Você está na página 1de 10

Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

HUBUNGAN KINERJA KADER POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI LANSIA


MENGUNJUNGI POSYANDU LANSIA

Jendri Darmanto1, Arneliwati2, Rismadefi Woferst3

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau1


Departemen Keperawatan Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau2

Departemen Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau3

Email: Jhendrydarmanto@yahoo.co.id

Abstract

The purpose of this research is to identify the reationship between cadre performance of elderly posyandu and elder
motivation to visit Elderly Posyandu. Research method used in this research is corellation descriptive with cross sectional
design. This research was conducted in the Technical Implementing Service Mangement Department (UPTD) health clinic
of Koto Baru, Singingi district Kuantan Singing Regency. Sampling method used in this research was proposive sampling.
The measuring instrument was a questionnaire which has tested validity and reliability. Analysis methods used were
univariate and bivariate with Chi-Square test. The result of Chi-Square test was, p value = 0.209, showed that p value > α
0.05, therefore it can be concluded that Ho is rejected, so then the researcher can summed up that there is no relationship
between cadre performance of elderly posyandu and elder motivation to visit elderly posyandu. The result of this research is
expected that it can be an input to any relevant institutions, particularly The UPTD health clinic of Koto Baru to plan
programmes to raise awareness on the urgency of elderly posyandu for elders as health services to undertake health
examination, such as mental status, nutrition satus, and physical health on a regular basis, so then it can be detected early
in case of there is health problem.

Key words : Cadre Performance of Elderly Posyandu, Elder Motivation

PENDAHULUAN rakyat didunia tercatat sebesar 66.57 tahun pada


Keberhasilan pemerintah dalam tahun 2009. Sampai saat ini, penduduk di
pembangunan nasional telah mewujudkan hasil beberapa negara anggota WHO kawasan Asia
positif diberbagai bidang terutama dibidang Tenggara yang berusia di atas 60 tahun
kesehatan. Adanya kemajuan ekonomi, berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan
perbaikan lingkungan hidup dan kemajuan ilmu terus meningkat hingga tiga kweali lipat di
pengetahuan teknologi (IPTEK) dapat tahun 2050 (Media Indonesia, 2012).
meningkatkan kualitas penduduk serta Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator
meningkatnya usia harapan hidup (UHH) Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) pada
(Mubarok, 2009). tahun 2012 menunjukkan bahwa penduduk
Jumlah petumbuhan penduduk usia lanjut lanjut usia meningkat secara signifikan. Kalau
(lansia) di dunia semakin meningkat yang 1960-an dan 1970-an lansia mungkin hanya 2
diperkirakan akan menjadi masalah baru bagi persen, saat ini sudah menjadi sekitar 10 persen
dunia kesehatan, untuk mencegah munculnya dari 238 juta jiwa (Menko Kesra, 2012). Di
masalah akibat ledakan jumlah lansia tersebut, Provinsi Riau pada tahun 2010 jumlah lansia
World Health Organization (WHO) meningkat menjadi 225.353 jiwa atau 4,1
mencanangkan program peningkatan kesehatan persen dari total penduduk Riau 5.538.367 jiwa.
agar seseorang memiliki usia yang lebih Dari jumlah tersebut terdapat 80.602 jiwa lansia
panjang dan produktif. Menurut Badan tinggal di perkotaan dan 144.751 tinggal di
Kesehatan Dunia WHO usia harapan hidup pedesaan. Dari data sensus penduduk 2010,
719
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

