Você está na página 1de 13

THE APPLICATION OF INTEGRATED ARIAS LEARNING MODEL FOR THE PROBLEM

BASED INSTRUCTION APPROACH TO IMPROVING STUDENT’S ACTIVITY AND


ACHIEVEMENT ON SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL MATERIAL IN X
MIA 3 CLASS MAN 1 BANJARMASIN ACADEMIC YEAR 2018/2019

Yuliastono Budi Prakasa

MAN 1 Banjarmasin
Email: yuliastonobudi@gmail.com

Abstract: Has done research with the implementation integrated ARIAS learning
model for the problem based instruction approach to improving student’s study activity
and achievement in X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin on mathematic subject. This research
also aims to find out how teacher activity and student responses about implementation
of integrated ARIAS learning model for problem based instruction approach. This
research design was used classroom action research which consisted two cycles with
four phases; planning, action, evaluation and reflection. The subject were 25 students.
Data collection was used by observation techniques, written tes and questionnaires.
Then, data were analyzed by quantitatively and qualitatively techniques. The research
result showed that there was an increase in teacher’s activity from 88 at cycle I to
113,5 at cycle II, an increase in student’s study activity from 16,88 at cycle I to 22,72
at cycle II, an increase in student’s achievement from 61,40 at cycle I to 80,10 at cycle
II and student give good response for learning which integrated ARIAS learning model
for the problem based instruction approach.

Keyword: ARIAS, problem based instruction, teacher’s activity, student’s study


activity, student’s achievement.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PENDEKATAN
PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA VARIABEL DI KELAS
X MIA 3 MAN 1 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Yuliastono Budi Prakasa

MAN 1 Banjarmasin
Email: yuliastonobudi@gmail.com

Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran ARIAS


terintegrasi pendekatan Problem Based Instruction untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin pada mata pelajaran
matematika. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru
dan respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran ARIAS terintegrasi
pendekatan Problem Based Instruction. Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan
refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 dengan jumlah siswa
sebanyak 25 orang. Data yang dikumpulkan menggunakan teknik observasi, tes
tertulis dan angket. Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat
terjadi peningkatan aktivitas guru dari 88 pada siklus I menjadi 113,5 pada siklus II,
peningkatan aktivitas belajar siswa dari 16,88 pada siklus I menjadi 22,72 pada siklus
II, peningkatan hasil belajar dari 61,40 pada siklus I menjadi 80,10 pada siklus I dan
siswa memberikan respon yang baik terhadap penerapan model pembelajaran ARIAS
terintegrasi pendekatan Problem Based Instruction.

Kata kunci: ARIAS, problem based instruction, aktivitas guru, aktivitas belajar siswa,
hasil belajar siswa.

