Você está na página 1de 12

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MELALUI

HUKUM ADAT DI KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI


RIAU

Oleh: RITRI RIAWATI S.H


ABSTRACT

In the Indonesian positive law, criminal matters must be resolved


in the process of court. But in certain cases it is possible their settlement
out of court, one of which is the completion undertaken by traditional
institutions, namely through the intermediary Ninik Mamak, as an
alternative to settling disputes in the field of criminal law in the
application of customary law, such as those in Sub Pujud. Research aims:
First, determine and analyze the completion of the crime of persecution
under customary law; Second, know and analyze the dispute in the
completion of the crime of persecution and Third, find out and analyze the
efforts and roles performed by Ninik Mamak customary in tackling crime.
This type of research is yuridissosiologis, conducted in Kecamatan
Pujud, Rokan Hilir. Population and samples are overall the parties
relating to the issues qualitative. Embassy story used is primary story,
secondary data and data tertiary denganTeknik collecting story through
interviews, questionnaires and studies literature. From the research, there
are three finally. One more, In the resolution of criminal acts of
persecution still adheres to the settlement that is familial with deliberation
in reaching a decision based on the provisions of indigenous done Ninik
Mamak. Two intermediaries, dispute settlement constraints persecution
crime is the lack of understanding of the community indigenous to the
completion of the follow penal . There, efforts made to overcome the
criminal act is to disseminate by Ninik Mamak indigenous to the nephew
respectively of preventing abuse from becoming simple. Autinetion Author,
First, is recommended to conduct a study and explore the local wisdom
adat and a number of laws related to the existence and authority of
traditional institutions in resolving a case that recognized indigenous and
authority in resolving a problem law. Two, Ninik Mamak order custom
enhanced its ability to protect children. There,completion deed penal
persecution must be maintained in every issue which occurred in the
middle of the community as a form of respect
and uphold the customs as the main protection.
Keywords: Completion-criminal Act –Law Adat

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 1


I. Pendahuluan Dilihat dari perkembangan
A. Latar Belakang Masalah hidup manusia, terjadinya hukum itu
mulai dari pribadi manusia yang
Negara Republik Indonesia diberi Tuhan akal pikiran dan
adalah negara berdasarkan hukum.1 perilaku-perilaku yang terus
Bahwa Undang-undang dasar 1945 menerus dilakukan perorangan
menetapkan bahwa Negara Republik menimbulkan kebiasaan pribadi,
Indonesia itu suatu negara hukum apabila kebiasaan pribadi itu ditiru
(rechstaat). Hal ini dapat dibuktikan orang lain, maka ia akan juga
dengan ketentuan dalam menjadi kebiasaan orang itu.
pembukaan, batang tubuh, dan Kemudian apabila seluruh anggota
penjelasan UUD 1945. Oleh karena masyarakat melakukan kebiasaan
itu maka segala tindakan yang tadi maka lambat laun kebiasaan itu
dilakukan oleh setiap warga atau menjadi adat dari masyarakat itu,
masyarakat yang dalam hal ini jadi adat adalah kebiasaan
merupakan sabjek hukum harus masyarakat, dan kelompok-
sesuai dengan peraturan perundang- kelompok masyarakat lambat laun
undangan yang berlaku. Bagi sabjek menjadikan adat itu sebagai adat
hukum yang melakukan suatu yang seharusnya berlaku bagi semua
perbuatan yang bertentangan dengan anggota masyarakat dengan
hukum positif Indonesia maka dilengkapi oleh sanksi, sehingga
subjek hukum tersebut dapat menjadi hukum adat. Hukum adat
dikatakan telah melakukan suatu adalah yang diterima dan harus
perbuatan yang melawan hukum dan dilaksanakan dalam masyarakat
dalam pelanggaran hukum pidana yang bersangkutan. Untuk
dikatakan telah melakukan suatu mempertahankan pelaksanaan
tindak pidana. hukum adat itu agar tidak terjadi
Seiring dengan penyimpangan atau pelanggaran,
perkembangannya, Indonesia adalah maka diantara anggota masyarakat
negara yang paling banyak ada yang di serahi tugas
bermacam -macam suku dan budaya mengawasinya. Dengan demikian
serta adat yang berbeda-beda di lambat laun petugas-petugas ini
setiap daerah-daerah, Adat adalah menjadi kepala adat.3
merupakan pencerminan dari pada Sistem hukum adat
kepribadian sesuatu bangsa, serta bersumber dari peraturan-peraturan
merupakan penjelmaan suatu bangsa hukum yang tidak tertulis yang
yang bersangkutan dari abad ke tumbuh berkembang dan
abad, Oleh karena itu maka tiap dipertahankan dengan kesadaran
bangsa didunia ini memiliki adat hukum masyarakat. Hukum adat
kebiasaan sendiri-sendiri yang satu mempunyai tipe yang bersifat
dengan yang lainnya tidak sama.2 tradisional dengan berpangkal
dengan kehendak nenek moyang,
1 untuk ketertiban hukumnya selalu
Soehino, Ilmu Negara, Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 1980,hal. 156.
2 3
Soerojo wignjodipoero, Pengantar dan Tolib Setiady, Inti Sari Hukum Adat
Asas-Asas Hukum Adat, Penerbit CV Indonesia, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2008,
Massagung, Jakarta, hal.13. hal.1.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 2