lansia perempuan lebih banyak dibandingkan pelayanan kesehatan primer (Fallen & Budi,
dengan lansia laki-laki, 47% berbanding 43% 2011). Menurut Kementrian Kesehatan R.I
dari total jumlah lansia (BPS Provinsi Riau, (2012) peran kader di posyandu lansia yaitu
2012). melakukan pemeriksaan fisik, mental
Peningkatan populasi lansia tersebut berisiko emosional, kegiatan sehari-hari sampai dengan
pada terjadinya masalah kesehatan, baik memberikan penyuluhan kesehatan. Sementara
masalah fisik, mental, sosial, dan timbulnya fungsi kader di posyandu lansia adalah
berbagai penyakit degeneratif (Wahjudi, 2009). merencanakan kegiatan, memberikan pelayanan
Masalah kesehatan ini akan membebani dan informasi kepada lansia. Kinerja kader
perekonomian baik pada lanjut usia maupun posyandu lansia menjadi tonggak penting yang
pada pemerintah karena masing-masing harus diperhatikan dan keterampilan yang
penyakit tersebut cukup banyak memerlukan dimiliki. Penurunan kinerja kader posyandu
dana untuk terapi dan rehabilitasinya, sehingga lansia dapat mempengaruhi partisipasi lansia
lansia dituntut memeriksa kesehatan secara atau sering diartikan sebagai motivasi untuk
rutin untuk mengetahui lebih awal penyakit memenuhi kebutuhannya dalam pelayanan
yang diderita atau ancaman masalah kesehatan kesehatan yang memuaskan.
yang dihadapi melalui kegiatan posyandu lansia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
(Kementrian Kesehatan R.I, 2012). oleh Fatur (2008) tentang Partisipasi Lansia
Posyandu lansia adalah sebuah wadah dalam Kegiatan Posyandu lansia di Desa
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Gading Sari Kecamatan Saden Kabupaten
Masyarakat) yang mempunyai peranan sangat Bantul didapatkan hasil, bahwa keadaan
besar dan strategis didalam masyarakat secara keluarga dan pengetahuan tidak berpengaruh
umum dan khususnya dibidang kesehatan. terhadap partisipasi lansia, sedangkan motivasi
Posyandu lansia merupakan kegiatan dalam pelayanan petugas mempunyai pengaruh
upaya memberikan pelayanan kesehatan prima terhadap partisipasi lansia. Peneliti
terhadap usia lanjut di kelompoknya menyimpulkan bahwa kader posyandu lansia
(Kementrian Kesehatan R.I, 2012). Kegiatan berperan penting dalam mengembangkan
posyandu lansia bertujuan meningkatkan kemampuan mandiri berdasarkan kebutuhan
jangkauan pelayanan kesehatan untuk lansia lansia itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan
dan mendekatkan pelayanan serta motivasi lansia dalam memanfaatkan posyandu
menumbuhkan peran serta masyarakat dalam lansia. Hasil penelitian yang dilakukan
mengatasi masalah kesehatan (Kementrian Nurharianti (2010) tentang “motivasi dan
Kesehatan R.I, 2012). Kegiatan posyandu lansia partisipasi para lanjut usia dalam posyandu
yang berjalan dengan baik akan memberikan lansia serta kontribusinya terhadap kegiatan
kemudahan bagi lansia untuk mendapatkan yang di berikan oleh kader posyandu lansia”.
pelayanan kesehatan dasar, supaya kualitas Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif
hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga kolerasi, melalui angket, observasi, dan
dengan baik. Keberhasilan kegiatan posyandu penelusuran dokumen administratif untuk
lansia sangat tergantung dari peranan kader memperoleh data motivasi dan partisipasi.
posyandu lansia tersebut. Kader-kader Berdasarkan analisis data diperoleh hasil
posyandu lansia ini pada umumnya adalah yaitu terdapatnya hubungan yang sangat
seorang relawan yang berasal dari tokoh signifikan antara motivasi dengan kegiatan
masyarakat yang dipandang memiliki yang dilakukan oleh kader (t hitung= 6,193),
kemampuan lebih dibanding anggota terdapat hubungan yang sangat signifikan
masyarakat lainnya. Mereka inilah yang antara partisipasi dengan kebugaran jasmani (t
memiliki andil besar dalam memperlancar hitung= 6,472) dan terdapat hubungan sangat
720
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

