Você está na página 1de 11

Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(3): 138-148

https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.01

Health Promotion Model to Increase Maternal Visit


and Exclusive Breastfeeding in the Puerperium
Period in Sleman, Yogyakarta
Eny Retna Ambarwati1), Endang Khoirunnisa2), Waryana3)
1,2) Academy of Midwifery Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
3) Health Polytechnics, Poltekkes, Yogyakarta, Indonesia

ABSTRACT

Background: Exclusive breastfeeding in the puerperium period is beneficial for mother and
infant. Breastfeeding stimulate oxytocin release that will increase uterine contraction. It in turn
fastens uterine involution process and eventually prevents prolonged post partum bleeding.
Breastfed infants are healthier, have better nutritional status, and less probability of dying.
Therefore, there is a need to develop a health promotion model that empowers post partum
mothers to visit maternity clinic for post partum examination. This study aimed to determine
factors that affect maternal visits to maternity clinic for post partum examination.
Subjects and Method: This was an analytical observational study with cross-sectional design.
This study was conducted in Sleman, Yogyakarta. A total sample of 125 post partum mothers was
selected for this study. The dependent variable was number of visits to maternity clinic for post
partum examination. The independent variables were maternal knowledge, access to information,
husband support, stakeholder role, and participation in maternal health promotion class. The data
were collected by a set of questionnaire, and then were analyzed by Structural Equation Model
(SEM).
Results: The SEM showed Goodness of Fit, with indicators as follows: Chi Square 263.01, p=
0.055, RMSEA=0.025, GFI=0.98, NFI=0.92, and CFI 1.00. Maternal knowledge (b=0.15), access
to information (b=0.42), husband support (b=0.52), stakeholder role (b=0.57), participation in
maternal health promotion class (b=0.04).
Conclusion: Maternal knowledge, access to information, husband support, stakeholder role,
participation in maternal health promotion class, are important determinant of maternal visit to
maternal clinic for post partum examination.

Keywords: maternal visit, maternal clinic, health promotion class, puerperium.

Correspondence:
Eny Retna Ambarwati. Academy of Midwifery Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.
Email: enyretnaambarwati@gmail.com.

LATAR BELAKANG gram ini disebut Sustainable Development


Goals (SDGs), meliputi 17 goals bidang
Pembangunan kesehatan pada periode kesehatan. Peningkatan status kesehatan
2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat masyarakat, khususnya ibu dilakukan deng
dengan salah satu sasaran meningkatkan an indikator menurunnya angka kematian
derajat kesehatan dan promosi kesehatan. ibu dari 359 per 100,00 kelahiran hidup
Promosi kesehatan merupakan kebijakan menjadi 346 dan 306 per 100,000 kelahir
pembangunan kesehatan yang difokuskan an hidup serta meningkatnya upaya pening
pada penguatan upaya kesehatan dasar. katan promosi kesehatan dan pemberda
Angka Kematian Ibu jauh dari target yaan masyarakat, pembiayaan kegiatan pro
MDGs pada tahun 2015 selanjutnya pro- motif dan preventif. Kualitas SDM wanita

138 e-ISSN: 2549-1172 (online)


Ambarwati et al./ Health Promotion Model to Increase Maternal Visit

harus tetap ditingkatkan. Wanita turut kesehatan sudah saatnya menjadi komit
mempengaruhi kualitas generasi penerus men semua pihak.
karena fungsi reproduksi wanita berperan
dalam mengembangkan SDM di masa SUBJEK DAN METODE
mendatang. Kesehatan reproduksi menjadi
cukup serius sepanjang hidup, terutama Penelitian ini menggunakan metode survei
bagi wanita (Manuaba, 2002). dengan pendekatan cross sectional bersifat
Lebih dari 50% dari penduduk Indone deskriptif korelasional yaitu penelitian yang
sia adalah perempuan, mereka tinggal di bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pedesaan. Sebagian besar di antaranya ada variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
dalam status ekonomi dan tingkat pendidik variasi pada satu atau lebih faktor lain
an yang rendah. Ini merupakan salah satu berdasarkan koefisien korelasional.
faktor penyebab angka kematian ibu. Masa Populasi dalam penelitian ini adalah
nifas berpeluang untuk terjadinya kematian seluruh ibu menyusui di Kabupaten Sle-
ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan man. Tehnik pengambilan sampel dengan
pelayanan kesehatan selama masa nifas random sampling. Subjek penelitiannya
dengan mendapatkan kunjungan nifas oleh adalah ibu menyusui dengan riwayat
tenaga kesehatan minimal 3 kali. Salah satu persalinan normal. Analisis data dalam
tujuan kunjungan nifas yaitu untuk konsel penelitian ini Structural Equation Model
ing menyusui. (SEM) dengan program LISREL.
Tujuan pembangunan kesehatan yang
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan RI HASIL
adalah meningkatnya kesadaran, kemauan
dan kemampuan bagi setiap orang dalam
Hasil Goodness of fit model menunjukkan
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
chi square 263, P-value 0.055, RMSEA
yang optimal. Promosi kesehatan sudah
0.025, GFI 0.92, NFI 0.98, CFI 1.00.
ditetapkan sebagai pelayanan wajib bagi
puskesmas, sehingga pelaksanaan promosi