Pendidikan mempunyai peran yang penting Matematika adalah salah satu mata pelajaran
bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, yang diajarkan kepada siswa dari tingkat
pendidikan harus mendapatkan perhatian taman kanak-kanan hingga tingkat sekolah
dan prioritas dari semua pihak. Suatu menengah atas bahkan hingga ke bangku
pendidikan tidak hanya mementingkan hasil perkuliahan. Hal itu karena matematika
akhirnya saja, namun yang paling penting merupakan salah satu ilmu yang sangat
ialah prosesnya, dimana dengan proses penting apalagi di zaman sekarang yang
tersebut siswa dapat memahami maksud dari perkembangan dan teknologi yang semakin
proses pembelajaran yang meningkat dimana matematika dianggap
dilakukan.Pendidikan yang berkualitas tidak sebagai salah satu ilmu dasar yang memiliki
terlepas dari seorang guru sebagai seorang esensial yang dapat diterapkan dalam
pendidik. Guru diharuskan mampu berbagai kehidupan. Matematika merupakan
menciptakan proses pembelajaran yang aktif, ilmu yang mempelajari sebuah kepastian
kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan. yang menegaskan struktur abstrak,
menggunakan logika simbolik dan notasi Diharapkan dengan diterapkannya model
matematika. ARIAS ini, siswa akan lebih termotivasi dalam
Di lapangan, kebanyakan siswa tidak begitu mengikuti pembelajaran karena materi yang
menyukai pelajaran matematika. Berbagai disampaikan dalam versi yang mudah
penyebab yang membuat para siswa tidak dipahami dan diterapkan karena
menyukai matematika diantaranya siswa dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari
menganggap matematika adalah pelajaran yang tak jauh-jauh dari sekitar mereka. Selain
yang sulit, tidak mudah dipahami karena itu, adanya proses evaluasi terhadap apa
didalamnya banyak perlu dilakukan yaitu yang sudah mereka pelajari akan
menghafal rumus bahkan mengartikan rumus mempermudah guru mengetahui lebih cepat
tersebut dalam bahasa matematika. Selain mengetahui apakah materi yang disampaikan
sulitnya materi, penyebab lainnya adalah diterima dengan baik oleh siswa atau tidak.
matematika disampaikan dengan cara Pada penelitian ini, model ARIAS akan
pengajaran yang monoton dan kurang tepat dikombinasikan dengan pendekatan Problem
sehingga membuat para siswa merasa Based Instruction (PBI). PBI adalah suatu
bosan. pendekatan dimana pembalajaran yang
Berdasarkan data yang diperoleh di kelas X dilakukan didasarkan pada masalah yang
MIA 3 MAN 1 Banjarmasin, hasil belajar siswa ada. Dalam hal ini siswa dituntut untuk belajar
siswa masih tergolong pada kategori rendah. melalui permasalahan yang diberikan oleh
Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa guru. Belajar berdasarkan masalah adalah
yang memenuhi KKM hanya sebesar interaksi antara stimulus dan respons yang
(56,67%). Rendahnya hasil belajar siswa memiliki hubungan dua arah antara belajar
salah satunya identifikasikan model dan lingkungan. Lingkungan memberikan
pembelajaran yang dilakukan guru yang masukan kepada siswa berupa bantuan dan
bersifat konvensional. Siswa lebih bersikap masalah. Sedangkan sistem saraf berfungsi
pasif selalu menunggu instruksi dari guru menafsirkan bantuan itu secara efektif
untuk mendengarkan dan mencatat saja, sehingga masalah yang dihadapi dapat
sedangkan pembelajaran akan kurang diselidiki, dianalisis serta dicari
maksimal jika hanya instruksi yang dilakukan, pemecahannya dengan baik (Sudjana, 2014).
sehingga perlu sebuah model pembelajaran Menurut Arends (2008), pembelajaran
yang menumbuhkan sikap aktif siswa, berdasarkan masalah merupakan suatu
terutama dari segi motivasi dan hasil belajar pendekatan pembelajaran di mana siswa
siswa. mengerjakan permasalahan yang autentik
Banyak model pembelajaran yang dapat dengan maksud untuk menyusun
diterapkan oleh guru untuk mengatasi pengetahuan mereka sendiri,
permasalahan-permasalahan di atas. Salah mengembangkan inkuiri dan keterampilan
satunya adalah ARIAS (Assurance, berfikir tingkat lebih, mengembangkan
Relevance, Interest, Assesment dan kemandirian dan percaya diri.
Satisfaction). ARIAS merupakan model
pembelajaran yang terdiri dari lima komponen METODE PENELITIAN
teori-teori belajar yaitu Assurance (Percaya Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan
Diri), Relevance (Relevansi), Interest (Minat dengan menggunakan Penelitian Tindakan
atau Perhatian), Assesment (Evaluasi) dan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2013), PTK
Satisfaction (Kepuasaan). adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri
yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan Data mengenai hasil belajar kognitif
dalam situasi kependidikan untuk dikumpulkan melalui tes tertulis yang terdiri
memperbaiki rasionalitas dan keadilan dari 10 soal pilihan ganda beralasan pada
tentang: (a) praktik-praktik kependidikan setiap akhir siklus. Kemudian, data aktivitas
mereka, (b) pemahaman mereka tentang guru, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar
praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di afektif siswa dikumpulkan dengan
mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. menggunakan teknik nontes yaitu lembar
Penelitian dilaksanakan di bulan Oktober observasi pada setiap pertemuan dan respon
2018. Penelitian dilakukan di kelas X MIA 3 siswa dikumpulkan melalui angket respon
MAN 1 Banjarmasin. Subjek penelitian siswa siswa di akhir siklus II.
kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin berjumlah Penilaian terhadap aspek pengamatan dalam
25 orang yang terdiri 12 orang perempuan lembar observasi aktivitas guru
dan 13 orang laki-laki, sedangkan objek menggunakan skor 1-5 disertai rubrik
dalam penelitian ini adalah aktivitas guru, penilaian yang mengukur 8 butir indikator
aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa dan aktivitas guru. Adapun kategori untuk
respon siswa terhadap pembelajaran yang aktivitas guru dapat dilihat pada Tabel 1.
dilakukan.
Tabel 1. Kategori Aktivitas Guru
Skor Kategori
27 – 48 Sangat Kurang
49 – 69 Kurang
70 – 91 Cukup
92 – 113 Baik
114 – 135 Sangat Baik

