Você está na página 1de 7

ANALISIS POTENSI WILAYAH BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN

TANAMAN PANGAN SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP


PEREKONOMIAN KABUPATEN BONDOWOSO
THE ANALYSIS OF POTENTIAL REGION BASED ON AGRICULTURAL CROPS
AND THEIR CONTRIBUTION TO THE ECONOMIC IN BONDOWOSO

Siti Qomariyah1, Mustapit2, Agus Supriono2


1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
2
Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
email: sitiqomariyah465@gmail.com

ABSTRACT
Bondowoso regency is one of the regencies in East Java Province which regional economic growth is relatively
unprogressive. The main supporters of Bondowoso Regency’s economic growth are agriculture, forestry and fishery
sectors. This study aims at 1) to determine the kind of crops in each district  in Bondowoso area. 2) to know the
potential crops in Bondowoso, 3) To count the crops contribution to the economical sector in Bondowoso 4) To
know the economic supporting system in Bondowoso. The method used in this study is analytic. This study also
uses the secondary data such production in each sub-district, infrastructure condition, demographic condition. The
analysis method used is LQ analysis, the strength criteria of LQ, proportion formula, and scalogram analysis. The
findings show that ; 1) each district has different comodity result, but the comodity of crops including rice and corn
are principally identified in most of Bondowoso area, 2) The comodity such as rice is relatively potential to stand In
Bondowoso, 3) the contribution of rice is high, 4) Mostly the districts in Bondowoso area have a good supporting
system to stand the potential of crops comodity.

Keywords: Food Crops, Potential Relatively, Facilities Supporting Capacity

PENDAHULUAN pangan berada dalam klasifikasi sedang.


Provinsi Jawa Timur termasuk sebagai Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik
salah satu provinsi di Indonesia yang selalu suatu pemahaman bahwa sub-sub-sektor
memiliki perkembangan ekonomi regional yang tanaman pangan, pada dasarnya dapat menjadi
dinamis. Provinsi ini memiliki 29 (dua puluh tumpuan dalam rangka mengembangkan
sembilan) wilayah kabupaten, dan memiliki perekonomian regional Kabupaten Bondowoso
9 (sembilan) wilayah kota. Kabupaten dan/ ke depan. Pengembangan potensi wilayah
atau kota tersebut tentu memiliki kompleksitas melalui pendekatan komoditas terutama
permasalahan tersendiri, dimana kondisi tanaman pangan tentunya tidak dilihat dari segi
perekonomian regional yang berfluktuasi pada ekonomi saja, melainkan dari segi fasilitas yang
setiap wilayah menunjukkan dipengaruhi mendukung kegiatan pengembangan komoditas
oleh faktor tertentu, seperti potensi wilayah tanaman pangan tersebut. Menurut Nikijuluw
yang didukung oleh beberapa sektor maupun (2013), adanya potensi ekonomi di suatu daerah
subsektor yang dapat mempengaruhi kinerja tidaklah mempunyai arti bagi pembangunan
setiap perekonomian kabupaten/kota tersebut. ekonomi daerah tersebut bila tidak ada upaya
Pendukung utama pertumbuhan untuk memanfaatkan dan mengembangkannya
perekonomian Kabupaten Bondowoso adalah secara optimal.
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk : 1)
Sektor pertanian ditumpu oleh tiga subsektor menentukan tanaman pangan basis per kecamatan
utama yaitu (a) subsektor pertanian, peternakan di Kabupaten Bondowoso, 2) mengetahui
dan perburuan jasa, (b) subsektor kehutanan dan tanaman pangan yang relatif berpotensi untuk
penebangan kayu serta (c) subsektor perikanan. dipertahankan di Kabupaten Bondowoso, 3)
Keadaan perekonomian subsektor tertinggi masih menghitung kontribusi tanaman pangan yang
diduduki oleh subsektor pertanian, peternakan, relatif berpotensi terhadap perekonomian
perburuan dan jasa dengan kontribusi (share) Kabupaten Bondowoso, 4) mengetahui kondisi
sebesar 93,72%. Subsektor ini terdiri dari lima peringkat daya dukung fasilitas dalam rangka
(5) sub subsektor yaitu (a) tanaman pangan, mempertahankan komoditas yang relatif
(b) tanaman hortikultura, (c) perkebunan, (d) berpotensi di Kabupaten Bondowoso.
peternakan, (e) jasa pertanian dan perburuan. Hipotesis penelitian ini adalah 1)
Kontribusi (share) terbesar dalam PDRB Setiap kecamatan memiliki komoditas basis
sub-sektor pertanian, peternakan, perburuan, yang berbeda- beda. Namun, padi dan jagung
dan jasa di Kabupaten Bondowoso adalah sub- merupakan komoditas tanaman pangan yang
sub-sektor tanaman pangan sebesar 45,41%. teridentifikasi ‘basis’ di sebagian terbesar
Rata-rata tingkat pertumbuhan sub-sub-sektor wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten

66 JSEP Vol 11 No. 1 Maret 2018


Bondowoso. 2) Padi merupakan komoditas LQ = Nilai LQ-ratio komoditas tanaman
tanaman pangan yang relatif berpotensi untuk pangan di setiap Kecamatan di Kabupaten
dipertahankan di Kabupaten Bondowoso. Bondowoso
3) Komoditas tanaman pangan yang relatif vi = Rata-rata produksi tiap komoditas
berpotensi untuk dipertahankan di Kabupaten tanaman pangan periode tahun 2010-2014
Bondowoso (diduga padi) memiliki kontribusi di Kecamatan i
vt = Total rata-rata produksi seluruh komoditas
terhadap perekonomian regional kabupaten ini tanaman pangan periode tahun 2010-2014
pada ‘kriteria yang tinggi’. 4) Di sebagian besar di Kecamatan i
wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Vi = Rata-rata produksi tiap komoditas
Bondowoso telah memiliki daya dukung fasilitas tanaman pangan tahun 2010-2014 di
yang baik guna mempertahankan komoditas Kabupaten Bondowoso
tanaman pangan yang relatif berpotensi tersebut. Vt = Total rata-rata produksi seluruh komoditas
Beberapa penelitian sector basis telah tanaman pangan periode tahun 2010-2014
banyak dilakukan diantaranya Novrilasari di Kabupaten Bondowoso
(2008), Sunning (2011), dan Suryanty dkk (2014). Adapun kriteria pengambilan keputusan
Artikel-artikel tersebut menitikberatkan pada yang didapatkan dari hasil analisis tersebut
analisis L/Q dan shift share dalam menentukan adalah:
keunggulan daerah pada pengembangan sebuah LQ ≥ 1 : menunjukkan kegiatan komoditas
produk. Jarang sekali penelitian yang focus tanaman pangan tersebut sebagai
pada bagaimana upaya pengembangan produk kegiatan basis.
unggulan tersebut terutama pada pengembangan LQ < 1 : menunjukkan kegiatan komoditas
infrastruktur. tanaman pangan tersebut sebagai
kegiatan bukan basis.
METODE PENELITIAN Guna mencapai tujuan kedua dalam
Pengambilan daerah penelitian dilakukan penelitian ini yaitu “mengetahui tanaman pangan
secara sengaja (purposive methode) di yang relatif berpotensi untuk dipertahankan di
Kabupaten Bondowoso. Berikut merupakan Kabupaten Bondowoso” menggunkan analisis
alasan peneliti memilih Kabupaten Bondowoso kriteria kekuatan LQ. Kriteria dari analisis
sebagai daerah penelitian : 1) Dalam periode ini yaitu komoditas tanaman pangan atau
tahun 2010 – 2014 rata-rata share kontribusinya perkebunan yang menduduki wilayah basis
terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur tergolong paling banyak merupakan komoditas yang
rendah. 2) Tingkat rata-rata pertumbuhan relatif berpotensi untuk dipertahankan. Basis
ekonomi regional Kabupaten Bondowoso dari analisis ini adalah kecamatan, semakin
masih di bawah tingkat rata-rata pertumbuhan banyak kecamatan yang berkategori basis untuk
ekonomi regional Provinsi Jawa Timur. 3) komoditas tertentu dikategorikan sebagai sektor
Dalam periode tahun 2010 – 2014 rata-rata laju yang relatif berpotensi untuk dikembangkan.
pertumbuhan Kabupaten Bondowoso tergolong Guna mencapai tujuan ketiga dalam
sedang. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami penelitian ini yaitu “mengetahui kontribusi
bahwa perekonomian di Kabupaten Bondowoso tanaman pangan yang relatif berpotensi terhadap
termasuk belum progresif. perekonomian Kabupaten Bondowoso”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rumus proporsi sebagai
adalah analitik. Metode analitik merupakan metode berikut :
yang digunakan dengan menerapkan beberapa Kontribusi komoditas padi terhadap
analisis yang berkaitan dengan penelitian dengan perekonomian Kabupaten Bondowoso
cara menyusun data terlebih dahulu, kemudian
dianalisis dan mengadakan interpretasi lebih
mendalam (Nazir, 2009). Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode Kontribusi (%) = x 100%
pengumpulan data untuk memperoleh data
sekunder tersebut yaitu dengan menggunakan Dimana :
metode dokumen. Data sekunder dalam penelitian X : PDRB komoditas padi di Kabupaten
ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bondowoso
Kabupaten Bondowoso, Dinas PU Kabupaten Y : PDRB total Kabupaten Bondowoso
Bondowoso, serta Dinas Pertanian Kabupaten Komponen penyusun PDRB Kabupaten
Bondowoso. Bondowoso terdiri dari 17 sektor, maka
Guna mencapai tujuan pertama dalam perhitungan rata-rata kontribusi komponen
penelitian ini yaitu ”mengetahui tanaman pangan penyusun PDRB Kabupaten Bondowoso adalah
yang menjadi basis di setiap kecamatan yang sebagai berikut:
ada di Kabupaten Bondowoso” menggunakan Rata-rata kontribusi komponen PDRB total =
analisis LQ (Location Quotient) dengan rumus
(Adisasmita, 2005) :
LQ = (vi/vt)/(Vi/Vt)
= 5,88%

