Você está na página 1de 7

PERSEPSI PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT IMELDA


MEDAN TAHUN 2013

Helmida Br Barus¹, Lita Sri Andayani², Eddy Syahrial²


¹Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
²Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
Email: helmidabarus@yahoo.co.id

ABSTRACT
This research is deskriftif by using a quantitative approach. The population in this study
are all the patients in the inpatient room class III Hospital Imelda and the number of samples as the
respondents a total of 65 people.
The results showed the category indicator is direct evidence or real nurses are the majority
category either as many as 54 people (83.1%), the category of indicators of reliability of nurses is
the majority of the categories are good enough as many as 37 people (56.9%), indicator category
respond swiftly nurses are the majority category either as many as 28 people (43.1%), indicator
categories convinces nurses are the majority category either as many as 25 people (38.5%) and
categories of indicators are the majority of nurses empathy categories less well as many as 26
people (40,0%).
In order to change the perception of patients who are not good indicators of health care
nurses in inpatient hospitals, Imelda, required the efforts of requiring inpatient room nurses in
training activities and seminars on health so that knowledge is always growing and developing as
well as they can provide a wide range of health information to patients with precise, hospital
management need to set policies and measures to deal with the patient's complaint about the
persuasive approach to nurse the nurse through the supervision of the head of the room and the
awarding of reward.

