Você está na página 1de 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PERSUASI

MENGGUNAKAN STRATEGI MENULIS TERBIMBING DAN PENDEKATAN


PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Mui’in, A. Totok Priyadi, Agus Wartiningsih


Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP UNTAN
Email:mui’interentang99@gmail.com

Abstract
This research was conducted on Grade VIII Students of Semester 2 of SMP Negeri 7 Tayan
Hilir of Sanggau Regency. The research carried out on learning materials to write text
persuasion. In particular, this study uses guided writing strategies and contextual learning
approaches. The guided writing strategy and the contextual learning approach are
intended to improve the ability to write persuasion texts.This research uses descriptive
research method with qualitative research form. The first stage is, pre action, second stage
is cycle I, third stage that is, cycle II, and fourth stage that is, cycle III Based on the
research conducted, got the conclusion that there is an increase to the result of writing the
text of persuasion. The persuasion text produced by the students has improved in several
aspects, namely the spelling aspect consisting of the use of punctuation, letter writing, and
word writing, then the dictionary aspect consisting of, the special diction and the general
diction in the persuasion text. Here is the average increase in each cycle. Originally the
average value on the pre-action of 67.5 to 70 in the first cycle increased by 2.5%. Then, on
the second cycle there was an increase in the average value of 70 to 77 in the second cycle
has increased by 7%. In the third cycle there was an average increase of 77 to 82 in the
third cycle of 5%.

Keywords: Persuasion Text. Guided Approach and Contextual Learning Strategy.

PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Satu di antara keterampilan yang sulit
Menengah Pertama (SMP) menuntut guru dikuasai dan perlu diberi perhatian khusus oleh
untuk dapat memunculkan dan meningkatkan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
keterampilan berbahasa yang baik dan SMP adalah keterampilan menulis. Menulis
berdampak positif bagi siswa. Keterampilan dinilai sulit karena diperlukan waktu yang
berbahasa yang dimaksud terdiri dari panjang untuk proses pengajarannya. Selain
keterampilan menulis, membaca, menyimak, itu, aktivitas siswa dalam menulis memang
dan berbicara. Guru harus mampu menguasai membutuhkan proses penguatan yang
dan mengajarkan dengan baik empat berkelanjutan dari guru sehingga dapat
keterampilan yang dikuasai oleh siswa menjadikan tulisan tersebut sebagai produk
tersebut. Guru yang sudah mampu menguasai atau hasil belajar yang baik dan memenuhi
dengan baik keterampilan berbahasa tentu standar yang sesuai dengan indikator
berdampak positif bagi siswa, demikian juga pembelajaran. Menulis memang bukanlah
sebaliknya, jika guru saja belum dapat dengan sebuah keterampilan yang dengan mudah dapat
baik mengimplementasikan keterampilan dipelajari oleh siswa. Menulis membutuhkan
berbahasa, tentu berdampak kurang baik dalam proses latihan yang berkelanjutan dengan
pengajaran dan terhadap hasil belajar siswa. tekun.

1 1
Keterampilan menulis membutuhkan Dasar pemilihan pendekatan kontekstual
alokasi dan efektifitas yang baik oleh guru yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai untuk memilih pendekatan pembelajaran yang
dengan maksimal. Di sisi lain, keterbatasan dekat, mudah dipahami, serta terjangkau
guru dalam penguasaan kemampuan menulis dengan baik oleh indra siswa. Pendekatan
juga menjadi satu di antara kendala yang kontekstual memecahkan permasalahan
berpengaruh terhadap kemampuan menulis pembelajaran menulis siswa menulis
siswa. Selain itu, media juga berperan besar berdasarkan pengalaman yang memiliki hasil
dalam mendorong siswa untuk dapat belajar yang rendah. Selama ini guru masih
memahami, menguasai, dan menerapkan berkutat pada konsep pembelajaran
langkah-langkah menulis yang tepat. menggunakan metode ceramah sehingga tidak
Berdasarkan deskripsi tersebut, peneliti timbul inovasi dalam pembelajaran.
mengkaji peningkatan keterampilan menulis Pendekatan kontekstual cenderung
menulis pada teks persuasi menggunakan mengarahkan siswa untuk dapat menuliskan
pendekatan kontekstual dan strategi menulis aktivitas kesehariannya sehingga dapat
terbimbing pada siswa kelas VIII SMP 7 Tayan mengaplikasikan pembelajaran menulis
Hilir. Penelitian ini penting untuk dilakukan berdasarkan pengalaman dengan baik.
karena berdasarkan data awal yang didapatkan Penelitian yang relevan sebelumnya
nilai belajar siswa tahun pembelajaran belum pernah dilakukan, sebabnya, secara
2017/2018 SMP 7 Tayan Hilir masih rendah. khusus untuk mengkaji di dalam sebuah
Fokus penelitian ini mengkaji secara keterampilan berbahasa menulis yang
khusus menulis teks persuasi yang ditulis oleh menggunakan pendekatan kontekstual dan
siswa dengan menggunakan pendekatan strategi menulis pada teks persuasi belum ada.
kontekstual dan strategi menulis terbimbing. Adapun penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Adapun penelitian ini menggunakan Penelitian Sanggau pada siswa kelas VIII SMP 7 Tayan
Tindakan Kelas (PTK). Implementasi PTK Hilir. Penelitian ini dilakukan pada materi
dalam penelitian ini bertujuan untuk menulis yang terdapat pada semester genap
memecahkan masalah dalam pembelajaran materi 7, yaitu Berbahasalah secara persuasif,
menulis siswa agar mencapai hasil belajar yang bagian 3, Menulis Teks Persuasif.
berada di atas standar Kriteria Ketuntasan Berdasarkan deskripsi yang telah
Minimal (KKM). Pada pembelajaran menulis dipaparkan tersebut, maka secara khusus
di SMP 7 Tayan Hilir skor KKM yang penelitian ini mengkaji “Peningkatan
digunakan adalah 70. Keterampilan Menulis Teks Persuasif
Dasar pemilihan pendekatan kontekstual Menggunakan Pendekatan Kontekstual dan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strategi Menulis Terbimbing pada siswa kelas
untuk memilih pendekatan pembelajaran yang VIII SMP 7 Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau.”.
dekat, mudah dipahami, serta terjangkau Penelitian ini memiliki masalah yang secara
dengan baik oleh indra siswa. Pendekatan khusus dipaparkan pada bagian-bagian
kontekstual memecahkan permasalahan selanjutnya dalam penelitian ini.
pembelajaran menulis siswa menulis Menulis merupakan satu di antara
berdasarkan pengalaman yang memiliki hasil keterampilan yang ada dalam berbahasa.
belajar yang rendah. Selama ini guru masih Menulis adalah metode efektif bagi seseorang
berkutat pada konsep pembelajaran dalam menuangkan ide maupun gagasan yang
menggunakan metode ceramah sehingga tidak ingin dikemukakan. Menulis merupakan
timbul inovasi dalam pembelajaran. bentuk komunikasi tidak langsung, yaitu dalam
Pendekatan kontekstual cenderung bentuk tulisan. Fajar (2010:1), menyatakan
mengarahkan siswa untuk dapat menuliskan menulis adalah upaya mengekspresikan apa
aktivitas kesehariannya sehingga dapat yang dilihat, didengar, dialami, dirasakan, dan
mengaplikasikan pembelajaran menulis dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Pendapat
berdasarkan pengalaman dengan baik. lain disampaikan oleh Tarigan (2008:

