah faktur – faktur
Hilir tersebut
ditandatangani oleh Tabel 6
penyedia Contoh Diskresi yang Menyalahi
barang/supplier.
3. Kepala Dinas Memberika ASN Perempuan ini Aturan Atas Jabatan Yang Dimiliki
Dinas Pendidi n tugas dan memberikan Oleh ASN Perempuan di Lembaga
kan wewenang kewenangan kepada
Kab kepada bawahan secara tidak Pemasyarakatan Kelas II A Pekanbaru
Rokan bawahan tepat. Disini
Hilir sesuai kewenangan tidak
dengan diberikan kepada
NO JABATAN DISKRESI YANG
tupoksi atas orang yang seharusnya MENYALAHI
kedudukan menjalankan ATURAN
yang kewenangan tersebut. 1. Staff Pembantu Mencairkan dana
dimiliki Juru Bayar anggaran tanpa
oleh sepengetahuan atasan
bawahan dan juga membubuhkan
tersebut. tanda tangan palsu
Sumber Tabel: Olahan Penulis atasan.
Dari tabel tersebut dapat 2. Kasubag Membuat dokumen
Keuangan rekayasa serta dokumen-
diketahui bahwa terdapat penemuan di dokumen palsu untuk
lapangan telah terjadi penyimpangan pencairan anggaran yang
kewenangan yang bersifat monopoli. sejatinya bertentangan
dengan peraturan dan
ASN Perempuan yang saat ini ketentuan-ketentuan
menghuni Lapas Perempuan Kelas II A yang mengatur.
Pekanbaru telah melakukan monopoli 3. Kepala Dinas Memerintahkan
bawahan untuk
atas kewenangan atau kekuasan yang melakukan rekayasa
dimiliki. Sehingga berdapak bahwa telah
menimbulkan kerugian keuangan dilaksanakan suatu
kegiatan dinas berikut
Negara untuk mendapatkan keuntungan dengan perincian
pribadi dan korporasi. anggaran-anggarannya.
Namun kegiatan tersebut

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 9


tidak benar dilakukan bahwa tidak terdapat dokumen
dilapangan.
pertanggungjawaban terhadap penarikan
Sumber Tabel: Olahan Penulis tersebut. Hal ini diperkuat dari
Berdasarkan tabel tersebut Keterangan Ahli yang dihadirkan dalam
terdapat diskresi yang dilakukan oleh persidangan bahwa dari hasil
ASN Perempuan yang tidak semestinya pemeriksaan BPKP Perwakilan Riau
dilakukan karena menyalahi aturan. terdapat anggaran di Sekretariat DPRD
Atas diskresi tersebut justru menjurus Kabupaten Kampar yang tidak terdapat
pada perilaku korupsi karena dapat bukti pertanggungjawabannya.
memberikan keuntungan pribadi Berdasarkan hasil penelitian di
maupun bersama orang lain dan dapat lapangan serta hasil dari putusan hakim,
menimbulkan kerugian keuangan ditemukan bahwa adanya kasus – kasus
Negara. yang menunjukkan tidak adanya
akuntabilatas dalam menjalankan tugas
AKUNTABILITAS oleh ASN Perempuan yang menghuni
(ACCOUNTABILITY) Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Tata kelola pemerintahan yang Pekanbaru. Berikut data yang
baik menuntut setiap pejabat publik menunjukkan tidak adanya
baik politisi, birokrasi dan aparatur akuntabilitas.
penyelenggara pemerintahan serta Tabel 7
Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib Contoh Tidak Adanya Akuntabilitas
bertanggung jawab dan Dalam Menjalankan Tugas Oleh ASN
mempertanggungjawabkan kepada Perempuan Di Lembaga
publik segala sikap, perilaku dan Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A
kebijakannya dalam melaksanakan Pekanbaru
tugas pokok, fungsi, peranan dan
kewenangan yang diberikan kepadanya. N JABATAN Bukti Yang Menunjukkan Tidak
Dalam penelitan yang dilakukan O Adanya Akuntabilitas Dalam
Menjalankan Tugas
terhadap ASN Perempuan di Provinsi 1 Kasubag 1) Selaku Kasubag Keuangan,
Riau Tahun 2017, terdapat kurangnya . Keuangan dalam melaksanakan tugasnya
untuk kegiatan Pemeliharaan
akuntabilitas yang dimiliki oleh ASN Rutin/Berkala Kendaraan
Perempuan tersebut. Salah satunya oleh Dinas/Operasional Pada Dinas
Kebersihan, Pertamanan dan
oknum ASN Perempuan yang saat ini Pasar Kabupaten Rokan Hilir
menghuni Lapas Perempuan Kelas II A tahun Anggaran 2015, ikut
mempersiapkan Surat
Pekanbaru yang dahulu menjabat Pertanggung Jawaban yang
sebagai PNS Pemkab Kampar di lampirannya berupa nota
kwitansi yang tidak diakui oleh
Sekretariat DPRD Kabupaten Kampar. oleh Penyedia Jasa dan Penyedia
Dilihat dari dalam proses pengecekan Barang
2) Membuat pertanggungjawaban
biaya yang dilakukan oleh Bendahara dengan kwitansi dan faktur
sebagai atasan oknum ASN ditemukan Kegiatan Pemeliharaan
Rutin/Berkala Kendaraan
ketidakcocokan antara dokumen Dinas/Operasional tahun
pendukung biaya pengeluaran yang Anggaran 2015 secara tidak
benar dan fiktif
dipegang oleh atasan dengan 3) Berdasarkan dari hasil audit
pengeluaran uang melalui rekening temuan BPKP Perwakilan
Provinsi Riau, bahwa tindakan
koran giro dari Bank. Oknum ASN ASN sebagai Kasubag Keuangan
melakukan penarikan dana pada telah merugikan keuangan
negara sebesar Rp.
rekening Sekretariat DPRD Kabupaten 1.886.697.484,- berdasarkan
Kampar. Kemudian atasan dari oknum Laporan Hasil Audit dari Badan
Pengawas Keuangan dan
ASN yaitu Bendahara juga menyatakan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 10