JSEP Vol 11 No. 1 Maret 2018 67


Komoditas padi termasuk sub-subsektor yang relatif berpotensi untuk dikembangkan
tanaman pangan. Komoditas tanaman pangan di Kabupaten Bondowoso” dianalisis
merupakan salah satu komponen penyusun menggunakan analisis skalogram. Keunggulan
PDRB total Kabupaten Bondowoso yang analisis ini adalah dapat memberikan skor pada
termasuk ke dalam sektor pertanian, kehutanan fasilitas yang dimiliki masing-masing kecamatan
dan perikanan. Sektor pertanian, kehutanan dan (Suning, 2011).
perikanan di Kabupaten Bondowoso terbagi Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis
menjadi tiga (3) antara lain : (a) subsektor pusat pelayanan dengan metode skalogram
pertanian, peternakan, perburuan dan jasa ;(b) (Budiharsono, 2001) adalah sebagai berikut :
subsektor kehutanan dan penebangan kayu ; 1. Setiap kecamatan disusun urutannya
serta (c) subsektor perikanan. Perhitungan rata- berdasarkan pemilikan jenis dan jumlah
rata kontribusi komponen penyusun PDRB fasilitas sebagai berikut :
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan a. Panjang jalan (km)
Kabupaten Bondowoso dapat diformulasikan b. Jarak ke Pusat Kota (km)
sebagai berikut : c. Koperasi (unit)
Rata-rata kontribusi komponen PDRB sektor d. PPL (unit)
e. Kelompok Tani (unit)
pertanian, kehutanan dan perikanan = f. HIPPA (unit)
g. Pasar (unit)
h. Irigasi (unit)
2. Fasilitas-fasilitas disusun urutannya
berdasarkan jumlah terbanyak dari setiap
= 1,96% wilayah yang memiliki jenis fasilitas tersebut.
Komoditas tanaman pangan yang relatif 3. Memberi kriteria skor untuk setiap jenis
berpotensi (diduga padi) tersebut dibagi dengan fasilitas di masing-masing kecamatan.
jumlah komoditas dari sub-subsektor tanaman Kriteria dari setiap jenis fasilitas tersebut
pangan Kabupaten Bondowoso. Sub-subsektor ibagi menjadi tiga kriteria (1 = kurang baik,
ini terdiri dari 7 komoditas. Perhitungan rata- 2 = cukup baik, 3 = baik). Kriteria tersebut
rata kontribusi komoditas komponen penyusun diperoleh berdasarkan rumus interval berikut:
sub-subsektor tanaman pangan Kabupaten jumlah fasilitastertinggi − jumlah fasilitasterendah
Bondowoso dapat diformulasikan sebagai 3
berikut:
Rata-rata kontribusi komoditas penyusun sub- 4. Setiap kecamatan disusun urutannya
berdasarkan total skor dari setiap jenis
fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing
subsektor tanaman pangan = kecamatan.
= 0,28% 5. Yang terakhir, total skor fasilitas dari setiap
Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan, kecamatan tersebut diberi kategori. Kategori
terdapat dua kriteria yang dapat ditemukan total skor fasilitas dari setiap kecamatan
diantaranya yaitu: diperoleh dari rumus berikut :
a. Kontribusi padi ≥ rata-rata kontribusi PDRB total skor tertinggi− totalskor terendah
total Kabupaten Bondowoso (0,28%), berarti 3
kontribusi komoditas padi terhadap PDRB Setelah diketahui nilai kategori, maka kriteria
total Kabupaten Bondowoso mempunyai pengambilan keputusannya adalah sebagai
kontribusi tinggi. Artinya, komoditas padi berikut : 1) Kategori 1, artinya kondisi daya
dukung fasilitas di Kecamatan tersebut tergolong
tersebut cenderung lebih progresif dalam baik. 2) Kategori 2, artinya kondisi daya dukung
mendukung perekonomian di Kabupaten fasilitas di Kecamatan tersebut tergolong cukup
Bondowoso. baik. 3) Kategori 3, artinya kondisi daya dukung
b. Kontribusi padi < rata-rata kontribusi PDRB fasilitas di Kecamatan tersebut tergolong kurang
total Kabupaten Bondowoso (0,28%), berarti baik.
kontribusi komoditas padi terhadap PDRB HASIL DAN PEMBAHASAN
total Kabupaten Bondowoso mempunyai Tanaman Pangan Basis per Kecamatan di
kontribusi rendah. Artinya, komoditas padi Kabupaten Bondowoso
tersebut cenderung kurang progresif dalam Identifikasi komoditas tanaman pangan
mendukung perekonomian di Kabupaten basis masing-masing kecamatan di Kabupaten
Bondowoso menggunakan pendekatan Location
Bondowoso. Quotient (LQ), yaitu menghitung nilai LQ dari
Guna mencapai tujuan keempat dalam setiap komoditas tanaman pangan yang ada di
penelitian ini yaitu “mengetahui perkembangan setiap kecamatan di Kabupaten Bondowoso.
pembangunan wilayah dari segi infrastruktur Kriteria komoditas yang menjadi basis adalah
(sarana dan prasarana) mendukung komoditas

