Você está na página 1de 13

ARTIKEL

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI


TEHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO TATA
PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh
Mochamad Fahad, Landjar Kurniawan, Fathurrohman

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kode Pos 1269
Telepon (024)7465407 faximile (024)7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

In every organization anywhere in the world, man plays a very important to the
development and destruction of the organization. So it can be said that man is the driving
force in guiding the Organization towards the achievement of objectives. The human
resources of the organization has a variety of characteristics, including the Employee
performance is influenced by leadership style appropriate to the maturity level of each
employee and a good motivation that will lead towards the objectives of the Organization to
be achieved, For performance in getting the work becomes maximum. This research was
conducted to determine the influence of leadership style and motivation to Employee
Performance at The Bureau Regional Secretariat of Governance of Central Java Province. In
this study using sampling techniques Proposional Random Sampling, quantitative sampling
in which 42 respondents. Analysis of the data used is linear regression and multiple
regression. The results showed that the employees performance of Bureau Regional
Secretariat of Governance of Central Java Province well that is equal to 37,7%. From the
results of 18,515 F count > F table 3,3277 the leadership style (X1) has a positive and
significant impact on performance (Y), results of 15,257 F count > F table 3,3277 the
motivation (X2) has a positive and significant impact on performance (Y), and The amount of
the influence of leadership style (X1) and motivation (X2) simultaneously to the performance
(Y) of 38,8%. The results showed that there was a positive and significant relationship
between Leadership Style and Motivation of Employee Performance.

Keywords : Employee Performance, Leadership Style, Motivation


BAB I
Untuk menyelenggarakan tugas
PENDAHULUAN pokok, biro tata pemerintahan sekretariat
Provinsi Jawa Tengah mempunyai
1.1. Latar Belakang
fungsi, yaitu :
Kesuksesan suatu organisasi dalam 1. Tugas menyusun perumusan
mengelola sumber daya manusia yang kebijakan pemerintahan
dimiliki sangat menentukan keberhasilan daerah,
pencapaian tujuan organisasi. 2. Pengkoordinasian pelaksanaan
Keberhasilan suatu organisasi sangat di tugas perangkat daerah,
pengaruhi oleh kinerja pegawainya. 3. Pelaksanaan dan pelayanan
Setiap organisasi ataupun perusahaan administrasi,
akan selalu berusaha untuk meningkatkan 4. Pembinaan dan fasilitasi,
kinerja pegawainya, dengan harapan apa pamantauan,
yang di cita-citakan dalam tujuan 5. Evaluasi dan pelaporan
organisasi dapat tercapai. Berbagai cara kabijakan pemerintahan daerah
akan ditempuh untuk meningkatkan di bidang tata pemerintahan
kinerja pegawainya. umum, pemerintahan desa,
kelurahan dan kependudukan,
Faktor kinerja yang dapat dilihat pertanahan, ketentraman dan
adalah motivasi, kemampuan kerja, ketertiban, serta administrasi
disiplin, kepemimpinan, efektivitas, penataan wilayah.
produktivitas, komunikasi, absensi,
penghargaan, kerjasama, kejujuran dan Dengan melihat permasalahan yang
attitude . Dari beberapa faktor tersebut terjadi diatas menunjukan bahwa kinerja
yang paling mempengaruhi faktor kinerja pegawai Biro Tata Pemerintahan SETDA
di Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah masih kurang
Provinsi Jawa Tengah yaitu maksimal dalam melaksanakan
kepemimpinan dan disiplin. Faktor pekerjaanya. Untuk lebih mengetahui
kepemimpinan bisa dikatakan lebih sejauhmana gaya kepemimpinan dan
dominan dalam mempengaruhi kinerja, motivasi kerja memiliki pengaruh
karena untuk mencapai tujuan organisasi terhadap kinerja pegawai, maka penulis
dibutuhkan adanya kerjasama orang- tertarik untuk mengambil judul penelitian
orang yang terlibat dan agar dapat : “PENGARUH GAYA
bekerja sama maka dibutuhkan seorang KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
pemimpin. Faktor motivasi yaitu TERHADAP KINERJA PEGAWAI
kurangnya ketepatan waktu dalam PADA BIRO TATA
menyelesaikan suatu pekerjaan yang PEMERINTAHAN SEKRETARIAT
disebabkan karena seorang pegawai DAERAH PROVINSI JAWA
bermalas-malasan atau tidak punya TENGAH”
motivasi dalam mengerjakan tugas. Dan
seorang pemimpin kurang memberikan 1.2. Perumusan Masalah
dukungan kepada bawahannya, sehingga
kinerja yang dicapai tidak maksimal. 1. Apakah ada hubungan Gaya
Dengan faktor itulah maka pelaksanaan Kepemimpinan terhadap Kinerja
pekerjaan di Biro Tata Pemerintahan pegawai di Biro Tata
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Pemerintahan SETDA Provinsi
kurang optimal. Jawa Tengah ?
2. Apakah ada hubungan Motivasi strategis organisasi, kepuasan konsumen,
terhadap Kinerja pegawai di Biro dan memberikan kontribusi ekonomi,
Tata Pemerintahan SETDA lebih lanjut Wibowo (2007:65)
Provinsi Jawa Tengah ? mengemukakan kinerja pegawai
3. Apakah ada hubungan Gaya dipengaruhi oleh :
Kepemimpinan dan Motivasi a. Kemampuan
terhadap Kinerja pegawai di Biro b. Motivasi kerja
Tata Pemerintahan SETDA c. Kepuasan kerja
Provinsi Jawa Tengah? d. Kepribadian, sikap, dan
perilaku
1.3. Tujuan Penelitian e. Kepemimpinan

