Você está na página 1de 9

APLIKASI DAN KARAKTERISTIK SENSOR PROXIMITY SEBAGAI

PENDETEKSI OBJEK LOGAM DAN NON-LOGAM BERBASIS PLC

M.Rifqy Rizqullah1, Niksen Alfarizal2, Yeni Irdayanti3


Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro
Konsentrasi Mekatronika
Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang 30139 Indonesia
rifqyr28@gmail.com, niksen_alfarizal@polsri.ac.id , yeni_irdayanti@yahoo.com

ABSTRACT

In the modern era at this time, the technology is developing more advanced and rapidly,
especially in the area of industry technology. Many industries have used a variety of control
and instrumentation systems, mainly using a control system with a renewable programming
system, PLC (Programmable Logic Controller). PLC is widely used because high efficiency and
productivity. Then also pneumatic systems are widely used in various industries, start from
transfer (transfer), to sorting objects. Therefore, in this study will be designed a instrument
that can sort object made of metal or non-metal by using an inductive proximity sensor and
capacitive proximity sensor. This instrument will use a PLC control system with the type of
LG GM7 PLC and pneumatic system. This PLC will control and monitor various kinds of inputs
and outputs such as proximity sensors, conveyors, and pneumatic systems. Pneumatic
system on the this instrument will control distributing process, Vacuum and Stopper. To be
able to detect metals and non-metals, an object will be assisted by a pneumatic system to
push the object over the conveyor and pass a proximity sensor. When the sensor detects
metal, the object will be suctioned by vacuum and moved to storadge area.

Keywords: PLC, Pneumatic System, Inductive Proximity Sensor, Capasitif Proximity Sensor

ABSTRAK

Pada era modern saat ini, teknologi berkembang semakin maju dan pesat terutama
dibidang teknologi industri. Sudah banyak industri menggunakan berbagai macam sistem
kontrol dan instrumentasi terutama menggunakan sistem kontrol dengan sistem
pemrograman yang dapat diperbaharui yaitu PLC (Programmable Logic Controller). PLC
banyak digunakan karena tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Kemudian juga
sistem pneumatik banyak digunakan di berbagai industri, mulai dari pemindahan
(transfer), sampai penyortiran barang. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dirancang
suatu alat yang dapat menyortir barang yang terbuat dari logam maupun non-logam
dengan menggunakan sensor proximity induktif dan sensor proximity kapasitif. Alat ini
akan menggunakan sistem kontrol PLC degan tipe PLC LG GM7 dan sistem pneumatik. PLC
ini akan mengontrol serta memonitoring berbagai macam input dan output seperti sensor
proximity, konveyor, serta sistem pneumatik. Sistem pneumatik pada alat ini akan
mengendalikan distributing process, Vacuum dan Stopper. Untuk dapat mendeteksi logam
maupun non-logam, sebuah objek akan dibantu sistem pneumatik untuk mendorong objek
tersebut keatas konveyor dan melewati sensor proximity. Ketika sensor tersebut
mendeteksi logam, objek tersebut akan di hisap oleh vacuum dan dipindahkan ke area
storadge.

