Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Departemen Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau3
Email: Jhendrydarmanto@yahoo.co.id
Abstract
The purpose of this research is to identify the reationship between cadre performance of elderly posyandu and elder
motivation to visit Elderly Posyandu. Research method used in this research is corellation descriptive with cross sectional
design. This research was conducted in the Technical Implementing Service Mangement Department (UPTD) health clinic
of Koto Baru, Singingi district Kuantan Singing Regency. Sampling method used in this research was proposive sampling.
The measuring instrument was a questionnaire which has tested validity and reliability. Analysis methods used were
univariate and bivariate with Chi-Square test. The result of Chi-Square test was, p value = 0.209, showed that p value > α
0.05, therefore it can be concluded that Ho is rejected, so then the researcher can summed up that there is no relationship
between cadre performance of elderly posyandu and elder motivation to visit elderly posyandu. The result of this research is
expected that it can be an input to any relevant institutions, particularly The UPTD health clinic of Koto Baru to plan
programmes to raise awareness on the urgency of elderly posyandu for elders as health services to undertake health
examination, such as mental status, nutrition satus, and physical health on a regular basis, so then it can be detected early
in case of there is health problem.
lansia perempuan lebih banyak dibandingkan pelayanan kesehatan primer (Fallen & Budi,
dengan lansia laki-laki, 47% berbanding 43% 2011). Menurut Kementrian Kesehatan R.I
dari total jumlah lansia (BPS Provinsi Riau, (2012) peran kader di posyandu lansia yaitu
2012). melakukan pemeriksaan fisik, mental
Peningkatan populasi lansia tersebut berisiko emosional, kegiatan sehari-hari sampai dengan
pada terjadinya masalah kesehatan, baik memberikan penyuluhan kesehatan. Sementara
masalah fisik, mental, sosial, dan timbulnya fungsi kader di posyandu lansia adalah
berbagai penyakit degeneratif (Wahjudi, 2009). merencanakan kegiatan, memberikan pelayanan
Masalah kesehatan ini akan membebani dan informasi kepada lansia. Kinerja kader
perekonomian baik pada lanjut usia maupun posyandu lansia menjadi tonggak penting yang
pada pemerintah karena masing-masing harus diperhatikan dan keterampilan yang
penyakit tersebut cukup banyak memerlukan dimiliki. Penurunan kinerja kader posyandu
dana untuk terapi dan rehabilitasinya, sehingga lansia dapat mempengaruhi partisipasi lansia
lansia dituntut memeriksa kesehatan secara atau sering diartikan sebagai motivasi untuk
rutin untuk mengetahui lebih awal penyakit memenuhi kebutuhannya dalam pelayanan
yang diderita atau ancaman masalah kesehatan kesehatan yang memuaskan.
yang dihadapi melalui kegiatan posyandu lansia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
(Kementrian Kesehatan R.I, 2012). oleh Fatur (2008) tentang Partisipasi Lansia
Posyandu lansia adalah sebuah wadah dalam Kegiatan Posyandu lansia di Desa
UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Gading Sari Kecamatan Saden Kabupaten
Masyarakat) yang mempunyai peranan sangat Bantul didapatkan hasil, bahwa keadaan
besar dan strategis didalam masyarakat secara keluarga dan pengetahuan tidak berpengaruh
umum dan khususnya dibidang kesehatan. terhadap partisipasi lansia, sedangkan motivasi
Posyandu lansia merupakan kegiatan dalam pelayanan petugas mempunyai pengaruh
upaya memberikan pelayanan kesehatan prima terhadap partisipasi lansia. Peneliti
terhadap usia lanjut di kelompoknya menyimpulkan bahwa kader posyandu lansia
(Kementrian Kesehatan R.I, 2012). Kegiatan berperan penting dalam mengembangkan
posyandu lansia bertujuan meningkatkan kemampuan mandiri berdasarkan kebutuhan
jangkauan pelayanan kesehatan untuk lansia lansia itu sendiri, sehingga dapat meningkatkan
dan mendekatkan pelayanan serta motivasi lansia dalam memanfaatkan posyandu
menumbuhkan peran serta masyarakat dalam lansia. Hasil penelitian yang dilakukan
mengatasi masalah kesehatan (Kementrian Nurharianti (2010) tentang “motivasi dan
Kesehatan R.I, 2012). Kegiatan posyandu lansia partisipasi para lanjut usia dalam posyandu
yang berjalan dengan baik akan memberikan lansia serta kontribusinya terhadap kegiatan
kemudahan bagi lansia untuk mendapatkan yang di berikan oleh kader posyandu lansia”.
