Você está na página 1de 10

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No.

3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
STUDICASE CONTROLDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PORIAHA KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN 2017

LELY DESI ULI BASANA, MYRNAWATI CH, RINAWATI SEMBIRING

ABSTRACT

Hypertension in pregnancyoccurs in thelast month of pregnancy or after 20 weeks of pregnancy age. It is


caused by history of heredity, race, or ethnicity, obesity and behavior, a woman’s age, and the number of
childrenborn by her.It has high mortality, and it is the main illness in primigravida and > 4 times of pregnancy.
The objective of the research was to find out some factors which influenced the incidence of hypertension in
pregnancy. The research used analytical study method with case-control design.The samples were 78
respondents in the working area of PoriahaPuskesmas, Tapanuli Tengah Regency, with 26 respondents in the
case group and 52 respondents in the control group atthe Ratio of 1:2. The result of bivariate analysis showed
that there was significant influence of the variables of age, obesity, and parity. The result of logistic regression
test showed that there was significant influence of age (OR=12.375; CI 95%; p=0.000), obesity (OR=18.333; CI
95%, p=0.000), parity (OR=23.100; CI 95%, p=000) on the incidence of hypertension in pregnancy.The variable
which had the most dominant influence was the variable of parity which had high risk for hypertension in
pregnancy due to women’s lack of knowledge and their vulnerability to facing childbirth. The conclusion was that
there was significant influence of age, obesity, and parity on the incidence of hypertension in pregnancy. It is
recommended that socialization be done to pregnant women about the factors which can cause women to have
the risk such as age, obesity, and parity for the incidence of hypertension in pregnancy.