signifikan antara variabel motivasi dan mengarahkan kader posyandu lansia untuk
partisipasi para lanjut usia dalam posyandu datang kerumah lansia yang tidak mengikuti
lansia (7,123). Tidak terdapat perbedaan posyandu lansia untuk memberitahukan
signifikan antara motivasi dan partisipasi dalam posyandu lansia yang akan di adakan di bulan
kontribusinya terhadap kegiatan yang diadakan berikutnya. Dari data yang diperoleh melalui
oleh kader posyandu lansia (0,250). Dari hasil hasil wawancara langsung terhadap 10 orang
penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa lansia pada tanggal 10 Mei 2014 di Desa Koto
semua para lansia perlu dimotivasi dan dibina Baru, 2 orang lansia mengatakan malas dan
partisipasinya dalam kegiatan kesehatan untuk tidak ada keinginan untuk datang keposyandu
memelihara dan meningkatkan derajat sehat lansia, 3 orang lansia sibuk dengan
dinamisnya. pekerjaannya, 2 orang lansia mengatakan
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi posyandu hanya untuk anak-anak, dan 3 orang
seseorang yang mendorong individu untuk lansia mengatakan lupa akan jadwal posyandu
melakukan aktivitas-aktiviitas tertentu guna lansia. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
untuk mencapai tujuan. Setiap aktivitas yang peneliti tertarik ingin mengetahui apakah ada
dilakukan oleh seseorang didorong oleh sesuatu hubungan kinerja kader dengan motivasi lansia
kekuatan dari dalam diri orang tersebut, dan mengunjungi posyandu lansia di wilayah kerja
kekuatan pendorong inilah yang disebut sebagai UPTD kesehatan Koto Baru Kecamatan
motivasi. Motivasi seorang individu sangat Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi.
dipengaruhi oleh berbagai faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal adalah harga TUJUAN PENELITIAN
diri, harapan pribadi, keinginan, kepuasan dan Penelitian ini diharapkan dapat apakah ada
kebutuhan, sedangkan faktor eksternal adalah hubungan Mengetahui Hubungan Kinerja
situasi lingkungan dan kelompok sosial Kader Posyandu Lansia dengan Motivasi lansia
(Adalea, 2009). Menurut Notoatmodjo (2005), Mengunjungi Posyandu Lansia di Wilayah
jika tiap-tiap kebutuhan dapat dicapai maka Kerja UPTD Kesehatan Koto Baru
individu termotivasi untuk mencari kebutuhan
pada tahap yang lebih tinggi berikutnya. MANFAAT PENELITIAN
Adanya motivasi akan sangat membantu Mengetahui Hubungan Kinerja Kader
individu dalam menghadapi dan menyelesaikan Posyandu Lansia dengan Motivasi lansia
masalah. Dari data yang didapatkan di UPTD Mengunjungi Posyandu Lansia di Wilayah
kesehatan Koto Baru Kecamatan Singing Hilir Kerja UPTD Kesehatan Koto Baru
Kabupaten Kuantan Singingi, UPTD kesehatan
tersebut memiliki empat desa wilayah kerja, METODOLOGI PENELITIAN
data jumlah populasi lansia terbanyak terdapat Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
di Desa Koto Baru yaitu sebanyak 113 orang desain deskriptif korelasi menggunakan
lansia, tetapi pada saat diadakan posyandu pendekatan cross sectiona.l Populasi dalam
lansia yang hadir mengunjungi posyandu lansia penelitian ini adalah seluruh lansia (berusia ≥
hanya 20 orang lansia kurang dari separuh total 60 tahun) yang berada di Desa Koto Baru yang
jumlah lansia pada satu desa tersebut. mempunyai posyandu lansia di wilayah kerja
Berdasarkan hasil wawancara kepada UPTD Kesehatan Koto Baru 113 orang. Sampel
seorang perawat yang biasanya turun yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
memimpin posyandu lansia pada tanggal 10 sebanyak 53 orang yang sesuai dengan kriteria
Mei 2014 mengatakan kegiatan posyandu lansia inklusi dengan theknik proposive sampling.
memang rutin dilakukan 1 bulan sekali, dan Instrument yang digunakan adalah koesioner
apabila keadaan memungkinkan perawat juga yang terdiri atas karakteristik responden,
721
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

kinerja kader, dan motivasi lansia mengunjungi Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
posyandu lansia dengan menggunakan skala bahwa mayoritas lansia yaitu berumur 60-74
likert. tahun (eldery old) yaitu sebanyak 29 atau
Kinerja kader dan motivasi lansia 73.6%, dan berjenis kelamin perempuan
dikelomokkan menjadi 2 kategori berdasarkan yaitu sebanyak 34 (64.2%) lansia, serta
nilai pemutusan (cut of poin) yaitu jika memiliki tingkat pendidikan yang sama
responden dapat menjawab ≥ 8 dari nilai antara SD dan SMP, yaitu sebanyak 18
maksimal maka kinerja kader baik. Jika hanya (30%) lansia memiliki tingkat pendidikan
< 8 dari nilai maksimal maka kinerja kader SD dan 18 (30%) lansia memiliki tingkat
buruk. Jika responden menjawab ≥ 36 dari nilai pendidikan SMP.
maksimal maka motivasi lansia tinggi untuk
mengunjungi posyandu lansia. Jika hanya < 36 2. Kinerja kader posyandu lansia
dari nilai maksimal maka motivasi lansia Berdasarkan kuesioner tentang kinerja
rendah untuk mengunjungi posyandu lansia. kader posyandu lansia diperoleh data sebagai
berikut. Adapun secara lengkap distribusi
HASIL frekuensi untuk kinerja kader posyandu
A. Analisis univariat lansia dapat dilihat pada tabel 4.
1. Karakteristik responden
Distribusi berdasarkan karakteristik Tabel 5
responden dapat dilihat pada tabel 1 sebagai Distribusi frekuensi kinerja kader
berikut. posyandu lansia di wilayah kerja UPTD
kesehatan Koto Baru kecamatan singing
Tabel 1 hilir kabupaten kuantan singingi pada bulan
Distribusi frekuensi data demografi Desember 2014 (n=53).
lansia di wilayah kerja UPTD kesehatan
Koto Baru kecamatan singing hilir Kinerja Kader Jumlah Persentase (%)
kabupaten kuantan singing padabulan Posyandu lansia
desember 2014(n=53) Baik 29 54.7%

