Você está na página 1de 15

p-ISSN 2355-5343 Article Received: 03/08/2017; Accepted: 18/12/2017

e-ISSN 2502-4795 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 203-217


http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766

Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap


Kemampuan Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar

Ai Meli Amelia Halimatusadiah

SDN Mekarjaya Conggeang


Jl. Suhanta Atmadja Conggeang Sumedang
Email: aimeli.amelia@gmail.com

ABSTRACT ABSTRAK
The low comprehension of elementary school Rendahnya pemahaman siswa sekolah dasar
students in integer material and the low pada materi bilangan bulat serta rendahnya
motivation of students to learn mathematics is the motivasi siswa untuk belajar matematika
background of this research. One alternative merupakan latar belakang dilakukannya
solution to the problem is to apply contextual penelitian ini. Salahsatu alternatif solusi untuk
approach with REACT strategy on learning permasalahan tersebut adalah menerapkan
mathematics. The purpose of this research is to pendekatan kontekstual berstrategi REACT.
determine the difference between the effect of Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk
contextual approach with REACT strategy mengetahui perbedaan antara pengaruh
compared with conventional learning on pendekatan kontekstual berstrategi REACT
mathematical understanding ability and learning dibandingkan dengan pembelajaran
motivation of elementary school students on the konvensional terhadap kemampuan
matter of addition and reduction of integers. This pemahaman matematis dan motivasi belajar
research is a quasi-experiment with nonequivalent siswa sekolah dasar pada materi penjumlahan
control group design. The results showed that both dan pengurangan bilangan bulat. Penelitian ini
of it were able to improve the mathematical merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
understanding ability and learning motivation of desain kelompok kontrol tidak ekuivalen. Hasil
elementary school students, but contextual penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
approach with REACT strategy was better and kontekstual berstrategi REACT dan pembelajaran
there is a positive correlation between learning konvensional mampu meningkatkan
motivation and mathematical understanding kemampuan pemahaman matematis dan
ability of students in the experimental class. Thus, it motivasi belajar siswa sekolah dasar pada materi
can be concluded that the contextual approach- penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,
player Chinese REACT effectively in improving the namun dalam penelitian ini pendekatan
students’ mathematical understanding ability and kontekstual berstrategi REACT-lah yang lebih baik,
learning motivation. serta terdapat hubungan positif antara motivasi
belajar dan kemampuan pemahaman
Keywords: contextual approach; REACT strategy; matematis siswa di kelompok eksperimen.
mathematical understanding; learning motivation Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan kontekstual berstrategi REACT efektif
dalam meningkatkan pemahaman matematis
dan motivasi belajar siswa.

Kata Kunci: pendekatan kontekstual; strategi


REACT; pemahaman matematis; motivasi belajar

How to Cite: Halimatusadiah, A. (2017). Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT terhadap Kemampuan
Pemahaman Matematis dan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 203–217.
http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.7766.

PENDAHULUAN ~ Matematika merupakan kepada setiap jenjang pendidikan,


matapelajaran yang wajib diberikan salahsatunya adalah pada jenjang sekolah

[203]
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…

dasar (SD). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan hubungan suatu ide-ide baru dengan ide-
Pendidikan (BSNP, 2006), salahsatu tujuan ide yang telah seseorang miliki
dari pembelajaran matematika di sekolah sebelumnya. Siswa harus benar-benar
dasar yaitu agar siswa memiliki memahami konsep matematika yang
kemampuan pemahaman matematis. dipelajari dengan caranya sendiri dan
Kemampuan pemahaman matematis melalui penghubungan konsep baru
merupakan kemampuan mendasar yang dengan konsep yang telah ada dalam diri
harus dimiliki siswa. Apabila siswa tidak siswa. Oleh karena itu, diharapkan hasil
memiliki kemampuan untuk memahami kerja keras siswa dalam membangun
suatu konsep matematika, maka pengetahuan yang dibutuhkannya akan
kegunaan ide-ide, pengetahuan, dan mampu membuat siswa memahami
keterampilan matematis lainnya akan konsep dengan benar dan siswa mampu
sangat terbatas, bahkan dapat dikatakan menerapkannya dalam berbagai
tidak akan berguna sama sekali. persoalan matematika serta dalam
Mengingat peranannya yang sangat kehidupan sehari-hari. Hal ini selaras
penting dalam pembelajaran matematika, dengan pendapat dari Maulana (2011)
maka upaya untuk membangun yang mengungkapkan bahwa secara
kemampuan pemahaman matematis umum siswa dapat dikatakan memiliki
siswa harus dimulai sejak SD, dengan kemampuan pemahaman matematis
harapan kemampuan dasar ini akan apabila siswa mampu mengenal,
menjadi bekal untuk menguasai memahami, dan menerapkan suatu
kemampuan matematis lainnya, seperti konsep, prosedur, prinsip, serta ide-ide
kemampuan pemecahan masalah, matematika. Hal tersebut merupakan
penalaran matematis, komunikasi indikator dari kemampuan pemahaman
matematis, koneksi matematis, dan matematis menurut Maulana (2011).
sebagainya. Dengan begitu, siswa akan
lebih siap untuk menghadapi segala Dari tiga aspek yang ada dalam ruang
perubahan zaman yang terjadi dari waktu lingkup materi pada matapelajaran
ke waktu. matematika di sekolah dasar, salahsatunya
yaitu materi mengenai bilangan. Bagian
Ketika siswa dituntut untuk memiliki dari materi bilangan yang cukup sulit untuk
kemampuan pemahaman matematis, hal dipahami oleh siswa sekolah dasar yaitu
tersebut menunjukkan bahwa belajar materi mengenai penjumlahan dan
matematika tidak hanya mengandalkan pengurangan bilangan bulat di kelas IV
hafalan, karena hafal saja belum tentu semester 2 (Mulyanto, 2007; Kusmaryono,
paham. Van de Walle (dalam Sobandi, 2011; Marpudin, Idris, & Hajar, 2014). Secara
2015) mengutarakan bahwa pemahaman umum, kesalahan yang dibuat oleh siswa
adalah ukuran kualitas serta kuantitas terletak pada kekeliruan siswa dalam

