Você está na página 1de 115

HUBUNGAN HARGA DIRI MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN

AKTUALISASI DIRI DALAM PROSES BELAJAR METODE SEVEN

JUMP DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

RAHMA FITRA

NIM : 1111104000032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Rahma Fitra

Tempat, Tanggal lahir : Batusangkar, 3 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jorong Kumango Selatan, Kec.Sungai Tarab,

Kab.Tanah Datar, Sumatera Barat.

Telepon : 085778382179/ 081283052315

E-mail : rahmafitra.RF@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. 1998-1999 : TK AISIYAH Sungai Tarab, Kab.Tanah Datar.


2. 1999- 2005 : SDN 07 Sungai Tarab, Kab. TanahDatar.
3. 2005-2008 : MTsN Pasir Lawas
4. 2008-2011 : MAN 2 Batusangkar
5. 2011-2015 : S1 Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

PENGALAMAN ORGANISASI :

1. Ketua Osis MtsN Pasir Lawas (2007- 2008)


2. Sekretaris PIK-KRR MAN 2 Batusangkar (2008 -2009)
3. Ketua Divisi Humas dan Jurnalistik MAN 2 Batusangkar (2009-2010)
4. Staf Divisi Kesejahteran Sosial BEMJ Ilmu Keperawatan (2011-2012)
5. Staf Divisi Perekonomian BEMJ Ilmu Keperawatan (2012-2014)

iii
SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, July 2015

Rahma Fitra, NIM : 1111104000032

Relathionship Student Self-Esteem With Ability Self-Actualization in


Learning Process Seven Jump Methods at State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta
Xviii + 72 pages + 8 tables + 1 charts + 12 attachments

ABSTRACT

The learning process is a matter that can not be separated from the
academic life of the student, where the student is required to develop all the
potential and talents as a form of self-actualization, but still found the students are
passive. The purpose of this study was to determine the relationship of self-esteem
of students with the ability to self-actualization in the process of learning methods
seven jump in Nursing Science State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta. The study used quantitative analytical design correlative study with cross-
sectional study (α=0.05). Respondents amounted to 103 people were taken using
total sampling technique. The instrument used was a questionnaire, a
questionnaire that is self-esteem (Rosenberg Self-esteem) and questionnaires for
self-actualization (Peak Experiences Self-Actualization). Analysis of data using
univariate and bivariate analysis (Spearman Rank Correlation test). The result
showed a range of self-esteem score of 11-29, while for self-actualization below
Averege self-actualization (28.2%), approachingself-actualization (25.2%),
moderate self-actualization (28.2%), and high self-actualization (18.4% ). There is
a strong relationship between self-esteem of students with the ability to self-
actualization in the process of learning methods seven jump in Nursing Science
State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta (p=0,000, r= +0,633). The
results of this study indicate that methode seven jump is able to influence the
students to hone their self-esteem and self-actualization.
Keywords: Self-esteem, self-actualization, learning methods of seven jump

Reference: 55 (years 2003-2015)

iv
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Rahma Fitra, NIM : 1111104000032

Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri

dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

xiiiv + 72 halaman + 8 tabel + 1 bagan + 12 lampiran

ABSTRAK

Proses belajar merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan akademik mahasiswa, dimana mahasiswa dituntut untuk mampu
mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki sebagai bentuk
aktualisasi diri, namun masih ditemukan mahasiswa yang pasif. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan
kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian menggunakan desain correlative study dengan pendekatan cross-
sectional study (α=0,05). Responden berjumlah 103 orang yang diambil
menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner,
yaitu kuesioner harga diri (Rosenberg Self-esteem) dengan 10 item pernyataan dan
kuesioner aktualisasi diri (Peak ExperiencesSelf-Actualization) dengan 28 item
pernyataan. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji
Korelasi Spearman Rank). Hasil penelitian didapatkan nilai mean harga diri
19.89, standar deviasi 3,346 dan rentang nilai skor harga diri 11-29. Sedangkan
untuk aktualisasi diri didapatkan aktualisasi diri rendah (28.2%), mendekati
aktualisasi diri (25,2%), aktualisasi diri sedang (28.2%), dan aktualisasi diri tinggi
(18.4%). Ada hubungan yang kuat antara harga diri mahasiswa dengan
kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (p
=0,000, r= +0.633). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode seven jump
mampu mempengaruhi harga diri mahasiswa untuk mengasah dan mencapai
aktualisasi diri mahasiswa.
Kata kunci : Harga diri, Aktualisasi diri, proses belajar metode seven jump

Referensi : 55 (Tahun 2003-2015)

v
vi
vii
viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dankarunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Harga

Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar

Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberi bantuan baik moril maupan materil, yang selalu memberikan semangat

dan untaian do’a untuk kelancaran skripsi penulis. Penulis menyadari tidak akan

mampu membalas jasa-jasa tersebut, semoga Allah azza wa jalla memberikan

balasan yang dapat mengantarkan kesyurgaNya. Terkhusus kepada :

1. Bapak Dr.H.Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc,selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

ix
3. Ibu Ns. Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing

pertama dan yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya

selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ratna Pelawati, Skp, M.Biomed, selaku dosen pembimbing kedua

yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama

penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ns. Nia damiati, S.kep, M.Sc, selaku dosen pembimbing

akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah

membimbing, dan memberi motivasi selama empat tahun duduk di

bangku kuliah.

6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah.

7. Mahasiswa Program Studi Imu Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan pada

peneliti untuk melakukan penelitian, terkhususnya angkatan 2012,

2013, dan 2014.

8. Orang tuaku, Ayahanda Abdurrahim dan Ibunda Elvi Deswita, S.pd

yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara,

mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik

moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan

skripsi ini.

x
9. Teruntuk kakanda Fakhry Rahim yang selalu memberikan semangat,

kembaranku Rahmi Fitri teman seiring seperjuangan sejak dalam

kandungan, terima kasih atas semangat yang selalu engkau tularkan

padaku, dan adikku tersayang Zilva Hayati adik kebangganku, serta

seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.

10. Teruntuk Alm.Kakekku tercinta Samsyuar Marahat, terima kasih atas

nasehat, motivasi, dan pengalaman yang mengesankan bersamamu,

hingga penulis memilih untuk mendalami Ilmu Keperawatan ini.

11. Teman-teman seangkatanku PSIK 2011 tanpa terkecuali yang telah

membantu, memotivasi untuk sama-sama berjuang dalam mencapai

cita-cita

12. Sahabat-sahabati dalam naungan IKMM Ciputat (Ikatan Keluarga

Mahasiswa Minang) dan IKAMANDA Ciputat (Ikatan Keluarga MAN

2 Batusangkar) sebagai keluarga yang telahmemberikan semangat,

inspirasi dan pengalaman yang tak ternilai harganya.

Pada akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini

masih jauh dari sempurna, namun penulis harapkan semoga tulisan ini

dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Teriring do’a Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah

Achsanal Jaza’.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2015

Rahma Fitra

xi
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................... ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................. iii
ABSTRACT............................................................................................... iv
ABSTRAK.................................................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................................... vi
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN…….............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitan .................................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup ........................................................................ 9
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Harga Diri
2.1.1 Pengertian harga diri....................................................... 10
2.1.2 Aspek-aspek harga diri................................................... 11
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri........ ......... 11
2.2.4 Karakteristik individu berdasarkan tingkatan harga diri. 13
2.1.5 Pengukuran harga diri ................................................... 14
2.2 Aktualisasi Diri
2.2.1 Pengertian aktualisasi diri ............................................... 15
2.2.2 Teori Abraham Maslow tentang aktualisasi diri ............. 16

xii
2.2.3 Faktor penghambat dalam beraktualisasi diri ................. 18
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri ......... 19
2.2.5 Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri .......... 19
2.2.6 Pengukuran aktualisasi diri ............................................. 24
2.3 Metode pembelajaran problem base learning(PBL) ................ 25
2.4 Metode belajar seven jump
2.4.1 Pengertian metode belajar seven jump............................ 26
2.4.2 langkah-langkah metode belajar seven jump .................. 27
2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta..... 31
2.6 Kerangka teori .......................................................................... 32
BAB III KERANGKA KONSEP & DEFENISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka konsep ..................................................................... 34
3.2 Defenisi operasional ................................................................ 34
3.3 Hipotesa .................................................................................. 37
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain penelitian ..................................................................... 38
4.2 Lokasi dan waktu penelitian ................................................... 39
4.3 Instrumen penelitian ............................................................... 39
4.4 Populasi .................................................................................. 41
4.5 Sampel ................................................................................... 42
4.6 Pengumpulan data .................................................................. 43
4.7 Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ................ 44
4.8 Pengolahan data ..................................................................... 46
4.9 Teknik analisa data ................................................................ 48
4.10 Penyajian data ...................................................................... 49
4.11 Etika penelitian ..................................................................... 50
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran umum tempat penelitian..................................... 51
5.2 Karakteristik Responden .................................................... 52
5.3 Hasil Uji Normalitas........................................................... 53
5.4 Hasil Analisa Univariat...................................................... 54

xiii
5.4.1 Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta........................................................... 54
5.4.2 Gambaran Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.................................................. 56
5.5 Hasil Analisa Bivariat........................................................... 59
5.5.1 Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan
Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump
di PSIKUIN Syarif Hidayatullah Jakarta............................. 59
BAB VIPEMBAHASAN
6.1 Analisis Univariat
6.1.1 Karakteristik Harga Diri Mahasiswa dalam ProsesBelajar
Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.............................................................................. 62
6.1.2 Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa dalam Proses
Belajar Metode Seven Jump di Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta................................................................................ 65
6.2 Analisis Bivariat
6.2.1 Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan
Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar............................... 69
6.3 Keterbatasan Penelitian................................................................ 72

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan................................................................................. 73

7.2 Saran............................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 5.1: Distribusi frekuensi responden mahasiswa keperawatan

berdasarkan angkatan............................................................... 51

Tabel 5.2:Hasil Uji Normalitas Data......................................................... 52

Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven

Jump......................................................................................... 53

Tabel 5.4: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri Responden.. 54

Tabel 5.5: Distribusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan

Aktualisasi diri mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta....................................................................................... 55

Tabel 5.6: Distribusi Frekuensi Aktualisasi Diri Berdasarkan Angkatan

di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.................................. 56

Tabel 5.7: Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri....................... 57

Tabel 5.8: Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan

Aktualisasi Diri dalam ProsesBelajar Metode Seven Jump

di PSIK UIN Jakarta................................................................. 59

xv
DAFTAR BAGAN

halaman

Bagan 2.1: Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow... 32

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Penjelasan Penelitian untuk Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 4 : Kuesioner Harga Diri

Lampiran 5 : Kuesioner Aktualisasi Diri

Lampiran 6 : Jawaban responden pada item pernyataan Harga Diri

Lampiran 7 : Jawaban responden pada item pernyataan Aktualisasi Diri

Lampiran 8 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Harga Diri

Lampiran 9 : Hasil Uji Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Aktualisasi Diri

Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas

Lampiran 11 : Hasil Uji Analisis Univariat

Lampiran 12 : Hasil Uji Analisis Bivariat

xvii
DAFTAR SINGKATAN

AIPNI : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia

PBL : Problem Base Learning

PESAI : Peak Experiance Self-Aktualization Inventory

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

RSE : Rosenberg Self-Esteem

SAI : Self- Actualization Inventory

SCL : Student Center Learning

SMA : Sekolah Menengah Atas

UIN : Universitas Islam Negeri

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia pada tahun 2008

mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat

keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan kurikulum

berbasis kompetensi pendidikan sarjana keperawatan. Kurikulum berbasis

kompetensi ini adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

keperawatan (AIPNI, 2010).

Terdapat berbagai macam metode pembelajaran untuk kurikulum

berbasis kompetensi, salah satunya adalah problem based learning (PBL).

PBL adalah metode belajar dengan memanfaatkan masalah dan

mengharuskan mahasiswa untuk melakukan pencarian atau penggalian

informasi untuk dapat memecahkan masalah tersebut (Ditjen Dikti

Kemdikbud, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Nursalam (2008)

mengatakan bahwa problem base learning merupakan metode belajar yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru yang berfokus pada keaktifan peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran, dimana peserta didik tidak lagi

diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode konvensional,

tetapi peserta didik diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan

1
2

mereka secara mandiri ketika diberikan suatu permasalahan dan aktif

mencari informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber.

Problem based learning ini telah diterapkan pada beberapa

perguruan tinggi didunia, salah satunya yaitu berhasil digunakan di Fakultas

Ilmu Kesehatan Maastrict University di Belanda pada bulan Maret 2005. Di

Indonesia sendiri problem based learning juga sudah diterapkan pada

Institusi Perguruan Tinggi Keperawatan, salah satunya yaitu Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

pada September 2012 (Pedoman Akademik UIN Jakarta, 2014).

Problem based learning menggunakan prinsip student-centered

learning (SCL). SCL adalah metode pembelajaran berpusat pada peserta

didik yang menuntut mahasiswa agar lebih aktif dan kreatif dalam proses

belajar. Salah satu metode yang menggunakan prinsip student-centered

learning yaitu metode seven jump, seven jump merupakan diskusi kelompok

kecil yang menggunakan tujuh langkah untuk memecahkan masalah. Tahap-

tahap seven jump yaitu: tahap pertama: mengklaifikasi istilah asing, tahap

kedua: defenisi masalah, tahap ketiga: curah pendapat, tahap keempat:

menganalisis masalah, tahap kelima: merumuskan masalah, tahap keenam:

belajar mandiri, dan tahap ketujuh: pelaporan (Achmadi 2007 dalam Arlan,

2012).

Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam proses

pembelajaran metode seven jump ini adalah adanya mahasiswa yang

dominan dan pasif dalam berdiskusi. Menurut Nursalam (2008) mahasiswa

yang mendominasi yaitu mahasiswa yang mampu mengemukakan pendapat-


3

pendapatnya dan mengembangkan potensinya, sedangkan mahasiswa yang

pasif yaitu mahasiswa yang tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Hal

ini sejalan dengan penelitian Emerald et al. (2013) menyatakan bahwa

kekurangan dari metode problem based learning yaitu sebagian mahasiswa

mendominasi sementara yang lain pasif dalam berdiskusi dan memakan waktu,

sedangkan keuntungan dari metode problem based learning yaitu memotivasi

mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan penemuan masalah

pembelajaran, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian

berkomunikasi, dan meningkatkan dalam memperoleh informasi baru.

Dalam pelaksanaan metode belajar seven jump di akademik mahasiswa

hendaknya pandai beragumentasi, sehingga membentuk aktualisasi diri pada

mahasiswa. Menurut Harsono (2005) menjelaskan bahwa mahasiswa dituntut

untuk beragumentasi dan menyampaikan pendapat sebagai bentuk aktualisasi

diri dalam proses belajar. Aktualisasi diri adalah cara mengembangkan potensi

diri dari hal yang bisa kita lakukan atau kerjakan. Menjalankan aktualisasi diri

sama dengan mengembangkan kemampuan tanpa batas, sifat dasar manusia

adalah mencapai aktualisasi diri atau mencapai perbaikan diri dan perubahan

yang konstruktif. Manusia lahir memiliki kecenderungan alamiah untuk

mencapai aktualisasi diri, orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya dapat

meraih kebahagian dan merasa puas dibandikan orang yang tidak mengalami

aktualisasi diri (Rogers 1965 dalam Videbeck , 2008).


