Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Taat Setiadi
1
Mendy Hatibie
1
Jan T. Ngantung
2
Luisa A. J. Wewengkang
1
Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: taatse@gmail.com
Abstract: Management of wound has improved together with development of medical sciences,
especially biomolecular science and traumatology. Wounds, especially burn wound is prone to
edema and infection, associated with a lot of free radicals. Due to tissue edema, hypoxia and
hypoperfusion occur. Exposure of high pressure oxygen increase gamma interferron (IFN-γ) which
further induces nitric oxide synthase (i-NOS) and VEGF. Besides that, IFN-γ increases the number
of T helper 1 cells (TH-1) which influence B cells to produce IgG. Due to the increased IgG, the
phagocytosis effect of leucocytes increase, therefore, it is assumed that hyperbaric oxygen therapy
(HBO2) can reduce the degree of infected wound. This study aimed to analyze the effect of HBO2
on the numbers of bacteria in deep burn wound (2nd degree) in rabbits. This was a pure
experimental study with a post test group design. Samples were 34 rabbits with deep burn wound
(2nd degree) on their backs sized 2x1 cm. On day-5, bacteria cultures were obtained from all the
wounds, and then the rabbits were divided randomly into 2 groups: treated with HBO2 and
without; each group consisted of 17 rabbits. On day-10, the second bacteria cultures were done.
The numbers of bacteria of the two groups were compared before and after HBO2. The results
showed that distribution of bacteria in the two groups were as follows: Citrobacter freundii (34%),
Citrobacter difersus (32%), Proteus vulgaris (13%), Citrobacter mirabilis (10.5%), and
Staphylococcus aureus (10.5%). The Mann-Whitney U test showed a significant difference in the
number of bacteria between the 2 groups before and after treatment (P < 0.001). The treated group
showed a decrease of bacteria number. Conclusion: Hyperbaric oxygen therapy could reduce the
number of bacteria in burn wounds.
Keywords: burn wound, hyoperbaric oxyhen therapy, bacteria
107
108 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 2, Juli 2016, hlm. 107-113
menyelesaikan TOH dilakukan kultur kuman pada luka bakar dengan cara swab pada kedua
kelompok. Jumlah bakteri dibandingkan pada kedua kelompok sebelum dan setelah pengobatan.
Hasil penelitian memperlihatkan berdasarkan distribusi jenis kuman pada dua kelompok dalam
penelitian ini ditemukan Citrobacter freundii (34%), Citrobacter difersus (32%), Proteus vulgaris
(13%), Citrobacter mirabilis (10,5%), dan Staphylococcus aureus (10,5%). Uji Mann-Whitney U
menunjukkan perbedaan bermakna jumlah kuman antara kedua kelompok sebelum dan sesudah
diberikan TOH dengan nilai P <0,001 di mana kelompok TOH menunjukkan penurunan jumlah
kuman. Simpulan: TOH dapat mengurangi jumlah kuman pada luka bakar kulit.
Kata kunci: luka bakar, TOH, kuman
Luka bakar derajat dua dalam adalah luka penurunan mortalitas luka bakar.4
bakar yang ditandai dengan kerusakan Terapi oksigen hiperbarik (TOH)
menyeluruh lapisan epidermis dan dermis memodulasi nitrik oksida (NO) pada sel
dan hanya menyisakan bagian sel basal endotel. Pada sel endotel ini TOH juga
folikel dan kelenjar keringat. Penyebab luka meningkatkan vascular endothelial growth
bakar derajat dua dalam selain terbakar api factor (VEGF). Melalui siklus Krebs terjadi
langsung atau tak langsung, juga bisa peningkatan nikotinamida adenosin
disebabkankarena pajanan suhu tinggi dari dinukleotida hidrogen (NADH) yang
matahari, listrik, maupun bahan kimia.1 memicu peningkatan fibroblas yang
Proses penyembuhan luka bakar diperlukan untuk sintesis proteoglikan dan
derajat dua dalam sama seperti proses bersama dengan VEGF akan memacu
penyembuhan luka pada umumnya yaitu sintesis kolagen pada proses remodeling,
melalui fase inflamasi, proliferasi, dan yaitu salah satu tahapan dalam
remodeling.2 penyembuhan luka.