2
3),keterampilan menulis adalah salah satu menunjukkan adanya cerminan tata bahasa
keterampilan berbahasa yang produktif dan yang baik dalam sebuah tulisan. Hal tersebut
ekspresif yang dipergunakan untuk didukung oleh pernyataan yang dikemukakan
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak Jauhari (2007:47) ejaan merupakan komponen
secara tatap muka dengan pihak lain. bahasa ragam tulis yang sangat menentukan
Keterampilan menulis karangan atau benar salahnya sebuah tulisan. Sejalan dengan
mengarang adalah menuangkan buah pikiran pendapat tersebut, Finoza (2013:19)
ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang menyatakan ejaan merupakan kaidah yang
dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
dikomunikasikan kepada pembaca dengan keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama
berhasil. dalam bahasa tulis. Berdasarkan hal tersebut,
Tarigan (2008:24) menyatakan ada empat dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah segala
tujuan dalam menulis yaitu, memberitahukan hal yang menyangkut tulis-menulis.
atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, Ejaan adalah bagian dari tata bahasa
menghibur atau menyenangkan, dan Indonesia yang harus mematuhi aturan-aturan
mengutarakan atau mengekspresikan emosi kebahasaan. Finoza (2013:19) mengungkapkan
yang berapi-api. Menulis bertujuan sebagai bahwa ejaan adalah seperangkat aturan tentang
kegiatan mengungkapkan gagasan atau pikiran, tata cara menuliskan bahasa dengan
mengorganisasikannya, dan menuliskan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
dengan kata yang tepat untuk kemudian sebagai sarananya.
mengkomunikasikan gagasan itu. Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
memiliki tahapan yang sistematis agar tulisan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
tersebut memiliki susunan yang baik, tidak memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru
bermakna ambigu, serta dapat menjadi sebuah maupun siswa sehingga memiliki solusi atas
tulisan yang layak dan memenuhi kaidah yang sebuah kelemahan atau kekurangan yang
telah ditentukan. Akhadiah, (2016:2) dimiliki. Penelitian ini memiliki konsep atau
menyatakan ada beberapa tahapan dalam pola kolaborasi antara guru dan peneliti yang
menulis, tahap-tahap tersebut adalah tahap pra memiliki kompetensi. Sumadayo (2013:20)
penulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi mengungkapkan PTK merupakan ragam
dan melibatkan beberapa fase, yaitu fase penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas
prapenulisan (persiapan), fase. yang dilaksanakan oleh guru untuk
Pendekatan kontekstual dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran
pembelajaran menulis memberikan fasilitas yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu
kegiatan belajar peserta didik untuk mencari, dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-
mengolah, dan menemukan pengalaman hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu
belajar yang lebih bersifat konkret yang terkait dan hasil pembelajaran. Selanjutnya, Arikunto,
dengan kehidupan nyata melalui keterlibatan dkk (2014:3) menyatakan PTK merupakan
aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
dan mengalami sendiri. Menurut Sagala (2008: berupa sebuah tindakan, yang sengaja
87) pendekatan kontekstual adalah konsep dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
belajar yang membantu guru mengaitkan antara secara bersama.
materi yang diajarkan dengan situasi dunia Dengan demikian, PTK merupakan solusi
nyata dan mendorong peserta didik untuk untuk memecahkan menyelesaikan
membuat hubungan antara pengetahuan yang permasalahandengan dikenai tindakan melalui
diambilnya dengan penerapannya dalam metode, teknik, model, dan lain-lain dalam
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai pembelajaran. Penelitian ini menggunakan
dengan pendapat Ejaan merupakan instrumen model yang disusun oleh Kemmis dan Mc
penting untuk mengimplementasikan Taggart (dalam Sumadayo, 2013:40) yang
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan terdiri dari empat komponen yaitu:
benar. Setiap penggunaan ejaan yang tepat perencanaan (planning), tindakan (action),