pelayanan kesehatan dasar, supaya kualitas Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif
hidup masyarakat di usia lanjut tetap terjaga kolerasi, melalui angket, observasi, dan
dengan baik. Keberhasilan kegiatan posyandu penelusuran dokumen administratif untuk
lansia sangat tergantung dari peranan kader memperoleh data motivasi dan partisipasi.
posyandu lansia tersebut. Kader-kader Berdasarkan analisis data diperoleh hasil
posyandu lansia ini pada umumnya adalah yaitu terdapatnya hubungan yang sangat
seorang relawan yang berasal dari tokoh signifikan antara motivasi dengan kegiatan
masyarakat yang dipandang memiliki yang dilakukan oleh kader (t hitung= 6,193),
kemampuan lebih dibanding anggota terdapat hubungan yang sangat signifikan
masyarakat lainnya. Mereka inilah yang antara partisipasi dengan kebugaran jasmani (t
memiliki andil besar dalam memperlancar hitung= 6,472) dan terdapat hubungan sangat
720
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015
signifikan antara variabel motivasi dan mengarahkan kader posyandu lansia untuk
partisipasi para lanjut usia dalam posyandu datang kerumah lansia yang tidak mengikuti
lansia (7,123). Tidak terdapat perbedaan posyandu lansia untuk memberitahukan
signifikan antara motivasi dan partisipasi dalam posyandu lansia yang akan di adakan di bulan
kontribusinya terhadap kegiatan yang diadakan berikutnya. Dari data yang diperoleh melalui
oleh kader posyandu lansia (0,250). Dari hasil hasil wawancara langsung terhadap 10 orang
penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa lansia pada tanggal 10 Mei 2014 di Desa Koto
semua para lansia perlu dimotivasi dan dibina Baru, 2 orang lansia mengatakan malas dan
partisipasinya dalam kegiatan kesehatan untuk tidak ada keinginan untuk datang keposyandu
memelihara dan meningkatkan derajat sehat lansia, 3 orang lansia sibuk dengan
dinamisnya. pekerjaannya, 2 orang lansia mengatakan
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi posyandu hanya untuk anak-anak, dan 3 orang
seseorang yang mendorong individu untuk lansia mengatakan lupa akan jadwal posyandu
melakukan aktivitas-aktiviitas tertentu guna lansia. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
untuk mencapai tujuan. Setiap aktivitas yang peneliti tertarik ingin mengetahui apakah ada
dilakukan oleh seseorang didorong oleh sesuatu hubungan kinerja kader dengan motivasi lansia
kekuatan dari dalam diri orang tersebut, dan mengunjungi posyandu lansia di wilayah kerja
kekuatan pendorong inilah yang disebut sebagai UPTD kesehatan Koto Baru Kecamatan
motivasi. Motivasi seorang individu sangat Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi.
dipengaruhi oleh berbagai faktor internal
maupun eksternal. Faktor internal adalah harga TUJUAN PENELITIAN
diri, harapan pribadi, keinginan, kepuasan dan Penelitian ini diharapkan dapat apakah ada
kebutuhan, sedangkan faktor eksternal adalah hubungan Mengetahui Hubungan Kinerja
situasi lingkungan dan kelompok sosial Kader Posyandu Lansia dengan Motivasi lansia
(Adalea, 2009). Menurut Notoatmodjo (2005), Mengunjungi Posyandu Lansia di Wilayah
jika tiap-tiap kebutuhan dapat dicapai maka Kerja UPTD Kesehatan Koto Baru
individu termotivasi untuk mencari kebutuhan
pada tahap yang lebih tinggi berikutnya. MANFAAT PENELITIAN
Adanya motivasi akan sangat membantu Mengetahui Hubungan Kinerja Kader
individu dalam menghadapi dan menyelesaikan Posyandu Lansia dengan Motivasi lansia
masalah. Dari data yang didapatkan di UPTD Mengunjungi Posyandu Lansia di Wilayah
kesehatan Koto Baru Kecamatan Singing Hilir Kerja UPTD Kesehatan Koto Baru
Kabupaten Kuantan Singingi, UPTD kesehatan
tersebut memiliki empat desa wilayah kerja, METODOLOGI PENELITIAN
data jumlah populasi lansia terbanyak terdapat Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
di Desa Koto Baru yaitu sebanyak 113 orang desain deskriptif korelasi menggunakan
lansia, tetapi pada saat diadakan posyandu pendekatan cross sectiona.l Populasi dalam
lansia yang hadir mengunjungi posyandu lansia penelitian ini adalah seluruh lansia (berusia ≥
hanya 20 orang lansia kurang dari separuh total 60 tahun) yang berada di Desa Koto Baru yang
jumlah lansia pada satu desa tersebut. mempunyai posyandu lansia di wilayah kerja
Berdasarkan hasil wawancara kepada UPTD Kesehatan Koto Baru 113 orang. Sampel
seorang perawat yang biasanya turun yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
memimpin posyandu lansia pada tanggal 10 sebanyak 53 orang yang sesuai dengan kriteria
Mei 2014 mengatakan kegiatan posyandu lansia inklusi dengan theknik proposive sampling.
