Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRACT ABSTRAK
The low comprehension of elementary school Rendahnya pemahaman siswa sekolah dasar
students in integer material and the low pada materi bilangan bulat serta rendahnya
motivation of students to learn mathematics is the motivasi siswa untuk belajar matematika
background of this research. One alternative merupakan latar belakang dilakukannya
solution to the problem is to apply contextual penelitian ini. Salahsatu alternatif solusi untuk
approach with REACT strategy on learning permasalahan tersebut adalah menerapkan
mathematics. The purpose of this research is to pendekatan kontekstual berstrategi REACT.
determine the difference between the effect of Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk
contextual approach with REACT strategy mengetahui perbedaan antara pengaruh
compared with conventional learning on pendekatan kontekstual berstrategi REACT
mathematical understanding ability and learning dibandingkan dengan pembelajaran
motivation of elementary school students on the konvensional terhadap kemampuan
matter of addition and reduction of integers. This pemahaman matematis dan motivasi belajar
research is a quasi-experiment with nonequivalent siswa sekolah dasar pada materi penjumlahan
control group design. The results showed that both dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian ini
of it were able to improve the mathematical merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
understanding ability and learning motivation of desain kelompok kontrol tidak ekuivalen. Hasil
elementary school students, but contextual penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
approach with REACT strategy was better and kontekstual berstrategi REACT dan pembelajaran
there is a positive correlation between learning konvensional mampu meningkatkan
motivation and mathematical understanding kemampuan pemahaman matematis dan
ability of students in the experimental class. Thus, it motivasi belajar siswa sekolah dasar pada materi
can be concluded that the contextual approach- penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
player Chinese REACT effectively in improving the namun dalam penelitian ini pendekatan
students’ mathematical understanding ability and kontekstual berstrategi REACT-lah yang lebih baik,
learning motivation. serta terdapat hubungan positif antara motivasi
belajar dan kemampuan pemahaman
Keywords: contextual approach; REACT strategy; matematis siswa di kelompok eksperimen.
mathematical understanding; learning motivation Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kontekstual berstrategi REACT efektif
dalam meningkatkan pemahaman matematis
dan motivasi belajar siswa.
How to Cite: Halimatusadiah, A. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap Kemampuan
Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 203–217.
http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766.
[203]
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
dasar (SD). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan hubungan suatu ide-ide baru dengan ide-
Pendidikan (BSNP, 2006), salahsatu tujuan ide yang telah seseorang miliki
dari pembelajaran matematika di sekolah sebelumnya. Siswa harus benar-benar
dasar yaitu agar siswa memiliki memahami konsep matematika yang
kemampuan pemahaman matematis. dipelajari dengan caranya sendiri dan
Kemampuan pemahaman matematis melalui penghubungan konsep baru
merupakan kemampuan mendasar yang dengan konsep yang telah ada dalam diri
harus dimiliki siswa. Apabila siswa tidak siswa. Oleh karena itu, diharapkan hasil
memiliki kemampuan untuk memahami kerja keras siswa dalam membangun
suatu konsep matematika, maka pengetahuan yang dibutuhkannya akan
kegunaan ide-ide, pengetahuan, dan mampu membuat siswa memahami
keterampilan matematis lainnya akan konsep dengan benar dan siswa mampu
sangat terbatas, bahkan dapat dikatakan menerapkannya dalam berbagai
tidak akan berguna sama sekali. persoalan matematika serta dalam
Mengingat peranannya yang sangat kehidupan sehari-hari. Hal ini selaras
penting dalam pembelajaran matematika, dengan pendapat dari Maulana (2011)
maka upaya untuk membangun yang mengungkapkan bahwa secara
kemampuan pemahaman matematis umum siswa dapat dikatakan memiliki
siswa harus dimulai sejak SD, dengan kemampuan pemahaman matematis
harapan kemampuan dasar ini akan apabila siswa mampu mengenal,
menjadi bekal untuk menguasai memahami, dan menerapkan suatu
kemampuan matematis lainnya, seperti konsep, prosedur, prinsip, serta ide-ide
kemampuan pemecahan masalah, matematika. Hal tersebut merupakan
penalaran matematis, komunikasi indikator dari kemampuan pemahaman
matematis, koneksi matematis, dan matematis menurut Maulana (2011).