buah porut, bilamana segala orang keluarga tersangka maupun korban
yang bertugas di adat atau jajaran adat melaporkan kepada Ninik Mamak
bisa juga disebut ninik mamak.8 Pada setempat agar supaya kesalahan
tahun 2011 pernah terjadi perkara berat ini cepat selesai dan tidak
pidana yaitu penganiayaan menjadi dendam antara kedua belah
dalam masyarakat adat di pihak yang bersangkutan.9 Dalam
Kecamatan Pujud yang dapat Hukum Adat Melayu ini
diselesaikan melalui hukum adat menjeleskan yaitu seperti peribahasa
melalui musyawarah mufakat Adat yang mengatakan perut
masyarakat adat, dan elemen– bajuntai pada bagian muka, wajah
elemen adat dan para kedua belah yang memberi bekas, tanda yang
pihak yang bersangkutan dengan memberikan tanda, bekas yang
tindak pidana tersebut, yaitu Muara memalukan atau tidak dapat
sakti bersuku Melayu dengan Antan ditutupi, dalam penyelesaiannya
suku melayu yaitu sama – sama melalui hukum adat, dalam hukum
bersuku melayu, dalam hal kejadian adat yaitu diberi sanksi pada pelaku
ini Antan mengalami luka berat yaitu berupa upah-upah dengan
bagian kepala yaitu luka robek seekor kambing, upah untuk 40 real
akibat pukulan benda botol serta untuk ninik mamak, kain putih
mengakibatkan korban pingsan sekabong untuk penghapus darah,
karena banyak mengeluarkan darah biaya pengobatan sesuai dengan
dan segera dilarikan ke Puskesmas kesepakatan makan sirih satu
Pujud terdekat. Penganiayaan ini 10
tepak.
terjadi karena ketidak cocokan sifat Berdasarkan uraian yang
mereka serta terjadi suatu dijelaskan diatas maka menarik
pemukulan di dalam suatu untuk meneliti yang saya buat dalam
peresmian acara pernikahan salah bentuk proposal yaitu dengan
seorang masyarakat Adat yaitu judul”Penyelesaian Tindak Pidana
dengan hiburan berupa organ Penganiayaan Melalui Hukum Adat
tunggal. di Kecamatan Pujud”
Penganiayaan adalah sengaja
merusak kesehatan orang. Di dalam B. Rumusan Masalah
hukum pidana sudah jelas di dalam
KUHP diatur dalam pasal 354 Berdasarkan uraian yang penulis
ayat(1): yaitu barang siapa sengaja kemukakan pada latar belakang. Maka
melukai berat orang lain, diancam terdapat beberapa rumusan masalah
karena melakukan penganiayaan yang akan dibahas diantaranya:
berat dengan pidana penjara paling 1. Apakah hukum adat Melayu
lama delapan tahun. KecamatanPujuddapat
Dalam hal ini terdapat menyelesaikan sengketa tindak
perbedaan antara hukum Nasional
dan hukum adat, hal ini pihak
9
Wawancara Dengan Bapak Lilin, Ninik
8 Mamak Suku Melayu, Hari Rabu, Tanggal 25
Wawancara Dengan Bapak Darus, Ninik
Mamak Suku Melayu, Hari Senin, Tanggal 23 November 2015, Bertempat di Kediaman
November 2015, Bertempat Kediaman Bapak Bapak Lilin.
Darus Kecamatan Pujud. 10
Ibid,