[204]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

menginterpretasikan tanda bilangan pada matematika dan malas untuk belajar


operasi penjumlahan dan pengurangan matematika, karena mereka menganggap
bilangan bulat. Selain itu, siswa belum bahwa matematika merupakan
mampu menerapkan konsep penjumlahan matapelajaran yang sulit.
dan pengurangan bilangan bulat pada
soal cerita yang berhubungan dengan Di antara beberapa penyebab rendahnya
kehidupan sehari-hari. pemahaman matematis siswa serta
motivasi belajar siswa khususnya pada
Ketika siswa merasa kesulitan dalam materi penjumlahan dan pengurangan
belajar suatu materi dan menganggap bilangan bulat di sekolah dasar yaitu
materi tersebut sulit untuk dipahami, hal karena kegiatan pembelajaran yang masih
tersebut akan berakibat pada menurunnya bersifat teacher-centered. Dengan
motivasi siswa untuk belajar. Ketika motivasi pendekatan pembelajaran yang lebih
belajar siswa menurun, siswa akan merasa didominasi oleh guru dan siswa hanya
kurang tertarik untuk belajar, siswa menjadi berperan sebagai subjek pembelajar,
pasif terhadap pembelajaran, serta siswa terlebih tanpa adanya bantuan media
hanya akan sampai pada proses mengikuti pembelajaran yang mampu membantu
pembelajaran saja tanpa benar-benar mengkonkretkan materi matematika yang
merasakan serta memahami sesuatu yang sifatnya abstrak, siswa sekolah dasar akan
mereka pelajari. Dalam hal ini, dapat kesulitan untuk memahami konsep yang
diartikan bahwa adanya motivasi siswa dipelajari, siswa cenderung lebih pasif
untuk belajar sangatlah penting, karena dalam pembelajaran, dan siswa kurang
menurut Indriani (2011), salahsatu faktor mampu untuk menggali kemampuan yang
yang mempengaruhi keberhasilan siswa mereka miliki. Maksudnya yaitu siswa hanya
dalam belajar adalah motivasi. sampai pada proses mendengarkan dan
menerima penjelasan dari guru tanpa
Motivasi belajar siswa dalam mengikuti mereka mencari dan membangun sendiri
pembelajaran matematika sangat rendah pengetahuan yang dibutuhkan. Akibatnya
(Indriani, 2011). Dalam penelitian yang pembelajaran terkesan monoton dan
dilakukan oleh Suryani, Maulana, & Julia mudah membuat siswa bosan, serta materi
(2016), dari 26 orang siswa yang diteliti, 56% pelajaran yang diterima siswa hanya
siswa tidak merasa takut apabila bersifat hafalan saja tanpa siswa benar-
ketinggalan pelajaran matematika dan benar memahami makna dari
58% siswa mengaku bahwa mereka bosan pembelajaran tersebut. Selain itu,
ketika belajar matematika. Selain itu, dari penyebab lainnya adalah siswa tidak
hasil wawancara yang dilakukan, memiliki skema awal ketika belajar serta
didapatkan hasil bahwa 20 orang siswa tidak begitu menguasai materi prasyarat
mengaku tidak menyukai pelajaran dari penjumlahan dan pengurangan
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…

bilangan bulat, sehingga siswa akan pada akhirnya pembelajaran tersebut


merasa lebih sulit untuk memahami materi. dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk
Kemudian, pembelajaran yang disajikan menjalani kehidupan sehari-harinya.
belum mampu membuat siswa menyadari Selanjutnya, karena pembelajaran ini
bahwa terdapat hubungan antara materi bersifat student-centered, maka siswa
yang mereka pelajari dengan akan lebih termotivasi dalam belajar dan
pengalaman siswa sebelumnya dan lebih percaya diri ketika mengemukakan
dengan kehidupan dunia nyata siswa, pendapatnya karena siswa merasa dekat
sehingga siswa tidak mengetahui manfaat dengan materi yang dipelajari. Dengan
yang akan mereka dapatkan apabila begitu, proses pembelajaran dapat
benar-benar memahami materi mengenai membawa siswa kepada perubahan yang
penjumlahan dan pengurangan bilangan signifikan dan bersifat permanen.
bulat.
Sounders (dalam Komalasari, 2014)
Salahsatu alternatif solusi untuk menjelaskan bahwa fokus dalam
permasalahan tersebut yaitu menerapkan pembelajaran kontekstual adalah REACT.
pendekatan kontekstual berstrategi REACT Selanjutnya, Center of Occupational
dalam pembelajaran matematika untuk Research and Development (CORD) (1999)
meningkatkan kemampuan pemahaman mengemukakan terdapat lima strategi
matematis dan motivasi belajar siswa, yang dapat dipakai oleh guru ketika
khususnya pada materi penjumlahan dan menerapkan pendekatan pembelajaran
pengurangan bilangan bulat. Kegiatan kontekstual. Strategi tersebut diberi nama
pembelajaran dengan pendekatan strategi REACT. CORD (1999) menjelaskan
kontekstual berstrategi REACT akan lebih bahwa strategi REACT ini terdiri dari strategi
mampu menyajikan pembelajaran yang relating (mengaitkan), experiencing
bermakna serta menyenangkan bagi (mengalami), applying (menerapkan),
siswa, karena pendekatan dengan strategi cooperating (bekerjasama), dan
pembelajaran ini berusaha mengaitkan transferring (mentransfer). Komponen
materi pembelajaran dengan kehidupan relating dalam pembelajaran yang
sehari-hari siswa. Selain itu, pendekatan dihadirkan harus mampu membangun
kontekstual berstrategi REACT akan lebih minat atau ketertarikan siswa untuk belajar.
mampu mendorong siswa untuk aktif Caranya yaitu mengaitkan kehidupan
mengonstruksi sendiri pengetahuannya, dunia nyata yang sering siswa temui atau
yang berarti pembelajaran ini bersifat pengalaman siswa sebelumnya dengan
student-centered, sehingga siswa tidak materi yang akan siswa pelajari, sehingga
hanya sebatas tahu, namun mereka siswa memiliki gambaran awal mengenai
benar-benar memahami materi yang materi tersebut. Komponen experiencing
dipelajari dengan cara siswa sendiri serta harus mampu membawa siswa belajar