Tabel 1. Hasil Analisis SEM


No. Variabel Koefisien Jalur Total
laten Langsung Tidak langsung
(Kunjungan masa nifas) melalui promosi
kesehatan kelas ibu
1 Pengetahuan nifas 0.06 0.09 0.15
2 Akses terhadap sumber 0.10 0.32 0.42
informasi
3 Dukungan suami 0.42 0.10 0.52
4 Peran stakeholder 0.15 0.42 0.57
5 Promosi kesehatan kelas 0.04 - 0.04
ibu

e-ISSN: 2549-1172 (online) 139


Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(3): 138-148
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.01

Gambar. Hasil analisis SEM

a. Pengaruh langsung pengetahuan ni- masi, dukungan suami, peran stakeholder


fas, akses terhadap sumber informa- sebesar (6%; 10%; 4%; 42%, 15%) terhadap
si, dukungan suami, peran stake- terhadap kunjungan masa nifas
holder terhadap kunjungan masa 1) Pengaruh langsung pengetahuan nifas
nifas. terhadap kunjungan masa nifas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ter Pengaruh langsung pengetahuan nifas ter
dapat dua determinan yang secara langsung hadap kunjungan masa nifas dapat dika
berpengaruh signifikan dan positif terha- takan rendah. Hal ini dapat dilihat dari
dap kunjungan masa nifas yaitu dukungan nilai sebesar , yang artinya kon
suami dan peran stakeholder, sedangkan
tribusi pengetahuan nifas terhadap kunju-
tiga determinan lain secara langsung tidak
ngan masanifas hanya sebesar 6%. Hal ini
berpengaruh signifikan terhadap kunjung-
didukung juga dengan hasil t value sebesar
an masa nifas yaitu pengetahuan nifas, ak-
0.77, dan pengaruh atau bermakna jika
ses terhadap sumber informasi. Tidak sig-
nilai dari t value nya lebih besar dari 1.96.
nifikan bukan berarti tidak diterima tetapi
Beberapa penelitian menemukan bah
hubungannya kecil atau kurang mem-
wa pengetahuan merupakan salah satu fak-
berikan dampak.
tor yang memengaruhi wanita meman
Besarnya pengaruh langsung penge
faatkan pelayanan nifas. Hasil penelitian
tahuan nifas, akses terhadap sumber infor
Ugboaja et al (2013) bahwa alasan utama
140 e-ISSN: 2549-1172 (online)
Ambarwati et al./ Health Promotion Model to Increase Maternal Visit