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 4


pidana penganiayaan di saat tertentu telah ditolak di dalam
Kecamatan Pujud ? suatu pergaulan hidup tertentu dan
2. Bagaimanakah peran Ninik dianggap sebagai perilaku yang
Mamak dalam penyelesaian harus ditiadakan oleh hukum pidana
tindak pidana penganiayaan di dengan menggunakan sarana-sarana
Kecamatan Pujud ? yang bersifat memaksa yang
C. Tujuan Penilitian dan Kegunaan terdapat di dalamnya.12
Penelitian Sementara itu Moeljatno
1. Tujuan Penelitian mengatakan bahwa tindak pidana
Adapun tujuan penelitian ini ialah perbuatan yang oleh suatu
adalah : aturan hukum dilarang dan diancam
1. Untuk mengetahui penyelesaian pidana, dalam bahasa Belanda
tindak pidana penganiayaan stafbaarfeit terdiri dari tiga kata
melalui hukum adat di yakni straf, baar, feit.Kata straf
Kecamatan Pujud. memiliki arti pidana, baar artinya
2. Untuk mengatahui peran Ninik dapat atau boleh, feit adalah
Mamak dalam penyelesaian perbuatan.13
tindak pidana penganiayaan Unsur-unsur tindak pidana
melalui hukum adat di dapat dibedakan dari dua sudut
Kecamatan Pujud . pandang teoritis yakni berdasarkan
2. Kegunaan Penelitian pendapat para ahli hukum dan sudut
pandang undang-undang
a. Diharapkan penelitian ini untuk menerangkan bagaimana kenyataan
menambah pengetahuan dan tindak pidana dirumuskan menjadi
pemahaman penulis khususnya tindak pidana tertentu dalam pasal-
mengenai masalah yang di teliti. b. pasal peraturan perundang-
Kiranya penelitian ini di harap kan undangan yang ada.14
menjadi masukan bagi kita Unsur tindak pidana dari
semua dalam penyelesaian tindak sudut teoritis:
pidana khusus nya dalam tindak A. Menurut Moeljatno unsur-
pidana penganiayaan. unsur tindak pidana adalah.15
c. Diharapkan dalam penulisan ini 1. Perbuatan
bagi saya untuk menganalkan 2. Yang dilarang (oleh
kebiasaan – kebiasaan yang baik aturan hukum)
dalam masyarakat di sekitar saya. 3. Ancaman pidana (bagi
yang melanggar)
D. Kerangka Teori B. Menurut S.Tresna unsur-unsur
1.Teori Tindak Pidana
tindak pidana adalah.16
Dalam undang-undang
digunakan istilah perbuatan pidana, 12
Erdianto Effendi, Hukum Pidana
peristiwa pidana, peristiwa pidana Indonesia-Suatu Pengantar, PT Refika
dan tindak pidana, yang juga disebut Aditama, Bandung, 2011, hlm,53.
delik.11 Stafbaarfeit sebagai suatu
13
Adami Chanawi, Pelajaran Hukum
perilaku manusia yang pada suatu Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2008, hlm.69.
14
Ibid, hlm.79.
11 15
Pipin Syarifin, Hukum Pidana Indonesia, ibid.
Pustaka Sastra, Bandung, 2000, hlm.52. 16
Ibid hlm.80.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 5