3
pengamatan (observe), serta refleksi membuat pengalaman mereka dapat diakses
(reflection) yang dibentuk dalam rangkaian oleh orang lain.
yang saling terkait antara langkah yang satu Prosedur pelaksanaan PTK menurut Mc
dengan langkah yang lain. Penelitian ini Taggart dan Kemmis (dalam Somadayo,
dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus 2013:40) dalam satu siklus terdiri dari 4
dilakukan selama satu kali pertemuan. Setiap langkah, keempat langkah tersebut ialah a)
siklus terdiri dari perencanaan, tindakan dan perencanaan (planning); b) tindakan (acting);
pengamatan, serta refleksi. Hubungan keempat c) observasi (observing); dan d) refleksi
komponen itu dipandang sebagai satu siklus. (reflecting). Penelitian ini akan dilaksanakan
dalam dua siklus dengan siklus dan tahapan
METODE PENELITIAN PTK pada alur berikut.
Penelitian ini secara khusus menggunakan
metode deskriptif. Kuntoro (dalam Jauhari, (a) Perencanaan (planning)
2015:35) menyatakan bahwa metode deskriptif
adalah metode penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan (b) Tindakan (acting)
sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap
objek yang diteliti. Metode deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan dengan jelas (c) Observasi (observing)
pembelajaran menulis teks persuasif yang
menjadi fokus dalam penelitian.
Penelitian ini menggunakan bentuk (d) Reflesi (reflecting)
kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
2014:4) menyatakan bahwa penelitian Bagan 1. Tahap Penelitian Tindakan Kelas
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang (PTK)
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata Hal ini sejalan dengan penelitian
tertulis tentang orang-orang atau pelaku yang tindakan kelas yang merupakan bentuk
diamati. Artinya, bentuk penelitian kualitatif pemecahan masalah di dalam kelas. Arikunto
itu mendeskripsikan data dalam bentuk uraian (2013:135) menyatakan bahwa penelitian
kata-kata atau kalimat. Secara khusus, dalam tindakan (classroom action research) adalah
penelitian ini bentuk kualitatif digunakan penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas
untuk mendeskripsikan pembelajaran menulis atau di sekolah tempat ia mengajar dengan
teks persuasif menggunakan pendekatan penekanan pada penyempurnaan atau
kontekstual dan strategi menulis terbimbing. peningkatan proses dan praksis pembelajaran.
Penelitian ini merupakan Penelitian Adapun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara dilaksanakan dalam tiga siklus hingga
kolaboratif dengan guru Bahasa Indonesia. mencapai hasil yang memuaskan atau
Kemmis dan McTanggart (dalam Danim, memenuhi standar ketuntasan minimal (KKM)
2010:85) menyatakan bahwa penelitian yang telah ditetapkan di sekolah. Deskripsi
tindakan merupakan studi yang dilakukan tiap-tiap siklus terdiri dari alur penelitian
untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman tindakan kelas ini menggunakan model PTK
kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara Kemmis dan MC Taggart dengan empat
sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas tahapan pokok.
diri. Pendapat lain disampaikan oleh
Damaianti (2011:192) yang mengungkapkan
bahwa penelitian tindakan adalah cara suatu HASIL PENELITIAN DAN
kelompok atau seseorang dalam PEMBAHASAN
mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka Hasil
dapat mempelajari pengalaman mereka dan Hasil penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan keterampilan menulis teks