memang rutin dilakukan 1 bulan sekali, dan Instrument yang digunakan adalah koesioner
apabila keadaan memungkinkan perawat juga yang terdiri atas karakteristik responden,
721
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015
kinerja kader, dan motivasi lansia mengunjungi Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
posyandu lansia dengan menggunakan skala bahwa mayoritas lansia yaitu berumur 60-74
likert. tahun (eldery old) yaitu sebanyak 29 atau
Kinerja kader dan motivasi lansia 73.6%, dan berjenis kelamin perempuan
dikelomokkan menjadi 2 kategori berdasarkan yaitu sebanyak 34 (64.2%) lansia, serta
nilai pemutusan (cut of poin) yaitu jika memiliki tingkat pendidikan yang sama
responden dapat menjawab ≥ 8 dari nilai antara SD dan SMP, yaitu sebanyak 18
maksimal maka kinerja kader baik. Jika hanya (30%) lansia memiliki tingkat pendidikan
< 8 dari nilai maksimal maka kinerja kader SD dan 18 (30%) lansia memiliki tingkat
buruk. Jika responden menjawab ≥ 36 dari nilai pendidikan SMP.
maksimal maka motivasi lansia tinggi untuk
mengunjungi posyandu lansia. Jika hanya < 36 2. Kinerja kader posyandu lansia
dari nilai maksimal maka motivasi lansia Berdasarkan kuesioner tentang kinerja
rendah untuk mengunjungi posyandu lansia. kader posyandu lansia diperoleh data sebagai
berikut. Adapun secara lengkap distribusi
HASIL frekuensi untuk kinerja kader posyandu
A. Analisis univariat lansia dapat dilihat pada tabel 4.
1. Karakteristik responden
Distribusi berdasarkan karakteristik Tabel 5
responden dapat dilihat pada tabel 1 sebagai Distribusi frekuensi kinerja kader
berikut. posyandu lansia di wilayah kerja UPTD
kesehatan Koto Baru kecamatan singing
Tabel 1 hilir kabupaten kuantan singingi pada bulan
Distribusi frekuensi data demografi Desember 2014 (n=53).
lansia di wilayah kerja UPTD kesehatan
Koto Baru kecamatan singing hilir Kinerja Kader Jumlah Persentase (%)
kabupaten kuantan singing padabulan Posyandu lansia
desember 2014(n=53) Baik 29 54.7%
Buruk 24 45.3%
Umur Jumlah Persentase%
Elderly Old (60- Total 53 100%
39 73.6%
74)
Very Old (75-90) 14 26.4%
Total 53 100% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Jenis Kelamin Jumlah Persentase% bahwa sebagian besar lansia yaitu sebanyak
Perempuan 34 64.2% 29 (54.7%), menyatakan kinerja kader
Laki-Laki 19 35.8% posyandu lansia adalah baik.
Total 53 100%
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase% 3. Motivasi lansia mengunjungi posyandu
SD 18 34.0% lansia
SMP 18 34.0% Berdasarkan kuesioner tentang motivasi
SMA 15 28.3% lansia mengunjungi posyandu lansia
Perguruan Tinggi 2 3.8% diperoleh data sebagai berikut. Adapun
Total 53 100% secara lengkap distribusi frekuensi untuk
motivasi lansia mengunjungi poyandu lansia
dapat dilihat pada tabel 6.