Bersama-sama dengan begitu saja terhadap hukum yang
masyarakat. ada melainkan bersikap kritis.22
B. Hukum tidak memiliki validitas E. Metode Penelitian
dan atau tidak dapat diterapkan 1. Jenis Penelitian
secara universal karena setiap Untuk melakukan penelitian
masyarakat telah membangun yang lebih baik dan terarah di
lingkungan hukumnya sendiri perlukan suatu metode
tata kramanya adat istiadatnya penelitian untuk mencari data
dan bahasa khasnya sendiri.20 yang lebih akurat dan benar
4. Teori hukum Progresif gunauntukmenjawab
ini dikemukakan oleh permasalahan yaitu dengan
Satjipto Rahardjo yang berdasarkan metode penelitian sosialogis,
asumsinya bahwa hukum progresif penelitian hukum sosialogis
adalah hukum untuk kehidupan adalah melihat antara hukum
manusia, manusia akan dan masyarakat.
dikomposisikan pada sebuah titik
sentral hukum sehingga berarti 2. Lokasi Penelitian Penelitian
kebahagian, kesejahteraan, rasa ini dilakukan di Kecamatan
keadilan dan sebagainaya menjadi Pujud Kabupaten Rokan Hilir,
pusat dari kepedulian hukum.21 alasan penulis memilih
Satjipto Raharjo juga melakukan lokasi penelitian di
pemikiran hukum perlu kembali Kecamatan Pujud Kabupaten
pada filosofis dasarnya yaitu hukum Rokan Hilir adalah karna
untuk manusia yaitu manusia masyarakat Kecamatan Pujud
menjadi penentu dan titik orientasi adalah masyarakat Melayu
hukum, hukum bertugas melayani yang memiliki adat istiadat
manusia, bukan sebaliknya,oleh yang sangat menjunjung
karena itu mutu hukum ditentukan tinggi nilai-nilai agama serta
kemampuannya untuk mengabdi sangat menghargai adat
pada kesejahteraan manusia, bagi istiadat
hukum progresif proses perubahan
tidak lagi berpusat pada peraturan, 3. Populasi
tetapi pada kreatifitas pelaku hukum Populasi adalah
mengakuntualisasikan hukum dalam keseluruhan atau himpunan
ruang dan waktu yang tepat, obyek dengan ciri yang sama.
23
disebabkan oleh pengutamaan Adapun yang menjadi
terhadap manusia ilmu hukum populasi dalam penelitian ini
progresif tidak bersikap submisif adalah:
a) Ninik Mamak
b) Kepala Dusun

20 22
Suparto, 2012, “ Putusan Mahkamah Ahmad Gunawan, Menggagas Hukum
Konstitusi Dalam Rangka Penegakkan Hukum Progresif Indonesia, Pustaka Pelajar,
Progresif di Indonesia” Jurnal Mahkamah, Yogyakarta, 2006, hlm.9.
Fakultas Hukum Universitas Islam Riau, No. 1 23
Bambang Sunggono, Metode Penelitian
Vol. 4. April 2012. Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006,
21
Ibid, hlm, 221. hlm.118.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 7


c) Pelaku dan Korban Pandangan hidup ini dapat
4. Sumber Data diidentifikasikan dari ciri
a. Data Primer masyarakat hukum adat yang
b. Data Sekunder berbeda dengan masyarakat
1) Bahan Hukum modern. Dalam studi tentang
Primer masyarakat, para ahli cenderung
2) Bahan Hukum menghadapkan ciri masyarakat
Sekunder ada dua kutub saling berbeda,
3) Bahan Hukum yaitu masyarakat modern dan
Tersier masyarakat adat. Masyarakat
5. Teknik Pengumpulan Data adat adalah masyarakat yang
berlabel agraris, sedangkan
Teknik pengumpulan data yaitu masyarakat modern cenderung
dengan : berlabel industri. Pelabelan ini
a. Wawancara yaitu cara didasarkan pada pandangan dan
memperoleh informasi filsafat hidup yang dianut
langsung kepada orang yang masing-masing masyarakat.
di tuju sesuai dengan yang Analisis mendalam mengenai
kita inginkan. tradisi penyelesaian sengketa
b. Wawancara dengan dalam masyarakat adat, sangat
mengajukan pertanyaan ditentukan oleh pandangan dan
terhadap narasumber yang ciri masyarakat adat.24
terlebih sudah disiapkan Penyelesaian menurut
terlebih dahulu sesuai yang hukum adat yang ada di
kita teliti. Kecamatan Pujud berasaskan
6. Analisis Data nilai-nilai kebersamaan, yang
Berdasarkan dengan mengutamakan keselarasan dan
rumusan permasalahan dan keseimbangan dalam
pembahasan atas permasalahan kehidupan. Dalam
yang di pergunakan maka menyelesaikan suatu perkara
teknik analisis data penulis adat (Tindak Pidana Adat)
lakukan dengan cara kualitatif, diperlukan suatu mekanisme
suatu pernyataan yang bersifat penyelesaian yang berdasarkan
khusus. kebersamaan yaitu musyawarah
II. Pembahasan dan mufakat. Bahkan Patrialis
Akbar menyatakan bawa kasus-
A. Adat Kecamatan Pujud
kasus kecil dan tidak merugikan
Dapat Menyelesaikan
kepentingan Negara serta
Sengketa Tindak Pidana
masyarakat sebaiknya terlebih
Penganiayaan di Kecamatan
dahulu di selesaikan untuk
Pujud