a. Untuk mengetahui hubungan Menurut Wirawan (2009:6), faktor


Gaya Kepemimpinan terhadap yang mempengaruhi pencapaian kinerja
Kinerja pegawai di Biro Tata pegawai adalah faktor internal pegawai
Pemerintahan SETDA dan faktor lingkungan internal pegawai
Provinsi Jawa Tengah. organisasi.
b. Untuk mengetahui hubungan 1. Faktor internal pegawai terdiri
Motivasi terhadap Kinerja dari :
pegawai di Biro Tata  Disiplin kerja
Pemerintahan SETDA  Motivasi kerja
Provinsi Jawa Tengah.  Semangat kerja
c. Untuk mengetahui hubungan  Sikap kerja
Gaya Kepemimpinan dan  Kepemimpinan
Motivasi terhadap Kinerja 2. Faktor lingkungan internal
pegawai di Biro Tata organisasi terdiri dari :
Pemerintahan SETDA  Kompensasi
Provinsi Jawa Tengah.
 Kepemimpinan
1.4. Kegunaan Penelitian
 Budaya organisasi
 Iklim organisasi
1. Kegunaan Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan
dapat memberi sumbangan 1.5.2. Variabel Gaya Kepemimpinan
pengetahuan bagi
pengembangan disiplin ilmu (X1)
Administrasi Publik.
Teori ini di kemukakan oleh Paul
b. Memberi sumbangan
Hersey dan Blanchard pada tahun 1960
pemikiran positif bagi Biro
sampai tahun 1982 (Wahyusumijdo
Tata Pemerintahan SETDA
1987:105). Fokus pendekatan situasi
Provinsi Jawa Tengah
terhadap kepemimpinan terletak pada
mengenai masalah Kinerja
perilaku yang diobservasi atau perilaku
pegawai.
nyata yang terlihat, bukan pada
kemampuan atau potensi kepemimpinan
1.5. Kerangka Teori
yang dibawa sejak lahir. Penekanan
pendekatan situasi adalah pada perilaku
1.5.1. Variabel Kinerja (Y)
pemimpin dan anggota / pengikut dalam
kelompok dan situasi yang variatif.
Armstrong dan Baron kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang
Berdasarkan teori situasi, tidak ada
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan
kepemimpinan yang terbaik untuk
(M) yaitu menilai dari tingkat
rendah sampai pada yang telah
memiliki kedewasaan tingkat
tinggi, yakni :
- M1. Kedewasaan tingkat
rendah (tidak mampu dan
tidak mau)
mempengaruhi orang lain. Sebaliknya - M2. Kedewasaan tingkat
pemimpin akan berhasil apabila dapat rendah menuju tingkat sedang
menyesuaikan perilaku (tidak mampu tetapi mau)
kepemimpinannya dengan situasi yang - M3. Kedewasaan tingkat
dihadapi. Seperti yang terlihat pada sedang menuju tingkat tinggi
gambar 1.3 berikut ini : (mampu tetapi tidak mau)
Gambar 1.1 - M4. Kedewasaan tingkat
tinggi (mampu dan mau)
Dari gambar diatas sangat
bermanfaat untuk menentukan gaya Secara singkat hubungan antara gaya
kepemimpinan sesuai dengan situasi kepemimpinan yang efektif dengan
dimana tingkat kedewasaan seseorang / tingkat kedewasaan bawahan adalah :
bawahan atau kelompok sesuai dengan a. Apabila bawahan berada dalam
tugas tertentu, terjadi proses kerja sama kedewasaan tingkat rendah (M1)
antara pemimpin dengan bawahan dalam maka gaya kepemimpinan yang
mencapai tujuan organisasi. efektif adalah instruksi.
b. Bawahan yang tingkat
Gambar tersebut melukiskan dua kedewasaannya sedang bergerak
hal pokok, yakni gaya kepemimpinan dari tingkat rendah ke sedang
yang efektif dan tingkat kedewasaan (M2) maka gaya kepemimpinan
bawahan. yang paling efektif ialah
konsultasi.