Keywords: perception of the patient, the nurse service

PENDAHULUAN ketersediaan sarana dan prasarana rumah sakit


guna guna memenuhi kebutuhan dan harapan
Pandangan atau persepsi seseorang masyarakat. Dengan demikian keberhasilan
mengenai suatu pelayanan kesehatan suatu rumah sakit tidak hanya ditentukan oleh
terbentuk setelah adanya pengamatan apakah kemampuan medis tetapi juga ditentuka oleh
berupa pengalaman langsung menjadi pasien fasilitas pelayanan rumah sakit dan non medis
atau melalui informasi yang di peroleh (Andriani, 2005).
melalui media massa maupun orang yang Pelayanan keperawatan mempunyai
pernah menjadi pasien atau keluarga pasien di peranan besar dalam meningkatkan dan
sarana pelayanan ksehatan tersebut. Persepsi menentukan keberhasilan pelayanan
yang terbentuk akan diikuti dengan kesehatan, pelayanan keperawatan ini juga
pembentukan sikap, selanjutnya sikap akan di termasuk pelayanan keperawatan di rumah
ikuti oleh tindakan terhadap pelayanan sakit. Dengan demikian baik buruknya
kesehatan bila memerlukanya. (Notoatmodjo, pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat
1993). ditentukan oleh pelayanan keperawatan itu
Tuntutan pasien terhadap pelayanan sendiri (Azwar, 2000).
kesehatan yang berkualitas bukan hanya Pelayanan keperawatan merupakan suatu
berkaitan dengan kesembuhan dari penyakit, bentuk pelayanan profesional yang
tetapi juga menyangkut persepsi pasien merupakan bagian integral dari pelayanan
terhadap kualitas keseluruhan proses kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
pelayanan yang termasuk kedalamnya keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
1
sosio-spiritual yang komperhensif ditujukan telah dilaksanakan Pengembangan
kepada individu,keluarga dan masyarakat, Manajemen Kerja (PMK) yang merupakan
baik yang sakit maupun yang sehat yang suatu model peningkatan kerja perawat di
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Puskesmas dan Rumah Sakit. Sehingga
(Aditama, 2000). dengan adanya pengembangan Manajemen
Perawat sebagai bagian dari tenaga Kerja (PMK) akan meningkatkan motivasi
kesehatan juga harus meningkatkan kerja perawat dalam melaksanakan tugas yang
profesionalisme dalam pelaksanaan asuhan diberikan dengan baik.
keperawatan. Perawat juga dituntut untuk Pengembangan Manajemen Kerja (PMK)
melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan sebagai suatu sistem meliputi tiga unsur
standar profesinya, yang terdiri atas: pengkaji penting, yaitu : Input, Proses dan Output.
an, penetapan diagnose keperawatan,perencan Input PMK meliputi: standar (SOP), uraian
aan, melaksanakan tindakan keperawatan dan tugas, tanggung jawab dan akuntabilitas,
evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan jabatan fungsional, system penghargaan,
yang dimaksud meliputi : intervensi pelatihan yang pernah diikuti. Proses PMK
keperawatan, observasi keperawatan, pendidi- meliputi : monitoring berdasarkan
kan dan konselingkeperawatan, sesuai dengan indicator kinerja, pengelolaan penyimpangan,
standar asuhan keperawatan yang ditetapkan pendokumentasian kegiatan, diskusi refleksi
oleh organisasi profesi. kasus,pertemuan strategik.
(Kep Menkes no.1239/Menkes/SK/XI/2001). Output PMK meliputi: peningkatan
Menurut Parasuraman dalam Wijono kesadaran staf terhadap tugas dan tanggung
(1999), dimensi ukuran kualitas jasa/pelayana jawab , peningkatan kinerja, dan peningkatan
n terdiri dari : Tangibel (nyata/bukti langsun), motivasi, peningkatan kepuasan kerja dan
Reliability (kehandalan), Responsiveness mendorong dikembangkannya sistem
(cepat tanggap), Assurance (kepastian), penghargaan yang berdampak terhadap
Empathy (empati). peningkatan kualitas asuhan keperawatan dan
Hasil penelitian WHO di Indonesia kebidanan serta pelayanan kesehatan secara
dalam Departemen Kesehatan RI (1998), keseluruhan.
menunjukkan bahwa rendahnya pelayanan Menurut laporan data Sensus Nasional
rumah sakit di sebabkan oleh mutu pelayanan 2001 pelayanan kesehatan untuk rawat inap
yang rendah, hal ini ditunjukkan dari tingkat yang banyak dimanfaatkan adalah rumah sakit
pelayanan asuhan keperawatan yang pemerintah adalah (37,1%) dan rumah sakit
merupakan bagian integral dari pelayanan swasta (34,3%) sisanya adalah rumah sakit
kesehatan memiliki peran yang sangat besar bersalin dan puskesmas, sedangkan untuk
terhadap peningkatan mutu pelayanan rumah pelayanan
sakit secara keseluruhan kesehatan disimpulkan bahwa ketidak-puasan
Pada tahun 2000 Direktorat pelayanan dari pelayanan keperawatan pemerintah dan
keperawatan Departemen Kesehatan swasta untuk rawat jalan dan rawat inap
bekerja sama dengan WHO mengadakan pen- semakin meningkat.
elitian tentang pelayanan keperawatan di Hasil penelitian Herlina Zainuddin (2004)
Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa di RSU Dr.Zainoel Abidin menyatakan bahwa
Barat, dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) persepsi mengenai mutu asuhan keperawatan
menunjukkan bahwa : 1). 70,9% perawat di ruang rawat inap penyakit dalam masih
