Você está na página 1de 8

Esterifikasi Amil Alkohol dengan Asam Asetat

Menggunakan Katalisator Asam Sulfat


(Pengaruh Rasio Reaktan)
Erda Cantia Ayunandya1* dan Suprihastuti Sri Rahayu2
1,2
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta, 55283

Abstract
Amyl acetate is one of ester produced by an esterification reaction between amyl alcohol and acetic acid.
Sulfuric acid is the catalysts. The mixture forms an immiscible liquid-liquid system. This work aims to study the
effect of the reactant ratio on the rate of liquid-liquid heterogeneous reactions. The esterification is conducted in
a batch reactor, 1000 mL of three-neck flask. The reactants and catalysts are poured in the reactor which I
maintained at constant temperature of 96 ° C and maximum speed of stirrer of 530 rpm. Due the system is
immiscible so sampling must be done carefully. Sampling were done at 5, 10, 15, 30, 60, 90 and 120 minutes
then each acid phase should be separated from the alcohol. The acid content in the acid phases was analyzed by
volumetric method. The work was conducted by performing different amyl alcohol and acetic acid mole ratios, ie
1; 1.5; 2; 2.5. The results show that the reaction is faster when the reactant mole ratio is greater. The value of
reaction rate constant, overall mass transfer coefficient and Henry’s constant are evaluated by using parameter
fitting method in MATLAB program. The value of overall mass transfer coefficient and Henry's constant are not
significantly affected by the mole ratio. At mole ratio of amyl alcohol to acetic acid 3:!, the rate constant is
0.0278 L.moel-2.s-1.

Keywords: esterification, amyl acetate, immiscible, mass transfer.

Abstrak
Amil asetat adalah ester yang dihasilkan dari reaksi esterifikasi antara amil alkohol dan asam asetat. Pada
reaksi ini digunakan katalisator asam sulfat. Campuran zat-zat yang ada dalam reaksi bersifat immiscible cair-
cair. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbandingan pereaksi terhadap laju reaksi heterogen
cair-cair. Reaksi esterifikasi dijalankan pada reaktor batch berupa labu leher tiga 1000 mL. Reaktan dan
katalisator dimasukkan ke dalam reaktor yang suhunya dijaga konstan pada suhu 96°C sembari diaduk dengan
kecepatan maksimum yaitu 530 rpm. Reaksi ini bersifat immicible sehingga produk perlu dipisahkan antar
fasenya untuk dianalisis. Pengambilan sampel dilakukan pada saat 5, 10, 15, 30, 60, 90 dan 120 menit lalu
dipisahkan fase asam dari fase alkohol. Selanjutnya, fase asam dianalisis kadar asamnya dengan cara volumetri.
Penelitian dilakukan dengan perbandingan amil alkohol dan asam asetat (rasio mol) yang berbeda-beda, yakni
0,5 ; 1 ; 1.5 ; 2 ; 2.5.Hasil percobaan menunjukkan bahwa reaksi semakin cepat apabila perbandingan rasio mol
amil alkohol terhadap asam asetat semakin besar. Nilai konstanta reaksi, koefisien transfer massa overall dan
konstanta Henry dievaluasi dengan metode fitting parameter menggunakan program MATLAB. Nilai koefisien
transfer massa overall dan konstanta Henry tidak begitu berpengaruh secara signifikan. Pada perbandingan mol
amil alkohol dengan asam asetat 3:1, diperoleh nilai konstanta laju reaksi sebesar 0.0278 L.mol-2.s-1.

Kata Kunci : esterifikasi, amil asetat, immiscible, transfer massa.


