Você está na página 1de 11

e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL


BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Azizah1; Puji Winarti2


PGSD, FKIP, UNDARIS Semarang
erzi_rza@yahoo.com1, pujiwinartirulian@gmail.com2

Abstract

This study aims to determine the effect of using guided discovery learning method for IPA learning
outcomes. Variables that examined are the learning method that consists of guided learning methods
discovery, conventional method, and student learning outcomes IPA. This research is quasi
experimental study. Experimental design to be used in the form pretest-posttest kontrol group design.
The population were all fourth grade students in elementary school Gedanganak 01 West Ungaran
and SD Negeri Langensari 01 West Ungaran. The experiments given class treatment guided discovery
learning method and the kontrol class were given conventional treatment methods. Data collection
techniques of this study is test to measure student learning outcomes IPA. Analysis of data using (1)
the descriptive statistical techniques to describe the characteristics of science learning outcomes; and
(2) of inferential statistics by t-test to test the hypothesis of the study with assisted SPSS 16.0 for
Windows. The results showed that there is significant influence learning method guided discovery to
learning outcomes IPA. This was shown by the differences in learning outcomes in science subjects
between learning by using guided discovery with conventional learning. These results are based on t -
test Gain Score with Sig. 0.012 <a (0.05).

Keywords: guided discovery learning methods, learning outcomes IPA

PENDAHULUAN pengalaman belajar yang merupakan proses


Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
ini, memberikan dampak yang sangat luas tujuan pembelajaran. Penggunaan metode
disegala aspek kehidupan, terutama dalam mengajar yang didasarkan pada pembentukan
bidang pendidikan termasuk didalamnya kemampuan siswa, seperti siswa memiliki
perkembangan metode pembelajaran dalam kreatifitas melalui guideddiscoverysangat
dunia pendidikan, khususnya di sekolah dasar penting dalam pembelajaran IPA di sekolah
yang terus diarahkan pada peningkatan dasar.
prestasi siswa. Dari beberapa hasil penelitian Guru adalah faktor terpenting diluar
tentang faktor yang berpengaruh terhadap rumah yang berpengaruh besar terhadap
prestasi belajar siswa, diperoleh informasi penguasaan dan pengetahuan teknologi siswa.
bahwa disamping kemampuan dasar siswa, Proses pembelajaran IPA yang efektif terjadi
faktor stimulasi peran guru, dengan apabila guru mampu menggali informasi dan
menggunakan metode mengajar yang sesuai pengetahuan dari masyarakat melalui fakta dan
memiliki keterkaitan yang kuat dengan

