Você está na página 1de 9

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No.

2, Juni 2011

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI MAKANAN


DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI LINGKUP KERJA
PUSKESMAS KLIRONG I

Wiwin Puji Astuti1, Herniyatun2, Hendri Tamara Yudha3


1,2,3JurusanKeperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

ABSTRACT
Diarrhe is a serious public health problem because the mortality
rate due to diarrhea is still high, especially in Balita (Children under five
age). Knowledge of food sanitation is used as a basis and efforts aimed at
hygiene and food safety in order not to cause toxicity and human disease,
especially about the diarrhea. This study is to find out correlation
between mothers knowledge about food sanitation with diarrhea case
occurance of Balita in Klirong I Community Health Center work area.
The type of the research is case control with retrospective
approach. Population in this study were mothers who have children who
ever had treatment Klirong I Community Health Center. The samples
were taken by purposive sampling technique. There were 68 respondents
used as the samples that devided as cases population (34 respondents of
Balitas who suffered diarrhea) and control population (34 respondents of
Balitas who never suffered from diarrhea). The data were analysed by
using chi square test. Chi Square x2 count result showed that 7.074 >
5.991 from the x table.
It means that there is a correlation betwen mother’s knowledge
about food sanitation with diarrhea case occurance in Balita.Sanitation
knowledge can influence the diarrhea occurance.

Keywords. Diarrhea, toddler/Balita, food sanitation

PENDAHULUAN lendir. Diare dapat


Pembangunan kesehatan menyababkan cairan tubuh
di arahkan untuk mencapai terkuras keluar melalui tinja.
Indonesia sehat 2010 dengan Bila penderita diare banyak
harapan dimana semua lapisan sekali kehilangan cairan tubuh
masyarakat Indonesia dapat maka hal ini dapat
berperilaku hidup bersih dan menyebabkan kematian
sehat. Diare didefinisikan (Ummuaulia, 2008). Penyakit
sebagai peningkatan frekuensi, diare pada bayi dan anak dapat
keenceran dan volume tinja. menimbulkan dampak yang
Diare adalah buang air besar negatif, yaitu dapat menghambat
yang tidak normal atau bentuk proses tumbuh kembang anak
tinja yang encer dengan yang pada akhirnya dapat
frekuensi lebih banyak dari menurunkan kualitas hidup
biasanya (Behrman, 2000). anak.
Diare merupakan keadaan Menurut Widjaja (2002),
dimana tinjanya encer, dan penyakit diare merupakan
dapat bercampur darah dan masalah kesehatan masyarakat.