*Alamat korespondensi: erdacantia@gmail.com

1. Pendahuluan
Ester merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya
polyester sebagai bahan pembuat kain, etil asetat sebagai penghilang cat kuku, amil asetat sebagai
solven dalam industri pembuatan selulosa nitrat dan bahan baku pembuatan parfum, dan lain-lain.
Ester dapat diperoleh dari reaksi asam karboksilat dengan alkohol. Dalam memproduksi ester,
dibutuhkan katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi. Katalis-katalis yang umum digunakan
adalah katalis yang dapat memberikan ion hidrogen kepada sistemnya. Katalisator yang
berbentuk cair, misalnya asam-asam mineral (H2SO4, HCl, dan lain-lain) dan katalisator padat,
misalnya zeolit, resin penukar ion, dan lain-lain. Katalis asam sulfat memiliki aktivitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan resin maupun zeolite oleh karena itu pada penelitian ini digunakan
asam sulfat (H2SO4) .
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi bolak-balik (reversible), sehingga laju reaksinya (netto)
dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan dan konsentrasi hasil. Oleh karena itu, konversi yang
dihasilkan dibatasi oleh konversi kesetimbangan.Penambahan rasio reaktan dimaksudkan untuk
menggeser kesetimbangan ke arah produk.
Leyes dan Othmer (1945), dalam esterifikasi mengambil perbandingan komposisi alkohol
berlebih dengan maksud menggeser kesetimbangan ke arah produk dan mempelajari pengaruh
konsentrasi katalis, perbandingan pereaksi dan suhu pada kinetika reaksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada suhu di atas 100⁰C, esterifikasi butil alkohol dan asam asetat dengan
rasio mol 5:1 menghasilkan konversi mencapai 75-85% dalam waktu 8 jam.
Esterifikasi sikloheksanol dan asam asetat (McCracken dan Dickson, 1967) dengan total
volume 150 mL pada suhu 40-80oC juga menggunakan katalis asam sulfat sebanyak 1 mL untuk
mempelajari pengaruh konsentrasi awal reaktan, konsentrasi katalis dan suhu. Hasilnya
menunjukkan reaksi order dua terhadap asam asetat dan order satu terhadap sikloheksanol.
Penelitian ini berhasil mencapai konversi reaksi antara 70-80% dalam waktu 4 jam.
Esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat menggunakan asam sulfat sebagai katalisator,
pada rentang suhu 69-112⁰C, konversi yang dihasilkan mencapai 40-67% dalam rentang waktu 6
jam (Swandana, 2004). Pada esterifikasi ini digunakan perbandingan mol reaktan amil alkohol
dengan asam asetat 1:1 untuk volume total reaktan sebesar 420 mL dan kecepatan pengaduk
sebesar 240 rpm.
Pada esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat, reaksi terjadi secara immiscible dimana
reaktan tidak saling larut sehingga produk yang dihasilkan juga tidak saling larut. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan reaktan laju reaksi heterogen
pada esterifikasi pembuatan amil asetat dengan asam sulfat sebagai katalisator. Pada penelitian ini
juga akan dipelajari pengaruh perbandingan reaktan terhadap transfer massa antar reaktan.
Pada sistem heterogen cair-cair untuk amil alkohol dan asam asetat, Transfer massa yang
mengontrol adalah asam asetat yang berpindah ke fase amil alkohol sedangkan transfer massa
amil alkohol ke fase asam asetat dapat diabaikan. Dengan asumsi tersebut, maka dapat digunakan
teori lapisan film gabungan menggunakan koefisien transfer massa overall dan reaksi searah
dianggap hanya terjadi di fase amil alkohol. Persamaan yang berkaitan dengan kasus tersebut
adalah sebagai berikut (Sediawan dan Prasetya, 1997):
a. Persamaan perubahan konsentrasi asam asetat di fase asam asetat terhadap waktu
( + ) *
t
- ( - ) (1)
b. Persamaan perubahan konsentrasi asam asetat di fase amil alkohol terhadap waktu
( + ) *
t
( - )- (2)
c. Persamaan perubahan konsentrasi amil alkohol di fase amil alkohol terhadap waktu

t
- (3)
Dalam penyelesaian persamaan (2),(3), dan (4) digunakan keadaan batas, sebagai berikut:
t = 0 ; xA = xA0 ; yA = 0 ; yB = yB0
menghasilkan,
xA = f(t) ; yA = f(t) ; yB = f(t)