Luka bakar terdiri dari beberapa Mekanisme di atas berhubungan
derajat /tingkatan yaitu superficial burn, dengan salah satu manfaat utama TOH
partial-thickness burn yang dibagi menjadi yaitu untuk penyembuhan luka. Pada
superficial dan deep, serta full-thickness bagian tubuh yang luka terdapat edema dan
burn. Derajat luka bakar ini tergantung dari infeksi. Di daerah edema ini terdapat
suhu paparan, lamanya paparan, dan jenis radikal bebas dalam jumlah yang besar.
kulit yang terpapar. Tingkat superficial daerah edema ini mengalami kondisi hipo-
burn tidak berpotensi menimbulkan oksigen karena hipoperfusi. Dengan
jaringan parut sedangkan tingkat deep pemaparan oksigen tekanan tinggi, terjadi
partial-thickness burn (luka bakar derajat peningkatan Interferon gamma (IFN-γ),
dua) dan full thickness burn (luka bakar inducible nitric oxide synthase (i-NOS) dan
derajat tiga) sangat berpotensi VEGF. IFN- γ menyebabkan sel T helper 1
3
menimbulkan jaringan parut. (TH-1) meningkat yang berpengaruh pada
Paradigma penatalaksanaan luka bakar B-cell sehingga terjadi peningkatan Ig-G.
mengalami perubahan seiring dengan Dengan meningkatnya Ig-G, efek
perkembangan ilmu kedokteran, khususnya fagositosis leukosit juga akan meningkat,
bidang ilmu biomolekuler dan traumato- sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
logi. Setiap fase luka bakar diwarnai oleh luka, hiperbarik berfungsi menurunkan
permasalahan spesifik dan perubahan yang infeksi dan edema.5
dimaksud dirasakan sangat pesat sejak Saat ini TOH telah banyak
berkembangnya konsep Sistemic dimanfaatkan, diantaranya untuk penderita
Inflamatory Response Syndrom (SIRS) dan luka bakar, decompression sickness,
Multi-system Organ Dysfunction Syndrome osteomielitis, dan ulkus atau gangren
(MODS) serta traumatologi. Permasalahan diabetikum. Mekanisme kerja TOH ialah
yang dihadapi memerlukan pendekatan dengan tekanan O2 yang melebihi 1 Atm
beberapa disiplin ilmu yang mutlak secara akan menyebabkan peningkatan tekanan O2
terpadu bersama-sama mengupayakan pada jaringan, sehingga gradien difusi O2
Setiadi, Hatibie, Ngantung, Wewengkang; Pengaruh terapi oksigen hiperbarik... 109
perbedaan bermakna jumlah kuman pada Tabel 4. Perbandingan jumlah kuman pada hari
kedua perlakuan pada hari ke-5 (P = ke-5 dengan hari ke-10 pada kelompok
0,408). perlakuan dengan TOH
Jumlah Jumlah Persentase
kuman sampel
Tabel 1. Distribusi jenis kuman pada kedua
kelompok Meningkat 0 0
Perlakuan Menurun 13 69
Jenis kuman
TOH Tanpa TOH Tetap 6 31
Citrobacter freundii 6 7
Citrobacter diversus 7 5 Total 19 100
Proteus vulgaris 2 3
Staphylococcus aureus 2 2
Citrobacter mirabilis 2 2
Tabel 6. Tes kenormalan data Kolmogorov-
Smirnov
Tabel 2. Distribusi jumlah kuman gram negatif
dan positif pada kedua perlakuan Kolmogorov Smirnov
Perlakuan Perlakuan Statistik df P
Gram TOH Tanpa
TOH 424 19 ,000
TOH
Gram Negatif 17 17 Tanpa TOH 389 19 ,000
Gram positif 2 2
Total 19 19
dilepaskan di daerah yang terlibat dalam Whitney U yaitu menunjukkan nilai P <
sirkulasi plasma darah sehingga dapat 0,001.