4

Mengasah kemampuan aktualisasi diri dalam metode belajar seven

jump dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat

memecahkan masalah, yaitu mampu menyampaikan pendapat, menganalisis

masalah secara kritis dan mendalam, kreatif, dan mampu mengambil keputusan

tanpa dipengaruhi orang lain dan bertanggung jawab atas segala keputusan

yang diambilnya (Pajouhandeh, 2013).

Menurut Dewi (2007) ciri-ciri positif orang yang teraktualisasi dirinya

antara lain: jujur, terbuka, menjadi dirinya sendiri, mampu mengekspresikan

pendapat berdasarkan pikiran dan emosi-emosi yang sebenarnya tanpa

dipengaruhi orang lain. Mahasiswa dalam menyampaikan pendapat masih

ditemukan pasif dalam berdiskusi, salah satu yang menyebabkan mahasiswa

pasif dalam berdiskusi adalah kurangnya rasa percaya diri. Perasaan kurang

percaya diri ini karena takut terhadap pendengar, yaitu takut ditertawakan, takut

bahwa apa yang akan disampaikan tidak pantas untuk dikemukakan (Osborne

1992 dalam Wahyuni, 2014).

Robbinson (1995 dalam Nasimah, 2009) mengatakan bahwa

kepercayaan diri berhubungan dengan harga diri seseorang, seseorang yang

memiliki kepercayaan diri yang baik akan memiliki harga diri yang baik pula.

Harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau

tinggi, penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap keberadaan

dan keberartian dirinya. Penilaian tinggi terhadap diri sendiri adalah penilaian

terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta menerima

kekurangan yang ada, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian rendah


5

terhadap diri sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas dengan kondisi

diri sendiri, tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu

yang selalu kurang (Rosenberg 1965 dalam Arif, 2010).

Hasil studi pendahuluan melalui penyebaran angket sebanyak 10

pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 2 Desember 2014 pada 20 mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta tentang harga diri dan

kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar dengan metode seven jump

sebagai berikut: (i) 7 mahasiswa merasa tidak berguna saat memecahkan

masalah karena tidak mendapatkan ide-ide kreatif dalam proses belajar. (ii) 12

mahasiswa tidak mampu mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri

dalam menyampaikan pendapatnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Harisanto (2010) tentang hubungan

antara self confidence dengan aktualisasi diri siswa MAN 1 Malang hasil

penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara self

confidence dengan aktualisasi diri pada siswa MAN 1 malang dengan nilai

signifikansi sebesar 0,001 ( P< 0,05). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh

Ginting (2011) dengan diperoleh nilai p sebesar 0,00 (p<0,05) dan korelasi (r) =

+0,646, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harga

diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri dengan obesitas di SMA

Negeri Sei Bingai menunjukkan bahwa semakin rendah harga diri remaja putri

dengan obesitas maka semakin rendah kemampuan aktualisasi diri mereka.


6

Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, peneliti belum

menemukan penelitian terkait hubungan antara harga diri mahasiswa dengan

kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Peneliti

juga berpikir bahwa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri penting untuk

diteliti, sehingga peneliti ingin mengkaji lebih mendalam mengenai “Hubungan

harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar

metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta”.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa kekurangan dari metode belajar problem base learning yaitu

terdapatnya mahasiswa yang dominan dan pasif dalam berdiskusi, pasif dalam

berdiskusi artinya tidak mampu menyampaikan pendapat. Menyampaikan

pendapat merupakan salah satu bentuk aktualisasi diri dalam proses belajar,

aktualisasi diri adalah mengembangkan potensi yang dimiliki tanpa batas.

Pasifnya seseorang dalam berdiskusi disebakan karena kurangnya rasa

percaya diri mahasiswa terhadap kemampuan dirinya, padahal untuk mencapai

aktualisasi diri seseorang harus memiliki kepercayaan diri yang baik.

Kepercayaan diriberhubungan erat dengan harga diri seperti yang sudah

dijelaskan dilatar belakang, sehingga harga diri juga akan menentukan

pencapaian kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar menggunakan

metode seven jump.

Hasil studi pendahuluan tentang kemampuan beraktualisasi diri dalam

proses belajar dengan metode seven jump menunjukkan : 7 mahasiswa merasa

tidak berguna saat memecahkan masalah karena tidak mendapatkan ide-ide


7

kreatif dalam proses belajar dan 12 mahasiswa tidak mampu

mengaktualisasikan dirinya karena tidak percaya diri dalam menyampaikan

pendapat. Dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat

hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri

dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3 Pertanyaan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka

dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses

belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3.2 Bagaimana gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam

proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3.3 Apakah ada hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan

aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program

Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan

aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


8

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dalam

proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Untuk mengetahui gambaran aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar

metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

c. Untuk mengetahui hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan

aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Memberikan sumber informasi terkait harga diri mahasiswa dan

kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di

Program Studi Ilmu Keperawatan, khususnya di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

b. Bagi Institusi

Penelitian ini memaparkan hubungan harga diri mahasiswa dengan

kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di

Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak

institusi untuk membantu meningkatkan harga diri dan kemampuan


9

aktualisasi diri mahasiswa keperawatan sehingga menghasilkan lulusan

yang berkualitas dan berintegritas.

c. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang

bagaimana hubungan harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi

diri dalam proses belajar metode seven jump dengan metode lain yang baru

atau dengan variabel yang lain.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang bertujuan untuk mengetahui hubungan harga diri

mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode

seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Sarif Hidayatullah

Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi

korelasi dan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan

data dengan menyebarkan kuesioner yang terdiri dari kuesioner Rosenberg Self-

Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Resonberg (1965) dan Peak

Experiences Self-Ectualization Inventory (PESAI) yang dikembangkan oleh

Wilsow dan Kneisl (1983), yang kemudian diadopsi oleh peneliti. Subjek yang

diteliti adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012, 2013, dan 2014. Waktu

penelitian berkisar dari Maret sampai April 2015.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 HARGA DIRI

2.1.1 Pengertian harga diri

Menurut Stuart & Sundeen (2010) harga diri adalah penilaian individu

tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai

perilaku dirinya dengan ideal diri, sementara itu menurut Coopersmith (1967

dalam Guindon, 2010) harga diri merupakan evaluasi atau penilaian terhadap

diri sendiri yang berasal dari interaksi individu dengan orang-orang yang

berada disekitarnya serta dari penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang

lain yang diterima individu.

Franzoi (2003 dalam Lubis, 2009) mengatakan harga diri melibatkan

perasaan dalam menghargai diri sendiri dan kepercayaan diri. Baron dan

Byerne ( 2005 dalam Dewi, 2013) mengungkapkan harga diri adalah sikap

individu terhadap dirinya sendiri dalam rentang dimensi rendah sampai

tinggi. Selain itu Waitley (2012) juga menyatakan bahwa harga diri adalah

adanya keyakinan pada kemampuan individu untuk menghadapi tantangan

hidup, yang merupakan sebuah kepercayaan, bahwa individu layak dan

berhak untuk sukses.

Berdasarkan pengertian harga diri diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa harga diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri dalam

rentang tinggi sampai rendah yang dipengaruhi oleh interaksi orang lain

10
11

terhadap dirinya, serta menunjukkan seberapa jauh individu percaya bahwa

dirinya mampu dan berharga.

2.1.2 Aspek aspek harga diri

Menurut Rosenberg 1965 dimensi-dimensi harga diri (dalam Mruk,

2006) adalah sebagai berikut :

a. Rosenberg memulai dengan menunjukkan bahwa pemahaman harga diri

sebagai fenomena atau sikap diciptakan dengan kekuatan sosial dan

kebudayaan.

b. Studi mengenai harga diri dihadapkan pada masalah-masalah tersendiri,

salah satunya yaitu refleksitas self, yang mengandung arti bahwa evaluasi

diri lebih kompleks dari pada evaluasi objek-objek eksternal lain karena

refleksitas self terlibat dalam mengevaluasi harga diri itu sendiri.

c. Harga diri ini merupakan sikap yang menyangkut kebehargaan individu

sebagai seseorang yang dilihat sebagai sebuah variabel yang sangat

penting dalam tingkah laku.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi harga Diri

Menurut Coopersmith (1967 dalam Ghufron, 2010) menyatakan harga

diri terbentuk dari hasil interaksi dengan lingkungan dan atas sejumlah

penghargaan, penerimaan, dan pengertian orang lain terhadap dirinya.

Faktor- faktor yang mempengaruhi harga diri individu berasal dari

lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi:

jenis kelamin, intelegensi, dan kondisi fisik individu. Sedangkan lingkungan

eksternal meliputi: lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial.


12

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1) Faktor jenis kelamin

Wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah dari pada pria,

seperti: perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang, dan

merasa harus dilindungi.

2) Intelegensi

Berkaitan erat dengan prestasi akademik, karena pengukuran

intelegensi berdasarkan kemampuan akademik individu. Individu

dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik

yang tinggi dari pada yang memiliki harga diri yang rendah,

individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung memiliki

intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu

berusaha keras.

3) Kondisi fisik

Adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi

badan dengan harga diri individu. Individu dengan kondisi fisik

yang menarik, cenderung memiliki harga diri yang lebih baik

dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik.


13

b. Faktor eksternal

1) Lingkungan Keluarga

Peran keluarga sangat menentukan perkembangan harga diri anak.

Berlaku adil, pemberian kesempatan untuk aktif, dan mendidik

dengan demokratis akan membuat anak mendapatkan harga diri

yang tinggi. Orang tua yang sering memberikan hukuman dan

larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak

berharga.

2) Lingkungan sosial

Pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari

dirinya beharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses

lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain

kepadanya.

2.1.4 Karakteristik Individu Berdasarkan Tingkatan Harga diri

Menurut Resonberg (1965 dalam Wahyuni, 2014) karakteristik

individu diklasifikasikan berdasarkan tingkat harga diri yaitu:

a. Karakteristik individu dengan harga diri tinggi

Seseorang yang memiliki harga diri tinggi, ia akan memiliki ciri-ciri

seperti:

1. Merasa bahwa dirinya berharga

2. Merasa banyak hal-hal baik yang dimiliki

3. Merasa mampu dengan kemampuan yang dimiliki

4. Dapat menghormati dirinya sendiri apa adanya


14

5. Tidak memiliki sikap sombong, melainkan memiliki sikap positif

terhadap berbagai hal dan dapat mengatasi segala kekurangannya

dengan baik

6. Merasa puas dengan diri sendiri

b. Karakteristik individu dengan harga diri rendah

Seseorang yang memiliki harga diri rendah, ia akan memiliki ciri-ciri

seperti :

1. Menilai dirinya sendiri secara negatif

2. Meragukan kemampuan dirinya

3. Merasa tidak dihargai dan dihormati

4. Merasa orang yang gagal

5. Tidak bahagia, tertekan, dan merasa bahwa dirinya tidak dapat

dibanggakan

6. Merasa tidak berguna

2.1.5 Pengukuran Harga Diri

Rosenberg’s self-esteem scale (RSES) yang disusun oleh Rosenberg

(1965 dalam Martin et al, 2007) reliabilitas internal RSES yaitu sebesar 0,92

dan telah banyak digunakan dalam penelitian diindonesia. Alat ukur ini

berjumlah 10 item dengan penilaian menggunakan skala likert, yaitu

pernyataan favourable apabila jawaban sangat setuju (3), setuju (2), tidak

setuju (1), dan sangat tidak setuju (0) terdapat pada item no 1, 3, 4, 7, & 10,

sedangkan untuk penilaian unfavourable apabila jawaban sangat setuju (0),

setuju (1), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (3) terdapat pada item no 2,
15

5, 6, 8, & 9. Skala ini bersifat unidimensional yaitu hanya terdiri dari satu

dimensi yaitu harga diri itu sendiri.

Selain itu Coopersmith (1967 dalam Hills, Francis, & Jennings, 2011)

juga merupakan salah satu tokoh yang ikut mengembangkan alat ukur harga

diri yang dikenal dengan istilah self-esteeem inventory (SEI). Alat ukur ini

terdiri dari 25 item yang berkaitan dengan tiga bidang yaitu harga diri secara

umum, hubungan dengan orang tua, dan hubungan dengan teman sebaya yang

menggunakan skala guttman dengan jawaban “ YA” atau “ TIDAK”.

Dari dua alat ukur yang telas dijelaskan diatas, dalam penelitian ini

peneliti memilih untuk mengadopsi alat ukur harga diri yang mengacu kepada

kuesioner Rosenberg self-esteem scale (RSES) karena skala ini bersifat

unidimensional dan mengukur harga diri secara umum.

2.2 Aktualisasi Diri

2.2.1 Pengertian aktualisasi diri

Menurut Maslow (1943 dalam Irmawati, 2013) aktualisasi diri

merupakan puncak dari perwujudan segenap potensi yang dimiliki dan

menjadi yang terbaik dalam akademik dan profesi, dimana individu yang

mencapai aktualisasi diri hidupnya penuh gairah dinamis dan tanpa pamrih,

konsentrasi penuh dan terserap secara total dalam mewujudkan manusia

menjadi manusia yang utuh dan tidak tertekan oleh perasaan cemas, perasaan

risau, perasaan takut, tidak aman, tidak terlindungi, dan sendirian.


16

Menurut Chaplin (2008) aktualisasi diri adalah kecenderungan untuk

mengembangkan bakat dan kapasitas diri sendiri. Dari penjelasan diatas

peneliti menyimpulkan aktualisasi diri yaitu mengembangkan bakat yang

dimiliki oleh individu, dimana dengan mengaktualisasikan diri seseorang akan

lebih mengenal dirinya dan mengetahui bagaimana seharusnya memanfatkan

potensi-potensi positif yang ia miliki, dan melihat kekurangan dan

kelemahannya, kemudian akan berusaha untuk menjadi manusia yang

seutuhnya.

2.2.2 Teori Abraham maslow tentang aktualisasi diri

Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) kebutuhan manusia

dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan

kebutuhan aktualisasi diri. Ranking kebutuhan yang dikemukakan Maslow

(1943 dalam Naisaban, 2004) sebagai berikut :

1) Kebutuhan Fisiologis

Adalah kebutuhan dasar yang paling mendesak pemuasaannya karena

berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan

hidup manusia. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah kebutuhan makan,

minum, oksigen, kegiatan, istirahat, seks, proteksi dari cuaca yang

ekstrem, dan rangsangan-rangsangan sensoris.

2) Kebutuhan rasa aman

Adalah kebutuhan yang mendorong manusia untuk memperoleh

ketentraman, kepastian, dan keteraturan dari lingkungannya.


17

3) Kebutuhan sosial

suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan

hubungan afektif atau ikatan emosional dengan individu lain, baik

dengan sesama jenis maupun lawan jenis, dalam keluarga maupun

dalam kelompok masyarakat. Kebutuhan ini muncul dalam bentuk

merasa diterima dalam keanggotaan kelompok, mengalami rasa

kekeluargaan, persahabatan, kekaguman, dan kepercayaan.

4) Kebutuhan akan harga diri

Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua. Pertama, penghargaan diri

sendiri yang menyangkut hasrat untuk memperoleh kompetensi, rasa

percaya diri, kekuatan pribadi, edukasi, kemandirian, dan kebebasan.

Kedua, adalah penghargaan dari orang lain, yaitu pengakuan dari orang

lain karena prestasi yang telah diraihnya dan kebutuhan untuk dihormati

dan dihargai orang lain. Kebutuhan harga diri diikuti oleh kebutuhan

berkompetensi, kepercayaan diri, kekuatan pribadi, prestasi,

independensi, dan kebebasan.

5) Kebutuhan aktualisasi diri

Adalah kebutuhan yang muncul setelah semua kebutuhan terpenuhi.