101
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

Penderita diare di wilayah hipoglikemi, intoleransi


Indonesia pada tahun 2000 yang sekunder akibat kerusakan villi
tertinggi adalah di daerah mukosa usus dan defisiensi
Kalimantan Selatan yakni enzim laktosa (Ngastiyah, 2003).
sejumlah 1.744 orang, Bali 677 Aturan mengenai pelaksanaan
orang, Sulawesi Utara 310 sanitasi makanan tercantum
orang, Sulawesi Selatan 160 dalam Depkes RI, 2005 yang
orang, Sulawesi Tenggara 115 meliputi pemeriksaan
orang dan Jawa Tengah 88 pengelolaan makanan terhadap
orang. fasilitas pencucian, cara
Meskipun jumlah mendesinfeksi makanan, mutu
penderita di Jawa Tengah makanan, penyimpanan
menduduki urutan ke 8 namun makanan, penyimpanan bahan
angka kematian menduduki mentah dan perlindungan bahan
peringkat ke 3. Badan statistik makanan terhadap debu.
menunjukkan bahwa setiap Berdasarkan hasil survey
tahun diare menyerang 50 juta Program Pemberantasan (P2)
penduduk Indonesia dan 2/3 diare di Indonesia
nya adalah Balita dengan korban menyebutkan bahwa angka
meninggal sekitar 600.000 jiwa kesakitan diare di Indonesia
(Widjaja, 2002). pada tahun 2000 sebesar 301
Banyak faktor yang dapat per 1000 penduduk dengan
menyebakan diare, diantaranya episode diare balita adalah 1,0-
adalah : infeksi dari berbagai 1,5 kali per tahun. Tahun 2003
bakteri, infeksi berbagai macam angka kesakitan penyakit ini
virus, alergi makanan dan meningkat menjadi 374 per 1000
parasit yang masuk ke dalam penduduk. Hasil survey
tubuh melalui makanan dan Departemen Kesehatan (2003),
minuman yang kotor (Depkes RI, penyakit diare menjadi penyebab
2005). Sebelum diare terjadi kita kematian pada balita. Kejadian
dapat mencegah melalui perilaku diare pada balita secara
hidup bersih dan sehat dengan proporsional lebih banyak di
cara : mencuci tangan pakai bandingkan kejadian diare pada
sabun dengan benar, meminum seluruh golongan umur yakni
air minum sehat, pengelolaan sebesar 55 %.
sampah yang baik, membuang Dari hasil study
air besar dan kecil pada pendahuluan tahun 2009 di
tempatnya (Sudaryat, 2005). lingkup kerja Puskesmas Klirong
Gejala diare biasanya timbul 1, angka kejadian diare
yang di awali dengan gelisah, meningkat. Berdasar data yang
suhu tubuh biasanya diperoleh 3 tahun terakhir yaitu
meningkat, nafsu makan tahun 2007 jumlah balita yang
berkurang/tidak ada, dan menderita diare adalah 86
kemudian timbul diare, tinjanya penderita, tahun 2008 balita
cair dan di sertai lendir/lendir yang menderita diare adalah 110
dan darah. Pada orang yang penderita dan pada bulan
terkena diare dapat Januari - September tahun 2009
menyebabkan terjadinya yang menderita diare adalah 112
dehidrasi (ringan, berat, sedang), penderita. Dalam hal ini, upaya

102
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

yang dilakukan dalam Tetapi jika jumlah subjeknya


menanggulangi diare adalah lebih dari 100, dapat diambil
dengan penyuluhan kesehatan, antara 10-15% atau 20-25%
salah satunya dalam sanitasi atau lebih (Arikunto, 2006). Pada
makanan yang meliputi penelitian ini, peneliti mengambil
kebersihan dan tempat 30%.Sampel kasus dan kontrol
pengelolaan makanan. diambil berdasarkan kriteria
Berdasarkan hal tersebut inklusi dan eksklusi.Kelompok
diatas maka peneliti tertarik kasus diambil dari pasien yang
untuk melakukan penelitian positif diare pada bulan Januari
tentang hubungan sanitasi sampai September 2009 di
makanan dengan kejadian diare lingkup kerja Puskesmas Klirong
pada balita di lingkup kerja 1. Pada penelitian ini peneliti
Puskesmas Klirong 1. mengambil 30% dari jumlah
populasi yang ada sehingga
METODE PENELITIAN sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 34 kasus.
Jenis penelitian yang di Tehnik pengambilan dilakukan
gunakan adalah case control, dengan purposive sampling.
yaitu suatu penelitian survey Variabel bebas
analitik yang mencakup (independen variabel) yaitu
bagaimana faktor resiko di variabel yang menjadi sebab
pelajari (Notoatmojo, 2005). timbulnya atau berubahnya
Ditinjau dari pendekatannya variabel terikat. Variabel bebas
menggunakan pendekatan yaitu variabel yang
retrospektif. Menurut Arikunto mempengaruhi stimulus input
(2006), Populasi adalah (Sugiono, 2003). Dalam
keseluruhan obyek yang diteliti. penelitian ini variabel bebasnya
Populasi dalam penelitian kasus adalah pengetahuan ibu tentang
kontrol dibagi menjadi dua yaitu sanitasi makanan Variabel
populasi kasus dan populasi terikat (Dependen variabel) yaitu
kontrol. Populasi dalam variabel yang dipengaruhi atau
penelitian ini adalah semua yang menjadi akibat karena
penderita diare yang di nyatakan adanya variabel bebas output
positif sebagai kasus oleh kriteria (Sugiono, 2003). Dalam
petugas kesehatan di lingkup penelitian inivariabel terikatnya
kerja Puskesmas Klirong 1 pada adalah kejadian diare.
bulan Januari - September 2009 Alat yang di gunakan
sebanyak 112 kasus. Populasi dalam pengumpulan data adalah
control dalam penelitian ini kuesioner. Adapun keuntungan
adalah balita di lingkup kerja dari kuesioner adalah dapat
Puskesmas Klirong 1 yang tidak menjangkau jumlah responden
menderita diare. yang banyak dalam waktu yang
Sampel adalah sebagian singkat. Sedangkan
atau wakil dari populasi yang di kelemahannya adalah bahasa
teliti. Apabila subjeknya kurang yang tidak dimengerti dan
dari 100, lebih baik diambil adanya pertanyaan yang
semua sehingga penelitiannya membingungkan, sehingga
merupakan penelitian populasi. jawaban yang di berikan tidak