Pengaruh Penggunaan Metode Guided.....(Azizah & Puji Winarti) 1


p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

kejadian yang berhubungan dengan konsep keterampilan proses yang diperlukan untuk
kurikulum. satuan pelajaran tertentu.
Pembelajaran IPA adalah pembelajaran Tujuan pembelajaran IPAakan tercapai
yang menekankan pada pemberian jika terdapat keberhasilan penilaian aspek
pengalaman secara langsung baik kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek
menggunakan eksperimen maupun observasi kognitif adalah hal-hal yang berkaitan dengan
ataupun yang lainnya, sehingga data yang pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
didapatkan benar-benar valid dan bisa intelektual, aspek afektif erat kaitannya dengan
dipertanggungjawabkan (Samatoa, 2006). sikap dan emosi, dan aspek psikomotor
Pembelajaran IPA menuntut siswa harus dapat berkaitan dengan keterampilan.Ketiga aspek
menggunakan metode-metode ilmiah yaitu tersebut searah dengan hakikat sains yang
menggali pengetahuan melalui mengamati, harus ditinjau dari segi produk, proses, dan
mengklasifikasi, memprediksi, merancang, sikap ilmiah.Penguasaan aspek-aspek tersebut
melaksanakan eksperimen pada siswa dapat dilihat dari hasil belajar.
mengkomunikasikan pengetahuannya kepada Hasil belajar merupakan suatu yang
orang lain dengan menggunakan keterampilan diperoleh, dikuasai, atau dimiliki siswa setelah
berfikir, dan menggunakan sikap ilmiah seperti proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata
ingin tahu, hati-hati, objektif, dan jujur. lain, seorang siswa dapat dikatakan telah
Gagne (dalam Haifaturrahmah, 2010) mencapai hasil belajar jika pada dirinya telah
menyebutkan bahwa dengan mengembangkan terjadi perubahan tertentu melalui proses
keterampilan Sains anak dibuat kreatif, dan pembelajaran yang dilakukan. Proses
mampu mempelajari Sains di tingkat yang pembelajaran yang efektif akan menjadikan
lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat. hasil belajar lebih berarti dan bermakna.
Dengan menggunakan keterampilan- Pelaksanaan pembelajaran IPA di SD
keterampilan memproses perolehan, siswa khususnya di SDN Gedanganak 01 Ungaran
mampu menemukan dan mengembangkan Barat masih dinilai sebagai proses belajar
sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan mengajar (PBM) yang hanya berlangsung satu
dan mengembangkan sikap dan nilai. Seluruh arah. Sebagai akibatnya proses pembelajaran
irama, gerak, atau tindakan dalam proses menjadi kurang efektif, peserta didik menjadi
belajar mengajar seperti ini akan menciptakan pasif, materi dianggap tidak menarik, dan lebih
kondisi belajar yang melibatkan siswa secara dari itu guru yang seharusnya menjadi
aktif. Agar keterampilan proses yang fasilitator bagi peserta didiknya bertindak
dikembangkan dapat berjalan, siswa perlu sebagai sumber informasi dan menjadi pusat
dilatih keterampilan proses tersebut sebelum pembelajaran serta tidak dapat meningkatkan
pendekatan keterampilan proses itu dapat proses dan hasil belajar yang diinginkan.
dilaksanakan. Pendekatan keterampilan proses Selain itu juga, sampai sejauh ini pencapaian
dapat berjalan bila siswa telah memiliki hasil belajar sains di sekolah ini secara umum

2 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 1, Juli 2016: 1 - 11


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

dapat dinyatakan masih belum sesuai dengan dilandasi sikap ilmiah. Selain itu pembelajaran
harapan.Hal itu, dapat dilihat dari masih sains mengembangkan rasa ingin tahu melalui
sulitnya siswa untuk mencapai nilai tertinggi penemuan berdasarkan pengalaman langsung
dalam mata pelajaran sains (IPA). yang dilakukan lewat kerja ilmiah.Melalui
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk
maka perlu untuk menerapkan suatu metode memanfaatkan fakta, membangun konsep,
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan prinsip, teori sebagai dasar untuk berfikir
menggunakan metode guided discovery. Hal kreatif, kritis, analisis dan divergen.
penting sebagai upaya untuk peningkatan Menurut Elly & Indrawati (2008:5) dalam
kualitas pembelajaran IPA dilihat pada pembelajaran IPA atau sains, peserta didik
peningkatan hasil belajar siswa dalam mata diharapkan untuk menguasai/memiliki
pelajaran IPA di Sekolah Dasar. kemampuan minimal dalam empat hal, yaitu,
Menurut Usman Sumatowa (2006:2) IPA 1) menguasai konsep-konsep sains, 2) terampil
merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa- menggunakan ketrampilan berfikir dan
peristiwa yang terjadi di alam. IPA membahas motorik, 3) memiliki sikap positif
tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sebagaimana yang dimiliki oleh saintis, 4)
sistematis yang didasarkan pada hasil mampu menerapkan konsep sains dan
percobaan dan pengamatan yang dilakukan keterampilan berfikir dalam memecahkan
oleh manusia. Lebih lanjut, Usman Sumatowa masalah sehari-hari.
(2006:65), mengatakan bahwa IPA merupakan Dengan demikian maka karakteristik
hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, pembelajaran IPA/sains berkaitan erat dengan
gagasan, konsep yang terorganisasi tentang kehidupan siswa setiap hari sehingga dituntut
alam sekitarnya yang diperoleh dari pengujian untuk memiliki sikap positif serta mampu
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah menggunakan konsep sains untuk
seperti penyelidikan, penyusunan dan memecahkan persoalan setiap hari.
pengujian gagasan. Oleh karena itu, dalam Hamdani (2010: 184) berpendapat
pembelajaran IPA guru harus memikirkan bahwa discovery (penemuan) adalah proses
upaya untuk menghindari hal yang tidak mental ketika siswa mengasimilasikan suatu
diinginkan, supaya pelaksanaan kegiatan konsep atau suatu prinsip. Adapun proses
pembelajaran dapat berjalan lancar. Muijs & mental, misalnya mengamati, menjelaskan,
Reynolds (2005:115) menyarankan there are, mengelompokkan, membuat kesimpulan. Guru
however, a number of things teachers can do melibatkan siswa dalam proses mental melalui
to help overcome this problem. tukar pendapat yang berwujud diskusi,
Pembelajaran sains memerlukan kegiatan seminar, dan sebagainya.
penyelidikan baik melalui observasi maupun Suprijono (2009: 69) mengemukakan
eksperimen, sebagai bagian dari kerja ilmiah proses belajar discovery meliputi proses
yang melibatkan keterampilan proses yang informasi, transformasi, dan evaluasi. Proses