Aktualisasi adalah kebutuhan manusia untuk menjadi orang yang sesuai

dengan keinginan dan potensi yang dimiliki atau hasrat dari individu

untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi

yang dimilikinya.
18

2.2.3 Faktor Penghambat dalam Beraktualisasi Diri

Maslow ( 1943 dalam Sari, 2011) mengemukakan beberapa hambatan-

hambatan dalam mengaktualisasikan diri yaitu sebagai berikut:

1) Berasal dari diri sendiri

Berupa ketidaktahuan, keraguan, dan bahkan juga rasa takut dari individu

untuk mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga

potensi itu tetap laten.

2) Berasal dari luar

Berupa kecendrungan kepribadian individu terhadap sifat-sifat, bakat,

atau potensi-potensi, dimana aktualisai diri hanya mungkin terjadi apabila

kondisi lingkungan menunjangnya.

3) Berasal dari pengaruh negatif

Hambatan ini berupa pengaruh negatif yang dihasilkan oleh kebutuhan

untuk melakukan aktualisasi diri, seperti dalam hal mengeluarkan

pendapat, mengambil resiko, membuat keputusan, melepaskan kebiasaan

lama yang tidak konstruktif. Hal ini akan memberikan ketakutan pada

individu yang tidak mampu melakukannya, hingga nantinya ketakutann

itu akan mendorong individu-individu tersebut untuk bergerak mundur

dalam pemuasaan kebutuhan. Jadi, disini individu dituntut untuk bersedia

dan terbuka terhadap gagasan dan pengalaman-pengalaman baru.


19

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

Menurut Rogers (1995 dalam Ginting, 2011) faktor-faktor yang

mempengaruhi aktualisasi diri antara lain:

1) Pemeliharaan (maintenance)

Kebutuhan yang timbul dalam rangka memuaskan kebutuhan dasar

seperti makan, udara dan keamanan, serta kecenderungan untuk

menolak perubahan dan mempertahankan keadaan sekarang.

Pemeliharaan bersifat konservatif, dalam bentuk keinginan untuk

mempertahankan konsep diri yang dirasa nyaman.

2) Peningkatan diri (enhancement)

Walaupun ada keinginan yang kuat untuk mempertahankan keadaan

tetap seperti adanya, orang ingin tetap belajar dan berubah.

3) Penerimaan positif dari diri sendiri ( self regard)

Penerimaan diri ini merupakan akibat dari pengalaman kepuasaan,

dimana seseorang akan mampu menerima kelemahan dirinya namun

tetap berusaha melakukan yang terbaik. Penerimaan positif dari diri

sendiri merupakan bagian dari dimensi harga diri.

2.2.5 Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri

Menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) ada beberapa

karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri, yaitu

sebagai berikut :
20

1) Mampu melihat realita secara lebih efisien.

Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk mampu menganalisis

berbagai persoalan kehidupan menusia secara kritis dan mendalam.

Kemampuan melihat realitas kehidupan apa adanya akan menumbuhkan

sikap tidak emosional dan lebih objektif. Individu akan mendengar apa

yang seharusnya ia dengar, bukan mendengar apa yang diinginkan atau

ditakuti oleh orang lain. Pengamatan yang tajam terhadap realitas hidup

akan menghasilkan pola pikir yang cemerlang, menerawang jauh ke

depan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan sesaat.

2) Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya.

Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima

diri sendiri dan orang lain apa adanya. Ia akan melihat orang lain seperti

melihat dirinya sendiri, yang penuh dengan kekurangan dan kelebihan.

Sifat ini akan menumbuhkan sikap toleransi terhadap orang lain dan juga

kesabaran yang tinggi didalam menerima diri sendiri dan lapang dada

menerima kritikan, saran serta nasehat orang lain.

3) Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran.

Inividu yang mengaktualisaikan dirinya dengan benar akan

memanifestasikannya disegala tindakan, prilaku, dan gagasan yang ia

tunjukkan spontan, tidak dibuat-buat dan wajar. Sifat ini akan melahirkan

sikap lapang dada terhadap apa yang menjadi kebiasaan masyarakat

selama hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip utamanya. Akan

tetapi, jika kebiasaan lingkungan/masyarakat sudah bertentangan dengan


21

prinsip yang diyakininya, ia tidak segan-segan menentangnya, misalnya :

adat istiadat yang amoral, kebohongan, kehidupan sosial yang tidak

manusiawi.

4) Terpusat pada persoalan.

Bagi individu yang telah mencapai aktualisasi diri, seluruh pikiran,

prilaku, dan gagasan individu berpusat pada persoalan yang tengah

dihadapi umat manusia, bukan pada persoalan yang sifatnya egoistis.

5) Memisahkan diri : kebutuhan akan kesendirian.

Pada umumnya, individu yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung

memisahkan diri dari lingkungan, sikap ini didasarkan atas persepsinya

mengenai sesuatu yang dianggap benar tanpa perlu menunjukkan sikap

egois, dimana seorang individu merasa tidak bergantung atas pikiran

orang lain, sikap yang demikian membuatnya tenang dan tentram dalam

menghadapi hujatan dari orang lain. Individu ini senantiasa menjaga

martabat dan harga dirinya meski berada dilingkungan yang kurang

terhormat. Sifat memisahkan diri ini terwujud dalam otonomi

pengambilan keputusan, keputusan yang ia ambil tidak dipengaruhi orang

lain, dan ia akan bertanggung jawab atas segala keputusan/kebijakan yang

diambilnya.

6) Otonomi : kemandirian terhadap budaya dan lingkungan

Individu yang telah mencapai aktualisasi diri tidak akan menggantungkan

dirinya pada lingkungan. Ia dapat melakukan apa saja, kapan saja, dimana

saja, tanpa dipengaruhi oleh lingkungan (situasi dan kondisi) disekitarnya.


22

Kemandirian ini menunjukkan pertahanan diri individu terhadap segala

persoalan yang mengguncang, tanpa harus merasa putus asa apalagi

sampai bunuh diri.

7) Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan.

Pada individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan

manifestasi rasa syukur atas segala potensi yang dimiliiki. Individu akan

diliputi perasaan senang, kagum, yang tidak bosan terhadap apa yang ia

miliki meskipun hal tersebut biasa saja. Implikasinya, individu akan

mampu mengapresiasikan segala yang ia miliki. Kegagalan seseorang

dalam mengapresiasikan dirinya dapat membuatnya menjadi manusia

yang serakah dan berprilaku melanggar hak asasi orang lain.

8) Kesadaran sosial.

Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya cenderung memiliki

perasaan simpati, iba, kasih sayang, dan ingin membantu orang lain

walaupun orang tersebut berprilaku jahat terhadap dirinya. Dorongan ini

akan memunculkan kesadaran sosial yang membuat individu memiliki

rasa bermasyarakat.

9) Hubungan interpersonal.

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri cenderung memiliki

hubungan yang baik dengan orang lain. Meskipun ia tidak cocok dengan

prilaku orang-orang disekitarnya.


23

10) Demokratis.

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis.

Sifat ini dimanifestasikan dengan prilaku yang tidak membedakan orang

lain berdasarkan golongan, etnis, agama, suku, ras, status, sosial-ekonomi,

partai, dan lain-lain. Sikap demokratis ini lahir karena individu yang

mampu mengaktualisasikan diri tidak memiliki perasaan risih bergaul

dengan orang lain, rendah hati, dan senantiasa menghormati orang lain.

11) Rasa humor yang bermakna dan etis.

Rasa humor orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya berbeda

dengan humor kebanyakan orang, ia tidak akan tertawa terhadap humor

yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang lain.

Humor yang ia tunjukkan tidak hanya memancing tawa, tetapi memiliki

makna dan nilai pendidikan. Humornya benar-benar mencerminkan

hakikat manusiawi-menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan.

12) Kreativitas.

Kreatif merupakan karakteristik yang dimiliki oleh individu yang mampu

mengaktualisasikan dirinya. Kreativitas ini tanpa pengaruh dari pihak

manapun dan diwujudkan dalam kemampuan individu melakukan inovasi

spontan, asli, dan tidak dibatasi oleh lingkungan ataupun orang lain.

misalnya yaitu seseorang mampu memberikan pendapat dan

mengembangkan potensi yang ia miliki tanpa bantuan orang lain dan

percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki.


24

13) Kemandirian.

Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu

mempertahankan pendirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan

goyah atau terpengaruh oleh berbagai guncangan atau kepentingan.

14) Pengalaman puncak.

Individu yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan

yang menyatu dengan alam, ia merasa tidak ada batas atau sekat antara

dirinya dan alam semesta. Artinya individu yang mampu

mengaktualisasikan dirinya akan terbebas dari sekat-sekat seperti: suku,

bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat sekat lainnya. Dengan

demikian, individu akan memilikki sifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus

hati, alami, sederhana, dan terbuka. Karakter inilah yang mencerminkan

seseorang berada pada pengalaman puncak.

2.2.6. Pengukuran aktualisasi diri

Alat ukur untuk aktualisasi diri yaitu Peak ExperienceSelf-

Actualization Inventory (PESAI) berdasarkan teori Maslow (1943) yang

diadopsi oleh Wilsow dan Kneisl (1983). Alat ukur ini terdiri dari 28 item

yang pernyataan menggunakan skala likert dengan scoring yang sudah

ditetapakan oleh Wilsow dan Kneisl (1983), dimana item penilaian sangat

sering (5) sering (3), kadang-kadang (1), dan tidak pernah (0) terdapat pada

item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16,17,18,19,20,22,26,&27, item

penilaian sangat sering (10), sering (7), kadang-kadang (3), dan tidak pernah

(0) terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, & 28, item penilaian sangat sering
25

(15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak pernah (0) terdapat pada no 7,

11, & 25.Scoring berbeda-beda dikarenakan menurut Wilsow dan Kneisl

(1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh terhadap aktualisasi diri pada

individu.

2.3 Metode Pembelajaran PBL

Rukmini (2006 dalam Naila, 2014) mendefinisikan PBL merupakan

suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan bahan

stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang

masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue atau pemecahan masalah

dengan menggunakan problem atau kasus.

Tujuan utama dari metode PBL menurut Wahyuningsing & Santoso

(2013) adalah:

a. Melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan mengembangkan

kemampuan berfikir secara sistematis atau mengembangkan

kemampuan berpendapat, termasuk dalam hal ini kemampuan

mengatasi masalah dan berpikir kritis.

b. Menuntut mahasiswa untuk aktif sharing mengenaiinformasi yang

diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan

mengetahui konsep atas pengetahuan yang barukaitannya dengan

kasus penyakit yang sering di temui diklinik.

c. Membantu mahasiswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi

mahasiswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses

belajar mengajar.
26

Macam-Macam Tahap Kegiatan PBL:

1. Menurut Wood (2003) terdapat “tujuh langkah” (“seven jump”) yang

dikembangkan oleh Maastricht, Belanda dalam mengimplementasikan

diskusi totorial PBL.

2. Menurut Sudarman (2007), terdapat 5 langkah dalam PBL.

a. Konsep dasar (basic concept)

b. Pendefinisian masalah (defining the problem)

c. Pembelajaran mandiri (self learning)

d. Pertukaran pengetahuan (exchange knowledge)

e. Penilaian (assessment)

2.4 Metode belajar Seven Jump

2.4.1 Metode Belajar Seven Jump

Metode Seven Jump adalah sebuah metode problem based learning

(PBL) yang digunakan dalam pembelajaran untuk menganalisa dan

memecahkan sebuah kasus. PBL adalah strategi belajar yang berpusat kepada

pelajar (student-centered), kolaboratif, kontekstual, terpadu, diarahkan

sendiri, dan reflektif. Desain dan pelaksanaan pembelajaran meliputi belajar

dalam kelompok-kelompok kecil. Mahasiswa bekerja sama dalam kelompok-

kelompok kecil untuk membangun pengetahuan dengan menggunakan kasus

masalah yang realistis untuk memicu proses belajar, metode ini terdiri atas 7

langkah penyelesaian kasus, yang dinamis tetapi tetap memerlukan

keseimbangan dan keserasian agar tujuan belajar dapat tercapai (Gwee, 2009).
27

2.4.2 Langkah – langkah metode belajar seven jump

Menurut Wood (2003) terdapat “Tujuh langkah” atau (seven jump)

yang dikembangkan Universitas Maastricht (Belanda) dalam

mengimplementasikan diskusi tutorial PBL.

1. Langkah pertama yaitu mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan

konsep yang belum dikenal dalam skenario. Nutulen membuat daftar

istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi.

2. Langkah kedua yaitu mendefenisikan masalah yang akan dibahas. Jika

terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas,

maka semua masalah harus dipertimbangkan. Nutulen membuat daftar

masalah yang sudah disepakati untuk dibahas.

3. Langkah ketiga yaitu sesi “brainstorming” (curah pendapat) untuk

membahas masalah, yaitu memberikan penjelasan dan mengidentifikasi

area yang belum diketahui dengan sempurna, notulen mencatat semua

pokok diskusi.

4. Langkah keempat yaitu kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan-

penjelasan menjadi solusi sementara, notulen menata penjelasan-

penjelasan.

5. Langkah kelima rumuskan tujuan pembelajaran (learning objective),

kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa

tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.

6. Belajar mandiri (semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang

berhubungan dengan tujuan pembelajaran).


28

7. Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengidentifikasi

sumber belajar dan berbagai hasilnya). Tutor memeriksa pembelajaran

dan menilai kriteria kelompok.

Menurut Patria (2011) tujuh langkah metode seven jump yaitu :

1. Mengklarifikasi istilah asing

a. Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas.

b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum

diketahuinya.

c. Kata-kata yang masih diperdebatkan dikelompok ditulis.

2. Mendefenisikan Masalah

a. Problem (masalah), bisa berupa istilah, fakta, fenomena, yang

kemudian didefenisikan oleh kelompok.

b. Tutor mendorong seluruh anggota kelompok untuk memberi pendapat

dan argumen dalam diskusi.

c. Sangat mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah.

d. Membandingkan dan mengelompokkan pendapat akan meluaskan

horizon intelektual.

e. Mencatat seluruh isu, argumen dan pendapat yang telah dijelaskan oleh

kelompok.

3. Curah pendapat berdasarkan hipotesis

a. Hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar / salah, atau

sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut.


29

b. Mahasiswa mencoba membuat formulasi, berdiskusi tentang berbagai

kemungkinan yang sesuai dengan masalah.

c. Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke hal-

hal rinci.

d. Mencatat seluruh hipotesis yang ada.

4. Menyusun hipotesa

a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan

hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum.

b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang

ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman.

c. Hasil diskusi berisi: pengorganisasian penjelasan terhadap masalah

ditulis secara skematik, menghubungkan ide baru yang muncul dari

anggota kelompok dengan pengetahuan yang ada.

5. Mendefenisikan tujuan belajar

a. Kelompok menyusun beberapa tujuan belajar.

b. Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih

focus, tidak terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan

dalam waktu yang tersedia.

c. Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan belajar sendiri

(ekstra) karena kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri.


30

6. Belajar Mandiri

a. Dapat berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, literarure

review, jurnal, specimen patologis / fisiologis, bertanya kepada pakar,

dsb.

b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota

kelompok

c. Hasil tersebut didiskusikan pada langkah ketujuh.

7. Pelaporan

a. Masing-masing anggota sudah siap berdiskusi setelah belajar

beberapa literatur maupun sumber belajar lainnya.

b. Tujuannnya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian

mendiskusikan kembali.

c. Mahasiswa bisa beragumen dan menyampaikan pendapat untuk

menambahkan, menyanggah, bertanya, dan berkomentar terhadap

referensi.

d. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan

membuat laporan tertulis.

e. Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan dicatat dan ditanyakan

dalam diskusi dengan pakar / narasumber.