wanita tidak mengunjungi pelayanan masa makna jika nilai t value nya lebih besar dari
nifas setelah melahirkan adalah kurangnya 1.96.
pengetahuan tentang perawatan yang dibu Berdasarkan penelitian yang dilaku-
tuhkan pasca melahirkan. Hal ini sejalan kan oleh Prashant, Rai, Alagarajan, Singh
dengan penelitian Pistella dan Synkewecz (2012) diketahui bahwa wanita yang memi-
dalam Sara (2008) mensurvei 78 tenaga liki sumber informasi kesehatan lebih
kesehatan profesional dan koordinator mungkin untuk memanfaatkan pelayanan
yang mengatur penyedia layanan kesehatan antenatal, pelayanan persalinan aman dan
untuk perempuan menunjukkan bahwa pelayanan nifas daripada wanita yang tidak
banyak ibu nifas tidak memiliki pengeta- memiliki sumber informasi kesehatan. Hal
huan tentang tujuan dari kunjungan nifas ini sejalan dengan hasil penelitian Islam
serta pentingnya kunjungan nifas. Hal dan Oldland (2011) ibu nifas yang dapat
inilah yang menyebabkan rendahnya kun- mengakses sumber informasi dari media
jungan nifas. Hal ini menunjukkan bahwa memiliki kunjungan nifas lebih tinggi dari-
tingkat pengetahuan mempengaruhi kun- pada ibu nifas yang tidak dapat mengakses
jungan nifas. informasi dari media. Informasi mengenai
Wanita yang memiliki pengetahuan program kunjungan nifas yang tidak diper-
tentang komplikasi kehamilan secara signi oleh ibu nifas secara menyeluruh dari
fikan lebih besar kemungkinannya untuk tenaga kesehatan ataupun media menye-
memanfaatkan pelayanan nifas saat 24 jam babkan kurangnya pengetahuan bahwa
setelah persalinan (Kim et al, 2013). Se kunjungan nifas sangat penting dilakukan.
mentara itu penelitian eksperimental yang Sehingga, ibu nifas merasa tidak membu-
dilakukan oleh Syed et al (2006) mene tuhkan dan tidak memperoleh keuntungan
mukan bahwa adanya peningkatan peman dari kunjungan nifas.
faatan pelayanan nifas secara signifikan Berdasarkan penelitian yang dilaku-
setelah diberikan intervensi tentang penge- kan oleh Lamoro et al (2002) menyatakan
tahuan. Pengetahuan ibu tentang setidak- bahwa sebagian besar ibu nifas meng-
nya dua tanda bahaya pada periode post- anggap bahwa perawatan masa nifas yang
partum meningkat. Hal ini menunjukkan berkualitas yaitu perawatan nifas yang da-
bahwa peningkatan pengetahuan sangat pat memberikan pelayanan informasi dan
berpengaruh pada peningkatan kunjungan pemeriksaan yang memuaskan. Tingkat
nifas. kepuasan ibu saat kunjungan nifas terletak
2) Pengaruh langsung akses terhadap sum pada pemenuhan kebutuhan informasi
ber informasiterhadap kunjungan masa tentang perawatan nifas dan perawatan
nifas bayi. Tingkat kepuasan ibu nifas menurun
Pengaruh akses sumber informasi terhadap apabila tenaga kesehatan tidak memberi-
kunjungan masa nifas dapat dikatakan kan informasi yang dibutuhkan dalam pe-
sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari rawatan nifas dan perawatan bayi secara
nilai sebesar , yang artinya kontri- menyeluruh.
busi sumber informasi terhadap kunjungan 3) Pengaruh langsung dukungan suami ter
masa nifas hanya sebesar 10%. Hal ini di hadap kunjungan masa nifas
dukung juga dengan hasil t value sebesar Pengaruh langsung dukungan suami terha-
1.17, dan pengaruh dikatakan baik atau ber dap kunjungan masa nifas dapat dikatakan
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai sebe-

e-ISSN: 2549-1172 (online) 141


Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(3): 138-148
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.01