sebagainya. Dengan begitu, siswa akan
lebih siap untuk menghadapi segala Dari tiga aspek yang ada dalam ruang
perubahan zaman yang terjadi dari waktu lingkup materi pada matapelajaran
ke waktu. matematika di sekolah dasar, salahsatunya
yaitu materi mengenai bilangan. Bagian
Ketika siswa dituntut untuk memiliki dari materi bilangan yang cukup sulit untuk
kemampuan pemahaman matematis, hal dipahami oleh siswa sekolah dasar yaitu
tersebut menunjukkan bahwa belajar materi mengenai penjumlahan dan
matematika tidak hanya mengandalkan pengurangan bilangan bulat di kelas IV
hafalan, karena hafal saja belum tentu semester 2 (Mulyanto, 2007; Kusmaryono,
paham. Van de Walle (dalam Sobandi, 2011; Marpudin, Idris, & Hajar, 2014). Secara
2015) mengutarakan bahwa pemahaman umum, kesalahan yang dibuat oleh siswa
adalah ukuran kualitas serta kuantitas terletak pada kekeliruan siswa dalam
[204]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
[206]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
[208]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
salahsatunya menurut Gay dan McMillan & indeks kesukaran, dan daya pembeda
Schumacher (dalam Maulana, 2009) yaitu yang tinggi hingga sangat tinggi.
minimum jumlah subjek untuk setiap
kelompok dalam penelitian eksperimen Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif
adalah 30 orang. Di Kecamatan serta kualitatif. Data kuantitatif berasal dari
Conggeang, yang memenuhi kriteria data pretes dan postes kemampuan
tersebut pada tahun 2017 hanyalah SDN pemahaman matematis serta data
Conggeang 1 (34 orang) dan SDN prescale dan postscale motivasi belajar
Narimbang 1 (39 orang), sehingga dipilih siswa. Untuk pengolahan data kuantitatif
kedua SD tersebut sebagai sampel dalam dilakukan dengan menggunakan uji
penelitian ini. Setelah dilakukan tes normalitas, uji homogenitas, uji beda dua
kemampuan dasar matematis (TKD), rata-rata, serta uji gain. Sedangkan, data
didapatkan hasil bahwa kedua kelompok kualitatif berasal dari data hasil observasi
memiliki kemampuan dasar matematis kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal
yang setara. Kemudian dilakukan harian siswa, serta hasil wawancara. Data
pengundian dan hasilnya menunjukkan hasil observasi diolah dengan cara
bahwa SDN Conggeang 1 menjadi dikuantitatifkan terlebih dahulu, kemudian
kelompok eksperimen dan SDN Narimbang dianalisis dan setelah itu dideskripsikan.
1 menjadi kelompok kontrol. Data hasil jurnal harian siswa dan
wawancara diolah dengan cara dianalisis
Instrumen yang digunakan dalam dan selanjutnya dideskripsikan.
penelitian ini yaitu tes kemampuan
pemahaman matematis, skala sikap HASIL
motivasi belajar siswa, lembar observasi Peningkatan Kemampuan Pemahaman
kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
harian siswa, serta wawancara. Tes Kelompok Eksperimen
kemampuan pemahaman matematis dan Hasil pengolahan data kemampuan
motivasi belajar siswa sebelumnya pemahaman matematis dan motivasi
diujicobakan terlebih dahulu dan dilakukan belajar siswa kelompok eksperimen dalam
validasi. Soal yang dipakai dalam penelitian ini tertuang pada Tabel 1.
penelitian ini memiliki validitas, reliabilitas,
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui motivasi belajarnya yaitu sebesar 36%. Nilai
bahwa pembelajaran konvensional rata-rata pemahaman matematis
mampu meningkatkan kemampuan kelompok kontrol sebelum diberikan
pemahaman matematis dan motivasi perlakuan yaitu sebesar 34,67, sedangkan
belajar siswa karena berdasarkan uji beda setelah diberikan perlakuan yaitu sebesar
dua rata-rata yang dilakukan, dengan 50,98. Selisih nilai sesudah dan sebelum
taraf signifikansi 0,05 hasilnya menunjukkan diberikan perlakuan yaitu sebesar 16,31.
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Selanjutnya, untuk motivasi belajar siswa di
Peningkatan kemampuan pemahaman kelompok kontrol, sebelum diberikan
matematis di kelompok kontrol yaitu perlakuan rata-rata nilai kelompok kontrol
sebesar 25% dan untuk peningkatan yaitu sebesar 64,49 dan setelah diberikan
[210]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Data Nilai Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Taraf Uji Normalitas Uji Uji Beda Dua
Goals Kelompok Gain Simpulan
Signifikansi (Shapiro-Wilk) Homogenitas Rata-rata
Eksperimen 0,45 0,006 H0 ditolak,
Pemahaman 0,0005
- H1
Matematis Kontrol 0,25 0,013 (Uji-U)
diterima
α = 0,05
Eksperimen 0,53 0,230 H0 ditolak,
Motivasi 0,006
0,130 H1
Belajar Kontrol 0,36 0,163 (Uji-t)
diterima
Berdasarkan Tabel 3, hasil uji beda dua bahwa pendekatan kontekstual berstrategi
rata-rata nilai gain pemahaman matematis REACT lebih baik dibandingkan dengan
dan motivasi belajar siswa kedua kelompok pembelajaran konvensional dalam
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan meningkatkan kemampuan pemahaman
peningkatan antara kedua kelompok matematis dan motivasi belajar siswa
tersebut. Nilai rata-rata gain kemampuan sekolah dasar pada materi penjumlahan
pemahaman matematis kelompok dan pengurangan bilangan bulat. Berikut
eksperimen yaitu sebesar 0,45 dan untuk disajikan data pengaruh pendekatan
kelompok kontrol yaitu sebesar 0,25. kontekstual berstrategi REACT dan
Sedangkan nilai rata-rata gain motivasi pembelajaran konvensional terhadap tiap-
belajar siswa kelompok eksperimen yaitu tiap indikator kemampuan pemahaman
sebesar 0,53 dan untuk kelompok kontrol matematis dan motivasi belajar siswa
yaitu sebesar 0,36. Maka dapat dinyatakan dalam penelitian ini.