68 JSEP Vol 11 No. 1 Maret 2018


komoditas yang mempunyai nilai LQ>1, paling banyak merupakan komoditas yang relatif
sedangkan komoditas non basis adalah komoditas berpotensi untuk dipertahankan di Kabupaten
yang memiliki nilai LQ<1. Komoditas tanaman Bondowoso. Berikut merupakan komoditas
pangan yang menjadi basis di banyak kecamatan tanaman pangan yang relatif berpotensi untuk
tahun 2010-2014 di Kabupaten Bondowoso dipertahankan di Kabupaten Bondowoso dapat
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Komoditas Tanaman Pangan Basis per Tabel 2. Komoditas Tanaman Pangan yang Relatif
Kecamatan Tahun 2010-2014 di Kabupaten Berpotensi di Kabupaten Bondowoso
Bondowoso No. Komoditas Jumlah Kecamatan Basis
No. Komoditas Kecamatan Basis 1. Padi 13
1. Padi Maesan, Grujugan, Tamanan, 2. Jagung 11
Jambesari DS, Pujer, Tlogosa-
ri, Sukosari, Sumber Wringin, 3. Ubi Kayu 9
Tapen, Wonosari, Tenggarang, 4. Ubi Jalar 5
Bondowoso, Pakem
5. Kacang Hijau 6
2. Jagung Maesan, Sukosari, Sum-
ber Wringin, Tapen, Pakem, 6. Kacang Tanah 9
Taman Krocok, Klabang, Bot-
olinggo, Sempol, Prajekan, 7. Kedelai 7
Cermee Sumber : Data Sekunder Diolah (2017)
3. Ubi Kayu Curahdami, Binakal, Wringin, Berdasarkan tabel 2 dapat dipahami
Tegalampel, Taman Krocok, bahwa komoditas tanaman pangan yang relatif
Klabang, Botolinggo, Sempol, berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten
Prajekan, Cermee
Bondowoso adalah komoditas padi. Hal ini
4. Ubi Jalar Maesan, Bondowoso, Curah- dikarenakan komoditas padi menduduki wilayah
dami, Binakal, Prajekan, basis paling banyak yaitu 13 kecamatan dari 23
5. Kacang Bondowoso, Curahdami, Bot- kecamatan yang ada di Kabupaten Bondowoso.
Hijau olinggo, Taman Krocok, Praje- Selain itu, produksi komoditas padi di Kabupaten
kan, Cermee Bondowoso menduduki posisi tertinggi
6. Kacang Pujer, Sukosari, Sumber dibandingkan komoditas tanaman pangan
Tanah Wringin, Wonosari, Curah- lainnya. Penelitian Sapratama dan Erli H (2013)
dami, Taman Krocok, Sempol, juga menjelaskan bahwa komoditas padi dan
Prajekan, Cermee jagung merupakan komoditas tanaman pangan
basis di banyak wilayah, dimana komoditas
7. Kedelai Grujugan, Botolinggo, Teng-
garang, Bondowoso, Curah- padi dan jagung menduduki 10 kecamatan
dami Prajekan, Cermee basis dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten
Sumber : Data Sekunder Diolah (2017) Bondowoso.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 Kontribusi Tanaman Pangan yang Relatif
di atas, dapat dipahami bahwa setiap kecamatan Berpotensi Terhadap Perekonomian
di Kabupaten Bondowoso memiliki komoditas Kabupaten Bondowoso
tanaman pangan basis yang berbeda-beda Menurut Kairupan (2013), PDRB adalah
sesuai dengan kondisi alam yang dimiliki oleh salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
wilayah kecamatan yang bersangkutan. Namun, pertumbuhan ekonomi adalah laju pertumbuhan
komoditas padi dan jagung menjadi komoditas ekonomi yang biasanya juga digunakan untuk
basis di sebagian besar wilayah kecamatan. menilai sampai seberapa jauh keberhasilan
Komoditas basis tersebut diharapkan mampu pembangunan suatu daerah dalam periode
mendorong tumbuhnya sektor perekonomian lain waktu tertentu dan menjadi tolak ukur dalam
sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan menentukan arah kebijaksanaan pembangunan
ekonomi wilayahnya. yang akan datang. Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) dapat digunakan untuk melihat
Tanaman Pangan yang Relatif Berpotensi kemampuan daya beli masyarakat, pendapatan
Untuk Dipertahankan di Kabupaten per kapita, dan juga dapat melihat potensi
Bondowoso yang dimiliki oleh suatu wilayah melalui
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui pendekatan sektoral. Salah satu sektor yang
komoditas tanaman pangan yang relatif mampu memberikan kontribusi cukup besar
berpotensi untuk dipertahankan di Kabupaten bagi Pendapatan Regional Bruto Kabupaten
Bondowoso adalah menggunakan analisis Bondowoso adalah sektor pertanian, kehutanan
kriteria kekuatan LQ (Location Quotient). dan perikanan.
Kriteria dari analisis ini yaitu komoditas Tanaman pangan di Kabupaten
tanaman pangan yang menduduki wilayah basis Bondowoso terdiri dari 7 komoditas. Padi