Pembangunan Perwakilan mendapatkan keuntungan
Provinsi Riau Dalam Rangka
Perhitungan Kerugian Keuangan pribadi ataupun kelompok yang
Negara Atas Kasus Dugaan dapat merugikan keuangan
Tindak Pidana Korupsi Kegiatan
Pemeliharaan Rutin/Berkala negara.
Kendaraan Dinas/Operasional
pada Dinas Kebersihan,
Pertamanan dan Pasar 2. Saran
Kabupaten Rokan Hilir Tahun a. Badan atau Lembaga Pengawas
Anggaran 2015 Nomor : SR-
262/PW04/5/2016 tanggal 25 Pemerintah seperti Inspektorat
Juli 2016 Daerah perlu meningkatkan
2 Pembantu 1) Berdasarkan keterangan saksi
. Juru Bayar yang dihadirkan dalam pengawasan terhadap seluruh
persidangan, bukti surat dan instansi di Provinsi Riau agar
barang bukti ditemukan fakta
bahwa ASN telah mencairkan terlaksananya seluruh bentuk
uang pada Sekretariat DPRD pertanggungjawaban sehingga
Kabupaten Kampar dimana
uang tersebut tidak digunakan dapat meminimalisir terjadinya
untuk tujuan kegiatan pada penyalahgunaan kekuasaan
Sekretariat DPRD. Sebab tidak
terdapat dokumen pendukung yang bersifat monopoli dan
pertanggungjawaban terhadap penyimpangan terhadap jabatan
penarikan yang dilakukan oleh
ASN tersebut. dalam menentukan kebijakan
2) Ditemukan fakta yang atau yang disebut dengan
terungkap dalam persidangan
diperoleh fakta yuridis bahwa diskresi.
kerugian keuangan negara b. Pemerintah harus dapat
berjumlah Rp 250.000.000,-
sebagaimana Laporan Hasil melakukan upaya
Audit Dalam Rangka pemberantasan agar tidak
Perhitungan kerugian Keungan
Negara Atas Dugaan Tindak terjadinya kasus korupsi bagi
Pidana Korupsi Pencairan Dana seluruh elemen masyarakat.
Penggunaan Uang Kas Pada
Sekretariat DPRD Kabupaten
Kampar Tahun Anggaran 2009 DAFTAR PUSTAKA
oleh BPKP Perwakilan Provinsi
Riau NO: SR- BUKU
764/PW04/5/2013 tanggal 16 Agustino, Leo. 2007. Perihal Ilmu
Desember 2013
Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sumber Tabel: Olahan Penulis
PENUTUP
Ahmadi, Rulam. 2016. Metodologi
1. Kesimpulan
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
a. Korupsi adalah tindakan
Ar-Ruzz Media, 2016
penyalahgunakan jabatan,
kewenangan dan kekuasaan
Budiarjo, Miriam. 2012. Dasar-dasar
bagi pejabat publik untuk
Ilmu Politik. Jakarta: PT
mendapatkan keuntungan
Gramedia Pustaka Utama
pribadi atau orang lain dengan
cara melawan hukum sehingga
Danil, Elwi. 2012. Korupsi Konsep,
dapat menimbulkan kerugian
Tindak Pidana, dan
keuangan Negara atau
Pemberantasannya. Jakarta: PT
perekonomian Negara.
RajaGrafindo Persada
b. Menguatkan bahwa kasus
korupsi terjadi karena adanya
Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan
monopoli kekuasaan ditambah
Good Governance Melalui
dengan adanya diskresi dengan
Pelayanan Publik. Yogyakarta:
tidak bertanggungjawaban.
Gadjah Mada University Press
Sehingga dimanfaatkan untuk