103
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

sesuai dengan yang di inginkan. sanitasi makanan dengan


Dalam penelitian ini di gunakan kejadian diare pada balita di
2 buah kuesioner untuk lingkup kerja Puskesmas Klirong
mengetahui pengetahuan ibu 1. Analisa bivariat dilakukan
tentang sanitasi makanan dan dangan membuat tabel silang
koesioner untuk mengetahui (contingency) antara variabel
kejadian diare pada balita. bebas dan terikat yaitu untuk
Analisa univariat mengetahui ada tidaknya
digunakan untuk menjelaskan hubungan pengetahuan ibu
atau mendeskripsikan tentang sanitasi makanan
karateristik dari masing-masing dengan kejadian diare pada
variabel yang diteliti, khususnya balita. Uji statistik yang
berupa distribusi frekuensi dan digunakan Chi kuadrat, dengan
presentase dari variabel rumus :
pengetahuan ibu tentang

Keterangan:
X2 = Chi square
F0 = Frekuensi yang diperoleh dari hasil pengamatan
sampel
Fh = Frekuensi yang diharapkan dalam sampel
sebagai pencerminan dari frekuensi yang
diharapkan dari populasi.
Koefisien kontingensi, hal ini untuk menghitung
hubungan antara variabel bebasa dan terikat dengan rumus
sebagai berikut :

Keterangan :
C : koevisien kontingensi
N : Jumlah Populasi
X2 : Chi Square (Arikunto, 2006)
Dari hasil perhitungan, menerima Ha. Analisa data di
jika p>0,05 berarti Ho diterima lakukan dengan bantuan
yang artinya tidak ada komputer. Uji chi square di
hubungan yang antara gunakan bila data penelitian
pengetahuan ibu tentang berupa frekuensi-frekuensi
sanitasi makanan dengan dalam bentuk kategori baik
kejadian diare dan menolak Ha. nominal/ordinal juga digunakan
Sedangkan jika p <0,05 berarti untuk menentukan signifikasi 2
Ho ditolak yang artinya ada variabel atau lebih (Arikunto,
hubungan antara pengetahuan 2006).
ibu tentang saniitasi makanan
dengan kejadian diare dan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

HASIL DAN BAHASAN


Analisis Bivariat dalam pengetahuan ibu tentang
penelitian ini digunakan untuk sanitasi makanan dengan
mengetahui ada tidaknya variabel terikat kejadian diare.
hubungan antara variabel bebas
Tabel 1. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi
Makanan Dengan Kejadian Diare Di Lingkup Kerja
Puskesmas Klirong I tahun 2010
(N=68)
Kejadian Diare Total
No Pengetahu X2 P
an Sanitasi Ya % Tdk % Jm %
l
1 Baik 12 17,6 21 30,9 33 48,5 7,07 0,029
2 Cukup 11 16,2 10 14,7 21 30,9 4
3 Kurang 11 16,2 3 4,4 14 20,6
Jumlah 34 50 34 50 68 100