Keywords: Age, Obesity, Parity, Hypertension in Pregnancy

PENDAHULUAN

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain
oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan yang masih ditangani oleh petugas non medik
dan system rujukan yang belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu
hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-benar di pahami
oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah. Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya
hipertensi dalam kehamilan yang meliputi: primigravida atau primipaternitas, hiperplasentosis, misalnya: mola
hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes militus, bayi besar, usia, riwayat keluarga pernah menderita hipertensi,
riwayat preeclampsia atau eklampsia; penyakit - penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil,
dan obesitas (Prawirohardjo, 2009). Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi salah satu masalah kesehatan
ibu dan anak di Indonesia. Tingginya AKI di Indonesia yakni mencapai 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH),
masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sampai pada 102 per
100.000 KH atau 1,02 per 1000 KH (SDKI,2012). Data World Health Organization (WHO) tahun 1998-2008,
menyatakan bahwa kematian ibu di dunia mencapai 342.900 kematian setiap tahunnya dan diiringi sepertiga
kematian neonatal. Laporan kesehatan dunia menyatakan bahwa ada sekitar 287.000 kematian ibu pada tahun
2010 yang terdiri atas Afrika Sub-Sahara (56%) dan Asia Selatan (29%) atau sekitar (85%) kematian ibu terjadi
di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara Asia Tenggara yaitu 150 ibu per 100.000 kelahiran hidup
(Christina,2013). Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang sering kali muncul selama kehamilan
dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3% kehamilan. Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan
morbiditas/kesakitan pada ibu (termasuk kejang eklamsia, perdarahan otak, edema paru (cairan di dalam paru),
gagal ginjal akut dan penggumpalan/pengentalan darah di dalam pembuluh darah) serta morbiditas pada janin
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
(termasuk pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio
plasenta/plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran prematur). Selain itu, hipertensi pada
kehamilan juga masih merupakan sumber utama penyebab kematian pada ibu (Prawirohardjo, 2013). Frekuensi
hipertenisi kehamilan untuk tiap negara berbeda karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Pada
primigravida frekuensi hipertensi kehamilan lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama
multigravida muda. Disbetes melitus, mola hidatidosa, kehamilan ganda, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas
merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi pada kehamilan (Hanifa,2005).Secara global,setiap dua menit di
suatu tempat di dunia, seorang perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kemungkinan bayinya
yang baru lahir untuk bertahan hidup dangat kecil. Pada setian perempuan yang meninggal, 20 sampai 30
menderita masalah yang signifikan dan kadang-kadang seumur hidup karena kehamilan mereka (Unicef, 2012).
Komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan determinan langsung kematian ibu. Semakin tinggi
kasus komplikasi maka semakin tinggi kasus kematia ibu. Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan
darah 140/90 mmHg atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal. Berdasarkan
Internasional Society for the Study of Hypertension in Pregnancy (ISSHP), ada 4 kategori hipertensi pada
kehamilan, yaitu preeklamsia-eklamsia, hipertensi gestasional, hipertensi kronik, dan superimpose preeklamsia
hipertensi kronik. Dari konsep dasar beberapa hipertensi pada kehamilan tersebut adalah sama, yaitu dengan
mematahkan rantai iskemia uteroplasenter regional sehingga gejala hipertensi dapat diturunkan (Cunningham,
2013). Menurut data WHO (World Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada 839 juta
kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau
sekitar 29% dari total penduduk dunia. Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab
kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca
persalinan, hipertensi pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%)
(WHO, 2012). Menurut Profil kesehatan Indonesia, ada lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih
didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi.
Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan
sedangkan hipertensi dalam kehamilan proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25% kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan ( Kemenkes, 2015 ). Hasil dari SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2007 – 2012
kasus kematian ibu melonjak naik. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100.000 penduduk atau meningkat
sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, yaitu 228 per 100.000 penduduk. Hal ini
disebabkan karena terjadinya bumil risti (ibu hamil risiko tinggi) yang salah satunya adalah terkena hipertensi
dalam kehamilan (SDKI, 2012). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2013), menunjukkan bahwa
AKI masih cukup tinggi yaitu 268/ 100.000 KH. Sementara itu kejadian AKI kota Medan berjumlah 175 per
100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab angka kematian ibu yaitu hipertensi pada kehamilan sebesar 38
orang (Dewi, 2016). Penyebab hipertensi dalam kehamilan dipengaruhi oleh riwayat keturunan, ras atau
golongan etnik, obesitas dan tingkah laku, umur ibu dan jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu. Penyakit
hipertensi dalam kehamilan dengan mortalitas tertinggi adalah penyakit utama pada primigravida dan kehamilan
> 4 kali. Hipertensi terjadi pada kurang lebih 5% dan 10% pada kehamilan anak pertama. Faktor resiko ibu
untuk terjadinya hipertensi antara lain kehamilan pertama, usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
riwayat pada kehamilan sebelumnya, riwayat keluarga, obesitas atau kegemukan dan jarak antara kehamilan
kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun (Anna, 2009).Kejadian hipertensi pada kehamilan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor (multiple cousion). Usia ibu kurang dari dua puluh tahun dan lebih dari tiga
puluh lima tahundianggap rentan mengalami komplikasi kehamilan, hal ini disebabkan karena dua tahun setelah
menstruasi yang pertama, seorang wanita masih mungkin mencapai pertumbuhan panggul antara 2-7% dan
tinggi badan 1%. Dampak dari usia yang kurang dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan.
Primigravida juga merupakan faktor penyebab terjadinya hipertensi pada kehamilan dan penyebab angka
kejadian kematian maternal lebih tinggi terutama pada primigravida muda dikarenakan kondisi jiwa dan
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
kesehatan ibu. Riwayat hipertensi pada ibu hamil juga merupakan salah satu faktor penyebab kejadian
hipertensi pada kehamilan. Adanya hipertensi pada kehamilan juga dipengaruhi oleh paritas dimana dalam
sebuah penelitian 314 wanita dengan jumlah anak tiga atau lebih melaporkan bahwa kejadian hipertensi
kehamilan 2,2% dan meningkat drastis dibandingkan dengan insiden pada wanita dengan jumlah anak kurang
dari dua. Obesitas berdampak buruk bagi kesehatan terutama pada ibu hamil. Obesitas menyebabkan
hypertensi, hyperkolesterol, hyperglikemia yang dikenal dengan (3H). Hypertensi pada kehamilan membuat
janin meninggal, plasenta terputus, Intra Uterine Grow Retardation (IUGR), Intra Uterine Fetal Dead (IUFD) dan
abortus. Gejala hypertensi adalah pusing, sakit kepala hebat, mata kabur, oedem pada tungkai, dan tes
laboratorium menunjukkan protein yang tinggi dalam urine. Utuk itu pemeriksaan kehamilan antenatal care
(ANC) sangat penting untuk mendeteksi secara dini adanya komplikasi dalam kehamilan mulai dari trimester I,
trimester II, dan trimester III (Sarwono,2006). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun
2013 pada ibu bersalin, didapatkan ibu yang mengalami hipertensi 83,3% terjadi pada usai beresiko (usia <20
tahun dan >35 tahun), 46,4% terjadi pada paritas berisiko (paritas 1 dan >2), 75% pada kehamilan kembar
57,1% terjadi pada ibu yang memiliki penyakit obesitas dan 66,7% pada ibu yang memiliki riwayat diabetes
(Hanum,2013). Sedangkan pada penelitian Djannah (2010), faktor terjadinya hipertensi yaitu sebagian besar
dari kelompok umur 20-35 tahun sebesar 64,4%, ibu yang memiliki paritas primigravida sebesar 69,5% dan
pada ibu yang memiliki kehamilan <4 sebesar 76,3%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan
penulis bahwa di wilayah kerja Puskesmas Poriaha pada tahun 2016 jumlah ibu hamil yang berkunjung ke
Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya sebanyak 96 orang. Dari jumlah ibu hamil tersebut, terdapat 36
ibu hamil yang mengalami resiko (Puskesmas Poriaha, 2016). Dari data diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Faktor - faktor yang Berpengaruh pada Hipertensi pada Kehamilan di
Wilayah kerja Puskesmas Poriaha Kabupaten Tapanuli Tengah. Studi Kasus Kontrol Januari – Desember 2017
”.
TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN


Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang berlebihan dan tension
artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan
angka kematian seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan
darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan diastoliknya lebih besar dari 90 mmHg (Manuaba, 2008).
Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan
terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada wanita yang sebelumnya normotensif,
tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15
mmHg di atas nilai normal (Junaidi, 2010).

Penyebab Hipertensi dalam Kehamilan


Hipertensi yang timbul atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang terpapar
vilikorialis untuk pertama kalinya, terpaparnya vilikorialis yang terdapat dengan jumlah yang sangat berlimpah,
seperti pada kehamilan kembar atau pada molahidatidosa, mempunyai riwayat penyakit vaskuler, mempunyai
kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi dalam kehamilan (Prawiharjo, 2009).
Ibu hamil yang memiliki resiko hipertensi dalam kehamilan diperberat oleh pembentukan antibodi penghambat,
yang terdapat pada tempat-tempat yang bersifat antigen pada placenta. Pre-eklampsia mungkin lebih sering
terjadi pada wanita dari keluarga yang tidak mampu, namun pada awal tahun 1990-an eklampsia diyakini sering
terdapat pada wanita kelas menengah ke atas, dan tidak hanya dipengaruhi oleh status gizi wanita hamil
(Prawihardjo, 2009).
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik dengan desain studi case control dengan memilih kasus
ibu hamil dengan hipertensi dan kontrol ibu hamil tanpa hipertensi

Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan ke di Wilayah kerja
Puskesmas Poriaha Kabupaten yang diperoleh dari data rekam medik di Wilayah kerja Puskesmas Poriaha
pada saat penelitian yang merupakan kasus dan kontrol
Kasus adalah ibu hamil dengan hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Poriaha.
Kontrol adalah ibu hamil tanpa hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Poriaha.