[206]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

dalam konteks eksplorasi, penemuan, serta atau jarang dilakukan/diteliti (Maulana,


penciptaan. Komponen applying harus 2007; Maulana, 2010). Biasanya,
mampu mengarahkan siswa untuk dapat pendekatan kontekstual yang lazim
menerapkan konsep atau pengetahuan dilakukan atau diteliti adalah pendekatan
yang telah mereka dapatkan pada tahap kontekstual yang mengusung tujuh
experiencing, baik dengan cara komponen: (1) konstruktivisme, (2)
menjawab soal-soal yang ada pada LKS bertanya, (3) inkuiri, (4) masyarakat belajar,
atau dalam bentuk latihan-latihan lainnya (5) pemodelan, (6) refleksi, dan (7)
yang realistis dan relevan dengan asesmen autentik (Ulya, Irawati, &
permasalahan atau materi yang sedang Maulana, 2016; Retnasari, Maulana, & Julia,
dipelajari. Komponen cooperating 2016).
menuntut siswa untuk belajar dalam
konteks kerjasama. Hal ini bertujuan agar Strategi REACT merupakan suatu strategi
siswa mampu saling berbagi, merespon, yang mampu meningkatkan motivasi siswa
dan mengoreksi pengetahuan yang telah untuk belajar dan menyajikan konsep-
dibangun oleh siswa sebelumnya, sehingga konsep yang dipelajari agar lebih
pengetahuan yang mereka miliki akan bermakna serta menyenangkan karena
saling melengkapi satu sama lain. Terakhir, strategi pembelajaran ini mencoba
komponen transferring menuntut siswa mengaitkan proses belajar siswa dengan
untuk menggunakan pengetahuan yang kehidupan sehari-hari dan mendorong
telah mereka miliki ke dalam suatu konteks siswa untuk aktif mengonstruksi sendiri
baru. Selain itu, siswa juga harus mampu pengetahuannya. Selain itu, strategi REACT
mengaitkan materi atau konsep mampu membuat pembelajaran menjadi
matematika yang telah mereka dapatkan lebih fokus, terarah, dan runtut
ke dalam konteks kehidupan dunia nyata berdasarkan urutan penyajian
siswa. Dengan demikian, kebermanfaatan pembelajarannya. Pendekatan
dari materi matematika yang siswa pelajari kontekstual berstrategi REACT pun dapat
akan semakin siswa rasakan dan menghadirkan pembelajaran yang
pemahaman siswa terhadap materi membuat siswa merasa bahwa mereka
tersebut pun akan semakin mendalam. Hal sedang belajar sambil bermain, karena di
ini dapat berupa pemberian soal-soal dalam kelima strategi tersebut dapat
latihan dalam konteks yang belum siswa dihadirkan beberapa permainan yang
alami sebelumnya atau siswa diminta untuk berhubungan dengan materi pelajaran,
mengerjakan LKS. sehingga mampu meningkatkan minat
siswa untuk belajar. Berdasarkan
Jika dilihat dari penggunaan strategi REACT pertimbangan tersebut, maka dilakukanlah
dalam pendekatan kontekstual, hal ini penelitian untuk melihat seberapa besar
dapat dikatakan sebagai hal yang baru, pengaruh pendekatan kontekstual
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…