mengurangi hipoperfusi pada daerah luka Data penelitian ini memberikan suatu
yang mengalami edema dan vaso- gambaran bahwa TOH merupakan salah
konstriksi.13 satu faktor yang dapat memengaruhi
Pada penelitian ini tidak ditemukan pengurangan jumlah kuman patogen. Hal
adanya kuman yang bersifat anaerob pada ini dapat dilihat dengan berkurangnya
biakan sehingga peneliti tidak bisa jumlah kuman setelah mendapat perlakuan
melaporkan pengaruh TOH terhadap TOH. Dengan demikian TOH dapat
pertumbuhan kuman yang sifatnya anaerob. menjadi salah satu faktor yang berperan
Hal ini mungkin dikarenakan luka bakar dalam mengurangi infeksi pada luka bakar
merupakan luka terbuka sehingga terdapat karena bila kondisi luka terkontaminasi
hubungan antara luka dengan udara luar oleh kuman dalam jumlah relatif besar
yang mengandung oksigen sehingga tidak maka kemungkinan risiko infeksi juga
ada kuman anaerob yang ditemukan pada makin besar.
luka bakar dalam penelitian ini. Kuman Hal diatas sesuai dengan acuan pustaka
aerob yang ditemukan pada penelitian ini bahwa TOH bekerja dengan meningkatkan
ternyata jumlahnya menurun setelah tekanan O2 pada jaringan sehingga gradien
diberikan TOH. Hal ini dapat menerangkan difusi O2 ke dalam jaringan akan
bahwa TOH juga dapat memberikan efek meningkat. Meningkatnya pasokan oksigen
menurunkan jumlah kuman yang bersifat dapat meningkatkan efek bakterisidal
aerob. Hal ini dikarenakan selain memberi- leukosit PMN yang membutuhkan oksigen
kan efek meningkatkan perfusi oksigen ke untuk fagositosis dan pemusnahan bakteri.
daerah luka, TOH juga dapat berfungsi Bila tekanan O2 menurun, efisiensi aksi
sebagai bakterisid melalui peningkatan efek bakterisidal leukosit PMN menurun secara
fagositosis dari leukosit PMN karena sel- drastis sehingga risiko infeksi semakin
sel ini membutuhkan oksigen untuk tinggi.
menjalan-kan fungsinya dalam hal
fagositosis dan pemusnahan bakteri.
Menurut Moenadjat4 agen penyebab SIMPULAN
infeksi luka bakar pada kulit manusia Dari hasil penelitian dan bahasan dapat
diantaranya ialah kuman Gram negatif disimpulkan bahwa jenis kuman yang
seperti Pseudomonas aeruginosa, paling banyak ditemukan ialah kuman
Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Gram negatif Citrobacter freundii dan
Enterobacter cloacae, dan Gram positif Citrobacter diversus.
seperti Streptococcus, Staphylococcus dan Pemberian terapi oksigen hiperbarik
Enterococcus.4 Jika dibandingkan hasil dengan tekanan tertentu dapat menurunkan
penelitian dan kepustakaan yang ada jumlah kuman pada kulit yang mengalami
terdapat perbedaan jenis kuman Gram luka bakar.
negatif yang dapat menjadi agen penyebab
infeksi luka bakar pada kulit manusia dan
pada kulit kelinci sedangkan jenis kuman SARAN
Gram positif cenderung sama. 1. Penelitian ini kiranya dapat menjadi
Hasil pengambilan sampel pada hari bahan pertimbangan untuk melakukan
ke-10 yaitu setelah kelompok perlakuan penelitian lebih lanjut pada manusia
diberi TOH memperlihatkan perbedaan dalam hal pengaruh terapi oksigen
yang sangat bermakna terhadap jumlah hiperbarik terhadap penyembuhan luka
kuman pada kedua kelompok dimana bakar.
terjadi penurunan jumlah kuman pada 2. Perlu dilakukan uji pengaruh terapi
kelompok yang mendapat perlakuan TOH. oksigen hiperbarik terhadap kuman
Hal ini dibuktikan dengan uji Mann- dengan variasi yang lebih banyak.
Setiadi, Hatibie, Ngantung, Wewengkang; Pengaruh terapi oksigen hiperbarik... 113
DAFTAR PUSTAKA 13. Gill AL, Bell CNA. Hyperbaric oxygen: its
uses, mechanisms of action and
1. Xiang XR. Burn Regenerative Medicine and
outcomes. QJ Med. 2004;97:385-93
Therapy. Tokyo: Karger, 2004; p. 21-5.
14. Murphy PS, Evans GRD. Advances in
2. Sjamsuhidajat R. Luka dan penyembuhan
wound healing: A review of current
luka. In: Buku Ajar Ilmu Bedah (Edisi
wound healing products. Hindawi
revisi). Jakarta: EGC, 1997; p. 72-97.
publishing corporation. USA. 2012.