Penyelesaian sengketa
dalam masyarakat hukum adat
didasarkan pada pandangan
24
hidup yang dianut oleh Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Hukum
masyarakat itu sendiri. Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional,
Kencana, Jakarta, 2011, hlm. 237.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 8


berdamai sebelum ada kekuatan adalah seorang tamu undangan akan
hukum tetap.25 tetapi Antan adalah Masyarakat
yang bertempat tinggal disekitar
Oleh karena itu pola acara peresmian tersebut, didalam
penyelesaian yang diterapkan hal acara tersebut maka Muara Sakti
harus mengacu pada nilai-nilai diminta untuk naik kepentas
keadilan, nilai kepastian hukum pelaminan pengantin untuk
dan kemanfaatan. Rasa keadilan membawakan sebuah lagu
terkadang hidup diluar undang- kesayangannya.
undang, yang jelas undang-
undang akan sangat sulit untuk Tidak lama kemudian Antan
mengimbanginya. Begitupula mendatangi Muara Sakti dan berkata
sebaliknya undang-undang itu kotor karena Muara sakti merasa
sendiri dirasakan tidak adil tersinggung maka Muara Sakti turun
ketika rasa keadilan itu benar- dari pentas mengambil sebuah botol
benar dirasakan oleh mayoritas dan menyimpannya di saku celana,
kolektif maka kepastian hukum maka dalam hal itu Muara Sakti
akan bergerak menuju rasa mendatangi Antan dan tampa ada
keadilan itu sendiri. Kepastian bertanya si Muara Sakti langsung
hukum adalah rasa keadilan itu melakukan penyerangan terhadap
sendiri, sebab keadilan dan Antan dan dalam hal itu Antan
hukum bukanlah dua elemen mengalami luka robek bagian kepala
yang terpisah. dan banyak mengeluarkan darah
Berikut penyelesaian bagian kepala dan perut akibat
sengketa tindak pidana hantaman dan tikaman yang
penganiayaan yang dapat dilakukan Muara sakti, dalam hal ini
diselesaikan melalui hukum Antan lalu dilarikan di puskesmas
adat di Kecamatan Pujud: terdekat untuk mendapatkan
26
Kasus 1 pertolongan serius.

Muara sakti merupakan Maka dalam hal ini Muara


warga Desa Kasang Bangsawan dari Sakti melarikan diri karena takut di
persukuan Melayu.Antan hajar massa, maka dalam hal itu
merupakan warga Desa Pujud Tua Muara Sakti melaporkan ke Ninik
dari persukuan Melayu. Mamaknya supaya mendapatkan
bantuan agar mereka berdamai,
Muara sakti adalah tamu karena Muara sakti menyesali
undangan dari acara peresmian perbuatannya dan benar-benar
pernikahan yaitu berupa oegan khilaf, Ninik Mamak Mendatangi
tunggal salah seorang masyarakat pihak keluarga Antan dan
melayu yaitu bernama Zainudin mz
yang bertepatan tgl 12 oktober 2014,
didalam peresmian itu Antan juga
26
Wawancara Dengan Bapak Jusri, Ninik
25
Umar Sholehudin, Hukum & Keadilan Mamak Suku Melayu, Hari Sabtu Tanggal 3
Masyarakat, Setara Press, Malang, 2011, hlm. Maret, 2016, Bertempat Tinggal Dikediaman
85. Bapak Jusri di Desa Kasang Bangsawan.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 9


