Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT
30 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Surfiana et al Produksi Dekstrin Ubi Kayu
Pengupasan Kulit
Pencucian
Pemarutan
Pengenceran (1:10)
Penyaringan
Filtrasi Ampas
Kayu
Pemisahan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 31
Produksi Dekstrin Ubi Kayu Surfiana et al
Pengayakan
(Ayakan Tyler 80 mesh)
Dekstrin
Pengamatan
32 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Surfiana et al Produksi Dekstrin Ubi Kayu
Identifikasi jenis senyawa sakarida Kelarutan dalam Air dan Daya Serap
pada kromatograf dilakukan berdasarkan Air (Swelling Power)
waktu retensi dengan menggunakan
Tahap pengujian terhadap
senyawa glukosa, maltosa, maltotetraosa,
kelarutan dalam air, daya pembengkakan
dan maltooligosakarida standar sebagai
(swelling power) dilakukan menurut
pembanding. Metode kuantifikasi sakarida
metode yang dikembangkan oleh Torucco-
selama penelitian dilakukan dengan dua
Uco dan Betancur-Ancona (2007) dengan
metode, yaitu metode normalisasi area
sedikit modifikasi yaitu suspensi pati (1%
(digunakan untuk memilih perlakuan
b/v) sebanyak 10 mL dimasukkan ke
terbaik), dan metode standar eksternal
dalam 15 mL tabung sentrifuse yang berat
dengan menggunakan kurva kalibrasi
kosongnya telah ditimbang. Tabung
(digunakan pada karakterisasi kimia
beserta isinya dipanaskan pada suhu 70,
perlakuan terbaik).
80, dan 90oC dalam waterbath masing-
Tahap persiapan sampel dalam
masing selama 30 menit. Kemudian
pengujian komposisi dekstrin dilakukan
suspensi disentrifuse pada 300 rpm selama
dengan cara menyiapkan 10 gram sampel
15 menit, supernatan dipisahkan dan
dekstrin dan melarutkannya dalam 250 ml
granula yang membengkak ditimbang.
aquabidest. Sampel kemudian disaring
Supernatan sebanyak 5 mL dituang ke
menggunakan kertas saring Whatman no.
dalam cawan petri untuk dikeringkan
42. Selanjutnya hasil saringan disaring
dalam oven konvensional pada suhu 120oC
kembali menggunakan membran selulosa
selama 4 jam sampai berat konstan.
ukuran 0,2 µ. Sampel dekstrin kemudian
Persentasi kelarutan dalam air dan swelling
diinjeksikan atau disuntikkan pada kolom
power dihitung dengan rumus sebagai
HPLC.
berikut :
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 33
Produksi Dekstrin Ubi Kayu Surfiana et al
Tabel 2. Hasil analisis komposisi kimia ubi kayu segar varietas Casssesart dan varietas
Thailand
No Komposisi Varietas
Casessart Thailand
1 Air (%) 62,0463 62,0985
2 Abu (%) 0,2708 0,2761
3 Serat (%) 0,2415 0,2559
4 Lemak (%) 0,0523 0,0896
5 Protein (%) 4,3648 4,0251
6 Karbohidrat (%) 33,0243 33,2548
7 Kadar pati (%) 24,11 31,11
8 HCN (ppm) 138,76 145,52
9 Rasio amilosa-amilopektin (%) 29,24 : 70,76 29,24 : 70,76
34 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Surfiana et al Produksi Dekstrin Ubi Kayu
25
23
21
Dekstrin (%) 19
17
15
13 CASSESART
11
THAILAND
9
7
5
K1T1 K1T2 K1T3 K2T1 K2T2 K2T3 K3T1 K3T2 K3T3
Perlakuan
Gambar 3. Hasil pengujian dekstrin ubi kayu varietas Cassesart dan varietas Thailand
pada berbagai perlakuan konsentrasi dan suhu pengeringan
Keterangan :
Perlakuan K1T1 : Konsentrasi 30%, suhu gelatinisasi sebagian 80oC
Perlakuan K1T2 : Konsentrasi 30%, suhu gelatinisasi sebagian 90oC
Perlakuan K1T3 : Konsentrasi 30%, suhu gelatinisasi sebagian 100oC
Perlakuan K2T1 : Konsentrasi 35%, suhu gelatinisasi sebagian 80oC
Perlakuan K2T2 : Konsentrasi 35%, suhu gelatinisasi sebagian 90oC
Perlakuan K2T3 : Konsentrasi 35%, suhu gelatinisasi sebagian 100oC
Perlakuan K3T1 : Konsentrasi 40%, suhu gelatinisasi sebagian 80oC