4
persuasif siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Tayan didik untuk menulis teks persuasif dengan
Hilir Kabupaten Sanggau menggunakan objek yang dapat diamati dalam keseharian, 9)
strategi menulis terbimbing dan pendekatan peserta didik mendata objek dalam keseharian
kontekstual dapat disimpulkan sebagai berikut yang dapat dijadikan bahan penulisan teks
Perencanaan siklus I dilaksanakan dalam persuasif, 10) peserta didik menulis teks
dua tahapan. Tahap pertama, siswa persuasif, 11) peserta didik dibimbing oleh
mendapatkan materi tentang teknik penulisan guru dalam perbaikan kesalahan-kesalahan
teks persuasif dengan strategi menulis penulisan, 12) peserta didik mengumpulkan
terbimbing dan pendekatan kontekstual. Tahap hasil penulisan teks persuasif, 13) guru
kedua, siswa diarahkan untuk mendata objek bersama peserta didik membuat simpulan
dalam keseharian yang dapat dijadikan bahan mengenai penulisan teks persuasif, 14) guru
penulisan teks persuasif. Siswa kemudian akan bersama peserta didik melakukan identifikasi
diminta menulis teks persuasif berdasarkan kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan
objek dalam keseharian yang telah di data. pembelajaran yang telah dilakukan serta
Setelah itu, guru akan membimbing siswa menyampaikan tindak lanjut untuk kegiatan
melakukan perbaikan kesalahan-kesalahan pembelajaran selanjutnya, 15) guru
penulisan dalam teks persuasif yang telah memberikan feedback kepada peserta didik
ditulis oleh siswa. Kegiatan akhir di kelas, guru dengan cara memberikan kesempatan kepada
bersama siswa membuat simpulan mengenai peserta didik untuk menyebutkan kembali hal-
penulisan teks persuasif. Guru bersama siswa hal yang telah dipelajari dalam penulisan teks
juga melakukan identifikasi kekurangan dan persuasif, 16) guru memberikan penguatan
kelebihan dalam kegiatan pembelajaran yang kepada peserta didik agar terus berlatih
telah dilakukan serta menyampaikan tindak menulis teks persuasif.
lanjut untuk kegiatan pembelajaran Hasil pembelajaran siklus I menunjukkan
selanjutnya. Setelah itu, guru memberikan bahwa hanya ada 7 siswa yang mencapai skor
feedback kepada peserta didik dengan cara di atas KKM. Sementara 13 siswa lainnya
memberikan kesempatan kepada peserta didik masih berada di bawah KKM. Hal ini diliihat
untuk menyebutkan kembali hal-hal yang telah dari pra tindakan menunjukkan adanya
dipelajari dalam penulisan teks persuasif. Guru peningkatan persentase siswa yang mencapai
juga memberikan penguatan kepada peserta skor di atas KKM dari 25% menjadi 35%.
didik agar terus berlatih menulis teks persuasif. Hasil pembelajaran siklus II menunjukkan
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I, bahwa sudah ada 11 siswa yang mencapai skor
siklus II, dan siklus III meliputi: 1) guru di atas KKM. Sementara 9 siswa lainnya masih
memotivasi peserta didik untuk bertanya berada di bawah KKM. Hasil menulis teks
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teks persuasif siswa pada siklus III menunjukkan
persuasif, 2) guru menyampaikan kompetensi bahwa sudah ada 18 siswa yang mencapai skor
yang akan dicapai, yaitu menulis teks persuasif di atas KKM. Sementara 2 siswa lainnya masih
dengan objek yang dapat diamati dalam berada di bawah KKM.
aktivitas keseharian, 3) guru menyampaikan
garis besar cakupan materi dan kegiatan yang
akan dilakukan, 4) guru menyampaikan
lingkup penilaian kognitif, 5) peserta didik Pembahasan Penelitian
mencermati materi tentang penulisan teks Sebelum pelaksanaan penelitian dalam
persuasif yang disampaikan oleh guru, 6) siklus I dan III, peneliti terlebih dahulu
peserta didik menanyakan hal-hal yang belum menganalisis nilai siswa dalam pra tindakan
dimengerti terkait penulisan teks persuasif, untuk mengetahui nilai awal siswa dalam
seperti objek, tujuan, dan kebahasaan, 7) guru menulis teks persuasif yangberbentuk angka-
menjelaskan hal-hal yang belum dipahami angka, yang dapat diukur dan dianalisis. Pra
peserta didik terkait penulisan teks persuasif, siklus dilakukan agar penulis dapat mengetahui
8) guru mengarahkan dan membimbing peserta perkembangan pengetahuan atau tingkat

5
kognitif siswa terkait penulisan teks persuasif disampaikan oleh guru. 7) Peserta didik
yang memiliki fokus pada ejaan dan diksi. Pra menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
siklus dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 terkait penulisan teks persuasif, seperti objek,
Februari 2018 di kelas VIII SMP Negeri 7 tujuan, dan kebahasaan. 8) Guru menjelaskan
Tayan Hilir Kabupaten Sanggau yang hal-hal yang belum dipahami peserta didik
berjumlah 20 siswa. Nilai siswa berdasarkan terkait penulisan teks persuasif. 9) Guru
KKM adalah 70. Hal ini berdasarkan pada mengarahkan dan membimbing peserta didik
ketetapan KKM di sekolah. Hasil analisis nilai untuk menulis teks persuasif dengan objek
siswa dalam pra siklus menunjukkan bahwa yang dapat diamati dalam keseharian. 10)
terdapat 5% siswa yang berada di kategori Peserta didik mendata objek dalam keseharian
sangat kurang. Sebanyak 35% siswa masih yang dapat dijadikan bahan penulisan teks
berada di kategori kurang, 35% siswa berada persuasif. (11) Peserta didik menulis teks
pada kategori cukup, 25% siswa berada pada persuasif. (12) Peserta didik dibimbing oleh
kategori baik, dan tidak ada siswa yang berada guru dalam perbaikan kesalahan-kesalahan
pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penulisan. (13) Peserta didik mengumpulkan
analisis tersebut, diketahui tidak ada siswa hasil penulisan teks persuasif. (14) Guru
yang berada pada kategori sangat baik. Hanya bersama peserta didik membuat simpulan
25% siswa yang berada pada kategori baik. mengenai penulisan teks persuasif. (15) Guru
35% siswa berada pada kategori cukup. 35% bersama peserta didik melakukan identifikasi
siswa masih berada pada kategori kurang. 5% kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan
siswa masih berada pada kategori sangat pembelajaran yang telah dilakukan serta
kurang. Hasil akhir menunjukkan rata-rata menyampaikan tindak lanjut untuk kegiatan
nilai siswa hanya pada kategori cukup, yaitu pembelajaran selanjutnya. (16) Guru
pada rata-rata 67,5 atau berada pada kategori memberikan feedback kepada peserta didik
cukup dengan 75% siswa belum mengalami dengan cara memberikan kesempatan kepada
ketuntasan. peserta didik untuk menyebutkan kembali hal-
Penulis pada tahap perencanaan siklus 1 hal yang telah dipelajari dalam penulisan teks
membuat pertemuan dengan guru yang persuasif. (17) Guru memberikan penguatan
bertugas sebagai kolaborator, dari pertemuan kepada peserta didik agar terus berlatih
tersebut didiskusikan penyusunan RPP dan menulis teks persuasif.
persiapan lembar observasi pada materi Berdasarkan observasi yang telah
menulis teks persuasif. Penelitian yang dilakukan,tingkat persiapan siswa dalam
dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 7 Tayan proses pembelajaran memiliki persentase 75%.
Hilir Kabupaten Sanggauini memfokuskan Penghitungan tersebut berdasarkan dari 5
objek penelitian sebanyak 20 siswa. siswa yang tidak siap dalam mengikuti
Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan pada pembelajaran dari total 20 siswa. Observasi
Selasa 6 Maret 2018. Berikut tahap-tahap tingkat atensi siswa dalam proses pembelajaran
pelaksanaannya. (1) Peserta didik memiliki persentase 60%. Penghitungan
mengucapkan salam dan doa sebelum memulai tersebut berdasarkan dari 8 siswa yang tidak
pembelajaran. (2) Guru memotivasi peserta memperhatikan dengan baik penjelasan guru.
didik untuk bertanya mengenai hal-hal yang Observasi kesungguhan siswa dalam
berkaitan dengan teks persuasif. (3) Guru mengikuti proses pembelajaran menulis teks
menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, persuasif memiliki persentase 75%.
yaitu menulis teks persuasif dengan objek yang Penghitungan tersebut berdasarkan dari 5
dapat diamati dalam aktivitas keseharian. (4) siswa yang tidak serius dalam menulis teks
Guru menyampaikan garis besar cakupan persuasif. Observasi keaktifan siswa dalam
materi dan kegiatan yang akan dilakukan. 5) bertanya pada guru apabila menemui kesulitan
Guru menyampaikan lingkup penilaian dalam proses penulisan teks persuasifmemiliki
kognitif. 6) Peserta didik mencermati materi persentase 30%. Penghitungan tersebut
tentang penulisan teks persuasif yang berdasarkan dari 14 siswa yang tidak aktif