Kata Kunci: PLC, Sistem Pneumatik, Sensor Proximity Induktif, Sensor Proximity Kapasitif
digunakan untuk mendeteksi jenis objek
PENDAHULUAN tersebut apakah objek tersebut terbuat dari
logam atau bukan. Kontroler yang
Perkembangan teknologi yang semakin digunakan pada alat ini berupa PLC
berkembang pesat di era modern ini seiring (Programmable Logic Controller) dan jenis
dengan pertumbuhan ekonomi banyak PLC yang digunakan yaitu PLC Tipe LSGlofa
memunculkan berbagai macam teknologi GM7.
baru yang canggih maupun teknologi lama
yang terus diperbaharui. Terutama pada Penggunaaan sensor proximity induktif
bidang sistem kontrol dan instrumentasi. ini sangat berguna ketika kita ingin
Sistem kontrol di dunia industri mempunyai mendeteksi suatu benda yang terbuat dari
manfaat yang sangat baik, misalnya dalam logam. Setiap logam mempunyai paramater
produktivitas (mutu produk), kelancaran yang berbeda-beda ketika dideteksi oleh
dalam sistem operasional, keamanan sensor proximity induktif. Parameter yang
operasional, serta ekonomi (biaya produksi). diukur disini salah satu nya adalah jarak.
Dalam menghadapi perdagangan bebas dan Tidak semua logam memiliki jarak deteksi
persaingan ekonomi setiap perusahaan yang sama dan mempunyai batas yang bisa
industri dituntut untuk menghasilkan produk di deteksi oleh sensor proximity. Sensor
yang memiliki kualitas yang baik[1]. proximity juga mempunyai batas deteksi
yang sangat kecil. Karena itulah, kita
Saat ini banyak sekali industri yang memerlukan pengukuran dan pengujian
menggunakan sistem kontrol dengan sistem karakteristik sensor proximity induktif
pemrograman yang dapat diperbaharui yaitu sebelum mengimplementasikannya ke
PLC (Programmable Logic Controller). dalam sebuah alat. Sehingga ketika kita
Karena dengan mengacu pada faktor yang akan mengimplementasikannya ke sebuah
sering mempengaruhi efisiensi dan alat kita telah mengetahui berapa jarak yang
produktivitas industri, kemudahan transisi dapat di deteksi untuk objek yang kita
dari sistem kontrol sebelumnya, serta berikan dan melakukan pemasangan sensor
kemudahan trouble-shooting dalam yang sesuai dengan batas jarak deteksi
konfigurasi sistem ini[2]. Sistem pneumatik tersebut.
juga banyak digunakan di sebuah industri,
mulai dari penyusunan, pencengkraman, PLC
pencetakan, pengaturan arah benda kerja,
pemindahan (transfer), penyortiran sampai PLC (Programmable Logic Controller)
pengepakan barang[3]. merupakan salah satu piranti kontrol yang
dirancang untuk mengggantikan sistem
Penelitian kali ini, untuk merancang kontrol konvensional. PLC pertama kali
sebuah alat dimana alat ini merupakan dirancang oleh perusahaan General Motor
prototipe alat-alat yang biasa ada di industri (GM) pada tahun 1968. Ide utama pada
yang berfungsi untuk menyortir sebuah perancangan PLC adalah dengan
objek yang terbuat dari logam dan non- mensubstitusi relay yang digunakan untuk
logam. Alat ini menggunakan conveyor belt mengimplementasikan rangkaian kontrol.
untuk mendistribusikan objek dan Secara bahasa PLC berarti pengontrol logika
memerlukan sebuah sensor untuk yang dapat diprogram.
mendeteksi jenis objek tersebut sehingga
kontroler dapat mengambil keputusan dan Cara kerja sebuah PLC adalah dengan
menyortir objek tersebut berdasarkan jenis mengamati dan menerima sinyal masukan
bahan. Sensor yang digunakan yaitu sensor (melalui sensor-sensor terkait), kemudian
proximity kapasitif dan sensor proximity melakukan proses dan melakukan
induktif. Sensor proximity kapasitif serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak masukan tersebut sesuai dengan program
adanya suatu objek yang dibawa oleh atau ladder diagram yang tersimpan dalam
konveyor. Lalu sensor proximity induktif memori, dan selanjutnya akan
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengontrol peralatan output. Peralatan
mengendalikan akuator atau perangkat input itu dapat berupa saklar, dan sensor.
lainnya. Kemudia peralatan output dapat berupa
motor, buzzer, lampu dan sebagainya.
Fungsi PLC secara umum ada 2 yaitu
sebagai berikut : Pneumatik