Perlakuan K3T2 : Konsentrasi 40%, suhu gelatinisasi sebagian 90oC
Perlakuan K3T3 : Konsentrasi 40%, suhu gelatinisasi sebagian 100oC
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 35
Produksi Dekstrin Ubi Kayu Surfiana et al
56
54
Kelatrutan (%)
52
Cassesart
50
Thailand
48
46
70 80 90
Suhu Pemanasan (°°C)
Gambar 4. Hasil pengujian kelarutan dalam air dekstrin ubi kayu pada dua perlakuan
varietas ubi kayu (Cassesart dan Thailand) dengan berbagai suhu pemanasan
67
63
59
Kelarutan (%)
55
51 Konsentrasi 30%
47 Konsentrasi 35%
43 Konsentrasi 40%
39
35
70 80 90
Suhu Pemanasan (°°C)
Gambar 5. Hasil pengujian kelarutan dalam air dekstrin ubi kayu pada tiga perlakuan
konsentrasi (30%, 35%, dan 40%) dengan berbagai suhu pemanasan
36 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Surfiana et al Produksi Dekstrin Ubi Kayu
64
60
Kelarutan (%)
56
52 Suhu 80oC
48 Suhu 90oC
44
Suhu 100oC
40
36
70 80 90
Suhu Pemanasan (°°C)
Gambar 6. Hasil pengujian kelarutan dalam air dekstrin ubi kayu pada tiga perlakuan suhu
pemanasan gelatinisasi sebagian (80oC, 90oC, dan 100oC) dengan berbagai suhu
pemanasan
16
15
14
Daya Serap (%)
13
12
11
Cassesart
10
9 Thailand
8
7
70 80 90
Gambar 7. Hasil pengujian swelling power (daya serap air)dekstrin ubi kayu pada dua
perlakuan varietas ubi kayu (Cassesart dan Thailand) dengan berbagai suhu
pemanasan
38 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Surfiana et al Produksi Dekstrin Ubi Kayu
12
11
10
9
Daya Serap (%)
8 Konsentrasi 30%
7
Konsentrasi 35%
6
5 Konsentrasi 40%
4
3
70 80 90
11
10
Daya Serap (%)
9
Suhu 80oC
8
7 Suhu 90oC
6 Suhu 100oC
5
4
70 80 90
Gambar 9. Hasil pengujian swelling power (daya serap air)dekstrin ubi kayu pada tiga
perlakuan suhu pemanasan gelatinisasi sebagian (80oC, 90oC, dan 100oC)
dengan berbagai suhu pemanasan
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 39
Produksi Dekstrin Ubi Kayu Surfiana et al
Pada suhu pengeringan 80 oC oleh karena itu proses gelatinisasi ini dapat
menunjukkan bahwa suhu pengeringan 80 dilakukan dengan membuat bubur pati
o
C memiliki daya serap air yang lebih dengan konsentrasi antara 25-40 %
tinggi dibandingkan dengan suhu padatan kering (Winarno, 1996).
o o
pengeringan 90 C dan 100 C Semakin Swelling power sangat dipengaruhi
tinggi suhu pemanasan nilai daya serap air oleh ikatan antar molekul penyusun pati.
dekstrin ubi kayu akan mengalami Dengan masuknya air ke dalam molekul
peningkatan.Kecenderungan yang terlihat, pati, ikatan antar molekul pati melemah
semakin tinggi peningkatan suhu sehingga nilai swelling power pati lebih
pemanasan maka akan mengalami tinggi dibandingkan pati alami
peningkatan daya serap air. menunjukkan bahwa semakin kecil
Berdasarkan analisis sidik ragam, perbandingan pati dan air maka nilai
menunjukkan bahwa nilai daya serap air swelling power dan nilai kelarutan semakin
dekstrin pada perlakuan varietas, besar. Swelling power sangat dipengaruhi
konsentrasi, suhu pemanasan gelatinisasi oleh keberadaan gugus amilosa sebagai
sebagian serta interaksinya berbeda nyata salah satu komponen penyusun pati.
pada taraf nyata 5%. Semakin lama waktu proses
Hasil Uji Duncan (DNMRT), nilai mengakibatkan semakin banyak amilosa
nilai daya serap air dekstrin ubi kayu yang tereduksi, sehingga penurunan
varietas Thailand (V2) pada konsentrasi jumlah amilosa tersebut menyebabkan
30% (K1) dan pemanasan pada suhu 80 oC kenaikan swelling power (Sasaki dan
(T1) berbeda nyata dengan nilai daya serap Matsuki, 1998 dalam Artiani, 2007).