Penilaian terhadap aspek pengamatan dalam penilaian yang mengukur 4 indikator aktivitas
lembar observasi aktivitas belajar siswa belajar siswa. Adapun kategori untuk aktivitas
menggunakan skor 1-5 disertai rubrik belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kategori Aktivitas Belajar Siswa


Skor Kategori
6 – 10 Sangat Kurang
11 – 15 Kurang
16 – 20 Cukup
21 – 25 Baik
26 – 30 Sangat Baik

Analisis hasil belajar siswa kognitif bertujuan menguasai pembelajaran ditunjukkan dengan
untuk mengetahui tingkat penguasan konsep nilai rata-rata siswa ≥ 75, daya serap ≥ 75
siswa. Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan dan ketuntasan belajar ≥ 75. Untuk
Belajar (KKM) siswa yang memperoleh nilai mendeskripsikan keberhasilan siswa dalam
lebih atau sama dengan 75 dinyatakan tuntas proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel
belajar. Keberhasilan siswa dalam 3.
Tabel 3. Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa
Nilai Kategori
x < 65 Sangat Rendah
65 ≤ x < 75 Rendah
75 ≤ x < 85 Cukup
85 ≤ x < 95 Baik
x ≥ 95 Sangat Baik
Adaptasi Sudijono (2010)
Penilaian terhadap aspek pengamatan dalam bekerja sama dan menjadi pendengar yang
lembar observasi hasil belajar afektif siswa baik. Adapun kategori untuk hasil belajar
menggunakan skor 1-5 yang mengukur 4 afektif siswa dapat dilihat pada Tabel 4.
aspek afektif yaitu rasa ingin tahu, teliti,

Tabel 4. Kategori Hasil Belajar Afektif Siswa


Skor Kategori
5–7 Tidak Baik
8 – 10 Kurang
11 – 13 Cukup
14 – 16 Baik
17 – 20 Sangat Baik
Adaptasi (Sudjana, 2014)
Kemudian penilaian respon siswa terhadap jawaban sangat tidak setuju (STS) = 1, tidak
pembelajaran dengan model pembelajaran setuju (TS) = 2, ragu-ragu (RR) = 3, setuju (S)
ARIAS terintegrasi pendekatan problem = 4, dan sangat setuju (SS) = 5. Berikut
based instruction yang dilakukan dalam adalah kategori respon siswa yang dapat
lembar angket menggunakan skala likert 1-5 dilihat pada Tabel 5.
yang berisi 10 pertanyaan dengan pilihan

Tabel 5. Kategori Respon Siswa


Rerata Skor Kategori
10 – 18 Sangat kurang baik
19 – 26 Kurang
27 – 34 Cukup
35 – 42 Baik
43 – 50 Sangat positif