sar , yang artinya kontribusi sum- Bentuk dukungan suami terhadap ibu
ber informasi terhadap kunjungan masa nifas dalam melakukan kunjungan nifas
nifas sebesar 42%. Hal ini didukung juga yaitu dengan menemani ibu nifas saat me-
dengan hasil t value sebesar 4.90, dan pe lakukan kunjungan ke tempat layanan ke-
ngaruh dikatakan baik atau bermakna jika sehatan. Wujud dukungan emosional ter
nilai t value nya lebih besar dari 1.96. sebut merupakan bentuk empati dan kepe-
Dukungan suami merupakan faktor dulian terhadap ibu selama masa nifas.
pendukung ibu nifas dalam melakukan Berdasarkan hasil penelitian Islam dan
kunjungan nifas. Karena suami merupakan Oldland (2011), ibu nifas yang mendapat-
pengambil keputusan dalam keluarga. Me- kan dukungan emosional yaitu dengan cara
nurut hasil penelitian Bhata (2011) du- suami menemani saat melakukan kunjung-
kungan suami berupa dukungan informatif an nifas lebih banyak yang melakukan
yaitu dukungan suami memberikan saran, kunjungan nifas daripada ibu nifas yang
nasehat seputar masa nifas kepada isteri melakukan kunjungan nifas tanpa ditemani
berdasarkan pengetahuan suami. Berdasar- suami atau siapapun.
kan hasil penelitian di Pakistan, sebagian 4) Pengaruh langsung peran stakeholder
besar dari responden tidak mengetahui terhadap kunjungan masa nifas
tentang komplikasi masa nifas. Hal ini Pengaruh langsung peran stakeholder ter-
disebabkan karena rendahnya pengetahuan hadap kunjungan masa nifas dapat dika-
suami tentang tanda bahaya yang terjadi takan tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai
pada masa nifas. Hal ini merupakan salah , yang artinya kontribusi peran
saktu faktor penghambat untuk mengakses stakeholder terhadap kunjungan masa nifas
layanan kesehatan. Rendahnya pengetahu- hanya sebesar 15%. Hal ini didukung juga
an suami tentang tanda bahaya dan dengan hasil t value sebesar 2.21, dan
komplikasi masa nifas menyebabkan suami pengaruh dikatakan baik atau bermakna
tidak memiliki respon cepat untuk melaku- jika nilai t value nya lebih besar dari 1.96.
kan pemeriksaan ke tenaga kesehatan un- Berdasarkan hasil penelitian yang
tuk melakukan kunjungan nifas. dilakukan oleh Kululangan di Malawi
Rendahnya pengetahuan ini tidak (2011) cara melibatkan stakeholder dalam
berkaitan dengan status pendidikan suami kunjungan ibu saat nifas yaitu dengan cara
yang menyebabkan rendahnya dukungan melakukan pendekatatan ke tokoh masya
suami terhadap ibu nifas. Melainkan di- rakat. Para penyedia layanan kesehatan
sebabkan adanya hambatan budaya yang seperti rumah sakit atau pusat-pusat kese
mengangap rendahnya status perempuan hatan lainnya mendekati tokoh masyarakat
dibandingkan laki-laki. Sebenarnya duku- atau orang yang memiliki kekuasaan di
ngan dan semangat suami besar terhadap daerah tersebut serta sangat dihormati
kehamilan, persalinan dan nifas namun masyarakat. Kemudian tokoh masyarakat
kurang dalam praktiknya. Hal ini disebab- diberitahu tentang permasalahan kesehat-
kan karena perbedaan pandangan gender an ibu. Selanjutnya, penyedia layanan ke-
pada norma budaya yang telah melekat di sehatan bersama dengan tokoh masyarakat
daerah. Sedangkan pendapatan suami tidak berusaha melibatkan laki-laki untuk peduli
berhubungan dengan dukungan suami se- terhadap permasalahan kesehatan ibu. Cara
lama masa nifas. mengajak laki-laki untuk terlibat yaitu de-
ngan cara menyampaikannya dalam per-

142 e-ISSN: 2549-1172 (online)


Ambarwati et al./ Health Promotion Model to Increase Maternal Visit

temuan umum, pemberian insentif serta Masalah besar kesehatan dan


launching keterlibatan laki-laki. Hal ini kesejahteraan nifas terletak pada fokus
berdampak baik pada peningkatan kun- pendidikan selama kehamilan untuk men-
jungan nifas. dapatkan pengetahuan yang baik. Media
menjadi sarana untuk memainkan peranan
b. Pengaruh tidak langsung pengeta penting dalam pengembangan persepsi in
huan nifas, akses terhadap sumber dividu serta budaya dan harapan yang
informasi, dukungan suami dan dipengaruhi. Berdasarkan hasil penelitian
peran stakeholder terhadap kun ini menunjukkan bahwa pendidikan selama
jungan masa nifas melalui promosi kehamilan mempengaruhi kesehatan dan
kesehatan kelas ibu. kesejahteraan ibu nifas. Hasil penelitian ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ter menunjukkan bahwa pengetahuan yang
dapat dua determinan yang secara tidak dimilik pada masa nifas berdampak positif
langsung berpengaruh signifikan dan posi- pada keberhasilan masa nifas. Dengan de
tif terhadap kunjungan masa nifas melalui mikian hal ini membenarkan pentingnya
promosi kesehatan kelas ibu yaitu akses pendidikan pasca melahirkan yang diper-
terhadap sumber informasi, peran stake oleh pada kunjungan nifas. Tidak hanya
holder, sedangkan dua determinan lain se pendidikan pasca melahirkan tetapi juga
cara langsung tidak berpengaruh signifikan perbaikan dalam perawatan pasca mela-
terhadap kunjungan masa nifas melalui hirkan bagian dari efektifitas kunjungan
promosi kesehatan kelas ibu yaitu penge- nifas.
tahuan nifas, dukungan suami. Tidak signi- 2) Pengaruh tidak langsung akses ter-
fikan bukan berarti tidak diterima te hadap sumber informasi terhadap kun-
tapi hubungannya kecil atau kurang mem- jungan masa nifas
berikan dampak. Pengaruh tidak langsung akses sumber
Besarnya pengaruh pengetahuan ni informasi terhadap kunjungan masa nifas
fas, akses terhadap sumber informasi, duku dapat dikatakan sangat tinggi. Hal ini dapat
ngan suami dan peran stakeholder sebesar dilihat dari nilai sebesar , yang ar
(9%; 32%; 10%; 42%) terhadap kunjungan tinya kontribusi sumber informasi secara
masa nifas melalui promosi kesehatan kelas tidak langsung terhadap kunjungan masa
ibu. nifas sebesar 32%. Hal ini didukung juga
1) Pengaruh tidak langsung pengetahuan dengan hasil t value sebesar 4.30, dan
nifas terhadap kunjungan masa nifas. pengaruh atau bermakna jika nilai dari t
Pengaruh tidak langsung pengetahuan nifas value nya lebih besar dari 1.96.
terhadap kunjungan masa nifas dapat di Bidan sebagai tenaga kesehatan me-
katakan rendah. Hal ini dapat dilihat dari miliki peranan penting dalam memberikan
nilai sebesar , yang artinya kon promosi kesehatan kelas ibu. Berdasarkan
tribusi pengetahuan nifas terhadap kun hasil penelitian Akmese (2013) di Turki
jungan masanifas secara tidak langsung akses informasi tentang perawatan nifas
hanya sebesar 9%. Hal ini didukung juga bisa didapatkan melalui program pendi-
dengan hasil t value sebesar 1.25, dan dika dikan perawatan rumah ibu dan bayi baru
takan bermakna atau signifikan jika nilai lahir. Program ini bertujuan memberikan
dari t value nya lebih besar dari 1.96. pendidikan kesehatan kepada ibu nifas
tentang perawatan nifas dan bayi baru la-