6
bertanya kepada guru dalam pembelajaran pedoman observasi untuk melihat aktivitas
menulis teks persuasif. Terakhir, observasi siswa selama pembelajaran berlangsung.
siswa tidak membuat keributan dalam proses Pelaksanaan siklus I yang menghasilkan
pembelajaran menulis teks persuasif memiliki peningkatan nilai 2,5% perlu ditindaklanjuti
persentase 65%. Penghitungan tersebut dengan melakukan refleksi serta dilanjutkan
didasarkan dari 7 siswa yang mengganggu dengan pelaksanaan siklus II. Refleksi
temannya. dilakukan bersama kolaborator yang juga
Hasil refleksi disimpulkan bahwa hal-hal merupakan guru Bahasa Indonesia.
positif yang sudah tampak dalam pelaksanaan Pelaksanaan siklus II dilakukan pada Selasa 16
siklus I harus dipertahankan dan ditingkatkan Maret 2018. Adapun langkah-langkah
untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pelaksanaan pembelajaran materi menulis teks
Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut. persuasif dengan strategi menulis terbimbing
(a) Efisiensi penggunaan waktu pembelajaran, dan pendekatan kontekstual adalah sebagai
agar tujuan pembelajaran tercapai dengan berikut. (1) Peserta didik mengucapkan salam
maksimal, terutama saat menjelaskan dan doa sebelum memulai pembelajaran. (2)
mengenai materi penulisan teks persuasif. (b) Guru memotivasi peserta didik untuk bertanya
Perbaiki kesalahan dalam proses penyusunan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teks
RPP, baik yang bersifat substansial maupun persuasif. (3) Guru menyampaikan kompetensi
redaksional. (c) Pengondisian siswa sebaiknya yang akan dicapai, yaitu menulis teks persuasif
lebih cepat dan efektif. Proses menulis teks dengan objek yang dapat diamati dalam
persuasif memerlukan waktu yang cukup aktivitas keseharian. (4) Guru menyampaikan
panjang sehingga guru harus mampu garis besar cakupan materi dan kegiatan yang
memaksimalkan pemanfaatan waktu yang akan dilakukan. (5) Guru menyampaikan
sudah dialokasikan. (d) Penyajian materi lingkup penilaian kognitif. (6) Peserta didik
dibuat lebih menarik agar siswa tertarik untuk mencermati materi tentang penulisan teks
menyimak penjelasan guru. persuasif yang disampaikan oleh guru. (7)
Hasil siswa menulis persuasif pada siklus Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum
I menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang dimengerti terkait penulisan teks persuasif,
berada di kategori sangat kurang, 35% siswa seperti objek, tujuan, dan kebahasaan. (8) Guru
berada pada kategori kurang. Terdapat 40% menjelaskan hal-hal yang belum dipahami
siswa yang berada di kategori cukup, 20% peserta didik terkait penulisan teks persuasif.
siswa masih dalam kategori baik, dan 5% siswa (9) Guru mengarahkan dan membimbing
pada kategori sangat baik. Hasil akhir peserta didik untuk menulis teks persuasif
menunjukkan rata-rata nilai siswa berada dengan objek yang dapat diamati dalam
dalam kategori cukup, yaitu pada rata-rata 70. keseharian. (10) Peserta didik mendata objek
Nilai siswa mengalami peningkatan sebanyak dalam keseharian yang dapat dijadikan bahan
2,5 dari rata-rata nilai awal, yaitu pada rata-rata penulisan teks persuasif. (11) Peserta didik
67,5. Masih terdapat 13 siswa yang berada di menulis teks persuasif. (12) Peserta didik
bawah KKM atau 65% siswa yang belum dibimbing oleh guru dalam perbaikan
tuntas. kesalahan-kesalahan penulisan. (13) Peserta
Pelaksanaan siklus II tahap perencanaan didik mengumpulkan hasil penulisan teks
pada siklus II merupakan tindak lanjut dari persuasif. (14) Guru bersama peserta didik
proses pembelajaran yang dilaksanakan pada membuat simpulan mengenai penulisan teks
siklus I. Penulis melaksanakan perencanaan persuasif. (15) Guru bersama peserta didik
pembelajaran pada siklus II dengan melakukan identifikasi kekurangan dan
memperbaiki penyusunan Rencana kelebihan dalam kegiatan pembelajaran yang
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai telah dilakukan serta menyampaikan tindak
dengan masukan dan saran dari kolaborator lanjut untuk kegiatan pembelajaran
pada tahap refleksi siklus I serta menyiapkan selanjutnya. (16) Guru memberikan feedback
kepada peserta didik dengan cara memberikan