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah (𝑥̅ ) ≥ 75, daya serap (DS) ≥ 75% dan
(1) aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil ketuntasan belajar siswa (KB) ≥ 75% dan (4)
minimal pada kategori baik, (2) aktivitas guru hasil belajar afektif siswa dalam
dalam melaksanakan pembelajaran melaksanakan pembelajaran dikatakan
dikatakan berhasil minimal pada kategori mengalami peningkatan minimal kategori
baik, (3) hasil belajar kognitif siswa telah baik.
optimal jika rata-rata nilai hasil belajar siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil evaluasi dan observasi penelitian pada problem based instruction. Adapun
siklus I dan II berupa aktivitas guru, aktivitas peningkatan skor aktivitas guru pada siklus II
belajar siswa, hasil belajar siswa dan respon jika dibandingkan dengan siklus I dapat dilihat
siswa terhadap pembelajaran dengan model pada Gambar 1.
pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan

Aktivitas Guru
24.24
21.2
25 18.28
15.48
20
15
10
5
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Siklus I Siklus II

Gambar 1. Peningkatan Skor Aktivitas Guru


Peningkatan skor aktivitas belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 2.
siklus II jika dibandingkan dengan siklus I

Aktivitas Belajar Siswa


24.24
21.2
25 18.28
15.48
20
15
10
5
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Siklus I Siklus II
\

Gambar 2. Peningkatan Skor Aktivitas Belajar Siswa


Peningkatan skor hasil belajar afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3.
pada siklus II jika dibandingkan dengan siklus

Hasil Belajar Afektif Siswa

17.28
14.8
18
16 11.6
14
8.2
12
10
8
6
4
2
0
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Siklus I Siklus II

Gambar 3. Peningkatan Skor Hasil Belajar Afektif Siswa

Peningkatan data hasil belajar peningkatan rata-rata nilai hasil belajar


kognitif dalam penelitian ini dilihat dari 3 kognitif siswa pada siklus II jika dibandingkan
aspek yaitu rata-rata nilai hasil belajar, daya dengan siklus I dapat dilihat pada Gambar 4
serap dan ketuntasaan belajar. Berikut
.

Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa

80.1
61.4
100
80
60
40
20
0
Rata-Rata Nilai

Siklus I Siklus II

Gambar 4. Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar


Kemudian, untuk peningkatan daya serap dibandingkan dengan siklus I yang dapat
dan ketuntasan belajar pada siklus II jika dilihat pada pada Gambar 5.

Daya serap dan Ketuntasan Belajar

80% 80%
100.00% 61.40%
80.00%
36%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Daya Serap Ketuntasan Belajar