1. Dalam gaya kepemimpinan yang c. Bawahan yang tingkat
efektif terdapat empat perilaku kedewasaannya sedang bergerak
dasar kepemimpinan yang terdiri dari tingkat sedang ke tinggi
dari : (M3) maka gaya kepemimpinan
G1. Tinggi tugas, rendah yang efektif adalah partisipasi.
hubungan d. Bawahan yang tingkat
- Tipe instruksi atau telling kedewasaannya tinggi (M4)
G2. Tinggi tugas dan tinggi gaya kepemimpinan yang efektif
hubungan adalah delegasi.
- Tipe konsultasi atau
selling 1.5.3. Variabel Motivasi (X2)
G3. Tinggi hubungan, rendah
tugas Motivasi pada prinsip nya
- Tipe partisipasi merupakan kemudi yang kuat dalam
G4. Rendah hubungan dan rendah membawa seseorang melaksanakan
tugas kebijakan manajemen yang biasanya
- Tipe delagasi terjelma dalam bentuk perilaku antusias,
2. Dalam bagian tingkat kedewasaan berorientasi pada tujuan, dan memiliki
ada empat kotak yang target kerja yang jelas, baik secara
menggambarkan tingkat individual maupun kelompok.
perkembangan atau kedewasaan
Teori motivasi hirarki yang Pemerintahan SETDA
dikembangkan oleh Abraham H. Maslow Provinsi Jawa Tengah.
pada intinya berkisar pada pendapat 2. Ada hubungan yang positif
bahwa manusia mempunyai lima tingkat dan signifikan antara Motivasi
atau hierarki kebutuhan, yaitu: (X2) terhadap Kinerja (Y) di
a. Fisiologis (physiological). Biro Tata Pemerintahan
Kebutuhan yang diperlukan SETDA Provinsi Jawa
untuk mempertahankan Tengah.
kelangsungan hidup
seseorang, seperti makan, b. Hipotesis Mayor
minum, udara, perumahan
dan lain-lainnya. Ada hubungan yang positif dan
b. Keselamatan dan keamanan signifikan antara Gaya
(safety and security). Kepemimpinan (X1) dan
Kebutuhan akan keamanan Motivasi (X2) terhadap Kinerja
dari ancaman yakni merasa (Y) di Biro Tata Pemerintahan
aman dari ancaman SETDA Provinsi Jawa Tengah.
kecelakaan dan keselamatan
dalam melakukan pekerjaan. 1.7. Definisi Konseptual
c. Kebutuhan sosial (Affiliation
ar Acceptance). Kebutuhan 1. Kinerja
sosial, teman, dicintai dan Kinerja adalah suatu kegiatan
mencintai serta diterima yang dilakukan oleh seseorang,
dalam pergaulan kelompok kelompok, maupun organisasi
karyawan dan lingkungannya. untuk melaksanakan tugas yang
d. Kebutuhan penghargaan telah di berikan kepadanya sesuai
(Esteem). Kebutuhan akan dengan kemampuan untuk
penghargaan diri, pengakuan mencapai tujuan organisasi yang
serta penghargaan prestise telah dirumuskan.
dari karyawan dan
masyarakat lingkungannya. 2. Gaya Kepemimpinan
e. Aktualisasi diri (Self Gaya kepemimpinan adalah pola
Actualization). Kebutuhan perilaku pada saat seseorang
akan aktualisasi diri dengan mencoba mempengaruhi orang
menggunakan kecakapan, lain dengan adanya penilaian
kemampuan, keterampilan, terhadap perintah atau tugas
dan potensi optimal untuk khusus, serta pengarahan dan
mencapai prestasi kerja yang daya dukung yang diberikan
sangat memuaskan atau luar atasan pada pegawai yang
biasa yang sulit dicapai orang dipengaruhi kemauan pemimpin
lain. untuk berkomunikasi timbal balik
untuk mendengarkan keluhan
1.6. Hipotesis bawahan sehubungan dengan
pekerjaannya.
a. Hipotesis Minor
3. Motivasi
1. Ada hubungan yang positif Motivasi adalah pemberian daya
