Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2443-115X
e-ISSN. 2477-1821
ABSTRACT
Drug Related Problems (DRPs) is an unexpected event from the patient's experience
because drug therapy can interfere with the success of healing. Patients with chronic disease
for a long time have a chance of developing DRP. One chronic disease is diabetes mellitus
which is a metabolic disorder due to lack of insulin production produced by the pancreas gland.
Diabetic nephropathy is a microvascular complication that often occurs in type 1 and type 2
diabetes, due to high blood sugar levels that can cause kidney structure to change and impaired
function. The aim of this study was to determine DRP in patients with diabetes with kidney
failure. Research conducted was non-experimental research with data collection
retrospectively. The data were analyzed by using standard reference books, Drug Information
Handbooks. Based on the results of the study found DRPs in patients with DM with kidney
failure in the inpatient installation of RSUD 'X' Samarinda in the period October-December
2016 who needed drugs but did not receive it (24%), received drugs without appropriate
indications (11%), received wrong drugs (3%), dose was too low (0%), dose was too high (5%),
the patient has ADR (13%), and compliance (0%).
Prevalensi pada pria dan wanita sama, hasil penelitian, hanya 5 kriteria DRPs yang
kecuali pada usia >60 th lebih tinggi pria ditemukan pada penderita DM dengan
dibanding wanita(3)(tabel 2). komplikasi GG di RSUD’X’ Samarinda
(tabel 3).
Identifikasi DRPs (Drug Related
Problems) Membutuhkan Obat Tapi Tidak
Kriteria DRPs yang dinilai pada Menerimanya
penelitian ini yaitu : membutuhkan obat tapi Membutuhkan obat tapi tidak
tidak menerima, menerima obat tanpa menerimanya misalnya profilaksis atau
indikasi sesuai, menerima obat salah, dosis premedikasi, memiliki penyakit kronik yang
terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, pasien memerlukan pengobatan kontinyu(4) (tabel
mengalami ADR, Kepatuhan(4). Berdasarkan 4).
Tabel 4. Hasil Identifikasi DRPs Kategori Membutuhkan Obat Tapi Tidak Menerima
Pasien Mengalami ADR (Adverse Drug selain pada penggunaan jangka panjang akan
Reaction) menyebabkan akumulasi aluminium
Penyebab pasien mengalami ADR sehingga perlu di pantau tanda-tanda
karena pemberian obat yang dapat toksisitas aluminium(6).
membahayakan pasien karena pasien
memiliki faktor resiko yang berbahaya bila Menerima Obat Tanpa Indikasi Sesuai
obat digunakan. Pasien mengalami ADR di Terapi obat tanpa indikasi sesuai
instalasi rawat inap RSUD ‘X’ Samarinda berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa
tahun 2016 ditemukan 5 kasus (tabel 5). didapatkan
kasus tertinggi menerima obat tanpa indikasi
Tabel 5. Hasil Identifikasi DRPs Kategori
sesuai yaitu pada penggunaan obat injeksi
Pasien Mengalami ADR (Adverse
Ranitidin didapatkan 3 kasus, pemberian
Drug Reactions)
tidak diperlukan karena dapat meningkatkan
No. Obat Jumlah Penyebab resiko hasil clearance creatinin menjadi
ganda atau samar-samar, dimana clearance
1 Amitriptilin 1 Terjadi
berfungsi untuk menilai fungsi ginjal serta
efek
2 Furosemid 1 samping dapat meningkatkan resiko ginjal rusak(8).
yang tidak Jumlah kasus terendah yaitu pada
3 Spirola 1
diinginkan penggunaan obat injeksi vascon didapatkan
karena 1 kasus, injeksi vascon tidak
4 Sucralfat 2 dosis yang direkomendasikan pada pasien ginjal karena
tidak antara diberikan atau tidak manfaat yang
sesuai didapatkan hasilnya sama(9).
5
Dosis Terlalu Tinggi
Pemberian Amitriptilin sebagai Penyebab yang terjadi pada kasus ini
penanganan nyeri dan antidepresan pada yaitu dosis obat yang diberikan terlalu tinggi
stadium akhir gagal ginjal, namun dapat pada pasien DM dengan komplikasi GG
menyebabkan gangguan kognitif, KI pada (tabel 7).
penyakit kardiovaskular, efek antikolinergik Untuk glucobay dosis yang aman
(mulut kering dan konstipasi, hipotensi, dan diberikan 50-100 mg sehari dalam dosis
penambahan berat badan)(5). Pemberian terbagi 3 atau dengan kata lain dosis yang
Furosemid sebaiknya dihindari pada diberikan harus lebih rendah dari 50 mg(10).
keadaan oligurik, selain itu furosemid
menyebabkan hipotensi ortostatik, vertigo, Dosis Terlalu Rendah
penglihatan kabur, gout, hiperglikemia, Dosis injeksi furosemid pada pasien
hipokalemia, konstipasi, anemia, dan normal adalah 10 mg, namun pada pasien
urtikaria(6). Pemberian Spirola disarankan dengan gagal ginjal akan meningkat 80-160
diberikan dalam dosis rendah dan hanya mg karena pada dosis dibawah 80 mg
untuk hipertensi persisten, tetapi bukan furosemid menjadi tidak efektif, dianjurkan
merupakan drug of choice karena efek obat adalah penyesuaian dosis 1-3 gr/hari secara
sangat lemah(7). Pemberian Sucralfat tidak oral atau intravena untuk mendapatkan efek
disarankan terutama pada gagal ginjal maksimal dari furosemid (6) (tabel 8).
stadium akhir karena dapat menyebabkan
konstipasi, kram perut, impaksi feses, mual,
muntah, dan perubahan warna kotoran,
Tabel 6. Hasil Identifikasi DRPs Kategori Menerima Obat Tanpa Indikasi Sesuai
Dosis yang
No. Obat Jumlah Penyebab
diberikan
Dosis anjuran < 50
1 Glucobay 1 50 mg
mg
1
Dosis yang
No Obat Jumlah Penyebab
diberikan
Dosis anjuran > 80
1 Furosemid injeksi 1 60 mg
mg
1