selama 3 tahun terakhir tidak pernah kurang yaitu dari 34 responden yang
mengikuti pelatihan. 2). 39,8% perawat menjawab “YA” sebanyak 36%, berarti
masih melakukan tugas tugas non keperawat- perawat yang bekerja sesuai standar hanya
an. 3). 47,4% perawat tidak mempunyai 36% dan yng menjawab “TIDAK” sebanyak
uraian tugas secara tertulis. 4). Belum 64% berarti perawat yang bekerja tidak sesuai
dikembangkan evaluasi kinerja perawat setandar sebesar 64%.
secara khusus. Rumah Sakit Imelda merupakan salah satu
Untuk itu sesuai dengan keputusan Menteri Rumah Sakit Swasta tipe “B” yang terdiri dari
Kesehatan No. 836 / Menkes / SK / IV / 2005 10 ruangan untuk rawat inap, kapasitas tempat
2
tidur sebanyak 300 untuk pasien rawat inap bagaimana persepsi pasien terhadap
dan menerima berbagai jenis Jaminan pelayanan kesehatan yang diberikan perawat
Kesehatan baik dari pemerintah (Jamkesmas, terutama di Ruangan Rawat Inap Kelas III
Jamkesda, Medan Sehat, Jampersal, ASKES), Bangsal Rumah Sakit Imelda.
PT dan Perusahan lain yang bekerjasama
dengan Rumah Sakit Imelda. Sehingga PERUMUSAN MASALAH
banyak orang atau masyarakat menggunakan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Imelda Berdasarkan latar belakang diatas dapat
karena tidak semua rumah sakit swasta yang dirumuskan suatu masalah yaitu penurunan
menerima jaminan kesehatan. (Rekam medik jumlah kunjungan pasien rawat inap di
RS Imelda, 2013). Rumah Sakit Imelda, maka peneliti ingin
Berdasarkan hasil Survey sementara yang mengetahui Persepsi Pasien Terhadap
dilakukan pada bulan Agustus Tahun 2013 di Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang
Rumah Sakit Imelda Medan Jumlah seluruh Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit
pekerja perawat 145 orang, bidan 51 orang. Imelda Medan Tahun 2013.
Jumlah seluruh pasien rawat inap di Rumah
Sakit Imelda Medan pada tahun 2011 TUJUAN PENELITIAN
sebanyak 11.276 orang sedangkan pada tahun Tujuan Umum
2012 sebanyak 10.906 orang. Berdasarkan
data tersebut dapat kita ketahui terjadi Mengetahui Persepsi Pasien Terhadap
penurunan jumlah kunjungan pasien rawat Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruangan
inap. Sedangkan jumlah pasien rawat inap Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit
tahun 2013 sampai bulan agustus ini sebanyak Imelda Medan.
6.731 orang. Total jumlah rata- rata
pasienrawat inap perbulan dari bulan Januari- Tujuan Khusus
Agustus sebanyak 841orang.
Penelitian ini akan dilakukan di ruangan 1. Untuk mengetahui persepsi pasien
rawat inap kelas III bangsal, dimana terhadap kategori indikator bukti langsung
berdasarkan informasi dari Rumah Sakit dan dari pelayanan kesehatan perawat.
berdasarkan pengalaman pada umumnya 2. Untuk mengetahui persepsi pasien
ruang rawat inap kelas III atau sering juga terhadap kategori indikator kehandalan
disebut ruang bangsal lebih sering ada dari pelayanan kesehatan perawat.
keluhan pasien mengenai pelayanan perawat 3. Untuk mengetahui persepsi pasien
yang kurang baik dan banyak pasien merasa terhadap kategori indikator cepat tanggap
tidak puas terhadap pelayanan yang diterima. dari pelayanan kesehatan perawat.
Adapun ruangan rawat inap kelas III 4. Untuk mengetahui persepsi pasien
termasuk bangsal di Rumah Sakit Imelda terhadap kategori indikator kepastian dari
yaitu ruangan Katalia dan Anggrek, dimana pelayanan kesehatan perawat.
pada ruangan Katalia dan angrek terdiri dari 2 5. Untuk mengetahui persepsi pasien
dan 4 kamar dengan kapasitas pasien 10- 15 terhadap kategori indikator empati dari
orang dalam satu kamar. pelayanan kesehatan perawat.
Banyak hal yang menyebabkan terjadi-
nya penurunan jumlah kunjungan seperti METODE PENELITIAN
persepsi pasien yang kurang baik terhadap
pelayanan yang diberikan perawat dan Jenis penelitian adalah bersifat deskriptif
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan Lokasi penelitian dilaksanakan di ruang rawat
yang diterima dari suatu Rumah Sakit. Hal inap kelas III bangsal Rumah Sakit Imelda
tersebut akan membuat pasien mencari Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada
pelayanan kesehatan yang lebih baik. bulan Mei 2013 sampai Februari 2014.
Berdasarkan dari hal tersebut, penulis Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
tertarik memilih Rumah Sakit Imelda sebagai pasien di ruang rawat inap kelas III bangsal
tempat penelitian untuk mengetahui Rumah Sakit Imelda Medan, dan sampel
3
diambil dengan menggunakan rumus Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
lemeshow (1997) sehingga diperoleh sampel Menurut Pendidikan di Rumah
sebanyak 65 orang dilakukan dengan cara Sakit Imelda Medan Tahun 2013
Incidental (Subagyo,1997). Metode No Pendidikan Frekuensi Persentase
pengumpulan data yaitu data primer dan data (F) (%)
sekunder. Analisis data secara deskriptif 1 SD 8 12,3
dalam bentuk distribusi frekuensi dan 2 SMP 15 23,1
persentase dari tiap variabel.(Arikunto, 2010). 3 SMA Sederajat 38 58,5
4 D- III 4 6,2
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah 65 100,0