2. Metode Penelitian
2.1 Bahan penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Asam Asetat (CH3COOH) glasial dengan kadar 100% dan rapat massa 1,049
gram/cm3
b. N - Amil Alkohol / 1 – pentanol (C5H11OH) dengan kadar 99% dan rapat massa 0,817
gram/ cm3
c. Asam Sulfat 98 % (H2SO4) dengan rapat massa 1,840 gram/cm3
Bahan- bahan diperoleh dari Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis.
2.2 Alat penelitian
Rangkaian alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1:
Keterangan :
1. Labu leher tiga 1000 mL
2. Pemanas mantel
3. Pendingin balik
4. Motor pengaduk
5. Pengatur kecepatan putar
pengaduk
6. Pengaduk merkuri
7. Termometer
8. Pengambil sampel
9. Pengatur skala pemanas
Gambar 6. Rangkaian Alat untuk Reaksi
Esterifikasi mantel

2.3 Cara Penelitian


Sebanyak 206,6 mL asam asetat dan 12 mL asam sulfat (Ck = 2%) dimasukkan ke dalam
labu leher tiga 1000 mL kemudian pengaduk dan pemanas mantel dinyalakan. Ketika
mencapai suhu 96oC, amil alkohol sebanyak 393,4 mL yang dipanaskan terpisah
(menggunakan kompor listrik hingga suhu 97 oC), dicampurkan ke dalam labu leher tiga 1000
mL, lalu sampel diambil. Sampel yang sudah diambil kemudian dipisahkan menjadi fase I
(asam asetat + air) dengan fase II (amil alkohol + ester). Pengambilan sampel dilakukan setiap
rentang waktu tertentu. Sampel dari fase I kemudian dianalisis kadar asamnya dengan cara
volumetri yakni titrasi menggunakan NaOH 0,1 N dengan indikator phenolphthalein.
Percobaan dilakukan kembali dengan perbandingan reaktan amil alkohol dengan asam asetat
yaitu 1:1,2:1, 5:2 dan 3:1 dengan volume total reaksi yaitu 450 mL.

2.3 Analisis Data


a. Perhitungan Konversi
Konversi dapat diketahui dengan membandingkan konsentrasi asam sebelum
dan sesudah reaksi.
Dengan menganggap konsentrasi asam sulfat bernilai konstan, maka konversi
asam asetat dapat dicari nilainya dengan cara sebagai berikut:
XA = (4)

Dengan, XA = Konversi asam asetat, %


NA,t=0 = Normalitas asam pada saat t=0, mg ek/mL
NA,t=t = Normalitas asam pada saat t tertentu,
mg ek/mL

b. Penentuan Konstanta Laju Reaksi (k), Konstanta Henry (HA) dan Koefisien
Transfer Massa Overall (KxA)

Parameter-parameter dalam persamaan (1), (2), (3), yaitu konstanta laju


reaksi, konstanta Henry dan koefisien transfer massa overall dicari dengan program
MATLAB menggunakan metode fitting parameter.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini mempelajari pengaruh rasio reaktan yaitu amil alkohol : asam asetat pada laju
reaksi pembentukan amil asetat. Penelitian ini dijalankan pada suhu 96 °C dengan menggunakan
katalis sebanyak 2% volume reaktan, dengan kecepatan putaran pengaduk ±530 rpm dan waktu
reaksi selama 120 menit. Rasio amil alkohol dan asam asetat yang digunakan adalah 1:1, 2:1, 5:2
dan 3:1.
Dalam penelitian ini, kedua reaktan tidak saling larut sehingga saat dicampurkan kedua
reaktan akan membentuk dua fase. Untuk itu, selama percobaan berlangsung digunakan pengaduk
dengan kecepatan putaran yang tinggi yakni 530 rpm agar proses pengadukan terjadi dengan baik.
Pada Daftar I dapat terlihat bahwa konversi asam asetat cenderung mengalami peningkatan
seiring besarnya perbandingan rasio mol reaktan. Semakin banyak jumlah salah satu reaktan,
semakin sering tumbukan antar molekul, sehingga reaksi semakin sering terjadi atau konversi
yang dihasilkan akan semakin tinggi. Konversi tertinggi dicapai pada rasio perbandingan reaktan
amil alkohol dan asam asetat yaitu 3 : 1 yakni sebesar 23,16 %.