Pengaruh Penggunaan Metode Guided.....(Azizah & Puji Winarti) 3


p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

informasi, pada tahap ini peserta didik pengetahuan vocabulary dan pemahan konsep,
memperoleh informasi mengenai materi yang berpikir kritis dan bersikap positif. Dapat
sedang dipelajari. Tahap transformasi, pada disebutkan bahwa metode inkuiri tidak saja
tahap ini peserta didik melakukan identifikasi, meningkatkan pemahaman siswa terhadap
analisis, mengubah, mentransformasikan konsep-konsep, melainkan juga membentuk
informasi yang telah diperolehnya menjadi sikap keilmihan dalam diri siswa.
bentuk yang abstrak atau konseptual supaya Menurut Hamdani (2010: 185) langkah-
kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi langkah guided discovery, yaitu:
hal-hal yang lebih luas.Tahap evaluasi, pada 1) Adanya problema yang akan dipecahkan,
tahap ini peserta didik menilai sendiri dinyatakan dalam pertanyaan atau
informasi yang telah ditransformasikan itu pernyataan.
dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala 2) Jelas tingkat atau kelasnya.
atau memecahkan masalah yang dihadapai. 3) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan
Guideddiscovery(penemuan terpimpin) siswa melalui kegiatan tersebut perlu
adalah pelaksanaan discovery dengan arahan ditulis dengan jelas.
dari guru.Menurut Hanafiah dan Suhana 4) Alat atau bahan perlu disediakan sesuai
(2009:77) pelaksanaan ini dimulai dari dengan kebutuhan siswa dalam
pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai melaksanakan kegiatan.
pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk 5) Diskusi sebagai pengarahan sebelum
mengarahkan peserta didik ke titik kesimpulan siswa melaksanakan kegiatan.
yang diharapkan.Selanjutnya siswa melakukan 6) Kegiatan metode penemuan oleh siswa
percobaan untuk membuktikan pendapat yang berupa penyelidikan atau percobaan atau
dikemukakannya. menemukan konsep atau prinsip yang
Menurut Howe (1993), guided discovery telah ditetapkan.
adalah suatu metode pengajaran yang 7) Proses berfikir kritis perlu dijelaskan
memberikan lebih banyak otonomi siswa atau untuk menunjukkan adanya mental
kebebasan siswa dibandingkan dengan operasional siswa, yang diharapkan dalam
pengajaran langsung. Dengan quided kegiatan.
discovery siswa akan mendapatkan 8) Perlu dikembangkan pertanyaan-
pemahaman yang lebih baik mengenai suatu pertanyaan yang bersifat terbuka, yang
masalah dan akan lebih tertarik terhadap suatu mengarah pada kegiatan yang dilakukan
materi pelajaran jika mereka dilibatkan secara siswa.
aktif. Metode yang mensyaratkan keterlibatan 9) Adanya catatan guru meliputi penjelasan
aktif siswa terbukti dapat meningkatkan hasil tentang hal-hal yang sulit dan faktor-
belajar dan sikap anak.Metode inkuiri faktor yang dapat mempengaruhi hasil,
membantu perkembangan antara lainscientific terutama penyelidikan yang mengalami
literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah,