JSEP Vol 11 No. 1 Maret 2018 69


merupakan komoditas tanaman pangan yang diketahui apabila penerimaan komoditas padi
relatif berpotensi untuk dipertahankan di > 0,28% maka kontribusi komoditas padi
Kabupaten Bondowoso. Hal ini dikarenakan terhadap perekonomian Kabupaten Bondowoso
komoditas padi merupakan komoditas tanaman adalah tinggi. Sebaliknya, apabila penerimaan
pangan yang menduduki wikayah basis paling komoditas padi < 0,28% maka kontribusi
banyak, yaitu menduduki 13 wilayah basis komoditas padi terhadap perekonomian
dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Kabupaten Bondowoso adalah rendah.
Bondowoso. Kontribusi komoditas padi terhadap
Komoditas padi di Kabupaten perekonomian Kabupaten Bondowoso selama
Bondowoso dapat memberikan prospek yang periode 2010 hingga 2014 berturut-turut
cukup baik bagi perekonomian daerah, karena adalah sebesar 12,41%; 11,51%; 12,77%;
Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu 13,35%; 12,13%.  Nilai kontribusi terendah dari
lumbung padi untuk Provinsi Jawa Timur. Oleh komoditas padi terjadi pada tahun 2011. Hal ini
karena itu, penting untuk diketahui seberapa terjadi karena produksi komoditas padi pada
besar persentase sumbangan kontribusi tahun 2011 menurun dari tahun sebelumnya.
pengusahaan komoditas padi terhadap Nilai kontribusi tertinggi dari komoditas padi
perekonomian Kabupaten Bondowoso. Berikut terjadi pada tahun 2013. Hal ini terjadi karena
merupakan Tabel kontibusi komoditas padi produksi komoditas padi pada tahun 2013
terhadap perekonomian Kabupaten Bondowoso. meningkat drastis dari tahun sebelumnya.
Tabel 3. Kontribusi Komoditas Padi Terhadap Kondisi Peringkat Daya Dukung Fasilitas
Perekonomian Kabupaten Bondowoso dalam Rangka Mempertahankan Komoditas
Tahun 2010-2014 (PDRB Harga Berlaku) yang Relatif Berpotensi di Kabupaten
PDRB Bondowoso
PDRB Kon- Menurut Novrilasari (2008), daya
Kab.
Padi Bondowo- Padi Keteran-
tribusi
Tahun (Miliar gan dukung fasilitas pada suatu wilayah sangat
so (Miliar mempengaruhi perkembangan wilayah. Wilayah
Rp) (%)
RP) yang fasilitasnya baik akan lebih berkembang,
2010 1.056,53 8.515,88 12,41 Tinggi sedangkan wilayah yang fasilitasnya kurang
2011 1.099,86 9.552,75 11,51 Tinggi
baik akan relatif tertinggal. Komoditas tanaman
pangan dan perkebunan yang relatif berpotensi
2012 1.358,50 10.634,08 12,77 Tinggi untuk dikembangkan di Kabupaten Bondowoso
2013 1.573,95 11.792,64 13,35 Tinggi tentunya didukung oleh ketersediaan fasilitas
yang cukup untuk mendukung aktivitas
2014 1.585,57 13.074,06 12,13 Tinggi perekonomian wilayah.
Sumber : Data Sekunder Diolah (2017)
Pusat pertumbuhan dan pelayanan dalam
Keterangan: *Rata-rata kontribusi komponen penyusun
PDRB Kabupaten Bondowoso 0,28%
suatu wilayah akan memberikan keuntungan pada
wilayah tersebut. Perkembangan pembangunan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dipahami wilayah dari segi fasilitas guna mendukung
bahwa kontribusi komoditas padi terhadap PDRB komoditas tanaman pangan dan perkebunan
Kabupaten Bondowoso selama kurun waktu lima yang relatif berpotensi untuk dikembangkan di
tahun adalah tinggi. Komoditas padi memberikan Kabupaten Bondowoso menggunakan analisis
kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian skalogram. Menurut Sadik (2016), analisis
Kabupaten Bondowoso, dikarenakan komoditas ini merupakan salah satu analisis terhadap
ini merupakan komoditas tanaman pangan yang pemusatan dalam suatu wilayah, dengan
memiliki produksi paling tinggi dibandingkan melakukan identifikasi terhadap fasilitas-
komoditas lainnya. Hal ini selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Andriana (2011) fasilitas kunci yang mempunyai hierarki serta
yang menyebutkan bahwa padi merupakan mencirikan suatu daerah berkembang.
komoditi tanaman bahan makanan penyumbang Fasilitas-faslitas yang dapat
kontribusi terbesar dalam perekonomian mendukung komoditas relatif berpotensi untuk
Kabupaten Sleman, dengan angka kontribusi dipertahankan di Kabupaten Bondowoso yaitu
mencapai 43,09%. Besarnya angka kontribusi panjang jalan, jarak menuju pusat kota, pasar,
komoditas padi terhadap perekonomian koperasi, Penyuluh Pertanian Lapang (PPL),
Kabupaten Sleman ini karena nilai produksi padi Kelompok Tani (Poktan), irigasi dan Himpunan
merupakan yang paling tinggi diantara komoditi Petani Pengguna Air (HIPPA). Penyebaran daya
tanaman bahan makanan utama di kabupaten ini. dukung fasilitas dalam rangka mempertahankan
Kriteria tinggi rendahnya dapat komoditas relatif berpotensi di Kabupaten
diketahui dengan membandingkan presentase Bondowoso dapat dilihat pada Tabel 4.
kontribusi komoditas padi dengan presentase
rata-rata kontribusi komponen PDRB
Kabupaten Bondowoso. Kriteria tinggi
rendahnya kontribusi komoditas padi dapat