1. Sequential Control - PLC mampu Pneumatik berasal dari bahasa Yunani


memproses input sinyal biner menjadi “Pneuma” yang berarti tiupan atau angin.
output yang digunakan untuk keperluan Definisi pneumatik adalah salah satu
pemrosesan teknik secara berurutan cabang ilmu fisika yang mempelajari
(sequential), di sini PLC menjaga agar fenomena udara yang dimampatkan
semua langkah (step) dalam proses sehingga tekanan yang terjadi akan
sekuensial berlangsung dalam urutan menghasilkan gaya sebagai penyebab
yang tepat. gerak atau aktuasi pada actuator
2. Monitor Plant - PLC secara terus penggunaan sistem pneumatik sebagai
menerus memonitor status suatu sistem, sistem otomasi banyak diterapkan dalam
misalnya :temperatur, tekanan, dan kehidupan sehari-hari yang meliputi
ketinggian. PLC juga mampu mengambil penyusunan, pencengkraman, pencetakan,
tindakan yang diperlukan sehubungan pengaturan arah benda, pemindahan
dengan proses yang dikontrol seperti : (transfer), penyortiran sampai proses
nilai sudah melebihi batas serta pengepakan barang.
menampilkan pesan tersebut pada
operator (user). Sistem pneumatik ini menggunakan
sumber energi yaitu tekanan udara yang
Sedangkan fungsi PLC secara khusus didapatkan dari kompressor. Beberapa
yaitu mampu menggantikan komponen komponen yang digunakan didalam sistem
relay pada sistem kontrol konvensional pneumatik yaitu :
yang mampu memberikan input ke CNC
(Computerized Numerical Control). Sering 1. Kompresor digunakan untuk
dijumpai pada proses finishing, menghisap udara di atmosfer dan
membentuk benda kerja, proses memampatkan serta menyimpannya dalam
moulding, dan lain sebagainya tangki penampungan hingga tekanan
tertentu.
2. Tangki udara bertekanan berfungsi
untuk menstabilkan pemakaian udara
bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor.
Tangki ini juga berfungsi sebagai cadangan
suplai udara darurat ke sistem apabila
kompresor mengalami kegagalan
3. Oil dan Water Trap dalam sistem
pneumatik berfungsi sebagai pemisah oli
Gambar 1. Diagram Blok Umum PLC
dan air dari udara yang masuk dari
PLC terdiri atas CPU (Central kompresor. Jumlah persentase air dalam
Processing Unit), memory, catu daya udara yang masuk ke dalam sistem
serta modul interface input dan output. penumatik tergolong sangat kecil, namun
Semua program yang dirancang di dalam dapat menjadi penyebab serius untuk tidak
PLC akan disimpan didalam memory. berfungsinya sistem.
4. Air filter merupakan penyaring udara
Peralatan input input berfungsi yang dikompresi untuk memisahkan udara
memberikan sinyal kepada PLC dan dari kemungkinan adanya debu dan kotoran
selanjutnya PLC akan memproses sinyal yang terdapat dalam udara setelah
tersebut untuk mengendalikan dan
melewati unit Oil dan Water Trap serta unit
Dehydrator
5. Air regulator digunakan sebagai
pengatur kekuatan tekanan udara sesuai
batas yang diinginkan dari catu daya
sistem pneumatik sebelum masuk ke
sistem kontrol. Air regulator biasanya
dilengkapi dengan sebuah pengukur
Gambar 3. Sensor Proximity Induktif
tegangan yang menunjukkan besarnya
tekanan udara yang mengalir menuju
Tipe sensor yang mampu mendeteksi
sistem.
benda logam dan non- logam adalah sensor
proximity kapasitif. Kapasitansi sepasang
pelat logam yang dipisahkan oleh suatu
jarak bergantung pada jarak pemisah
tersebut, dimana semakin kecil jarak
pemisah semakin tinggi kapasitansinya.
Perubahan kapasitansi dapat digunakan
untuk mengaktifkan sebuah rangkaian
saklar elektronik sehingga menghasilkan
Gambar 2. Air Regulator
sebuah perangkat “hidup”/”mati”.
Sensor Proximity
Relay
Sensor Proximity (sensor jarak)
Relay adalah komponen elektronika
digunakan untuk mengetahui keberadaan
berupa saklar atau switch yang dioperasikan
sebuah benda tanpa bersentuhan dengan
menggunakan listrik. Relay juga biasa
benda tersebut. Terdapat beberapa bentuk
disebut sebagai komponen elektromekanikal
untuk saklar jenis ini, dan beberapa
yang terdiri dari dua bagian utama yaitu coil
diantaranya hanya peka terhadap objek-
atau elektromagnet dan saklar atau
objek yang terbuat dari logam (metal).
mekanikal.
Jenis sensor yang sensitif terhadap
Komponen relay menggunakan prinsip
objek dari logam yaitu sensor proximity
elektromagnetik sebagai penggerak kontak
induktif. Sensor ini terdiri dari sebuah
saklar, sehingga dengan menggunakan arus
kumparan yang dililitkan pada sebuah inti
listrik yang kecil atau low power, dapat
besi (ferrous). Ketika salah satu ujung inti
menghantarkan arus listrik yang yang
besi ini diletakkan di dekat sebuah objek
memiliki tegangan lebih tinggi.
yang juga terbuat dari besi, maka akan
terjadi perubahan jumlah efektif inti besi
yang diasosiasikan dengan kumparan
tersebut dan dengan sendirinya
induktansinya. Perubahan induktansi ini
dapat dipantau dengan menggunakan
sebuah rangkaian resonan, dimana
keberadaan objek yang terbuat dari besi
mengubah pasokan arus ke rangkaian
Gambar 4. Relay
tersebut. Arus ini dapat digunakan untuk
mengaktifkan sebuah saklar elektronik, dan METODE PENELITIAN
dengan demikian menghasilkan sebuah
perangkat “hidup”/”mati”. Metode yang digunakan pada
penelitian kali ini adalah eksperimen/riset
dan compare (membandingkan jenis objek
yang dideteksi oleh sensor proximity
induktif).
Secara garis besar cara kerja sistem menghisap dan memindahkan objek
dari alat ini diimplementasikan ke dalam tersebut menuju ke storadge unit. Untuk
bentuk diagram blok sehingga menggerakkan stopper dan vacuum
menghasilkan suatu sistem yang dapat diperlukan pneumatik dimana menggunakan
bekerja secara runtut. Blok diagram sistem kompresor sebagai supply udara. Namun
dapat dilihat pada gambar 5. apabila objek tersebut non logam maka
stopper dan vacuum tidak akan bertindak
sehingga objek tersebut akan terus
didistribusikan menuju ke sebuah wadah
khusus untuk non logam.