4 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 1, Juli 2016: 1 - 11


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

kegagalan atau tidak berjalan sebagaimana mengecewakan. Ada kririk, bahwa proses
seharusnya. dalam metode discovery terlalu
mementingkan proses pengertian saja,
Kelebihan metode guided kurang memperhatikan perkembangan
discovery menurut Hanafiah dan Suhana sikap dan keterampilan bagi siswa.
(2009: 79) adalah:
1) Membantu peserta didik untuk METODE PENELITIAN
mengembangkan kesiapan serta Penelitian ini menggunakan pendekatan
penguasaan ketrampilan dalam proses eksperimen kuasi (quasi-experimental).
kognitif. Pendekatan tersebut untuk mengungkap
2) Peserta didik memperoleh pengetahuan hubungan kausal antara variabel bebas dan
secara individual sehingga dapat variabel terikat, dengan memberikan semacam
dimengerti dan mengendap dalam perlakuan proses pembelajaran dengan
pikirannya. menggunakan metode pembelajaran guided
3) Dapat membangkitkan motivasi dan discovery terhadap kelas eksperimen di SDN
gairah belajar pesertadidik untuk belajar Gedanganak 01 Ungaran Barat, kemudian
lebih giat. mengamati implikasinya.
4) Memberikan peluang untuk berkembang Desain eksperimen yang digunakan adalah
dan maju sesuai dengan kemampuan dan berbentuk pretest-posttest kontrol group
minat masing-masing. design. Pretest-posttest kontrol group
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan designadalah desain penelitian eksperimen
pada diri sendiri dengan proses dengan menggunakan dua kelompok, yaitu
menemukan sendiri. kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
yang didahului dengan pre test dan diakhiri
Kelemahan metode guided dengan post test (Sugiyono, 2008: 56).
discovery menurut Hanafiah dan Sujana (2009: Sebelum melakukan pretes terlebih dahulu
79) antara lain: melakukan ujicoba instrumen untuk
1) Siswa harus memiliki kesiapan dan mengetahui kevalidan dan reabilitas
kematangan mental, siswa harus berani tes.Ujicoba dilakukan di SDN Gedanganak 03
dan berkeinginan untuk mengetahui Ungaran Barat.Dari 30 butir soal yang
keadaan sekitarnya dengan baik. diujicobakan, didapatkan 20 butir soal yang
2) Keadaan kelas kenyataannya gemuk valid dan reabel. Validitas butir soal atau
jumlah siswanya, maka metode ini tidak validitas item digunakan untuk mengetahui
akan mencapai hasil yang memuaskan. tingkat kevalidan masing-masing butir soal
3) Guru dan siswa yang sudah sangat sehingga dapat ditentukan butir soal yang
terbiasa dengan PBM gaya lama maka gagal dan diterima. Dalam penelitian ini,
metode discovery ini akan analisis validitas tes dilakukan dengan bantuan