menyatakan siap bertanggung jawab Penyelesaian sengketa tindak
dalam hal ini untuk mendamaikan.27 pidana penganiayaan melalui hukum
adat Kecamatan Pujud mengalami
Kasus 2 beberapa kendala yang
mempengaruhi ketidak berhasilan
Afrizal merupakan warga
penyelesaian yaitu:
Desa Pujud dari persukuan Majo
Lelo. Reza merupakan warga Desa 1. Kurangnya pemahaman
Pujud dari persukuan Kandang masyarakat terhadap hukum adat
Kopuh. Penganiayaan serta dikarenakan menyebarnya
pertikaian antara keduanya teknologi yang membuat
dilatarbelakangi oleh ketidak puasan masyarakat cenderungtidak
orang tua terhadap anak. menghargai adat.
Afrizal adalah siswa masih 2. Kurangnya kesadaran masyarakat
duduk di kelas 3 SMA dia memiliki untuk mengikuti sosialisasi adat
teman yang bernama kamal, kamal yang diadakan oleh Ninik
adalah anak dari pak Reza, Afrizal Mamak adatnya masing-
adalah Anak yang sangat bandal
masing.29
disekolahnya Afrizal sangat
berteman akrab dengan Kamal, pada 3. Akibat atau dampak buruk dari
saat upacara hari senin tanggal 20 tindak pidana penganiayaan
mei 2013 Afrizal berniat canda cukup parah sehingga korban
dengan Kamal dengan memegang tidak bisa memaafkan dan ingin
kepala Kamal hingga Kamal merasa melanjutkan perkara kejalur
sakit, dalam hal ini Kamal hukum nasional.
melaporkan kepada ayahnya hingga
ayahnya yang bernama Reza 4. Kurangnya kesadaran pelaku
langsung mencari Afrizal dan dan serta tidak merasa jera.
dijumpai Afrizal sedang bermain
Sesuai dengan kesepakatan
dengan teman-temannya, pak Reza
antara Ninik Mamak dengan
menghampiri Afrizal dan memukul
kepolisian diwilayah hukum
kepala Afrizal serta menampar
Kecamatan Pujud, suatu perkara
bagian telinga Afrizal hingga
dapat diselesaikan melalui hukum
mengeluarkan darah di telinga,
Nasional apabila perkara tersebut
maka dalam hal ini Afrizal dan
telah diselesaikan melalui proses
Keluarganya mendatangi Ninik
penyelesaian memalui hukum adat
Mamak dari Pihak Pak Reza untuk
yang dilakukan oleh Ninik Mamak
diselesaikan menurut Adat Melayu
adat dan tidak menemukan
Kecamatan Pujud.28 kesepakatan untuk berdamai,

27 tanggal 28 November 2015, Bertempat Tinggal


Wawancara Dengan Bapak Lilin, Ninik
Mamak Suku Melayu, Hari Rabu Tanggal 25 di kediaman Bapak Bahtiar di Desa Pujud.
November 2015, Bertempat Tinggal Di 29
Wawancara Dengan Bapak Yunus, Ninik
Kediaman Bapak Lilin di Kasang Bangsawan. Mamak Suku Melayu, Hari Jumat, Tanggal 30
28 Oktober 2015, Bertempat di Kediaman Bapak
Wawancara Dengan Bapak Bahtiar,
Ninik Mamak Suku Majo Lelo, Hari Sabtu Yunus.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 10


sehingga pihak kepolisian dapat disampaikan dengan jujur dan
memproses perkara tersebut.30 benar.

B. Peran Ninik Mamak dalam 3) Para pihak dapat membantah


Penyelesaian Tindak Pidana atau meminta klarifikasi dari
Penganiayaan di Kecamatan lawan dan wajib menghargai
Pujud. pihak lainnya.

Untuk itu, proses d. Penyampaian pendapat


penyelesaian yang digunakan dalam
penyelesaian tindak pidana Dalam hal ini para pihak
penganiayaan di Kecamatan Pujud diminta menyampaikan
melalui yang dilakukan terdiri dari 3 permasalahan atau opsi-opsinya atau
penyelesaian yang ditawarkan
tahapan utama yaitu:31
sehingga terselesaikan permasalahan
1. Persiapan Penyelesaian agar proses negosiasi selalu terfokus
pada persoalan tersebut.
a. Penentuan Masalah Pokok
atau Duduk Masalah e. Pengumpulan pendapat
b. Penentuan Ninik Mamak Pengumpulan pendapat
dengan opsi-opsi para pihak adalah:
c. Penentuan waktu dan tempat
1) Pengumpulan pendapat sebagai
2. Pelaksanaan penyelesaian halyangutamadiminta
a. Pembukaan. kemudian dilakukan secara
umum tentang kewajiban dalam
b. Penyamaan persepsi Hukum Adat tersebut sehingga
terdapat hubungan antara Hukum
c. Pemaparan oleh masing- Adat dengan permasalahannya.
masing pihak
2) Dengan pengumpulan pendapat
Klarifikasi para pihak yang secara umum terdapat kelompok
berperkara adalah:32 pendapat yang tidak dibedakan
dari siapa, tetapi bagaimana cara
1) Para pihak mengetahui menyelesaikan pendapat tersebut
kedudukan dan posisinya melalui negosiasi maka proses
masing-masing negosiasi lebih mudah.
2) Masing-masing pihak berhak 3) Opsi adalah sejumlah tuntunan
memberikan dan memperoleh dari penyelesaian terhadap
informasi atau data yang permasalahan dalam suatu proses
penyelesaian.33
30
Wawancara Dengan Bapak Muslim, f. Negosiasi
Kepala Dusun Kasang Bangsawan, Hari
Minggu, Tanggal 25 Oktober 2015, Bertempat
di Kediaman Kepala Dusun.
31
Ibid.
32 33
Ibid Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 11