1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa


pendidikan responden terbanyak adalah SMA
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden sebanyak 38 orang (58,5%) di ruang rawat
Menurut Umur di Rumah Sakit inap kelas III bangsal Rumah Sakit Imelda
Imelda Medan Tahun 2013 Medan.
No Umur Frekuensi Persentase
(tahun) (F) (%) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
1 < 20 6 9,2 Menurut Pekerjaan di Rumah
2 20-29 15 23,1 Sakit Imelda Medan Tahun 2013
3 30-39 19 29,2 No Pekerjaan Frekuensi Persentase
4 40-49 15 23,1 (F) (%)
5 >50 10 15,4 1 Pegawai 13 20,0
Jumlah 65 100,0 Swasta
2 Buruh 20 30,8
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 3 Petani 8 12,3
umur responden terbanyak adalah umur 30-39 4 Wiraswasta 24 36,9
sebanyak 19 orang (29,2%) di ruang rawat Jumlah 65 100,0
inap kelas III bangsal Rumah Sakit Imelda
Medan. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
pekerjaan responden terbanyak adalah
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Wiraswasta sebanyak 24 orang (36,9%) di
Menurut Jenis Kelamin di ruang rawat inap kelas III bangsal Rumah
Rumah Sakit Imelda Medan Sakit Imelda Medan.
Tahun 2013
No Jenis Frekuensi Persentase Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
Kelamin (F) (%) Menurut Penghasilan di Rumah
1 Laki – laki 38 58,5 Sakit Imelda Medan Tahun 2013
2 Perempuan 27 41,5 No Penghasilan Frekuensi (F) Persentase (%)
Jumlah 65 100,0 1 >RP. 1.305.000,- 24 36,9
2 <RP. 1.305.000,- 41 63,1
Jumlah 65 100,0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
jenis kelamin responden terbanyak adalah
Berdasarkan tabel di atas diketahui
laki-laki sebanyak 38 orang (58,5%) di ruang
penghasilan responden terbanyak adalah<RP.
rawat inap kelas III bangsal Rumah Sakit
1.305.000 di ruang rawat inap kelas III
Imelda Medan.
Rumah Sakit Imelda Medan

4
2. Indikator Pelayanan Kesehatan orang(38,5%), dan kategori kurang sebanyak
Perawat 3 orang (4,6%). Berdasarkan data tersebut
a. Indikator Bukti langsung Pelayanan diketahui persepsi perawat mengenai
Kesehatan Perawat kehandalan perawat cukup baik dan baik
namun masih ada pasien yang menilai
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kategori kehandalan perawat yang kurang baik.
Berdasarkan Indikator Bukti
Langsung Pelayanan Kesehatan c. Indikator Cepat Tanggap Pelayanan
Perawat di Ruang Rawat Inap Kesehatan Perawat
Kelas III Bangsal Rumah Sakit
Imelda Medan Tahun 2013 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Kategori
No Bukti Jumlah Persentase Cepat Tanggap Pelayanan
Langsung (%) Kesehatan Perawat di Ruang
1 Baik 54 83,1 Rawat Inap Kelas III Bangsal
2 Cukup 9 13,8 Rumah Sakit Imelda Medan
3 Kurang 2 3,1 Tahun 2013
Jumlah 65 100,0 No Cepat Jumlah Persentase
Tanggap (%)
Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian di 1 Baik 28 43,1
Rumah Sakit Imelda berdasarkan kategori 2 Cukup 19 29,2
indikator bukti langsung atau penampilan 3 Kurang 18 27,7
fisik pelayanan kesehatan perawat yaitu Jumlah 65 100,0
kategori baik sebanyak 54 orang (83,1%),
kategori cukup sebanyak 9 orang(13,8%), dan Berdasarkan Tabel diatas hasil penelitian
kategori kurang sebanyak 2 orang (3,1%). di Rumah Sakit Imelda berdasarkan kategori
Dari data tersebut diketahui mayoritas indikator cepat tanggap pelayanan kesehatan
responden mengatakan penampilan perawat perawat kategori baik sebanyak 28 orang
baik. (43,1%), kategori cukup sebanyak 19 orang
(29,2%), dan kategori kurang sebanyak 19
b. Indikator Kehandalan Pelayanan orang (27,7%). Berdasarkan data tersebut
Kesehatan Perawat diketahui persepsi pasien dalam indikator
cepat tanggap perawat masih perlu
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kategori ditingkatkan walaupun pasien menilai cepat
Berdasarkan Indikator tanggap perawat dalam memberikan
Kehandalan Pelayanan pelayanan sudah baik dan cukup baik.
Kesehatan perawat di Ruang
Rawat Inap Kelas III Bangsal d. Indikator Kepastian Pelayanan
Rumah Sakit Imelda Medan Kesehatan Perawat
Tahun 2013.
No Kehandalan Jumlah Persentase Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kategori
(%) Berdasarkan Indikator
1 Baik 25 38,5 Kepastian Pelayanan Kesehatan
2 Cukup 37 56,9 Perawat di Ruang Rawat Inap
3 Kurang 3 4,6 Kelas III Bangsal Rumah Sakit
Jumlah 65 100,0 Imelda Medan Tahun 2013
No Kepastian Jumlah Persentase
Berdasarkan Tabel diatas hasil penelitian (%)
di Rumah Sakit Imelda dikategorikan 1 Baik 25 38,5
berdasarkan indikator kehandalan pelayanan 2 Cukup 16 24,6
kesehatan perawat kategori cukup sebanyak 3 Kurang 24 36,9
37 orang (56,9%), kategori baik sebanyak 25 Jumlah 65 100,0