Buruk 24 45.3%
Umur Jumlah Persentase%
Elderly Old (60- Total 53 100%
39 73.6%
74)
Very Old (75-90) 14 26.4%
Total 53 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Jenis Kelamin Jumlah Persentase% bahwa sebagian besar lansia yaitu sebanyak
Perempuan 34 64.2% 29 (54.7%), menyatakan kinerja kader
Laki-Laki 19 35.8% posyandu lansia adalah baik.
Total 53 100%
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase% 3. Motivasi lansia mengunjungi posyandu
SD 18 34.0% lansia
SMP 18 34.0% Berdasarkan kuesioner tentang motivasi
SMA 15 28.3% lansia mengunjungi posyandu lansia
Perguruan Tinggi 2 3.8% diperoleh data sebagai berikut. Adapun
Total 53 100% secara lengkap distribusi frekuensi untuk
motivasi lansia mengunjungi poyandu lansia
dapat dilihat pada tabel 6.

722
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

Tabel 6 (37.5%) yang memiliki motivasi rendah


Distribusi frekuensi motivasi lansia dengan kinerja kader buruk.
mengunjungi posyandu lansia di wilayah Selanjutnya hasil uji statistic Chi Square
kerja UPTD kesehatan Koto Baru menunjukkan p value = 0.209 dimana p
kecamatan singing hilir kabupaten kuantan value > α (0.05). hal ini menunjukkan bahwa
singingi pada bulan Desember 2014 Ho gagal ditolak dan dapat disimpulkan
(n=53). bahwa tidak ada hubungan yang significant
Motivasi Jumlah Persentase antara kinerja kader posyandu lansia dengan
Lansia motivasi lansia mengunjungi posyandu
Tinggi 27 50.9%
lansia di wilayah kerja UPTD Kesehatan
Rendah 26 49.1% Koto Baru Kecamatan Singing Hilir
Kabupaten Kuantan Singingi.
Total 53 100%
PEMBAHASAN
1. Analisis data univariat
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
Analisa data univariat adalah analisa yang
sedikit lebih besar lansia memiliki motivasi
digunakan untuk menjelaskan atau
yang tinggi untuk mengunjungi posyandu
mendeskripsikan karakteristik masing-
lansia yaitu sebanyak 27 (50.9%) lansia.
masing variabel yang kan diteliti. Data ini
merupakan data primer yang dikumpulkan
B. Analisis Bivariat
melalui koesioner yang sudah dilakukan
Tabel 7
terhadap 53 lansia.
Hubungan kinerja kader posyandu
lansia dengan motivasi lansia mengunjungi
a. Data demografi lansia
posyandu lansia di wilayah kerja UPTD
1).Umur
Kesehatan Koto Baru kecamatan singing
Berdasarkan dari hasil penelitian analisis
hilir kabupaten kuantan singing bulan
data demografi dari 53 lansia menunjukkan
Desember 2014 (n=53)
P- bahwa mayoritas lansia yaitu berumur 60-74
Kinerj
a
Motivasi Lansia Jumlah Valu
e
tahun (eldery old) yaitu sebanyak 29 atau
N
Kader
posyan
73.6%. hal ini mungkin dikarenakan lansia
Tinggi Rendah
O du mengalami perubahan atau kemundururan
lansia
F % F % F % dalam berbagai aspek kehidupanya, baik
1 Baik 11 41.4 17 58.6 29 100
secara fisik maupun psikis. Hasil ini
0.209
sependapat dengan penelitian rahayu at all
2 Buruk 15 62.5 9 37.5 24 100 (2010), yang mengatakan bahwa lansia yang
berusia 75 tahun keatas tidak aktif mengikuti
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa posyandu dikarenakan adanya penurunan
sebanyak 11 (41.4%) dari 29 lansia yang fungsi tubuh. Pratiwo (2006), mengatakan
memiliki motivasi tinggi dengan kinerja lansia pada kelompok usia 60-74 tahun
kader baik, sebanyak 17 (58.6%) dari 29 secara umum mobilitasnya cukup baik
lansia memiliki motivasi rendah dengan dibandingkan dengan kelompok usianya
kinerja kader baik. Sedangkan diantara yang lebih tua, shingga pada kelompok usia
kinerja kader yang buruk, ada 15 (62.5%) 75-90 tahun cenderung berprilaku kurang
dari 24 lansia yang memiliki motivasi tinggi sehat, selain itu, semakin tua seorang lansia
dengan kinerja kader buruk, dan sebanyak 9 maka kemapuan ingatan dan motivasi
berprilaku sehat akan menurun.
723
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