Sampel
Besar Sampel
Besar sampel untuk studi kasus kontrol yang berpasangan ditetapkan berdasarkan rumus Sastroasmoro dan
Ismael (2011) sebagai berikut :
2
Z
n= 2
 Z PQ

 1 
P - 
 2 

R
Dimana: P dan Q = 1-P
(1  R)
Keterangan :
P = Prakiraan proporsi efek kontrol = 0,735
R = Prakiraan ratio odds = 2.774
α = Tingkat kepercayaan 95% = 0,05 Zα = 1,645
ß = Power 80% = 0,20 Zß = 0,842
Q = 1 –0,735 = 0,265
2
1,645
 0,842 0,735. 0,265
n= 2
 1
 0,735 - 
 2
2
1,192
n=
0,235
n = 25,72 = 26 orang.

Maka berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan jumlah kasus = 26 ibu hamil dengan hipertensi dan
kontrol = 52 ibu hamil tanpa hipertensi. Dengan demikian jumlah sampel kasus kontrol sebanyak 78 orang di
Wilayah Kerja Puskesmas Poriaha Kabupaten Tapanuli Tengah dengan perbandingan kasus kontrol

.
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Sampel diambil berdasarkan kriteria ibu hamil
yang melakukan kunjungan di Puskesmas Poriaha sampai jumlah subyek terpenuhi.
1. Kriteria Inklusi:
Data rekam medik ibu hamil dengan kehamilan ≥ 20 minggu dengan atau tanpa hipertensi yang
melakukan kunjungan di Wilayah Kerja Puskesmas Poriaha yang memiliki kelengkapan di variabel
penelitian.
2. Kriteria Eksklusi:
Adapun yang menjadi kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan komplikasi lain
selain hipertensi (Preeklamsia berat, Eklamsia, Gagal ginjal kronik, gangguan hati, gagal jantung,
stroke, dan lain-lain)

Pengumpulan Data
Sumber Data
Data diperoleh dari rekam medikibu hamil yang di sesuaikan dengan lembar kuesioner tentang umur, paritas,
dan riwayat hipertensi.
Jenis Data
Data sekunder yang diperoleh dari rekam medik ibu hamil di Puskesmas Wilayah Kerja Poriaha

Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data diperoleh oleh penulis sendiri dengan menggunakan dummy tabel yang diisi oleh
penulis, berdasarkan rekam medik ibu hamil mengenai hipertensi pada kehamilan dan faktor-faktor yang
berpengaruh di wilayah kerja Puskesmas Poriaha. Lembar kuesioner yang digunakan telah dirancang
sedemikian rupa, agar mampu menjawab tujuan dari penelitian

Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing (pemeriksaan data)
2. Coding (pemberian kode)
3. Entry (pemasukan data ke komputer)
4. Cleaning data
5. Tabulating

Analisis Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program statistik (Statistic/Data analysis) dengan
tahapan sebagai berikut :

1. Analisis Univariat
Analisis dan penyajian data penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif yang dimasukkan ketabel distribusi
frekuensi untuk mengetahui karakteristik dan distribusi data (Sudigdo, 2016).

2. Analisis Bivariat
2
Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square (χ ) dengan tingkat kemaknaan p<0,05 digunakan untuk
mengetahui kekuatan pengaruh antara dua variabel bebas dengan variabel terikat. Uji Chi-Square digunakan
untuk memilih variabel sebagai kandidat yang mempunyai nilai signifikan ≤ 0,25 masuk sebagai model dalam
regresi logistik ganda (multiple regresi logistic) (Sudigdo, 2016).
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
.Tabel 2x2 Hasil Pengamatan Studi Kasus Kontrol
Kontrol
Resiko + Resiko -
Kasus Resiko + A B
Resiko - C D

Interprestasi dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) yaitu :