31

2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

Kurikulum di Prodi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berlaku saat ini terdiri dari 2 macam, yaitu kurikulum berbasis isi

(kurikulum lama) dan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum lama berlaku

sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, dimana kurikulum lama ini

mengalami revisi dan perbaikan (PSIK UIN Jakarta, 2012).

Pada tahun 2006, dilakukan peninjauan secara internal (Program Studi)

yang menghasilkan perubahan distribusi mata kuliah. Kemudian pada Juni

tahun 2007 dilakukan workshop pengembangan kurikulum dengan hasil berupa

perubahan kurikulum pada semester I untuk seluruh program studi yang ada di

Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan dalam bentuk model integrasi yang

bertujuan menyamakan kompetensi dasar mahasiswa Fakultas Kedokteran &

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan pada

tahun 2009 kurikulum tersebut ditinjau kembali (PSIK UIN Jakarta, 2012).

Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi mulai diberlakukan sejak

tahun ajaran 2012, kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan

Program Studi Ilmu Keperawatan pada tahun 2012 merujuk pada panduan yang

dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Asosiasi Institusi

Pendidikan Ners Indonesia tahun 2009-2013 yang diterbitkan tahun 2010 (PSIK

UIN Jakarta, 2012).


32

2.6 KERANGKA TEORI

Aktualisasi Diri

Metode belajar
Faktor
penghambat
seven jump
Faktor-faktor yang
mempengaruhi

Karakteristik seseorang
mencapai aktualisasi diri

Harga diri

Aspek-aspek Faktor-faktor yang Karateristik


harga diri mempengaruhi harga diri

Sosial

Keamanan

Fisiologi

Bagan 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow (1943)

Sumber : Maslow 1943 (dalam Asmadi, 2008) ; Rosenberg 1965 (dalam Wahyuni, 2014).
33

Keterangan :

: : Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

Kerangka teori dalam penelitian ini dibuat berdasarkan teori motivasi

menurut Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) yang mengatakan bahwa

aktualisasi diri akan tercapai ketika kebutuhan harga diri, sosial, keamanan,

dan kebutuhan fisiologi terpuaskan, sehingga teori ini dikenal dengan hierarki

kebutuhan manusia atau piramida kebutuhan manusia. Pada penelitian ini

peneliti ingin melihat aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar

menggunakaan metode seven jump.


BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini meneliti tentang “Hubungan harga diri mahasiswa

dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump

di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen) agar mudah dipahami dan

menjadi acuan dalam penelitian. Variabel bebas (independen) adalah

variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen

(terikat). Sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variabel yang

disebabkan/dipengaruhi adanya variabel bebas (Riwidikdo, 2013). Dalam

penelitian ini, variabel bebas (independen) adalah harga diri mahasiswa dan

aktualisasi diri sebagai variabel terikatnya (dependen).

Variabel independen Variabel dependen

Harga Diri Aktualisasi diri

3.2 Defenisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel harga diri

sebagai variabel independen dan aktualisasi diri sebagai variabel dependen.

34
35

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Defenisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Harga diri Penilaian seseorang Item pernyataan dalam Kuisioner Semakin tinggi skor Numerik

terhadap penerimaan dirinya kuesioner Rosenberg semakin tinggi harga

kelemahan, kekuatan diri, Self- Esteem (RSE) yang diri

dan kepuasaan terhadap apa dikembangkan oleh

yang dilakukanya serta Rosenberg (1965) terdiri

usaha-usaha individu untuk dari 10 item

mencapai prestasi. pernyataanmenggunakan

skala likert, dengan

penilaian untuk

pertanyaan sangat setuju

(3), setuju (2), tidak

setuju (1), dan sangat

tidak setuju (0)


36

No Variabel Defenisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

2 Aktualisasi Kebutuhan manusia untuk Item pernyataan dalam Kuisioner 150 – 200 : Kategorik

diri menjadi orang yang sesuai kuesioner aktualisasi diri aktualisasi diri tinggi

dengan keinginan dan Peak Experiences Self- 112 -149:

potensi yang dimiliki atau Actualization inventori aktualisasi diri sedang

hasrat dari individu untuk (PASAI) yang 80 – 111:

menyempurnakan dirinya dikembangkan oleh mendekati aktualisasi

melalui pengungkapan Wilsow and Kneisl diri.

segenap potensi yang (1983) sejumlah 28 0-79 :

dimilikinya. pernyataan menggunakan aktualisasi diri rendah

skala likert dengan (Wilsow & Kneisl,

scoring yang berbeda 1983)

menurut Wilsow

&Kneisl (1983).
37

3.3 Hipotesa

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang

muncul adalah :

Ha : Ada hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan

aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Bab IV ini akan menjelaskan lebih rinci tentang metode yang

digunakan. Diantaranya mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan

data, uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian, tekhnik pengolahan data,

dan analisa data yang digunakan, penyajian data, dan etika penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif, menggunakan desain correlative study dengan pendekatan cross-

sectional. Menurut Sugiyono (2013) menjelaskan penelitian korelatif yaitu

penelitian yang didesain untuk menguji hubungan antara dua atau lebih

veriabel, sedangkan defenisi pendekatan cross-sectional adalah suatu

pendekatan penelitian berupa observasi atau pengumpulan data yang dilakukan

pada satu titik waktu atau selama satu periode pengumpulan data (Siswanto,

2013). Dalam penelitian ini, digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan

harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar

metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana pengumpulan data dilakukan pada

satu waktu.

38
39

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penelitian dilakukan di lokasi perkuliahan mahasiswa PSIK UIN

Jakarta angkatan 2012, 2013 dan 2014. Waktu penelitian dilaksanakan setelah

berlangsungnya seminar proposal, pada tanggal 6 April 2015.

4.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan pernyataan

tertutup, kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan dalam rangka

wawancara terstruktur oleh peneliti kepada responden, daftar pertanyaan atau

pernyataan telah disusun sedemikian rupa, sehingga responden hanya

memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda atau simbol atau

menceklis dari pilihan jawaban yang telah disediakan (Siregar, 2013).

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan, yaitu:

a. Kuesioner A, berisi mengenai pernyataan harga diri mahasiswa terhadap

penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner

Rosenberg Self- Esteem (RSE) yang dikembangkan oleh Rosenberg

(1965), terdiri dari 10 item pernyataan dan menggunakan skala Likert

dengan penilaian untuk pertanyaan favourable apabila jawaban sangat

setuju (3), setuju (2), tidak setuju (1), dan sangat tidak setuju (0), dan

penilaian untuk unfavourable apabila jawaban sangat setuju (0), setuju

(1), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (3). Kemudian peneliti
40

menguji validitas & reliabelitas kuesioner, didapatkan semua item

pernyataan valid dan realibel/

b. Kuesioner B, berisi mengenai pernyataan kemampuan aktualisasi diri

mahasiswa terhadap penerapan metode belajar seven jump. Peneliti

mengadopsi kuesioner Peak Experience Self-Actualization Inventori

(PESAI) yang dikembangkan oleh Wilsow and Kneisl (1983) sejumlah

28 pernyataan, menggunakan skala likert dengan penilaian yang berbeda

berdasarkan scoring yang sudah ditentukan Wilsow & Kneisl (1983).

Kemudian peneliti menguji validitas & reliabelitas kuesioner,

didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel/

Penilaian kuesioner A adalah menggunakan skala likert, yang mana

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sujarweni, 2014) yang

dalam penelitian ini berupa karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses

belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan skala likert yang pemberian

skoringnya dengan sangat setuju = 3, setuju = 2, tidak setuju = 1, sangat tidak

setuju = 0.

Sedangkan untuk penilaian kuesioner B, yaitu untuk melihat

kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump

di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta menggunakan skala likert yang pemberian skoringnya

Yaitu sangat sering (5) sering (3), kadang-kadang (1), dan tidak pernah (0)
41

terdapat pada item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22,

26, & 27, sedangkan item penilaian sangat sering (10), sering (7), kadang-

kadang (3), dan tidak pernah (0) terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, & 28,

dan item penilaian sangat sering (15), sering (10), kadang-kadang (4), dan tidak

pernah (0) terdapat pada no 7, 11, & 25. Scoring berbeda-beda dikarenakan

menurut Wilsow dan Kneisl (1983) scoring yang tinggi lebih berpengaruh

terhadap aktualisasi diri pada individu.

4.5 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau

objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini

adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Jakarta angkatan 2014, 2013 dan 2012 yang telah menggunakan

metode belajar seven jump. Mahasiswa yang menggunakan metode belajar

seven jump di PSIK UIN Jakarta yaitu angkatan 2012, 2013, dan 2014.

Peneliti mengambil 30 orang angkatan 2014 untuk dijadikan uji validitas

dan reabilitas. Sedangkan untuk objek penelitian peneliti mengambil 18

orang angkatan 2014 yang merupakan sisa dari uji validitas karena angkatan

2014 terdiri atas 48 orang, 48 orang angkatan 2013, dan 37 orang angkatan

2012.
42

b. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang menjadi

objek penelitian (Imron & Munif, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah tekhnik

pengambilan sampel dimana sampel sama dengan populasi (Sugiyono,

2007).

Pengambilan sampel berpedoman pada kriteria inklusi yang telah

ditentukan peneliti, menurut Nursalam (2008) kriteria inklusi adalah

karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang

terjangkau dan akan diteliti. Sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah 103 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

yang sedang menjalani proses metode belajar seven jump, yaitu angkatan

2012 terdiri dari 37 orang, angkatan 2013 terdiri dari 48 orang, dan angkatan

2014 terdiri dari 18 orang. Kriteria inklusi sampel yang diambil dari populasi

adalah sebagai berikut:

a. Mahasiswa aktif di PSIK UIN Jakarta tahap akademik angkatan 2012,

2013, dan 2014 yang sedang menjalani proses belajar metode belajar

seven jump.

b. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan.


43

4.6 Pengumpulan Data

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui

beberapa tahap, yaitu :

1. Melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuesioner yang telah disetujui oleh

penguji dan pembimbing setelah seminar proposal.

2. Setelah proposal penelitian dan uji validitas serta uji reliabilitas disetujui

oleh penguji, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian di PSIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Setelah izin penelitian disetujui, peneliti mendatangi calon responden yang

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti datang ke Program

Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012, 2013, dan 2014 kemudian

koordinasi dengan pengurus kelas untuk mengumpulkan calon responden.

Kemudian peneliti membagikan kuisioner sebagai data primer, kuesioner

dibagikan kepada 37 mahasiswa angkatan 2012, 48 mahasiswa angkatan

2013 dan 18 mahasiswa angkatan 2014. Total kuesioner yang dibagikan oleh

peneliti adalah 103 kuesioner dengan jumlah pernyataan 38 item.

4. Menjelaskan kepada calon responden terkait penelitian, kemudian

memberikan lembar persetujuan (Informed consent) dan kuesioner dan

menjelaskan prosedur pengisian kuesioner.

5. Memberikan waktu pengisian kuesioner kepada responden ± 15 menit

6. Kemudian responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi untuk

diperiksa dan selanjutnya kuesioner diolah serta dianalisa oleh peneliti.


44

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

4.7.1 Hasil Uji Validitas

Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Untuk mengetahui validitas

suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-

masing variabel dengan skor totalnya.

Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus teknik korelasi product

moment seperti berikut ini.

( )( )
√( ( ) ( ( ) )

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y

N : Jumlah responden

X : Jumlah skor tiap butir

Y : Skor total seluruh butir

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software

komputer menggunakan metode Pearson Correlation (Korelasi Product

Moment) dengan menghitung r atau koefisien korelasi. Apabila r hitung ≥ r

tabel (0,05), maka pertanyaan tersebut valid. Apabila r hitung ≤ r tabel maka

pertanyaan tersebut tidak valid (Arikunto, 2010).

Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada 21 April tahun

2015. Uji coba dilakukan pada 30 mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2014. Menurut Siswanto (2013) jumlah responden untuk uji
45

coba minimal 30 orang. Mahasiswa yang diikutsertakan dalam uji coba

instrumen ini tidak termasuk dalam responden penelitian. Hasil korelasi tiap-

tiap item pernyataan kuisioner harga diri (Rosenberg Self- Esteem) berkisar

antara 0,477 sampai 0,877. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel

pada signifikasi 5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item

memiliki nilai r hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner

pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan10 valid dan layak digunakan untuk

penelitian.

Sedangkan hasil korelasi tiap-tiap item pernyataan kuisioner

aktualisasi diri (Peak Experience Self-Actualization Inventori) berkisar antara

0,369 sampai 0,779 kemudian dibandingkan dengan r tabel pada signifikasi

5% dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r

hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner pernyataan no 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

27, & 28 ini valid dan layak digunakan untuk penelitian.

4.7.2 Hasil Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Jenis

pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan adalah dengan Alpha

Cronbach, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran,

hasil uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0.6

(Siregar, 2013).
46

Pada penelitian ini, reliabilitas kuesioner harga diri menghasilkan nilai

a= 0,877 dan kuesioner aktualisasi diri menghasilkan nilai a= 0,919, angka

tersebut lebih besar dari nilai konstanta (0,6) sehingga instrumen ini dianggap

reliabel dan dapat dipercaya.

4.8 Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari 3 tahap (Imron & Munif, 2010):

a. Editing

Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa

daftar peranyataan, kartu, buku register dan lain-lain. Kegiatan dalam

memeriksa data meliputi:

1. Perhitungan dan penjumlahan

Menghitung banyaknya lembaran-lembaran kuisioner atau daftar

pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini untuk mengetahui

apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau

ditentukan.

2. Koreksi

Kegiatan ketika koreksi adalah untuk melihat dan memeriksa

kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, memeriksa

keseragaman data.

b. Coding

Coding adalah tindakan untuk memudahkan pengolahan data, maka semua

jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk

disederhanakan. Salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian


47

adalah dengan memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, dalam

memberi simbol-simbol atau kode, tahapan kegiatan yang dilalui adalah:

1) Untuk jawaban dari pertanyaan tertutup

Cara yang ditempuh adalah memberikan simbol-simbol atau kode

tertentu, biasanya dalam bentuk angka untuk setiap jawaban yang

diberikan oleh responden.

2) Jawaban dari pertanyaan terbuka

Cara yang ditempuh ialah mengambil intisari dari jawaban yang

diberikan, kemudian dikelompokkan menurut kategori tertentu dan

setelah itu tiap kategori diberikan simbol-simbol atau kode berupa

angka.

3) Pemindahan data

Setelah pemberian simbol atau kode pada jawaban kuisioner yang

dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi kode

dipindahkan ke dalam suatu media yang mudah ditangani untuk

pengolahan data selanjutnya. Pengolahan data dapat dilakukan dengan

cara mekanis, manual atau elektronis.

c. Tabulating

Tabulating, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa,

sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun

dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Pelakasanaan tabulating

dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan elektronis.


48

4.9 Teknik Analisis data

Setelah dilakukan proses pengolahan/manajemen data, langkah

selanjutnya adalah melakukan proses analisis data. Tujuan analisis data adalah

agar data yang dikumpulkan memiliki arti/makna yang dapat berguna untuk

mengatasi masalah kesehatan. Adapun analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan

masing-masing variabel yang diteliti (Arikunto, 2010). Analisa univariat

digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, yaitu

gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dengan menghitung nilai

mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum, selanjutnya

melihat gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa secara deskriptif

dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat berguna untuk melihat hubungan dua variabel

(Arikunto, 2010). Dalam peneiltian ini untuk melihat hubungan variabel

harga diri dengan aktualisasi diri. Analisa bivariat yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu uji Korelasi Spearman Rank (Rho). Menurut Sofyan

(2013) uji Korelasi Spearman Rank (Rho) merupakan uji yang ditujukan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel berskala ordinal dengan

ordinal, dimana asumsi uji Korelasi Spearman Rank (Rho) adalah: (1)

Data tidak berdistribusi normal dan (2) Data diukur dalam skala Ordinal.
49

Pada uji Korelasi Spearman Rank (Rho) ini tingkat kemaknaan

yang digunakan adalah α= 5% (Riwidikdo, 2013). Untuk mengetahui

terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika

Sig > 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak.

Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar hubungannya dapat dilihat

dengan nilai koefisien korelasi atau nilai r. Koefisien korelasi memiliki

sifat antara -1 hingga +1 dan sifat nilai koefisien korelasi antara plus (+)

atau minus (-), yang mana jika korelasi positif (+) berarti jika variabel 1

mengalami kenaikan maka variabel 2 juga akan mengalami kenaikan,

begitu sebaliknya dan jika korelasi negatif (-) berarti jika variabel 1

mengalami penurunan maka variabel 2 akan mengalami kenaikan, begitu

sebaliknya, dan keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

0.00-0.20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah, 0.21-0.40

berarti korelasi memiliki keeratan lemah, 0.41-0.70 berarti korelasi

memiliki keeratan kuat, 0.71-0.90 berarti korelasi memiliki keeratan

sangat kuat, 0.91-0.99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali, dan

1 berarti korelasi sempurna (Sujarweni, 2014).

4.10 Penyajian Data

Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang

kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.


50

4.11 Etika Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian ini menerapkan prinsip etis

(Siswanto, 2013), sebagai berikut:

1. Memperlakukan partisipan secara terhormat.

Proses penelitian menyangkut orang dan kehidupannya. Bagi beberapa

orang, menjadi partisipan penelitian adalah suatu hal yang

menyenangkan, namun ada juga yang tidak suka terlibat dalam penelitian,

baik sebagai responden maupun informan. Ada juga yang terlibat karena

terpaksa. Apapun bentuk keterlibatan orang lain, peneliti tidak boleh

mengganggu kepentingan mereka sedikitpun.

2. Menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari partisipan.

Peneliti wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi

yang diperoleh.

3. Menentukan apakah penelitian dilakukan secara terbuka atau tertutup.


BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan

penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil

penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan.

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan mendapatkan izin penyelenggaraan

berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional RI Nomor:1356/D/T2005 tanggal 10 Mei 2005 dan

Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI

Nomor:Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang izin

penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan

PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan lulusan pendidikan profesinya

mendapat sebutan Ners (Ns).

Pada tahun 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan

kurikulum dari kurikulum conventional ke student center learning dengan

menggunakan metode problem base learning, salah satu metode digunakan yaitu

metode seven jump. Pada semester ganjil 2012/2013 PSIK UIN Jakarta

melaksanakan implementasi perubahan kurikulum dengan metode pembelajaran

sistem modul. Pada tahun 2014/2015 PSIK melaksanakan dua kurikulum dan

73
52

metode pembelajaran yang berbeda, dimana mahasiswa angkatan 2014, angkatan

2013, dan angkatan 2012 menggunakan kurikulum 2012 dengan metode

pembelajaran modul yang berorientasi Student Centered Learning, sedangkan

mahasiswa angkatan 2011 menggunakan kurikulum 2008 dengan metode

pembelajaran conventional yang berorientasi Teacher Centered Learning.

B. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan pada 103 mahasiswa, dengan jumlah

responden pada masing-masing angkatan yaitu angkatan 2014 sebanyak 18

orang, yang merupakan jumlah sisa dari uji validitas sebanyak 30 orang, dimana

jumlah mahasiswa angkatan 2014 keseluruhan yaitu 48 orang, kemudian

angkatan 2013 sebanyak 48 orang dan angkatan 2012 sebanyak 37 orang. Jumlah

ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling, data

didapatkan dari bagian akademik Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 5.1 menunjukkan distribusi

frekuensi responden mahasiswa keperawatan berdasarkan angkatan

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan Angkatan

No Angkatan Frekuensi Persentase

1 2012 37 35,9%

2 2013 48 46,6%

3 2014 18 17,5%

Total 103 100 %


53

Tabel 5.1 diatas menunjukkan angkatan 2013 merupakan responden yang

paling banyak yaitu berjumlah 48 orang (46,6%).

C. Hasil Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis univariat maupun bivariat, kenormalan data

terlebih dahulu diuji. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov <0.05 maka data

diasumsikan tidak berdistribusi normal, begitu sebaliknya. Tabel 5.2 berikut ini

adalah hasil uji normalitas pada masing-masing variabel penelitian:

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Kolmogorov Smirnov(KS) Distribusi Data

Harga Diri 0.000 Tidak normal

Aktualisasi Diri 0.002 Tidak normal

Dari tabel 5.2 di atas, data dari semua variabel diasumsikan tidak

berdistribusi normal karena KS<0.05 sehingga analisis selanjutnya menggunakan

uji statistik non parametrik. Pada penelitian ini, variabel yang dihubungkan

adalah variabel aktualisasi diri (dependen) dan harga diri (independen). Kedua

variabel tersebut merupakan data numerik dan kategorik sehingga uji

nonparametrik yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Rank Spearmen.
54

D. Hasil Analisa Univariat

Analisa univariat menjelaskan karakeristik harga diri dan kemampuan

aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Untuk harga diri

ditampilkan dengan menghitung mean, standar deviasi, nilai minimal, dan nilai

maksimal. Sedangkan nilai aktualisasi diri dihitung dengan frekuensi dan

persentasi.

1. Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa

Distribusi skor karakteristik harga diri mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses

belajar metode seven jump dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut;

Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven Jump

Responden Mean S. deviasi Min- maks

Harga diri 19.89 3.346 11-29

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas maka diperoleh nilai mean 19.89, standar

deviasi 3.346, dan nilai minimun 11, serta nilai maksimum 29.

Persentase item pertanyaan harga diri yang dijawab oleh responden dapat

dilihat pada tabel 5.4:


55

Tabel 5.4 Persentase Jawaban Item PertanyaanHarga Diri Responden

No Item pernyataan SS S TS STS


%
1 Secara keseluruhan, saya merasa puas 21.4 64.1 14.6 0
dengan diri saya sendiri
2 Kadang-kadang saya pikir saya orang yang 20.4 56.3 22.3 1
tidak baik sama sekali
3 Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas 12.6 80.6 6.8 0
yang baik dari diri saya
4 Saya mampu melakukan banyak hal, sebaik 15.5 73.8 10.7 0
sebagian besar yang dilakukan orang lain
5 Saya merasa tidak memiliki banyak hal yang 16.5 69.9 13.6 0
bisa saya banggakan pada diri saya
6 Saya kadang-kadang merasa sangat tidak 10.7 69.9 19.4 0
berguna pada saat memecahkan masalah
dalam proses belajar
7 Saya merasa bahwa diri saya beharga, 32 60.2 7.8 0
setidaknya sama beharga dengan orang lain
8 Saya merasa saya tidak dihargai dalam 2.9 27.2 52.4 17.5
proses belajar seven jump , saya berharap
saya dapat lebih dihormati
9 Secara umum, saya merasa saya orang yang 22.3 68.9 7.8 1
gagal dalam memecahkan masalah saat
proses belajar metode seven jump
10 Saya memiliki sikap yang positif terhadap 35 60.2 3.9 1
diri saya sendiri

Pada tabel 5.4 diatas terlihat pernyataan sangat setuju banyak dijawab

oleh responden pada item no 7 sebesar 32 %, dan pernyataan setuju banyak

dijawab oleh responden pada item no3 sebesar 80.6%.


56

2. Gambaran Kemampuan Aktualisasi Diri mahasiswa Keperawatan UIN

Hasil ukur untuk aktualisasi diri yaitu berdasarkan nilai skor dalam

kuesioner aktualisasi diri peak experience self-actualization inventory oleh

Wilsow dan Kneisl (1983) yaitu jika nilai skor 0-79: Aktualisasi diri rendah, 80-

111: Mendekati aktualisasi diri, 112-149: Aktualisasi diri sedang, dan 150-200:

Aktualisasi diri tinggi.

Distibusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan aktualisasi diri

mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dapat dilihat pada tabel 5.5;

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemampuan

Aktualisasi Diri Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aktualisasi diri Frekuensi (n) Persentase(%)

Aktualisasi diri rendah 29 28.2%


Mendekati Aktualisasi diri 26 25.2.0%
Aktualisasi diri sedang 29 28.2 %
Aktualisasi diri tinggi 19 18.4%
Total 103 100%

Data yang ada pada tabel 5.5 diatas terlihat bahwa dari 103 responden,

mayoritas responden memiliki kemampuan aktualisasi diri sedang yaitu sebanyak

29 orang (28.2%) dan memiliki kemampuan aktualisasi diri rendah berjumlah 29

orang (28.2%).
57

Karakteristik aktualisasi diri responden berdasarkan angkatan dapat

dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Aktualisasi Diri Berdasarkan Angkatan di

PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aktualisasidiri

Rendah Mendekati Sedang Tinggi Total

Angkatan 2012 9 9 10 9 37

2013 15 12 14 7 48

2014 5 5 5 3 18

Total 29 26 29 19 103

Berdasarkan tabel 5.6 diatas terlihat bahwa dari 103 responden,

Angkatan yang memiliki aktualisasi diri tinggi terbanyak yaitu angkatan 2012.

Selanjutnya persentase item pertanyaan aktualisasi diri yang dijawab oleh

responden dapat dilihat pada tabel 5.7;

Tabel 5.7 Persentase Jawaban Item Pernyataan Aktualisasi Diri Responden

No Item Pernyataan SS S KK TP
%
1 Menilai orang lain dengan akurat dalam 4.9 49.5 45.6 0
proses belajar
2 Mencari kesalahan orang lain dalam proses 0 38.8 57.3 3.9
belajar
3 Menerima ketidakpastian dalam proses 1 41.7 55.3 1.9
belajar
4 Mudah menerima kelebihan dan kekurangan 11.7 57.3 31.1 0
diri sendiri
58

No Item Pernyataan SS S KK TP
5 Menerima pendapat orang lain, meskipun 6.8 50.5 41.7 1
tidak setuju dengan pendapatnya
6 Memiliki ide-ide kreatif dalam proses belajar 5.8 45.6 48.5 0
7 Menyukai melakukan kegiatan yang tidak 7.8 38.8 44.7 8.7
terencana dan tidak dipersiapkan
8 Melibatkan diri dalam masalah orang lain 4.9 14.6 70.9 9.7
9 Mampu mengemukakan pendapat pendapat 3.9 38.8 56.3 1
sendiri dan tidak tergantung pada orang lain
10 Mampu berkata jujur dalam mengemukakan 13.6 62.1 24.3 0
pendapat
11 Mempertahankan kebiasaan-kebiasaan dan 2.9 48.5 42.7 5.8
tradisi lokal dalam proses belajar
12 Mendapatkan dukungan dari teman sebelum 8.7 55.3 33 2.9
membuat keputusan dalam proses belajar
13 Mampu untuk membuat keputusan sendiri 12.6 50.5 36.9 0
14 Mendapatkan kesenangan ketika berdiskusi 20.4 55.3 24.3 0
memecahkan masalah dan bersosialisasi
dengan orang lain dalam proses belajar
15 Menyukai setiap proses pembelajaran dalam 13.6 49.5 36.9 0
metode seven jump
16 Merasa terinspirasi setelah melihat atau 22.3 56.3 20.4 1
mendengar orang lain mengemukakan
pendapatnya dalam proses belajar metode
seven jump
17 Memiliki empati/ sikap tenggang rasa 21.4 50.5 28.2 0
terhadap apa yang dirasakan orang lain
18 Membantu orang lain untuk berkembang dan 15.5 42.7 41.7 0
menjadi lebih baik
19 Memiliki hubungan yang dalam dan 22.3 46.6 31.1 0
bermakna dengan beberapa teman
20 Merasa bahwa diberi tugas berdasarkan 12.6 49.5 36.9 1
kemampuan dan kompetensinya dalam proses
belajar metode seven jump
21 Melakukan hal-hal yang disukai 31.1 39.8 29.1 0
22 Merasa bahwa menyampaikan pendapat 21.4 63.1 15.5 0
dalam proses belajar adalah penting
59

No Item Pernyataan SS S KK TP

23 Mudah tertawa terhadap humor yang 20.4 47.6 32 0


manusiawi, menghormati dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tidak tertawa
terhadap humor yang menghina,
merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang
lain.
24 Menantikan saat-saat mendapatkan 23.3 45.6 31.1 0
pengalaman-pengalaman baru
25 Menyukai pengalaman puncak (pengalaman 21.4 41.7 35.9 1
tanpa dibatasi ketakutan, keraguan,dll) dan
pengalaman yang tidak biasa
26 Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang 39.3 57.3 2.9 0
baik dalam proses belajar
27 Percaya bahwa harus selalu berkata benar 37.9 55.3 5.8 1
dalam proses belajar
28 Memiliki dedikasi/ rasa pengorbanan yang 18.4 50.5 31.1 0
tinggi dalam proses belajar untuk kehidupan
atau tujuan sosial

Pada tabel 5.7diatas terlihat pernyataan sangat sering banyak dijawab

oleh responden pada item no 26 sebesar 39.3 %, pernyataan sering banyak dijawab

oleh responden pada item no 22 sebesar 63,1 %.

E. Hasil Analisa Bivariat

1. Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri

dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di PSIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Berikut ini, analisis hubungan antara harga diri mahasiswa dengan

kemampuan aktualisasi diri dapat dilihat pada tabel 5.8


60

Tabel 5.8 Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan Aktualisasi

Diri dalam Proses Belajar Metode Seven Jump di PSIK UINJakarta.

Skor Aktualisasi Diri

Harga Rendah Mendekati Sedang Tinggi Total P- R

Diri value

N N N N N 0.000 0.633

11-29 29 26 29 19 103

Berdasarkan tabel 5.8 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p-value=

0,000. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan antara variabel harga diri mahasiswa

dengan kemampuan aktualisasi dalam proses belajar metode seven jump (p< 0,05).

Sedangkan dari hasil koefisien korelasi didapatkan nilai r = 0,633, yang berarti

hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan

yang kuat karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0.41-0.70. Sementara

itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif (+), yang artinya bahwa

hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan

yang sebanding, dimana jika variabel harga diri mengalami kenaikan maka variabel

aktualisasi diri juga akan mengalami kenaikan, dan begitu sebaliknya.


BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan intrepetasi hasil penelitian dan keterbatasan

penelitian. Intrepetasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan

dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan

memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.

A. KarakteristikResponden

Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 103 mahasiswa,

dengan jumlah responden pada masing-masing angkatan yaitu angkatan 2014

sebanyak 18 orang, yang merupakan jumlah sisa dari uji validitas sebanyak 30

orang, dimana jumlah mahasiswa angkatan 2014 keseluruhan yaitu 48 orang,

kemudian angkatan 2013 sebanyak 48 orang dan angkatan 2012 sebanyak 37

orang. Jumlah ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yaitu total

sampling, data didapatkan dari bagian akademik Fakultas Kedokteran & Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Responden penelitian ini berkisar pada usia 18-22 tahun, dimana usia

18-22 tahun merupakan masa dewasa muda. Dewasa muda adalah masa dimana

individu memiliki tanggung jawab atas tindakan, sikap, keinginan yang ia miliki

dan tidak bergantung pada orang lain, pada tahapan perkembangan ini dewasa

muda memiliki tugas utama yang harus diselesaikan seperti meninggalkan

rumah, memilih dan mempersiapkan karir, membangun hubungan dekat seperti

73
62

persahabatan dan pernikahan dan mulai membentuk keluarga sendiri (Atwater &

Duffy, 2005).