7
kesempatan kepada peserta didik untuk yang dinilai harus dilanjutkan pada siklus III.
menyebutkan kembali hal-hal yang telah Hasil kolaborasi tersebut, sebagai berikut. (a)
dipelajari dalam penulisan teks persuasif. (17) Efektivitas alokasi waktu harus dilakukan
Guru memberikan penguatan kepada peserta dengan terencana sehingga siswa dapat
didik agar terus berlatih menulis teks persuasif. menulis teks persuasif dengan maksimal. (b)
Data observasi tersebut menunjukkan Perbaikan dan penyempurnaan RPP harus
tingkat persiapan siswa dalam proses memperhatikan keefektifan pelaksanaan
pembelajaran memiliki persentase 90%. pembelajaran. (c) Pengondisian siswa
Penghitungan ini berdasarkan 2 siswa yang sebaiknya lebih cepat dan efektif. Proses
belum siap mengikuti pembelajaran menulis menulis teks persuasif memerlukan waktu
teks persuasif. Observasi tingkat atensi siswa yang cukup panjang sehingga guru harus
dalam proses pembelajaran. memiliki mampu memaksimalkan pemanfaatan waktu
persentase 65%. Penghitungan ini berdasarkan yang sudah dialokasikan. (d) Penyajian materi
dari 7 siswa yang tidak memperhatikan dengan dibuat lebih menarik agar siswa tertarik untuk
baik penjelasan dari guru. Observasi menyimak penjelasan guru.
kesungguhan siswa dalam mengikuti proses Hasil menulis siswa pada tindakan siklus
pembelajaran menulis teks persuasif memiliki II menunjukkan sudah ada 11 siswa yang
persentase 80%. Penghitungan berdasarkan mencapai skor di atas KKM. Sementara 9
dari 4 siswa yang tidak serius dalam menulis siswa lainnya masih berada di bawah KKM,
teks persuasif. Observasi keaktifan siswa tetapi sudah mengalami peningkatan nilai dari
dalam bertanya pada guru apabila menemui pelaksanaan proses pembelajaran siklus I. Hal
kesulitan dalam proses penulisan teks persuasif ini dilihat dari tes siklus II yang menunjukkan
memiliki persentase 50%. Penghitungan ini adanya peningkatan persentase siswa yang
berdasarkan dari 10 siswa yang tidak aktif mencapai skor di atas KKM dari 35% menjadi
bertanya kepada guru dalam pembelajaran 55%. Artinya ada peningkatan 20% siswa yang
menulis teks persuasif. Terakhir, observasi mencapai KKM. Hasil pembahasan siklus II
siswa tidak membuat keributan dalam proses menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang
pembelajaran menulis teks persuasif memiliki berada di kategori sangat kurang. Ada 10%
persentase 75%. Penghitungan tersebut siswa yang berada pada kategori kurang.
didasarkan pada 5 siswa yang masih Terdapat 40% siswa yang berada di kategori
mengganggu temannya dalam proses cukup, 35% dalam kategori baik, dan 15%
pembelajaran menulis teks persuasif. siswa sudah berada di kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil refleksi, disimpulkan Hasil akhir menunjukkan rata-rata nilai siswa
bahwa hal-hal positif sudah tampak dalam sudah berada pada kategori baik, yaitu pada
pelaksanaan siklus II serta menunjukkan rata-rata 77 atau mengalami peningkatan nilai
adanya peningkatan dalam pembelajaran 7 dari tes siklus I yang berada pada rata-rata 70.
menulis teks persuasif. Beberapa hal yang Tahap perencanaan pada siklus III
menunjukkan nilai positif tersebut adalah merupakan tindak lanjut dari proses tindakan
sebagai berikut. (a) Guru sudah melakukan kelas yang dilaksanakan pada siklus II. Penulis
pendekatan yang lebih intensif kepada siswa melaksanakan perencanaan pembelajaran pada
yang masih lambat dalam memahami teks siklus III dengan memperbaiki penyusunan
persuasif. (b) Guru harus memberikan contoh- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
contoh teks persuasif yang dekat dengan sesuai dengan masukan dan saran dari
keseharian siswa. (c) Guru harus menjelaskan kolaborator pada tahap refleksi siklus II serta
secara garis besar perbedaan teks persuasif menyiapkan pedoman observasi untuk melihat
dengan teks-teks yang lain. (d) Guru harus aktivitas siswa selama pembelajaran
lebih efektif mengelola pembelajaran sehingga berlangsung. Adapun siklus III dilakukan
waktu yang digunakan sesuai dengan alokasi dengan dua kali pertemuan untuk memperkuat
yang telah ditetapkan. Hasil refleksi bersama pemahaman dan memberikan penguatan
kolaborator juga menghasilkan beberapa saran kemampuan menulis teks persuasif bagi siswa.