OR >1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti memang benar merupakan faktor resiko
OR =1 atau mencakup angka 1 berarti bukan faktor resiko
OR <1 berarti merupakan faktor yang melindungi (protektif)

3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda. Uji regresi logistik ganda
digunakan untuk melihat pengaruh satu atau beberapa variabel independen terhadap kejadian hipertensi pada
ibu hamil. Dalam uji regresi logistik ganda ini digunakan metode seleksi forward stepwise (conditional). Model
persamaan regresi logistik ganda dapat digunakan untuk peramalan probabilitas kejadian hipertensi (Sudigdo,
2016).

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat
Karakteristik ibu dalam penelitian ini terdiri dari usia, obesitas, dan paritas. Distribusi karakteristik ibu
pada kelompok kasus maupun kontrol di wilayah kerja Puskesmas Poriaha diperoleh bahwa dari 78 responden,
berdasarkan umur ibu hamil 20 -35 tahun mayoritas sebanyak 40 responden (51,3%). Mayoritas tidak obesitas
sebanyak 50 responden (64,1%). Mayoritas paritas rendah sebanyak 49 responden (62,8%). Mayoritas ibu tidak
hipertensi sebanyak 52 responden (64.1%)

Analisis Bivariat
Pengaruh Umur, Paritas dan Obesitas terhadap Kejadian Hipertensi pada Kehamilan
Pengaruh umur, paritas, dan obesitas terhadap Kejadian Hipertensi pada Kehamilan di Puskesmas Poriaha
Kabupaten Tapanuli Tengah. Proporsi umur responden yang beresiko lebih banyak pada kelompok kasus
sebesar 84,6% dan pada kelompok kontrol sebesar 30,8%. Proporsi umur responden yang tidak beresiko lebih
banyak pada kelompok kontrol sebesar 69,2% dan pada kelompok kasus 12.0%. Hasil uji statistik dengan Chi-
Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan (p =
0,000), dengan nilai OR = 12,375, CI 95%. Hal ini berarti bahwa umur responden yang berisiko 12,375 kali
kemungkinannya menderita hipertensi pada kehamilan dibandingkan dengan umur responden yang tidak
beresiko. Proporsi responden yang obesitas lebih banyak pada kelompok kasus sebesar 71.4% dan pada
kelompok kontrol sebesar 28.6%. Proporsi responden yang tidak obesitas lebih banyak pada kelompok kontrol
sebesar 88% dan pada kelompok kasus sebesar 12.0%. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan
bahwa terdapat hubungan obesitas terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan (p = 0,000), dengan nilai OR =
18,333, CI 95% . Hal ini berarti bahwa responden yang obesitas 18.333 kali kemungkinannya menderita
hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak obesitas.Proporsi responden paritas tinggi lebih banyak
pada kelompok kasus sebesar 72.4% dan pada kelompok kontrol sebesar 27.6%. Proporsi responden paritas
rendah lebih banyak pada kelompok kontrol sebesar 89.8% dan pada kelompok kasus sebanyak 10.2%. Hasil
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paritas terhadap kejadian
hipertensi pada kehamilan (p = 0.000), dengan nilai OR = 23.100, CI 95%. Hal ini berarti bahwa responden
yang memiliki paritas yang tinggi 23.100 kali kemungkinannya hipertensi pada kehamilan dibandingkan dengan
responden yang paritas rendah.