5
Berdasarkan Tabel diatas hasil penelitian Persepsi pasien terhadap kategori indikator
di Rumah sakit Imelda diketahui kategori kehandalan dari perawat adalah kategori
indikator kepastian pelayanan kesehatan cukup dimana perawat tidak pernah
perawat kategori baik sebanyak 25 orang melakukan kesalahan saat melayani,
(38,5%), kategori kurang sebanyak 24 bertanggung jawab, terampil, memberikan
orang(36,9%), dan kategori cukup sebanyak pelayanan yang adil namun demikian masih
16 orang (24,6%). Berdasarkan data tersebut ada juga responden yang mengatakan perawat
dapat diketahui pasien menilai kepastian kurang ramah, tidak segera menerima
pelayanan kesehatan yang diberikan perawat pasien, perawat tidak menginformasik-an hal-
dalam kategori baik namun sebagian hal penting sewaktu perawat dan perawat
responden menilai kepastian pelayanan yang kurang terampil.
kesehatan yang diberikan perawat masih Persepsi pasien terhadap kategori indikator
kurang. cepat tanggap perawat adalah kategori baik
dimana responden mengatakan perawat
e. Indikator Empati Pelayanan tanggap terhadap keluhan pasien, perawat
Kesehatan Perawat dapat memberikan informasi yang jelas saat
ditanya, perawat siap memberikan tindakan
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kategori keperawatan dan segera datang saat dipanggil
Responden Berdasarkan Indikator walaupun demikian masih ada responden
Empati Pelayanan Kesehatan yang mengetakan perawat yang kurang cepat
Perawat di Ruang Rawat Inap dan tanggap terhadap keluhan pasien, perawat
Kelas III Bangsal Rumah Sakit yang tidak selalu siap saat dipanggil, perawat
Imelda Medan Tahun 2013 yang tidak memberikan tindakan
No Empati Jumlah Persentase keperawatan.
(%) Persepsi pasien terhadap kategori indikator
1 Baik 19 29,2 kepastian perawat adalah kategori baik
2 Cukup 20 30,8 dimana responden mengatakan percaya
3 Kurang 26 40,0 terhadap tindakan keperawatan yang di
Jumlah 65 100,0 lakukan, perawat tidak bingung dan sabar,
perawat dapat memberikan rasa aman dan
Berdasarkan Tabel diatas hasil penelitian perawat selalu mengetahui semua yang
di Rumah Sakit Imelda diketahui kategori berhubungan dengan proses pengobatan
indikator empati pelayanan kesehatan perawat walaupun demikian masih ada juga responden
kategori kurang sebanyak 26 orang (40%), yang mengatakan perawat tidak ada
kategori cukup sebanyak 20 orang(30,8%) memotivasi pasien dalam proses
dan kategori baik sebanyak 19 orang (29,2%). penyembuhan, perawat kurang peduli
Dari data tersebut diketahui persepsi pasien terhadap rasa aman dan tenang pasien,
mengenai empati perawat masih kurang perawat yang kurang ramah serta perawat
walaupun sebagian responden merasa sudah yang kurang bisa mengkomunikasikan
cukup baik. tindakan keperawatan yang diberikan.
Persepsi pasien terhadap kategori indikator
KESIMPULAN DAN SARAN empati dari perawat adalah kategori kurang
Kesimpulan dimana responden mengatakan perawat
kurang memahami kebutuhan pasien saat
Persepsi pasien terhadap kategori indikator diruang perawatan, perawat kurang perhatian,
bukti langsung atau nyata perawat adalah perawat kurang mengerti kesulitan pasien,
kategori baik dimana reponden mengatakan namun demikian ada juga responden yang
perawat menggunakan sepatu, berpakaian mengatakan perawat perhatian, sopan dan
sopan, rapi, selalu menggunakan atribut memahami kebutuhan pasien.
yang lengkap saat memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.