berstrategi REACT terhadap kemampuan eksperimen karena pemilihan subjek


pemahaman matematis dan motivasi penelitiannya dilakukan secara sengaja
belajar siswa sekolah dasar, yang atau tidak diacak. Penelitian ini
tujuannya dirinci sebagai berikut: (1) menggunakan desain penelitian kelompok
mengetahui ada atau tidaknya kontrol tidak ekuivalen. Sebelumnya,
peningkatan kemampuan pemahaman kelompok eksperimen dan kelompok
matematis dan motivasi belajar siswa kontrol diberikan pretes terlebih dahulu.
sekolah dasar pada materi penjumlahan Kemudian, kelompok eksperimen diberikan
dan pengurangan bilangan bulat melalui pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual berstrategi REACT
pendekatan kontekstual berstrategi REACT; dan kelompok kontrol diberikan
(2) mengetahui ada atau tidaknya pembelajaran konvensional. Selanjutnya,
peningkatan kemampuan pemahaman setelah diberikan perlakuan keduanya
matematis siswa dan motivasi belajar siswa diberikan postes untuk mengetahui
sekolah dasar pada materi penjumlahan pengaruh dari pemberian perlakuan
dan pengurangan bilangan bulat melalui berupa pendekatan kontekstual
penerapan pembelajaran konvensional; berstrategi REACT dan pembelajaran
(3) mengetahui tingkat perbedaan konvensional terhadap kemampuan
kemampuan pemahaman matematis pemahaman matematis dan motivasi
siswa dan motivasi belajar siswa sekolah belajar siswa.
dasar pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat antara siswa Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
yang belajar dengan menggunakan Februari sampai Mei tahun 2017. Lokasi
pendekatan kontekstual berstrategi REACT yang digunakan yaitu SDN Conggeang 1
dan siswa yang belajar dengan dan SDN Narimbang 1 di Kecamatan
pembelajaran konvensional; dan (4) Conggeang Kabupaten Sumedang. SDN
mengetahui ada atau tidaknya hubungan Conggeang 1 terletak di Desa Conggeang
positif antara motivasi belajar dan Wetan, sedangkan SDN Narimbang 1
kemampuan pemahaman matematis terletak di Desa Jambu.
siswa sekolah dasar di kelompok
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
siswa kelas IV SD se-Kecamatan
METODE Conggeang. Sampel yang diambil adalah
Penelitian ini dilakukan dengan maksud dua kelas dari dua sekolah yang berbeda
untuk mengetahui hubungan sebab-akibat pada populasi yang telah ditentukan.
antara variabel bebas dan terikat, Pengambilan sampel tidak dilaksanakan
sehingga penelitian ini termasuk ke dalam secara acak, namun mempertimbangkan
penelitian eksperimen, tepatnya kuasi syarat penelitian eksperimen yang

[208]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

salahsatunya menurut Gay dan McMillan & indeks kesukaran, dan daya pembeda
Schumacher (dalam Maulana, 2009) yaitu yang tinggi hingga sangat tinggi.
minimum jumlah subjek untuk setiap
kelompok dalam penelitian eksperimen Penelitian ini menghasilkan data kuantitatif
adalah 30 orang. Di Kecamatan serta kualitatif. Data kuantitatif berasal dari
Conggeang, yang memenuhi kriteria data pretes dan postes kemampuan
tersebut pada tahun 2017 hanyalah SDN pemahaman matematis serta data
Conggeang 1 (34 orang) dan SDN prescale dan postscale motivasi belajar
Narimbang 1 (39 orang), sehingga dipilih siswa. Untuk pengolahan data kuantitatif
kedua SD tersebut sebagai sampel dalam dilakukan dengan menggunakan uji
penelitian ini. Setelah dilakukan tes normalitas, uji homogenitas, uji beda dua
kemampuan dasar matematis (TKD), rata-rata, serta uji gain. Sedangkan, data
didapatkan hasil bahwa kedua kelompok kualitatif berasal dari data hasil observasi
memiliki kemampuan dasar matematis kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal
yang setara. Kemudian dilakukan harian siswa, serta hasil wawancara. Data
pengundian dan hasilnya menunjukkan hasil observasi diolah dengan cara
bahwa SDN Conggeang 1 menjadi dikuantitatifkan terlebih dahulu, kemudian
kelompok eksperimen dan SDN Narimbang dianalisis dan setelah itu dideskripsikan.
1 menjadi kelompok kontrol. Data hasil jurnal harian siswa dan
wawancara diolah dengan cara dianalisis
Instrumen yang digunakan dalam dan selanjutnya dideskripsikan.
penelitian ini yaitu tes kemampuan
pemahaman matematis, skala sikap HASIL
motivasi belajar siswa, lembar observasi Peningkatan Kemampuan Pemahaman
kinerja guru dan aktivitas siswa, jurnal Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
harian siswa, serta wawancara. Tes Kelompok Eksperimen
kemampuan pemahaman matematis dan Hasil pengolahan data kemampuan
motivasi belajar siswa sebelumnya pemahaman matematis dan motivasi
diujicobakan terlebih dahulu dan dilakukan belajar siswa kelompok eksperimen dalam
validasi. Soal yang dipakai dalam penelitian ini tertuang pada Tabel 1.
penelitian ini memiliki validitas, reliabilitas,

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Data di Kelompok Eksperimen


Taraf Uji Normalitas Uji Beda Dua
Goals Tes Simpulan Nilai Gain
Signifikansi (Shapiro-Wilk) Rata-rata
Pemahaman Pretes 0,046 0,000 H0 ditolak,
0,45
Matematis Postes 0,102 (Uji-W) H1 diterima
α = 0,05
Motivasi Prescale 0,000 0,000 H0 ditolak,
0,53
Belajar Postscale 0,134 (Uji-W) H1 diterima
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui meningkatkan motivasi siswa dalam belajar