Negosiasi ini merupakan d) biaya pengobatan sesuai dengan
kesepakatan final dari para pihak kesepakatan, makan sirih satu
yang berperkara dalam memberikan tepak.
sanksi terhadap pihak yang terbukti 4) Apabila meninggal dunia, yaitu
bersalah. Berdasarkan informasi pelaku tindak pidana harus
yang diperoleh dari kesepakatan memberikan sebidang tanah
Ninik Mamak Adat Kecamatan terhadap keluarga korban.
Pujud, semua suku menerapkan 3. Akhir dari penyelesaian
sanksi yang sama meskipun tidak
tertulis. Bentuk sanksi yang diakui Kegiatan akhir dari
penyelesaian melalui hukum adat,
oleh masyarakat adat adalah:34
berdasarkan kesepakatan dan
1) Apabila tidak mengalami luka, kehendak dari para pihak melakukan
yaitu didamaikan melalui dengan penyelesaian melalui Ninik Mamak
Ninik Mamak adat tanpa dalam pemberian sanksi yang
diberikan sanksi. berupa denda. Denda yang
dikenakan dapat berupa penyediaan
2) Melukai tubuh lawan yaitu hidangan, penyembelihan hewan
seperti luka ringan, yaitu pelaku maupun pemberian sebidang tanah
tindak pidana harus yang telah disepakati oleh pihak
menyediakan: yang melakukan tindak pidana yang
disesuaikan dengan akibat yang
a) upah-upah nasi kuning dan
ditimbulkan pada penganiayaan.
panggang ayam (hidangan)
Khusus untuk denda berupa hewan,
untuk dimakan bersama oleh
akan dimasak untuk membuat
kedua suku yang berperkara
hidangan makan bersama oleh Ninik
b) uang sebanyak 4 real
Mamak suku yang berperkara dalam
c) kain putih sekabong untuk
menghapusdarahapabila tindak pidana penganiayaan.35
kesalahan itu sempat Dengan demikian
mengeluarkan darah penyelesaian tindak pidana
d) biaya pengobatan sesuai dengan penganiayaan menurut hukum adat
kesepakatan. Melayu Kecamatan Pujud masih
3) Melukai berat tubuh lawan ( dipertahankan karena pada
kesalahan berat) yaitu pelaku prinsipnya bersifat kekeluargaan
tindak pidana harus: dengan cara musyawarah dalam
mencapai suatu keputusan yang
a) melakukan pemotongan hewan dilakukan dengan perantara Ninik
(1 ekor kambing) yang dimasak Mamak. penyelesaian perkara
dan akan dimakan bersama oleh pidana dimana pihak luar (Ninik
kedua suku yang berperkara Mamak) tidak memihak dan bersifat
b) serta membayar upah-upah 40 netral. Hanya membantu pihak-
real untuk Ninik Mamak pihak yang berperkara guna
c) kain putih sekabong untuk memperoleh penyelesaian tindak
menghapus darah pidana penganiayaan yang