e-ISSN: 2549-1172 (online) 143


Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(3): 138-148
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.01

hir. Kunjungan rumah bidan tidak hanya ngan sendiri dan wanita yang tidak mengi-
bertujuan untuk memberikan konseling kut kelas ibu. Wanita yang mengikuti kelas
dan pendidikan kesehatan kepada ibu te- ibu bersama dengan suami memiliki per-
tapi juga kepada orang-orang yang membe- siapan yang lebih dalam mempersiapkan
rikan perawatan pada ibu atau bayi baru la- persalinan dibandingkan wanita yang tidak
hir di rumah seperti nenek, saudara perem- mengikuti kelas ibu. Hal ini menunjukkan
puan atau yang lainnya untuk meningkat- bahwa dukungan suami sangat berperan
kan kualitas pelayanan perawatan kese penting dalam kunjungan nifas.
hatan di rumah. Program ini sebagai sarana 4) Pengaruh tidak langsung peran stake
akses informasi bagi ibu dan keluarga holder terhadap kunjungan masa nifas
tentang perawatan masa nifas dan pera- Pengaruh tidak langsung peran stakeholder
watan bayi. Sehingga keluarga yang terlibat terhadap kunjungan masa nifas dapat dika-
pada masa nifas mengetahui perannya da- takan sangat rendah. Hal ini dapat dilihat
lam mendukung ibu nifas. dari nilai , yang artinya kontribusi
Berdasarkan hasil penelitian ini, para peran stakeholder secara tidak langsung
ibu nifas dan keluarga yang mendapatkan terhadap kunjungan masa nifas hanya se-
pendidikan kesehatan dari bidan berpen- besar 2%. Hal ini didukung juga dengan
dapat bahwa pengetahuan, keterampilan hasil t value sebesar 0.42, dan pengaruh
dan sikap bidan yang melakukan kunju- dikatakan baik atau bermakna jika nilai t
ngan rumah sudah cukup dan mendapat- value nya lebih besar dari 1.96
kan informasi yang baik dari bidan. Se- Promosi kesehatan perlu penanganan
bagian besar, responden menyatakan puas bersama di komunitas dengan membuat je-
dalam program ini dan kepercayaan me- jaring dan kemitraan sebagai upaya me-
reka meningkat terhadap bidan dan pen- ningkatkan akses pelayanan kesehatan ter-
didikan yang telah diterima. masuk kunjungan nifas. Berdasarkan hasil
3) Pengaruh tidak langsung dukungan sua penelitian yang dilakukan oleh Kearn,
mi terhadap kunjungan masa nifas Caglia, Hoope-Bender dan Langer (2015)
Pengaruh tidak langsung dukungan LHW (Lady Health Workers) dan HEW
suami terhadap kunjungan masa nifas da- (Health Extension Workers) masing-
pat dikatakan tinggi. Hal ini dapat dilihat masing telah berperan dalam memperkuat
dari nilai sebesar , yang artinya sistem kesehatan nasional, khususnya di
kontribusi sumber informasi terhadap kun- daerah pedesaan, mengingat bahwa tenaga
jungan masanifas sebesar 10%. Hal ini di- kesehatan yang terampil sebagian besar
dukung juga dengan hasil t value sebesar terkonsentrasi di daerah perkotaan. LHW
1.17, dan pengaruh dikatakan baik atau ber- dan HEW memiliki latar belakang pendi-
makna jika nilai t value nya lebih besar dari dikan dan budaya yang memastikan bahwa
1.96 mereka dihormati, didukung oleh masya-
Berdasarkan hasil penelitian yang di- rakat serta termotivasi untuk memberikan
lakukan oleh Mullany, Becker dan Hindin pelayanan kepada masyarakat dan dapat
(2007) menunjukan bahwa intervensi be- menjadi penghubung penting dengan sis-
rupa promosi kesehatan kelas ibu yang me- tem perawatan kesehatan primer.
libatkan suami dapat meningkatkan kun- Berdasarkan hasil penelitian yang
jungan nifas dibandingkan ibu yang men- dilakukan oleh Medhanyie et al (2003) di
dapatkan promosi kesehatan kelas ibu de- Ethiopia peran HEW (Health Extension