dan signifikan antara Gaya penggerak yang menciptakan
Kepemimpinan (X1) terhadap kegairahan seseorang agar mereka
Kinerja (Y) di Biro Tata mau bekerja sama, bekerja efektif
dan terintegrasi dengan segala 3. Jenis motivator kerja yang
daya upaya untuk mencapai digunakan pimpinan terhadap
kepuasan. bawahan yang memiliki tingkat
1.8. Definisi Operasional kematangan rendah menuju
tingkat sedang
1. Kinerja Pegawai (Y) 4. Jenis motivator kerja yang
Dengan indikator sebagai berikut digunakan pimpinan terhadap
: bawahan yang memiliki tingkat
a. Tingkat kesalahan dalam kematangan sedang menuju
melaksanakan tugas tingkat tinggi
b. Pencapaiaan target 5. Jenis motivator kerja yang
c. Ketepatan Waktu : berkaitan digunakan pimpinan terhadap
dengan ketepatan pekerjaan bawahan yang memiliki tingkat
yang dihasilkan kematangan tinggi
d. Kemampuan Kerjasama :
berkaitan dengan kemampuan 3. Motivasi
individu bekerja dengan Dengan indikator sebagai berikut
individu lainya. :
a. Gaji : Kecukupan antara gaji
2. Gaya Kepemimpinan (X1) yang diterima dengan
Untuk mengukur gaya kebutuhan yang harus
kepemimpinan di Biro Tata dikeluarkan
Pemerintahan SETDA Provinsi b. Kondisi kerja : kesesuain dan
Jawa Tengah : kepuasan dalam menempati
1. Pemahaman pimpinan terhadap posisi (jabatan) dan jenis
tingkat kematangan bawahan pekerjaan yang dilakukan
2. Tindakan atau cara c. Disiplin : niat pegawai untuk
penggerakan bawahan yang datang dan pulang tepat waktu
tingkat kematangan rendah
3. Tindakan atau cara 1.9. Metode Penelitian
penggerakan bawahan yang
Tingkat kematangan rendah Penelitian yang akan digunakan oleh
menuju tingkat sedang peneliti adalah tipe eksplanatori. Karena
4. Tindakan atau cara penelitian ini akan mengkaji hubungan
penggerakan bawahan yang antar veriabel penelitian dan menguji
Tingkat kematangan sedang hipotesis yang telah dirumuskan.
menuju tingkat tinggi
5. Tindakan atau cara 1.10. Populasi dan Sampel
penggerakan bawahan yang
Tingkat kematangan tinggi  Elemen penelitian/unit analisis
Untuk mengukur motivasi di merupakan satuan – satuan sampel
Biro Tata Pemerintahan SETDA yang ada dalam populasi, yaitu
Provinsi Jawa Tengah : satuan terkecil yang kita amati
1. Pemahaman / pengetahuan karakternya. Elemen penelitian ini
pimpinan terhadap jenis adalah individu pegawai Biro Tata
motivator kerja Pemerintahan Sekretariat Daerah
2. Jenis motivator kerja yang Provinsi Jawa Tengah.
digunakan pimpinan terhadap  Sampling frame adalah daftar nama
bawahan yang memiliki tingkat dari seluruh elemen penelitian.
kematangan rendah Dalam penelitian ini sampling
framenya adalah berisi daftar c. Tabulasi
pegawai Biro Tata Pemerintahan
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa 1.15. Teknik Analisis Data
Tengah yang berjumlah 47 orang.
 Sampling Jenuh adalah penerapan Dalam penelitian ini digunakan
sampel apabila semua anggota analisa data kuantitatif dengan
populasi digunakan sebagai sampel. menghitung korelasi antara masing-
Sesuai bagian yang ada di Biro masing variabel dan matematis
Tata Pemerintahan SETDA menggunakan SPSS untuk mendapat
Provinsi Jawa tengah diambil penilaian kinerja pegawai.
secara proposional random
sampling. 1.16. Analisis Regresi