Siklus I Siklus II

Gambar 5. Peningkatan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar

Angket respon diberikan kepada siswa bahwa tindakan belajar yang diambil telah
setelah pembelajaran siklus II. Angket ini berhasil meningkatkan aktivitas belajar dan
bertujuan untuk mengetahui respon 25 orang hasil belajar siswa.
siswa kelas X MIA 3 MAN 1 Banjarmasin Secara keseluruhan proses pembelajaran
terhadap pembelajaran yang menggunakan pada siklus I sudah berjalan dengan cukup
model pembelajaran ARIAS terintegrasi baik berdasarkan lembar penilaian aktivitas
pendekatan problem based instruction. Hasil guru. Namun meskipun sudah cukup baik,
perhitungan menunjukkan 80% memberikan masih ada beberapa hal yang kurang seperti
respon yang baik terhadap penggunaan guru masih kurang dalam pengendalian kelas
model pembelajaran ARIAS terintegrasi dan kurang menyeluruhnya bimbingan yang
pendekatan problem based instruction dalam diberikan oleh guru.
proses pembelajaran. Selain itu juga, pembelajaran pada
pertemuan pertama ini dilaksanakan
PEMBAHASAN memakan banyak waktu sehingga
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan keseluruhan tahap pembelajaran tidak dapat
menggunakan model ARIAS terintegrasi dilaksanakan. Hal ini sejalan dengan
pendekatan PBI dalam upaya untuk Warsono dan Hariyanto (2014) yang
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil menyatakan bahwa kekurangan dalam
belajar siswa. Pembelajaran secara menerapkan pembelajaran dengan model
keseluruhan berakhir pada siklus II. Perilaku adalah seringkali memerlukan waktu yang
dan hasil belajar siswa yang diangkat menjadi lebih lama daripada pembelajaran dengan
permasalahan pada penelitian ini mengalami model konvensional.
perubahan yang positif. Berdasarkan hasil Adapun skor aktivitas guru pada pertemuan
penelitian di siklus II diperoleh kesepakatan pertama ini adalah sebesar 86 dan termasuk
kategori cukup baik. Untuk dapat poin dari 88 dengan kategori cukup baik
melaksanakan proses pembelajaran meningkat menjadi sebesar 113,5 dengan
selanjutnya, para observer memberikan kategori baik pada siklus II.
masukan agar guru lebih intens dalam Tujuan dari penelitian ini salah satunya
memberikan bimbingan kepada siswa dan adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa.
mengatur kondisi kelas. Selain itu, dalam Adanya peningkatan aktivitas belajar dapat
mengatur waktu, guru sebaiknya harus diketahui dengan melihat apa terjadi
mampu mengatur waktu dengan baik peningkatan skor pada setiap indikator yang
sehingga semua langkah pembelajaran dapat diamati. Indikator aktivitas belajar yang
terlaksana dengan baik. diamati pada penelitian adalah visual, oral,
Pada pertemuan kedua siklus I, semua saran writing dan mental.
dan masukan yang diberikan oleh observer Berdasarkan hasil observasi, aktivitas belajar
dilaksanakan oleh guru sehingga terjadi siswa pada pertemuan pertama siklus I
peningkatan terhadap skor aktivitas guru menunjukkan kondisi yang kurang dengan
menjadi 90 dengan kategori yang sama yaitu skor 15,48. Terdapat beberapa hal yang perlu
cukup baik. Peningkatan terjadi karena diperbaiki agar terjadi peningkatan aktivitas
berdasarkan hasil observasi, guru menjadi belajar siswa pada pertemuan selanjutnya.
lebih baik dalam segala aspek aktivitas guru Hal yang perlu diperbaiki adalah masih ada
dalam melaksanakan pembelajaran seperti beberapa siswa yang belum bisa dan
pengelolaan kelas, pengelolaan waktu dan kebingungan mengikuti pembelajaran
lain sebagainya. Secara keseluruhan, skor dengan model ARIAS terintegrasi
aktivitas guru meskipun tergolong pada pendekatan PBI. Selain itu, siswa kurang
kategori cukup baik dengan rata-rata skor termotivasi sehingga kondisi kelas menjadi
yaitu 88. Namun skor tersebut belum kurang kondusif.
memenuhi standar skor aktivitas guru yang Untuk terlaksananya proses pembelajaran
diharapkan oleh guru sebagai peneliti. Oleh yang lebih baik pada pertemuan selanjutnya,
karena itu, penilaian aktivitas guru pada siklus para observer memberikan saran dan
I dijadikan bahan refleksi pada siklus II dan masukan. Berdasarkan saran yang diberikan,
penilaian aktivitas guru dilanjutkan ke siklus guru berusaha lebih kreatif lagi dalam
II. membangun proses pembelajaran yang
Pada siklus II ini guru lebih mampu mengelola digunakan agar dapat mentransfer materi dari
kelas dan memanagemen waktu sehingga guru ke siswa dengan lebih baik. Selain itu
langkah-langkah pembelajaran yang telah juga, guru harus lebih bisa mengendalikan
direncakanan dapat terlaksana dengan baik. kelas agar kelas tetap kondusif dari awal
Selain itu, guru juga lebih mampu dalam hingga akhir pembelajar.
mengendalikan kelas, memotivasi siswa, dan Adanya upaya perbaikan yang dilakukan oleh
membimbing siswa. Aktivitas guru dalam guru memberikan pengaruh terhadap
setiap pertemuan siklus II terus meningkat. aktivitas belajar siswa dimana terjadi
Pada siklus II pertemuan pertama skor peningkatan skor pada pertemuan kedua