B. Analisis Univariat

1. Gambaran Tingkat Harga Diri Mahasiswa dalam Proses Belajar Metode

Seven Jump di PSIK UIN Jakarta

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri

individu. Intelegensi berkaitan erat dengan kemampuan akademik seseorang,

kemampuan akademik seseorang dapat dilihat dalam proses belajar. biasanya

individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung memiliki intelegensi yang

lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras (Coopersmith

1967 dalam Ghufron, 2010).

Hasil penelitian ini menunjukkan responden memiliki skor harga diri

dengan nilai minimun 11, nilai maksimum 29, rata-rata 19.89 dan standar

deviasi 3.346. Hal ini menggambarkan bahwa dari 10 pernyataan dengan skor

30, didapatkan nilai skor harga diri tertinggi 29 dan nilai skor harga diri

terendah 11 dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan jawaban item pernyataan responden terkait harga diri

mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump pernyataan dengan skor

tertinggi yang menjawab sangat setuju terdapat pada item pernyataan no 7

yaitu, ”Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan

orang lain”sebanyak 32.0%, dan pernyataan dengan skor tertinggi yang


63

menyatakan setuju terdapat pada item no 3 yaitu, “Saya rasa saya memiliki

sejumlah kualitas yang baik dari diri saya” sebanyak 80.6 %,

Hasil wawancara peneliti dengan 5 orang responden terkait item

pernyataan “Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga

dengan orang lain”, responden mengatakan dirinya dengan teman-temannya

sama-sama memiliki kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk mengeluarkan

pendapat, kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru, dimana

dengan merasa beharga mahasiswa akan lebih percaya diri dalam menyampaikan

pendapat-pendapatnya. Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan utama dari metode

seven jump menurut wahuningsih (2013)yaitu menuntut setiap mahasiswa untuk

actif sharing mengenai informasi yang diberikan.

Sedangkan untuk item pernyataan “Saya rasa saya memiliki sejumlah

kualitas yang baik dari diri saya” responden mengatakan selalu bertanggung

jawab atas tugas yang diberikan, menyiapkan pembelajaran, mampu untuk aktif

berdiskusi, mampu menganalisis masalah secara kritis, mampu menyampaikan

pendapat sendiri, kreatif, dan mampu mengandalkan dirinya sendiri dalam proses

belajar, ini yang membuat mahasiswa merasa memiliki kualitas yang baik dari

diri mereka, karena mereka tentu akan mempersiapkan diri sebaik mungkin

ketika diskusi kelompok berlangsung. Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan

belajar seven jump menurut Wahuningsih (2013) yaitu proses belajar seven jump

melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi, mengembangkan kemampuan berfikir

secara sistematis, mengembangkan kemampuan berpendapat, kemampuan

mengatasi masalah secara kritis, menuntut mahasiswa untuk actif sharing, dan
64

membantu mahasiswa agar menjadi mandiri. Hal ini juga terdapat dalam langkah

ketiga metode seven jump menurut Patria (2011) yaitu mahasiswa dituntut untuk

mampu menyampaikan pendapat sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar

atau salah. Setiap langkah-langkah metode seven jump mahasiswa dituntut untuk

bisa menentukan target mencapai tujuan belajar sendiri dan target mencapai

tujuan belajar dari skenario yang diberikan. Untuk memenuhi setiap tuntutan

pada langkah-langkah metode seven jump ini akan membuat mahasiswa untuk

berusaha memenuhi tuntutan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi mahasiswa

untuk menilai harga dirinya. Jika dia mampu memenuhi tuntutan itu dia akan

menilai harga dirinya baik, namun jika mahasiswa tidak bisa memenuhi tuntutan

itu, harga dirinya akan rendah karena merasa tidak bisa.

Karakteristik harga diri dibagi menjadi dua yaitu harga diri tinggi dan

harga diri rendah. Menurut Resonberg (1965 dalam Wahyuni, 2014)

karakteristik individu dengan harga diri tinggi yaitu: merasa bahwa dirinya

berharga, merasa banyak hal-hal baik yang dimiliki, merasa mampu dengan

kemampuan yang dimiliki, dapat menghormati dirinya sendiri apa adanya, tidak

memiliki sikap sombong, memiliki sikap positif terhadap berbagai hal dan

dapat mengatasi segala kekurangannya dengan baik, dan merasa puas dengan

dirinya sendiri, sedangkan karakteristik individu dengan harga diri rendah yaitu

menilai dirinya sendiri secara negatif, meragukan kemampuan dirinya, merasa

tidak dihargai dan dihormati, merasa orang yang gagal, tidak bahagia, tertekan,

dan merasa bahwa dirinya tidak dapat dibanggakan, serta merasa tidak berguna.
65

Penelitian tentang harga diri dalam belajar juga pernah diteliti oleh

Dewi (2013) dalam penelitiannya yaitu “Hubungan antara harga diri dan

motivasi berprestasi dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri

Surakarta” bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan

motivasi berprestasi dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri

3 Surakarta. Dimana, siswa yang memiliki harga diri tinggi akan menilai

dirinya secara positif, sehingga merekaakan merasa bahwa dirinya berharga,

bernilai,dan berarti, serta mendapatkan penerimaan, dukungan, dan kasih

sayang dariorang lain. Ketika hal tersebut didukung oleh adanya motivasi

berprestasi tinggi yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk menetapkan

tujuan, mampu mengambil keputusan secara mandiri, berorientasi ke masa

depan, serta berusaha mencapai keberhasilan.

2. Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa dalam Proses Belajar Metode

Seven Jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aktualisasi diri merupakan puncak dari perwujudan segenap potensi

yang dimiliki dan menjadi yang terbaik dalam akademik, menjadi yang terbaik

diakademik tentunya harus melewati proses belajar (Maslow 1943 dalam

Irmawati, 2013). Mengasah kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar

dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki saat

memecahkan masalah, yaitu mampu menyampaikan pendapat, menganalisis

masalah secara kritis dan mendalam, kreatif, dan mampu mengambil keputusan
66

tanpa dipengaruhi orang lain dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang

diambilnya(Pajouhandeh, 2013).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 28.2 % responden memiliki

kemampuan aktualisasi diri rendah, 25.2% responden memiliki aktualisasi diri

mendekati, 28.2% responden memiliki aktualisasi diri sedang, dan 18.4%

responden memiliki aktualisasi diri tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa

mayoritas mahasiswa memiliki aktualisasi diri yang rendah dan aktualisasi diri

yang sedang dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan item pernyataan terkait aktualisasi diri mahasiswa dalam

proses belajar metode seven jump pernyataan dengan skor tertinggi yang

menjawab sangat sering adalah ”Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang

baik dalam proses belajar”sebanyak 39.3%, pernyataan dengan skor tertinggi

yang menyatakan sering adalah “Merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam

proses belajar adalah penting” sebanyak 63.1%, pernyataan dengan skor tertinggi

yang menyatakan kadang-kadang adalah “Mencari kesalahan orang lain dalam

proses belajar” sebanyak 57,3%, dan pernyataan dengan skor tertinggi yang

menyatakan tidak pernah adalah “Melibatkan diri dalam masalah orang lain”

sebanyak 9.7%.

Hasil wawancara peneliti dengan 5 orang responden terkait item

pernyataan “Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang baik dalam proses

belajar” responden mengatakan dalam proses belajar metode seven jump


67

mahasiswa harus mengatakan secara jujur tentang apa yang belum diketahui,

sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut. Hal ini terdapat

dalam langkah pertama metode seven jump menurut Patria (2011) yaitu

mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas dan mahasiswa

mampu mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya.

Sedangkan untuk item pernyataan “Merasa bahwa menyampaikan pendapat

dalam proses belajar adalah penting”responden mengatakan menyampaikan

pendapat dalam diskusi sangatlah penting, karena dengan menyampaikan pikiran,

ide-ide, dan pandangan dalam diskusi terjadilah proses bertukar pikiran yang

nantinya akan menemukan titik temu dari persoalan yang diberikan, contohnya

saat memecahkan kasus-kasus penyakit. Hal ini terdapat dalam langkah ketiga

metode seven jump menurut Patria(2011) yaitu mahasiswa dituntut untuk mampu

menyampaikan pendapat sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar atau salah.

Karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri

yaitu: Mampu melihat realita secara lebih efisien, penerimaan terhadap diri

sendiri dan orang lain apa adanya, spontanitas, kesederhanaan, kewajaran,

terpusat pada persoalan, memisahkan diri (kebutuhan akan kesendirian), otonomi

(kemandirian terhadap budaya dan lingkungan), kesegaran dan apresiasi yang

berkelanjutan, memiliki kesadaran sosial, memiliki hubungan interpersonal,

memiliki sifat yang demokratis, memiliki rasa humor yang bermakna dan etis,

kreatif (mampu memberikan pendapat dan mengembangkan potensi yang ia

miliki tanpa bantuan orang lain dan percaya diri pada kemampuan dirinya),

mandiri, dan memiliki pengalaman puncak (memiliki sifat jujur, ikhlas,


68

bersahaja, tulus hati, sederhana, dan terbuka) (Maslow1943 dalam Asmadi,

2008).

Karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri

dalam metode seven jump menurut Patria (2011) berdasarkan tujuannya yaitu:

Langkah pertama (mengklarifikasi istilah asing), mahasiswa dituntut untuk

mampu mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum diketahuinya.

Langkah kedua (mendefenisikan masalah) mahasiswa dituntut untuk mampu

memberi argumen dalam mendefenisikan masalah. Langkah ketiga (curah

pendapat) mahasiswa dituntut untuk menyampaikan pendapat dan mampu

berfikir kritis. Langkah keempat (menyusun hipotesa) mahasiswa dituntut untuk

mampu merinci masalah dan membandingkan dengan hipotesis. Langkah kelima

(mendefenisikan tujuan belajar) mahasiswa dituntut untuk mampu merumuskan

tujuan belajar kelompok maupun tujuan belajar sendiri. Langkah keenam (belajar

mandiri) mahasiswa dituntut untuk mencari informasi dibuku, internet, litaratur

review, jurnal, dan sumber yang lainnya yang berhubungan dengan tujuan

pembelajaran. Langkah ketujuh (pelaporan) mahasiswa dituntut untuk

mensintesis apa yang telah dipelajari kemudian didiskusikan kembali, dimana

dilangkah ini mahasiswa dituntut untuk berfikir kritis, kreatif, dan mandiri yaitu

mampu menganalisis masalah dan menyampaikan argumen sendiri berdasarkan

sumber yang dapat dipercaya.


69

Menurut Nursalam (2008) Kebutuhan akan aktualisasi diri sangat

penting bagi perkembangan seorang individu karena dengan kemampuan

aktualisasi diri yang baik individu dapat mengembangkan bakat serta potensinya

secara optimal. maka ketika seorang individu memiliki kemampuan aktualisasi

diri yang rendah, mereka akan mengalami hambatan dalam mengembangkan

bakat serta potensinya secara optimal.

C. Analisis Bivariat

1. Hubungan Harga Diri Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri

dalam Proses Belajar

Menurut Riwidikdow (2013) untuk mengetahui terdapat hubungan atau

tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika Sig> 0,05 maka Ho diterima,

dan jika Sig< 0,05 maka Ho ditolak. Hasil penelitian ini didapatkan nilai p-

value= 0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak, hal tersebut menunjukkan bahwa ada

hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri

mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di PSIK UIN Jakarta.

Sedangkan dari hasil koefisien korelasi didapatkan nilai koefisien korelasi atau

nilai (r= 0,633). Hal itu berarti hubungan antara variabel harga diri dengan

aktualisasi diri merupakan hubungan yang kuat karena berada pada rentang

koefisien korelasi antara 0.41- 0.70. Sementara itu, koefisien korelasi dalam

penelitian ini bernilai positif (+), yang artinya bahwa hubungan antara variabel

harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang sebanding,


70

dimana jika variabel harga diri mengalami kenaikan maka variabel aktualisasi

diri juga akan mengalami kenaikan, dan begitu sebaliknya.

Semakin tinggi skor harga diri semakin tinggi aktualisasi diri

disebabkan karena dalam penelitian ini seseorang yang memiliki karakteristik

harga diri tinggi, mereka memiliki skor yang tinggi pada item pernyataan no 3

dan n0 7“Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya,

dan “Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan

orang lain”, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi untuk mencapai

aktualisasi diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Rogers (dalam Ginting , 2011)

mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri yaitu

penerimaan positif dari diri sendiri (hargadiri), peningkatan, dan pemeliharaan.

Pernyataan jawaban responden sangat setuju terbanyak pada item harga

diri yaitu ”Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga

dengan orang lain” item ini menunjukkan mahasiswa ingin di sejajarkan

dengan orang lain, artinya mahasiswa memiliki kepercayaan diri untuk

mengembangkan eksistensinya dalam proses belajar metode seven jump, item

ini dihubungkan dengan pernyataan jawaban responden sangat sering pada

item aktualisasi diri aktualisasi diri yaitu “Meyakini bahwa kejujuran adalah

sikap yang baik dalam proses belajar” hubungannya yaitu seseorang yang

merasa bahwa dirinya sama beharga dengan orang lain, memiliki kepercayaan

diri. Kepercayaan diri itu penting sebagai modal untuk mencapai aktualisasi

diri. Ini terlihat pada item aktualisasi diri bahwa 39,3% yakin bahwa jujur

adalah sikap yang baik dalam proses belajar. Orang yang memiliki
71

kepercayaan diri yang baik akan mampu bersikap jujur, salah satunya yaitu

mengatakan secara jujur tentang apa yang belum diketahui, sebagai langkah

awal untuk mencari informasi lebih lanjut.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harisanto (2010)

tentang hubungan antara self confidence dengan aktualisasi diri siswa MAN 1

Malang hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan

antara self confidence dengan aktualisasi diri pada siswa MAN 1 malang

dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 ( P < 0,05).

Kemudian Jika dilihat dari jawaban responden “Setuju” terbanyak pada

item harga diri dihubungkan dengan pernyataan jawaban responden “Sering”

yaitu “Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya”

dihubungkan dengan “Saya merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam

proses belajar adalah penting” dilihat dalam metode belajar seven jump di

PSIK UIN Jakarta hubungannya yaitu seseorang dengan kualitas diri yang baik

yaitu mampu menyiapkan dirinya dalam proses belajar metode seven jump

akan mampu menyampaikan pendapat, mampu untuk aktif berdiskusi, mampu

menganalisis masalah secara kritis, kreatif, dan mampu mengandalkan dirinya

sendiri dalam proses belajar. Dalam hal ini pernyataan item harga diri jika

dihubungkan dengan item pernyataan aktualisasi diri memiliki hubungan yang

bermakna.

Hal ini sejalan dengan teori hierarki kebutuhan manusia yang

dijelaskan oleh Maslow (1943 dalam Asmadi, 2008) bahwa kebutuhan akan

beraktualisasi diri adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi. Kebutuhan


72

aktualisasi diri akan muncul apabila kebutuhan harga diri, sosial, keamanan,

dan kebutuhan fisiologi terpuaskan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan aktualisasi diri akan ada ketika kebutuhan harga diri sudah

terpuaskan.