Daftar I. Hasil Perhitungan Konversi Asam Asetat Berbagai Rasio pada Berbagai Waktu

No Perc. Rasio Mol t, menit x


0 0.0000
5 0.0138
10 0.0242
1:1 15 0.0346
1
30 0.0519
206.6 mL Asam Asetat : 393.4 mL Amil Alkohol 80 0.0796
100 0.0877
120 0.0957
0 0.0000
5 0.0132
10 0.0259
1:2 15 0.0376
2
30 0.0531
93.6 mL Asam Asetat : 356.4 mL Amil Alkohol 60 0.0860
90 0.1112
120 0.1325
0 0.0000
5 0.0319
10 0.0574
2:5 15 0.0897
3
30 0.1440
78.1 mL Asam Asetat : 371.9 mL Amil Alkohol 60 0.1780
90 0.1797
120 0.1950
0 0.0000
5 0.0593
1:3 10 0.0989
15 0.1328
4
67 mL Asam Asetat : 383 mL Amil Alkohol 30 0.1638
60 0.1864
90 0.2090
120 0.2316
Peningkatan nilai konversi asam asetat setiap waktu juga dapat diinterpretasikan ke dalam
bentuk grafik seperti pada Gambar 7.

0,2500

0,2000
Perbandingan mol Amil
Alkohol : Asam Asetat
0,1500
1 2
x

0,1000
3 0.5

0,0500

0,0000
0 20 40 60 80 100 120 140
t , menit
Gambar 7. Pengaruh Perbandingan Amil Alkohol dan Asam Asetat terhadap Konversi

Berdasarkan Gambar 7, dapat dilihat bahwa konversi asam asetat mengalami peningkatan
seiring dengan berjalannya waktu. Semakin lama waktu reaksi, semakin banyak asam asetat yang
bereaksi dalam fase alkohol.
Pada Gambar 7 juga, terlihat bahwa semakin besar perbandingan amil alkohol : asam asetat,
konversi juga bertambah. Pada perbandingan amil alkohol dan asam asetat = 1:1 selama 120,
diperoleh konversi sebesar 9.57 %, 2 dan rasio 3:1diperoleh konversi maksimum sebesar 23.16 %.
Sehingga dengan cara menambahkan amil alkohol berlebih dapat menggeser kesetimbangan ke
arah produk.
Dengan mempertimbangkan transfer massa asam asetat dari fase asam ke fase alkohol, maka
koefisien transfer massa overall (Kxa) dari fase asam ke fase alkohol, konstantan Henry (H) dan
konstanta laju reaksi (k) dengan model reaksi searah dihitung dengan metode fitting parameter
menggunakan program MATLAB dan hasilnya terdapat pada Daftar II.

Daftar II. Hasil Fitting Parameter dari program MATLAB


Rasio
k Kxa H SSE
Amil Alkohol : Asam Asetat
1 8.05.E-03 1.15.E-03 3.42.E-02 0.00042
2 1.025.E-02 6.69.E-04 1.83.E-02 0.00024
2.5 1.30.E-02 1.26.E-02 1.59.E-02 0.07511
3 2.78.E-02 2.21.E-03 7.66.E-03 0.31278

Dari Daftar II, dapat dilihat bahwa nilai konstanta laju reaksi mengalami peningkatn dengan
perbandingan rasio reaktan yang semakin besar. Hal ini dikarenakan dengan besarnya
perbandingan reaktan maka dapat menaikkan jumlah tumbukan. Semakin banyak molekul reaktan
yang bertumbukan, maka memperbesar nilai k sehingga laju reaksi semakin cepat. Hal ini
ditunjukkan dari perbandingan amil alkohol : asam asetat yakni 3:1 menghasilkan nilai konstanta
laju reaksi (k) paling tinggi yaitu sebesar 0.0278 L.mol-2.s-1. Untuk nilai koefisien transfer massa
overall dan konstanta Henry nilainya tidak begitu berpengaruh terhadap perbandingan rasio
pereaktan. Hal ini terjadi karena kemungkinan fase alkohol sudah jenuh terhadap asam asetat,
sehingga perubahan perbandingan amil alkohol : asam asetat tidak lagi mempengaruhi nilai
koefisien transfer massa overall dan konstanta Henry.
Gambar 8 sampai dengan Gambar 11 menyajikan grafik hubungan konsentrasi asam asetat
(di fasa asam) terhadap waktu dari hasil fitting parameter dan hasil percobaan.