Komputer PC berfungsi untuk


membuat dan menjalankan program PLC
serta memonitoring program tersebut.
Software yang digunakan untuk merancang
program PLC adalah GMWIN 4.0.

Gambar 5. Blok Diagram

PLC yang digunakan adalah jenis PLC


Glofa GM7, PLC ini akan mengontrol
berbagai input dan output. Push button
digunakan sebagai tombol Start (untuk
menghidupkan dan memulai program),
Reset (untuk mereset kerja alat dan
program), Stop (untuk menghentikan
program dan kerja alat). Push button ini
akan mengaktifkan alat, ketika tombol start
ditekan maka akan mengaktifkan motor DC
dimana penggunaan motor DC ini terdiri
dari Konveyor dan Storadge.

Ketika objek tersebut dideteksi oleh


sensor optik di area wadah distributing ,
objek tersebut akan didorong oleh
solenoida ke atas konveyor dengan
menggunakan pneumatik. Selanjutnya
ketika objek bergerak/didistribusikan oleh
konveyor, objek tersebut akan melewati
sensor proximity dan dideteksi oleh sensor
tersebut. Sensor proximity terdiri dari 2
sensor yaitu sensor kapasitif yang berfungsi
untuk mendeteksi ada atau tidak adanya
benda diatas konveyor sekaligus
mendeteksi objek non-logam dan sensor
induktif yang berfungsi untuk mendeteksi
jenis objek tersebut terbuat dari logam.
Kemudian setelah dideteksi oleh sensor
proximity maka vacuum unit dan stopper
unit akan bertindak berdasarkan jenis objek
yang terbuat dari logam. Stopper unit akan
menutup (turun) jalur lintasan konveyor
Gambar 6. Flowchart
sehingga objek akan tertahan dibawah
vacuum unit. kemudian vacuum unit akan
ANALISA DAN PEMBAHASAN
%Qx0.0.6 Z-Axis Solenoid
PLC I/O
Input Program %Qx0.0.7 Vacuum Suction