Pengaruh Penggunaan Metode Guided.....(Azizah & Puji Winarti) 5


p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

SPSS 16.0 for Windows.Uji validitas dihitung Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikasi
tiap item pertanyaan.Tingkat validitas setiap sebesar 5% dan homogenitas data dengan
item dapat dilakukan dengan membandingkan menggunakan uji Levene’sTest. Pedoman
r hasil dengan r tabel. pengambilan keputusan uji hipotesis:
Pedoman pengambilan keputusan adalah: 1. Pada kolom Group Statistics H0
1. Jika pada nilai person correlation r > rtabel ditolak/H1 diterima jika mean dari
dan nilai p < 0,05 (lihat pada table sig (2- kelaseksperimen lebih besar dari kelas
tailled) maka soal tersebut adalah valid. kontrol.
2. Jika pada nilai person correlation r > rtabel 2. Pada kolom Independent Sample Test H0
dan nilai p > 0,05 (lihat pada table sig (2- ditolak/ H1diterima jika thitung >ttabel dan
tailled) maka soal tersebut adalah tidak Sig (2-tailed) < 0,05 = 5%
valid. Adapun hipotesis yang diuji dalam penelitian
Sedangkan reabilitas instrumen adalah suatu ini adalah:
cara untuk mengetahui tingkat reliabel suatu H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan
instrumen. Menurut Stamboel (dalam metode guided discovery terhadap hasil
Purwanto, 2005:71) tes yang reliabel adalah belajar IPA siswa kelas IV Gedanganak
tes yang telitu dan dapat dipercaya sesuai 01 Ungaran Barat.
dengan kriteria yang ditentukan.Tingkat H1 : Ada pengaruh penggunaan metode
reabilitas setiap item dapat dilakukan dengan guided discovery terhadap hasil belajar
membandingkan r Alpa dengan r tabel. Jika r IPA siswa kelas IV Gedanganak 01
Alpa positif dan r Alpa > r tabel, maka butir Ungaran Barat.
soal tersebut reliabel dan sebaliknya. R Alpa
untuk setiap butir soal dapat dilihat pada HASIL DAN PEMBAHASAN
kolom cronbach’s Alpha if item deleted. Data hasil belajar yang diperoleh dalam
Setelah melaksanakan pretes, perlakuan penelitian ini meliputi: (1) data hasil belajar
pembelajaran dengan menggunakan awal siswa yang diperoleh dari prates pada
metodeguided discovery dan konvensional, kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberi
dan postes di kelas eksperimen dan kontrol, perlakuan dan sebelum materi diberikan, (2)
maka selanjutnya melakukan ujicoba hipotesis. data hasil belajar akhir siswa yang diperoleh
Uji hipotesis dilakukan dengan skor postest dari skor postes pada kelas eksperimen dan
dikurangi skor pretest yang menghasilkan gain kontrol setelah diberikan perlakuan dan materi
score sebagai skor tes hasil belajar IPA, disampaikan, (3) data hasil belajar IPA siswa
kemudian dianalisis dengan menggunakan uji (gain score) yang diperoleh dari selisih skor
statistik Independent Sample Test dengan postes dan pretes. Data-data tersebut disajikan
bantuan SPSS 16.0 for Windows setelah sebagai berikut:
sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji
normalitas dengan menggunakan uji