1.11. Teknik Pengambilan Sampel Untuk mengetahui atau memprediksi


perubahan yang terjadi pada variabel
Dalam penelitian ini menggunakan tertentu karena dipengaruhi oleh
teknik Proposional Random Sampling, berubahnya variabel yang lain maka
pengambilan sampel dari anggota digunakan analisis regresi. Aplikasi
populasi secara acak dan berstrata secara statistik menyatakan adanya harga
proporsional, teknik ini digunakan ”koefisien korelasi”.
apabila anggota populasi tidak homogen
berkaitan dengan karakteristik yang 1. Regresi Linear
diteliti.
1.12. Sumber Data Penghitungannya menggunakan
rumus:
a. Data primer Y = a + bX
b. Data sekunder Dimana:
Y = subyek dalam variabel terikat
1.13. Skala Pengukuran yang diprediksikan
a = konstanta atau koefisien regresi
Pengisian kuesioner diukur dengan yang menunjukkan angka
menggunakan skala likert yang peningkatan atau penurunan
terdiri atas: sangat setuju, setuju, variabel terikat yang didasarkan
cukup setuju, tidak setuju, sangat pada hubungan nilai variabel
tidak setuju. Keempat penilaian bebas.
tersebut diberi bobot sebagai berikut b = penduga bagi koefisien regresi
: X = subyek variabel bebas yang
mempunyai nilai tertentu
1. Jawaban sangat setuju diberi bobot Dalam persamaan regresi nilai a dan b
4 dapat dihitung dengan menggunakan
2. Jawaban setuju diberi bobot 3 rumus:
3. Jawaban tidak setuju diberi bobot a = (Σ Y) (Σ X2) – (Σ X) (Σ XY)
2 n Σ X2 – (Σ X)2
4. Jawaban sangat tidak setuju diberi dan
bobot 1 b = n Σ X Y – (Σ X) (Σ Y)
n Σ X2 – (ΣX)2
1.14. Teknik Pengolahan Data
2. Regresi Berganda
a. Validitas
b. Koding
Rumus yang digunakan untuk dua Biro Tata Pemerintahan SETDA Provinsi
variabel bebas (gaya kepemimpinan Jawa Tengah. Setiap variabel
dan motivasi) adalah: diasumsikan saling berpengaruh
Y = a + b1 X1 + b2 X2 berdasarkan hipotesis berikut :
1.17. Uji Hipotesis a. Hipotesis Minor