Berdasarkan tabulasi silang dengan kejadian diare pada


pada tabel 1 diatas diketahui balita.
bahwa ada responden dengan Sesuai hasil penelitian
pengetahuan sanitasi dengan yang dilakukan di lingkup kerja
kriteria baik dan pernah Puskesmas Klirong I diketahui
mengalami diare sebanyak 12 bahwa terdapat hubungan yang
(17,6%), sedangkan responden erat antara pengetahuan Ibu
dengan pengetahuan sanitasi tentang sanitasi makanan
dengan kriteria cukup dan dengan kejadian diare pada
pernah mengalami diare Balita. Hal ini sesuai dengan
sebanyak 11 orang (16,2%). Dari hipotesa penelitian yang
hasil output SPSS diperoleh X2 menyatakan bahwa ada
hitung = 7,074. Dengan hubungan antara pengetahuan
menggunakan tingkat keyakinan Ibu tentang sanitasi makanan
95%, a =5 %, df = (jumlah baris – dengan kejadian Diare. Adanya
1) x (jumlah kolom – 1) = (3-1) x hubungan antara pengetahuan
(2-1) = 2, hasil diperoleh untuk Ibu tentang sanitasi makanan
X2 tabel sebesar 5,991. Karena dengan kejadian diare dapat
X2 hitung > X2 tabel (7.074 > dilihat dengan membandingkan
5,991) maka H0 ditolak dan antara X2 hitung dengan X2 tabel.
menerima Ha yang berarti ada Karena X2 hitung > X2 tabel
hubungan antara pengetahuan (7,074 > 5,991) dan melihat nilai
Ibu tentang sanitasi makanan probabilitas signifikan p= 0,029
dengan kejadian diare pada <0,05. Hal ini menunjukkan ada
Balita di lingkup kerja hubungan antara pengetahuan
Puskesmas Klirong I. ibu tentang sanitasi makanan
dengan kejadian diare pada
Hubungan pengetahuan Ibu balita di lingkup kerja
tentang sanitasi makanan Puskesmas Klirong I.

105
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

Djarismawati (2004) masyarakat. Lingkungan dapat


dalam penelitiannya tentang berperan sebagai penyebab
pengetahuan dan perilaku langsung dan faktor predisposisi
sanitasi makanan terhadap terjangkitnya suatu penyakit.
penyakit pencernaan Dalam hal ini lingkungan
mengatakan bahwa pengetahuan menjadi faktor akibat dari
dan perilaku tidak ada kebiasaan membuang kotoran
perbedaan yang bermakna. Hal yang tidak semestinya ataupun
ini menunjukkan bahwa karena pemeliharaan sistem
pengetahuan seseorang septictank yang kurang baik.
mengenai sanitasi tidak Selain itu lingkungan yang tidak
memberikan pengaruh terhadap bersih karena banyaknya
perilaku seseorang untuk genangan air sebagai akibat dari
berperilaku baik dalam hal musim hujan dan banjir dapat
pengolahan makanan. Namun juga menyababkan diare.
pada kenyataanya tingkat Sampah yang tidak di kelola
pengetahuan keluarga tentang dengan baik dapat menjadi
sanitasi makanan yang baik sumber pencemaran tanah, air,
relatif lebih banyak terjadi diare permukaan dan penularan
pada balita. Dalam hal ini penyakit khususnya penyakit
berarti, tingkat pengetahuan gastrointestinal. Tingkat
yang baik belum tentu pendidikan yang lebih tinggi
berpengaruh dalam menurunkan akan mempermudah seseorang
angka kejadian diare pada balita. atau masyarakat memperoleh
Notoatmodjo (2003) dan mencerna informasi dalam
mengatakan bahwa pengetahuan menerapkan hidup sehat. Hal ini
erat kaitannya dengan sesuai dengan pernyataan
pengalaman seseorang dalam bahwa rendahnya pendidikan
memperoleh pengetahuan. akan berdampak pada
Dengan adanya pengalaman kurangnya pengetahuan ibu
yang mereka dapatkan baik tentang sanitasi makanan
pengalaman pribadi maupun sehingga dapat menyebabkan
dari orang lain dapat tingginya resiko terjadinya diare
menentukan status kesehatan pada balita dan sebaliknya
seseorang. Pengetahuan dan semakin baik pengetahuan ibu
informasi tentang sanitasi tentang sanitasi makanan maka
makanan dapat di peroleh dari semakin rendah pula resiko
petugas kesehatan, keluarga dan terjadinya diare pada balita
masyarakat. Faktor pengetahuan sehingga dapat disimpulkan
tentang sanitasi makanan tidak bahwa pengetahuan ibu tentang
begitu saja menjadi penyebab sanitasi makanan memiliki
adanya hubungan dengan hubungan dengan kejadian diare
penyakit diare, tapi ada faktor pada balita.
lain yang dapat mempengaruhi Perilaku masyarakat
kejadian diare. Menurut Depkes masih banyak yang merugikan
RI (2005) faktor lain yang dapat kesehatan, salah satunya yaitu
mempengaruhi kejadian diare kurang memperhatikan hygiene
antara lain adalah lingkungan, makanan. Sedangkan perilaku
tingkat pendidikan, dan perilaku yang meningkatkan kesehatan