722
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015
maupun eksternal yang terjadi pada mendorong minat atau motivasi lansia
masyarakat khususnya lansia itu sendiri. mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Faktor internal seperti kurangnya support KESIMPULAN DAN SARAN
system dari keluarga, pengetahuan lansia A. Kesimpulan
tentang manfaat posyandu lansia yang masih Berdasarkan hasil penelitian yang telah
rendah serta masih rendahnya kesadaran dilakukan di wilayah kerja UPTD Kesehatan
lansia tentang pentingnya melakukan koto baru kecamatan singing hilir kabupaten
pemeriksaan kesehatan. Menurut Kuntjoro kuantan singing, menunjukkan bahwa mayorita
(2007) yang mendefinisikan support system lansia berumur 60-74 tahun (eldery old) yaitu
sebagai adanya kenyamanan, perhatian, sebanyak 29 atau 73.6%, dan berjenis kelamin
penghargaan atau menolong orang dengan perempuan yaitu sebanyak 34 (64.2%) lansia,
sikap menerima kondisinya, support system serta memiliki tingkat pendidikan yang sama
tersebut diperoleh dari individu, keluarga antara SD dan SMP yaitu sebanyak 18 (30%)
maupun kelompok sosial. Hal ini juga di lansia berpendidikan SD dan sebanyak 18
dukung oleh penelitian Jusuf (2009) yaitu (30%) lansia memiliki tingkat pendidikan SMP.
tentang hubungan support system keluarga Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
dalam meningkatkan gairah hidup lansia, besar lansia yaitu sebanyak 29 (54.7%),
yang menunjukkan bahwa support system menyatakan kinerja kader posyandu lansia
dari keluarga ada hubungannya dalam adalah baik, serta berdasarkan hasil penelitian
meningkatkan gairah hidup lansia. ini diketahui bahwa sedikit lebih besar lansia
Dukungan keluarga sangat berperan dalam memiliki motivasi yang tinggi untuk
mendorong minat atau kesediaan lansia mengunjungi posyandu lansia yaitu sebanyak
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia 27 (50.9%) lansia.
dan keluarga bisa menjadi motivator baik Hasil dari uji chi square yang telah di
bagi lansia apabila selalu menyediakan diri lakukan dalam penelitian ini diketahui bahwa
untuk mendampingi dan mengantar lansia ke sebanyak 11 (41.4%) dari 29 lansia yang
posyandu lansia, mengingatkan lansia jika memiliki motivasi tinggi dengan kinerja kader
lupa jadwal posyandu lansia dan berusaha baik, sebanyak 17 (58.6%) dari 29 lansia
membantu mengatasi segala memiliki motivasi rendah dengan kinerja kader
permasalahannya (Erfandi, 2008). baik. Sedangkan diantara kinerja kader yang
Pada faktor eksternal yang mempengaruhi buruk, ada 15 (62.5%) dari 24 lansia yang
motivasi lansia adalah lingkungan yang tidak memiliki motivasi tinggi, dan sebanyak 9
mendukung seperti jarak rumah dengan (37.5%) yang memiliki motivasi rendah dengan
lokasi posyandu lansia yang jauh dan waktu kinerja kader yang buruk. Hasil uji statistic Chi
atau jadwal yang tidak sesuai dengan waktu Square ini menunjukkan bahwa p value =
lansia. Jarak posyandu lansia yang dekat 0.209 dimana p value > α (0.05). artinya Ho
akan membuat lansia mudah menjangkau ditolak dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada
posyandu lansia tanpa harus mengalami hubungan yang signifikan antara kinerja kader
kelelahan atau kecelakaan fisik karena posyandu lansia dengan motivasi lansia
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik mengunjungi posyandu lansia.
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi
posyandu lansia berhubungan dengan faktor A. Saran
keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika Diharapkan kepada UPTD Kesehatan
lansia merasa aman atau mudah menjangkau untuk memberikan perhatian khusus dan
lokasi posyandu lansia tanpa harus membuat program perencanaan untuk
menimbulkan kelelahan, maka hal ini dapat menggalakakan pentingnya posyandu lansia
726
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015
bagi lansia yang dapat dimanfaatkan untuk krajan kecamatan weru kabupaten sukoarjo.