1. Uji F test 1. Terdapat hubungan yang positif


dan signifikan antara Gaya
Uji F digunakan untuk mencari Kepemimpinan (X1) terhadap
apakah secara simultan ada Kinerja (Y) .
pengaruhnya 2. Terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara Motivasi
atau tidak, yaitu dengan (X2) terhadap Kinerja (Y).
menggunakan rumus F Test.
Dengan rumus : b. Hipotesis Mayor
Terdapat hubungan yang positif
RKreg
Freg  dan signifikan antara Gaya
RKres Kepemimpinan (X1) dan Motivasi
(X2) terhadap Kinerja (Y) .
Keterangan :
Pembahasan melalui analisa tabel
F reg : harga untuk garis regresi
silang, diharapkan dapat memberikan
RK reg : rerata kuadrat gambaran tentang hubungan antara ketiga
variabel tersebut.
Rk res : rerata kuadrat residu
2.2. Analisa Pengaruh Gaya
(Sutrisno Hadi, 2001 : 14) Kepemimpinan Terhadap
Kriteria pengambilan keputusan Kinerja Pegawai Biro Tata
adalah apabila harga F hitung lebih kecil Pemerintahan SETDA Provinsi
dari pada F tabel dengan taraf signifikasi Jawa Tengah
5 % maka hubungan antara variabel
terikat bersifat linier, dan sebaliknya Tabel II.1
apabila F hitung lebih besar daripada F Gaya Kepemimpinan (X1)
tabel maka hubungan antara variabel Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
bebas dengan variabel terikat tidak Desember 2012
bersifat linier.
Gaya Kepemimpinan (X1)
BAB II Kinerja Tidak Sangat
Kurang Jumlah
Pegawai (Y) Baik/ Baik Baik/
PEMBAHASAN Baik
Rendah Tinggi
Tidak 3 1 0 0 4
Baik/Rendah (60%) (10%) (0%) (0%) (9,5%)
2.1. Analisis Data 1 4 3 1 9
Kurang Baik
(20%) (40%) (20%) (8,3%) (21,4%)
1 3 8 3 15
analisis statistik yang telah Baik
(20%) (30%) (53,3%) (25%) (35,7%)
ditetapkan sebelumnya untuk mengetahui Sangat 0 2 4 8 14
Baik/Tinggi (0%) (20%) (26,7%) (66,7%) (33,3%)
pengaruh Gaya Kemimpinan terhadap 5 10 15 12 42
Kinerja Pegawai dan pengaruh Motivasi Jumlah (100%) (100%) (100%) (100%) (100%)
Kerja terhadap Kinerja Pegawai serta
pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
ANOVAb

Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.

2.3. Analisa Pengaruh Motivasi


Terhadap Kinerja Pegawai Biro 1 Regression 49.274 1 49.274 18.617 .002a

Tata Pemerintahan SETDA


Provinsi Jawa Tengah Residual 105.868 40 2.647

Tabel II.2 Total 155.143 41


Motivasi (X2) Terhadap Kinerja
Pegawai (Y) a. Predictors: (Constant), Gaya_Kepemimpinan
Desember 2102
Motivasi (X2) b. Dependent Variable:
Kinerja
Tidak Sangat Jumlah
Pegawai (Y) Kurang Kinerja
Baik/ Baik Baik/
Baik
Rendah Tinggi
Tidak 1 2 0 1 4
Baik/Rendah (20%) (40%) (0%) (6,7%) (11,5%)
2 3 4 0 9 Dari tabel diatas dapat dijelaskan
Kurang Baik
(40%) (60%) (23,5%) (0%) ( 19%) bahwa nilai F hitung 18,615 sementara F
Baik 2 8 5 15 hitung taraf signifikan 5% , dengan dk =
(40%) 0 (0%) (41,7%) (33,3%) (35,7%)
2 dan df = 41, maka di peroleh nilai t
Sangat
Baik/Tinggi
0 0 5 9 14 tabel 3,3277. Dengan demikian bila F
(0%) (0%) (29,4%) ( 60%) (35,7%)
42
hitung 18,617 > t tabel 3,3277 dan
5 5 17 15
Jumlah (100%) (100%) (100%) (100%) (100%) signifikan 0,000 < 0,05 maka variabel
gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai.
2.4. Regresi Linear
2. Pengaruh Motivasi (X2) terhadap
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kinerja Pegawai (Y)
(X1) terhadap Kinerja Pegawai
a. Uji F
a. Uji F
Dasar pengambila keputusan :
Dasar pengambila keputusan :
 Bila F hitung > F
 Bila F hitung > F tabel, tabel, maka Ha
maka Ha diterima dan ada diterima dan ada
pengaruh pengaruh

 Bila F hitung < F tabel,  Bila F hitung < F


maka Ha ditolak dan tabel, maka Ha ditolak
tidak ada pengaruh dan tidak ada
pengaruh

Tabel II.3 Tabel II.4


Hasil uji F Hasil Uji F
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
b
ANOVA

Std.
Sum of Mean Model B Error Beta T Sig.
Model Squares df Square F Sig.