106
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

seperti olah raga, makan dengan DAFTAR PUSTAKA


gizi seimbang dan sebagainya, Al ummah. 2007. Metodologi
itu biasanya tidak dilakukan Penelitian Kesehatan.
oleh masyarakat. Kebumen: LP3M Stikes
Muhammadiyah
SIMPULAN Gombong.
Berdasarkan hasil Arikunto, Suharsimi. 2006.
penelitian yang sudah di Prosedur Penelitian Suatu
lakukan tentang hubungan Pendekatan Praktek.
pengetahuan Ibu tentang Jakarta: Rineka Cipta.
sanitasi makanan dengan Azwar, S. 2006. Validitas dan
kejadian diare pada Balita di Reliabilitas. Yogyakarta :
Lingkup kerja Puskesmas Pustaka Pelajar.
Klirong I, Klirong, Kebumen pada Behrman. 2008.
yang di laksanakan bulan Maret http://Behrman.blogspot
– Mei 2010 terhadap 68 .com//2009/06/proposa
responden Ibu Balita yang terdiri l-penelitian-pengaruh-
dari 34 responden kasus dan 34 kompres.html. Diakses
responden kontrol, maka dapat 06 Juli 2009 jam 15.20
di ambil kesimpulan sebagai wib.
berikut : Candra. 2007. Pengantar
Distribusi tingkat kesehatan lingkungan.
pengetahuan Ibu Balita tentang Jakarta : EGC.
sanitasi makanan dengan Corwin. 2001. Buku saku
kategori baik mempunyai jumlah patofisiologi. Jakarta :
tertinggi yaitu 33 orang (48,5 %), EGC.
dan untuk pengetahuan cukup Edy. 2008. Hubungan Antara
sejumlah 21 orang (30,9 %), Kejadian Diare Pada
sedangkan pengetahuan kurang Anak Balita Dengan
memiliki distribusi terendah Pengetahuan Ibu
yaitu sejumlah 14 orang (20,6 Tentang Sanitasi
%). Hasil penelitian mengenai Lingkungan di Ruang
kejadian diare di dapatkan Puskesmas
bahwa jumlah Balita yang Kawunganten. STIKES
menderita Diare sebanyak 34 Muhammadiyah
(50%) dan sebagian besar pada Gombong.
usia 9-26 bulan. Hasil analisa Ernawati. 2007. Hubungan
statistik dapat di lihat dari hasil Pengetahuan Ibu Tentang
X2 hitung=7,074 dan X2 Sanitasi Lingkungan
tabel=5,991. Karena X2 hitung > Dengan Kejadian Diare
X2 tabel (7,074>5,991) maka Pada Balita di Desa
dalam penelitian ini Kalitengah. STIKES
menunjukkan bahwa terdapat Muhammadiayah
hubungan antara pengetahuan Gombong.
Ibu tentang sanitasi makanan Depdiknas (2003). Undang –
dengan kejadian diare pada Undang RI No. 20 :
Balita di Lingkup kerja Jakarta.
Puskesmas Klirong.