8
Pelaksanaan siklus II yang menghasilkan pendekatan pembelajaran kontekstual adalah
peningkatan nilai 2% perlu ditindaklanjuti sebagai berikut.
dengan melakukan refleksi serta dilanjutkan
dengan pelaksanaan siklus III. Refleksi Pembahasan
dilakukan bersama kolaborator yaitu, Basaria Pertemuan Pertama, Peserta didik
Lastarida Siburia, S.Pd. berdasarkan hasil mengucapkan salam dan doa sebelum memulai
refleksi, disimpulkan bahwa hal-hal positif pembelajaran. (b) Guru memotivasi peserta
dalam pembelajaran pada pelaksanaan siklus II didik untuk bertanya mengenai hal-hal yang
harus ditingkatkan untuk pelaksanaan tindakan berkaitan dengan teks persuasif. (c) Guru
kelas pada siklus III. Berikut hasil refleksi dari menyampaikan kompetensi yang akan dicapai,
siklus II untuk dilanjutkan pada siklus III. (a) yaitu menulis teks persuasif dengan objek yang
Efektivitas alokasi waktu harus dilakukan dapat diamati dalam aktivitas keseharian. (d)
dengan terencana sehingga siswa dapat Guru menyampaikan garis besar cakupan
menulis teks persuasif dengan maksimal. (b) materi dan kegiatan yang akan dilakukan. (e)
Perbaikan dan penyempurnaan RPP harus Guru menyampaikan lingkup penilaian
memperhatikan keefektifan pelaksanaan kognitif. (f) Peserta didik mencermati materi
pembelajaran. (b) Efektivitas alokasi waktu tentang penulisan teks persuasif yang
harus dilakukan dengan terencana sehingga disampaikan oleh guru. (g) Peserta didik
siswa dapat menulis teks persuasif dengan menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
maksimal. (d) Perbaikan dan penyempurnaan terkait penulisan teks persuasif, seperti objek,
RPP harus memperhatikan keefektifan tujuan, dan kebahasaan. (h) Guru menjelaskan
pelaksanaan pembelajaran. (e) Pengondisian hal-hal yang belum dipahami peserta didik
siswa sebaiknya lebih cepat dan efektif. Proses terkait penulisan teks persuasif. (i) Guru
menulis teks persuasif memerlukan waktu memberikan feedback kepada peserta didik
yang cukup panjang sehingga guru harus dengan cara memberikan kesempatan kepada
mampu memaksimalkan pemanfaatan waktu peserta didik untuk menyebutkan kembali hal-
yang sudah dialokasikan. (f) Penyajian materi hal yang telah dipelajari dalam penulisan teks
dibuat lebih menarik agar siswa tertarik untuk persuasif. (j) Guru memberikan penguatan
menyimak penjelasan guru. Penulis kemudian kepada peserta didik agar terus berlatih
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menulis teks persuasif.
sesuai dengan masukan dari kolaborator dan
kekurangan yang ada pada siklus II. Setelah
melakukan perbaikan, penulis juga
menyiapkan instrumen penlilaian yang Pertemuan kedua
digunakan dalam proses pengambilan data (a) Peserta didik mengucapkan salam dan
siklus III. doa sebelum memulai pembelajaran. (b) Guru
Proses pelaksanaan ini dilaksanakan memotivasi peserta didik untuk bertanya
dalam dua kali pertemuan dengan alokasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan teks
waktu 4x40 menit di kelas VIII SMP Negeri 7 persuasif. (c) Guru menyampaikan kompetensi
Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. Pelaksanaan yang akan dicapai, yaitu menulis teks persuasif
siklus III Selasa 20 Maret 2018. Pertemuan dengan objek yang dapat diamati dalam
pertama berisi penguatan materi dan keseharian. (d) Guru menyampaikan garis
pemahaman siswa terhadap penulisan teks besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
persuasif, sedangkan pertemuan kedua berisi dilakukan. (e) Guru mengulang kembali materi
penguatan materi dan praktik menulis teks mengenai teks persuasif yang telah dipelajari
persuasif dengan strategi menulis terbimbing sebelumnya. (f) Guru menyampaikan lingkup
dan pendekatan pembelajaran kontekstual. penilaian kognitif. (g) Guru mengarahkan dan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan membimbing peserta didik untuk menulis teks
pembelajaran materi menulis teks persuasif persuasif dengan objek yang dapat diamati
dengan strategi menulis terbimbing dan dalam keseharian. (i) Peserta didik mendata