70 JSEP Vol 11 No. 1 Maret 2018


Tabel 4. Penyebaran Daya Dukung Fasilitas dalam Pujer, Tlogosari, Wonosari, Wringin, Grujugan,
Rangka Mempertahankan Komoditas Relatif Tenggarang, Curahdami, Binakal, Botolinggo,
Berpotensi di Kabupaten Bondowoso Cermeee, Sukosari, Tapen dan Klabang.
Kecama- Total Kate- Kecamatan yang menduduki kategori
No a b c d e f g h
tan Skor gori 2 merupakan kecamatan yang memiliki daya
1. Bondowoso 1 3 2 3 3 1 3 2 18 1 dukung fasilitas yang tergolong cukup baik
2. Pakem 2 3 2 1 3 2 2 3 18 1
dalam mempertahankan komoditas yang relatif
berpotensi di Kabupaten Bondowoso. Terdapat 
3. Maesan 1 3 1 1 2 3 3 3 17 1 6 (enam) kecamatan yang termasuk dalam
4. Pujer 1 3 2 1 1 3 3 3 17 1 kategori 2, yaitu : Tamanan, Taman Krocok,
5. Tlogosari 1 3 1 1 2 3 3 3 17 1 Prajekan, Jambesari DS, Sumber Wringin dan
Tegalampel.
6. Wonosari 1 3 1 1 2 3 3 3 17 1 Kecamatan yang menduduki kategori
7. Wringin 1 3 2 1 2 3 3 2 17 1 3 merupakan kecamatan yang memiliki daya
8. Grujugan 1 3 1 1 2 3 3 2 16 1 dukung fasilitas yang tergolong kurang baik
dalam mempertahankan komoditas yang relatif
9. Tenggarang 1 3 1 1 2 3 3 2 16 1
berpotensi di Kabupaten Bondowoso. Kecamatan
10. Curahdami 1 3 1 1 2 3 3 2 16 1 Sempol merupakan satu-satunya kecamatan
11. Binakal 1 3 3 1 2 2 2 2 16 1 yang memiliki fasilitas dengan kategori 3.
12. Botolinggo 3 3 3 1 2 2 1 1 16 1 Komoditas padi merupakan komoditas
13. Cermeee 1 2 2 1 1 3 3 3 16 1
yang relatif berpotensi untuk dipertahankan di
Kabupaten Bondowoso. Hal ini dikarenakan
14. Sukosari 1 3 3 1 3 1 1 2 15 1
komoditas padi menduduki wilayah basis paling
15. Tapen 1 3 1 1 1 2 3 3 15 1 banyak. Kecamatan yang menjadi wilayah basis
16. Klabang 1 3 2 1 1 2 3 2 15 1 komoditas padi antara lain Maesan, Grujugan,
17. Tamanan 1 3 2 1 1 2 2 2 14 2 Tamanan, Jambesari DS, Pujer, Tlogosari,
Taman Sukosari, Sumber Wringin, Tapen, Wonosari,
18. 1 3 2 1 2 2 2 1 14 2
Krocok Tenggarang, Bondowoso, dan Pakem.. Sebagian
19. Prajekan 1 3 1 1 2 2 2 2 14 2 besar dari kecamatan tersebut memiliki daya
Jambesari dukung fasilitas yang baik guna mendukung
20. 1 3 1 1 2 1 2 2 13 2
DS
Sumber kegiatan usahatani komoditas padi dan kelapa,
21. 1 3 1 1 2 1 2 2 13 2
Wringin karena kecamatan tersebut memiliki keunggulan