bahwa kemampuan pemahaman matematika khususnya mengenai
matematis siswa kelompok eksperimen penjumlahan dan pengurangan bilangan
setelah diberikan perlakuan berupa bulat. Peningkatan motivasi belajar siswa di
penerapan pendekatan kontekstual kelompok eksperimen yaitu sebesar 53%.
berstrategi REACT ternyata meningkat. Besarnya perbedaan nilai rata-rata
Peningkatan yang terjadi di kelompok sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
eksperimen yaitu sebesar 45%. Untuk di kelompok eksperimen mencapai 19,9,
kemampuan pemahaman matematis, dengan nilai rata-rata sebelum diberikan
besarnya perbedaan nilai rata-rata perlakuan yaitu sebesar 63,53, sedangkan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan setelah diberikan perlakuan nilai rata-
mencapai 28,39. Sebelum diberikan ratanya mencapai 83,43.
perlakuan, nilai rata-rata kelompok
eksperimen adalah sebesar 34,46, Peningkatan Kemampuan Pemahaman
sedangkan setelah diberikan perlakuan Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
nilai rata-ratanya mencapai 62,85 dan hasil Kelompok Kontrol
penelitian menunjukkan bahwa terdapat Hasil pengolahan data kemampuan
tiga orang siswa yang mendapatkan nilai pemahaman matematis dan motivasi
sempurna yaitu 100. Selain itu, dapat belajar siswa kelompok kontrol dalam
diketahui pula bahwa pendekatan penelitian ini tertuang pada Tabel 2.
kontekstual berstrategi REACT dapat

Tabel 2. Hasil Uji Statistik Data di Kelompok Kontrol


Taraf Uji Normalitas Uji Beda Dua
Goals Tes Simpulan Nilai Gain
Signifikansi (Shapiro-Wilk) Rata-rata
Pemahaman Pretes 0,002 0,000 H0 ditolak,
0,25
Matematis Postes 0,167 (Uji-W) H1 diterima
α = 0,05
Motivasi Prescale 0,000 0,000 H0 ditolak,
0,36
Belajar Postscale 0,064 (Uji-W) H1 diterima

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui motivasi belajarnya yaitu sebesar 36%. Nilai
bahwa pembelajaran konvensional rata-rata pemahaman matematis
mampu meningkatkan kemampuan kelompok kontrol sebelum diberikan
pemahaman matematis dan motivasi perlakuan yaitu sebesar 34,67, sedangkan
belajar siswa karena berdasarkan uji beda setelah diberikan perlakuan yaitu sebesar
dua rata-rata yang dilakukan, dengan 50,98. Selisih nilai sesudah dan sebelum
taraf signifikansi 0,05 hasilnya menunjukkan diberikan perlakuan yaitu sebesar 16,31.
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Selanjutnya, untuk motivasi belajar siswa di
Peningkatan kemampuan pemahaman kelompok kontrol, sebelum diberikan
matematis di kelompok kontrol yaitu perlakuan rata-rata nilai kelompok kontrol
sebesar 25% dan untuk peningkatan yaitu sebesar 64,49 dan setelah diberikan

[210]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

perlakuan menjadi 77,99, maka Kemampuan Pemahaman Matematis dan


didapatkan selisih nilainya yaitu sebesar Motivasi Belajar Siswa
13,5. Hasil pengolahan data nilai gain
kemampuan pemahaman matematis dan
Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT motivasi belajar siswa kelompok
Lebih Baik Dibandingkan Pembelajaran eksperimen dan kontrol dalam penelitian ini
Konvensional dalam Meningkatkan tertuang pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Statistik Data Nilai Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Taraf Uji Normalitas Uji Uji Beda Dua
Goals Kelompok Gain Simpulan
Signifikansi (Shapiro-Wilk) Homogenitas Rata-rata
Eksperimen 0,45 0,006 H0 ditolak,
Pemahaman 0,0005
- H1
Matematis Kontrol 0,25 0,013 (Uji-U)
diterima
α = 0,05
Eksperimen 0,53 0,230 H0 ditolak,
Motivasi 0,006
0,130 H1
Belajar Kontrol 0,36 0,163 (Uji-t)
diterima

Berdasarkan Tabel 3, hasil uji beda dua bahwa pendekatan kontekstual berstrategi
rata-rata nilai gain pemahaman matematis REACT lebih baik dibandingkan dengan
dan motivasi belajar siswa kedua kelompok pembelajaran konvensional dalam
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan meningkatkan kemampuan pemahaman
peningkatan antara kedua kelompok matematis dan motivasi belajar siswa
tersebut. Nilai rata-rata gain kemampuan sekolah dasar pada materi penjumlahan
pemahaman matematis kelompok dan pengurangan bilangan bulat. Berikut
eksperimen yaitu sebesar 0,45 dan untuk disajikan data pengaruh pendekatan
kelompok kontrol yaitu sebesar 0,25. kontekstual berstrategi REACT dan
Sedangkan nilai rata-rata gain motivasi pembelajaran konvensional terhadap tiap-
belajar siswa kelompok eksperimen yaitu tiap indikator kemampuan pemahaman
sebesar 0,53 dan untuk kelompok kontrol matematis dan motivasi belajar siswa
yaitu sebesar 0,36. Maka dapat dinyatakan dalam penelitian ini.