Tabel 1. PLC LG GMWIN7 Input %Qx0.0.8 X-Axis Solenoid

Tabel 3. Hasil Pengujian Sensor Proximity Induktif Terhadap


%Ix0.0.0 Magazine Sensor Jenis Objek

%Ix0.0.1 Induktif Sensor Jenis


No Hasil
Objek
%Ix0.0.2 Kapasitif Sensor
1 Aluminium Terdeteksi
%Ix0.0.3 Stopper Sensor
2 Stainless Terdeteksi
%Ix0.0.4 Encoder Sensor
3 Tembaga Terdeteksi
%Ix0.0.5 Storadge 1
4 Mild Steel Terdeteksi
%Ix0.0.6 Storadge 2
5 Brass Terdeteksi
%Ix0.0.7 Storadge 3
6 Plastik Tidak Terdeteksi
%Ix0.0.8 Feed Distribute Return
7 Karet Tidak Terdeteksi
%Ix0.0.9 Feed Distribute Advance
8 Kain Tidak Terdeteksi
%Ix0.0.10 Stopper Up Sensor
Pada Tabel 3. Hasil pengujian sensor
%Ix0.0.11 Stoppper Down Sensor
proximity terhadap beberapa jenis objek
terdiri dari alumunim, stainless, tembaga,
%Ix0.0.12 Z Axis Up
mild steel, brass, plastik, karet, Kain.
%Ix0.0.13 Z Axis Down Semua objek yang mengandung unsur
logam dapat dideteksi oleh sensor induktif
%Ix0.0.14 X Axis Up dan juga sensor kapasitif, sedangkan objek
yang tidak mengandung unsur logam
%Ix0.0.15 X Axis Down seperti plastik, karet, dan kain tidak dapat
dideteksi oleh sensor proximity induktif
%Ix0.0.16 Push Button START
tetapi hanya dapat dideteksi oleh sensor
%Ix0.0.17 Push Button RESET kapasitif.

Tabel 4. Hasul Pengukuran Jarak Sensor Induktif Terhadap


%Ix0.0.18 Push Button STOP
Jenis Objek Logam

Output Program Titik Titik Jarak


Faktor
Jenis Material Hidup Mati Deteksi
Tabel 2 PLC LG GMWIN7 Output Reduksi
(mm) (mm) (mm)

%Qx0.0.0 Conveyor CW Mild Steel 0 5 5 1

%Qx0.0.1 Storadge Motor CW Stainless 0 4,4 4,4 4,4

%Qx0.0.2 Storadge Motor CCW Alumunium 0 3,2 3,2 3,2

%Qx0.0.3 Distributing Solenoid Brass 0 2,5 2,5 2,5

%Qx0.0.4 Stopper Solenoid Down Tembaga 0 2 2 2

%Qx0.0.5 Stopper Solenoid Up


Pada Tabel 4. Dapat dilihat bahwa Pada Tabel 5, untuk melihat
setiap objek yang terbuat dari logam karakteristik logam mengambil 3 buah
mempunyai batas jarak deteksi yang sampel logam yang terdiri dari mild steel,
berbeda – beda. Pada pengukran kali ini aluminium, dan tembaga. Untuk mild steel
dapat disimpulkan bahwa setiap masing – jarak yang dapat diukur mencapai 5 mm.
masing jenis material yang digunakan Untuk alumunium jarak yang dapat diukur
memiliki tingkat induktifitas yang berbeda mencapai 3 mm, dan untuk tembaga jarak
– beda. Bisa dilihat dari nilai titik saat maksimal yang dapat diukur 2 mm.
pensaklaran terjadi. Semua material Sehingga dari data diatas bahwa Vout dari
dimulai dari titik nyala 0 mm. Akan tetapi sensor akan semakin besar jika objek yang
pada saat material digeser menjauhi dideteksi semakin mendekati sensor.
sensor induktif sampai indikator mati
memiliki titik mati yang berbeda – beda Dari percobaan berikutnya
tergantung dari tingkat induktifitas dari didapatkan data bahwa diameter objek dari
masing – masing jenis material tersebut. jenis logam yang sama mempengaruhi
Untuk faktor reduksi jarak deteksi ( jangkauan jarak deteksi sensor proximity
hysterisis ) dibagi 1. Berbeda dengan induktif. Semakin besar diameter objek
material jenis Mild Steel yang mempunyai tersebut semakin besar pula jangkauan
nilai ketetapan reduksi sebesar 1 mm yang dapat dideteksi oleh sensor proximity
induktif.