aktivitas guru adalah 110 dengan kategori sebesar 1,80 poin dari 15,48 pada pertemuan
baik dan meningkat pada pertemuan kedua pertama menjadi 17,28 pada pertemuan
siklus II menjadi sebesar 117 dengan kategori kedua. Secara keseluruhan, aktivitas belajar
yang sama. Dibandingkan dengan siklus I, siswa pada siklus I tergolong cukup baik
skor aktivitas guru meningkat sebesar 25,5 dengan rata-rata skor sebesar 16,88. Namun
hasil yang diperoleh di siklus I tersebut belum meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini
memenuhi standar aktivitas belajar siswa dikarenakan model ARIAS merupakan model
yang diharapkan oleh guru sebagai peneliti. paket lengkap dimana di dalam model ARIAS
Oleh sebab itu, penilaian aktivitas belajar telah tercakup usaha-usaha yang harus
siswa pada siklus I dijadikan bahan refleksi dilakukan oleh guru dalam menanamkan
pada siklus II dan penilaian aktivitas siswa motivasi dan rasa percaya diri siswa seperti
dilanjutkan ke siklus II. mengaitkan materi yang mereka pelajari
Dengan memperhatikan hasil observasi dengan kehidupan sehari-hari mereka.
aktivitas siswa pada siklus I, maka Menurut Wardi (2017) siswa akan terdorong
pelaksanaan pembelajaran di siklus II lebih mempelajari sesuatu jika apa yang mereka
ditingkatkan dengan memperbaiki pelajari memiliki relevansi dengan kehidupan
kekurangan-kekurangan selama proses mereka.
pembelajaran siklus I. Hal-hal yang dirasa Faktor lain adalah pendekatan PBI yang
belum optimal pada aktivitas guru juga digunakan dimana dalam pendekatan PBI
diperbaiki sehingga diharapkan dapat siswa melakukan eksplorasi dan problem
berdampak pada meningkatnya aktivitas solving yang mana hal itu meningkatkan
siswa. kemampuan mental dalam memecahkan
Secara keseluruhan dari tahap awal, inti dan masalah. Kemudian pengajuan pertanyaan
akhir pembelajaran aktivitas siswa tergolong dan masalah yang diberikan berpangkal pada
baik. Siswa terlihat lebih termotivasi dalam kehidupan nyata siswa di sekolah. Tentunya
pembelajaran. Siswa mulai aktif berdiskusi hal ini akan mendorong siswa agar lebih
dengan kelompoknya, siswa juga terlihat aktif termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan proses pembelajaran.
ketika mereka mengalami kesulitan atau ada Hasil yang diperoleh ini sejalan dengan hasil
materi yang belum mereka pahami. Hal ini penelitian Desyana dan Sabirin (2017)
disebabkan karena siswa sudah mulai menyatakan bahwa dengan menggunakan
terbiasa dengan pola pembelajaran yang model pembelajaran ARIAS dapat
dilaksanakan oleh guru. Selain itu, meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
peningkatan skor aktivitas siswa terjadi Demikian pula penelitian Farina, Saukani dan
dikarenakan siswa lebih termotivasi dalam Salminawati (2018) dengan menggunakan
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PBI, siswa memiliki aktivitas
menggunakan model ARIAS terintegrasi belajar yang tinggi daripada sebelum
pendekatan PBI. Pada saat siswa termotivasi, mengikuti pembelajaran.
maka siswa akan menjadi aktif dalam Berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar
kegiatan pembelajaran dan suasana kognitif siswa materi sistem persamaan tiga
pembelajaran cenderung lebih kondusif. variabel pada siklus I dengan menerapkan
Jika dilihat pada setiap siklus maka aktivitas model pembelajaran ARIAS terintegrasi
siswa dari siklus I ke siklus II mengalami pendekatan PBI mengalami peningkatan dari
peningkatan dimana pada siklus I rata-rata kondisi awal sebelum diterapkan model
skor 16,88 dengan kategori cukup baik tersebut. Pada siklus I rata-rata nilai sebesar
meningkat pada siklus II menjadi 22,72 61,40, daya serap sebesar 61,40% pada dan
dengan kategori baik. Adanya peningkatan di ketuntasan belajar mengalami peningkatan
setiap siklusnya menunjukkan bahwa model sebesar 36%.
ARIAS terintegrasi pendekatan PBI dapat
Pada pelaksanaan siklus II terjadi dinilai dalam setiap pembelajaran
peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I. berlangsung menggunakan lembar observasi
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yang telah disertai rubrik penilaian.
yang meningkat dari 61,40 pada siklus I Hasil belajar afektif siswa secara keseluruhan
menjadi 80,1 pada siklus II. Kemudian, data pada siklus I sebesar 10,11 dengan kategori
serap yang meningkat dari 61,40% pada cukup baik. Karena hasil yang diperoleh
siklus I menjadi 80,1% pada siklus II. Selain masih belum sesuai dengan target yang
itu terjadi peningkatan ketuntasan siswa diinginkan, maka diadakan pembelajaran
dimana dari 36% pada siklus I menjadi 80% lanjut pada siklus II. Pada siklus II, diadakan
pada siklus II. perbaikan sehingga terjadi peningkatan pada
Penerapan model pembelajaran ARIAS aspek afektif menjadi sebesar 14,01 dengan
terintegrasi pendekatan PBI membuat siswa kategori baik.
menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses Hal ini dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran. Hal ini karena dalam proses pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan
pembelajaran guru aktif untuk bertanya PBI memberikan pengaruh positif terhadap
dimana pertanyaan disusun bertingkat dari hasil belajar afektif siswa. Hal ini sejalan
yang mudah ke sulit dengan tujuan dengan penelitian Pratiwi (2014) yang
memancing keberanian dan tumbuhnya menyatakan bahwa adanya peningkatan
keaktifan siswa. Selain itu, adanya proses pada sikap peserta didik menunjukkan bahwa
mencari konsep sendiri melalui kegiatan melalui proses pembelajaran dengan model
penyelidikan sehingga pengetahuan yang ARIAS terintegrasi pendekatan PBI dapat
diperoleh siswa tidak hanya berasal dari menyebabkan siswa memiliki antusias dan
transfer informasi dari guru terhadap siswa motivasi terhadap proses pembelajaran,
dan pengetahuan yang diperoleh menjadi sehingga sikap yang diharapkan dimiliki oleh
lebih bermakna karena siswa memperoleh peserta didik dapat muncul dalam proses
apa yang mereka pelajari dengan sendiri pembelajaran.
sehingga ingatan mereka lebih kuat akan Berdasarkan hasil penilaian respon siswa
materi tersebut sehingga meningkatnya hasil terhadap pembelajaran dengan
belajar siswa. menggunakan model pembelajaran ARIAS
Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari, terintegrasi pendekatan PBI, sebagian besar
Nursalam dan Mardhiah (2016) yang siswa memberikan respon yang baik. Respon
menyatakan bahwa penerapan model baik yang diberikan siswa ditunjukan dengan
pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan banyaknya siswa yang memberikan respon
PBI dalam proses berpengaruh positif pada sangat baik dan baik dibandingkan dengan
hasil belajar siswa. Demikian pula, penelitian respon cukup, tidak baik dan sangat tidak
Agus (2018) menyimpulkan bahwa baik.
penerapan pendekatan PBI dalam proses Respon baik siswa tersebut menandakan
pembelajaran dapat meningkatkan hasil bahwa pembelajaran dengan menggunakan
belajar siswa. model pembelajaran ARIAS terintegrasi
Selain hasil belajar kognitif, penelitian ini juga pendekatan PBI membuat siswa menjadi
menilai hasil belajar aspek afektif siswa. lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti
Aspek afektif siswa yang dinilai dalam pembelajaran dan memudahkan siswa
penelitian ini adalah jujur, percaya diri, displin memahami materi yang diajarkan.
dan bertanggung jawab. Aspek afektif siswa Berdasarkan pembahasan di atas maka
penelitian ini telah menjawab hipotesis baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II,
tindakan yang ada bahwa penggunaan model (3) hasil belajar afektif siswa dalam
pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan pembelajaran menggunakan model
PBI berhasil memperbaiki proses pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan PBI mengalami peningkatan kategori cukup
kemampuan mendengarkan siswa dan hasil baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II,
belajar siswa (kognitif dan afektif) pada siklus (4) hasil belajar kognitif siswa dalam
I dan siklus II. Selain itu, siswa juga pembelajaran menggunakan model
menunjukkan respon yang baik terhadap pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan model PBI mengalami peningkatan dari siklus I yaitu
pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan 61,40 dengan kategori rendah menjadi 80,10
PBI. Dengan penerapan model ARIAS pada siklus II dengan kategori baik dan (5)
terintegrasi pendekatan PBI, siswa merasa Siswa memberikan respon yang baik
lebih mudah mengerti dan lebih memahami terhadap pembelajaran dengan model ARIAS
materi yang diajarkan. Siswa dapat sebagai modelnya dan pendekatan PBI
menjawab pertanyaan dalam tes sebagai pendekatannya.
mendengarkan dan hasil belajar dengan lebih
mudah dan juga pembelajaran yang dapat SARAN
terlaksana dengan lebih menyenangkan dan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
bermakna. dapat disarankan sebagai berikut: (1) guru
maupun pihak lain yang akan menerapkan
KESIMPULAN
model pembelajaran ARIAS terintegrasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pendekatan PBI dalam kegiatan
dilakukan di kelas X MIA 3 MAN 1
pembelajaran sebaiknya dapat mengelola
Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019
waktu dengan lebih baik agar pelaksanaan
dapat disimpulkan bahwa: (1) aktivitas guru
proses pembelajaran dapat berjalan lancar
dalam pembelajaran menggunakan model
dan baik dan (2) diharapkan untuk mata
pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan
pelajaran matematika dan pada mata
PBI mengalami peningkatan kategori cukup
pelajaran lain pada umumnya, untuk dapat
baik pada siklus I menjadi baik pada siklus II,
menjadikan model pembelajaran ARIAS
(2) aktivitas belajar siswa dalam
terintegrasi pendekatan PBI sebagai alternatif
pembelajaran menggunakan model
dalam meningkatkan aktivitas belajar dan
pembelajaran ARIAS terintegrasi pendekatan
hasil belajar siswa.
PBI mengalami peningkatan kategori cukup