Tabel 4. Persentase Rata-rata Skor Tiap Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis


Persentase Rata-rata Skor
Indikator Nomor Soal
Eksperimen Kontrol
Mengenal Konsep 1, 2, 3 90,85% 78,06%
Memahami Konsep 5a, 5b, 7a, 7b, 8, 9a, 9b, 9c, 9d 54,16% 52,22%
Menerapkan Konsep 4, 6, 10, 11 62,08% 45,6%

Tabel 5. Persentase Rata-rata Skor Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa


Persentase Rata-rata Skor
Indikator Nomor Soal
Eksperimen Kontrol
Durasi kegiatan 1, 3 83,82% 78,52%
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…

Frekuensi kegiatan 12 74,26% 69,87%


Presistensi pada tujuan pembelajaran 4, 5 79,41% 78,52%
Ketabahan, keuletan, dan kemampuan
dalam menghadapi rintangan dan kesulitan 9 91,18% 87,82%
untuk mencapai tujuan
Devosi dan pengorbanan untuk mencapai
2 92,65% 90,38%
tujuan
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai 10 87,5% 82,69%
Tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai 11, 14 86,76% 80,13%
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan 6, 7, 8, 13, 15 81,18% 72,95%

Hubungan Motivasi Belajar dan kemampuan pemahaman matematisnya


Kemampuan Pemahaman Matematis di yaitu sebesar 16,73%. Sementara itu,
Kelompok Eksperimen pengaruh sebesar 83,27% disebabkan oleh
Berdasarkan uji korelasi Pearson yang faktor-faktor lain.
dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa P-
value (1-tailed) nilainya adalah 0,008. PEMBAHASAN
Dengan taraf signifikansi α = 0,05, P-value Peningkatan Kemampuan Pemahaman
0,008 memenuhi kriteria P-value < α = 0,05, Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
sehingga H0 ditolak dan menyebabkan H1 Kelompok Eksperimen
diterima. Dengan demikian, terdapat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hubungan antara motivasi belajar dan pendekatan kontekstual berstrategi REACT
pemahaman matematis siswa di kelompok mampu meningkatkan kemampuan
eksperimen, yang mana koefisien pemahaman matematis dan motivasi
korelasinya yaitu sebesar r = 0,409. belajar siswa sekolah dasar pada materi
Selanjutnya, koefisien korelasi yang penjumlahan dan pengurangan bilangan
diperoleh dapat memberikan informasi bulat. Hal ini dapat disebabkan karena
mengenai koefisien determinasinya. komponen-komponen yang terdapat
Besarnya koefisien determinasi yaitu pada strategi REACT mampu membuat
sebesar 16,73%. Maka dapat disimpulkan siswa aktif untuk menggali kemampuan
bahwa terdapat hubungan positif (dengan yang mereka miliki dan mampu
kategori hubungan yang rendah) antara membangkitkan minat siswa dalam
motivasi belajar dan kemampuan belajar. Tahapan relating dan transferring
pemahaman matematis siswa di kelompok membuat siswa merasa bahwa mereka
eksperimen, dengan koefisien determinasi sedang belajar untuk kepentingan sehari-
sebesar 16,73%. Koefisien determinasi hari dan materi yang dipelajari
tersebut menunjukkan bahwa motivasi berhubungan dengan apa yang siswa
belajar siswa kelompok eksperimen temukan dalam kehidupan dunia nyata,
diperkirakan memiliki variasi atau sehingga siswa memiliki skema awal
karakteristik yang sama dengan mengenai materi yang akan mereka

[212]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

pelajari dan menyebabkan minat siswa bentuk-bentuk pengerjaan soal (applying),


untuk belajar akan tumbuh. Hal tersebut serta dilanjutkan dengan mendiskusikan
sesuai dengan pendapat Djamarah (2011) hal-hal yang telah mereka temukan
bahwa salahsatu cara untuk bersama teman-teman kelompoknya
menumbuhkan minat siswa yaitu (cooperating). Adanya proses diskusi ini
menghubungkan bahan pelajaran membuat siswa terarah untuk saling
dengan pengalaman yang dimiliki siswa, melengkapi pengetahuan yang
sehingga siswa mudah menerima didapatkan atau saling mengoreksi
pelajaran. Selain itu, hal ini pun didukung apabila terdapat perbedaan dan
oleh teori Free Discovery Learning bahwa kekeliruan karena tujuan dari komponen
siswa akan belajar memahami suatu cooperating ini yaitu saling berbagi,
konsep dengan lebih baik apabila siswa mengoreksi, dan melengkapi. Setelah siswa
membangun sendiri pengetahuannya mampu menemukan pengetahuannya di
melalui contoh-contoh yang siswa temui dalam tahapan relating, experiencing,
dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, applying, dan cooperating, siswa harus
strategi ini pun mampu membuat siswa mampu mengaitkan kembali materi yang
antusias dalam belajar karena sesuai telah mereka dapatkan dengan
dengan pendapat Husna, Dwina, & Murni pengalaman hidupnya sehari-hari atau
(2014) bahwa materi pelajaran yang dengan situasi baru. Siswa yang berperan
disajikan melalui konteks kehidupan dunia aktif selama pembelajaran diberikan
nyata siswa dapat membuat penghargaan oleh guru, baik berupa
pembelajaran menjadi lebih bermakna pujian, pemberian semangat, pemberian
dan menyenangkan. penghargaan, bahkan hadiah, sehingga
peningkatan kemampuan pemahaman
Pada tahap awal, siswa digiring oleh guru matematis serta motivasi belajar siswa
untuk menyadari bahwa materi yang yang terjadi dalam penelitian ini, tidak lain
mereka pelajari pernah siswa temukan karena proses selama pembelajaran
dalam kehidupan sehari-harinya (relating). berlangsung membuat siswa merasa dekat
Setelah itu, siswa diberikan pengalaman dengan materi bilangan bulat serta
untuk mampu merasakan pembelajaran membuat siswa senang untuk belajar.
secara langsung, seperti diberikan Dapat dikatakan bahwa pembelajaran
permainan menengok ke kanan dan ke kiri, matematika dengan menerapkan
ke depan dan ke belakang, memisahkan pendekatan kontekstual berstrategi REACT
benda-benda, berjalan maju dan mundur, merupakan pembelajaran dari kehidupan
atau berjalan ke kanan dan ke kiri dunia nyata siswa untuk matematika dan
(experiencing). Selanjutnya, siswa harus dari matematika untuk kehidupan dunia
mampu menerapkan hasil yang mereka nyata siswa.
alami dengan bantuan LKS ke dalam
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…