144 e-ISSN: 2549-1172 (online)


Ambarwati et al./ Health Promotion Model to Increase Maternal Visit

Workers) berkontribusi penting dalam me- hamil agar memperoleh pengetahuan yang
ningkatkan penggunaan layanan kesehatan cukup sehingga dapat mencegah kompli-
salah satu nya yaitu kunjungan nifas. HEW kasi dan meningkatkan cakupan K1, K4
merupakan bagian dari program Health serta melakukan persalinan pada tenaga
Extension Program dengan tujuan untuk kesehatan (Kemenkes RI, 2012).
memperluas cakupan pelayanan kesehatan Kewenangan bidan dalam menjalan-
dan untuk mencapai keadialan dalam akses kan program pemerintah berwenang mela-
layanan kesehatan. HEW merupakan kader kukan pelayanan kesehatan yang salah sa-
kesehatan yang telah mendapatkan pela- tunya yaitu asuhan antenatal yang terin-
tihan khusus dan pelatihan selama satu tegrasi, melakukan pembinaan peran serta
tahun. Pusat kesehatan masyarakat teren- masyarakat, melaksanakan pelayanan kebi-
dah yaitu puskesmas dibawah puskesmas danan komunitas, dan melakukan pelaya-
terdapat satu pusat kesehatan dan unit pos nan kesehatan lain yang merupakan pro-
kesehatan. Satu pusat kesehatan yang ter- gram pemerintah, hal ini tercantum pada
diri dari para tenaga ahli seperti dokter, Peraturan menteri kesehatan (Permenkes)
bidan, perawat, laboran, sanitarian dan se- nomor 1464 tahun 2010 pasal 13 dan pada
bagainya. Sedangkan HEW bertugas di pos pasal 18 juga ditambahkan bahwa dalam
kesehatan. HEW memberikan informasi melaksanakan praktiknya bidan berkewaji-
tentang kehamilan, persalinan yang aman ban untuk membentuk program pemerin-
serta perawatan pasca melahirkan. HEW tah dalam meningkatkan derajat status ke-
mampu meningkatkan penggunaaan laya- sehatan masyarakat. Jadi, pada prinsipnya
nan perawatan pasca persalinan sehingga jika merujuk pada permenkes tahun 2010
meningkatkan kunjungan nifas. sendiri, tugas dan kewenangan bidan dalam
menjalankan segala jenis program peme-
c. Pengaruh promosi kesehatan kelas rintah termasuk Kelas Ibu sudah diatur da-
ibu terhadap kunjungan masa nifas lam peraturan menteri kesehatan.
Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan, Pengaruh promosi kesehatan kelas
akan menghasilkan masyarakat yang dina- ibu terhadap kunjungan masa nifas dapat
mis dan progresif secara berkelanjutan, se- dikatakan rendah. Hal ini dapat dilihat dari
bab didasari oleh adanya motivasi intrinsik nila , yang artinya kontribusi pro-
dan ekstrinsik dalam diri mereka (Mardi- mosi kesehatan kelas ibu terhadap kun-
kanto, 2010). Penyuluhan tidak terbatas jungan masa nifas hanya sebesar 4%. Hal
untuk mengubah perilaku masyarakat ini didukung juga dengan hasil t value se-
bawah, tetapi untuk meningkatkan interak- besar 0.47, dan pengaruh dikatakan baik
si antar stakeholder agar mereka mampu atau bermakna jika nilai t value nya lebih
mengoptimalkan aksesibilitasnya dengan besar dari 1.96.
informasi supaya mereka mampu mening- Berdasarkan hasil penelitian Sarah
katkan keadaan ekonomi dan kesejahteraan (2008) menyatakan bahwa pendidikan ke-
sosialnya. las ibu dapat meningkatkan pengetahuan
Kelas Ibu merupakan salah satu prog- orang tua tentang penyakit neonatal seperti
ram kesehatan yang diharapkan turut ber- gangguan pernapasan, sepsis, komplikasi
peran dalam menurunkan angka kesakitan prematuritas) guna mengurangi angka ke-
dan kematian akibat kehamilan, persalinan matian neonatal. Untuk menilai efektivitas
dan nifas. Kelas Ibu merupakan sarana pendidikan neonatal dalam meningkatkan
belajar bersama yang perlu diikuti oleh ibu
e-ISSN: 2549-1172 (online) 145
Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(3): 138-148
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.01