Analisis Multivariat
Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu: umur,
obesitas dan paritas berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan, serta mengetahui variabel
independen yang paling dominan yang mempengaruhi. Berdasarkan hasil uji Chi-Square diketahui 3 (tiga)
variabel yaitu umur, obesitas, dan paritas terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan di Puskesmas Poriaha,
maka dapat diidentifikasi secara keseluruhuan 3 (tiga) variabel tersebut dapat dimasukkan dalam analisis
multivariat karena nilai pada p value nya <0,25.Dari hasil analisis sebagai berikut: paritas yang beresiko akan
meningkatkan resiko kejadian hipertensi pada kehamilan sebesar 9.592 kali, CI 95%; p = 0.003), sedangkan
pada umur yang beresiko akan meningkatkan resiko kejadian hipertensi pada kehamilan sebesar 7.064 kali, CI
95%; p = 0.011), dan sedangkan pada obesitas akan meningkatkan resiko kejadian hipertensi pada kehamilan
sebesar 5.140 kali, CI 95%; p = 0.032. Jika dilihat dari nilai OR hasil uji regresi logistik berganda di atas
diketahui bahwa variabel paritas memiliki nilai Exp (B) tertinggi, yaitu sebesar 9,592,CI 95%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel paritas merupakan variabel yang paling kat pengeruhnya terhadap kejadian
hipertensi pada kehamilan di Puskesmas Poriaha Kabupaten Tapanuli Tengah.
PEMBAHASAN

Pengaruh Umur terhadap Kejadian Hipertensi pada Kehamilan


Umur merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Umur berkaitan dengan peningkatan atau
penurunan fungsi tubuh sehingga mempengaruhi status kesehatan seseorang. Umur yang paling aman dan
baik untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun. Sedangkan wanita usia remaja yang hamil untuk pertama
kali dan wanita yang hamil pada usia >35 tahun akan mempunyai resiko yang sangat tinggi untuk mengalami
hipertensi kehamilan (Indriani, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui, bahwa proporsi responden berdasarkan umur yang beresiko
pada kelompok kasus mayoritas dibandingkan pada kelompok kontrol. Hasil uji statistik dengan Chi-Square
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan dengan nilai
pearson chi-square sebesar 12,375 dan nilai p = 0.000 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara faktor umur dengan kejadian hipertensi pada kehamilan, hal tersebut dimungkinkan
sebagian besar umur ibu adalah uasia reproduksi (20-35 tahun). Ibu berumur antara 20-35 tahun merupakan
umur terendah penyumbang kematian ibu dan bayi, sementara ibu yang lebih muda atau lebih tua mempunyai
resiko yang besar, kehamilan ibu dengan usia < 20 tahun dan > 35 tahun mempunyai resiko sangat tinggi
terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan.
Berdasarkan uji regresi logistik berganda diketahui bahwa variabel umur berpengaruh secara signifikan
terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan dengan OR sebesar 7,064 dan CI 95% artinya ibu hamil umur
resiko tinggi mempunyai peluang 7.064 kali mengalami kejadian hipertensi pada kehamilan dibandingkan
dengan ibu hamil umur yang reproduksi. Nilai OR > 1, maka artinya umur ibu merupakan faktor resiko terjadinya
hipertensi pada kehamilan, hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Resmi (2013) dimana nilai
p = 0.015 yang berarti ada hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada kehamilan.

Pengaruh Obesitas terhadap Kejadian Hipertensi pada Kehamilan


Hipertensi pada kehamilan adalah penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan, dengan gejala
utama hipertensi yang akut pada wanita hamil dan wanita nifas. Meskipun belum ada teori yang pasti berkaitan
dengan penyebab terjadinya hipertensi kehamilan, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor
yang mempengaruhi terjadinya kejadian hipertensi pada kehamilan yaitu riwayat kehamilan, primigravida,
kehamilan ganda, dan obesitas (Kurnia, 2013). Kenaikan berat badan pada ibu hamil melebihi 10-15 kg berat
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
badan normal. Obesitas akan membawa resiko penyakit yang lain seperti preeklamsia, diabetes gestasional,
dan hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proporsi responden yang memiliki obesitas lebih banyak pada
kelompok kasus dibandingakn pada kelompok kontrol. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara obesitas terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan dengan nilai OR
sebesar 18,333. Berdasarkan uji regresi logistik berganda diketahui bahwa variabel obesitas berpengaruh
secara signifikan terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan dengan OR 5,140 dan CI 95% artinya obesitas
pada saat kehamilan resiko tinggi mempunyai peluang 5.140 kali mengalami hipertensi pada kehamilan
dibandingkan dengan ibu yang tidak obesitas pada saat kehamilan.