[212]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
[214]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
ini dapat disebabkan karena pendekatan dibangun melalui dirinya sendiri dan
kontekstual berstrategi REACT memiliki teman-temannya. Selanjutnya yaitu tahap
komponen-komponen yang lebih dapat terakhir adalah tahap transferring, di mana
menantang siswa untuk belajar dengan siswa menggunakan pengetahuan yang
bersungguh-sungguh, di mana dalam telah siswa miliki untuk menyelesaikan
prosesnya siswa dituntut untuk menemukan persoalan-persoalan baru yang berbeda
sendiri pengetahuannya. dengan persoalan-persoalan sebelumnya
dan menghubungkan materi matematika
Pada komponen relating siswa diajak untuk kepada kehidupan dunia nyata, sehingga
mampu menghubungkan kehidupan siswa semakin menyadari bahwa materi
dunia nyata dengan materi bilangan bulat bilangan bulat berhubungan dengan
sehingga siswa memiliki skema awal kehidupan sehari-hari siswa serta
mengenai materi yang akan dipelajari dan kebermanfaatan materi ini akan mereka
menjadi salahsatu cara untuk rasakan (Maulana, 2012).
menumbuhkan minat siswa. Selanjutnya,
pada komponen experiencing siswa Hubungan Motivasi Belajar dan
membangun pengetahuannya dengan Kemampuan Pemahaman Matematis di
cara mengalami sesuatu sebagai bentuk Kelompok Eksperimen
berharga dari pengalamannya ketika Berdasarkan hasil penelitian yang
belajar materi bilangan bulat serta dilakukan, dapat diketahui bahwa
pengalaman ini akan menjadi penghantar terdapat hubungan positif antara motivasi
siswa untuk mampu melanjutkan tahapan belajar dan pemahaman matematis siswa
selanjutnya. Pada tahap applying siswa di kelompok eksperimen, meskipun
menerapkan pengetahuan yang mereka keeratan hubungannya tergolong pada
dapatkan pada tahap experiencing, kategori rendah. Hal ini memberikan
sehingga siswa tertantang untuk mampu gambaran bahwa apabila motivasi belajar
menyelesaikan persoalan dalam LKS siswa meningkat, maka terdapat
dengan menghubungkannya pada kecenderungan kemampuan
pengalaman yang telah siswa miliki pemahaman matematisnya pun ikut
sebelumnya. Tahap keempat adalah meningkat. Hal ini selaras dengan
cooperating, di mana pengetahuan yang pendapat Djamarah (2011, p. 153),
telah siswa dapatkan pada tahapan- “Motivasi melahirkan prestasi dalam
tahapan sebelumnya didiskusikan bersama belajar”. Pernyataan tersebut memberikan
teman-temannya dengan tujuan untuk gambaran bahwa tinggi rendahnya
saling mengoreksi, melengkapi motivasi siswa dalam belajar, ternyata
pengetahuan yang masih rumpang, atau memberikan pengaruh pula pada hasil
saling berbagi pengetahuan bersama belajarnya.
teman-temannya, sehingga pengetahuan
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…
Husna, F. E., Dwina, F., & Murni, D. (2014). Maulana. (2011). Dasar-dasar keilmuan
Penerapan strategi REACT dalam dan pembelajaran matematika sequel
meningkatkan kemampuan 1. Subang: Royyan Press.
pemahaman konsep matematika siswa
kelas X SMAN 1 Batang Anai. Jurnal Maulana. (2012). Konsep dasar dan
Pendidikan Matematika, 3(1), hlm. 26-30. pedagogi matematika (sequel 1).
Bandung: Celtics Press.
Indriani, A. (2011). Eksperimentasi
pendekatan pembelajaran kontekstual Mulyanto, R. (2007). Pendekatan RME untuk
dan problem solving pada meningkatkan pemahaman operasi
pembelajaran matematika ditinjau dari pengurangan bilangan bulat negatif
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri pada pembelajaran matematika di SDN
se-Kecamatan Kunduran Blora tahun
[216]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017