pengetahuan ibu tentang perawatan bayi kungan. Hal ini menunjukkan bahwa pro-
baru lahir dengan keterbatasan sumber da- mosi kesehatan melalui pendidikan ante-
ya dan untuk menentukan apakah pengeta- natal atau kelas ibu meningkatkan kunju-
huan tersebut dapat bertahan pada masa ngan nifas ditinjau dari efektifitas dan ke-
nifas. Intervensi pendidikan yang diberikan puasan kunjungan nifas. Dalam penelitian
terstruktur, tatap muka modul interaktif ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
yang diajarkan menunjukkan adanya pe- 1. Pengetahuan nifas, akses terhadap sum-
ningkatan pengetahuan tentang perawatan ber informasi, dukungan suami, peran
neonatal. Selanjutnya diuji lagi setelah me- stakeholder berpengaruh secara lang-
lahirkan, hasilnya sebanding dengan hasil sung terhadap kunjungan masa nifas.
post test yaitu ibu mampu mengingat in- Pengaruh yang besar pada dukungan
formasi tentang perawatan neonatal pada suami.
masa nifas awal. Penelitian ini menunjuk- 2. Pengaruh pengetahuan nifas, akses ter-
kan bahwa promosi kesehatan melalui pen- hadap sumber informasi, dukungan
didikan antenatal singkat yang diberikan suami dan peran stakeholder berpenga-
kepada ibu sangat efektif. ruh secara tidak langsung terhadap kun-
Berdasarkan penelitian Bahrami, Sim- jungan masanifas melalui promosi kese-
bar, dan Bahrami (2013) pendidikan kelas hatan kelas ibu. Pengaruh yang besar
ibu memberikan informasi seputar keha- pada akses terhadap sumber informasi
milan, proses persalinan, perawatan bayi dan peran stakeholder.
serta kepercayaann diri dan tanggungjawab 3. Pengetahuan nifas terbukti signifikan
sebagai orang tua. Hal ini merupakan pen- positif berpengaruh secara tidak lang-
dekatan yang positif kepada wanita yang sung terhadap kunjungan masa nifas
akan melahirkan. Pendidikan antenatal me- melalui promosi kesehatan kelas ibu.
miliki efek yang positif terhadap kualitas 4. Promosi kesehatan kelas ibu terbukti
hidup ibu nifas. Beberapa studi menemu- secara signifikan berpengaruh terhadap
kan bahwa terdapat hubungan yang signifi- kunjungan masa nifas. Semakin baik
kan antara pendidikan kehamilan/ prog- promosi kesehatan kelas ibu, maka se-
ram dukungan terhadap kualitas persalin- makin baik kunjungan masa nifas.
an, pengalaman nifas serta kepuasan orang 5. Pentingnya kontribusi dari masing-ma-
tua. sing variabel sehingga dirumuskan mo-
Hasil penelitian ini menunjukkan bah- del promosi kesehatan dalam mening-
wa pendidikan kehamilan menghasilkan katkan kunjungan masa nifas.
pengetahuan jangka panjang untuk me-
ningkatkan kualitas kehidupan ibu nifas DAFTAR PUSTAKA
pada 6-8 minggu hingga 1 tahun. Penelitian
dilaksanakan dengan dua grup, satu grup Akmese (2013). Mother and newborn home
dilakukan intervensi dan yang lainnya se- care education program the effects
bagai kontrol. Grup yang dilakukan inter- of “mother and newborn home care
vensi memiliki tingkat kepuasan tinggi education program (mnhcep)” on
daripada grup kontrol. Pada grup yang dila- mother and persons providing care
kukan intervensi memiliki kualitas kehi- of mother/ newborn. Balikesir
dupan yang lebih baik hal ini bisa dilihat Sağlik Bilİmleri Dergisi /BalIkesir
pada tingginya skor kesehatan fisik, psiko- Health SciencEs Journal
sosial, hubungan sosial dan kesehatan ling-
146 e-ISSN: 2549-1172 (online)
Ambarwati et al./ Health Promotion Model to Increase Maternal Visit