informasi yang didapat. Hal ini menunjukan


2). Jenis kelamin semakin tinggi pendidikan maka kebutuhan
Berdasarkan dari hasil penelitian analisis dan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan
data demografi dari 53 lansia menunjukkan semakin meningkat pula, semakin rendah
bahwa mayoritas lansia berjenis kelamin pendidikan akan mengakibatkan mereka
perempuan yaitu sebanyak 34 (64.2%) sulit menerima penyuluhan yang diberikan
lansia, hal ini senada dengan penelitian yang tenaga penyuluh.
dilakukan dwi handayani, dan wahyuni Mubarak (2007), pendidikan sebagai
(2012) tentang hubungan dukungan keluarga suatu proses dalam rangkaian mempengaruhi
dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti dan dengan demikian akan menimbulkan
posyandu lansia, yang mengatakan bahwa perubahan perilaku pada dirinya, karena
lansia perempuan lebih banyak tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi
dibandingkan dengan laki-laki. Menurut pendidikan seseorang semakin mudah pula
hardywinoto (2005), jumlah penduduk usia mereka menerima informasi kesehatan.
lanjut wanita pada umumnya lebih banyak Sebaliknya jika seseorang yang tingkat
dari laki-laki hal ini dapat dilihat dari pendidikanya rendah, akan menghambat
persentase laki-laki dan perempuan serta perkembangan seseorang terhadap
rasio jenis kelamin dari penduduk lanjut usia penerimaan, informasi kesehatan dan nilai-
laki-laki dan perempuan, dan di kuatkan nilai baru yang di perkenalkan.
dengan hasil sensus penduduk tahun 2010
yang dilakukan oleh BPS Provinsi Riau b. Kinerja kader posyandu lansia
(2012), yang menyatakan bahwa hasil sensus Berdasarkan hasil penelitian yang
penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa dilakukan pada 53 lansia di wilayah kerja
lansia perempuan lebih banyak UPTD Kesehatan Koto Baru kecamatan
dibandingkan lansia laki-laki, 47% singing hilir kabupaten kuantan singingi
berbanding 43% dari total jumlah penduduk menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
di Provinsi Riau. yaitu sebanyak 29 (54.7%) menyatakan
kinerja kader baik, dan 24 (45.3%) lansia
3) Tingkat pendidikan menyatakan kinerja kader posyandu lansia
Berdasarkan dari hasil penelitian analisis buruk. Hal ini di karenakan mungkin kader
data demografi dari 53 lansia menunjukkan yang terpilih menjadi anggota disetiap
bahwa mayoritas lansia memiliki tingkat posyandu lansia adalah anggota yang
pendidikan yang sama antara SD dan SMP bertempat tinggal di pemukiman warga dan
yaitu sebanyak 18 (30%) berpendidikan SD mengenal dekat karakteristik masyarakat
dan 18 (30%) memiliki pendidikan SMP. tersebut. Sehingga memberikan pelayanan
Hal ini dikarenakan waktu mereka usia dengan baik, cerdas, ramah, dan berjiwa
sekolah, sekolah masih jarang dan hanya sosial tinggi. Hal ini sesuai teori yang
orang-orang tertentu yang bisa bersekolah, menyatakan bahwa kader adalah anggota
hal ini sependapat dengan penelitian Rahayu masyarakat yang dipilih dengan kriteria
(2010), yang menyatakan bahwa tingkat tertentu yaitu dapat membaca dan menulis,
pendidikan tidak mempengaruhi intensitas mau bekerja secara relawan, bersikap ramah
kunjungan keposyandu lanjut usia peryataan dan simpatik, mempunyai waktu yang
ini berbanding terbalik dengan penelitian cukup, mengetahui adat istiadat serta
Henniwati (2008), bahwa semakin tinggi kebiasan dan dapat diterima masyarakat
tingkat pendidikan seseorang akan setempat (Dinas Kesehatan Kabupaten
meningkat pula illmu pengetahuan, dan Pelalawan, 2013).
724
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