9
objek dalam keseharian yang dapat dijadikan persuasif dengan teks-teks yang lain. (d) Guru
bahan penulisan teks persuasif. (j) Peserta sudah mengelola pembelajaran dengan efektif
didik menulis teks persuasif. (k) Peserta didik sehingga waktu yang digunakan sesuai dengan
dibimbing oleh guru dalam perbaikan alokasi yang telah ditetapkan. (e) Dua kali
kesalahan-kesalahan penulisan. (l) Peserta pertemuan, dengan rincian pertemuan pertama
didik mengumpulkan hasil penulisan teks penguatan materi dan pemahaman, kemudian
persuasif. (m) Guru bersama peserta didik pertemua kedua, penguatan materi dan praktik
membuat simpulan mengenai penulisan teks menulis teks persuasif meningkatkan hasil
persuasif. belajar siswa.
Data observasi tersebut Hasil pembahasan siklus III menunjukkan
menunjukkanTingkat persiapan siswa dalam bahwa sudah tidak ada siswa yang berada di
proses pembelajaran memiliki persentase kategori sangat kurang. Masih terdapat 5%
100%. Berarti, dari 25 siswa semuanya siswa yang berada pada kategori kurang.
memiliki kesiapan dalam pembelajaran. Terdapat 30% siswa yang berada pada kategori
Observasi tingkat atensi siswa dalam proses cukup. Terdapat 35% siswa yang berada pada
pembelajaran memiliki persentase 70%. kategori baik. Sebanyak 30% siswa sudah
Penghitungan tersebut berdasarkan dari 6 berada pada kategori sangat baik. Hasil akhir
siswa yang tidak memperhatikan dengan baik menunjukkan rata-rata nilai siswa berada pada
penjelasan dari guru. Observasi kesungguhan kategori sangat baik, yaitu pada rata-rata 82
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran atau mengalami peningkatan nilai 5 dari tes
menulis teks persuasif memiliki persentase siklus II yang memiliki hasil rata-rata 77.
90%. Penghitungan tersebut berdasarkan dari 2
siswa yang masih tidak serius dalam menulis Pembahasan
teks persuasif. Observasi keaktifan siswa Berdasarkan hasil penelitian yang
dalam bertanya pada guru apabila menemui dideskripsikan maka didapatkan kesimpulan
kesulitan dalam proses penulisan teks persuasif adanya peningkatan keterampilan menulis teks
memiliki persentase 50%. Penghitungan persuasif menggunakan strategi menulis
tersebut berdasarkan dari 10 siswa yang tidak terbimbing dan pendekatan pembelajaran
aktif bertanya kepada guru dalam kontekstual pada siswa kelas IIV semester II
pembelajaran menulis teks persuasif. Terakhir, SMP Negeri Tayan Hilir Kabupaten Sanggau
observasi siswa tidak membuat keributan yang dihitung dari pra tindakan, siklus I, siklus
dalam proses pembelajaran menulis teks II dan siklus III.
persuasifmemiliki persentase 75%.
Penghitungan tersebut didasarkan pada 5 siswa
yang masih menganggu temannya dalam % 100
proses pembelajaran menulis teks persuasif. 80
Refleksi ini dilakukan bersama
kolaborator. Hasil refleksi disimpulkan bahwa 60 82
67,5 70 77 Hasil Belajar
hal-hal positif meningkat dengan baik dalam 40
pelaksanaan siklus III serta menunjukkan 20 Menulis Teks
adanya peningkatan dalam pembelajaran Persuasif
0
menulis teks persuasif. Beberapa hal yang
menunjukkan nilai positif tersebut adalah
sebagai berikut. (a) Guru sudah melakukan
pendekatan yang sangat intensif kepada semua Sik
Siklus
siswa dalam proses memahami dan menulis
teks persuasif. (b) Guru sudah memberikan Grafik Gambar peningkatan keterampilan
contoh-contoh teks persuasif yang dekat menulis teks persuasif menggunakan
dengan keseharian siswa. (c) Guru sudah strategi menulis terbimbing dan
menjelaskan secara garis besar perbedaan teks pendekatan pembelajaran kontekstual pada

10
siswa kelas IIV semester II SMP Negeri demikian, siswa akan mengetahui dan
Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. menyadari pentingnya proses pembelajaran.

Berdasarkan grafik data diatas terlihat DAFTAR RUJUKAN


peningkatan keterampilan menulis teks berita Akhadiah, Sabarti, dkk. 2016. Pembinaan
pada tiap siklus setelah diberikan tindakan di Kemampuan Menulis Bahasa
dalam kelas dengan menggunakan strategi Indonesia. Jakarta: PT. Gelora Aksara
menulis terbimbing dan pendekatan Pratama.
pembelajaran kontekstual. Peningkatan Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
67,5 pada pra tindakan, menjadi 70 pada siklus Damaianti, Vismaia S. Syamsuddin AR. 2011.
I, menjadi 77 pada siklus II, dan 82 pada siklus Metode Penelitian Pendidikan
III. Bahasa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
SIMPULAN DAN SARAN Fajar, M. N. 2010. Mahir Menulis Berita.
Simpulan Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.
Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang Finoza, Lammudin. 2013. Komposisi Bahasa
dilakukan dalam proses pelaksanaan Indonesia. Jakarta: Penerbit Diksi.
pendidikan, mulai dari perencanaan, Jauhari, Heri. 2015. Pedoman Penulisan
pelaksanaan, refleksi dan observasi dari setiap Karya Ilmiah: Artikel, Resensi,
siklus, dapat disimpulkan bahwa penggunaan laporan, Makalah, Proposal, Skripsi,
strategi menulis terbimbing dan pendekatan Tesis. Bandung: CV. Pustaka Setia.
kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna
menulis teks persuasif siswa SMP Negeri 7 Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha
Saran Ilmu.
Berdasarkan penelitian yang telah Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis
dilakukan, terbukti bahwa strategi menulis Sebagai Suatu Keterampilan
terbimbing dan pendekatan kontekstual dapat Berbahasa. Bandung: Penerbit
meningkatkan keterampilan menulis teks Angkasa.
persuasif siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Tayan
Hilir Kabupaten Sanggau. Oleh karena itu, ada
beberapa saran yang peneliti sampaikan
sebagai berikut. (1) Guru diharapkan dapat
menjadikan strategi menulis terbimbing dan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran
menulis. (2) Guru diharapkan mampu memilih
metode yang tepat sesuai dengan materi yang
akan diajarkan untuk proses pembelajaran
berikutnya, khususnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia. (3) Guru diharapkan mampu
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan
maksimal serta memotivasi siswa dengan
tujuan agar siswa mengikuti pelajaran dengan
serius dalam kegiatan pembelajaran. Dengan

11

Você também pode gostar