3. Klien MB. Thermal, electrical and chemical
Volume 2012. Pgs : 1-6
injury. In: Plastic Surgery Grabb &
15. Villanueva E, Bennett MH, Wasiak J,
Smiths (6th ed). Philadelphia:
Lehm JP. Hyperbaric oxygen therapy
Lippincott William & Wilkins, 2007; p.
for thermal burns (Cochrane review).
132-4.
Oxford: The Cochrane Library Issue 1,
4. Moenadjat Y. Petunjuk Praktis Penatalak-
2006.
sanaan Luka Bakar. Jakarta: Asosiasi
16. Baranoski S, Ayello EA, editors. Wound
Luka Bakar Indonesia, 2005; p. 1.
Care Essentials: Practice Principles
5. Mathieu D, Wattel F. Handbook on
(2nd ed). Philadelphia: Lippincott
Hyperbaric Medicine. France: Springer,
Williams & Wilkins, 2008; p. 156-7.
2006; p. 1-34, 103-16.
17. Kryger Zol B, Sisco M. Burns: Initial
6. An European Code of Good Practice for
Hyperbaric Oxygen Therapy, prepared Management and Resuscitation. In:
by Working Group (safety of the best Practical Plastic Surgery. Austin: Lande
action) B14. HBO, 2004. Bioscience, 2007; p. 155.
7. Christ DL, Caroline O. Hyperbaric Oxygen 18. Gentur S. Luka bakar. In: Petunjuk Praktis
Therapy: A Rapid Assesment KCE Ilmu Bedah Plastik Rekonsruksi (1st
report. Vol 74. Belgia, 2008. ed). Jakarta: Yayasan Khasanah
8. Kawasima M. Tamura H, Nagayoshi I, Kebajikan, 2007; p.80-2.
Takao K, Yoshida K, Yamaguchi T. 19. Friedstat J. Burns. In: Brunicardi F,
et al. Hyperbaric oxygen therapy in Andersen D, Billiar T, editors.
orthopedic conditions. Undersea Schwartzs Principles of Surgery (10th
Hyperb Med. 2004;31(1):155-62. ed). New York: McGraw-Hill
9. Matsuda T, Hasegawa Y, Kataoka Y, Iwata Education. 2014; p. 227-9.
H, Miura T, Takahashi H. The effect 20. Brown DL, Borscel GH. Burns. In:
of hyperbaric oxygenation on bone in Michigan Manual of Plastic Surgery
spontaneously hypertensive rats. Acta (1st ed). Philadelphia: Lippincott
Orthopaedica Scandinavica. 1993;64 Williams & Wilkins, 2004; p. 381-2.
(1):41-3. 21. Perdanakusuma DS. Skin Grafting.
10. Simpson BG. The structure and physiology Surabaya: Airlangga University Press,
of bone and physiotherapeutic 1998; p. 3-9.
modalities to promote fracture healing. 22. Chaspuri D. Perbandingan epitelialisasi kulit
Available from: http://physioclinic.net/ kelinci pada luka bakar derajat dua
wp-content/ uploads/2015/04/The- dalam antara pemberian moist exposed
structure-and-physiology-of-bone-and- burn ointment dan silver-sulfadiazine
physiotherapeutic-modalities-to- [Karya akhir]. Manado Universitas
promote-fracture-healing.pdf. 1997; p. Sam Ratulangi; 2011.
847-50. 23. Wang JT, Chang SC, Chen YC, Luh KT.
11. Wu D, Malda J, Crawford R, Xiao Y. Comparison of antimicrobial
Effect of hyperbaric oxygenation on susceptibiliy of Cirobacer freundii
proliferation and differentiation of isolaes in two different time periods. J
osteoblasts from human alveolar bone. Microbiol, Immunol Infect. 200
Connect Tissue Res. 2007;48:206-13. Dec;258-62
12. Shahriari A, Khooshideh M, Heidari M. 24. Whalen JG, Mully TW, English JC 3rd.
Diseases treated with hyperbaric Spontaneous Citrobacter freundii
oxygen therapy; a literature review. infection in an immunocompetent
Med Hypothesis Discov Innov patient. Arch Dermatol.
Interdisciplinary. 2014;1(2):1-9. 2007;143(1):124-5.