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti Diperoleh tanggal 21 januari 2015 dari
melakukan kunjungan langsung ke posyandu http://jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id
lansia untuk mengetahui data yang Fallen & Budi, D. K. (2011). Keperawatan
sebenarnya dan meningkatkan upaya komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
promosi kesehatan tentang posyandu lansia Fatur, (2008). Partisipasi lansia dalam
kepada masyarakat dengan bekerja sama kegiatan posyandu plus di dusun soragan,
dengan lintas program dan lintas sektoral. desa gading sari kecamatan saden
Diharapkan kader posyandu lansia juga kabupaten bantul. UNS Daerah Istimewa
dapat membantyu UPTD Kesehatan untuk Yogyakarta
meningkatkan kegiatan penyuluhan, Hardywinoto. 2005. Panduan gerontology.
meningkatkan pemahaman masyarakat Jakarta : gramedia
tentang posyandu lansia, meningkatkan Henniwati. (2008). Factor-faktor yang
pengetahuan lansia tentang posyandu lansia mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
dan memotivasi masyarakat dengan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas
melakukan penyuluhan/ pendidikan kabupaten aceh timu. Medan : Universitas
kesehatan secara rutin di posyandu lansia Sumtra Utara
untuk meningkatakan angka cakupan Kementrian Kesehatan, R.I. (2012). Pedoman
kunjungan lansia ke posyandu lansia. pengelolaan posyandu. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Maryam. (2008). Mengenal usia lanjut dan
Adalea, M. (2009). Tugas psikologi perawatanya. Jakarta: Salemba Medika
manajemen. Diperoleh tanggal 22 Mei 2014 Media Indonesia. (2012). WHO tetapkan miliki
dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id usia harapan hidup tertinggi. Diperoleh
Azizah, L.M. (2011). Keperawatan lanjut usia. tanggal 20 Mei 2014 dari
Yogyakarta: Graha Ilmu http://www.mediaindonesia.com
BPS Provinsi Riau. (2012). Jumlah penduduk. Menko Kesra. (2012). Lansia masa kini dan
Diperoleh tanggal 18 Mei 2014 dari mendatang. Diperoleh tanggal 20 Mei 2014
http://www.riau.go.id dari http://www.menkokesra.go.id
Darmojo & Martono. (2010). Geriatric: ilmu Mubarak, W. I, (2006). Buku ajar
kesehatan usia lanjut. Jakarta: Balai Penerbit ilmukeperawatan komunitas 2 teori dan
FKUI aplikasi dalam praktik dengan pendekatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. (2013). asuhan keperawatan komunitas, gerontik
Pedoman pelaksanaan posyandu lansia. dan keluarga. Jakarta: Agung Seto
Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Mubarok. (2009). Ilmu keperawatan komunitas:
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2010). konsepdan aplikasi. Jakarta: Salemba
Jumlah penduduk lanjut usia kota Medika
pekanbaru. Dinas Kesehatan Kota Notoatmodjo. (2005 ). Metodologi penelitian
Pekanbaru. kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2013). Jumlah Notoatmodjo. (2011). Masalah Dan Pelayanan
penduduk lanjut usia kabupaten/ kota Kesehatan Masyarakat Lansia. Jakarta:
provinsi riau. Dinas Kesehatan Provinsi Rieneke Cipta
Riau Nursalam. (2010). Pendekatan praktis
Dwi, H & Wahyuni. (2012). Hubungan metodologi riset keperawatan. Jakarta:
dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia Infomedia
dalam mengikuti posyandu lansia desa
727
Jom Vol 2 No 1, Februari 2015
Pratiwo, Suryo, dkk. (2006). Analisis pengaruh Santrock. (2006). Kesehatan lanjut usia dengan
factor nilai hidup, kemandirian, dan pendekatan asuhan keperawatan. Jakarta:
dukungan keluarga terhadap perilaku sehat Salemba Medika
lansia dikelurahan medono kota Subhan. (2009). Perawatan geriatri. Diperoleh
pekalongan.njurnal promosi kesehatan tanggal 20 Mei 2014 dari
Indonesia volume 1 laring no 2. Semarang: http://subhanksdir.wordpress.com
UNDIV Tamher, S. (2011). Kesehatan usia lanjut
Rahayu, s., Urwanta, dan Hajanto, D. (2010). dengan pendekatan asuhan keperawatan.
Factor-faktor yang mempengaruhi ketidak Jakarta: Salemba Medika
aktifan lanjut usia keposyandu lansia Wahjudi, N. (2009). Komunikasi dalam
dipuskesmas gebogan salah tiga”, jurnal keperawatan gerontik. Jakarta: EGC
kebidanan dan keperawatan, volume Widyanto, F.(2014). Keperawatan komunitas
6/no1/juni 2010.Yogyakarta: ISSN dengan pendekatan praktis. Nuhamedika:
Saam, J & Wahyuni, S. (2012). Psikologi Yogyakarta
keperawatan. Jakarta: Raja Grasindo
728