6 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 1, Juli 2016: 1 - 11


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

Hasil Belajar Awal Tabel 2. Fekuensi Hasil Belajar Akhir


Sebelum diberikan perlakuan yaitu Nilai Kualifikasi Kelas Kelas
pembelajaran dengan menggunakan metode Kontrol Eksperimen
guided discovery dan konvensional, diperoleh 91 – 100 Amat Baik - 1
data hasil belajar siswaawal (pretest). Berikut
75 – 90 Baik 10 25
perbandingan data hasil belajar awal kelas
60 – 74 Cukup 13 10
kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam
table 1. 40 – 59 Kurang 11 -
Tabel 1. Frekuensi Hasil Belajar Awal < 40 Kurang - -
Nilai Kualifikasi Kelas Kelas Sekali
Kontrol Eksperimen Jumlah 34 36
91 – 100 Amat Baik - - Mean 63,09 77,38
75 – 90 Baik 3 4
60 – 74 Cukup 13 12
Berdasarkan data hasil belajar akhir kelas
eksperimen dan kontrol di atas, perbandingan
40 – 59 Kurang 16 17
rata-rata hasil belajar awal kelas kontrol dan
< 40 Kurang Sekali 2 3 eksperimen yaitu 63,09dan 77,38. Hal ini
Jumlah 34 36 berarti hasil belajar siswa setelah diberi
Mean 55,88 54,31 perlakuan ada peningkatan.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar akhir pada
Berdasarkan data hasil belajar awal kelas kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
eksperimen dan kontrol di atas, perbandingan kontrol.
rata-rata hasil belajar awal kelas kontrol dan
eksperimen yaitu 55,88dan 54,31. Sehingga Analisis Data
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar awal Berdasarkan data yang diperoleh dari tes
siswa kelas kontrol dan eksperimen hampir hasil belajar awal dan hasil belajar akhir, maka
setara. dapat diperoleh data gain score. Gain score ini
diperoleh dariselisih pada antara pretes dan
Hasil Belajar Akhir postes. Gain score inilah yang digunakan
Setelah diberikan perlakuan yaitu untuk uji prasyarat dan uji hipotesis.
pembelajaran dengan menggunakan metode Sebelum dilakukan uji t-test, terlebih
guided discovery dan konvensional, diperoleh dahulu dilakukan uji prasyarat untuk pengujian
data hasil belajar siswa akhir (postest). Berikut hipotesis.Uji prasyarat tersebut meliputi uji
perbandingan data hasil belajar akhir kelas normalitas dan homogenitas.
kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam
tabel 2.

Pengaruh Penggunaan Metode Guided.....(Azizah & Puji Winarti) 7


p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

Uji Normalitas 2. Jika nilai sig. atau probabilitas > 0,05 H0


Uji normalitas menggunakan uji diterima berarti kedua varian adalah
Kolmogorov-Smirnov pada taraf signifikansi homogen.
95% atau α = 0,05 dengan ketentuan sebagai Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat
berikut: pada tabel 4.
a. Nilai sig. atau probabilitas < 0,05 H0
ditolak, maka sampel berdistribusi tidak Tabel 4. Data Hasil Uji Homogenitas
normal. Sign FLevene Kondisi Kesimpulan
b. Nilai sig. atau probabilitas > 0,05 H0 0,424 1,043 Normal Homogen
diterima, maka sampel
berdistribusinormal. Berdasarkan hasil uji Levene diperoleh
signifikansi 0,424, sehingga dapat disimpulkan
Ringkasan hasil uji Kolmogorov-Smirnov data penelitian berasal dari populasi yang
disajikan dalam tabel 3. homogen karenahasil signifikannsi > 0,05.

Tabel 3. Data Hasil Uji Normalitas


Uji Hipotesis
Kelas Sign Kesimpulan Setelah dilakukan uji prasyarat analisis
Eksperimen 0,171 Normal yaitu uji normalitas dan homogenitas,
Kontrol 0,335 Normal berdasarkan hasil gain score di atas kemudian
dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas pada menggunakan uji-t.Uji-t digunakan untuk
taraf signifikansi 95% atau α = 0,05, diperoleh mengetahui apakah hipotesis yang telah
nilai signifikansi 0,171 untuk kelas diajukan diterima atau ditolak. Hipotesisyang
eksperimen, sehingga dapat disimpulkan diajukan dalam penelitian ini adalah:
bahwa data gain score pada kelas eksperimen H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan
berdistribusi normal. Sedangakan pada kelas metode guided discovery terhadap hasil
kontrol menunjukkan signifikansi 0,335 dan belajar IPA siswa kelas IV Gedanganak
dapat disimpulkan bahwa data gain score pada 01 Ungaran Barat.
kelas kontrol juga berdistribusi normal. H1 : Ada pengaruh penggunaan metode
guided discovery terhadap hasil belajar
Uji Homogenitas IPA siswa kelas IV Gedanganak 01
Uji homogenitas menggunakan uji Levene Ungaran Barat.
pada taraf signifikansi 95% atau α = 0,05
dengan ketentuan sebagai berikut. Pedoman dalam pengambilan keputusan untuk
1. Jika nilai sig. atau probabilitas < 0,05 H0 Independent Sampel T-test adalah:
ditolak berarti kedua varian berbedasecara  Jika nilai sig. atau signifikansi < 0,05 dan
signifikan. rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

