Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstract
Aeromonas hydrophila is cause Motile Aeromonas Septicemia (MAS) or the
disease known as red spots. A. hydrophila can attack the amphibious animals,
mammals, and a variety of freshwater fish species including carp (Cyprinus
carpio Linn.), salmon (Salmonidae), eel (Anguilla sp.), and catfish (Clarias sp. ,
Ictalurus sp.). In this study, tries to find an alternative use of antibacterial
substances by using natural derived from medicinal plants. The observed
antibacterial effects on the isolates containing of phenol, terpenoids, flavonoids,
alkaloids and tannins.
The purpose of this study was determined the Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) from
leaves extracts of patikan kebo (E. hirta) against A. hydrophila. The research was
conducted on July – August 2011, at the Faculty of Veterinary Medicine,
Airlangga University and Laboratory of Organic Chemistry Faculty of Science
and Technology Airlangga University. The method was used in this study is an
experimental method, using completely randomized design with 11 treatments and
three replications. Parameters observed in this study is the minimum
concentration of leaves extracts of patikan kebo (E. hirta) that inhibits and
minimum concentration of leaves extracts of patikan kebo (E. hirta) that kills A.
hydrophila by using test concentrations in serial dilutions of 100 %; 10 %; 5 %;
2,5 %; 1,25 %; 0,625 %; 0,312 %; 0,156 %; 0,078 % and added suspensions
A. hydrophila (3 x 106 CFU/ml). The observations were analyzed using analysis of
variance (ANAVA).
The resulst showed that leaves extracts of patikan kebo (E. hirta) has
potential as an antibacterial against A. hydrophila invitro. Results of data analysis
known that the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) from leaves extracts of
patikan kebo (E. hirta) against A. hydrophila is a concentration 0,156 % and
Minimum Bactericidal Concentration (MBC) from leaves extracts of patikan kebo
(E. hirta) against A. hydrophila is a concentration 0,312 %. In this study,
recommends further to continue the research about mechanism of active
substances in patikan kebo (E. hirta) ensure that could affect the growth of
bacteria A. hydrophila and the use of leaves extracts of patikan kebo (E. hirta)
against bacteria A. hydrophila invivo.
113
Khoirunnisa Assidqi, dkk.
PENDAHULUAN
Penyakit yang umumnya menyerang ikan air tawar adalah Motil Aeromonas
Septicemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit
ini dapat menimbulkan kematian pada ikan budidaya yang dapat merugikan para
petani ikan (Kusumawardani, 2007). Pengendalian penyakit MAS pada ikan
sering diatasi dengan penggunaan obat-obatan dan antibiotik, namun hasilnya
kurang memuaskan. Penggunaan obat-obatan yang secara terus menerus
menyebabkan timbulnya bakteri patogen yang resisten, penimbunan residu obat-
obatan di dalam tubuh ikan maupun pencemaran lingkungan yang akhirnya
mempengaruhi organisme yang berguna (Wu et al., 1981 dalam WHO, 1998).
Patikan kebo merupakan tanaman herba merambat yang hidup di
permukaan tanah, terutama pada daerah yang beriklim tropis. Patikan kebo
termasuk tanaman liar yang biasa tumbuh di permukaan tanah yang tidak terlalu
lembab dan ditemukan secara terpencar satu sama lain (Heyne, 1987 dalam
Hamdiyati dkk., 2008).
Kemampuan tanaman patikan kebo dalam mengobati berbagai macam
penyakit melibatkan senyawa kimia di dalamnya yang dapat bersifat antiseptik,
anti-inflamasi, antifungal, dan antibakterial, seperti kandungan tanin, flavonoid
(terutama quercitrin dan myricitrin), dan triterpenoid (terutama taraxerone dan
11α, 12 α – oxidotaraxterol) (Ekpo and Pretorius, 2007 dalam Hamdiyati dkk.,
2008). Selain itu, terdapat pula kandungan senyawa aktif lainnya, seperti alkaloida
dan polifenol (Ipteknet, 2005 dalam Hamdiyati dkk., 2008).