Pengaruh Paritas terhadap Kejadian Hipertensi pada Kehamilan


Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah anak yang dimiliki oleh seorang wanita. Faktor paritas
memiliki pengaruh terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali mengalami masa kehamilan
(Langelo, 2013). Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau darisudut kematian maternal.
Paritas 1 dan paritas tinggi >3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi, semakin tinggi paritas semakin
tinggi kematian maternal. Hal tersebut dikarenakan pada setiap kehamilan terjadi peregangan rahim, jika
kehamilan berlangsung terus menerus maka rahim akan semakin melemah sehingga dikhawatirkan akan terjadi
gangguan pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas (Sukaesih, 2012). Kehamilan dengan hipertensi lebih
umum terjadi pada primigravida, keadaan ini disebabkan secara imunologik pada kehamilan pertama
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna sehingga timbul respon imun yang
tidak menguntungkan terhadap histoincompability placenta (Djannah, 2010). Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa proporsi responden yang memiliki paritas tinggi lebih banyak pada kelompok kasus
dibandingkan pada kelompok kontrol. Hasil uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara paritas terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan dengan nilai OR sebesar 23,100.
Berdasarkan uji regresi logistik berganda diketahui bahwa variabel paritas berpengaruh secara signifikan
terhadap kejadian hipertensi pada kehamilan dengan nilai OR sebesar 9,592 dan CI 95% artinya paritas
primigravida dan grandemultigravida mempunyai peluang 9.592 kali mengalami kejadian hipertensi kehamilan
dibandingkan ibu hamil multigravida. Nilai OR > 1, maka artinya paritas merupakan faktor resiko terjadinya
hipertensi kehamilan. Paritas yang ideal adalah 2-3, ibu ynag mempunyai anak >5 memiliki kecenderungan
terjadi hipertensi kehamilan dua kali lipat lebih besar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa yang paling dominan dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas
Poriaha Kabupaten Tapanuli Tengah adalah faktor paritas. Bila ingin mencengah terjadinya hipertensi pada
kehamilan maka dapat dianjurkan kepada ibu-ibu hamil agar tidak hamil pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun,
disarankan tidak hamil lebih dari 3 kali, dan kenaikan berat badan saat hamil jangan lebih dari 10-15 kg.

Saran
Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat mensosialisasikan kepada ibu hamil tentang faktor yang dapat menyebabkan ibu
berisiko mengalami kejadian hipertensi pada kehamilan seperti umur, obesitas dan paritas. Tenaga kesehatan
khususnya bidan dapat meningkatkan kwalitas Ante Natal Care (ANC) pada ibu hamil, menggiatkan penyuluhan
tentang kesehatan reproduksi wanita, resiko tinggi kehamilan, dan gizi seimbang. Serta mampu melakukan
evaluasi dalam pelayanan kebidanan khusunya untuk kejadian hipertensi pada kehamilan
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872
Bagi Responden
Selalu menjaga kehamilannya dengan cara memeriksakan kehamilan secara rutin ke tempat
pelayanan kesehatan atau sesuai standar (≥4 kali) untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya hipertensi pada
kehamilan, sehingga jika terjadi preeklampsia saat kehamilan dapat ditangani secara cepat dan tepat oleh
tenaga kesehatan. Selain itu, ibu juga harus menjaga status gizi selama kehamilannya dengan cara
mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan olah raga untuk ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Maria. 2009. Prevalensi Hipertensi dalam kehamilan di Indonesia. Jakarta