c. Motivasi lansia mengunjungi posyandu 2. Analisis data Bivariat


lansia Analisis data bivariat adalah analisis data
Berdasarkan hasil penelitian di wilayah yang digunakan untuk mengetahui hubungan
kerja UPTD Kesehatan Koto Baru antara 2 variabel yaitu variable independen
kecamatan singing hilir kabupaten kuantan dengan variable dependen, analisa ini akan
singingi diketahui bahwa terdapat sedikit menunjukan ada tidaknya hubungan antara
lebih banyak lansia memiliki motivasi yang kinerja kader dengan motivasi lansia
tinggi untuk mengunjungi posyandu lansia mengunjungi posyandu lansia di wilayah
yaitu sebanyak 27 (50.9%) lansia, dan 26 kerja UPTD Kesehatan Koto Baru kecamtan
(49.1%) lansia memiliki motivasi yang singing hilir kabupaten kuantan singing.
rendah mengunjungi posyandu lansia. Dari Hasil analisanya dapat dilihat sebagai
data tersebut menunjukkan bahwa sebagian berikut.
besar lansia mempunyai motivasi yang
tinggi, hal ini di karenakan kepuasan lansia a. Hubungan kinerja kader posyandu lansia
terhadap kebutuhan tentang kesehatan dengan motivasi lansia mengunjungi
terpenuhi. Menurut Notoatmodjo (2011), posyandu lansia
apabila kepuasan dapat dicapai dalam suatu Hasil analisis hubungan kinerja kader
kegiatan atau pekerjaan, maka akan posyandu lansia dengan motivasi lansia
menggerakkan tingkat motivasi yang kuat mengunjungi posyandu lansia di wilyah
bagi orang tersebut. Disamping kepuasan, kerja UPTD Kesehatan Koto Baru
dukungan sosial juga memegang peranan kecamatan singing hilir kabupaten kuantan
penting dalam meningkatkan motivasi lansia singingi, didapatkan hasil bahwa dari 53
mengikuti kegiatan yang ada di lansia memiliki motivasi tinggi dengan
lingkunganya termasuk juga didalamnya kinerja kader yang baik yaitu sebanyak 11
adalah kegiatan posyandu lansia. (41.4%) dari 29 lansia, sebanyak 17 (58.6%)
Menurut Gottlieb, (1994 dalam dari 29 lansia memiliki motivasi rendah
notoadmodjo 2011) dukungan sosial (social dengan kinerja kader baik. Sedangkan
support) terdiri dari informasi atau nasehat diantara kinerja kader yang buruk, ada 15
verbal mauppun non-verbal, bantuan nyata, (62.5%) dari 24 lansia yang memiliki
atau tindakan yang didapatkan karena motivasi tinggi, dan sebanyak 9 (37.5%)
kehadiran orang lain dan mempunyai yang memiliki motivasi rendah dengan
manfaat emosional atau efek prilaku bagi kinerja kader yang buruk.
pihak penerima. Dalam hal ini orang yang Selanjutnya hasil uji Chi Square
merasa memperoleh dukungan sosial, secara menunjukkan bahwa nilai p-value = 0.209
emosional merasa lega karena diperhatikan, lebih besar dari α (0.05), maka dapat
mendapat saran atau kesan yang diartikan bahwa Ho ditolak dan dapat
menyenangkan pada dirinya. Pendapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
senada juga dikemukakan oleh Serafino significant antara kinerja kader posyandu
(2006), yang mengatakan bahwa dukungan lansia dengan motivasi lansia mengunjungi
sosial mengacu pada memberikan posyandu lansia di wilayah kerja UPTD
kenyamanan pada orang lain, merawatnya Kesehatan Koto Baru kecamatan singing
atau menghargainya sebagai individu yang hilir kabupaten kuantan singingi. Hal ini
utuh dalam stratifikasi sosial. disebabkan karena adanya Beberapa faktor
yang terdapat pada lansia baik factor internal
725
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