Hasil penelitian Hamdiyati dkk. (2008) menunjukkan bahwa ekstrak daun
patikan kebo dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermis
pada konsentrasi 20 mg/ml. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
Ogbulie et al. (2007) menunjukkan bahwa ekstrak daun patikan kebo dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi dan Bacillus subtilis pada konsentrasi
50, 100, 150, 200, dan 250 mg/ml. Kemampuan antibakteri ekstrak daun patikan
114
Potensi Ekstrak Daun Patikan Kebo
kebo juga dilaporkan oleh Ngemenya et al. (2006) yang meneliti pengaruh ekstrak
daun patikan kebo terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dan P. aeruginosa
dengan nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration) sebesar 2 mg/ml.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui potensi dari ekstrak daun patikan kebo (E. hirta) sebagai antibakteri
terhadap bakteri A. hydrophila yang dilakukan secara invitro dengan
menggunakan metode dilusi.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu :
1. Apakah penggunaan ekstrak daun patikan kebo memiliki potensi sebagai
antibakteri tehadap A. hydrophila secara in vitro?
2. Berapa konsentrasi minimum ekstrak daun patikan kebo yang berpotensi
menghambat A. hydrophila ?
3. Berapa konsentrasi minimum ekstrak daun patikan kebo yang berpotensi
membunuh A. hydrophila?
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui potensi ekstrak daun patikan kebo sebagai antibakteri terhadap
A. hydrophila.
2. Mengetahui konsentrasi minimum ekstrak daun patikan kebo yang berpotensi
dalam menghambat A. hydrophila.
3. Mengetahui konsentrasi minimum ekstrak daun patikan kebo yang berpotensi
dalam membunuh A. hydrophila.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang
potensi ekstrak daun patikan kebo sebagai antibakteri terhadap A. hydrophila
secara in vitro yang selanjutnya dapat diketahui konsentrasi optimal daun patikan
kebo sebagai tanaman herbal berkhasiat dalam penanggulangan penyakit bakterial
di lapangan.
115
Khoirunnisa Assidqi, dkk.
Prosedur Kerja
A. Sterilisasi Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian seperti erlenmeyer, cawan petri,
tabung reaksi, pipet Pasteur, pipet tetes, pipet ukur dan pengaduk disterilisasi
menggunakan autoclave dengan tekanan udara 1 atm pada suhu 121ºC selama
15 menit (Taw, 1990 dalam Sumayani, 2007), sedangkan alat-alat seperti gelas
obyek, gelas cover, ose dan pinset disterilkan dengan alkohol 70 %. Namun untuk
ose dan pinset setelah disterilkan dengan alkohol 70% dibakar sebentar pada
pembakar api bunsen.
116
Potensi Ekstrak Daun Patikan Kebo
117
Khoirunnisa Assidqi, dkk.
Pelaksanaan Penelitian
A. Penentuan Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
MIC digunakan untuk mengetahui konsentrasi minimal dari suatu larutan
antibakteri yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri tertentu (Lay, 1994).
Tabung diisi ekstrak daun patikan kebo dengan berbagai konsentrasi uji.
Konsentrasi ekstrak yang digunakan mengacu dari penelitian Ogbulie et al.,
(2007). Ekstrak daun patikan kebo diencerkan dengan pelarut dimethylsulfoxide
(DMSO) 10%. Konsentrasi uji menggunakan pengenceran secara berseri dengan
berbagai konsentrasi pada ekstrak daun patikan kebo yaitu konsentrasi 100%;
10 %; 5 %; 2,5 %; 1,25 %; 0,625 %; 0,312 %; 0,156 %; 0,078 %. Penelitian ini
menggunakan DMSO 10% sebagai kontrol negatif dan antibiotik kloramfenikol
30 mg/ml sebagai kontrol positif. Selanjutnya tabung nomor satu sampai dengan
tabung nomor 11 ditambah suspensi bakteri (3 x 10 6 CFU/ml) sebanyak dua
milliliter kemudian divortex sampai homogen. Setelah itu diinkubasi pada suhu
27-28º C selama 24 jam.