6
Saran Bina Pelayanan Medik, Ditjen, 2010. Warta
Yanmed Edisi XXI. Kementerian
Dalam rangka mengubah persepsi pasien Kesehatan RI, Jakarta.
yang kurang baik terhadap indikator
pelayanan kesehatan perawat di ruang rawat DepKes RI.2009. Pedoman Pelaksanaan
inap Rumah Sakit Imelda, diperlukan usaha- Jaminan Kesehatan Masyarakat.
usaha yaitu: Jakarta
Mengikut sertakan perawat ruang rawat
inap dalam kegiatan-kegiatan pelatihan dan Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol.
seminar kesehatan agar pengetahuan selalu 02/04/2005 : Universitas Gajah Mada
bertambah dan berkembang serta mereka Yogyakarta.
dapat memberikan berbagai macam informasi
kesehatan kepada pasien dengan tepat. Lemeshow, S.Dkk, 1997. Besar Sampel
Melakukan pendekatan persuasif kepada dalam Penelitian Kesehatan,Gajah
para perawat melalui supervisi kepala ruangan Mada University press, Yogyakarta
dan pemberian reward.
Agar jumlah perawat di ruang rawat inap Notoatmodjo,S. 1993.Pengantar Pendidikan
disesuaikan dengan kapasitas pasien sehingga kesehatan dan ilmu Perilaku
perawat memiliki waktu untuk bertukar Kesehatan.Andi Offset, Yogyakarta.
informasi, memotivasi, memberikan
penyuluhan kesehatan dan melakukan Priharjo R, 1995. Praktek Keperawatan
pelayanan keperawatan yang profesional. Profesional Konsep Dasar dan
Perawat menanggapi setiap keluhan pasien Hukum, Buku Kedokteran, EGC,
seperti saat pasien mengeluh kesakitan Jakarta.
perawat langsung memberikan solusi dalam
mengurangi rasa sakit dan mendampingi Profil Rumah Sakit Imelda Medan, 2013.
setiap siswa perawat untuk setiap tindakan
keperawatan dan tidak hanya membiarkan Subagyo P.Joko. (1997), Metode Penelitian
siswa perawat yang langsung melayani dalam Teori dan Praktek. PT.Rineka
pasien. Cipta.Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Aditama, T.Y. 2007. Manajemen
Administrasi Rumah Sakit, Edisi Undang-Undang No. 44 Tahun 2009.
Kedua, Cetakan Ketiga. UI Press, Tentang Rumah Sakit, Biro Hukum
Jakarta. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Andriani, R.B.2005. Analisis Kepuasan
Pasien terhadap Asuhan Wijono, D, 1999. Manajemen Mutu
Keperawatan di Ruang Rawat Inap Pelayanan Kesehatan, Vol. 2.
RSUD Dr. Muwardi Surakarta. Airlangga Universitas Press,Surabaya.

Al-Assaf, 2002. Mutu Pelayanan Zainuddin Herlina. 2004. Penilaian


Kesehatan, Perspektif Internasional, Pelayanan Prima Perawat di Ruang
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Rawat Inap Penyakit Dalam di RSU
dr.Zoinoel Abidin Banda Aceh. Tesis
Arikunto, 2010. Metodologi Penelitian. FKM USU Medan.
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Azwar, A, 2000. Program Menjaga Mutu


Pelayanan Kesehatan. IDI, Jakarta.
7

Você também pode gostar