maupun eksternal yang terjadi pada mendorong minat atau motivasi lansia
masyarakat khususnya lansia itu sendiri. mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Faktor internal seperti kurangnya support KESIMPULAN DAN SARAN
system dari keluarga, pengetahuan lansia A. Kesimpulan
tentang manfaat posyandu lansia yang masih Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rendah serta masih rendahnya kesadaran dilakukan di wilayah kerja UPTD Kesehatan
lansia tentang pentingnya melakukan koto baru kecamatan singing hilir kabupaten
pemeriksaan kesehatan. Menurut Kuntjoro kuantan singing, menunjukkan bahwa mayorita
(2007) yang mendefinisikan support system lansia berumur 60-74 tahun (eldery old) yaitu
sebagai adanya kenyamanan, perhatian, sebanyak 29 atau 73.6%, dan berjenis kelamin
penghargaan atau menolong orang dengan perempuan yaitu sebanyak 34 (64.2%) lansia,
sikap menerima kondisinya, support system serta memiliki tingkat pendidikan yang sama
tersebut diperoleh dari individu, keluarga antara SD dan SMP yaitu sebanyak 18 (30%)
maupun kelompok sosial. Hal ini juga di lansia berpendidikan SD dan sebanyak 18
dukung oleh penelitian Jusuf (2009) yaitu (30%) lansia memiliki tingkat pendidikan SMP.
tentang hubungan support system keluarga Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
dalam meningkatkan gairah hidup lansia, besar lansia yaitu sebanyak 29 (54.7%),
yang menunjukkan bahwa support system menyatakan kinerja kader posyandu lansia
dari keluarga ada hubungannya dalam adalah baik, serta berdasarkan hasil penelitian
meningkatkan gairah hidup lansia. ini diketahui bahwa sedikit lebih besar lansia
Dukungan keluarga sangat berperan dalam memiliki motivasi yang tinggi untuk
mendorong minat atau kesediaan lansia mengunjungi posyandu lansia yaitu sebanyak
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia 27 (50.9%) lansia.
dan keluarga bisa menjadi motivator baik Hasil dari uji chi square yang telah di
bagi lansia apabila selalu menyediakan diri lakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa
untuk mendampingi dan mengantar lansia ke sebanyak 11 (41.4%) dari 29 lansia yang
posyandu lansia, mengingatkan lansia jika memiliki motivasi tinggi dengan kinerja kader
lupa jadwal posyandu lansia dan berusaha baik, sebanyak 17 (58.6%) dari 29 lansia
membantu mengatasi segala memiliki motivasi rendah dengan kinerja kader
permasalahannya (Erfandi, 2008). baik. Sedangkan diantara kinerja kader yang
Pada faktor eksternal yang mempengaruhi buruk, ada 15 (62.5%) dari 24 lansia yang
motivasi lansia adalah lingkungan yang tidak memiliki motivasi tinggi, dan sebanyak 9
mendukung seperti jarak rumah dengan (37.5%) yang memiliki motivasi rendah dengan
lokasi posyandu lansia yang jauh dan waktu kinerja kader yang buruk. Hasil uji statistic Chi
atau jadwal yang tidak sesuai dengan waktu Square ini menunjukkan bahwa p value =
lansia. Jarak posyandu lansia yang dekat 0.209 dimana p value > α (0.05). artinya Ho
akan membuat lansia mudah menjangkau ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada
posyandu lansia tanpa harus mengalami hubungan yang signifikan antara kinerja kader
kelelahan atau kecelakaan fisik karena posyandu lansia dengan motivasi lansia
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik mengunjungi posyandu lansia.
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi
posyandu lansia berhubungan dengan faktor A. Saran
keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika Diharapkan kepada UPTD Kesehatan
lansia merasa aman atau mudah menjangkau untuk memberikan perhatian khusus dan
lokasi posyandu lansia tanpa harus membuat program perencanaan untuk
menimbulkan kelelahan, maka hal ini dapat menggalakakan pentingnya posyandu lansia
726
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