Penelitian tentang harga diri dan aktualisasi diri sebelumnya juga pernah

diteliti Ginting (2011) dengan diperoleh nilai psebesar 0,00 (p<0,05) dan

korelasi (r)= +0,646. menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri dengan

obesitas di SMA Negeri Sei Bingai. Perbedaannya, penelitian Ginting (2011)

melihat harga diri dengan kemampuan aktualisasi diri remaja putri yang

obesitas, sedangkan penelitian ini melihat harga diri mahasiswa dan

kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di

Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta.

D. Keterbatasan Penelitian

Keterpaparan metode seven jump tidak sama antara angkatan 2012, 2013, dan

2014. Dimana angkatan 2012 lebih lama terpapar dibandingkan angkatan

2013 dan 2014.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan

dan dijelaskan pada bab sebelumnya, maka berikut kesimpulan yang dapat ditarik

pada penelitian ini:

1. Gambaran skor tingkat harga diri mahasiswa keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam proses belajar metode seven jump yaitu nilai mean

19.89, standar deviasi 3.346, nilai minimum 11, dan nilai maksimum 29.

2. Gambaran kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven

jump di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu mahasiswa yang

memilki aktualisasi diri rendah sebanyak 29 orang (28.2%), mahasiswa yang

memiliki mendekati aktualisasi diri sebanyak 26 orang (25,2%), mahasiswa

yang memiliki aktualisasi diri sedang sebanyak 29 orang (28.2%), mahasiswa

yang memiliki aktualisasi diri tinggi sebanyak 19 orang (18.4%).

3. Hasil uji statistik harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri

diperoleh nilai p-value= 0,000 (p < 0,05) maka Ho ditolak, hal tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan antara harga diri mahasiswa dengan

kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven

jump di PSIK UIN Jakarta. Sedangkan dari hasil koefisien korelasi didapatkan

nilai koefisien korelasi atau nilai (r = 0,633). Hal itu berarti hubungan antara

73
74

variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan hubungan yang kuat

karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0.41-0.70. Sementara itu,

koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai positif (+), yang artinya bahwa

hubungan antara variabel harga diri dengan aktualisasi diri merupakan

hubungan yang sebanding, dimana jika variabel harga diri mengalami

kenaikan maka variabel aktualisasi diri juga akan mengalami kenaikan, dan

begitu sebaliknya.

6.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Metode belajar seven jump merupakan metode yang bagus untuk mencapai

aktualisasi diri pada mahasiswa, namun masih perlu ditingkatkan untuk

mencapai aktualisasi diri yang lebih baik lagi, untuk meningkatkan

aktualisasi diri ini institusi mungkin bisa memasukkan unsur penilaian

“kejujuran” saat diskusi kelompok.

2. Bagi Penelti Selanjutnya

a. Diharapkan mampu melakukan penelitian tentang hubungan harga diri

dan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump dengan

membandingkannya bersama metode belajar lain.

b. Diharapkan mampu melakukan penelitian tentang faktor-faktor lain

yang mempengaruhi aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Atwater, E. & Duffy. Psychology for living: Adjusment, Growth, and behavior today.
(8thEd). New Jersey : Prentice Hall, 2005.

Arif,Honesman.Hubungan Self-Esteem dan Self-Control dengan cemburu kepada


pasangan,Skripsi tidak dipublikasikan: Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2010.

Arlan, dkk. Intensi Melaksanankan Self Study (Seven Jump : Step 6) dalam SmallGroup
Discussion (SGD) pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran.Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran, Bandung-Jawa Barat, 2012.
Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan.Editor.Jakarta:EGC, 2008.

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI). Kurikulum Pendidikan Ners :


Implementasi KBK.Jakarta: AIPNI, 2010.
Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemahh : Dr. Kartini Kartono, Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Dewi, rani anggraeni. Menjadi Manusia Holistik Pribadi Humanis-Sufistik. Jakarta :
Mizan Publika Anggota IKAPI, 2007.
Dewi, dkk. Hubungan Antara Harga Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Kematangan
Karir pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 3 Surakarta. Jurnal online, program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Sebelas Maret, 2013.
Ditjen Dikti Kemdikbud. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Kesehatan: Sebuah
Kajian Awal. Jakarta : Research and Development Team HPEQ Project, 2011.
Emerald, N. M.. Aung, P. P., Han, T. Z., Yee, K. T., Myint, M. H., Soe, T. T., & Oo, S.
S., Students’ Perception of Problem Based Learning Conducted in Phase 1
Medical Program, UCSI University, Malaysia. South East AsianJournal of
Medical Education. 7(2), 45-48, 2013.
Ghufron, M.N dan Rini Risnawita. Teori-Teori Psikologi. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media
Group, 2010.
Ginting, Melati Ramadani. Hubungan Harga Diri dengan Kemampuan Aktualisasi Diri
Remaja Putri dengan Obesitas di SMA Negeri 1 Sei Bingai. Skripsi: Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, 2011.
Guindon, M.H. Self Esteem: a cross the lifespan. New York: Taylor & Francis Group,
2010
Gwee, M. Problem-based Learning: A Strategic Learning System Design for The
Education of Healthcare Professionals in The 21st Century. The Kaohsiung
Journal of Medical Science, 25 (5), 231-239, 2009.
Harisanto. Hubungan antara Self Confidence dengan Aktualisasi Diri Siswa MAN 1
Malang. Skripsi: Bimbingan Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas negeri Malang, 2010.
Harsono. Pengantar Problem-Based Learning. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM,
2005.
Hastono, Sutanto P. & Sabri, Luknis. Statistik Kesehatan. Jakarta:Rajawali Pers, 2010.
Hills, P.R., Francis, L. J., & Jennings, P. The School Short-Form Coopersmith self-
esteem inventory: Revised and Improved. Canadian Journal Of School
Psychology. 26 (1) 62-71, 2011.
Imron, M.&Munif, A. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Bahan Ajar untuk
Mahasiswa. Jakarta : Sagung Seto, 2010.
Irmawati, Nooryani. Motivasi Aktualisasi Diri Penyandang Tuna Netra. Skripsi:
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan komunikasi.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, (2013). 2013.
Kunaefi, T, D. Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008.
Lubis, Namora Lumongga & Hasnida. Dukungan Sosial Pada Pasien Kanker,
Perlukah?. Medan: USU Press, 2009.
Martin, J.A, Nunez, J.L, Navarro, J.G & Grijalvo, F. The Rosenberg Self-Esteem Scale:
Translation and Validation in University Student. The Spanish Journal Of
Psychology, 10 (2): 458-467, 2007.
Moust, J., Roebertsen, Herma,.Savelberg, Hans., & De Rijk Angeliqu. Revitalising PBL
Groups: Evaluating PBL With Study Teams, Faculty of Health Sciences,
Maastricht University. Juornal Education for Health, Vol. 18, No. 1, 62 – 73.,
2005.
Mruk, C, J. Self- Esteem Research Theory, and Practice: Toward a Positive Psychology
of Self- Esteem. New York: Spring Publising Company, Inc, 2006.
Naila fitriah. Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan
Metode Problem Based Learning (PBL) diuniversitas Islan Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Skripsi tidak dipublikasikan, 2006.
Naisaban, Ladidlaus. Para Psikolog Termuka Dunia :Riwayat Hidup, Pokok Pikiran,
dan Karya. Jakarta: PT. Grasindo. (276-282), 2004.
Nasimah, Syaidati. Hubungan self esteem dengan orientasi masa depan pada
remaja.Fakultas Psikologi, Universitas Islam Syarih Hidayatullah Jakarta.
Skripsi tidak dipublikasikan, 2009.
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Nursalam, & Efendi, F. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika,
2008.
Maggi, savin-baden, & kay wilkie. Problem based learning online. USA : McGraw-Hill
International: (P :45), 2006.
Pajouhandeh, Ebtesam. Personal Development and Self-Actualization of Student in The
New Environment. International Journal of Research In Social Sciences, Vol. 2.
No.1, 2006.
Patria, bhina. Problem-based learning graduates’ competencies and career success. A
thesis submitted to the master in higher education research and development,
university of Kassel. Germany in Partial Fulfilment of The Requirements for
The Degree of Master of Art. Yogyakarta: Inparametric Press, 2011.
Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2012.
Riwidikdow, Handoko. Statistik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press, 2013.
Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy.A. Perilaku Organisasi/ Stephen P.Robbins,
Timothy A. Judge. Penerjemah : Diana Angelina, Ria Cahyani, dan Abdul
Rosyid. Jakarta: Salemba empat, (h:540), 2008.
Riyanto, Theo &Heru. Mau Bahagia ?.Editor :Rosalia Emmy. Jakarta, 2009.
Sari, Yuni Amanda. Aktualisasi Diri Tokoh Utama Suguro dalam Novel Skandal Karya
Shusaku Endo.Skripsi Universitas Sumatera Utara.Fakultas Ilmu Budaya., 2011.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.
Siswanto, Susila, & Suyanto. Metodologi Kedokteran dan Kesehatan. Yogyakarta:
Bursa Ilmu Karangkajen, 2013.
Stuart &Sundeen. Buku Saku Keperawatan Jiwa/ Gail. W. Stuart : Alih Bahasa,
Ramona P. Jakarta: EGC, 2007.
Sudarman. Problem Base Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan
dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan
Inovatif, 2(2), 68-73, 2007.
Sujarweni, V. Wiratna. Panduan Penelitian Keperawatan dengan SPSS.Yogyakarta:
Pustaka Baru Press, 2014.
Sugiyono. Metode penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta, 2007.
Videbeck, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa/ Sheila L. Videbeck: alih bahasa,
renata komalasari. Alfrina Hany :editor edisi bahasa indonesia , Pamilih Eko
Karyuni, Jakarta : EGC, 2008.
Vogler, Jonathan. Self-Actualization and Peak Experiences in Outdoor Recreation. All
Theses. Paper 1485. Clemson University, jonathan.w.volgergmail.com, 2012.
Wahyuni, Jihandewi. Pengaruh Harga diri, Academic locus of Control, dan Dukungan
Sosial Terhadap Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi (Collage Adjusment)
pada Mahasiswa Tahun Pertama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Skripsi tidak
dipublikasikan: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014.
Wahyuni, Sri. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Berbicara di
Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi.eJournal Psikologi, 2014,2(1): 50-64,
2014.
Wahyuningsih, I.S.& Santoso, A. Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan dalam
Metode Pembelajaran Problem Base learning. Prosiding Konferensi Nasional
PPNI Jawa Tengah, 2013.
Waitley, D. Psycology Of Succes, Developing Our Self-Esteem (3rd ed). New York:
MCGraw-Hill, Inc, 2012.
Wood, DF. ABC Of Learning and Teaching in Medicine Problem Based Learning.
BMJ. 326, 328-330, 2003.
Lampiran 2

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

HUBUNGAN HARGA DIRI MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN


AKTUALISASI DIRI DALAM PROSES BELAJAR METODE SEVEN JUMP DI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UIN SARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rahma Fitra

Nim : 1111104000032

Adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Harga Diri

Mahasiswa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri dalam Proses Belajar Metode Seven

Jump di Program Stufi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik harga diri

mahasiswa dan gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar

menggunakan metode seven jumpdi PSIK UIN Jakarta. Selain itu, penelitian ini

merupakan bagian dari persyaratan untuk Program Pendidikan S1 saya di Program Studi

Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Besar harapan saya agar Anda bersedia menjadi responden dalampenelitian saya

dan menjawab pertanyaan terkait penelitian yang akan dilakukan. Informasi yang akan

Anda berikan sebagai responden akan dijaga orisinalitas dan kerahasiannya. Atas

ketersediannya, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, April 2015

Peneliti
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah membaca surat permohonan dan mendapat penjelasan tentangpenelitian

yang akan dilakukan, saya dapat memahami tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian

yang akan dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati hak-

hak dan kerahasiaan saya sebagai responden. Dengan penuh kesadaran dan tanpa

paksaan dari pihak manapun, saya bersedia menandatangani lembar persetujuan untuk

menjadi responden pada penelitian ini.

Ciputat, April 2015

Tanda Tangan Responden


Lampiran 4
Angkatan :
Kuesioner harga diri

Beri tanda (√) pada kotak yang tersedia sesuai dengan yang anda rasakan.

No Pernyataan SS S TS STS
1. Secara keseluruhan, saya merasa puas
dengan diri saya sendiri.
2. Kadang-kadang saya merasa bahwa diri
saya tidak baik.
3. Saya merasa bahwa saya memiliki
sejumlah kualitas yang baik dari diri saya.
4. Saya mampu memecahkan masalah dalam
proses belajar seperti yang dapat dilakukan
orang lain.
5. Saya merasa tidak banyak yang dapat saya
banggakan pada diri saya saat
memecahkan masalah dengan kelompok
dalam proses belajar.
6. Saya merasat tidak berguna pada saat
memecahkan masalah dalam proses
belajar.
7. Saya merasa bahwa diri saya cukup
beharga, setidak-tidaknya sama dengan
orang lain.
8. Saya berharap saya dapat lebih dihargai
saat memecahkan masalah dengan
kelompok.
9. Saya orang yang gagal dalam memecahkan
masalah dalam proses belajar.
10. Saya menerima keadaan diri saya seperti
apa adanya.
Keterangan :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju


Lampiran 5

Kuesioner Aktualisasi Diri

Beri tanda (√) pada kotak yang tersedia sesuai dengan penilaian anda terhadap

kemampuan anda dalam proses belajar metode seven jump.

NO Pernyataan SS S KK TP
1. Menilai orang lain dengan akurat
dalam proses belajar
2. Mencari kesalahan orang lain dalam
proses belajar
3. Menerima ketidakpastian dalam
proses belajar.
4 Mudah menerima kelebihan dan
kekurangan diri sendiri
5 Menerima pendapat orang lain,
meskipun tidak setuju dengan
pendapatnya
6 Memiliki ide-ide kreatif dalam
proses belajar
7 Menyukai melakukan kegiatan yang
tidak terencana dan tidak
dipersiapkan
8 Melibatkan diri dalam masalah orang
lain
9 Mampu mengemukakan pendapat
pendapat sendiri dan tidak
tergantung pada orang lain
10 Mampu berkata jujur dalam
mengemukakan pendapat
11 Mempertahankan kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi lokal dalam
proses belajar
12 Mendapatkan dukungan dari teman
sebelum membuat keputusan dalam
proses belajar
13 Mampu untuk membuat keputusan
sendiri
14 Mendapatkan kesenangan ketika
berdiskusi memecahkan masalahdan
bersosialisasi dengan orang lain
dalam proses belajar
15 Menyukai setiap proses
pembelajaran dalam metode seven
jump
16 Merasa terinspirasi setelah melihat
atau mendengar orang lain
mengemukakan pendapatnya dalam
proses belajar metode seven jump
17 Memiliki empati/ sikap teenggang
rasa terhadap apa yang dirasakan
orang lain
18 Membantu orang lain untuk
berkembang dan menjadi lebih baik
19 Memiliki hubungan yang dalam dan
bermakna dengan beberapa teman
20 Merasa bahwa diberi tugas
berdasarkan kemampuan dan
kompetensinya dalam proses belajar
metode seven jump
21 Melakukan hal-hal yang disukai
22 Merasa bahwa menyampaikan
pendapat dalam proses belajar adalah
penting
23 Mudah tertawa terhadap humor
yangmanusiawi, menghormati dan
menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Tidak tertawa
terhadap humor yang menghina,
merendahkan, atau bahkan
menjelekkan orang lain.
24 Menantikan saat-saat mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru
25 Menyukai pengalaman puncak
(pengalaman tanpa dibatasi
ketakutan, keraguan,dll) dan
pengalaman yang tidak biasa
26 Meyakini bahwa kejujuran adalah
sikap yang baik dalam proses belajar
27 Percaya bahwa harus selalu berkata
benar dalam proses belajar
28 Memiliki dedikasi/ rasa pengorbanan
yang tinggi dalam proses belajar
untuk kehidupan atau tujuan sosial
Lampiran 6