1 (Constant) 2.0
2.732 1.315 .044
1 Regression 42.836 1 42.836 15.257 .001a 77

Residual 112.307 40 2.808 Gaya_


2.6
.303 .113 .396 .011
67
Total 155.143 41 Kepemimpinan

a. Predictors: (Constant), Motivasi Motivasi 2.1


.325 .154 .314 .041
14
b. Dependent Variable:
Kinerja a. Dependent Variable:
Kinerja

Dari tabel diatas dapat diketahui


Dari tabel diatas dapat dijelaskan pengaruh antar masing-masing variabel
bahwa nilai F hitung 15,257 sementara F maka dapat dikembangkan sebagai
hitung taraf signifikan 5% , dengan dk = berikut :
2 dan df = 41, maka di peroleh nilai t
tabel 3,3277. Dengan demikian bila F Y = 2,732 + 0,303 X1 + 0,325 X2
hitung 15,257 > t tabel 3,3277 dan
signifikan 0,000 < 0,05 maka variabel Berdasarkan regresi diatas dapat
motivasi mempunyai pengaruh positif menunjukkan bahwa :
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. a. Koefisien regresi dari semua
2.5. Regresi Berganda variabel independen
menunjukkan nilai yang
positif. Hal ini berarti semua
Tabel II.5 variabel independen
Hasil Uji Regresi Berganda mempunyai pengaruh yang
positif terhadap variabel
dependen.
b. Dari kedua variabel
independen tersebut yang
memberi pengaruh yang
dominan adalah variabel
Motivasi (X2) dengan
koefisien regresinya sebesar
0,325.
1. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui
apakah ada pengaruhnya atau tidak
variabel Gaya Kepemimpinan (X1) dan
Motivasi (X2) secara simultan / bersama-
sama terhadap Kinerja Pegawai (Y).
Dasar pengambilan keputusan Tabel II.7
Hasil Pengujian Koefisien
 Bila F hitung > F tabel, maka Ha Determinasi
diterima ada pengaruh
Model Summary

 Bila F hitung < F tabel, maka Ha


ditolak tidak ada pengaruh Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

Tabel II.6 1 .623a .388 .356 1.56059

Hasil Uji F
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Gaya_Kepemimpinan

Rumus hitung Koefisien Determinasi :