Bhata B (2011). An exploratory study of ters of mashhad iran 2013. Jurnal


prevalingknowledge, attitude and Of Midwifery & Reproductive
practice of husbandin regards to fac Health.
tors affeting in supportingactivites Kim N (2013). Early postnatal care and its
during pregnanacy, delivery and determinant in cambodia. Direc-
post-partum periods.Journal of No- torat General for Health Ministry of
bel Medical College (2011), 1 (45) Health-Kingdom of Cambodia.
Bourne L, Walker DHT (2006). Visualizing Labonte R, Laverack G (2008). Health
stake holder influence-two austra- promotion in action: from local to
lian examples. Project Management glonal empowerment. UK: Palgrave
Journal. 37: 5-21. Macmillan.
Butterfield KD, Reed R, Lemak DJ. (2004). Lamoro (2002). Mothers' perspectives on
An inductive model of collaboration the quality of postpartum care in
from the stakeholder’s perspective. Central Shanghai, China.Int J Qual
Business and Society, 43 (2): 162- Health Care. 2002 Oct;14(5): 393-
195 Washington State University: 402.
SAGE Publications. Manuaba (2002). Kesehatan reproduksi
Green, Keuter (2000). Health promotion Medhanyie A. (2003). The role of
planning. 2nd ed. Mountain View: health extension workers in im-
Mayfield Publishing Company. proving utilization of maternal heal-
House, Williams. (2000). Promoting th services in rural areas in Ethio-
health: intervention strategies from pia: a cross sectional studywanita.
social and behavioral research. Pro- Jakarta: EGC.
moting health: intervention stra Prashant R, Alagarajan S (2012). Determi-
tegies from social and behavioral nants of maternity care services uti-
research. lizationamong married adolescents
Herijulianti E (2002). Pendidikan kese- in rural india. PLoS ONE, 7(2)
hatan. Jakarta: ECG. PRHP (Prairie Region Health Promotion)
Islam MR, Odland JO. (2011). Deter- Research Centre. (2004).Health pro
minant of antenatal and postnatal motion capacity checklists: a work
care visits among indigenous people book for individual, organizational,
in bangladesh: a study of the mru and environmental assessment. Sas
community. Rural dan Remote katoon, saskatchewan, Canada: Uni-
Health 11: 1672 versity of Saskatchewan.
Kearn AD, Caglia JM, Hooper B, Langer A Singarimbun, Masri, Effendi. (2005). Meto-
(2015). Antenatal and postnatal de penelitian survei. LP3ES. Ja
care: a review of innovative models karta.
for improving availability, accessi- Syed U, Asiruddin, Helalm I. (2006). Im-
bility, acceptability and quality of medieate and early postnatal ca
service in low resource setting.B re for mothers and newborns in ru-
JOG journal of Obstetric and Gynae ral bangladesh. J Health Popul
cology. Nutr; 24 (4): 508-518
Khadijah M, Somayyeh OG, Mohammad Smalwood. (2014). Maternal knowledge on
TS (2013). Matrenal knowledge on postpartum care in healhcare cen-
postpartum care in healthcare cen ters of mashhad, iran in 2013. Jour-
e-ISSN: 2549-1172 (online) 147
Journal of Health Promotion and Behavior (2016), 1(3): 138-148
https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.03.01

nal of Midwifery & Reproductive Ugboaja, Joseph O. (2013). Barriers to


Health postnatal and exclusive breatfeed-
Sarah BV. (2008). The postpartum visit: ing among urban women in
an overlooked opportunity for pre southeastern nigeria. Nigerian Me
vention. Dissertation Submitted To dical Journal 54 (1).
The Faculty Of The University Of Wiryanto. (2004). Pengantar ilmu komu
North Carolina At Chapel Hill In nikasi. PT. Grasindo, Jakarta

148 e-ISSN: 2549-1172 (online)

Você também pode gostar