22. Tegalampel 1 3 1 1 2 2 2 1 13 2 fasilitas masing-masing.
23. Sempol 1 1 1 1 1 1 1 8 3 Berdasarkan pemaparan di atas dapat
Sumber : Data Sekunder Diolah (2017) dikatakan bahwa sebagian besar kecamatan di
Keterangan : a = Panjang Jalan (km) Kabupaten Bondowoso telah memiliki daya
b = Jarak Ke Pusat Kota (km) dukung fasilitas (sarana dan prasarana) yang
c = Pasar (unit) baik guna mendukung kegiatan usahatani
d = Koperasi (unit)
e = PPL (unit) komoditas padi. Kecamatan tersebut memiliki
f = Kelompok Tani (unit) kemampuan daya dukung fasilitas masing-
g = HIPPA (unit) masing sesuai dengan jumlah fasilitas yang
h = Irigasi (unit) dimiliki. Artinya hipotesis yang menyatakan
bahwa di sebagian besar wilayah kecamatan yang
Berdasarkan Tabel 4 dapat dipahami ada di Kabupaten Bondowoso, telah memiliki
bahwa total skor fasilitas tertinggi dari memiliki kondisi daya dukung fasilitas yang
keseluruhan kecamatan yang ada di Kabupaten baik guna mempertahankan komoditas tanaman
Bondowoso adalah 18 dan total skor terendah pangan yang relatif berpotensi di Kabupaten
adalah 8. Setiap kecamatan memiliki total skor Bondowoso.
masing-masing sesuai dengan kondisi daya
dukung fasilitas yang dimiliki. Kecamatan yang KESIMPULAN
memiliki total skor antara 14,68 – 18,01 diberi Berdasarkan hasil analisis komoditas
kategori 1, kecamatan yang memiliki total tanaman pangan di masing-masing kecamatan di
skor antara 11,34-14,67 diberi kategori 2, dan Kabupaten Bondowoso adalah setiap kecamatan
kecamatan yang memiliki total skor 8-11,33 menghasilkan komoditas basis yang berbeda-
diberi kategori 3. beda, sesuai dengan potensi wilayahnya masing-
Kecamatan yang menduduki kategori masing. Namun, komoditas tanaman pangan
1 merupakan kecamatan yang memiliki daya yang menjadi komoditas tanaman pangan basis
dukung fasilitas yang tergolong baik dalam di sebagian besar kecamatan adalah padi dan
mempertahankan komoditas yang relatif jagung. Komoditas tanaman pangan yang relatif
berpotensi di Kabupaten Bondowoso. Terdapat berpotensi untuk dipertahankan di Kabupaten
16 (enam belas) kecamatan yang termasuk dalam Bondowoso adalah padi, dikarenakan komoditas
kategori 1, yaitu : Bondowoso, Pakem, Maesan, padi menduduki wilayah basis paling banyak