b
ANOVA
KD = R² x 100%
Sum of Mean
= (0,623)² x 100%
Model Squares Df Square F Sig.
= 0,388 x 100%
1 Regressio
60.161 2 30.080 12.351 .004a = 38,8%
n
Berdasarkan tabel III.23 diatas
Residual 94.982 39 2.435 hasil uji regresi didapatkan angka
Koefisien R Square sebesar 0,388. Hal
ini berarti bahwa Gaya Kepemimpinan
Total 155.143 41
(X1) dan Motivasi (X2) secara
bersama-sama mempengaruhi Kinerja
a. Predictors: (Constant), Motivasi,
Pegawai (Y) sebesar 38,8%,
Gaya_Kepemimpinan sedangakan sisanya 61,2%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar
b. Dependent Variable: penelitian ini.
Kinerja
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan tabel diatas dihasilkan F
hitung 12,351 > F tabel 3,327 dan 3.1. Kesimpulan
signifikan 0,000 < 0,05 maka dapat a. Pengkajian pada variabel gaya
disimpulkan ada pengaruh dan signifikan kepemimpinan (X1) terhadap
antara varibel Gaya Kepemimpinan (X1) kinerja pegawai (Y) dibuktikan
dan Motivasi (X2) secara simultan / dari hasil uji F menggunakan
bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai koefisien regresi yang
(Y). menghasilkan dengan nilai hitung
2.6. Koefisien Determinasi F sebesar 18,615 > F tabel 3,3277
dan nilai signifikan sebesar 0,002
Koefisien determinasi pada intinya < 0,05. Maka dapat disimpulkan
untuk mengukur seberapa besar pengaruh bahwa gaya kepemimpinan
variabel independent terhadap variabel mempunyai hubungan positif dan
dependent.
signifikan terhadap kinerja pengawasan terkaitpenyelesaian
pegawai. pekerjaan agar lebih teliti, akurat
dan lengkap yang dapat
b. Pegkajian pada variabel motivasi dilaksanakan oleh atasan
kerja (X2) terhadap kinerja langsung dari masing-masing
pegawai (Y) dibuktikan dari hasil pegawai.
uji F menggunakan koefisien  Memperketat pelaksanaan aturan-
regresi yang menghasilkan nilai aturan beserta sanksinya.
hitung F sebesar 15,257 > F tabel  Memperketat absensi pegawai
3,3277 dan nilai signifikan dengan menggunakan alat yang
sebesar 0,001 < 0,05. Maka dapat canggih seperti finger print
disimpulkan bahwa motivasi sehingga apabila tidak masuk,
mempunyai hubungan positif dan akan tercatat dalam database
signifikan terhadap kinerja computer.
pegawai.
 Membuat time schedule agar
c. Pengujian hipotesis untuk meningkatkan efisiensi waktu
mengetahui ada pengaruhnya atau pengerjaan tugas.
tidak antara gaya kepemimpinan  Meningkatkan hubungan kerja
dan motivasi terhadap kinerja antar pegawai, sehingga
pegawai menggunakan uji F intensitas dalam kerjasama dapat
secara simultan / bersama-sama. berjalan selaras.
Berdasarkan perhitungan uji F
menghasilkan nilai F hitung 2.Untuk Gaya Kepemimpinan
12,351 > F tabel 3,327 dengan yaitu :
nilai signifikan 0,004 < 0,05.  Meningkatkan
Dengan demikian dapat komunikasi dua arah
disimpulkan bahwa gaya terhadap bawahan
kepemimpinan dan motivasi  Melakukan dukungan
mempunyai hubungan positif dan terhadap pekerjaan
signifikan secara simultan / yang dilakukan
besama-sama terhadap kinerja bawahan
pegawai. Selanjutnya besarnya  Mendengar
pengaruh gaya kepemimpinan dan keluhan/kritik dari
motivasi secara bersamaan bawahan sehubungan
terhadap kinrja pegawai dari dengan tugas maupun
koefisien determinasi sebesar hubungan dengan
38,8%, sedangakan sisanya atasan
sebesar 61,8% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar variabel gaya 3. Untuk Motivasi :
kepemimpinan dan motivasi.  Memberikan insentif
kepada pegawai yang
3.2. Saran memiliki kinerja yang
1. Untuk Kinerja pegawai bagus
caranya dengan :  Memberikan
perhatian terhadap
 peningkatan ketelitian, keakuratan prestasi berupa
dan kerapihan pegawai kenaikan
dalammenyelesaikan pekerjaan pangkat/piagam/peng
dengan cara memperketat hargaan maupun yang
immaterial berupa Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen
ucapan selamat Sumber Daya Manusia. Jakarta:
 Memberikan PT. Bumi Aksara
kesempatan kepada
bawahan untuk Simamora, Henry. 1995. Manajemen
berkembang, melalui Sumber Daya Manusia. STIE
diklat-diklat atau YKPN : Yogyakarta
sekolah ke jenjang
yang lebih tinggi Simamora, 1996. Sumber Daya Manusia.
Salemba Empat : Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Soeprihanto Jhon, 1996 Penilaian Kinerja
Arikunto,Suharsimi.1997.Manajemen dan Pengebangan Karyawan edisi
Penelitian. PT. Rineka Cipta: II, Yogyakarta:BPEE
Jakarta.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional.
Hasibuan ,Melayu. 2007. Manajemen Penerbit Andi : Yogyakarta
(Dasar, Pengertian dan Masalah).
Jakarta:Bumi Aksara Thoha, Miftah. 2005. Manajemen
Kepegawaian Sipil di Indonesia.
Kartini Kartono. 2009. Pemimpin dan Prenanda Media
Kepemimpinan Apakah
Kepemimpinan Abnormal itu Thoha, Miftah. 2007. Perilaku
?,. Rajawali Pers, : Jakarta Organisasi, Konsep, Dasar dan
Aplikasi, Jakarta: PT.Raja
Keban ,Yeremias T.2004.Enam Dimensi Grafindo Persada
Strategis Administrasi Publik
KonsepTeori dan Timpe A. Dale, 2000. Kinerja, Elexmedia
Isu.Yogjakarta:Gava Media. Komputindo, Jakarta

Martoyo, Susilo. 2000. Manajemen Umar Hussein.2002. Evaluasi Kinerja


Sumber Daya Manusia. Perusahaan. Gramedia Pustaka
Yogyakarta: BPFE Utama : Jakarta

Manullang. 1984. Manajemen Sumber Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.


Daya Manusia 1. Audi Offset : Jakarta: Rajagrafindo Persada
Yogyakarta
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Nawawi. 2003. Manajemen Sumber Daya Daya Manusia. Salemba Empat
Manusia. Gajah Mada Press :
Yogyakarta Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 104 tahun 2002 tanggal 25
Desember 2002

Você também pode gostar