DAFTAR RUJUKAN Pendidikan IPA (JPPIPA). 4(1):


Arends, R. (2008). Learning to Teach. 60.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desyana, M dan Sabirin, M. (2017).
Agus, A., P. (2018), Pengaruh Model Efektivitas Model Pembelajaran
Pembelajaran Problem Based ARIAS pada Materi Penjumlahan
Instruction Terhadap Hasil dan Pengurangan Bilangan
Belajar Ditinjau Dari Gaya Bulat. Jurnal Tarbiyah. 6(1): 50.
Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Farina, A., Saukani dan Salminawati. (2018).
Efektifitas Pendekatan Problem
Based Instruction (PBI) terhadap Terintegrasi PBI di Kelas X SMA
Motivasi Belajar dan Hasil Negeri 5 Surakarta Tahun
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Pelajaran Di SMP Ar-Rahman Pendidikan UNS. 3(2): 50-58.
Percut. Jurnal AT-TAZZAKI. Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses
2(1): 43. Belajar Mengajar. Bandung:
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik Remaja Rosdakarya.
(Penilaian Hasil Belajar Peserta Sudijono, A. (2010). Pengantar Statistik
Didik Berdasarkan Kurikulum Pendidikan. Jakarta: Rajawali
2013). Jakarta: Rajawali Press. Pers.
Lestari, A., Nursalam dan Mardhiah. (2016). Wardi. (2017). Meningkatkan Prestasi Belajar
Pengaruh Model Pembelajaran melalui Pemberian Apersepsi,
ARIAS (Assurance, Relevance, Motivasi dan Demonstrasi serta
Interest, Assesment, Penggunaan Alat Peraga
Satisfication) Terhadap Hasil Pelajaran IPA di Kelas IV. Jurnal
Belajar Matematika Siswa Kelas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.
VII SMPN 1 Sungguminasa Kab. 17(1), hlm.186.
Gowa”. Jurnal Matematika dan Warsono, dan Hariyanto. (2014).
Pembelajaran (Mapan). 5(1): Pembelajaran Aktif: Teori dan
122. Asesmen. Bandung: PT. Remaja
Pratiwi, Y. (2014). Pelaksanaan Model Rosdakarya.
Pembelajaran ARIAS

Você também pode gostar