JSEP Vol 11 No. 1 Maret 2018 71


dibandingkan komoditas tanaman pangan Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi”.
lainnya yaitu 13 wilayah basis dari 23 kecamatan Tidak Diterbitkan. Skripsi. Bogor: Institut
yang ada. Kontribusi komoditas tanaman pangan Pertanian Bogor.
yang relatif berpotensi untuk dipertahankan
di Kabupaten Bondowoso yaitu padi terhadap Sadik, J. 2016. Keragaan Relatif dan
perekonomian Kabupaten Bondowoso adalah Karakteristik Perkembangan Kecamatan di
tinggi. Kabupaten Bangkalan. Media Trend, 11 (1):
Berdasarkan hasil analisis skalogram 20-34.
dapat disimpulkan bahwa kecamatan yang
menduduki kategori 1 merupakan kecamatan Suryanty, M. Sriyoto, E. Yuliarti. 2014. Kajian
yang memiliki daya dukung fasilitas yang Basis dan Priotitas dalam Sektor Pertanian
tergolong baik dalam mempertahankan bagi Pembangunan Wilayah Pesisir
komoditas yang relatif berpotensi di Kabupaten Bengkulu. AGRISEP Vol. 14 No.1 Maret
Bondowoso dengan sejumlah 16 (enam belas) 2014.
kecamatan. Kecamatan yang menduduki
kategori 2 merupakan kecamatan yang memiliki Sapratama, R.M.E dan Erli, H.K.D. 2013.
daya dukung fasilitas yang tergolong cukup baik Penentuan Kawasan Agroindustri
dalam mempertahankan komoditas yang relatif Berdasarkan Komoditas Unggulan di
berpotensi di Kabupaten Bondowoso dengan Kabupaten Bondowoso. Jurnal Teknik
sejumlah 6 (enam) kecamatan. Kecamatan Pomits, 2 (2) : 1 – 5.
Sempol merupakan satu-satunya kecamatan
yang menduduki kategori 3, artinya Kecamatan Suning. 2011. Identifikasi Sektor Ekonomi Basis
Sempol yang memiliki daya dukung fasilitas yang (Unggulan) dan Hierarki Pusat Pelayanan
tergolong kurang baik dalam mempertahankan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Fasilitas
komoditas yang relatif berpotensi di Kabupaten Dalam Rangka Pengembangan Wilayah
Bondowoso. Namun, di sebagian besar wilayah (Studi Kecamatan Kasiman dan Kecamatan
kecamatan yang ada di Kabupaten Bondowoso Padangan Kabupaten Bojonegoro). Teknik
telah memiliki daya dukung fasilitas yang baik Waktu, 9 (2) : 25 – 33.
guna mempertahankan komoditas tanaman
pangan yang relatif berpotensi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi
Wilayah. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Andriana, Riska. 2011. “Analisis Peran


Komoditi Tanaman Bahan Makanan dalam
Pembangunan Ekonomi Kabupaten Sleman
(Pendekatan Tipologi Klassen)”. Tidak
Diterbitkan. Skripsi. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.

Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis


Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.
Jakarta : Pradnya Pramita.

Kairupan, S.P. 2013. Produk Domestik Regional


Bruto (Pdrb), Inflasi Dan Belanja Daerah
Pengaruhnya Terhadap Kesempatan Kerja
Di Sulawesi Utara Tahun 2000-2012.
EMBA, 1 (4) : 2206 – 2216.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor:


Ghalia Indonesia.

Nikijuluw, J.B. 2013. Analisis Sektor Ekonomi


Unggulan Kabupaten/Kota
Di Propinsi Maluku. Cita Ekonomika, VII
(2) : 196 – 303.

Novrilasari, Dylla. 2008. “Analisis Sektor


Unggulan Dalam Meningkatkan
Perekonomian Dan Pembangunan

72 JSEP Vol 11 No. 1 Maret 2018

Você também pode gostar