107
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

Depkes (2003). Data Surveilans om/2009/07 hubungan-


2000-2003. Jakarta : faktor-lingkungan-sosial-
Ditjen & PL. ekonomi-dan-
Depkes (2004). Musim Hujan pengetahuan-ibu-
Datang Lagi Waspadai dengan-kejadian-diare-
Penyakit Penyebab Diare. akut-pada-balita-di-
Jakarta : Ditjen & PL. kelurahan-pekan-arba-
Depkes (2005). Tatalaksana kecamatan-tembilahan-
penderita diare.Jakarta : kabupaten-indragiri-
Ditjen & PL. hilir/. Diakses 07 Juli
Djarismawati. 2004. Terdapat 2009 jam 14.26.
pada : Notoatmojo. 2003. Ilmu
Skripsi Edy, 2008. Hubungan Kesehatan Masyarakat.
antara kejadian kejadian Jakarta : Rineka Cipta.
diare pada anak balita Nurhidayati. 2005. Majalah
dengan pengetahuan ibu Sains Kesehatan, 17
tentang sanitasi (2).Staf Pengajar Ilmu
lingkungan di ruang Kesehatan. Jakarta :
Puskesmas FKUI.
Kawunganten. STIKES Nursalam. 2008.
Muhammadiyah http://nursalamblogspot
Gombong. .com/2009/02/faktor-
Hayati. 2004. http: faktor-yang-
//astaqauliyah.com/200 berhubungan-
6/08/19/case- dengan.html. Diakses 02
discussion-enteritis- Juli 2009 jam 25.31.
akut/. Diakses 06 Juli Nursalam. 2008. Konsep dan
2009 jam 14.12. Penelitian Metodologi
Maria. 2007. Faktor-faktor resiko Penelitian Ilmu
yang mempengaruhi Keperawatan : Pedoman
kejadian diare pada skripsi, Tesis dan
balita di wilayah kerja instrumen penelitian
Puskesmas Kasihan 1 keperawatan. Edisi 2.
kabupaten Bantul. Jakarta : Salemba
STIKES Wira Husada Medika.
Yogyakarta. Riwidikdo, H. 2007. Statistik
Melanicyber, 2006. Terdapat Kesehatan. Yogyakarta :
pada : Mitra Cendekia Press.
Skripsi Ernawati, 2007. Sawiji. 2009. Buku Pedoman
Hubungan pengetahuan Tugas Akhir Skripsi.
ibu tentang sanitasi Kebumen : LP3M Stikes
lingkungan dengan Muhammadiyah
kejadian diare pada Gombong.
balita di desa Kalitengah. Sawiji. 2009. Pedoman Skripsi
STIKES Sarjana Keperawatan.
Muhammadiayah Kebumen: LP3M Stikes
Gombong. Muhammadiyah
Ngastiyah. 2003. http: // Gombong.
kuliahbidan.wordpress.c

108
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

Sudaryat, S. 2005. KAPITA lingkungan di ruang


Selekta Grastroenterologi Puskesmas
Anak. Denpasar : FK Kawunganten. STIKES
Unsud / RS Sanglah. Muhammadiyah
Sudjana, 2000. Metoda Gombong.
Statistika. Bandung : Ummuaulia. 2008.
Tarsito. http://Ummuauliablogsp
Sugiono. 2007. Statistik untuk ortcom.blogspot.com/20
penelitian. Bandung : CV 09/02/faktor–faktor-
Alfabeta. yang-berhubungan-
Suharyono, 2004. Terdapat pada dengan.html. Diakses 02
: Juli 2009 jam 09.15.
Skripsi Edy, 2008. Hubungan Widjaja. 2003. Mengatasi diare
antara kejadian kejadian dan keracunan pada
diare pada anak balita balita. Jakarta : Kawan
dengan pengetahuan ibu Pustaka.
tentang sanitasi

109

Você também pode gostar