Persentase Jawaban Item Pertanyaan Harga Diri Responden

No Item pernyataan SS S TS STS


%
1 Secara keseluruhan, saya merasa puas 21.4 64.1 14.6 0.0
dengan diri saya sendiri
2 Kadang-kadang saya pikir saya orang yang 20.4 56.3 22.3 1.0
tidak baik sama sekali
3 Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas 12.6 80.6 6.8 0.0
yang baik dari diri saya
4 Saya mampu melakukan banyak hal, sebaik 15.5 73.8 10.7 0.0
sebagian besar yang dilakukan orang lain
5 Saya merasa tidak memiliki banyak hal yang 16.5 69.9 13.6 00
bisa saya banggakan pada diri saya
6 Saya kadang-kadang merasa sangat tidak 10.7 69.9 19.4 0.0
berguna pada saat memecahkan masalah
dalam proses belajar
7 Saya merasa bahwa diri saya beharga, 32.0 60.2 7.8 0.0
setidaknya sama beharga dengan orang lain
8 Saya merasa saya tidak dihargai dalam 2.9 27.2 52.4 17.5
proses belajar seven jump , saya berharap
saya dapat lebih dihormati
9 Secara umum, saya merasa saya orang yang 22.3 68.9 7.8 1.0
gagal dalam memecahkan masalah saat
proses belajar metode seven jump
10 Saya memiliki sikap yang positif terhadap 35.0 60.2 3.9 1.0
diri saya sendiri
Lampiran 7

Persentase Jawaban Item Pertanyaan Aktualisasi Diri Responden

No Item pernyataan SS S KK TP
%
1 Menilai orang lain dengan akurat dalam 4.9 49.5 45.6 0.0
proses belajar
2 Mencari kesalahan orang lain dalam proses 0.0 38.8 57.3 3.9
belajar
3 Menerima ketidakpastian dalam proses 1 41.7 55.3 1.9
belajar
4 Mudah menerima kelebihan dan kekurangan 11.7 57.3 31.1 0
diri sendiri
5 Menerima pendapat orang lain, meskipun 6.8 50.5 41.7 1.0
tidak setuju dengan pendapatnya
6 Memiliki ide-ide kreatif dalam proses 5.8 45.6 48.5 0.0
belajar.
7 Menyukai melakukan kegiatan yang tidak 7.8 38.8 44.7 8.7
terencana dan tidak dipersiapkan
8 Melibatkan diri dalam masalah orang lain 4.9 14.6 70.9 9.7

9 Mampu mengemukakan pendapat pendapat 3.9 38.8 56.3 1.0


sendiri dan tidak tergantung pada orang lain
10 Mampu berkata jujur dalam mengemukakan 13.6 62.1 24.3 0.0
pendapat
11 Mempertahankan kebiasaan-kebiasaan dan 2.9 48.5 42.7 5.8
tradisi lokal dalam proses belajar
12 Mendapatkan dukungan dari teman sebelum 8.7 55.3 33.0 2.9
membuat keputusan dalam proses belajar
13 Mampu untuk membuat keputusan sendiri 12.6 50.5 36.9 0.0
14 Mendapatkan kesenangan ketika berdiskusi 20.4 55.3 24.3 0.0
memecahkan masalah dan bersosialisasi
dengan orang lain dalam proses belajar
15 Menyukai setiap proses pembelajaran dalam 13.6 49.5 36.9 0.0
metode seven jump
16 Merasa terinspirasi setelah melihat atau 22.3 56.3 20.4 1.0
mendengar orang lain mengemukakan
pendapatnya dalam proses belajar metode
seven jump
17 Memiliki empati/ sikap tenggang rasa 21.4 50.5 28.2 0.0
terhadap apa yang dirasakan orang lain
18 Membantu orang lain untuk berkembang 15.5 42.7 41.7 0.0
dan menjadi lebih baik
19 Memiliki hubungan yang dalam dan 22.3 46.6 31.1 0.0
bermakna dengan beberapa teman
20 Merasa bahwa diberi tugas berdasarkan 12.6 49.5 36.9 1.0
kemampuan dan kompetensinya dalam
proses belajar metode seven jump
21 Melakukan hal-hal yang disukai 31.1 39.8 29.1 0.0
22 Merasa bahwa menyampaikan pendapat 21.4 63.1 15.5 0.0
dalam proses belajar adalah penting
23 Mudah tertawa terhadap humor yang 20.4 47.6 32.0 0.0
manusiawi, menghormati dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tidak tertawa
terhadap humor yang menghina,
merendahkan, atau bahkan menjelekkan
orang lain.
24 Menantikan saat-saat mendapatkan 23.3 45.6 31.1 0.0
pengalaman-pengalaman baru
25 Menyukai pengalaman puncak (pengalaman 21.4 41.7 35.9 1.0
tanpa dibatasi ketakutan, keraguan,dll) dan
pengalaman yang tidak biasa
26 Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap 39.3 57.3 2.9 0.0
yang baik dalam proses belajar
27 Percaya bahwa harus selalu berkata benar 37.9 55.3 5.8 1.0
dalam proses belajar
28 Memiliki dedikasi/ rasa pengorbanan yang 18.4 50.5 31.1 0.0
tinggi dalam proses belajar untuk kehidupan
atau tujuan sosial
Lampiran 8

HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS HARGA DIRI

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Ptotal

p1 Pearson Correlation 1 .179 .716** .689** .393* .313 .495** .702** .348 .755** .812**

Sig. (2-tailed) .343 .000 .000 .032 .092 .005 .000 .059 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p2 Pearson Correlation .179 1 .394* .275 .503** .243 .444* -.010 .035 .268 .477**

Sig. (2-tailed) .343 .031 .141 .005 .196 .014 .959 .853 .152 .008

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p3 Pearson Correlation .716** .394* 1 .739** .482** .436* .558** .592** .488** .617** .865**

Sig. (2-tailed) .000 .031 .000 .007 .016 .001 .001 .006 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p4 Pearson Correlation .689** .275 .739** 1 .456* .397* .544** .397* .385* .626** .787**

Sig. (2-tailed) .000 .141 .000 .011 .030 .002 .030 .036 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p5 Pearson Correlation .393* .503** .482** .456* 1 .634** .414* .145 .527** .286 .694**

Sig. (2-tailed) .032 .005 .007 .011 .000 .023 .445 .003 .126 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p6 Pearson Correlation .313 .243 .436* .397* .634** 1 .255 .131 .573** .414* .621**

Sig. (2-tailed) .092 .196 .016 .030 .000 .174 .489 .001 .023 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p7 Pearson Correlation .495** .444* .558** .544** .414* .255 1 .240 .174 .567** .675**

Sig. (2-tailed) .005 .014 .001 .002 .023 .174 .202 .356 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p8 Pearson Correlation .702** -.010 .592** .397* .145 .131 .240 1 .489** .480** .617**

Sig. (2-tailed) .000 .959 .001 .030 .445 .489 .202 .006 .007 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p9 Pearson Correlation .348 .035 .488** .385* .527** .573** .174 .489** 1 .361* .629**

Sig. (2-tailed) .059 .853 .006 .036 .003 .001 .356 .006 .050 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p10 Pearson Correlation .755** .268 .617** .626** .286 .414* .567** .480** .361* 1 .770**

Sig. (2-tailed) .000 .152 .000 .000 .126 .023 .001 .007 .050 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Ptotal Pearson Correlation .812** .477** .865** .787** .694** .621** .675** .617** .629** .770** 1

Sig. (2-tailed) .000 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-


tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-


tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.877 10
Lampiran 9

HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS AKTUALISASI DIRI


Correlations
p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 Pttl
p1 Pearson correlation .371* .286 .334 .326 .300 .517** .467** .416** .600**
Sig. (2-tailed) .044 .125 .071 .079 .107 .003 .009 .022 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p2 Pearson correlation .091 .336 .292 .173 .238 .236 .176 .353 .452*
Sig. (2-tailed) .633 .069 .117 .360 .205 .210 .353 .056 .012
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p3 Pearson correlation .258 .000 .324 .312 .386* .156 .139 .396* .476**
Sig. (2-tailed) .168 1.000 .081 .093 .035 .411 .465 .30 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p4 Pearson correlation .215 .187 .240 .313 .368* .332 .180 .272 .382*
Sig. (2-tailed) .254 .323 .202 .093 .045 .073 .342 .145 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p5 Pearson correlation .064 .334 .215 .251 .303 .217 .301 .450* .486**
Sig. (2-tailed) .738 .071 .253 .181 .103 .248 .106 .013 .006
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p6 Pearson correlation .344 .346 .327 .377* .339 .490** .475** .409* .610**
Sig. (2-tailed) .063 .061 .078 .040 .067 .006 .008 .022 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p7 Pearson correlation .169 .336 .098 .318 .160 .222 .380* .180 .407*
Sig. (2-tailed) .371 .070 .605 .087 .398 .239 .038 .342 .026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p8 Pearson correlation .459* .264 .443* .578** .630** .528** .573** .981** .743**
Sig. (2-tailed) .011 .158 .014 .001 .000 .003 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
p9 Pearson correlation -.092 .280 .150 .322 .294 .138 .224 .078 .497**
Sig. (2-tailed) .629 .134 .428 .083 .114 .467 .233 .681 .005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .331 .454* .239 .387* .514** .471** .591** .451* .589**
10 Sig. (2-tailed) .074 .012 .203 .035 .004 .009 .001 .012 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .169 .336 .098 .318 .263 .222 .380* .180 .466**
11 Sig. (2-tailed) .371 .070 .605 .087 .161 .239 .038 .342 .010
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .354 .312 .262 .157 .396* .388* .381* .485** .608**
12 Sig. (2-tailed) .055 .093 .163 .406 0.30 .034 .038 .007 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .368* .366* .253 .214 .448* .408* .447* .540** .645**
13 Sig. (2-tailed) .045 .047 .177 .255 .013 .025 .013 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .345 .330 .627** .317 .410* .419* .074 .404* .505**
14 Sig. (2-tailed) .062 .075 .000 .088 .024 .021 .697 .027 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

p Pearson correlation .261 .305 .122 .434* .316 .370* .429* .534** .369*
15 Sig. (2-tailed) .163 .101 .520 .017 .089 .044 .0183 .002 .045
N 30 30 30 .30 30 30 0 30 30
P Pearson correlation .347 .282 .653** .400* .349 .366* .229 .414* .527**
16 Sig. (2-tailed) .060 .130 .000 .028 .059 0.47 .224 .023 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .358 .196 .550** .659** .422* .465** .514** .546** .682**
17 Sig. (2-tailed) .052 .299 .002 .000 .020 .010 .004 .00 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .468** .250 .359 .455* .383* .515** .477** .608** .723**
18 Sig. (2-tailed) .009 .183 .051 .011 .036 .004 .008 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .368* .231 .253 .529** .426* .408* .377* .635** .710**
19 Sig. (2-tailed) .045 .220 .177 .003 .019 .025 .040 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .517** .354 .403* .421* .505** .487** .418* .574**. .685**
20 Sig. (2-tailed) .003 .055 .021 .020 .004 .006 .022 001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation 1 .283 .504** .468** .557** .654** .448* .475** .614**
21 Sig. (2-tailed) .130 .004 .009 .001 .000 .013 .008 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .283 1 .300 .460* .417* .559** .504** .233 .522**
22 Sig. (2-tailed) .130 .107 .011 .022 .001 .004 .216 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .504** .300 1 .662** .565** .523** .283 .478** .671**
23 Sig. (2-tailed) .004 .107 .000 .001 .003 .130 .008 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .468** .460* .662** 1 .667** .645** .582** .571** .779**
24 Sig. (2-tailed) .009 .011 .000 .000 .000 .001 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .557** .417* .565** .667** 1 .504** .470** .626** .775**
25 Sig. (2-tailed) .001 .022 .001 .000 .005 .009 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .654** .559** .523** .645** .504** 1 .751** .543** .714**
26 Sig. (2-tailed) .000 .001 .003 .000 .005 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation 448* .504** .283 .582** .470** .751** 1 .553** .636**
27 Sig. (2-tailed) .013 .004 .130 .001 .009 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .475** .233 .478** .571** .626** .543** .553** 1 .756**
28 Sig. (2-tailed) .008 .216 .008 .001 .000 .002 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P Pearson correlation .614** .522** 671** .779** .775** .714** .636** .756** 1
ttl Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.919 28
Lampiran 10

HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Hargadiri

N 103

Normal Parametersa Mean .78

Std. Deviation .418

Most Extreme Differences Absolute .480

Positive .297

Negative -.480

Kolmogorov-Smirnov Z 4.870

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Aktualisasidiri

N 103

Normal Parametersa Mean 2.37

Std. Deviation 1.085

Most Extreme Differences Absolute .186

Positive .178

Negative -.186

Kolmogorov-Smirnov Z 1.885

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Test distribution is Normal.


Lampiran 11

HASIL UJI ANALISIS UNIVARIAT

Statistics

Hargadiri

N Valid 103

Missing 0

Mean 19.89

Std. Deviation 3.346

Minimum 11

Maximum 29

Hargadiri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 11 1 1.0 1.0 1.0

12 1 1.0 1.0 1.9

13 5 4.9 4.9 6.8

14 2 1.9 1.9 8.7

16 1 1.0 1.0 9.7

17 2 1.9 1.9 11.7

18 11 10.7 10.7 22.3

19 30 29.1 29.1 51.5

20 12 11.7 11.7 63.1

21 13 12.6 12.6 75.7

22 10 9.7 9.7 85.4

23 5 4.9 4.9 90.3

24 1 1.0 1.0 91.3


25 2 1.9 1.9 93.2

26 1 1.0 1.0 94.2

27 3 2.9 2.9 97.1

28 1 1.0 1.0 98.1

29 2 1.9 1.9 100.0

Total 103 100.0 100.0

Aktualisasidiri

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rendah 29 28.2 28.2 28.2

Mendekati 26 25.2 25.2 53.4

Sedang 29 28.2 28.2 81.6

Tinggi 19 18.4 18.4 100.0

Total 103 100.0 100.0


Aktualisasidiri

rendah Mendekati sedang tinggi Total

Angkatan 2012 9 9 10 9 37

2013 15 12 14 7 48

2014 5 5 5 3 18

Total 29 26 29 19 103
Lampiran 12

HASIL UJI ANALISIS BIVARIAT

hargadiri * aktualisasidiri Crosstabulation

Aktualisasidiri

rendah mendekati sedang Tinggi Total

hargadiri 11 1 0 0 0 1

12 1 0 0 0 1

13 5 0 0 0 5

14 2 0 0 0 2

16 1 0 0 0 1

17 2 0 0 0 2

18 11 0 0 0 11

19 2 12 13 3 30

20 1 3 7 1 12

21 2 3 4 4 13

22 0 6 2 2 10

23 1 2 1 1 5

24 0 0 1 0 1

25 0 0 1 1 2

26 0 0 0 1 1

27 0 0 0 3 3

28 0 0 0 1 1

29 0 0 0 2 2

Total 29 26 29 19 103
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

hargadiri * aktualisasidiri 103 100.0% 0 .0% 103 100.0%

Nonparametric Correlations
Correlations

aktualisasidi
hargadiri ri

Spearman's rho hargadiri Correlation Coefficient 1.000 .633**

Sig. (2-tailed) . .000

N 103 103

aktualisasidi Correlation Coefficient .633** 1.000


ri
Sig. (2-tailed) .000 .

N 103 103

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Você também pode gostar