34 35
Ibid. Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 12


disepakati kedua belah pihak agar A. Kesimpulan
dapat berdamai kembali.
1. Dalam penyelesaian
Peran yang dilakukan oleh sengketa tindak pidana
Ninik Mamak adat dalam penganiayaan di Kecamatan
menanggulangi tindak pidana Pujud masih menganut
penganiayaan di Kecamatan Pujud penyelesaian yang bersifat
mencakup tindakan:36 kekeluargaan dengan cara
musyawarah dalam
1. Tindakan Pencegahan mencapai suatu keputusan
berdasarkan ketentuan adat
Tindakan yang dilakukan
yang dilakukan dengan
oleh pemangku adat sebelum
perantara Ninik Mamak adat.
penyimpangan sosial terjadi agar
Dengan dilakukan
suatu tindak pidana dapat diredam
penyelesaian secara adat
atau dicegah. Pengendalian yang
dalam penyelesaian tindak
bersifat pencegahan ini umumnya
pidana penganiayaan di
dilakukan dengan cara sosialisasi
kecamatan pujud, maka
adat dan penetapan kebijakan.
dihapuskan sanksi pidana
a. Sosialisasi Ninik Mamak.37 terhadapnya. Karena
masyarakat di Kecamatan
b. Penetapan kebijakan38 Pujud lebih menghargai
hukum adat dan apabila
Kebijakan-kebijakan yang suatu perkara telah
ditetapkan bertujuan untuk mengikat diselesaikan melalui hukum
masyarakat agar patuh dan adat maka hukum pidana
menjalankan aturan yang berlaku. Nasionalnya tidak
Dengan adanya kebijakan ini, dipergunakan lagi.
masyarakat dituntut untuk
menyelesaikan perkara tersebut 2. Upaya yang dilakukan untuk
melalui jalur adat, karena adat mengatasi tindak pidana
sangat berperan penting dalam yang terjadi dalam
hubungan masyarakat Kecamatan masyarakat adat, dilakukan
Pujud. sosialisasiolehNinik
Mamakterhadap
2. Pemberian sanksi kemenakannya masing-
masing untuk mencegah
a. Pemberian Sanksi Adat39
penganiayaan tersebut agar
Penutup tidak menjadi kebiasaan
dalam masyarakat adat
Kecamatan Pujud.
36
ibid.
37 B. Saran
Wawancara dengan Bapak Aon, Ninik
Mamak Pucuk Suku Melayu, Hari Sabtu,
Tanggal 24 Oktober 2015, Bertempat di 1. Disarankan untuk melakukan
Kediaman Bapak Aon. kajian hukum dan menggali
38
Ibid nilai-nilai serta kearifan
39
Ibid

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 13


lokal yang dijalankan oleh
masyarakat adat sejumlah Abdullah, Budi, 2012, Filsafat
peraturan perundang- Hukum, PT Pustaka Setia
undangan terkait keberadaan Bandung.
dan kewenangan lembaga
adat dalam menyelesaikan Djamali, Abdul, 2010, Pengantar
suatu perkara adat sehingga Hukum Indonesia, Raja
diakui keberadaannya dan Grafindo Persada,
kewenangannya dalam Bandung.
menyelesaikan suatu
persoalan hukum. Erdianto, 2010, Pertanggung
Jawaban Pidana Presiden
2. Agar Ninik Mamak adat Republik Indonesia
ditingkatkan kemampuannya Menurut Sistem
contohnya dalam pembuatan Ketatanegaraan dan
surat perjanjian yang akan Indonesia, Universitas
menjadi suatu ikatan dan Sriwijaya, Palembang.
pemberian sanksi yang lebih
berat lagi apabila pelaku Gunawan, Ahmad, 2006,
mengulang melakukan tindak Menggagas Hukum
pidana penganiayaan. Progresif Indonesia,
Pustaka Pelajar,
3. Cara penyelesaian dengan
Yogyakarta
menggunakan teknik
penyelesaian melalui hukum
adat harus tetap Raharjo, Satjipto, 2009, Hukum dan
Perubahan Sosial, PT
dipertahankan disetiap
permasalahan yang terjadi di Genta Publishing,
Yogyakarta.
tengah-tengah masyarakat
Pujud karena sebagai bentuk
menghormati untuk para Setiady, Tolib, 2008, Inti Sari
Hukum Adat Indonesia,
Ninik Mamak, Serta
Penerbit Alfabeta,
pemanfaatan serta
Bandung.
menjunjung tinggi adat, dan
pihak pemerintahan yang
Sholehudin Umar, 2001, Hukum &
dianggap mampu
Keadilan Masyarakat,
menyelesaikan permasalahan
Setara Press, Malang
yang menjadi polemik
masyarakat adat.
Soehino, 1980, Ilmu Negara,
III. Daftar Pustaka Penerbit Liberty,
IV. Buku Yogyakarta.

Abbas, Syahrizal, 2011, Mediasi


Dalam Hukum Syariah,
Hukum Adat dan Hukum
Nasional, Kencana, Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016. 14

Você também pode gostar