Gambar 8. Perbandingan Hasil Fitting Parameter dengan Hasil Percobaan


(Perbandingan Amil Alkohol dan Asam Asetat 1: 1)

Pada Gambar 8, diperoleh nilai SSE (Sum of Square for Error) sebesar 0.00042. Sehingga
model reaksi searah sesuai dan dapat berlaku untuk perbandingan amil alkohol : asam asetat 1:1.

Gambar 9. Perbandingan Hasil Fitting Parameter dengan Hasil Percobaan


(Perbandingan Amil Alkohol dan Asam Asetat 2: 1)

Pada Gambar 9, diperoleh nilai SSE (Sum of Square for Error) sebesar 0.00024. Sehingga
model reaksi searah sesuai dan dapat berlaku untuk perbandingan amil alkohol : asam asetat 2:1.
Gambar 10. Perbandingan Hasil Fitting Parameter dengan Hasil Percobaan
(Perbandingan Amil Alkohol dan Asam Asetat 5: 2)

Pada Gambar 10, diperoleh nilai SSE (Sum of Square for Error) sebesar 0.07511. Pada
perbandingan amil alkohol : asam asetat 5:2, nilai SSE yang didapatkan terlampau jauh
dibandingkan dengan perbandingan amil alkohol : asam asetat 1:1 dan 2:1 Sehingga model reaksi
searah untuk perbandingan ini tidak sesuai dan tidak dapat berlaku.

Gambar 11. Perbandingan Hasil Fitting Parameter dengan Hasil Percobaan


(Perbandingan Amil Alkohol dan Asam Asetat 3: 1)

Pada Gambar 11, diperoleh nilai SSE (Sum of Square for Error) sebesar 0.31278. Pada
perbandingan amil alkohol : asam asetat 3:1, nilai SSE yang didapatkan terlampau jauh
dibandingkan dengan perbandingan amil alkohol : asam asetat 1:1 dan 2:1 Sehingga model reaksi
searah untuk perbandingan ini tidak sesuai dan tidak dapat berlaku.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Semakin besar perbandingan rasio reaktan maka konversi semakin meningkat.
b. Semakin besar perbandingan rasio reaktan, nilai konstanta laju reaksi akan semakin
meningkat tetapi untuk nilai konstanta Henry dan koefisien transfer massa overall tidak
begitu berpengaruh karena reaktor dijalankan pada kondisi isotermis.
c. Model reaksi searah untuk sistem heterogen tidak berlaku untuk semua mol rasio yang
dipelajari.

Ucapan Terimakasih
Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah S.W.T., karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan Naskah Seminar ini dengan baik. Terima kasih
kepada Ibu Ir. Suprihastuti Sri Rahayu, M.Sc. selaku dosen pembimbing penelitian ini. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Erwi Romawati sebagai laboran di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan
Katalisis. Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada Muhammad Naufal Fakhry sebagai
partner penelitian atas kerja sama yang sangat baik dan teman-teman khususnya Angkatan 2014 Teknik
Kimia UGM atas dukungan dan doa yang diberikan.

Daftar Pustaka
Le es, C E , Othmer, D F , 1945, “Esterific tion of ut nol n cetic ci ”, Ind. Engng. Chem., 37, 968-
977.
McCr c en, D J , Dic son, P F , 1967, “Re ction inetics of C clohe nol-Acetic Acid Esterific tion”,
Ind. Eng. Chem. Process Des. Dev., 6, 286-293.
Se i w n, W , Pr set , ,1997, ”Pemo el n M tem tis n Pen eles i n Numeris l m Te ni imi
eng n Pemrogr m n h s sic n Fortr n”, n i , Yog rt
Swandana, Bayu., 2004, “Esterifi si mil l ohol eng n s m set t (Peng ruh Suhu n onsentr si
s m Sulf t)” L por n Peneliti n JT -FT-UGM, Yogyakarta.

Você também pode gostar