bagi lansia yang dapat dimanfaatkan untuk krajan kecamatan weru kabupaten sukoarjo.
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti Diperoleh tanggal 21 januari 2015 dari
melakukan kunjungan langsung ke posyandu http://jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id
lansia untuk mengetahui data yang Fallen & Budi, D. K. (2011). Keperawatan
sebenarnya dan meningkatkan upaya komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
promosi kesehatan tentang posyandu lansia Fatur, (2008). Partisipasi lansia dalam
kepada masyarakat dengan bekerja sama kegiatan posyandu plus di dusun soragan,
dengan lintas program dan lintas sektoral. desa gading sari kecamatan saden
Diharapkan kader posyandu lansia juga kabupaten bantul. UNS Daerah Istimewa
dapat membantyu UPTD Kesehatan untuk Yogyakarta
meningkatkan kegiatan penyuluhan, Hardywinoto. 2005. Panduan gerontology.
meningkatkan pemahaman masyarakat Jakarta : gramedia
tentang posyandu lansia, meningkatkan Henniwati. (2008). Factor-faktor yang
pengetahuan lansia tentang posyandu lansia mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
dan memotivasi masyarakat dengan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas
melakukan penyuluhan/ pendidikan kabupaten aceh timu. Medan : Universitas
kesehatan secara rutin di posyandu lansia Sumtra Utara
untuk meningkatakan angka cakupan Kementrian Kesehatan, R.I. (2012). Pedoman
kunjungan lansia ke posyandu lansia. pengelolaan posyandu. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Maryam. (2008). Mengenal usia lanjut dan
Adalea, M. (2009). Tugas psikologi perawatanya. Jakarta: Salemba Medika
manajemen. Diperoleh tanggal 22 Mei 2014 Media Indonesia. (2012). WHO tetapkan miliki
dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id usia harapan hidup tertinggi. Diperoleh
Azizah, L.M. (2011). Keperawatan lanjut usia. tanggal 20 Mei 2014 dari
Yogyakarta: Graha Ilmu http://www.mediaindonesia.com
BPS Provinsi Riau. (2012). Jumlah penduduk. Menko Kesra. (2012). Lansia masa kini dan
Diperoleh tanggal 18 Mei 2014 dari mendatang. Diperoleh tanggal 20 Mei 2014
http://www.riau.go.id dari http://www.menkokesra.go.id
Darmojo & Martono. (2010). Geriatric: ilmu Mubarak, W. I, (2006). Buku ajar
kesehatan usia lanjut. Jakarta: Balai Penerbit ilmukeperawatan komunitas 2 teori dan
FKUI aplikasi dalam praktik dengan pendekatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. (2013). asuhan keperawatan komunitas, gerontik
Pedoman pelaksanaan posyandu lansia. dan keluarga. Jakarta: Agung Seto
Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Mubarok. (2009). Ilmu keperawatan komunitas:
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2010). konsepdan aplikasi. Jakarta: Salemba
Jumlah penduduk lanjut usia kota Medika
pekanbaru. Dinas Kesehatan Kota Notoatmodjo. (2005 ). Metodologi penelitian
Pekanbaru. kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2013). Jumlah Notoatmodjo. (2011). Masalah Dan Pelayanan
penduduk lanjut usia kabupaten/ kota Kesehatan Masyarakat Lansia. Jakarta:
provinsi riau. Dinas Kesehatan Provinsi Rieneke Cipta
Riau Nursalam. (2010). Pendekatan praktis
Dwi, H & Wahyuni. (2012). Hubungan metodologi riset keperawatan. Jakarta:
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia Infomedia
dalam mengikuti posyandu lansia desa
727
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015

Pratiwo, Suryo, dkk. (2006). Analisis pengaruh Santrock. (2006). Kesehatan lanjut usia dengan
factor nilai hidup, kemandirian, dan pendekatan asuhan keperawatan. Jakarta:
dukungan keluarga terhadap perilaku sehat Salemba Medika
lansia dikelurahan medono kota Subhan. (2009). Perawatan geriatri. Diperoleh
pekalongan.njurnal promosi kesehatan tanggal 20 Mei 2014 dari
Indonesia volume 1 laring no 2. Semarang: http://subhanksdir.wordpress.com
UNDIV Tamher, S. (2011). Kesehatan usia lanjut
Rahayu, s., Urwanta, dan Hajanto, D. (2010). dengan pendekatan asuhan keperawatan.
Factor-faktor yang mempengaruhi ketidak Jakarta: Salemba Medika
aktifan lanjut usia keposyandu lansia Wahjudi, N. (2009). Komunikasi dalam
dipuskesmas gebogan salah tiga”, jurnal keperawatan gerontik. Jakarta: EGC
kebidanan dan keperawatan, volume Widyanto, F.(2014). Keperawatan komunitas
6/no1/juni 2010.Yogyakarta: ISSN dengan pendekatan praktis. Nuhamedika:
Saam, J & Wahyuni, S. (2012). Psikologi Yogyakarta
keperawatan. Jakarta: Raja Grasindo

728

Você também pode gostar