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 11


Iswahyudi, Aries. Triyuwono, Iwan
Hamzah, Jur. Andi. 2015. dkk. 2016. Jurnal Hubungan
Pemberantasan Korupsi Melalui Pemahaman Akuntabilitas,
Hukum Pidana Nasional Dan Transparansi, Partisipasi, Value
Internasional. Jakarta: PT for Money Dan Good
RajaGrafindo Persada Governance. Jurnal Ilmiah
Akuntansi. Volume 1. Nomor 2.
Labolo, Muhadam. 2012. Memperkuat Edisi Desember
Pemerintahan Mencegah Negara
Gagal. Jakarta: Penerbit Kubah Maulana, Zefri. Nadirsyah, dkk. 2013.
Ilmu Jurnal Persepsi Masyarakat
Terhadap Faktor-Faktor Yang
Lamintang, P.A.F dan Lamintang, Mempengaruhi Korupsi Anggaran
Theo. 2009. Delik-Delik Khusus Pendapatan dan Belanja Daerah
Kejahatan Jabatan dan Kejahatan (APBD) Di Aceh Utara. Jurnal
Jabatan Tertentu Sebagai Tindak Akuntansi. Volume 2. Nomor 2.
Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Edisi Mei
Grafika
Sitohang, Githa Angela. Pujiono, dkk.
Marbun, SF. Kamelus, Deno dkk. 2004. 2017. Jurnal Diskresi Dan
Dimensi-dimensi Pemikiran Tanggung Jawab Pejabat Publik
Hukum Administrasi Negara. Pada Pelaksanaan Tugas Dalam
Yogyakarta: UII Press Situasi Darurat. Jurnal Law
Reform. Volume 13. Nomor 1
LEMBAGA/INSTITUSI
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Waluyo, Bambang. 2014. Jurnal
Kelas II A Pekanbaru Optimalisasi Pemberantasan
Korupsi Di Indonesia. Jurnal
Kejaksaan Tinggi Riau Yuridis. Volume 1. Nomor 2.
Edisi Desember
JURNAL
Ardyanto, Donny. 2002. Jurnal Winurini, Sulis. 2017. Jurnal Perilaku
Korupsi, Demokrasi dan Korupsi Di Indonesia Dalam
Kapitalisme: Sebuah manifesto Perspektif Teori Motivasi.
Bagi Gerakan Sosial Anti Volume IX. Nomor 03. Edisi
Korupsi, Jurnal Kriminologi Februari
Indonesia, Volume 2, Nomor 1,
Edisi Januari PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
Bahri, Syamsul. 2008. Jurnal Analisis Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
Faktor-faktor Yang Tentang Perubahan Atas Undang-
Mempengaruhi Korupsi Dan Undang Republik Indonesia
Modus Korupsi APBD Di Malang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Raya. Jurnal Manajemen, Pemberantasan Tindak Pidana
Akuntansi dan Bisnis. Volume 6. Korupsi
Nomor 1. Edisi April

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 12


Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 https://www.riaukepri.com/terbelit-
Tentang Administrasi kasus-perjalanan-dinas-fiktif-dua-
Pemerintahan pns-wanita-riau-nyata-ditahan-
kejari/
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara putusan.mahkamahagung.go.id

WEBSITE www.acch.kpk.go.id
http://politkum.blogspot.co.id/2013/04/t
eori-korupsi-dan-macam-macam-
korupsi.html

http://regional.liputan6.com/read/30848
87/pns-di-pekanbaru-bolak-balik-
penjara-karena-kasus-korupsi

https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-
pidana-korupsi/tpk-berdasarkan-
jenis-perkara

https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-
pidana-korupsi/tpk-berdasarkan-
profesi-jabatan

https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-
pidana-korupsi/tpk-berdasarkan-
wilayah

https://news.detik.com/berita/d-
3537247/kasus-pungli-4-pns-
dishut-riau-divonis-1-tahun-
penjara

https://news.detik.com/berita/d-
3725028/usai-gubernur-riau-kini-
ketua-dprd-nya-yang-divonis-
korupsi

https://www.merdeka.com/peristiwa/jan
uari-juni-2017-kejati-riau-
jebloskan-34-pns-korup-ke-
penjara.html

https://www.merdeka.com/peristiwa/pns
-kota-pekanbaru-jadi-tersangka-
kasus-korupsi-lampu-jalan.html

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 13

Você também pode gostar