air dekstrin dengan ubi kayu varietas Hasil penelitian Hidayat et al
Thailand (V2) pada konsentrasi 35 % (K2) (2009) juga menunjukkan bahwa tepung
dan suhu pemanasan 100 oC (T3), ubi kayu metode gelatinisasi sebagian
konsentrasi 40 % (K3) dan suhu memiliki karakteristik daya serap air dan
pemanasan 90 oC (T2), dan konsentrasi 40 kelarutan dalam air yang lebih meningkat
% (K3) dan suhu pemanasan 100 oC (T3), dibandingkan tepung ubi kayu asal. Nilai
serta varietas Cassesart (V1) perlakuan daya serap air dan kelarutan dalam airyang
konsentrasi 30 % (K1) dan suhu lebih tinggi dengan telah terhidrolisnya
pemanasan 100 oC (T3). pati dan terbentuknya komponen yang
Proses gelatinisasi terjadi apabila lebih sederhana dalam bentuk dekstrin.
pati mentah dimasukan kedalam air dingin, Menurut Marchal et al (1999) produk
granula patinya akan menyerap air dan turunan pati memiliki daya serap air dan
membengkak, tetapi jumlah air yang kelarutan dalam air yang lebih meningkat
diserap dan pembengkakannya terbatas. dibandingkan pati asal.
Gelatinisasi merupakan salah satu faktor
yang harus diperhatikan dalam proses KESIMPULAN DAN SARAN
hidrolisis/liquifikasi, dimana suspensi pati Kesimpulan
harus tergelatinisasi. Bila konsentrasi pati 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tinggi maka akan sulit tersuspensi dengan
pada proses produksi dekstrin ubi kayu
baik sehingga selama proses gelatinisasi metode gelatinisasi sebagian,
terjadi pengendapan partikel-partikel pati perlakuan perbedaan varietas ubi kayu,
40 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013
Surfiana et al Produksi Dekstrin Ubi Kayu
konsentrasi, dan suhu pemanasan FAO. 2009. Data Ekspor Ubi Kayu
gelatinisasi sebagianberpengaruh nyata Berdasarkan Negara Asal, 2000-
terhadap kelarutan dalam air, daya 2002.
serap air (swelling power), dan Hidayat, B. 2003. Pengembangan
komposisi dekstrin. Formulasi Biskuit Cracker Kaya
2. Proses perlakuan varietas Thailand, Serat. Jurnal Teknologi dan Industri
konsentrasi 35 % dan suhu pemanasan Hasil Pertanian, Universitas
gelatinisasi sebagian 90oC akan Lampung, 12, 22-30.
menghasilkan dekstrin ubi kayu dengan Hidayat, B., N. Kalsum, dan Surfiana.
karakteristik sifat fungsional yang lebih 2009. Perbaikan Karakteristik
baik yakni menghasilkan nilai Tepung Ubi Kayu Menggunakan
komposisi dekstrin 24,00 %, kelarutan Metode Pragelatinisasi Parsial.
dalam air 77,15 %, dan daya serap air Laporan Penelitian Hibah Bersaing
(swelling power) 6,89 %. Tahun I. Politeknik Negeri
Lampung. Bandar Lampung
Saran Jariyah dan Yunianta.2002. Karakteristik
Diperlukan penelitian lebih lanjut dan Hidrolisis Pati Garut untuk
dalam bentuk aplikasi penggunaan dekstrin Pembuatan Sirup Glukosa, Jurnal
ubi kayu metode gelatinisasi sebagian Semnas PatpiSemarang, vol. B
sebagai bahan baku pada pengolahan Oktober,hal 29-38.
aneka produk pangan. Kearsley, M.W. and N. A. Dziedzic. 1995.
Handbook of Starch Hydrolysis
DAFTAR PUSTAKA Product and Their Derivatives.
Anonim. 2009. Data Produksi Ubi Kayu Blackie Academic & Profesionall,
Glasgow.
Indonesia (BPS). Diakses pada
tanggal 4 Maret 2012. Marchal, L.M., H.H. Beeftink, and J.
Artiani, P.A. dan Y.R. Avrelina. 2007. Tramper. 1999. Towards a Rational
Modifikasi Cassava Starch Dengan Design of Commercial
Maltodextrins. Trend in Food
Proses Acetylasi Asam Asetat Untuk
Science and Technology, 10. 345-
Produk Pangan. Universitas
Diponegoro. Semarang 355.
Azeez, O.S. 2005. Production of Dextrin Sriroth, K. 1999. Cassava Starch Granule
Structure–Function Properties:
from Cassava Starch, Leonardo
Journal of Science, ISSN 1583-0233, Influence of Time And Conditions
At Harvest on Four Cultivars of
Juli-December.7 : 9-16.
Cassava Starch, Carbohydrate
Daramola, B. and S.A. Osanyinlusi, 2006.
Investigation on Modification of Polymers 38: 161–170.
Cassava Starch Using Active Torruco-Uco. J., and D. Bentacur-Ancona.
Components of Ginger Roots 2007. Physicochemical and
functional properties of makal
(Zingiber officinale Roscoe), African
Journal of Biotechnology, 5, 917- (Xanthosoma yucatanensis) starch.
920. Food Chem. 101 : 1319-1326.
Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia. Jakarta.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 18 No.1, Maret 2013 41