Hasil inkubasi tampak dari tingkat kekeruhannya. Pengamatan hasil uji
MIC secara visual memiliki kelemahan yaitu sulit untuk membedakan tingkat
kekeruhan secara pasti, sehingga perlu dilakukan pengamatan berikutnya dengan
118
Potensi Ekstrak Daun Patikan Kebo
Parameter Penelitian
Parameter uji pada penelitian ini adalah penentuan Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) berupa nilai optical density (OD), sedangkan penentuan
Minimum Bactericidal Concentration (MBC) yang diamati yaitu dengan melihat
ada atau tidaknya pertumbuhan koloni bakteri pada konsentrasi tertentu pada
media TSA.
Analisa Data
Data hasil penelitian uji MIC secara kuantitatif yaitu nilai optical density
dari spektrofotometer dianalisis dengan analisis varian (ANAVA). Apabila
119
Khoirunnisa Assidqi, dkk.
sebelum inkubasi
setelah inkubasi
120
Potensi Ekstrak Daun Patikan Kebo
positif dan kontrol negatif nilai OD sebelum inkubasi lebih besar dibandingkan
dengan setelah inkubasi.
Tingkat kekeruhan pada masing-masing konsentrasi pengenceran ekstrak
dipengaruhi kekeruhan ekstrak dan kekeruhan bakteri sehingga nilai OD
pertumbuhan bakteri yang sebenarnya tidak begitu jelas, oleh karena itu dicari
perbedaan antara rata-rata nilai OD perlakuan sebelum inkubasi dengan rata-rata
nilai OD perlakuan setelah inkubasi.
Pada Gambar 1 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
daun patikan kebo semakin tinggi nilai OD. Jika konsentrasi rendah maka nilai
OD juga rendah. Hal ini menunjukkan bahwa nilai OD berbanding lurus dengan
masing-masing konsentrasi ekstrak daun patikan kebo. Nilai OD yang dihasilkan
tidak sama dengan teori yang ada, dikarenakan ekstrak daun patikan kebo yang
terlalu pekat dan kental yang akhirnya mempengaruhi pembacaan nilai OD pada
spektrofotometer.
Minimum Bactericidal Concentration (MBC) merupakan konsentrasi
minimum yang dapat membunuh bakteri A. hydrophila (Bailey and Scott’s, 1994).
Hasil pengamatan uji MBC menunjukkan, konsentrasi minimum ekstrak patikan
kebo yang mempunyai aktivitas membunuh bakteri A. hydrophila adalah 0,312 %.
Hasil pengamatan uji MBC dapat dilihat pada Tabel 1.
121
Khoirunnisa Assidqi, dkk.
Simpulan
122
Potensi Ekstrak Daun Patikan Kebo
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut yang mengungkapkan tentang mekanisme
zat aktif pada tanaman patikan kebo (E. hirta) yang dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan bakteri A. hydrophila dan penggunaan ekstrak daun patikan kebo
(E. hirta) secara invivo.
Daftar Pustaka
Aulia, I. A. 2008. Uji Aktivitas antibakteri Froksi Etil asetat Ekstrak Etanolik
Daun Arbenan (Duchesna Indica (Andr.) Focke) Terhadap Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten Antibiotik Beserta Profil
Kromatografi Lapis Tipisnya. Skripsi. Fakultas Farmasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. hal 10-20.
Bailey and Scott’s. 1994. Diagnostic Microbiology. 8th Edition. Toronto.pp. 313-
328.
Departemen Kesehatan R I. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Jakarta. hal 6-15.
th
Finegold, S. M. and E. J. Baron. 1996. Diagnostic Microbiology. 7 Edition.
Mc Graw Hill Inc. Oxford. London, Boston. P : 86-89.
Hamdiyati, Y., Kusnadi, I. Hardian. 2008. Aktivitas Antibakteri ekstrak Daun
Patikan Kebo (Euphorbia hirta) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus epidermis. Jurusan Pendidikan Biologi MIPA. Universitas
Pendidikan Indonesia. Jurnal Pengajaran MIPA Vol. 12 No. 2, ISSN : 1412-
0917.
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. Cetakan Kedua. Penerjemah: Dr. Kosasih Padmawinata dan
Iwang Soediro. Institut Teknologi Bandung. Bandung. hal 71-77.
Kandalkar, A., A. Patel, S. Darade, D. Baviskar. 2010. Free Radical Scavenging
Activity Of Euphorbia Hirta Linn. Leaves And Isolation Of Active Flavonoid
123
Khoirunnisa Assidqi, dkk.
124