Perbedaan Jenis Logam Tabel 6. Pengaruh Permukaan objek terhadap jarak deteksi
sensor proximity
40
Ukuran (mm) Jangkauan deteksi
20
(mm)
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Mild steel 30mm 5
Mild Steel Aluminium Tembaga

Mild steel 25mm 4


Gambar 7. Grafik Perbedaan Jarak Jenis Logam Terhadap Arus

Tabel 5. Hasil Pengukuran Jarak Induktif Terhadap Tegangan


Mild steel 20mm 3,4
3 Jenis Logam

Mild steel 15mm 3


Tembag
Jarak Mild
Aluminiu a
Steel Mild steel 10mm 2,6
m (Vdc)
(mm) (Vdc)
(Vdc)
Mild steel 5mm 1
0 23,9 23,8 23,8

1 23 20 18 Pada Tabel 6. Dapat dilihat bahwa


diameter dari logam mild steel. Semakin
2 21,8 16,4 12,3 besar diameter objek tersebut jangkauan
deteksi pun semakin besar
3 20,5 13,2 0
Dari hasil dari penelitian ini adalah
4 18,2 0 0
berupa hasil pengukuran terhadap sensor
5 15 0 0 proximity indukti. Dari pengukuran ini kita
dapat mengetahui karakteristik dari sensor
6 0 0 0 tersebut. Karakteristik yang diukur pada
sensor tersebut antara lain : Jarak, Waktu
7 0 0 0 deteksi, Arus dan Tegangan. Dari
karakteristik itulah kita dapat membedakan
jenis objek tersebut. Selain itu juga
pengukuran jarak terhadap objek
diperlukan untuk mengetahui batas
maksimal yang dapat diukur oleh sensor
tersebut. Jadi Pemasangan sensor
terhadap alat dapat dilakukan dengan
benar sehingga sensor tersebut dapat
mendeteksi objek dengan lancar.

Dari penelitian itu juga kita dapat


memasang sensor induktif ke rancangan
alat yang akan dibuat. Sensor induktif pada
alat ini akan bertindak untuk mendeteksi
logam dan mengontrol pergerakan dari
stopper, conveyor dan storadge unit.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian yang


telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa :

1. Sensor proximity induktif hanya


dapat mendeteksi sebuah objek yang
mengandung unsur logam didalamnya
dan tidak dapat mendeteksi objek selain
logam.
2. Setiap objek logam mempunyai
batas jarak deteksi yang berbeda – beda
sehingga diperlukannya pengukuran
untuk mengetahui perbedaan jarak
deteksi dari setiap objek. Dan juga
semakin dekat objek mendeteksi sensor
maka semakin besar pula Vout yang
dihasilkan.
3. Diameter atau luas penampang
objek mempengaruhi jarak deteksi.
Semakin luas diameter objek maka
semakin besar pula jarak yang dapat
dideteksi oleh sensor proximity induktif
4. Pengukuran karakteristik dari
sensor proximity induktif diperlukan untuk
mengetahui batas maksimal yang dapat
diukur oleh sensor tersebut. Jadi
Pemasangan sensor terhadap alat dapat
dilakukan dengan benar sehingga sensor
tersebut dapat mendeteksi objek dengan
lancar.
REFERENSI

Atmiasri,dkk.2011.Pendeteksi Logam untuk Industri Makanan Berbasis PLC. Jurnal Teknik


UNIPA (vol 9 no 1)
Imaduddin, Muhammad. 2016. Rancang Bangun Trainer Alat Penyortir Barang Logam dan Non
Logam sebagai Media Pembelajaran pada Mata Kuliah Dasar Sistem Kontrol. Universitas
Negeri Semarang
Pramono, Aditya. 2013 .Pendeteksi logam berbasis plc (programmable logic control) dengan
sistem pneumatik pada konveyor. Universitas Brawijaya. Malang
Baptista, Yohanes.2015. Monitoring Prototip Mesin Pemilah Benda berdasarkan Jenis Bahan.
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta
Denada, Agri, dkk.2018.Rancang Bangun Sistem Kendali Alat Penyortir Barang Berwarna Merah
dan Hijau dengan Sensor TCS230 Berbasis PLC SCHNEIDER. Universitas Diponogoro.
Semarang
Imron, Muhammad.2015.Pemilah Barang Logam dan Non Logam Berbasis PLC OMRON CP1E-
N30SDT-D. Universitas Muhammadiyah.Tanggerang

Você também pode gostar