Peningkatan Kemampuan Pemahaman membuat suasana belajar menjadi


Matematis dan Motivasi Belajar Siswa kondusif dan siswa siap mencerna materi
Kelompok Kontrol yang diberikan oleh guru, maka
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut dapat berjalan
pembelajaran konvensional mampu dengan baik dan pada penelitian ini
meningkatkan kemampuan pemahaman akhirnya mampu meningkatkan
matematis dan motivasi belajar siswa kemampuan pemahaman matematis dan
sekolah dasar pada materi penjumlahan motivasi belajar siswa. Hal ini selaras
dan pengurangan bilangan bulat. Hal dengan teori stimulus dan respon dari
tersebut memiliki arti bahwa tidak Edward L. Thorndike (Maulana, 2012), di
selamanya pembelajaran konvensional mana teori ini memiliki tiga hukum dasar
yang menitikberatkan pada ceramah yaitu hukum kesiapan (siswa harus berada
berdampak buruk bagi siswa, karena dalam kondisi siap untuk belajar), hukum
apabila guru melaksanakan tugasnya latihan (siswa diberikan latihan pengerjaan
dengan optimal serta siswa mampu soal oleh guru), dan hukum akibat (guru
mengikuti pembelajaran dengan baik, memberikan semangat kepada siswa,
maka hasilnya pun akan baik. memberikan pujian bagi siswa yang
berhasil, dan meluruskan kekeliruan siswa,
Pembelajaran konvensional dalam sehingga berakibat pada matangnya
penelitian ini dimulai dengan kegiatan pengetahuan yang didapatkan siswa).
pengondisian siswa untuk siap belajar dan Ketika siswa diberikan stimulus yang baik
guru memberikan motivasi terlebih dahulu oleh guru, maka menurut teori ini respon
kepada siswa agar siswa lebih yang diberikan oleh siswa pun akan baik.
bersemangat untuk belajar. Tahap
selanjutnya adalah guru mengajak siswa Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT
untuk melakukan apersepsi, sehingga siswa Lebih Baik Dibandingkan Pembelajaran
memiliki gambaran awal mengenai materi Konvensional dalam Meningkatkan
yang akan mereka pelajari. Kemudian, Kemampuan Pemahaman Matematis dan
guru menjelaskan materi, melakukan Motivasi Belajar Siswa
tanya-jawab bersama siswa mengenai Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsep yang sudah dijelaskan, dan pendekatan kontekstual berstrategi REACT
memberikan tugas kepada siswa. Di akhir lebih baik dalam meningkatkan
pembelajaran, guru bertanya kepada kemampuan pemahaman matematis dan
siswa mengenai materi yang belum siswa motivasi belajar siswa SD pada operasi
pahami dan menyimpulkan pembelajaran bilangan bulat dibandingkan
yang telah terjadi. Ketika proses pembelajaran konvensional. Lebih baiknya
pembelajaran ini dapat dilaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
dengan optimal, di mana guru mampu pendekatan kontekstual berstrategi REACT

[214]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

ini dapat disebabkan karena pendekatan dibangun melalui dirinya sendiri dan
kontekstual berstrategi REACT memiliki teman-temannya. Selanjutnya yaitu tahap
komponen-komponen yang lebih dapat terakhir adalah tahap transferring, di mana
menantang siswa untuk belajar dengan siswa menggunakan pengetahuan yang
bersungguh-sungguh, di mana dalam telah siswa miliki untuk menyelesaikan
prosesnya siswa dituntut untuk menemukan persoalan-persoalan baru yang berbeda
sendiri pengetahuannya. dengan persoalan-persoalan sebelumnya
dan menghubungkan materi matematika
Pada komponen relating siswa diajak untuk kepada kehidupan dunia nyata, sehingga
mampu menghubungkan kehidupan siswa semakin menyadari bahwa materi
dunia nyata dengan materi bilangan bulat bilangan bulat berhubungan dengan
sehingga siswa memiliki skema awal kehidupan sehari-hari siswa serta
mengenai materi yang akan dipelajari dan kebermanfaatan materi ini akan mereka
menjadi salahsatu cara untuk rasakan (Maulana, 2012).
menumbuhkan minat siswa. Selanjutnya,
pada komponen experiencing siswa Hubungan Motivasi Belajar dan
membangun pengetahuannya dengan Kemampuan Pemahaman Matematis di
cara mengalami sesuatu sebagai bentuk Kelompok Eksperimen
berharga dari pengalamannya ketika Berdasarkan hasil penelitian yang
belajar materi bilangan bulat serta dilakukan, dapat diketahui bahwa
pengalaman ini akan menjadi penghantar terdapat hubungan positif antara motivasi
siswa untuk mampu melanjutkan tahapan belajar dan pemahaman matematis siswa
selanjutnya. Pada tahap applying siswa di kelompok eksperimen, meskipun
menerapkan pengetahuan yang mereka keeratan hubungannya tergolong pada
dapatkan pada tahap experiencing, kategori rendah. Hal ini memberikan
sehingga siswa tertantang untuk mampu gambaran bahwa apabila motivasi belajar
menyelesaikan persoalan dalam LKS siswa meningkat, maka terdapat
dengan menghubungkannya pada kecenderungan kemampuan
pengalaman yang telah siswa miliki pemahaman matematisnya pun ikut
sebelumnya. Tahap keempat adalah meningkat. Hal ini selaras dengan
cooperating, di mana pengetahuan yang pendapat Djamarah (2011, p. 153),
telah siswa dapatkan pada tahapan- “Motivasi melahirkan prestasi dalam
tahapan sebelumnya didiskusikan bersama belajar”. Pernyataan tersebut memberikan
teman-temannya dengan tujuan untuk gambaran bahwa tinggi rendahnya
saling mengoreksi, melengkapi motivasi siswa dalam belajar, ternyata
pengetahuan yang masih rumpang, atau memberikan pengaruh pula pada hasil
saling berbagi pengetahuan bersama belajarnya.
teman-temannya, sehingga pengetahuan
Ai Meli Amelia Halimatusadiah, Pengaruh Pendekatan Kontekstual Berstrategi REACT…