8 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 1, Juli 2016: 1 - 11


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

lebih tinggi daripada kelas kontrol maka siswa dengan siswa. Kegiatan pembelajaran
H0 ditolak. yang baik tidak hanya berpusat pada guru,
 Jika nilai sig. atau signifikansi > 0,05 dan akan tetapi berpusat pada siswa sesuai. Dalam
rata-rata hasil belajar kelas eksperimen pembelajaran ini siswa dapat berperan aktif
lebih rendah daripada kelas kontrol maka dan dapat membangun sendiri pengetahuannya
H0diterima. Hasil analisis data yang berdasarkan kegiatan praktikum yang
menggunakan uji t independen dilakukan oleh siswa secara berkelompok.
(IndependentSampel T-test) dengan Metode pembelajaran guided discovery ini
bantuan SPSS 16.00 for Windows, dapat merupakan salah satu metode pembelajaran
dilihat pada table 5. yang bersifat inkuiri. Metode pembelajaran ini
menekankan peran aktif siswa dalam proses
Tabel 5. Data Uji t Gain Score Hasil Belajar Kognitif pembelajaran. Siswa lah yang dituntut untuk
Siswa lebih aktif dalam menemukan sendiri konsep
Kelompok Jumlah Siswa Sign yang dipelajari, sebab dalam metode ini siswa
Eksperimen 36 diberi kesempatan untuk menemukan sendiri
dan menerapkan sendiri konsepnya. Guru lebih
0,012
banyak berperan sebagai fasilitator selama
Kontrol 34
proses pembelajaran berlangsung.
Howe (1993) mengemukakan guided
Berdasarkan data hasil uji t pada tabel di discoveryadalah suatu metode pengajaran yang
atas dapat dilihat bahwa taraf signifikansi memberikan memerlukan lebih banyak
0,012. Hal ini berarti H0yang berbunyi “tidak otonomi murid atau kebebasan murid
ada pengaruh yang signifikan penerapan dibandingkan dengan pengajaran langsung.
metode Guided discovery terhadap hasil Metode guided discovery atau penemuan
belajar IPA kelas IV di SDN Gedanganak 01 terbimbing merupakan metode pembelajaran
Ungaran Barat” ditolak, sehingga ada yang menciptakan situasi belajar yang
pengaruh penerapan metode Guided discovery melibatkan siswa belajar secara aktif dan
terhadap hasil belajar IPA kelas IV di SDN mandiri dalam menemukan suatu konsep atau
Gedanganak 01 Ungaran Barat. teori, pemahaman, dan pemecahan masalah.
Proses penemuan tersebut membutuhkan guru
PEMBAHASAN sebagai fasilitator dan pembimbing.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan Banyaknya bantuan yang diberikan guru tidak
pengujian hipotesis di atas dapat dikatakan mempengaruhi siswa untuk melakukan
bahwa hasil belajar IPA siswa dipengaruhi penemuan sendiri.Penemuan terbimbing
oleh metode pembelajaran yang digunakan (guided discovery) lebih dari pengalaman-
oleh guru dalam proses pembelajaran IPA di pengalaman langsung, tetapi yang paling
sekolah. Pembelajaran yang baik adalah penting adalah pengalaman berpikir. Melalui
adanya interaksi antara guru dengan siswadan