Bobak, Irena M. 2005. BukuAjarKeperawatanMaternitasEdisi 4.Jakarta: EGC

Cunningham G. 2013 Hipertensidalamkehamilan: Obstetri Williams Edisi 23 Vol 1. Jakarta: EGC

DinasKesehatanPropinsi Sumatera Utara. 2009. ProfilKesehatan Sumatera Utara Tahun 2008. DinasPropinsi
Sumatera Utara, Medan

Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah. 2016. Laporan Tahunan Bidang Kesehatan Ibu dan Anak.
Poriaha: Tapanuli Tengah

Dinda, (2011). Ibu Hamil dengan


Obesitas.www.diendambem.wordprees.com/2011/ibu_hamil_dengan_obesitas.html

Ernawati, Y.H. (2005). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Ibu Hamil yang Hipertensi di
Kamar Bersalin Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun 2002-2003. Tesis.

Faras Handayani, Aman Hamil diUsia Rawan.


http://72.14.203.104/search?q=cache:DniQEgcuE10J:www.mailarchieve.com/milis-
nakita%4news.gramedia majalah.com/msg92562.html+preeklamsia&hl=en&cd=7&Ir=lang

Harefa dan Sudarta Yabesman. Hubungan karakteristik ibu hamil dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2003-
2004.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31947/3/Chapter%20II IVI. pdf

Junaidi I. 2010.Hipertensi, Pengenalan, Pencegahan, danPengobatan.Jakarta : BIP KelompokGramedia.

Katsiki N, Godosis D, KomaitisS,Hatzitolios A. 2010. Hypertention in pregnancy : classification, diagnosis and


treatment. Medical Journal.Greece : Aristotle University of Thessaloniki

Kemenkes RI. 2015. Profil data Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Manuaba C, Manuaba F, Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri [e-book].


Jakarta : EGC.

Langelo, Wahyuny. Dkk.2013. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Kehamilan di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makasar Tahun 2011-2012. Jurnal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 3 Oktober 2017
ISSN : 2579-5872

Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang Swtatus Gizi dan Imunisasi dasar pada Balita. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Muflihan FA, Sudiat M, Basuki R. 2012. AnalisisFaktor-FaktorTerjadinyaPreeklamsiaBerat di RSUD Tugurejo


[skripsi].Semarang :UniversitasMuhammadiyah Semarang.

NHBPEP. 2000. Report of The National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood
Pressure in Pregnancy. Bethesda :AmericanJournal of Obstetrics and Gynecology

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan Ed. 4. Jakarta: P.T. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

. 2013. Hipertensi dalam kehamilan: Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Prawiharjo, S, dkk. 2014. IlmuKebidanan 5th ed. Jakarta.YBPSP

Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2012

Riskesdas, 2013.RisetKesehatanDasar 2013

Rochjati P. 2003.Skrining Antenatal PadaIbuHamil.Pusat Safe Mother Hood- Lab/SMF Obgyn RSU Dr.
Sutomo.Surabaya :FakultasKedokteran UNAIR.

Sarwono, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakrta: Bina Pustaka

Siswono,2007. Obesitas Ajang Reuni Berbagai Penyakit. http: www.library.usu.ac.id

Soetjiningsih, 2009.ASI PetunjukUntukTenagaKesehatan, Jakarta : ECG

Sukaesih, Sri. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Tanda Bahaya
dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal Tahun 2012. Sikripsi. Program sarjana
kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sukma. (2012). Diit pada Ibu Hamil dengan Obesitas.


http://www.vegimelatisukma.wordpress.com/2012/06/diit-pada-ibu.html

Sumarni, Sri. 2014. Hubungan Gravida Ibu dengan Kejadian Hiperetensi Kehamilan. Jurnal Kesehatan Wiraraja
Medika.

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2012. Laporan Pendahuluan SDKI2012. http://www.bkbn.go.id

WHO, UNICEF, UNFPA, and The World Bank Estimates.Trends in Maternal


Mortality: 1990-2010.Geneva: WHO; 2012.

Você também pode gostar