SIMPULAN ajaran 2010/2011. (Tesis). Sekolah


Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret,
Berdasarkan hasil penelitian yang
Surakarta. [Online]. Diakses dari
diperoleh dan analisis data yang dilakukan, https://eprints.uns.ac.id/5408/1/1795501
12201112291.pdf.
dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kontekstual berstrategi REACT serta Komalasari, K. (2014). Pembelajaran
kontekstual: Konsep dan aplikasi.
pembelajaran konvensional dapat
Bandung: Refika Aditama.
meningkatkan kemampuan pemahaman
Kusmaryono, I. (2011). Keefektifan
matematis dan motivasi belajar siswa
pembelajaran kontekstual berorientasi
sekolah dasar pada materi penjumlahan penemuan berbantuan CD
pembelajaran dan LKS pada materi
dan pengurangan bilangan bulat, namun
bilangan bulat di sekolah dasar.
pendekatan kontekstual berstrategi REACT- [Online]. Diakses dari
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/m
lah yang lebih baik dalam meningkatkan
ajalahilmiahsultanagung/article/view/5
kemampuan pemahaman matematis dan 5/49.
motivasi belajar siswa sekolah dasar pada
Marpudin, A., Idris, M., & Hajar, I. (2014).
materi penjumlahan dan pengurangan Meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Selain itu, terdapat
bilangan bulat melalui penggunaan
hubungan positif antara motivasi belajar garis bilangan di kelas V SDN No. 1
Talaga. Elementary School of Education
dan kemampuan pemahaman matematis
E-Journal, 2(1), hlm. 30-39.
siswa di kelompok eksperimen dengan
Maulana. (2007). Teaching contextually
kategori hubungan yang kurang kuat.
(mengajar secara kontekstual).
Makalah pada Diskusi Pendidikan
REFERENSI Matematika di Lembaga Bimbingan
Belajar Tridaya Bandung, 9 Juli 2007.
BSNP. (2006). Panduan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) SD/MI. Maulana. (2009). Memahami hakikat,
Jakarta: BP. Dharma Bhakti. variabel, dan instrumen penelitian
pendidikan dengan benar. Bandung:
CORD. (1999). Teaching mathematics Learn2 ‘n Live2 Learn.
contextually. Amerika: CORD
Communications, Inc. Maulana, M. P. (2010). Teaching
Mathematiscs Contextually (Mengajar
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi belajar. Matematika Secara Kontekstual).
Jakarta: Rineka Cipta. mimbar-pendidikan-dasar, 290.

Husna, F. E., Dwina, F., & Murni, D. (2014). Maulana. (2011). Dasar-dasar keilmuan
Penerapan strategi REACT dalam dan pembelajaran matematika sequel
meningkatkan kemampuan 1. Subang: Royyan Press.
pemahaman konsep matematika siswa
kelas X SMAN 1 Batang Anai. Jurnal Maulana. (2012). Konsep dasar dan
Pendidikan Matematika, 3(1), hlm. 26-30. pedagogi matematika (sequel 1).
Bandung: Celtics Press.
Indriani, A. (2011). Eksperimentasi
pendekatan pembelajaran kontekstual Mulyanto, R. (2007). Pendekatan RME untuk
dan problem solving pada meningkatkan pemahaman operasi
pembelajaran matematika ditinjau dari pengurangan bilangan bulat negatif
motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri pada pembelajaran matematika di SDN
se-Kecamatan Kunduran Blora tahun

[216]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017

Sukalerang I Kabupaten Sumedang.


Jurnal Pendidikan Dasar, (8), hlm 1-4.

Retnasari, R., Maulana, M., & Julia, J. (2016).


PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL
TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV PADA
MATERI BILANGAN BULAT. Pena Ilmiah,
1(1), 391-400.

Sobandi, D. A. (2015). Pengaruh


pendekatan somatis, auditori, visual,
intelektual (SAVI) terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. (Skripsi). Sekolah Sarjana,
Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang, Sumedang.

Suryani, A., Maulana, M., & Julia, J. (2016).


PENGARUH PENDEKATAN COURSE
REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP
PEMAHAMAN MATEMATIS DAN
MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
SEKOLAH DASAR PADA MATERI
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
BILANGAN BULAT. Pena Ilmiah, 1(1), 81-
90.

Ulya, I. F., Irawati, R., & Maulana, M. (2016).


PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL. Pena Ilmiah, 1(1), 121-130.

Você também pode gostar