Pengaruh Penggunaan Metode Guided.....(Azizah & Puji Winarti) 9


p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

diskusi terbimbing dan metode-metode lain, bersemangat dalam belajar sehingga berperan
anak dibawa kepada aktivitas dengan aktif didalamnya (Herliani, 2009).
membandingkan (comparing), mencari pola-
pola, penarikan kesimpulan, dan membuat SIMPULAN DAN SARAN
penjelasan-penjelasan tentang percobaan. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil
Carin (1993) menyatakan bahwa analisis data yang telah dilakukan, diperoleh
“Discovery” adalah suatu proses mental kesimpulan bahwa ada pengaruh yang
dimana anak atau individu mengasimilasi signifikan metode pembelajaran guided
konsep dan prinsip, atau dapat dinyatakan discoveryterhadap hasil belajar IPA siswa
“Discovery” terjadi apabila siswa terutama kelas IV SDN Gedanganak 01 Ungaran Barat
terlibat dalam menggunakan proses mental Kabupaten Semarang. Sehingga pembelajaran
untuk menemukan beberapa konsep atau menggunakan metode pembelajaran guided
prinsip. Proses mental tersebut ialah discoverylebih efektif terhadap hasil belajar
mengamati, menggolong–golongkan, membuat dibandingan dengan pembelajaran yang biasa
dugaan, menjelaskan, mengukur, menarik digunakan.
kesimpulan, dan sebagainya. Setelah dilakukan penelitian ini, saran
Kegiatan pembelajaran IPA di SDN yang dapat diajukan yaitu sebagaiberikut.(1)
Gedanganak 01 Ungaran Barat selama ini disarankan untuk guru agar menggunakan
masih cenderung menggunakan metode metode pembelajaranGuided discoverydalam
ceramah, diskusi kelompok dan presentasi. kegiatan pembelajaran karena dapat
Akan tetapi, dalam kegiatan diskusi kelompok meningkatkan hasil belajar siswa;(2) sekolah
siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal juga harus memfasilitasi dengan mengadakan
latihan yang ada di buku paket atau pelatihan terhadap guru karena salah satu
LKS.Sehingga, konsep pembelajaran IPA yang hambatan yang dialami oleh para tenaga
seharusnya bermakna menjadi pembelajaran pendidik adalah minimnya keterampilan dalam
yang syarat dengan hafalan. Dalam proses menggunakan metode pembelajaran yang
pembelajaran, siswa hanya menyimak materi inovatif, sehingga perlu adanya dukungan dari
yang diberikan oleh guru, kemudian sekolah terkait dalam peningkatan kualitas
mengerjakan latihan soal secara individu pembelajaran yang berpebgaruh terhadap hasil
maupun berkelompok. Pemahaman yang belajar siswanya;(3) untuk peneliti lanjut dapat
mereka dapatkan bersifat sementara karena melakukan penelitian tentang pengaruh
tidak melakukan pembelajaran secara metode pembelajaran guideddiscoveryterhadap
langsung. Hal ini berdampak pada perolehan hasil belajar siswa. Akan tetapi, peneliti lanjut
hasil belajarsiswa. dapat menambah variabel yang lainnya, seperti
Oleh karena itu, seorang guru harus dapat keterampilan proses, sikap sains,motivasi, dan
menciptakan suasana belajar mengajar yang lain-lain dengan materi dan tempat penelitian
mampu memotivasi siswa agar siswa yang berbeda pula.

10 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 1, Juli 2016: 1 - 11


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

DAFTAR PUSTAKA

Carin, A. A. 1993.Teaching Modern Science Sixth Edition. New York: Macmillan Publishing
Company

Haifaturrahmah, Iin. 2010. Pengaruh penggunaan metode STAD terhadap Hasil Belajar IPA
siswa Kelas IV SDN Babarsari Yogyakarta., Yogyakarta: Tesis UNY, Tidak diterbitkan

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hanafiah, N dan Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Aditama

Herliani, Elly dan Indrawati. 2009. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SD. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan TenagaKependidikan IPA

Howe, Ann C & Jones, Linda. 1993. Engaging Children in Science. New York: Macmillan
Publishing Company.

Muijs, Daniel & David Reynold, 2008. Efective Teaching Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samatoa, Usman. 2006. Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pengaruh Penggunaan Metode Guided.....(Azizah & Puji Winarti) 11

Você também pode gostar